Anda di halaman 1dari 13

BAB 2

RUANG LINGKUP IAD


Memahami penjelasan mengenai Alam Semesta, Sistem Tata Surya dan Teori tentang
terbentuknya Bumi

Menurut Abdullah Aly dan Eny Rahma dalam bukunya Ilmu Alamiah Dasar,
bahwa ruang lingkup Ilmu Alamiah Dasar ( IAD ) adalah sebagai berikut :
1. Alam semesta dan tata surya
2. Bumi
3. Asal mula kehidupan bumi
Sedangkan, H. Abu Ahmadi dan A. Supatmo mengelompokkan ruang lingkup
Ilmu Alamiah Dasar ( IAD ) kedalam lima pokok bahasan sebagai berikut :
1. Kelahiran alam semesta
2. Masalah tata surya
3. Bumi
4. Asal mula kehidupan bumi
5. Perkembangan variabilitas makhluk hidup
Menurut pendapat dari dua penelitian diatas dapat diambil pembahasan sebagai
berikut :
A. Alam Semesta dan Tata Surya
1. Mengenal Alam Semesta
Alam semesta adalah ruang dimana didalamnya terdapat kehidupan biotik maupun
abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang
belum dapat diungkapkan oleh manusia.
2. Asal Usul Terbentuknya Alam Semesta
1) Asal Usul Alam dalam Pandangan Sains Klasik
Melihat kenyataan bahwa planet-planet bergerak mengelilingi matahari
dengan orbitnya yang berebentuk elips dengan arah peredaran yang sama
yaitu berlawanan arah jarum jam jika melihatnya dari kutub utara, ternyata
arah revolusi planet-planet dan satelitnya yaitu arah negative. Ini
berlawanan dengan yang kita amati di bumi, peredaran harian benda-benda
langit seperti matahari, bulan dan bintang berarah positf seperti arah
peredaran harian matahari yang terbit di timur lalu naik dan kemudian
terbenam di barat.
Adanya realitas yang demikian membuat para ahli astronomi berkesimpulan
bahwa tata surya terbentuk dari material yang berputar dengan arah
negative, hal ini kemudian memunculkan beberapa teori tentang terjadinya
tata surya sebagai berikut:

12
13

a) Teori Nebule atau teori kabut.


Dikemukakan oleh Immanuel Kant (1749-1827) dan Piere Simon de
Laplace (1796).
Matahari dan planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di
dalam jagat raya, karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk
bulat seperti bola yang besar, makin mengecil bola itu makin cepat
putarannya. Akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan
melebar di bagian equatornya bahkan sebagian massa dari kabut gas
menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk gelang-gelang di
sekeliling bagian utama kabut itu, gelang-gelang itu kemudian
membentuk gumpalan padat inilah yang disebut planet-planet dan
satelitnya. Sedangkan bagian tengah yang berpijar tetap berbentuk gas
pijar yang kita lihat sekarang sebagai matahari.
Teori kabut ini telah dipercaya orang selama kira-kira 100 tahun, tetapi
sekarang telah benyak ditinggalkan karena: (1) tidak mampu memberikan
jawaban-jawaban kepada banyak hal atau masalah di dalam tata surya
kita dan (2) karena munculnya banyak teori baru yang lebih memuaskan.

b) Teori Planetesimal,
Dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin (1843-1928) seorang ahli
geologi dan Forest R. Moulton (1872-1952) seorang astronom.
Disebut Planetesimal yang berarti planet kecil karena planet terbentuk
dari benda padat yang memang telah ada. Matahari telah ada sebagai
salah satu dari bintang-bintang yang banyak, pada satu waktu ada sebuah
bintang yang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh akibatnya
terjadi pasang naik antara matahari dan bintang tadi. Pada waktu bintang
itu menjauh sebagian massa dari matahari itu jatuh kembali ke
permukaan matahari dan sebagian lain berhamburan di sekeliling
matahari inilah yang disebut dengan planetesimal yang kelak kemudian
menjadi planet-planet yang beredar pada orbitnya dan mengelilingi
matahari.

c) Teori Pasang Surut


Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891) keduanya dari
Inggris, teori ini hampir sama dengan teori Planetesimal.
Setelah bintang itu berlalu dengan gaya tarik bintang yang besar pada
permukaan matahari terjadi proses pasang surut seperti peristiwa pasang
surutnya air laut di bumi akibat gaya tarik bulan. Sebagian massa
matahari itu membentuk cerutu yang menjorok kearah bintang itu
mengakibatkan cerutu itu terputus-putus membentuk gumpalan gas di
14

sekitar matahari dengan ukuran yang berbeda-beda, gumpalan itu


membeku dan kemudian membentuk planet-planet.
Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah seperti
Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa
sedangkan di bagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Kelahiran
kesembilan planet itu karena pecahan gas dari matahari yang berbentuk
cerutu itu maka besarnya planet-planet iti berbeda-beda yang terdekat
dan terjauh besar tetapi yang di tengah lebih besar lagi.

d) Teori Awan Debu


Dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker (1940) kemudian
disempurnakan oleh Gerard P Kuiper (1950).
Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan
itu mengalami pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-
partikel debu tertarik ke bagian pusat awan itu membentuk gumpalan
bola dan mulai berpilin dan kemudian membentuk cakram yang tebal di
bagian tengah dan tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian
tengah cakram itu saling menekan dan menimbulkan panas dan berpijar,
bagian inilah yang kemudian menjadi matahari. Sementara bagian yang
luar berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah menjadi gumpalan
yang lebih kecil, gumpalan kecil ini berpilin pula dan membeku
kemudian menjadi planet-planet.

e) Teori Bintang Kembar


Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal.Dahulu matahari
mungkin merupakan bintang kembar, kemudian bintang yang satu
meledak menjadi kepingan-kepingan.Karena ada pengaruh gaya gravitasi
bintang,maka kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari bintang
itu dan menjadi planet-planet.Sedangkan bintang yang tidak meledak
menjadi matahari.

2) Asal Usul Alam dalam Pandangan Sains Modern


Alam semesta merupakan ruang kosong maha luas tanpa batas, tanpa sinar
terang, tanpa gaya apapun, tanpa gravitasi apapun, tidak ada pengertian atas
dan abwah, juga tidak ada pengertian utara-selatan, timur dan barat, yang di
dalamnya berisi 1 miliar galaksi dan tiap-tiap galaksi terdiri dari 100 miliar
bintang, dimana tiap-tipa bintang adalah matahari dengan tata suryanya
sendiri-sendiri.
Pandangan mengenai asal-usul alam mulai dapat dikoreksi dari berbagai
pemikiran para saintis berabad-abad yang lalu. Dalam era fisika klasik (abad
15

XVII-XVIII), Isaac Newton menggagas bahwa alam semesta ini bersifat


statis. tidak berubah status totalitasnya dari waktu tak terhingga lamanya
yang telah lampau, sampai waktu tak terhingga lamanya yang akan datang.
Gagasan tentang alam tersebut secara tidak langsung menggambarkan
bahwa alam tak berawal dan tak berakhir, atau dengan kata lain, alam ada
tanpa adanya proses penciptaan.
Pandangan klasik Newton ini didasarkan pada pengalaman para fisikawan di
laboratorium, bahwa materi itu bersifat kekal. Pandangan ini kemudian
dikukuhkan oleh Lavoisier pada akhir abad XVIII dengan “Hukum
Kekekalan Materi”. Pandangan bahwa alam ini kekal, kemudian dikenal
sebagai Pandangan Klasik Newtonian.
Awal abad XX, muncullah Albert Einstein, yang berusaha melukiskan
bahwa alam benar-benar statis dalam bentuk rumus matematika yang rumit.
Namun, Friedman menyatakan bahwa rumusan Einstein itu justru
menggambarkan bahwa alam ini dinamis dan hal inilah yang tepat sehingga
dikenal sebagai Model Friedman tentang alam.
Dari gagasan-gagasan di atas, maka lahirlah konsepsi, bahwa sekitar 15
miliar tahun yang lampau di dalam ruang kosong luas tanpa batas terdapat
sebongkah besar inti atom padat meledak sangat dahsyat melepaskan zat
hydrogen ke segala arah menjadi galaksi-galaksi bintang, dengan proses
pembentukan atom yang lebih berat, sehingga di bumi kita ini terdapat 106
unsur atom. Dan kini sisa energi ledakan itu mengakibatkan materi alam
(galaksi-galaksi) saling menjauh. Gagasan mengenai asal-usul alam ini
kemudian dikenal sebagai Teori Big Bang. Teori Big Bang didukung oleh
beberapa penemuan mutakhir.
Pertama, penemuan Edwin Powell Hubble, astronom kebangsaan Amerika
Serikat di observatorium California Mount Wilson thn 1924. ketika Hubble
mengamati bintang-bintang diangkasa Melalui teleskop raksasanya, ia
mendapati spectrum cahaya merah diujung bintang-bintang tersebut.
Menurut teori fisika yang sudah diakui, spectrum cahaya berkelap-kelip
yang bergerak yang menjauhi tempat observasi cenderung mendekati warna
merah. Pengamatan tersebut memberi kesimpualan bahwa berbagai galaksi
saling menjauh dengan kecepatan sampai beberapa ribu kilometer per detik.
Hal ini berarti bahwa alam sedang berekspansi (meluas/melebar) atau
dikatakan bahwa alam bersifat dinamis.
Kedua, hasil hitungan cermat Albert Einstin yang menyimpulkan bahwa
alam semesta dinamis, tidak statis artinya alam semesta terus berkembang.
Meskipun pada mulanya terimbas gagasan bahwa alam itu statis, lalu
mengembangkan formula matematisnyanya dan berusaha melukiskan bahwa
16

alam benar-benar statis, namun hal itu justru menggambarkan bahwa alam
itu dinamis.
Ketiga, pada tahun 1948, George Gamov berpendapat bahwa setelah
ledakan dahsyat ini akan ada radiasi yang tersebar merata dan melimpah di
alam semesta, radiasi tersebut dinamai radiasi kosmos. Hal ini ditemukan
oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1965 keduanya mendapat
hadiah nobel dari penemuan tersebut Penemuan ini semakin menguatkan
bahwa alam semesta terbentuk dari sebuah ledakan dahsyat.
Keempat, adanya jumlah unsur hydrogen dan helium di alam semesta yang
sesuai dengan perhitungan konsentrasi hydrogen-helium merupakan sisa
dari ledakan dahsyat tersebut. Kalau saja alam ini tetap dan abadi maka
hydrogen di alam semesta telah habis berubah menjadi helium.
Gagasan teori Big Bang itu didasarkan juga bahwa galaksi-galaksi yang
saling menjauh itu, kurang lebih seragam di seluruh jagad raya. Ahli Fisika
George Gamow menganalogikan tentang efek perluasan tersebut sepeti
sebuah balon yang menggembung. Kalau kita meniup sebuah balon yang
diberi bintik-bintik, maka seluruh bintik itu akan terlihat saling menjauh.
Kini, peristiwa Big Bang yang ditengarai menandai dimulainya penciptaan
alam semesta itu bukan hanya sekedar “teori”, tetapi sudah menjadi
“keyakinan ilmiah” para ilmuan. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa
galaksi-galaksi saling menjauh dengan kecepatan kira-kira 32 kilometer/
detik untuk setiap jarak satu juta tahun cahaya, maka dapatlah
diperhitungkan bahwa alam semesta ini tercipta dengan proses Big Bang
antara 15-20 milyar tahun yang lalu.

3) Asal Usul Alam dalam Pandangan Sains dan Alquran


Asal mula alam semesta digambarkan dalam Alquran pada ayat berikut:
101. Dia Pencipta langit dan bumi. bagaimana Dia mempunyai anak
Padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan
Dia mengetahui segala sesuatu. (Alquran, 6:101)
Keterangan yang diberikan Alquran ini bersesuaian penuh dengan
penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat
astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi
materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan
raksasa yang tejadi dalam sekejap.
Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan
alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu
ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal.
17

Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-


satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal
mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi
ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang
hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan
waktu.
Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada
kita dalam Alquran 1.400 tahun lalu. Sensor sangat peka pada satelit ruang
angkasa COBE yang diluncurkan NASA pada tahun 1992 berhasil
menangkap sisa-sisa radiasi ledakan Big Bang.
Penemuan ini merupakan bukti terjadinya peristiwa Big Bang, yang
merupakan penjelasan ilmiah bagi fakta bahwa alam semesta diciptakan dari
ketiadaan. Hal yg baru dapat ditemukan oleh peralatan terakhir di zaman
modern abad 20 ini, telah dinyatakan Qur'an 1400 yang lalu.
Tahun 1929, astronomer Amerika, Edwin Hubble, melalui teleskop
raksasanya menemukan bintang dan benda-benda angkasa lainnya bergerak
menjauhi bumi; dan mereka juga saling menjauhi satu sama lain. Ini artinya
alam semesta dengan konstan mengembang atau meluas.
Dalam Alquran, kita bisa menjumpai penjelasan ini :
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya
Kami benar-benar meluaskannya" (QS. Adz-Dzaariyat, 51: 47)
Penemuan ini memunculkan pemikiran, jika alam semesta semakin meluas
seiring berjalannya waktu, maka jika dibalik ke masa lalu, alam semesta
akan bergerak mengecil; dan jika seseorang bisa mundur cukup jauh, segala
sesuatunya akan mengerut dan bertemu pada satu titik, dan pada suatu saat,
semua materi di alam semesta ini terpadatkan dalam massa satu titik yang
mempunyai "volume nol" karena gaya gravitasinya yang sangat besar.
Sekali lagi Alquran telah menyampaikan hal ini jauh-jauh sebelumnya, yaitu
14 abad yang silam, jauh sebelum dunia mengenal ilmu astronomi :
30. dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu
yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS. Al
Anbiyaa', 21: 30)
Big Bang adalah ledakan besar yang sungguh-sungguh menakjubkan.
Stephen Hawking dalam A Brief History of Time, mengakui keseimbangan
luar biasa dalam laju pengembangan tersebut: “Jika laju pengembangan satu
detik setelah Dentuman Besar lebih kecil bahkan dari satu bagian per seratus
18

ribu juta juta, alam semesta akan hancur sebelum pernah mencapai
ukurannya sekarang.”
Paul Davis, profesor fisika teori terkemuka, berkata bahwa kecepatan ini
memiliki ketelitian yang sungguh tak terbayangkan.
Alquranul Karim pun telah menegaskan langit dan bumi (alam semesta)
telah diciptakan Allah dengan ukuran-ukuran yang sangat rapi (detail) :
"Yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi dan Dia tidak
mempunyai anak dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya)
dan Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-
ukurannya dengan serapi-rapinya" (QS. Al Furqan, 25: 2).
Bilim ve Teknik (majalah ilmiah Turki) mengutip sebuah artikel yang
muncul dalam majalah Science, mengenai keseimbangan fenomenal yang
dicapai dalam fase awal alam semesta :
1) Jika kekerapan alam semesta hanya sedikit lebih tinggi, dalam hal ini,
menurut teori relativitas Einstein, alam semesta tidak akan mengembang
akibat gaya-gaya tarik partikel-partikel atom, namun mengerut, dan pada
akhirnya lenyap pada satu titik.
2) Jika kekerapan awal sedikit lebih kecil, maka alam semesta akan dengan
cepat mengembang, namun dalam hal ini, partikel-partikel atom tidak
akan tertarik satu sama lain dan tidak ada bintang dan tidak ada galaksi
akan pernah terbentuk. Akibatnya, manusia tidak akan pernah muncul.
Allah berfirman : “Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar
daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui” (QS. Al Mu’min 40:57).
Andre Linde, seorang Profesor Kosmologi merasa takjub bagaimana setelah
ledakan besar (big bang) itu terjadi, semua bagian jagad raya yang berbeda
bisa menyelaraskan awal pengembangan mereka. Dia bertanya : “Siapa
yang memberi perintah atas semua ini?”
George Greenstein, Profesor Astronomi Amerika, menulis dalam bukunya
The Symbiotic Universe: "Ketika kita mengkaji semua bukti yang ada,
pemikiran yang senantiasa muncul adalah bahwa kekuatan supernatural
pasti terlibat."
Hugh Ross, seorang ahli astrofisika Amerika menyimpulkan: Waktu adalah
dimensi di mana fenomena sebab-dan-akibat terjadi. Tidak ada waktu, tidak
ada sebab dan akibat. Jika permulaan waktu sama dengan permulaan alam
semesta, seperti yang dikatakan teorema ruang-waktu, maka sebab alam
semesta haruslah entitas yang bekerja dalam dimensi waktu yang
sepenuhnya mandiri dan hadir lebih dulu daripada dimensi waktu kosmos.
19

Ini berarti bahwa Pencipta itu transenden, bekerja di luar batasan-batasan


dimensi alam semesta. Ini berarti bahwa Tuhan bukan alam semesta itu
sendiri, dan Tuhan juga tidak berada di dalam alam semesta.
Siapakah Sang pencipta alam semesta itu? Dalam Al Quran Allah
berfirman:
"Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal
Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu dan Dia
mengetahui segala sesuatu." (QS. Al An'aam, 6: 101).
Bahkan, sebenarnya untuk menyadari bahwa alam semesta bukan "hasil
peristiwa kebetulan", seseorang bisa hanya dengan melihat sekelilingnya.
Alam semesta ini begitu sempurna dengan sistemnya, matahari, bumi,
manusia, pohon, bunga, serangga, dan segala hal-hal lain di dalamnya.
Tidak mungkin hal ini terjadi dengan sendirinya tanpa adanya kekuatan
Maha Besar yang dengan sempurna mencipta dan mendesainnya. Hanya
orang yang merenungkannya yang dapat melihat tanda-tanda tersebut.

2. Bumi
Bumi adalah planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya
yang diketahui memiliki aktivitas geologi dan satu-satunya planet yang diketahui
memiliki makhluk hidup. Hidrosfernya yang cair adalah khas diantara planet-
planet kebumian dan juga merupakan satu-satunya planet yang diobservasi
memiliki lempeng tektonik.
Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan planet-planet lainnya, karena
dipengaruhi oleh keberadaan makhluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen.
Bumi memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet bumi di
dalam tata surya.
Garis tengah ekuatorial : 7.923 mil. Sedangkan antar kutub 7.900 mil. Berat
jenis 5,5 dan beratnya 6,6 x 1021 ton. Inti dalam bumi tebalnya 815 mil, inti luar
1.360 mil. Mantel bumi 1.800 mil dan lapisan litosfer 20 mil. Lapisan bumi yang
cair disebut hidrosfer yang menutupi 71% muka bumi dengan kedalaman rata-rata
4.000 meter. Sedangkan lapisan yang berupa gas disebut atmosfer, terdiri dari
troposfer setebal 10 mil.
Sesudah troposfer ialah stratosfer dengan ketebalan mulai 10-50 mil. Pada
lapisan ini terdapat ozon yang dapat menolak datangnya sinar ultraviolet
berintensitas tinggi dari matahari yang dapat merusak lapisan ionosfer. Enam
lempengan utara di bumi : Lempengan Amerika, Lempengan Afrika, Lempengan
Eurasia, Lempengan India, Lempengan Australia, Lempengan Pasifik.
a. Teori Tentang Kejadian Bumi
Terdapat 3 teori yang popular sehubungan dengan kejadian bumi yaitu ;
teori Kant Laplace, teori Chamberlain dan Moulton, dan teori Jean dan Jefreys.
20

1) Teori Kant Laplace


Teori ini mengatakan bahwa tata surya terbentuk dari kondensasi massa
kabut gas yang sangat panas. Pada proses kondensasi tersebut, massa gas
yang jauh dari pusat massa tidak ikut tertarik kearah pusat. Setelah
mendingin, pusat massa menjadi bintang atau matahari dan massa yang
tertinggi menjadi planet - planet dan benda angkasa lainnya yang
mengelilingi matahari.
2) Teori Chamberlain dan Moulton
Teori ini mengatakan bahwa tata surya terbentuk dari dua massa kabut gas
yang berdekatan dan saling tarik-menarik. Akibatnya, sebagian massa dari
kedua kabut tersebut terlepas dan setelah mendingin terbentuklah benda-
benda kecil yang padat (planetesimal).
3) Teori Jean dan Jefreys
Bintang besar yang jauh lebih besar dari pada matahari memiliki gaya tarik
yang sangat kuat terhadap matahari, akibatnya akan terjadi gelombang
pasang pada permukaan matahari yang menyerupai gunung yang sangat
tinggi dan menyerupai lidah raksasa yang berupa gas sangat panas
selanjutnya mengalami pemadatan kemudian pecah menjadi benda-benda
tersendiri yang disebut planet.

b. Asal Mula Kehidupan di Bumi


Ada beberapa pendapat berupa hipotesis ataupun teori tentang asal mula
kehidupan di bumi, diantaranya ; generatio spontanea, cozmozoa, omne vivum
ex ovo, omne ovo ex vivo, teori uray, dan teori oparin – Haldane.
1) Generatio Spontanea
Sebelum abad 17, orang menganggap bahwa makhluk hidup berbentuk
secara spontan atau terbentuk dengan sendirinya.
Contoh : ulat timbul dengan sendirinya dari bangkai tikus. Paham ini
disebut juga abiogenesis artinya makhluk hidup dapat terbentuk dari bukan
makhluk hidup, misalnya dari lumpur akan timbul cacing. Paham ini
dipelopori oleh Aristoteles.
2) Cozmozoa
Adalah pendapat yang menyatakan bahwa makhluk hidup di bumi ini
berasal dari luar bumi, mungkin dari planet lain. Benda hidup itu datang
dalam bentuk spora yang aktif, jatuh ke bumi lalu berkembang biak.
3) Omne Vivum ex Ovo
Francisco Redi (1626-1697), ahli Biologi Itali, dapat membuktikan bahwa
ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat. Kemudian mengemukakan
pendapat bahwa dari telur atau Omne Vivum ex Ovo
4) Omne Ovo ex Vivo
21

Lazarro Spallanzani (1729-1799), ahli biologi Italia dapat membuktikan


bahwa mikrooganisme atau jasad renik yang mencemari kaldu dapat
membusukkan kaldu.
Bila kalau dididihkan kemudian ditutup rapat-rapat, maka pembusukan tidak
terjadi. Ia menyimpulkan bahwa telur berasal dari jasad hidup, atau Omne
Ovo ex Vivo.
5) Omne Vivum ex Vivo
Louis Pasteur (1822-1895), sarjana kimia Perancis, melanjutkan pecobaan
Spallanzani, yakni dengan menggunakan berbagai mikroorganisme. Ia
berkesimpul bahwa agar timbul kehidupan baru, harus ada kehidupan
sebelumnya atau Omne Vivum ex Vivo. Teori ini disebut juga Biogenesis.
Dengan teori ini maka teori Abigenesis mulai ditinggalkan orang.
6) Teori Uray
Harold Uray (1893), ahli kimia Amerika, mengemukakan bahwa atmosfer
pada mulanya kaya akan gas-gas metan (CH4), amoniak (NHj), hidrogen
(H2), dan air (H2O). Zat – zat ini merupakan unsur penting dalam tubuh
makhluk hidup. Diduga, karena adanya energy dari aliran listrik halilintar
dan radiasi sinar kosmos, unsure - unsur itu mengadakan reaksi kimia
membentuk zat-zat hidup. Zat hidup yang mula-mula terbentuk kira-kira
sama dengan virus yang kita kenal sekarang. Zat ini setalah berjuta-juta
tahun berkembang menjadi organisme.
7) Teori Oparin - Haldane
Oparin, ahli Biologi Rusia (1938), dan J.B.S Haldane, ahli Biologi Inggris,
secara terpisah mengemukakan pendapat yang sama mengenai asal mula
kehidupan. Secara singkat pendapatnya adalah sebagai berikut : Jasad hidup
terbentuk dari senyawa kimia dalam laut pada saat asmofer bumi belum
mengandung oksigen bebas. Senyawa organik ini antara lain asam amino
sederhana, purin, dan basa pirimidin, senyawa – senyawa golongan gula,
kemudian terbentuk pula senyawa – senyawa polipeptida, asam polinukleat
dan polisakarida. Semuanya dapat terbentuk berkat bantuan sinar ultraviolet,
kilatan listrik (petir), panas dan sinar radiasi. Jasad hidup pertama disebut
protobiont, diperkirakan hidup didalam laut, kira-kira 10 m di bawah
permukaan laut.
Melengkapi teori ini, pada tahun 1953, Stanley L. Miller, seorang murid
Uray membuat percobaan yang sangat berhasil. Percobaannya dilakukan
untuk menguji anggapan bahwa pada kondisi awal atmosfer bumi yang kaya
akan metan, amoniak, hidrogen, dan air. Dengan bantuan kilatan listrik dan
suhu yang cukup, dapat terbentuk senyawa-senyawa organik, termasuk asam
amino, purin, primidin, gula ribose, maupun 2-dioksiribosa asam nukleat,
dan nukleosida seperti ATP. Semua senyawa tersebut adalah senyawa dasar
22

dari jasad hidup. Weisz, melanjutkan hipotesis Oparin, disertai bekal teori
Uray, yang telah diuji kebenarannya oleh Miller (1961).
Menurut Weisz penggabungan senyawa kimia itu terus berlangsung menjadi
molekul molekul yang lebih besar dan kompleks. Salah satu ikatan yang
banyak itu berbentuk asam nuklein yang terdiri dari gula, fosfat, puru,
primidin, asam amino. Rantai cenderung untuk mengikat rantai – rantai dari
sekitarnya, sehingga terjadilah rantai ganda yang setangkup. Kemudian
rantai yang satu melepaskan diri dari yang pertama asam bentuk duplikat.
Mulai dari sinilah, mungkin terjadi loncatan tingkah laku kimiawi dan sifat
tak hidup ke sifat hidup. Pada saat rantai tadi mengikat rantai yang sama,
boleh kita sebut sebagai reproduksi yang pertama.

3. Perkembangan Variabilitas Makhluk Hidup


a. Sel dan Pembelahan Sel
Sel adalah unit terkecil makhluk hidup uniseluler dan multiseluler yang terdiri
dari :
- Membran, berfungsi dalam iritabilitas
- Sitoplasma berfungsi untuk metabolisme
- Intiplasma, berfungsi untuk pembelahan sel
Fungsi pembelahan sel :
- Regenerasi sel – sel yang rusak/ mati
- Pertumbuhan dan perkembangan
- Berkembang biak ( reproduksi )
- Variasi individu baru
Cara Pembelahan sel terjadi dalam tiga macam yaitu ;
1. Amitosis
1) Terjadi pada makhluk hidup sederhana : bakteri, ganggang, dll.
2) Mula-mula terbentuk dinding sel baru pada sel dewasa dan inti sel
mendekati dinding itu.
3) Inti membelah dua dan bergerak saling menjauh
4) Gerakan saling menjauh itu diikuti oleh dinding sel
5) Terbentuk dua sel “anak” yang akan berkembang menjadi dewasa dan
membelah lagi dan seterusnya.
2. Mitosis
1) Interfase, fase sel dalam keadaan dewasa terdapatnya semua bagian
hidup, kecuali pembelahan sel. Kromatin tampak sebagai butir – butir
terbesar didalam inti sel. Sentromer terlihat diluar inti sel.
2) Profase, sentromer membelah menjadi dua dan bergerak berlawanan
arah. Pasangan ini disebut dengan sentriol. Benang – benang kromatin
23

menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi


kromatid.
3) Metafase, nukleolus yang tampak pada profase menjadi tidak tampak.
Pasangan kromosom memendek dan pada posisi bidang ekuator ( bidang
belah ) dengan sentriol sebagai kutub.
4) Anafase, pasangan kromatin mulai memisahkan diri, masing-masing
menuju kutub (sentriol) yang berlawanan.
5) Telofase, masing – masing kromatid sudah di kutub sentriolnya. Sel
mulai membelah diri menjadi dua. Nukleolus dan membran inti terbentuk
kembali.
6) Sel yang dihasilkan adalah identik. Pada tumbuhan tidak terdapat
kromosom. Pada fase telofase, sel tumbuhan memperlihatkan
terbentuknya dinding sel dan sel hewan menunjukkan pembentukan
membran sel.

3. Meoisis
Disebut juga pembelahan reduksi, di karenakan terjadinya pengurangan
jumlah kromosom dalam prosesnya dari 2n menjadi n. menghasilkan sel
anakan dengan jumlah kromosom separuh dari jumlah kromosom sel
induknya. Dalam pembelahan meoisis terjadi dua kali pembelahan sel secara
berturut – turut, tanpa diselingi adanya interfase, yaitu tahap meiosis 1 dan
meiosis 2 dengan hasil akhir 4 sel anak dengan jumlah kromosom haploid
(n).

b. Perkembangbiakan Makhluk Hidup


1. Aseksual
a) Pembelahan sel kembar, sel membelah membentuk sel anak yang
mempunyai jumlah sitoplasma, hewan bersel satu (amuba) dan tumbuhan
tingkat rendah.
b) Kuncup, inti membelah menjadi dua sama besar. Sitoplasma tidak sama
besar, yang kecil disebut kuncup. Hydra, binatang bunga karang.
c) Pembentukan spora, spora adalah sel yang sangat kecil dan diselimuti
selulosa. Spora dibentuk dari inti MH bersel satu, tiap inti disertai sedikit
sitoplasma dan diselimuti selulosa. Spora menjadi sel baru dengan
menembus dinding sel induknya, proses ini disebut sporulasi. Terdapat
pada jamur roti.
d) Vegetatif. Pembentukan individu baru dari bagian tubuh induk ( batang,
akar, umbi, dll ). Umumnya tumbuhan berkembang biak dengan cara ini.
24

2. Seksual
a) Konjugasi, dua sel yang memiliki bentuk yang sama disebut dengan
isogamet. Peleburan isogamet disebut dengan konjugasi. Terjadi pada
hewan dan tumbuhan tingkat rendah.
b) Fertilisasi, dua sel yang berbeda disebut heterogamet. Peleburan
heterogamet disebut dengan fertilisasi. Terjadi pada tumbuhan dan
hewan tingkat tinggi.

c. Evolusi
Adalah proses perubahan yang terjadi perlahan – lahan dan terus –
menerus dalam waktu yang sangat panjang. Mengetahui adanya evolusi dapat
dilihat melalui fosil, umur bebatuan yang mengandung sisa kehidupan zaman
dahulu. Makhluk sederhana terdapat di bebatuan yang lebih tua,
memandingkan anatomi tubuh makhluk hidup.
1) Azoikum, sebelum ada kehidupan kira – kira lima ribu juta tahun yang lalu.
2) Archozaikum, zaman purba, saat keadaan bumi cukup dingin. Ada samudra,
benua, sungai, gunung sekitar 2 – 3,5 ribu juta tahun yang lalu.
3) Protozoikum, hidupnya makhluk hidup bersel satu – protozoa sekitar 1000
juta tahun yang lalu.
4) Palozoikum, zaman primer, 200 – 600 juta tahun yang lalu. Kambrium
ordovision, Silurian, devotan, karboniveros, dan permiran ( binatang laut tak
bertulang belakang, ikan, tumbuhan, daratan, amphibi, insekta, reptile, hutan
lebat, reptile besar ).
5) Mezozpikum, zaman sekunder, 230 – 135 juta tahun yang lalu. Trias :
dinosaurus, Yuras : mamalia, Kreta : musnahnya dino berkembangnya
angiosperma.

d. Teori Evolusi
1) Teori Lamarck
Leher panjang karena adaptasi
2) Teori Darwin
Seleksi alam, The origin of Species by Means of Natural selection
3) Teori Darwin-Weissman
Weissman menyempurnakan melalui teori genetika. Evolusi adalah
aktivitas genetis, sel – sel tubuh tidak dipengaruhi lingkungan.
4) Teori De Vries
Perubahan pada evolusi karena adanya mutasi gen. memadukan mutasi
dengan Darwin.

Anda mungkin juga menyukai