Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIK 9

MANAGEMENT FISIOTERAPI PADA PASIEN HEADACHE

I: MATERI

1. Headache
Haedache merupakan suatu penyakit yang menyerang saraf pusat dalam kepala dan
menyebabkan peningkatan tekanan intracranial. Pada masyarakat kondisi ini sering dikenal
dengan nyeri kepala. Nyeri kepala sendiri sesungguhnya ada beberapa macam seperti tension
headache maupun migraine headache. Beberapa ahli juga mendefinisikan terkait dengan
kondisi nyeri kepala, dimana kelapa berasa tertekan dan akan semakin meningkat adanya stres.
Nyeri kepala yang berlangsung dalam waktu lama, berkaitan erat dengan kontraksi kepala dan
leher yang berlebihan.
Issa et al., 2006 mengungkapkan bahwa setidaknya ada beberapa kategori headache, namun 2
terbesar yang disebut dengan headache primer adalah tension-type headache (TTH) dan
migraine headache (MH). Headache sekunder meliputi headaches dengan etiologi
neuromuskuloskeletal termasuk cervicogenic headache (CGH), occipital neuralgia (ON), and
headache yang diasosiasikan dengan temporomandibular disorder (TMD).
Berbagai hal yang mempengaruhi munculnya sakit kepala antara lain adanya penyakit pada
kepala, postur tubuh yang kurang baik, ketegangan otot yang berlebihan, stress, emosional,
depresi, kekurangan cairan, penggunaan obat analgesic secara bebas.

2. Format ICF
3. Intervensi Fisioterapi
Pada umumnya fisioterapi akan mengatasi semua problem otot dan sendi pada sistem saraf
perifer, tergantung pada bagian otot maupun sendi mana yang bermasalah. Hal yang pertama
dilakukan oleh seorang fisioterapis adalah:
1. Menurunkan nyeri secara umum
Hal-hal yang bisa dilakukan adalah membuat relaksasi, misalnya dengan:
a. ice therapy
b. relaxation, seperti breathing exercise
c. massage
d. aplikasi taping/neuromuscular taping
e. manual cervical traction
f. exercise therapy, seperti stretching exercise
g. exercise therapy yang bersifat spesifik, misalnya dengan aplikasi PNF (Proprioceptif
Neuromuscular Facilitation)
h. Electrical stimulation
i. memperbaiki posture bahu, neck, dan kepala
2. Problem khusus adanya gangguan muskulosketetal, termasuk gangguan leher dan rahang.
Adanya problem spesifik harus dipecahkan berdasarkan problem yang terjadi, seperti
hanya problem leher dan rahang. Hal/intervensi yang bisa digunakan untuk mengatasi hal
ini antara lain:
a. Terapi Manipulasi, baik traksi maupun translasi untuk area cervical
b. Terapi latihan dengan latihan aktif assisted untuk area leher maupun temporomandibular
joint.
c. Terapi latihan untuk kontrol posture leher dan kepala dengan metode khusus misalnya
dengan pendekatan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation neck
3. Adanya gangguan pada otot dan sendi pada leher yang dapat menyebabkan nyeri sampai
ke kepala
Contoh gangguan pada otot upper trapezius sehingga terjadi trigger points (TPs), area
dimana serabut ototnya mengalami kontraktur.
Untuk mengatasi hal ini fisioterapis harus membuat relaksasi untuk otot upper trapezius,
misalnya dengan modalitas/intervensi fisioterapi:
a. Heating pada area yang mengalami spasme
b. Massage pada area yang mengalami spasme maupun area trigger points
c. Terapi latihan untuk merelaksasikan area yang mengalami kontraktur, misalnya dengan
teknik khusus PNF
d. Kontrol postur leher dan segmen atas (neck), misalnya dengan teknik khusus PNF pada
neck.
e. Modalitas intervensi lain yang bisa mengatasi adanya ketegangan dan kontraktur otot di
area leher dan bahu, seperti taping, neuromuscular taping, dan lain-lain.
4. Problem struktur pada neck karena cervical spine, muscle tightness dan disfungsi sendi
Problem di cervical spine, muscle tightness dan disfungsi sendi yang mengakibatkan nyeri
kepala bisa diberikan beberapa intervensi fisioterapi seperti:
a. Terapi manipulasi dengan traksi dan translasi cervical
b. Terapi Latihan dengan berbagai metode/konsep seperti PNF, Bobath maupun metode
spesifik lainnya.
c. Kontrol posture.
5. Problem vertigo karena gangguan telinga – keseimbangan: BPPV – Benign Paroxysmal
Positional Vertigo.
a. Canalit Reposition Treatment (CRT) / Epley maneuver

Pertama posisi duduk, kepala menoleh ke kiri (pada gangguan keseimbangan/vertigo


telinga kiri) (1), kemudian langsung tidur sampai kepala menggantung di pinggir tempat
tidur (2), tunggu jika terasa berputar/vertigo sampai hilang, kemudian putar kepala ke arah
kanan ( sebaliknya ) perlahan sampai muka menghadap ke lantai (3), tunggu sampai hilang
rasa vertigo, kemudian duduk dengan kepala tetap pada posisi menoleh ke kanan dan
kemudian ke arah lantai (4), masing-masing gerakan ditunggu lebih kurang 30 – 60 detik.
Dapat dilakukan juga untuk sisi yang lain berulang kali sampai terasa vertigo hilang.
b. Rolling / Barbeque maneuver
Rolling / Barbeque maneuver, dilakukan dengan cara berguling sampai 360′,
mula-mula posisi tiduran kepala menghadap ke atas, jika vertigo kiri, mulai berguling
ke kiri (kepala dan badan) secara perlahan-lahan, jika timbul vertigo, berhenti dulu tapi
jangan balik lagi, sampai hilang, setelah hilang berguling diteruskan, sampai akhirnya
kembali ke posisi semula.
c. Semont Liberatory maneuver

Pertama posisi duduk (1), untuk gangguan vertigo telinga kanan, kepala menoleh ke
kiri, kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur (2) dengan
posisi kepala tetap, tunggu sampai vertigo hilang (30-6- detik), kemudian tanpa
merubah posisi kepala berbalik arah ke sisi kiri (3), tunggu 30-60 detik, baru kembali
ke posisi semula. Hal ini dapat dilakukan dari arah sebaliknya, berulang kali.
d. Brand-Darroff exercise

Keterangan Gambar :
Hampir sama dengan Semont Liberatory, hanya posisi kepala berbeda, pertama posisi
duduk, arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik posisi
duduk, arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri, masing-masing gerakan
ditunggu kira-kira 1 menit, dapat dilakukan berulang kali,pertama cukup 1-2 kali kiri
kanan, besoknya makin bertambah.

BAB II: TUJUAN PRAKTIK

a. Merumuskan problem headache


b. Merumuskan intervensi fisioterapi untuk headache sesuai dengan problem yang dijumpai
c. Mempraktikkan program fisioterapi untuk headache

BAB III: ALAT DAN BAHAN

1. Alat tulis
2. Buku Petunjuk Praktikum dan Laporan
3. Teman sebagai probandus
BAB IV: PROSEDUR KERJA

a. Praktikan merumuskan analisa problem headache sesuai dengan permasalahan.


b. Praktikan merumuskan hasil analisis intervensi fisioterapi untuk problem headache.
c. Praktikan mempraktikan program fisioterapi untuk pasien dengan headache.

BAB V: LAPORAN PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai