Anda di halaman 1dari 3

TUGAS E-LEARNING

NASIONALISME
(Implementasi dari Fungsi ASN)

Oleh
Nama : Ovi Riani
Kelas : 24

1. Implementasi fungsi ASN di Tempat Kerja sebagai Pelayan Publik


a. Melakukan pelayanan dengan ramah, tidak mengeluarkan kata-kata
kasar maupun sindiran, senantiasa bersikap sopan dan menjaga
privasi pasien. Misalnya saat menolong persalinan, sebagai bidan kita
harus dengan sabar memimpin ibu bersalin, ajarkan ibu mengedan
dengan lembut, saat pemeriksaan dalam (vagina touher) hendaklah
selalu mintak izin dan tidak memberikan pandangan yang
menjijikkan atau menghina apapun yang dilihat saat pemeriksaan.
b. Memberikan kenyaman bagi pasien, misalnya saat bersalin
membolehkan suami mendampinginya dan menggunakan tirai
pembatas atau ruangan tertutup saat melakukan tindakan.
c. Membuat SOP pelayanan yang memuat tentang nomor antrian, lama
waktu tunggu, lama waktu pelayanan. Hal ini akan memungkinkan
terwujudnya pelayanan yang cepat, tepat tanpa adanya konflik
kepentingan pribadi.
d. Membuat dan menjalankan inovasi seperti “pelayanan ramah lansia”
dimana saat ada lansia yang berobat maka akan didahulukan dalam
menerima pelayanan, dan saat lansia baru turun dari kendaraan
langsung disambut dan dibawa pakai kursi roda oleh petugas.
e. Selalu melakukan inform choice dan inform concent tentang
pelayanan yang akan diberikan, inform choice bertujuan agar pasien
mengetahui prosedur tindakan yang akan dilakukan serta memilih
metode yang diinginkannya sehingga adanya keterbukaan, sedangkan
inform concent dilakukan agar tindakan yang dilakukan selain
sebagai persetujuan juga sebagai pertanggungjawaban.
f. Melakukan pemeriksaan ibu hamil sesuai dengan standar kompetensi
dan komunikasi yang interaktif tanpa mengurangi jenis maupun
kualitas pemeriksaan terhadap semua pasien, hal ini adalah wujud
dari keprofesioalan sebagai seorang bidan.

2. Implementasi fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik


a. Membuat poster tentang larangan merokok di rumah sakit yang
sudah masuk dalam Perda tentang kawasan bebas rokok, dan juga
menegur jika ada pengunjung yang merokok di kawasan tersebut.
b. Saat kepala dinas mengeluarkan aturan tentang penghentian
sementara pemberian imunisasi MR karena keraguan tentang
kehalalan vaksin, maka kita sebagai petugas menghentikan kegiatan
sampai adanya pemberitahuan tentang kelanjutan program imunisasi
MR tersebut.
c. Menjalankan dan menerima dengan ikhlas penempatan program
ataupun ruangan kita sesuai dengan SK kepala puskesmas tentang
pembagian tugas pokok dan fungsi kita.
d. Saat disahkannya Perda ASI, dimana setiap bidan praktek dilarang
menjual susu formula untuk bayi usia 6 bulan ke bawah, maka kita
sebagai bidan harus menaati peraturan tersebut.

3. Implementasi fungsi ASN sebagai Perekat dan pemersatu bangsa di


tempat kerja dan di masyarakat
1) Di tempat kerja
a. Membuat jadwal piket ruangan yang adil terhadap semua
petugas, yaitu memiliki jumlah jam yang sama, dan jumlah
libur yang sama.
b. Senantiasa menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan saat berkomunikasi dengan klien.
c. Tidak membentuk kelompok-kelompok yang saling
bertentangan di lingkungan kerja, meningkatkan kepedulian
dan korsa sesama petugas, hal ini adalah sebagai bentuk
menjaga suasana damai dalam lingkungan kerja.
d. Tidak membuat syarat-syarat tentang agama, ras, suku dan
asal daerah dalam rekrutmen pegawai.
e. Menghindari melakukan kegiatan penyuluhan di tempat-tempat
ibadah, hal ini akan membuat kelompok tertentu tidak bisa
datang menghadiri kegiatan karena alasan tempat yang tidak
sesuai dengan kepercayaannya.
2) Di masyarakat
a. Menjaga hubungan yang baik dan saling bertegur sapa dengan
semua tetangga tanpa membedakan ras, suku, dan agamanya.
b. Saat melakukan acara di rumah, mengundang semua tetangga
tanpa membedakan kaya maupun miskin.
c. Ikut dalam kegiatan bakti sosial seperti gotong royong.
d. Bersikap netral dalam pemilihan umum, yaitu tidak
menyatakan mendukung salah satu pihak. Serta menerima dan
menaati pemimpin terpilih nantinya walaupun tidak sesuai
dengan pilihan pribadi.
e. Senantiasa ikut sebagai penegah dalam menyelesaikan masalah
jika terjadi konflik antar perorangan atau kelompok di
lingkungan.
f. Tidak menyebarkan secara lisan maupun tulisan tentang
berita-berita hoax dan ujaran kebencian.

Anda mungkin juga menyukai