Anda di halaman 1dari 6

Di zaman sekarang ini banyak nilai-nilai Pancasila yang begitu penting

telah tergeser oleh nilai-nilai dan pola pikir kebaratan yang tidak
sesuai dengan budaya Indonesia. Hal ini mengakibatkan krisis moral
yang terjadi pada bangsa Indonesia, terutama generasi muda.
Kehidupan sehari-hari generasi muda Indonesia kini jauh dari
pedoman Pancasila. Penyebab lunturnya nilai-nilai Pancasila saat ini
yaitu generasi muda yang mengagung-agungkan budaya barat,
terlebih pemerintah kurang bersosialisasi dan menekankan nilai
Pancasila yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Pancasila adalah dasar negara kita yang semestinya dijadikan dasar
dan pandangan dari segala aspek dalam kehidupan para generasi
muda. Pancasila adalah dasar, pandangan, pedoman yang harus
dijadikan dasar dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat.
Pancasila telah menjadi ideologi Bangsa Indonesia. Pancasila juga
sebagai cita-cita yang ingin dicapai Bangsa Indonesia. Namun, dalam
realita masyarakat khususnya remaja sebagai subjek yang dibahas,
belum mengamalkan Pancasila sebagai dasar dan pedoman dalam
kehidupannya. Padahal kita semua tahu bahwa remaja adalah aset
penerus bangsa. Kebanyakan dari mereka hanya mementingkan
dirinya sendiri, melakukan hal – hal yang mereka sukai tanpa
berlandaskan Pancasila. Generasi muda merupakan sekelompok
orang yang mempunyai semangat dan masih dalam tahap pencarian
jati diri. Dalam tahap pencarian jati diri inilah terkadang remaja masih
mengalami kendala. Apalagi di jaman serba bebas seperti sekarang ini
pergaulan lah yang membentuk karakter dan jati diri seorang remaja.
Banyaknya penyimpangan menunjukkan buruknya moral generasi
muda dan lunturnya nilai – nilai Pancasila dalam diri generasi muda
Indonesia.
Sekarang, pergaulan antarbangsa semakin kental. Di dalam pergaulan
antarbangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi,
saling meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-
masing. Adapun yang perlu dicermati dari proses akulturasi tersebut
adalah proses lunturnya nilai budaya suatu bangsa itu sendiri, sebagai
contoh yaitu : munculnya sikap individualistis, konsumerisme, dan
lunturnya budaya lokal yang seharusnya dilestarikan. Arus informasi
yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-
nilai asing yang negatif semakin besar. Apabila proses ini terus
berlanjut, akan berakibat lebih serius ketika pada puncaknya
masyarakat tidak bangga lagi pada bangsa dan negaranya. Pada
generasi muda hal ini merupakan masalah yang serius karena mereka
adalah penerus bangsa, yang jika tidak dibendung akan mengancam
eksistensi dan ciri luhur bangsa ini.

Faktor dan penyebab lunturnya nilai – nilai Pancasila:


Kurangnya peranan pendidikan Agama dalam pembentukan sikap
remaja.
Agama selalu membawa manusia pada jalan yang benar. Agama
mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik bagi sesama. Jika
kurangnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah
kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya. Namun, jika setiap
orang utamanya generasi muda teguh dengan keyakinannya kepada
Tuhan serta menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, tidak
perlu adanya pengawasan yang ketat, karena setiap orang sudah
dapat menjaga dirinya sendiri atau kekuatan pengontrol dalam
dirinya, tidak mau melanggar hukum-hukum dan ketentuan-
ketentuan Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya remaja dari
agama, semakin sulit memelihara moral dalam diri remaja itu, dan
semakin kacaulah suasana, karena semakin banyak pelanggaran-
pelanggaran, hak, hukum dan nilai moral.
Pendidikan Agama seharusnya dapat meminimalkan kenakalan-
kenakalan remaja yang acuh terhadap negaranya sendiri. Kehidupan
remaja Indonesia akan sangat bermanfaat apabila memiliki kesadaran
terhadap pentingnya Pancasila dalam kelangsungan hidup
bermasyarakat.
Kurangnya pendidikan pancasila.

Remaja adalah aset bangsa. Di dalam lingkungan sekolah kita rasa


pendidikan Pancasila masih sangat kurang. Nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila kurang menjadi perhatian yang penting
bagi kalangan remaja karena Nilai-nilai pancasila dianggap kurang
menarik untuk diterapkan, bahkan lebih parahnya lagi belakangan ini
remaja semakin mengarah kepada paham barat yang identik dengan
hidup bebas sebebas-bebasnya. dan mereka mereka seakan telah
lupa memiliki dasar negara sendiri yaitu Pancasila.
Pendidikan moral juga sangat penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan remaja menjadi seorang dewasa yang akan lepas ke
dunia yang lebih keras. Indonesia perlu membentuk para remaja yang
berkualitas, yang cinta pada tanah airnya sendiri dalam segala aspek
kehidupan. Maka dari itu diperlukannya pendidikan Pancasila untuk
generasi muda bangsa dan hendaknya diberikan sejak dini.

Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumah


tangga, sekolah maupun masyarakat.

Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak


berjalan menurut semestinya. Pembinaan moral dirumah tangga
misalnya harus dilakukan dari sejak anak masih kecil, sesuai dengan
kemampuan dan umurnya. Karena setiap anak lahir, belum mengerti
mana yang benar dan mana yang salah, dan belum tahu batas – batas
dan ketentuan moral yang tidak berlaku dalam lingkungannya. Tanpa
dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap baik, anak-anak akan
dibesarkan tanpa mengenal moral. Pembinaan moral pada anak
dirumah tangga bukan dengan cara menyuruh anak menghapalkan
rumusan tentang baik dan buruk, melainkan harus dibiasakan.
Moral bukanlah suatu pelajaran yang dapat dicapai dengan
mempelajari saja, tanpa membiasakan hidup bermoral dari sejak kecil.
Seperti halnya rumah tangga, sekolah pun dapat mengambil peranan
yang penting dalam pembinaan moral anak muda. Hendaknya dapat
diusahakan agar sekolah menjadi sarana yang baik bagi pertumbuhan
dan perkembangan mental dan moral anak muda. Di samping tempat
pemberian pengetahuan, pengembangan bakat dan kecerdasan.
Dengan kata lain, supaya sekolah merupakan sarana sosial bagi
generasi muda, dimana pertumbuhan mental, moral dan sosial serta
segala aspek kepribadian berjalan dengan baik. Selanjutnya
masyarakat juga harus mengambil peranan dalam pembinaan moral.
Masyarakat yang lebih rusak moralnya perlu segera diperbaiki dan
dimulai dari diri sendiri, keluarga dan orang-orang terdekat dengan
kita. Karena kerusakan masyarakat itu sangat besar pengaruhnya
dalam pembinaan moral anak muda. Terjadinya kerusakan moral
dikalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana disebutkan
diatas, karena tidak efektifnnya keluarga, sekolah dan masyarakat
dalam pembinaan moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan
lainnya saling bertolak belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif
bagi pembinaan moral.

Penyimpangan nilai – nilai Pancasila.


Kenakalan remaja juga termasuk penyimpangan terhadap nilai-nilai
Pancasila. Bagaimana tidak, Pancasila mengajarkan pada kita untuk
mengutamakan Tuhan didalam hidup kita, memiliki rasa simpati dan
empati, bersatu walaupun kita memiliki perbedaan satu sama lain, dan
tidak mengutamakan pribadi, serta bersikap adil kepada sesama kita.
Itu hanya beberapa contoh kecil yang diberikan Pancasila. Namun,
dalam realita kehidupan masih banyak remaja yang melakukan
kenakalan remaja tanpa merasa bersalah pada diri sendiri, keluarga,
dan negara. Contohnya seperti tawuran antar sekolah yang
menunjukkan bahwa anak muda sekarang sudah tidak memiliki sikap
toleransi, tenggang rasa, dan sikap saling menghargai. Ada pula
remaja yang bertengkar dan melakukan kekerasan kepada temannya
sendiri hanya karena berselisih pendapat dan juga banyaknya
perilaku bullying, rasisme, serta diskriminasi. Itu menunjukkan bahwa
nilai – nilai Pancasila tak lagi dijadikan pedoman oleh para generasi
muda. Padahal dalam butir Pancasila sila ke 3 kita mengetahui bahwa
kita hendaknya mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhineka Tunggal Ika.

Efek Globalisasi
Arus globalisasi sangat cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama
di kalangan remaja di Indonesia. Pengaruh globalisasi terhadap anak
muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat
banyak anak muda kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa
Indonesia.
Hal tersebut ditunjukkan dengan gejala – gejala yang muncul dalam
kehidupan sehari – hari generasi muda jaman sekarang. Pertama, dari
cara berpakaian banyak remaja – remaja yang bergaya layaknya
selebritis yang cenderung kebaratan. Mereka memakai pakaian yang
minim bahan. Padahal cara berpakaian tersebut jelas tidak sesuai
dengan kebudayaan kita.
Kedua, teknologi internet bukanlah hal yang asing lagi di Indonesia.
Teknologi internet dapat memberikan informasi tanpa batas dan
dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja. Apalagi bagi anak muda
internet sudah menjadi santapan sehari – hari. Jika digunakan dengan
semestinya tentu akan memperoleh manfaat yang berguna. Namun
jika disalahgunakan akan membawa dampak buruk bagi kita.
Rasa sosial terhadap masyarakat akan memudar karena mereka lebih
memilih berkicau di media sosial dan lebih sibuk memegang
handphone masing – masing.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal
sopan santun dan cenderung cuek, tidak ada rasa peduli terhadap
lingkungan sekitarnya. Karena globalisasi menganut kebebasan dan
keterbukaan, sehingga banyak anak muda yang bertindak sesuka
hatinya. Contohnya, geng motor anak muda yang melakukan tindakan
kekerasan yang mengganggu ketentraman dan kenyamanan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai