Abstract
___________________________________________________________________
Tujuan penelitian ini mengembangkan Perangkat Pembelajaran IPAberbasisinkuiri dan berwawasan konservasi pada tema
pencemaran lingkungan yang valid, efektif, dan dapat mampu meningkatkan keterampilan proses sains, dan karakter siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) meliputi fase : define, design, and development. Subjek penelitian
siswa kelas VII SMP Negeri 3 Grabag. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif tentang validitas dan
efektivitas perangkat pembelajaran. Dari hasil penelitian diperoleh: 1) validitas perangkat pembelajaran berada pada kategori
sangat valid dalam skala penilaian 5 dengan nilai validitas silabus 4,54; RPP 4,77; LKS 4,45; dan bahan ajar 4,35; 2)
perangkat pembelajaran yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif dengan perbedaan hasil
perhitungan statistik untuk kelompok eksperimen dengan N-gain 0,37 (kategori sedang) dan kelompok kontrol dengan N-gain
0,11 (kategori rendah); 3) peningkatan rata-rata persentase ketercapaian KPS di bawah 70% pada pertemuan pertama
menjadi lebih dari 90% pada pertemuan ke-4; 4) peningkatan rata-rata persentase ketercapaian sikap di bawah 50% pada
pertemuan pertama menjadi lebih dari 90% pada pertemuan ke-4. Jadi dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran
IPA berbasis inkuiri dan berwawasan konservasi telah terbukti valid, efektif, mampu meningkatkan keterampilan proses sains,
dan mampu meningkatkan karakter siswa sehingga layak digunakan dalam pembelajaran.
Alamat korespondensi: ISSN 2252 - 6412
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
E-mail: pps@unnes.ac.id
1
Sumiyadi dkk / Journal of Innovative Science Education 4 (1) (2015)
2
Sumiyadi dkk / Journal of Innovative Science Education 4 (1) (2015)
Merujuk pada pengertian IPA itu, maka mencari, menyimpan, dan menerapkan konsep
dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi yang telah dipelajarinya. Dengan demikian,
empat unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin siswa terlatih untuk dapat menemukan sendiri
tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk berbagai konsep yang dipelajari secara
hidup, serta hubungan sebab-akibat yang dapat menyeluruh, bermakna, otentik dan aktif.
dipecahkan melalui prosedur yang benar; sains Untuk itulah maka dipandang sangat
bersifat open ended; (2) proses: prosedur perlu suatu perangkat pembelajaran IPA terpadu
pemecahan masalah melalui metode ilmiah; yang dapat membawa siswa memperoleh
metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, pengalaman belajar secara langsung dengan
perancangan eksperimen atau percobaan, situasi alam sekitarnya guna meningkatkan hasil
evaluasi, pengukuran, dan penarikan belajar dan keterampilan proses sains serta dapat
kesimpulan; (3) produk: berupa fakta, prinsip, mengembangkan sikap dan karakter. Guru IPA
teori, dan hukum; (4) aplikasi: penerapan dituntut untuk mampu mendesain pembelajaran
metode ilmiah dan konsep sains dalam yang baik, ditunjang dengan pemilihan metode
kehidupan sehari-hari.Keempat unsur itu yang tepat sesuai dengan karakter materi.
merupakan ciri sains yang utuh yang sebenarnya Dalam benaknya selalu berpikir tentang apa
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Oleh yang harus diajarkan dan bagaimana cara
karena itu untuk mencapai produk pembelajaran mengajarkan hal itu dengan metode terbaik
IPA yang optimal, siswa di samping mampu (Trowbridge & Bybee, 1990: 2).
menguasai konsep-konsep IPA, juga perlu Beberapa penelitian menunjukan bahwa
menguasai keterampilan proses sains dan kegiatan praktikum melalui pembelajaran inkuiri
memiliki sikap/karakter seorang saintis.. mampu meningkatkan kemampuan kognitif
Berdasarkan informasi dari hasil siswa, sikap ilmiah dan keterampilan proses
wawancara terbatas kepada beberapa Guru IPA sains (Ergül, 2011). Penelitian yang dilakukan
SMP menyatakan bahwa siswa jarang diajak oleh Hasanah(2011) menunjukkan
praktik IPA, dengan alasan waktu yang kurang bahwaperangkat pembelajaran yang
sehingga target kurikulum tidak tercapai. menerapkan strategi Guided Inquiry
Metode yang sering digunakan adalah diskusi Laboratory Work pada Tema Pencemaran Air
dan ceramah. Bahan ajar yang digunakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa dan
dengan menggunakan buku siswa yang belum sikap ilmiah. Yakar &Baykara (2014)
semua siswa mendapatkannya. Para guru menyatakan bahwa pembelajaran inkuri berbasis
menyusun perangkat sesuai dengan bidangnya praktikum dapat meningkatkan ketrampilan
masing-masing. Pada dasarnya para guru IPA proses sains dan sikap mahasiswa calon guru
yang diwawancarai setuju bila diadakan IPA.Dalam desertasinya Cahyani menyatakan
perangkat pembelajaran terpadu, karena selama bahwa terdapat perbedaan kemampuan kognisi
ini belum menggunakan perangkat yang disusun mahasiswa yang signifikan antara nilai pretest
secara terpadu. Selama ini guru IPA telah dan postest melalui pembelajaran inkuiri
terbiasa dengan pembagian tugas sebagai guru berbantuan multimedia (N Gain 0,31)
fisika dan guru biologi dan sekarang mereka disamping itu juga terukur bahwa sikap yang
harus dapat mengajarkan fisika, biologi, kimia, dominan teramati selama pembelajaran
dan lingkungan alam sekitar secara terpadu. berlangsung berturut-turut adalah: Rasa ingin
Pembelajaran IPA dengan pendekatan terpadu tahu, mengemukakan pendapat, kerja sama,
ini diharapkan siswa mampu memahami tekun, tanggung jawab, terbuka, kreatifitas, jujur
konsep-konsep utama dan mampu dan peduli terhadap lingkungan (Cahyani,
menghubungkan antar konsep dalam mata 2014). Adapun penanaman karakter dan
pelajaran IPA. Melalui pembelajaran IPA konservasi dapat dilakukan dalam pembelajaran
terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman dengan pendekatan saintifik, hal ini sesuai
langsung yang dapat menambah kekuatan untuk dengan penelitian Machin dalam tesisnya: “
3
Sumiyadi dkk / Journal of Innovative Science Education 4 (1) (2015)
4
Sumiyadi dkk / Journal of Innovative Science Education 4 (1) (2015)
5
Sumiyadi dkk / Journal of Innovative Science Education 4 (1) (2015)
6
Sumiyadi dkk / Journal of Innovative Science Education 4 (1) (2015)
(motivations), dan keterampilan (skills). Artinya Cahyani, R . 2014. “Kemampuan kognisi, kerja
apabila sikap siswa semakin baik akan ilmiah, dan sikap mahasiswa non IPA melalui
menunjukkan perilaku yang baik. Hal ini pembelajaran inkuiri berbantuan multimedia”.
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia.3 (1): 1-4
ditunjukan dengan motivasi dan semangat kerja
Carin, A.A& Sund, R.B. 1993. Teaching Science
yang baik sehingga akan berpengaruh terhadap
Through Discovery. Seventh Edition. Charles
kemampuan kognitifnya/hasil belajarnya.
Merry Publishing Co. Ohio.
Depdikbud.2013. Naskah kurikulum 2013.Jakarta:
SIMPULAN DAN SARAN Depdikbud.
Ergul, Remziye. 2011. “The effect of Inquiry- based
Validitas perangkat pembelajaran berada science teaching on elementry school students’
pada kategori sangat valid, perangkat science process skills and science
pembelajaran yang dikembangkan efektif untuk attitudes”.Bulgarian Journal of Science and
Education Policy (BJSEP). 5( 1): 48 – 68.
meningkatkan kemampuan kognitif dengan
Hasanah, N .2011.”Pengembangan RPP dan LKS
perbedaan hasil perhitungan independent sample t
IPA Terintegrasi dengan Menerapkan
test untuk kelompok eksperimen dengan N-gain Strategi Guided Inquiry Laboratory Work
0,37 (kategori sedang) dan kelompok kontrol pada Tema Pencemaran Air”. Tesis.
dengan N-gain 0,11 (kategori rendah), Yogyakarta. Program Pascasarjana. UNY.
peningkatan rata-rata persentase ketercapaian Johnson, E. B. 2009. Contextual teaching & learning.
KPS di bawah 70% pada pertemuan pertama (Terjemahan Ibnu Setiawan). Thousand Oaks:
menjadi lebih dari 90% pada pertemuan ke-4, Corwin Press, Inc.
peningkatan rata-rata persentase ketercapaian Machin, A. .2014. “Implementasi pendekatan
saintifik, penanaman karakter, dan konservasi
sikap di bawah 50% pada pertemuan pertama
pada pembelajaran materi pertumbuhan “.
menjadi lebih dari 90% pada pertemuan ke-4.
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia(JPII). 3 (1) :
Pembelajaran IPA hendaknya 28-35.
dilaksanakan secara utuh meliputi aspek Musfiroh, T.2008.Artikel Pendidikan : Konsep
kognitif, afektif, dan psikomotori sesuai dengan Pendidikan Karakter. Yogyakarta:UNY .
tuntutan kurikulum 2013 sehingga pemahaman Organisation for Economic Co-operation
siswa menjadi lebih holistik tentang IPA. andDevelopment (OECD). 2013. PISA
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan Technical Report.
valid dan efektif digunakan oleh siswa dan guru. http://www.pisa.org/dataoecd/1/60/34
Oleh karena itu, hendaknya pembuatan 002216.pdf (diunduh 19 Januari 2015)
perangkat pembelajaran mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kerangka
perangkat pembelajaran ini.Dalam proses
Dasar dan Struktur Kurikulum
pembelajaran hendaknya membelajarkan siswa
SMP/MTs;Jakarta, 27 Juni 2014
dengan menghubungkan dengan dunia nyata Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
sehingga siswa dapat membangun Nomor 61 Tahun 2014 tentang Standar
pengetahuannya sendiri melalui pembelajaran Proses dan KTSP ;Jakarta, 27 Juni 2014
berbasis inkuiri.Dalam proses pembelajaran Pratiwi, L. 2014. “Efektifitas model pembelajaran
hendaknya membelajarkan siswa dengan eksperimen inkuiri terbimbing berbantuan my
orientasi pada pelestarian lingkungan melalui own dictionary untuk meningkatkan
pembelajaran berwawasan konservasi. penguasaan konsep dan unjuk kerja siswa
SMP RSBI”. Unnes Science Education Journal
(USEJ). 1 (2) : 87 – 95.
DAFTAR PUSTAKA
Rustaman, N. 2009. Strategi Belajar Mengajar Biologi.
Bandung : FPMIPA UPI.
Agboola, A. 2012. “Bring Character Education into Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif,
Classroom”. European journal of educational dan R&D. Bandung: Alfabeta.
research, 1(2): 163-170.
Borg, W.R., & Gall, M.D. 2003.Education Research.
New York : Allyn and Bacon.
7
Sumiyadi dkk / Journal of Innovative Science Education 4 (1) (2015)
Trowbridge & Bybee .1990. Becoming A secondary middle grades”. School Science &
school sciece Teacher. Ohio : Merril Publishing MathematicsJournal.110: 5-12.
company. Yakar, Z & Baykara, H. 2014, “Inquiry-Based
Wenning, C.J. 2011. “The Levels of Inquiry of Laboratory Practices in a Science Teacher
Science Teaching”. Journal ofPhysics Teacher Training Program”. Eurasia Journal of
Education Online. 6(2): 9-16 Mathematics, Science & Technology
Yager, R.E. & Akcay, H. 2010. “The advantages of Education.10(2): 173-183.
an inquiry approach forscience instruction in