Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Implan Gigi


Implan gigi merupakan suatu bentuk pasak inti ataupun plat yang terbuat
dari logam yang ditanam ke dalam tulang rahang kamu secara bedah.
(Ramadhan, Ardyan Gilang. 2010)
2.2. Bagian Bagian Implan
2.2.1. Badan Implan
Badan implan merupakan bagian implan yang ditempatkan dalam
tulang. Komponen ini dapat berupa silinder berulir atau tidak berulir,
dapat menyerupai akar atau pipih. Bahan yang dapat digunakan bisa
berupa titanium saja atau titanium alloy dengan atau tanpa dilapisi
hidroksi apatit (HA) (Mc Glumphy. EA dan Larsen, PE. 2003)

Gambar 1. Contoh badan implan

2.2.2. Healing cup


Merupakan komponen berbentuk kubah yang ditempatkan pada
permukaan implan dan sebelum penempatan abutment. Komponen ini
memiliki panjang yang bervariasi antara 2 mm sampai 10 mm (Mc
Glumphy. EA dan Larsen, PE. 2003)

Gambar 2. Contoh healing cup

2.2.3. Abutment
Adalah bagian komponen implan yang disekrupkan yang
dimasukkan secara langsung ke dalam badan implan. Dipasangkan
menggantikan healing cup dan merupakan tempat melekatnya mahkota
porselin. Memiliki permukaan yang halus, terbuat dari titanium atau
titanium alloy, panjang dari 1 mm sampai 10 mm (Mc Glumphy. EA
dan Larsen, PE. 2003)

Gambar 3. Contoh abutment

2.2.4. Mahkota

Merupakan protesa gigi yang diletakkan pada permukaan abutmen


dengan sementasi ( tipe cemented) atau dengan sekrup (tipe screwing)
sebagai pengganti mahkota gigi dan terbuat dari porselin

(Mc Glumphy, EA dan Larsen, PE., 2003, Contemporary Implant


Dentistry, In
Peterson Implant Dentistry, Contemporary Oral and Maxilofacial
Surgery,
Fourth ed. Mosby, St Louis.)
2.3. Macam-macam Implan Gigi
Sebenarnya sangat sulit mengklasifikasikan macam dental implan
mengingat berbagai macam implan dental yang beredar saat ini sangat
spesifik dalam hal bahan yang dipergunakan, bentuk implan, teknik
pembuatan dan cara penanamannya. Hanya untuk memudahkan pemahaman
dalam mengikuti perkembangan dental implan, maka dental implan akan
dibedakan pertama berdasarkan lokasi jaringan tempat implan diinsersikan
dan yang kedua berdasarkan bahan dasar dari implan (Tis Karasutisna, 2002)
Karasutisna, T. 2002. Bahan Ajar Ilmu Bedah Mulut. Tinjauan Umum
Dental Implan dan Pengenalan Sistem Implan ITI. Bagian Bedah Mulut
FKG UNPAD.
2.3.1. Berdasarkan Lokasi Jaringan Tempat Implan
Berdasarkan letak implan ditanamkan, maka jenis implan dapat dibagi
dalam:
1). Implan Subperiosteal
Implan jenis ini diletakkan diatas linggir tulang dan berada
dibawah perioteum. Sering dipergunakan pada rahang yang sudah
tak bergigi baik untuk rahang atas maupun rahang bawah.
2). Implan Transosseus
Implan jenis ini diletakkan menembus tulang rahang bawah
danpenggunaanya terbatas untuk rahang bawah saja
3). Implan Intramukosal atau Submukosal
Implan ini ditanam pada mukosa palatum dan bentuknya
menyerupai kancing, oleh karena itu disebut button insert .

Penggunaanya hanya terbatas pada rahang atas yang sudah tidak


bergigi.
4). Implan Endodontik Endosteal
Merupakan suatu implan yang diletakkan kedalam tulang
melalui saluran akar gigi yang sebelumnya telah dipesiapkan
untuk pengisian saluran akar gigi. Tujuannya untuk menambah
stabilitas gigi yang memiliki akar pendek, misalnya setelah
dilakukan apikoektomi atau dapat juga dipakai pada gigi yang
goyang.
5). Implan Endosseus atau Endosteal
Implan jenis ini ditanam kedalam tulang melalui gusi dan
periosteum. Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak dipakai
dan ditolerir oleh para praktisi, pabrik maupun pakar yang
mendalami secara Scientific & Clinical Forndation, yang pada
dasarnya menanam implan pada alveolar dan basal bone . Bentuk
bisa berupa root form atau blade form. Keuntungan yang didapat
dari penggunaan implan endosseus ialah bahwa jenis ini dapat
dilaksanakan pada pasien tidak bergigi dengan semua tingkatan
abrosbsi, bahkan pada keadaan resorbsi yang ekstrim dengan
bantuan grafting. Juga dapat digunakan pada pasien tidak bergigi
sebagian, dari kehilangan satu gigi sampai keseluruhan
(Manurung, R. 1997. Tinjauan Umum Dental Implan. Jurnal Kedokteran Gigi
Universitas Padjadjaran.)

2.4. Bahan Implan


2.4.1. Bahan Implan Yang Terbuat Dari Logam
Jenis-jenis bahan implan logam :
1). Co-Base Alloys ( Co-Cr-Mo, Co-Cr-W-Ni ).
2). Co-Ni-Base Alloys ( MP35N / Co-Ni-Cr-Mo ).

3). 316L Stainless Steel.


4). Ti dan Ti 6Al4V Alloys.
5). Sistem kombinasi plasma spray coating.
6) Logam dan logam paduan yang sering dipergunakan untuk implan
dental :
(Anusavice, K.J. 2003. Philips of Dental Material 11th ed. Saunders.)
2.4.2. Bahan Implan Bukan Logam
Bahan untuk pembuatan implan selain dari logam dan variasinya,
juga terbuat dari bahan bukan logam antara lain :
1) Implan yang terbuat dari plastik : Polymeric Material, Porous
Polymethyl Methacrilate (PMMA), PMMA yang dikombinasi
dengan Vitrous Carbon (PMMA-VC), PMMA yang dikombinasi
dengan Silica
2) Implan yang terbuat dari Carbon : Vitrous Carbon, Pyrolic
Carbon atau Low Tempetarure Isotropic (LTI), Vapor Deposited
Carbon atau Ultra Low Temperature Isotropic (ULTI)
3) Implan yang terbuat dari Ceramic : Porous Ceramic, Non Porous
Ceramic, Biodegradable (misalnya Tricalcium Phiosphat ), NonBiodegradable (misalnya A 1203)
(Anusavice, K.J. 2003. Philips of Dental Material 11th ed. Saunders.)

2.5 Indikasi Dan Kontraindikasi


2.5.1 Indikasi umum
Pemasangan implan harus dilakukan pada pasien yang mempunyai
motivasi, kooperatif, dan oral hygiene yang baik. Tidak ada batasan
usia untuk pemasangan implan pada usia tua lebih baik dari pasien
dengan usia muda.
Indikasi lokal: faktor-faktor yang merupakan indikasi dalam
pemasangan implan antara lain:

1. kehilangan gigi
2. Agenesis suatu gigi
3. sebagai penyangga distal pada kehilangan gigi berujung bebas
4. atrofi tulang alveolar, baik pada maksila maupun mandibula
2.5.2 Kontra indikasi umum yang absolut (mutlak):
Faktor-faktor yang merupakan kontra indikasi absolut ialah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Usia dibawah 16 tahun


Gangguan hematopoiesis, pembekuan darah dan sistem endokrin
Terapi penyakit kardiovaskular yang resisten
Malignant tumor dengan prognosa yang buruk
Gangguan permanen pada sistem imun (hiv)
Gangguan mental/kepribadian yang psichopathy

kontraindikasi umum relatif:


Beberapa keadaan yang dikelompokkan kedalam kontra indikasi
umum relatif diantaranya:
1. Alergi
2. Rheumatoid ringan
3. Fokal infeksi yang menyeluruh
4. Penyakit-penyakit akut
5. Kehamilan
6. Adiksi terhadap obat, alcohol, dll
7. Adanya stress fisik
Kontraindikasi lokal absolut:
1. Adanya penyakit didaerah rahang
2. Myoarthropathy
3. Pasien-pasien dengan kebiasaan buruk
4. Osteomyelities kronis dan akut
5. Bone deficits
6. Kondisi anatomi dan topografi yang unfavorable dan unatferable
7. Kurangnya motivasi untuk menjaga kebersihan mulut yang baik
Kontraindikasi lokal relatif:
1. Temporary bone deficits (misalnya setelah ekstaksi gigi atau
ekstirpasi kista)
2. Maxillary deficits
(Nur fahmi fauziah. 2008. Prosedur pemasangan pada sistim implan
osstem ss II, skripsi, fakultas kedokteran gigi unpad, bandung.)
2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

1. Penempatan implan
Penggunaan petunjuk bedah yang tepat sewaktu penempatan implan
tiga dimensi: apikooklusal, mesiodistal, dan labiopalatal. Masing-masing
implan harus ditempatkan ssecara tepat ditiga arah yang berbeda.
2. Ukuran implan
Memilih implan yang sesuai dengan daerah gigi yang akan ditanam
implan. Dengan kata lain, semakin mirip diameter gigi yang hilang,
semakin baik estetisnya.
3. Profil jaringan lunak
Kontur jaringan lunak dengan papila yang harmonis dengan siluet
gingival dari gigi disebelahnya, adalah faktor yang penting dalam
mencapai hasil estetis yang optimal. Kesalahan pada jaringan lunak sering
menyebabkan hasil wstwtis perawatan sulit diperbaiki.
a. Teknik operasi standar
Prinsip pada pembukaan flap, manipulasi jaringan, dan penutupan luka
termasuk hal yang harus diperhatikan untuk mencegah komplikasi
pascaoperasi.
b. Pembedahan tahap kedua
Penting dalam memperoleh jaringan topografis disekeliling implan.
Pembukaan mukosa yang menutupi heling cap dan manipulasi jaringan
labial akan memperbaiki kontur jaringan labial.
c. Perbaikan jaringan lunak
Ada banyak metode untuk meningkatkan kinerja jarinagn atau untuk
mengubah kontur gingiva, misalnya dengan metode graf gingiva
bebas,atau modifikasi flap saat pemasanganmahkota sementara.
d. rekonstruksi papilla
rekonstruksi papilla interdental hasilnya tidak dapat diprediksi. Ada
banayak cara untuk membentuk papilla, tetapi hasilnya belum tentu
memuaskan.
4. Pertimbangan perbaikan tulang
Dahulu tulang yang mendikte penemuan impalan disuatu daerah
misalnya dibagian luar rahang bawah. Sekarang rekonstruksi protesislah
yang menentukan penempatan implan gigi. Kemajuan memodifikasi
tulang pengganti, koompatibilitas biologis dari materi yang digunakan,
pengetahuan faal tulang, dan variasi material GTR, adalah faktor yang
membuat perbaikan tulang lebih dapat diantisipasi sehingga penempatan
implannya jadi lebih protesis.
5. Pertimbangan protesis

10

Telah ada konsensus bahwa rekonstruksi protesis adalah hal utama


dari prosedur implan. Tiap pemasangan implan harus dipertimbangkan
dari sudut pencapaian perbaikan yang optimal.
Faktor-faktor tersebut adalah:

penyembuhan jaringan sekitar abutmen dan pengaruh penciptaan


kontur gingiva.
Keadaan sambungan abutmen, kesejajaran abutme, abutmen miring,
dan anatomi abutmen.
Warna abutmen.abutmen sementara.

Mahkota provisoris adalah faktor penting lainnya yang


mempengaruhi terbentuknya profil yang estetis. Mahkota ini menciptakan
papilla yang optimal pada rekonstruksi akhir dan hasil estetik yang
maksimal.
2.7 perawatan pascabedah
Setelah pembedahan, diberikan kompres dingin untuk 24 jam pertama.
Selain itu, juga dilakukan:
1. Pemberian antibiotik.
2. Diet cair atau lunak selama 2 minggu
3. Jika menggunakan provisoris gigi tiruan sebagian, akrilik yang menekan
implan harus dibuang. Untuk jaringan lunak dapat digunakan bahan
relening.
4. Implan dibiarkan tanpa beban selama periode oseointegrasi. Jadi, selama
satu minggu pertama, gigi tiruan tidak boleh digunakan.
5. Jahitan dibiarkan 7-10 hari.
2.8 Implan dapat dibuat dari macam-macam bahan, antara lain :
1) Keramik, namun sifatnnya rapuh dan kaku.
2) Metal titanium seperti c.p. Ti (commercially pure titanium).
3) Metal titanium grade I, II, III, dan IV. Grade IV paling kuat dibanding
grade I.
4) titanium alloy (Ti 6AI 4V dan Ti 6AI 7 NVB aloi). Aloi ini lebih kuat
dibanding c.p. Ti.
5) Roxolid, yaitu campuran titaanium dengan zirconium 17%. Tensile
strength bahan ini lebih kuat 50%. Ini adalah bahan trbaru dari sistem
Straumann.
(bastian Tedyasihto.BUKU AJAR IMPLANTOLOGI MULUT: TEORI dan
PRAKTEK.Jakarta: EGC,2011.)

11

Anda mungkin juga menyukai