1. Implementasi fungsi ASN di Tempat Kerja sebagai Pelayan Publik
a. Melakukan pelayanan dengan ramah, tidak mengeluarkan kata-kata kasar maupun sindiran, senantiasa bersikap sopan dan menjaga privasi pasien. Misalnya saat menolong persalinan, sebagai bidan kita harus dengan sabar memimpin ibu bersalin, ajarkan ibu mengedan dengan lembut, saat pemeriksaan dalam (vagina touher) hendaklah selalu mintak izin dan tidak memberikan pandangan yang menjijikkan atau menghina apapun yang dilihat saat pemeriksaan. b. Memberikan kenyaman bagi pasien, misalnya saat bersalin membolehkan suami mendampinginya dan menggunakan tirai pembatas atau ruangan tertutup saat melakukan tindakan. c. Membuat SOP pelayanan yang memuat tentang nomor antrian, lama waktu tunggu, lama waktu pelayanan. Hal ini akan memungkinkan terwujudnya pelayanan yang cepat, tepat tanpa adanya konflik kepentingan pribadi. d. Membuat dan menjalankan inovasi seperti “pelayanan ramah lansia” dimana saat ada lansia yang berobat maka akan didahulukan dalam menerima pelayanan, dan saat lansia baru turun dari kendaraan langsung disambut dan dibawa pakai kursi roda oleh petugas. e. Selalu melakukan inform choice dan inform concent tentang pelayanan yang akan diberikan, inform choice bertujuan agar pasien mengetahui prosedur tindakan yang akan dilakukan serta memilih metode yang diinginkannya sehingga adanya keterbukaan, sedangkan inform concent dilakukan agar tindakan yang dilakukan selain sebagai persetujuan juga sebagai pertanggungjawaban. f. Melakukan pemeriksaan ibu hamil sesuai dengan standar kompetensi dan komunikasi yang interaktif tanpa mengurangi jenis maupun kualitas pemeriksaan terhadap semua pasien, hal ini adalah wujud dari keprofesioalan sebagai seorang bidan.
2. Implementasi fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik
a. Membuat poster tentang larangan merokok di rumah sakit yang sudah masuk dalam Perda tentang kawasan bebas rokok, dan juga menegur jika ada pengunjung yang merokok di kawasan tersebut. b. Saat kepala dinas mengeluarkan aturan tentang penghentian sementara pemberian imunisasi MR karena keraguan tentang kehalalan vaksin, maka kita sebagai petugas menghentikan kegiatan sampai adanya pemberitahuan tentang kelanjutan program imunisasi MR tersebut. c. Menjalankan dan menerima dengan ikhlas penempatan program ataupun ruangan kita sesuai dengan SK kepala puskesmas tentang pembagian tugas pokok dan fungsi kita. d. Saat disahkannya Perda ASI, dimana setiap bidan praktek dilarang menjual susu formula untuk bayi usia 6 bulan ke bawah, maka kita sebagai bidan harus menaati peraturan tersebut.
3. Implementasi fungsi ASN sebagai Perekat dan pemersatu bangsa di
tempat kerja dan di masyarakat 1) Di tempat kerja a. Membuat jadwal piket ruangan yang adil terhadap semua petugas, yaitu memiliki jumlah jam yang sama, dan jumlah libur yang sama. b. Senantiasa menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan saat berkomunikasi dengan klien. c. Tidak membentuk kelompok-kelompok yang saling bertentangan di lingkungan kerja, meningkatkan kepedulian dan korsa sesama petugas, hal ini adalah sebagai bentuk menjaga suasana damai dalam lingkungan kerja. d. Tidak membuat syarat-syarat tentang agama, ras, suku dan asal daerah dalam rekrutmen pegawai. e. Menghindari melakukan kegiatan penyuluhan di tempat-tempat ibadah, hal ini akan membuat kelompok tertentu tidak bisa datang menghadiri kegiatan karena alasan tempat yang tidak sesuai dengan kepercayaannya. 2) Di masyarakat a. Menjaga hubungan yang baik dan saling bertegur sapa dengan semua tetangga tanpa membedakan ras, suku, dan agamanya. b. Saat melakukan acara di rumah, mengundang semua tetangga tanpa membedakan kaya maupun miskin. c. Ikut dalam kegiatan bakti sosial seperti gotong royong. d. Bersikap netral dalam pemilihan umum, yaitu tidak menyatakan mendukung salah satu pihak. Serta menerima dan menaati pemimpin terpilih nantinya walaupun tidak sesuai dengan pilihan pribadi. e. Senantiasa ikut sebagai penegah dalam menyelesaikan masalah jika terjadi konflik antar perorangan atau kelompok di lingkungan. f. Tidak menyebarkan secara lisan maupun tulisan tentang berita-berita hoax dan ujaran kebencian.