Anda di halaman 1dari 5

1.

Titanium Exposure-Human Health (Implant)


Nanoteknologi merupakan bidang penelitian yang saat ini sedang berkembang, karena
dapat diaplikasikan di berbagai bidang, seperti pada bidang farmasi, kosmetik, kedokteran,
bioteknologi, pertanian dan industri. Nanopartikel diproduksi dari logam, non-logam, bahan
polimer dan biokeramik yang memiliki kegunaan dibergabai bidang (Alaee & Ilani, 2017).
Titanium (Ti) merupakan salah satu nanopartikel yang dikenal sebagai logam inert dan relative
biokompatibel digunakan dalam bidang Kesehatan (Tibau et al., 2019).
Titanium (Ti) terdistribusi secara luas, logam ini dapat ditemukan hampir di semua
batuan, pasir, dan tanah liat. Ti digunakan pada banyak bidang kehidupan, seperti perlindungan
lingkungan, Teknik bangunan, Kesehatan, pertanian, industri makanan dan kosmetik
(Baranowska-Wójcik et al., 2020). Titanium (Ti) dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari,
contohnya pada zat aditif makanan, bahan kemasan makanan, sunscreen/tabir surya, krim
kosmetik dan sebagai komponen implan bedah (Rollerova et al., n.d.; Tibau et al., 2019).
Biomaterial adalah zat sintetis yang dirancang untuk meningkatkan atau mengganti
fungsi normal dari jaringan yang berbeda, seperti kulit, pembuluh darah, tulang, dan tendon
yang akan berinteraksi dengan system biologis. Bahan yang digunakan dalam biomaterial
sangatlah bervariasi tergantung, organ atau jaringan apa yang akan diganti serta fungsi yang
akan dibutuhkan (Orapiriyakul et al., 2018). Titanium merupakan bahan bio-implant inert yang
umum digunakan dalam bidang medis, Ti dan paduannya (Ti-6Al-4V, Ti-5Al-2·5Fe and Ti-6Al-7Nb)
merupakan bahan yang banyak digunakan dalam ortopedi (Kim et al., 2019; Orapiriyakul et al.,
2018). Ti banyak digunakan karena memiliki ketahanan korosi yang baik, high strength, berat
yang rendah dan modulus elastisitas lebih dekat dengan tulang dibandingkan dengan logam yang
lain, akan tetapi sifat bioinert dari Ti yang berarti memiliki permukaan yang tidak rata sehingga Ti
belum memiliki sifat yang mendukung proses osseointegrasi, sehingga diperlukan pelapisan
material. Teknik modifikasi permukaan mikro yang umum untuk peningkatan osseointegrasi
dapat dilakukan dengan surface rougning dan surface coating (Orapiriyakul et al., 2018).
Implant jangka Panjang berbahan dasar titanium diperkirakan akan bertahan lebih dari
sepuluh tahun, selama masa pakai yang lama, infeksi terkiat implant adalah salah satu penyebab
utama kegagalan implant (Shi et al., 2020). Beberapa yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
hal tersebut seperti memodifikasi permukaan dan pelapisan Menggunakan makromolekul
antibakteri, peptide antimikrona, elemen logram antibakteri dan antibiotic (Campoccia et al.,
2013; Holmberg et al., 2013)
2. What will be developed ?
Solusi untuk menanamkan Titanium (pada Implant) dengan sifat antibakteri.

3. Paparan Titanium TiO2 Dalam Tubuh Manusia

Jalur Masuk Titanium kedalam tubuh :


Inhalasi, Injeksi, Skin Contact, Absorbtion, Blood Brain Barier (BBB)

Akumulasi titanium :
Paru-paru, saluran pencernaan, hati,
jantung, limpa, ginjal dan otot jantung

Gangguan Homeostasis glukosa dan lipid

Gangguan Saluran Pencernaan Gangguan Sistem Kardiovaskuler Sistem Syaraf dan Otak

Mengganggu pencernaan dan ↑ Sitokin Inflamatori (TNF-a, Olfactory bulb & Hipocampus
penyerapan makanan INF-g dan IL-8)

Protein oxidation, oxidative


Kekurangan unsur makro dan Cardiovasculer Malfunction Demage, ↑ROS
mikro nutrient didalam tubuh

Potential Toxicity Titanium


Keterangan Gambar :

Paparan dan toksisitas titanium telah banyak dipelajari. Pada studi invivo dan invitro efek titanium pada
manusia seperti perubahan siklus sel, penyempitan membrane nucleus, apoptosis dan dapat
menyebabkan kerusakan DNA (Acar et al., 2015; Coccini et al., n.d.) Titanium (TiO2 NP) dapat masuk
kedalam tubuh melalui inhalasi, injeksi, kontak kulit dan penyerapan di saluran pencernaan, dan dapat
ditemukan di berbagai organ dalam. Pada Studi invivo, menunjukkan bahwa setelah inhalasi atau
paparan oral, titanium akan terakumulasi antara lain di paru-paru, saluran pencernaan, hati, jantung,
limpa, ginjal dan otot jantung. Titanium juga akan mengganggu homoestasis glukosa dan lipid. (Bahadar
et al., n.d.; Song et al., 2016). Titanium merupakan salah satu nanopartikel yang dapat mengganggu
pencernaan dan penyerapan komponen makanan, yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan unsur
makro dan mikro nutrient (McClements et al., 2016). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa titanium
memiliki efek negative pada system kardiovaskuler, respon inflamasi yang dipicu oleh titanium
merupakan salah satu penyebab kerusakan system kardiovaskuler, Titanium meningkatkan sitokin
inflamasi di dalam darah yaitu TNF-α, INF-g dan IL-8 (Gui et al., 2011). Karena ukurannya yang kecil,
partikel nano mampu melewati Blood Brain Barier (BBB), saat titanium masuk melalui inhalasi akan
terakumulasi di tiga daerah yang berbeda dari saluran pernafasan yaitu hidung, faring, trakea dan alveoli
di paru-paru. Melalui saraf sensorik akan terakumulasi di area otak seperti olfactory bulb dan
hipokampus.(Allen, 2016; Bramini et al., 2014). Di otak, titanium dapat menyebabkan oksidasi protein,
kerusakan oksidatif, penurunan kapasitas antioksidan dan peningkatan produksi reactive oxygen species
(ROS) (Feng et al., 2015)

Referances :

Acar, M. S., Bulut, Z. B., Ateş, A., Nami, B., Koçak, N., & Yildiz, B. (2015). Titanium dioxide nanoparticles induce
cytotoxicity and reduce mitotic index in human amniotic fluid-derived cells. Human and Experimental
Toxicology, 34(1), 74–82. https://doi.org/10.1177/0960327114530742

Alaee, S., & Ilani, M. (2017). Effect of Titanium Dioxide Nanoparticles on Male and Female Reproductive
Systems. Journal of Advanced Medical Sciences and Applied Technologies, 3(1), 3–8.
https://doi.org/10.18869/NRIP.JAMSAT.3.1.3

Allen, R. (2016). The cytotoxic and genotoxic potential of titanium dioxide (TiO2) nanoparticles on human SH-
SY5Y neuronal cells in vitro. https://pearl.plymouth.ac.uk/handle/10026.1/14126
Bahadar, H., Maqbool, F., … K. N.-I. biomedical, & 2016, undefined. (n.d.). Toxicity of nanoparticles and an
overview of current experimental models. Ncbi.Nlm.Nih.Gov. Retrieved December 13, 2022, from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4689276/

Baranowska-Wójcik, E., Szwajgier, D., Oleszczuk, P., & Winiarska-Mieczan, A. (2020). Effects of Titanium Dioxide
Nanoparticles Exposure on Human Health—a Review. Biological Trace Element Research, 193(1), 118–
129. https://doi.org/10.1007/S12011-019-01706-6

Bramini, M., Ye, D., Hallerbach, A., … M. N. R.-A., & 2014, undefined. (2014). Imaging approach to mechanistic
study of nanoparticle interactions with the blood–brain barrier. ACS Publications, 8(5), 4304–4312.
https://doi.org/10.1021/nn5018523

Campoccia, D., Montanaro, L., & Arciola, C. R. (2013). A review of the biomaterials technologies for infection-
resistant surfaces. Biomaterials, 34(34), 8533–8554.
https://doi.org/10.1016/J.BIOMATERIALS.2013.07.089

Coccini, T., Grandi, S., Lonati, D., Locatelli, C., Neurotoxicology, U. D. S.-, & 2015, undefined. (n.d.). Comparative
cellular toxicity of titanium dioxide nanoparticles on human astrocyte and neuronal cells after acute and
prolonged exposure. Elsevier. Retrieved December 13, 2022, from
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0161813X15000339

Feng, X., Chen, A., Zhang, Y., Wang, J., Shao, L., & Wei, L. (2015). Central nervous system toxicity of metallic
nanoparticles. International Journal of Nanomedicine, 10, 4321.

Gui, S., Zhang, Z., Zheng, L., Cui, Y., Liu, X., Li, N., Sang, X., Sun, Q., Gao, G., & Cheng, Z. (2011). Molecular
mechanism of kidney injury of mice caused by exposure to titanium dioxide nanoparticles. Journal of
Hazardous Materials, 195, 365–370.

Holmberg, K. v., Abdolhosseini, M., Li, Y., Chen, X., Gorr, S. U., & Aparicio, C. (2013). Bio-inspired stable
antimicrobial peptide coatings for dental applications. Acta Biomaterialia, 9(9), 8224–8231.
https://doi.org/10.1016/J.ACTBIO.2013.06.017

Kim, K. T., Eo, M. Y., Nguyen, T. T. H., & Kim, S. M. (2019). General review of titanium toxicity. International
Journal of Implant Dentistry, 5(1), 1–12.

McClements, D., DeLoid, G., Pyrgiotakis, G., NanoImpact, J. S.-, & 2016, undefined. (2016). The role of the food
matrix and gastrointestinal tract in the assessment of biological properties of ingested engineered
nanomaterials (iENMs): State of the science and. Elsevier.
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2452074816300854

Orapiriyakul, W., Young, P. S., Damiati, L., & Tsimbouri, P. M. (2018). Antibacterial surface modification of
titanium implants in orthopaedics. Https://Doi.Org/10.1177/2041731418789838, 9.
https://doi.org/10.1177/2041731418789838

Rollerova, E., Tulinska, J., Liskova, A., … M. K.-E., & 2015, undefined. (n.d.). Titanium dioxide nanoparticles:
some aspects of toxicity/focus on the development. Europepmc.Org. Retrieved December 12, 2022, from
https://europepmc.org/article/med/25960011
Shi, R., Zhang, J., Tian, J., Zhao, C., Li, Z., Zhang, Y., Li, Y., Wu, C., Tian, W., & Li, Z. (2020). An effective self-
powered strategy to endow titanium implant surface with associated activity of anti-biofilm and
osteogenesis. Nano Energy, 77, 105201. https://doi.org/10.1016/J.NANOEN.2020.105201

Song, B., Zhang, Y. L., Liu, J., Feng, X. L., Zhou, T., & Shao, L. Q. (2016). Is Neurotoxicity of Metallic
Nanoparticles the Cascades of Oxidative Stress? Nanoscale Research Letters, 11(1).
https://doi.org/10.1186/S11671-016-1508-4

Tibau, A., Grube, B., … B. V.-O. S., & 2019, undefined. (2019). Titanium exposure and human health. Wiley
Online Library. https://doi.org/10.1002/osi2.1001

Anda mungkin juga menyukai