Anda di halaman 1dari 212

RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... 1


SPESIFIKASI TEKNIS ................................................................................................................................. 3
1. URAIAN UMUM ......................................................................................................................... 3

2. LINGKUP PEKERJAAN ................................................................................................................ 3

3. SITUASI ...................................................................................................................................... 4

4. UKURAN TINGGI DAN PATOK..................................................................................................... 4

5. DIREKSI KEET/ LOS KERJA .......................................................................................................... 5

6. GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN (RKS)......................................................................................... 5

7. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN ....................................................... 6

8. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR ............................................................................................... 7

9. JADWAL PELAKSANAAN ............................................................................................................ 8

10. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN........................................................................................ 8

11. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR ............................................................................ 9

12. PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN ............................................................................................ 9

13. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA .....................................................................................10

14. ALAT – ALAT PELAKSANAAN ...................................................................................................10

15. PEMERIKSAAN BAHAN DAN KOMPONEN JADI .......................................................................11

16. PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN ............................................................................................12

17. PEKERJAAN TAMBAH KURANG DAN PERSIAPAN PEKERJAAN ................................................ 12

18. PEKERJAAN PERSIAPAN...........................................................................................................13

19. PEMASANGAN BOWPLANK .....................................................................................................14

20. PEKERJAAN TANAH .................................................................................................................15

21. PEKERJAAN PASANGAN PONDASI ...........................................................................................19

22. PEKERJAAN BETON..................................................................................................................20

23. PEKERJAAN WATERPROOFING................................................................................................30


RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 2

24. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN ..................................................................................34

25. PEKERJAAN PENGECATAN ......................................................................................................36

26. PEKERJAAN LOGAM/METAL....................................................................................................38

27. PEKERJAAN PLAFOND .............................................................................................................41

28. PEKERJAAN LANTAI .................................................................................................................42

29. PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA DAN KACA .....................................................................43

30. PEKERJAAN KUNCI, ALAT-ALAT PENGGANTUNG DAN KACA ..................................................47

31. PEKERJAAN PEMASANGAN SANITARY ....................................................................................49

32. PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, DAN PLUMBING .........................................................49

33. PEKERJAAN RABAT KELILING BANGUNAN ..............................................................................50

34. PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN DAN PEMBERSIHAN SETELAH PEMBANGUNAN


.................................................................................................................................................50

35. PEKERJAAN LAIN–LAIN............................................................................................................50


RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 3

SPESIFIKASI TEKNIS

1. URAIAN UMUM
1.1 Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
Pembangunan Gedung Pemerintahan di Kota Depok
• Kantor Kecamatan Sukmajaya

1.2. Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada :


a. Rencana kerja dan syarat-syarat
b. Bestek, detail dan gambar kerja
c. Risalah Aanwijzing
d. Keputusan Direksi lapangan

1.3. Apabila terjadi perbedaan teknis/ persepsi tentang pelaksanaan maka diharuskan
berkonsultasi dan persetujuan pihak Direksi.

1.4. Pemborong diharuskan menyerahkan contoh material/ bahan/ barang sebelum


digunakan/ dipasang di lapangan.

2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :
Pengadaan material, tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
seluruh pekerjaan yang termasuk dalam kontrak.

2.2. Lingkup pekerjaan adalah :


Pekerjaan Bangunan Standar
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Struktur
c. Pekerjaan Arsitektur dan Landscape
d. Pekerjaan Mekanikal, Eletrikal dan Plumbing
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 4

3. SITUASI
3.1. Pembangunan Gedung Pemerintahan dalam kegiatan ini adalah pembangunan Gedung
Pemerintahan di Kota Depok.

3.2. Pada saat Aanwijzing lapangan akan ditunjukan lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan,
Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak, terutama keadaan tanah, sifat dan luasnya
pekerjaan, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran. untuk itu setiap
rekanan diharuskan meneliti dengan seksama setiap detail bangunan rencana.

3.3. Ukuran luas dimaksudkan sebagai garis besar/ prinsip/ patokan pelaksanaan dan pegangan
Kontraktor.

3.4. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang ada (existing) di Tapak yang
meliputi antara lain, pepohonan, saluran drainase, pipa, kabel dibawah tanah dan lain
sebagainya yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

3.5. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan pembongkaran ataupun


pemindahan hal-hal tersebut diatas, maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali,
atau menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu sistem yang
ada.

3.6. Didalam kasus ini Kontraktor tidak dapat mengajukan “klaim” biaya pekerjaan tambah,
sebelum melakukan pemindahan/ pembongkaran segala sesuatu yang ada di lapangan,
Kontraktor diwajibkan melaporkan dahulu ke Konsultan Supervisi/ Direksi.

3.7. Kelalaian atau kekurangtelitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim baik dari segi waktu maupun biaya.

3.8. Lahan bangunan akan diserahkan kepada pemborong dengan kondisi seperti pada saat
Aanwijzing lapangan, untuk meneliti dan meninjau lapangan adalah menjadi tanggung
jawab sepenuhnya pihak rekanan.

4. UKURAN TINGGI DAN PATOK


4.1. Satuan
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 5

Semua ukuran yang ada dalam rencana adalah dalam cm (centi meter), untuk ukuran baja
dalam mm atau inch.

4.2. Permukaan atas lantai keramik (P + 0,00) adalah sesuai gambar rencana, kecuali
ditetapkan lain pada rapat penjelasan pekerjaan.

4.3. Ukuran penduga dari Pipa dia 2” setinggi 100 cm dari muka tanah asli, yang dilakukan
dengan cor beton untuk pondasinya. Ukuran penduga tersebut merupakan titik pikat tetap
yang harus dibuat pemborong sesuai arahan Direksi.

4.4. Mengukur letak bangunan. Ketentuan letak bangunan harus dibawah arahan dan
pengawasan pihak Direksi, pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur
THEODOLITE dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan dalam pengukuran.

4.5. Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara cara mengukur, alat-alat
penyipat datar (Theodolit, Waterpass), prisma silang pengukuran menurut kondisi dan
situasi tanah bangunan, yang selalu berada di lapangan.

4.6. Perbedaan antara gambar kerja dokumen dengan keadaan di lapangan harus dilaporkan
kepada Konsultan Supervisi/Direksi, selanjutnya Konsultan Supervisi/Direksi berkonsultasi
dengan Konsultan Perencana.

4.7. Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan tanpa sepengetahuan Konsultan


Supervisi/ Direksi.

5. DIREKSI KEET/ LOS KERJA


5.1. Pada awal pelaksanaan pekerjaan tahap pertama berlangsung, pemborong telah
menyiapkan bangunan sementara yang berfungsi sebagai kantor proyek dan atau los kerja
yang dipergunakan sebagai operasional kantor dan tempat menyimpan barang/ material,
peralatan maupun dapat digunakan sebagai los kerja bagi tempat tinggal sementara
tenaga kerja.

6. GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN (RKS)


6.1. Rencana Kerja dan syarat-syarat ini dilampiri:
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 6

a. Gambar Site Plan


b. Gambar Kerja Struktur ( SI )
c. Gambar Kerja Arsitektur ( AR )
d. Gambar Kerja Mekanikal/ Elektrikal ( ME/EL )

7. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN


7.1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya :
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan
Gedung Negara.
b. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 9 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Ketinggian.
c. SNI-2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
d. SNI-2052-2017 tentang Baja Tulangan Beton
e. SNI-2847-2013 tentang Spesifikasi untuk Bangunan Baja Struktural
f. SNI 8399-2017 tentang Profil Rangka Baja Ringan
g. AHSP no 28/2016 tentang Analisa Harga Pekerjaan
h. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Dinas/ Instansi Pemerintah
setempat yang bersangkutan dengan masalah bangunan.
i. Untuk melaksanakan Pekerjaan ini, berlaku dan mengikat pula :
• Gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan disahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk pula Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang
diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan dan disetujui oleh Konsultan
Supervisi/Direksi.
• Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
• Gambar dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (AANWIJZING).
• Berita Acara Penunjukan.
• Surat Keputusan Pemimpin Pelaksana tentang Penunjukan Kontraktor.
• Surat Perintah Kerja (SPK).
• Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui oleh
Konsultan Supervisi/Direksi dan Pemberi Tugas
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 7

8. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


8.1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
termasuk tambahan dan perubahannya dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang
dibantu Konsultan Supervisi/ Direksi.

8.2. Ukuran.
Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam

8.3. Perbedaan Gambar.


a. Bila Gambar Kerja tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka
yang mengikat/ berlaku adalah Gambar.
b. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku/mengikat.
c. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Struktur, maka yang
berlaku/ mengikat adalah Gambar Kerja Arsitektur sepanjang tidak mengurangi segi
Konstruksi
d. Apabila ada perbedaan antara gambar dengan item pekerjaan dalam Bill Of Quantity
maka yang mengikat adalah Gambar Kerja.

8.4. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing).


a. Gambar Detail Pelaksanaan atau Shop Drawing adalah Gambar Kerja yang wajib dibuat
Kontraktor berdasarkan Gambar Kerja Dokumen yang telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja Dokumen, maupun yang diminta oleh
Konsultan Supervisi/Direksi dan atau Konsultan Perencana.
c. Dalam Shop Drawing ini harus dicantum Konsultan Supervisi/ Direksi dan digambarkan
semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh jadi dari semua bahan,
keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 8

dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja
Dokumen maupun Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
d. Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing kepada Konsultan Supervisi/Direksi
dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pelaksanaan.
e. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum didalam gambar Kerja Dokumen tanpa sepengetahuan Konsultan
Supervisi/Direksi. Segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor, baik
dari segi biaya maupun waktu pelaksanaan.

9. JADWAL PELAKSANAAN
9.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat rencana
kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart & S-Curve Bahan dan
Tenaga dan mengkoordinasikan hasilnya kepada Konsultan Supervisi/Direksi, sehingga
pelaksanaan pekerjaan terkendali dan tidak mengganggu kelancaran proyek secara
keseluruhan dan kelancaran kegiatan di sekitar lokasi pekerjaan.

9.2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Supervisi/ Direksi, paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender setelah surat
perintah mulai kerja (SPMK) diterima oleh Kontraktor.

9.3. Rencana Kerja yang disetujui oleh Konsultan Supervisi/Direksi, akan disahkan oleh Pemberi
Tugas.

9.4. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan
Supervisi/ Direksi, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada bangsal Kontraktor
di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan/ prestasi kerja.

9.5. Konsultan Supervisi/ Direksi akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.

10. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN


10.1 Di lapangan pekerjaan, Kontraktor/Pemborong ‘wajib’ menunjuk seorang Kuasa
Kontraktor atau biasa disebut ‘Pelaksana’ yang cakap dan ahli untuk memimpin
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 9

pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari


Kontraktor/Pemborong.

10.2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor/Pemborong lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

10.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberi tahu secara tertulis kepada Tim Pengelola Teknis
Wilayah dan Konsultan Supervisi/Direksi, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat
persetujuan.

10.4. Bila di kemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis Wilayah dan Konsultan
Supervisi/Direksi bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap
memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor/Pemborong secara
tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.

10.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan Kontraktor/
Pemborong harus sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau Kontraktor/ Pemborong
sendiri (penanggungjawab/ Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan
pekerjaan.

11. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR


11.1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak,
Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor
telepon di lokasi kepada Tim Pengelola Teknis setempat dan Konsultan Supervisi/Direksi.

11.2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel Kerja (Workshop) dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.

11.3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.

12. PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN


12.1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik proyek,
Konsultan Supervisi/Direksi dan milik Pihak Ketiga yang ada dilapangan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 10

12.2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Konsultan Supervisi/
Direksi/ Konsultan Perencanaan, baik yang telah dipasang maupun yang belum adalah
tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

12.3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggungjawab atas akibatnya, baik yang berupa
barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Kontraktor diwajibkan menyediakan
alat-alat pemadam kebakaran yang siap ditempatkan yang akan ditetapkan kemudian oleh
Konsultan Supervisi/Direksi.

13. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA


13.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan dilapangan,
melaksanakan ketentuan-ketentuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk mengatasi
segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja dilapangan.

13.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi semua petugas yang ada dibawah kekuasaan Kontraktor.

13.3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi dan WC yang layak dan bersih bagi
semua petugas dan pekerja.

13.4. Tidak diperkenankan, membuat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk Pekerja,
kecuali untuk penjaga keamanan.

13.5. Kontraktor Pelaksana Wajib Menjaga Keselamatan seluruh personil yang terlibat di
dalamnya.

13.6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib diberikan
oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

14. ALAT – ALAT PELAKSANAAN


14.1 Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum
pekerjaan fisik dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 11

a. Beton molen yang akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Supervisi/Direksi.


b. Theodolit dan Waterpass yang telah diijinkan oleh Konsultan Supervisi/Direksi.
c. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
d. Pompa air sesuai kebutuhan untuk sistem pengeringan, jika diperlukan.
e. Penggetar beton yang jumlah dan tipenya akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
Supervisi/Direksi.
f. Mesin Pemadat.
g. Alat-alat besar sesuai dengan besaran (magnitude) pekerjaan tanah apabila
diperlukan.

15. PEMERIKSAAN BAHAN DAN KOMPONEN JADI


15.1 Semua bahan dan material dan komponen jadi yang didatangkan harus memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam buku RKS ini.

15.2. Konsultan Supervisi/ Direksi berwenang menanyakan asal bahan/ material dan komponen
jadi, dan Kontraktor wajib memberi tahu.

15.3. Contoh bahan/ material dan komponen jadi yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Konsultan Supervisi/Direksi dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan “standard of
appearance”. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua) minggu
sebelum jadwal pelaksanaan. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur, dan produk yang
dipilih; akan diinformasikan oleh Konsultan Supervisi/Direksi kepada Kontraktor selama
tidak lebih dari 7 (tujuh) hari dari kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

15.4. Semua bahan/material dan komponen jadi harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Perencana/Konsultan Supervisi/Direksi sebelum dipasang.

15.5. Bahan/material dan komponen jadi yang telah didatangkan oleh Kontraktor dilapangan
pekerjaan tetapi ditolak pemakaiannya oleh Konsultan Supervisi/Direksi harus segera
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2x24 jam terhitung
dari jam penolakan.

15.6. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan/material dan komponen jadi harus sesuai dengan
persyaratan dari pabrik pembuat, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 12

16. PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN


16.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Kontraktor tetapi karena
bahan/material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh
Konsultan Supervisi/Direksi harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
Kontraktor.

16.2. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan
tetapi belum diperiksa oleh Konsultan Supervisi/Direksi, Kontraktor diwajibkan meminta
persetujuan dari Konsultan Supervisi/Direksi. Baru apabila Konsultan Supervisi/Direksi
telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.

16.3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam diterimanya
Surat Permohonan Pemeriksaan, maka Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan
bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui Konsultan Supervisi/Direksi. Hal
ini dikecualikan bila Konsultan Supervisi/Direksi minta perpanjangan waktu.

17. PEKERJAAN TAMBAH KURANG DAN PERSIAPAN PEKERJAAN


17.1. Pekerjaan Tambah Kurang.
a. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah kurang diberitahukan dengan tertulis atau
ditulis dalam buku harian oleh Konsultan Supervisi/Direksi serta disetujui oleh Pemberi
Tugas. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah
tertulis dari Konsultan Supervisi/Direksi atas persetujuan Pemberi Tugas.
b. Biaya pekerjaan Tambah Kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan
pekerjaan, yang dimasukan oleh Kontraktor yang pembayarannya diperhitungkan
bersama angsuran terakhir.
c. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan
yang dimasukan dalam penawaran, maka harga satuannya akan ditentukan lebih
lanjut oleh Konsultan Supervisi/Direksi bersama-sama Kontraktor dengan persetujuan
Pemberi Tugas.
d. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan
penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan Supervisi/Direksi/Tim Pengelola Teknis dapat
mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah tersebut.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 13

17.2. Persiapan Pekerjaan


a. Izin Bangunan
Izin Bangunan secara administrasi akan diurus oleh Pemberi Tugas dalam
pelaksanaannya izin bangunan akan diurus oleh Kontraktor.
b. Papan Reklame
Kontraktor tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk apapun
dalam lingkungan halaman tapak pekerjaan atau pada pagar halaman pekerjaan.
c. Papan Identitas Proyek
Kontraktor diwajibkan memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
d. Ijin-ijin
Ijin yang berkaitan dengan pelaksanaan, misalnya ijin pemakai jalan, ijin lingkungan
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

18. PEKERJAAN PERSIAPAN


18.1. Lingkup Pekerjaan
• Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.
• Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran.
• Pekerjaan pemasangan patok ukur dan papan bangunan (bouwplank).

18.2. Pekerjaan Penyediaan air dan Daya Listrik untuk Bekerja.


a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
tapak atau didatangkan dari luar tapak dan disediakan pula tempat penampungannya.
b. Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan
Supervisi/ Direksi.
c. Kontraktor harus membuat tempat penampungan air yang senantiasa terisi penuh
untuk sarana kerja dengan kapasitas minimal 3,5 meter kubik, dibuat dari pasangan
batako setengah batako dengan spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester, atau dari drum-
drum.
d. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan berlangsung dan pemasangan
diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan Konsultan Supervisi/Direksi.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 14

18.3. Pekerjaan Pembongkaran, Pembersihan dan Pengamanan Sebelum Pelaksanaan.


a. Pembongkaran dan Pembersihan.
• Kontraktor harus membongkar/ membersihkan/ memindahkan keluar dari tapak
segala sesuatu yang tidak akan dipakai selama pembangunan yang mungkin akan
mengganggu pelaksanaan pekerjaan baik diatas maupun tertanam dalam tanah
tapak, sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Supervisi/ Direksi.
• Hasil pembongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari dalam tapak, sesuai
dengan peraturan setempat.
b. Pengamanan
• Kontraktor harus melindungi dan mengamankan dari segala kerusakan selama
pelaksanaan pekerjaan terhadap segala sesuatu yang dinyatakan oleh Konsultan
Supervisi/Direksi tidak boleh dibongkar, baik berupa bangunan, bagian dari
bangunan, jaringan listrik, gas, saluran air minum, drainase, maupun pepohonan
yang telah ada.
• Apabila terjadi kerusakan atas segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan,
Kontraktor wajib memperbaiki hingga keadaan semula. Dalam hal ini biaya adalah
tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai “klaim” biaya pekerjaan
tambah.
• Apabila segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan mengganggu pelaksanaan
pekerjaan, maka Kontraktor harus memindahkannya atas persetujuan Konsultan
Supervisi/Direksi.
• Kotraktor pelaksana wajib menutup area kerja dengan penutup seperti
seng/asbes/plywood.
• Kontraktor pelaksana juga wajib menutup area kerja dengan net pengaman sesuai
ketentuan pengamanan K3.
c. Biaya untuk pekerjaan pembongkaran, pembersihan, pengamanan menjadi tanggung
jawab Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai “klaim” biaya pekerjaan tambah.
Benda-benda/ barang yang berada di atas lahan yang akan dibangun adalah milik
pemberi tugas. Segala yang mengakibatkan kerugian yang terjadi sebagai akibat
pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tangung jawab penuh pihak pelaksana.

19. PEMASANGAN BOWPLANK


19.1. Pasangan bouwplank dibuat untuk membantu menentukan as-as/ sumbu-sumbu dalam
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 15

Perletakan bangunan, baik mengenai kesikuannya atau ukuran-ukuran lainnya.

19.2. Semua papan bouwplank menggunakan kayu kelas II/terentang, papan-papan harus lurus
diserut rata, permukaan papan harus “WATERPASS” dengan piel lantai + 0,00. Setiap jarak
1,50 m; papan bouwplank diperkuat dengan patok kayu berukuran 6/10 cm atau dolken.
Pada papan bouwplank ini harus di cat sumbu-sumbu yang diperlukan, dengan cat yang
tidak luntur oleh pengaruh cuaca.

19.3. Jarak papan bouwplank minimal 2,00 m; dari garis bangunan terluar, untuk mencegah
kelongsoran terhadap galian-galian tanah pondasi.

19.4. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, pemborong wajib meminta pemeriksaan dan
persetujuan tertulis dari direksi.

19.5. Dalam hal ini, piel lantai (+ 0,00) ditentukan sesuai dengan penjelasan gambar.

20. PEKERJAAN TANAH


20.1. Lingkup Pekerjaan ini meliputi pelaksanaan galian dan urugan tanah serta urugan pasir
dengan penyelesaian dan pembentukan galian/ urugannya harus mengikuti
kemiringan/elevasi dan ukuran-ukuran sesuai gambar rencana, adapun pelaksanaannya
sebagai berikut :
Pekerjaan tanah halaman dan tanah untuk struktur
a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengupasan (stripping) dan perataan (grading) tanah
pada daerah/area yang diatasnya akan didirikan bangunan, jalan dan perkerasan.
b. Pekerjaan Penggalian
Pekerjaan ini meliputi penggalian tanah untuk :
• Pondasi
• Galian tanah untuk Peresapan
• Galian tanah untuk Septiktank
Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Galian tanah dilaksanakan untuk pembuatan lubang pondasi, lubang
septictank/rembesan, lubang-lubang saluran dan pekerjaan-pekerjaan lain yang
menurut kondisinya memerlukan adanya galian tanah.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 16

Galian tanah dilaksanakan setelah kontraktor bersama-sama pengawas lapangan


menetapkan as-as + elevasi yang akan dilakukan galian pada papan bouwplank.
c. Pekerjaan Pengurugan
Pekerjaan ini meliputi pengurugan dan pemadatan tanah untuk :
• Penimbunan galian tanah dalam rangka pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
• Pengurugan tanah untuk peninggian lantai Dan lain-lain seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
d. Pekerjaan Pemadatan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan memadatkan kembali tanah yang selesai diurug
dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Konstruksi dan peninggian untuk pembentukan
tanah/ peninggian lantai.
e. Pekerjaan Pembentukan Muka Tanah
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembentukan tanah dimana bangunan akan didirikan
dan tanah disekitarnya sesuai dengan ketinggian atau kedalaman seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.

20.2. Persyaratan Bahan


a. Tanah
Tanah dari dalam tapak atau tanah dari luar tapak. Tanah untuk pengurugan,
pemadatan, dan pembentukan muka tanah harus tanah asli bukan tanah humus,
bebas dari kapur, bekas bongkaran, Lumpur maupun unsur-unsur lain yang dapat
mengurangi kualitas pekerjaan.
b. Pekerjaan penggalian tanah humus digali dan dipisahkan dari lapisan tanah
dibawahnya. Pengupasan (stripping) dengan kedalaman rata-rata 10 cm dan akan
digunakan sebagai lapisan penutup untuk urugan tanah subur/sekeliling bangunan
atau ditempatkan langsung berdekatan fungsi tersebut.
c. Sisa tanah humus harus diambil dan dibuang keluar halaman. Pembuangan dan
pengangkutan adalah menjadi tanggungjawab Kontraktor. Biaya apapun untuk
pembuangan dan pengangkutan dianggap sudah termasuk dalam seluruh kontrak.
d. Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, kedalaman, kemiringan
dan lingkungan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan seperti dinyatakan
dalam gambar.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 17

e. Persetujuan terhadap tempat pengambilan tanah untuk memenuhi keperluan


pengurugan seluruhnya harus dari kualitas yang sama dan hanya dapat dipakai jika
ada persetujuan dari Konsultan Supervisi/Direksi terlebih dahulu.
f. Galian tanah dilaksanakan untuk semua galian pondasi dan semua pasangan
lainnya di bawah tanah seperti : rollag atau sloof dan lainnya harus dilakukan sesuai
rencana gambar.

20.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Selama pelaksanaan pekerjaan dan masa pemeliharaan, Kontraktor harus
mengadakan tindakan pencegahan, baik terhadap genangan atau arus air yang dapat
menyebabkan terjadinya erosi. Pencegahan ini termasuk pembuatan tanggul-tanggul,
parit-parit sementara, sumur-sumur penampung, pompa air dan tindakan yang dapat
diterapkan guna mencegah penundaan pekerjaan termasuk pencegahan terhadap
masuknya air hujan atau air dari daerah sekitarnya dan sebagainya.
b. Pekerjaan tanah halaman dan tanah untuk struktur, pekerjaan pengupasan lapisan
tanah bagian teratas : Pada prinsipnya, lapisan humus harus dibuang 10 cm. Tanah
hasil kupasan ini hanya boleh untuk mengurug daerah-daerah yang rendah yang tidak
akan didirikan bangunan diatasnya.
c. Bila kondisi tanah sangat jelek atau labil, maka lapisan teratas ini harus digali sampai
kedalaman tertentu atau sampai lapisan tanah keras dan harus diganti atau diurug
dengan tanah yang baik atau sirtu (pasir dan batu gunung).
d. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan bila ini terjadi
pengurugan harus kembali dilakukan dengan pasangan atau beton tanpa biaya
tambahan dari Pemberi Tugas.
e. Pada bagian-bagian galian yang dianggap mudah longsor, Kontraktor harus
mengadakan tindakan pencegahan dengan memasang papan-papan pengaman atau
cara lain. Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat gugurnya tanah dengan alasan
apapun menjadi tanggung jawab Kontraktor.
f. Pengeringan tempat kerja
Tempat kerja terutama galian pondasi harus dalam keadaan bebas air, untuk itu
Kontraktor harus mengadakan alat-alat pengering dengan keadaan siap pakai dengan
daya dan jumlah yang dapat menjamin kelancaran pekerjaan.
g. Apabila dasar tanah galian untuk pondasi diperlukan daya dukung lebih baik, maka
dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 18

h. Kelebihan kedalaman galian tanah akibat hal-hal tertentu, kontraktor harus


melaksanakan penimbunan kembali serta dipadatkan sesuai dengan persyaratan,
akibat hal ini tidak dilakukan biaya tambahan.
i. Hasil akhir pekerjaan galian tanah pondasi harus selalu diperiksa dahulu oleh direksi/
pengawas lapangan.

20.4 Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan meliputi :


a. Urugan tanah dilaksanakan pada lubang-lubang sisa pondasi, peninggian tanah untuk
nol lantai dan pada bagian-bagian pekerjaan yang kondisinya mengharuskan adanya
pekerjaan urugan tanah.
b. Tanah urugan harus berbutir, bersih dari humus, sampah atau kotoran lainnya, bila
terlalu basah harus dihamparkan dahulu hingga kering, dan bila terlalu kering harus
dengan air sesuai persyaratan.
c. Setelah lapisan tanah dikupas, daerah bangunan tersebut harus dipadatkan sehingga
mencapai 90% kepadatan maksimum paling sedikit sedalam 15 cm sebelum urugan
dilaksanakan.
d. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm, dan
setiap lapis harus dipadatkan dengan hand compactor atau tandem roller atau steel
wheel power rollers. Rollers yang digunakan maksimum 5 ton kecuali atas persetujuan
Konsultan Supervisi/Direksi digunakan peralatan yang lebih kecil guna mencegah
kerusakan struktur yang sudah ada.
e. Tanah urug yang terlalu kering harus dibasahi dengan sprinkler yang diikuti dengan
mesin penggilas dibelakangnya, atau dengan cara lain yang diusulkan Konsultan
Supervisi/Direksi.
f. Urugan pada lereng harus dilakukan dengan membuat “bertangga” pada lereng
tersebut untuk memberikan kaitan yang kokoh terhadap tanah urugan. Urugan
kembali lubang pondasi hanya boleh dilaksanakan seijin Konsultan Supervisi/Direksi
setelah dilakukan pemeriksaan pondasi.
g. Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala
macam sampah atau kotoran. Tanah urugan harus dari jenis berbutir (tanah lading
atau berpasir) dan tidak terlalu basah.
h. Urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin pemadat (compactor) dan tidak
dibenarkan hanya menggunakan timbres.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 19

i. Urugan tanah untuk meninggikan atau untuk memperbaiki permukaan akan


ditentukan oleh Konsultan Supervisi/ Direksi menurut ketinggian, lebar dan kedalaman
yang diperlukan.
j. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari atau ke
tempat-tempat yang akan ditentukan oleh Konsultan Supervisi/Direksi.
k. Urugan pasir harus dilaksanakan di bawah semua lantai dan di bawah rabat sesuai
gambar kerja.
l. Pekerjaan pembentukan tanah :
Muka tanah dimana akan didirikan bangunan diatasnya harus dibentuk dengan rata
menurut garis-garis dan ketinggian yang telah ditentukan di dalam Gambar Kerja.
Muka tanah dimana bangunan akan berdiri diatasnya harus dibentuk dengan rata.

20.5 Urugan pasir


a. Urugan pasir harus dilaksanakan pada bagian-bagian dasar/ bawah pasangan pondasi
telapak/ foot palet sesuai gambar
b. Ketebalan urugan pasir ditentukan tebal 15 cm untuk dibawah pondasi
c. Ketebalan ukuran pasir tersebut, adalah ketebalan padat dengan cara ditimbris sambil
disiram air.
d. Pasir urug/sirtu yang digunakan harus bersih dari kotoran-kotoran/ humus-humus.

21. PEKERJAAN PASANGAN PONDASI


21.1. Pekerjaan pasangan ini dilaksanakan pada :
• Pasangan pondasi batu kali
• Pasangan Tembok

21.2. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang dugunakan dalam
pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBI 1970(NI-3), diantaranya :
a. PC/semen : digunakan satu jenis semen sekualitas TIGA RODA atau yang memenuhi
persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I
Atau Standard Inggris BS-12.
b. Pasir pasang : digunakan pasir yang berbutir tajam dan keras dengan kadar Lumpur
yang terkandung maximal pasir harus bersih dan tidak mengandung bahan organik/
kotoran yang merusak kondisi campuran.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 20

c. Batu belah/ batu kali: digunakan batuan keras, bersih, tidak keropos dan mempunyai
permukaan yang kasar.
d. Air : digunakan air yang bersih, tawar dan tidak mengandung bahan yang merugikan
pasangan, seperti asam alkali, atau bahan organik lainnya.

21.3. Pemakaian jenis adukan :


Didalam mengatur perbandingan campuran yang sempurna, kontraktor harus
menggunakan dolak-dolak pengatur campuran bahan, terbuat dari papan berukuran 40 x
40 x 20 cm.

21.4 Cara pelaksanaan


a. Pasangan batu kali :
• Dilaksanakan pada pasangan pondasi atau pekerjaan lain yang dinyatakan
memakai pasangan batu kali.
• Batu kali sebelum dipasang harus bersih dari segala kotoran.
• Pemasangan batu kali harus bersilang, pemberian adukan harus penuh berisi/tidak
boleh ada yang berongga.
• Tinggi pasangan batu kali tidak boleh lebih dari 0,50 m pada setiap harinya.
• Bagian pasangan batu kali harus diplester ciprat sesuai dengan jenis adukan yang
dipakai pasangan.
• Proses pengeringan pasangan harus dibantu dengan siraman air.
• Selama pasangan batu kali belum secara utuh selesai (persekian meter), lobang
pondasi tidak dibenarkan diurug.

22. PEKERJAAN BETON


22.1 Pekerjaan Beton ini dilaksanakan pada :
a. Pekerjaan Pondasi dan Sloof
b. Pekerjaan Kolom Struktur
b. Pekerjaan Balok
d. Pekerjaan Plat lantai

22.2 Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang digunakan dalam pekerjaan
ini harus memenuhi persyaratan diantaranya :
Semen Portland
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 21

a. PC/semen : digunakan satu jenis semen kualitas ex. Tiga Roda atau yang memenuhi
persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I
Atau Standard Inggris BS-12.
b. Semen yang telah mengeras sebagian/ seluruhnya, tidak diperkenankan untuk
digunakan.
c. Tempat penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga semen
bebas dari kelembapan.
d. Konsultan Supervisi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap
waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan
yang dibutuhkan oleh Konsultan Supervisi Pekerjaan untuk pengambilan contoh-
contoh tersebut, semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan
Supervisi, harus tidak dipergunakan/ diafkir.
e. Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk
beton, maka Konsultan Supervisi dapat memerintahkan untuk dibongkar, beton
tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban
kontraktor.
f. Pasir beton harus berupa butir-butir tajam keras, bebas dari bahan-bahan organik,
lumpur dan kotoran (sampah) serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai
dengan syarat-syarat yang tercantum dalam standar ASTM C-33, PBI - 1971 dan SK-SNI
1991 telah diuji di laboraturium bahan.
g. Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam SNI 1991dan telah diuji di laboratorium
bahan. Pemilihan gradasi split harus diperhatikan agar masuk ke dalam sepasi
tulangan dan di sarankan menggunakan kerikil 1 : 3. Penimbunan kerikil dengan pasir
harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin
adukan beton dengan komposisi material yang tepat. Direkomendsikan kerikil yang
mempunyai tektur terpecah (kerikil dari batu gunung) pada semua bidang yang ada.
h. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
garam alkalis serta bahan-bahan organis/ bahan lain yang dapat merusak beton.
i. Apabila dipandang perlu, Pengawas dapat meminta kepada pemborong supaya air
yang dipakai diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi atas biaya
pemborong.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 22

Baja Tulangan
a. Besi beton yang digunakan terdiri besi untuk tulangan struktur utama balok,
kolom, pondasi dan penyusun rangka ferrosement dan sengkang terbuat dari besi
polos bercap karakteristik fy = 4000 kg/cm² atau U-400 Krakatau Steel. Apabila ada
kejanggalan dalam gambar mengenai pemakaian besi akibat dengan pelambangan
yang berbeda harus dikonfirmasikan dengan Konsultan Supervisi. Kontraktor tidak
diperkenankan mengganti ukuran besi atau menurunkan diameter pemakaian besi.
Besi beton yang telah tertutup dengan adukan kering atau bahan lain untuk
pelaksanaan pengecoran lanjutan harus dibersihkan dulu dan dipastikan bahwa
adukan tersebut dapat menempel pada besi. Daya lekat baja tulangan harus dijaga
dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan
dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka dalam
jangka waktu panjang yang dapat menyebabkan perlemahan bahan.
b. Konsultan Supervisi berhak meminta kepada kontraktor, surat keterangan tentang
pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan untuk
persetujuan Konsultan Supervisi sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian
konstruksi seperti tercantum dalam gambar rencana.
c. Baja tulangan beton harus bersih dari lapisan minyak/ lemak dan bebas dari cacat-
cacat seperti serpih-serpih, karat dan zat kimia lainnya yang dapat mengurangi/
merusak daya lekat antara baja tulangan dengan beton.
d. Ukuran diameter baja tulangan harus sesuai dengan gambar rencana dan tidak
diperkenankan adanya toleransi bentuk ukuran diameter besi ulir adalah diameter
dalam.
e. Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dalam Gambar Kerja, penggantian dengan
diameter lain harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi. Segala biaya yang
diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap yang digambar sejauh bukan
kesalahan Gambar Kerja adalah tanggung jawab Kontraktor.
f. Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab, disesuaikan
diameter serta asal pembelian. Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap semua
macam kotoran dan lemak serta sejauh mungkin dilindungi terhadap karat.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 23

Bahan campuran tambahan (Additives)


a. Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Concrete admixture / Additives) kecuali yang
disebut tegas dalam Gambar Kerja atau RKS harus seijin tertulis dari Konsultan
Supervisi/Direksi.
b. Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial set) tidak boleh dipakai.
Sedangkan untuk beton kedap air di bawah tanah (hydrostatic pressure) tidak boleh
bahan kedap air yang mengandung garam stearate.
c. Bahan campuran tambahan beton harus sesuai dengan iklim tropis dan memenuhi AS
1978 & ASTM C 494 Type B dan Type D sekaligus sebagai pengurang air adukan dan
penunda pengerasan awal.
d. Semua Admixture yang akan digunakan, ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan
benda uji / contoh-contoh yang dibuat dan telah mendapat persetujuan Konsultan
Supervisi / Direksi.
e. Untuk penyambungan kembali akibat terhentinya suatu pengecoran beton dipakai
bahan perekat CALBOND sebelum dicor dengan beton baru, serta permukaannya
harus dikasarkan. Jumlah pemakaian untuk 1 m2 adalah 0,3 liter calbond dicampur
dengan larutan semen/PC sekitar 25% nya dengan cara ditaburkan.

Bekisting
a. Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm atau papan borneo tenal minimal 2 cm
dengan rangka penguat penyokong dan penyangga dibuat dari kayu borneo 5/7, 5/10
secukupnya, sehingga mampu mendapatkan kekuatan dan kekakuan mendukung
beton sampai selesai proses ikatan beton. Untuk kolom struktur dipakai papan borneo
tebal 3/20.
b. Steger cetakan / Bekisting dipakai kayu borneo dengan ukuran minimum 5/10 cm atau
pipa besi (scaffolding). Tidak diperkenankan memakai bambu.
c. Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak harus dibuat lebih kokoh dan lebih
kaku, permukaan panel lurus, halus sehingga menghasilkan bidang yang rata dan
halus.

22.3 Persyaratan Teknis


Komposisi campuran beton
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 24

Beton dibentuk dari semen Portland/PC, pasir, kerikil, batu pecah, air seperti yang
ditentukan; semuanya dicampur dalam perbandingan yang sesuai dan diolah sebaik-
baiknya sehingga sampai didapat kekentalan yang tepat.

22.4 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton Kelas dan Mutu Beton


a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standard Beton Indonesia.
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil pengujian
benda-benda uji harus memberikan kekuatan tekan beton kareteristik yang lebih
besar dari yang ditentukan.
c. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang disyaratkan/ditentukan
dalam spesipikasi ini, harus dipakai “campuran yang direncanakan” (MIX DESIGNED).
d. Ukuran maxsimal dari Agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari pekerjaan
tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan bahan beton.
e. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian
juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
f. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar
beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat, keawetan dan
kekuatan yang dikehendaki.
g. Kekentalan (Konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi beton, harus
disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara pengangkutan adukan
beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan oleh
faktor air semen.
h. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan, maka
faktor air semen ditentukan sebagai berikut:
• Faktor air semen untuk kolom balok, plat lantai, tangga, dinding beton, dan
listplank/parapet maksimum 0,60.
• Faktor air semen untuk konstruksi plat atap, dan tempat-tempat basah lainnya
maksimum 0,55.
i. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton, dan dapat dihasilkan suatu mutu
sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan faktor air
semen maksimum 0,55 harus memakai Plasticizer sebagai bahan additive. Pemakaian
merk dari bahan additive tersebut harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Supervisi/ direksi.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 25

j. Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Supervisi pekerjaan atas biaya
kontraktor pelaksana. Perbandingan campuran beton jika dipandang perlu harus
diubah untuk tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan,
kekedapan, atau kekuatan. dan kontraktor tidak berhak atas klaim yang disebabkan
perubahan yang demikian.

22.5 Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-benda Uji Beton


a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk
(Mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan
yang terlalu yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang sama sekali
tidak diperkenankan.
b. Keseragaman Konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat perlu.
c. Nilai Slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang dari 8 cm dan
tidak melampaui 12 cm, untuk segala beton yang dipergunakan.
d. Semua pengujian harus sesuai dengan SNI 2847-2013
Konsultan Supervisi berhak untuk menuntut nilai Slump yang lebih kecil bila hal
tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi
atau alasan penghematan.
e. Kekuatan tekan beton harus ditetapkan oleh Konsultan Supervisi melalui pengujian
biasa dengan kubus ukuran 15x15cm, dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI 1971.
Kontraktor pelaksana harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan
contoh-contoh pemeriksaan yang representative.

22.6 Baja Tulangan


a. Baja tulangan beton harus dibengkok/ dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk
dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi Semua batang harus
dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi beton hanya dapat
diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh Konsultan Supervisi.
b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk
menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat
dengan kawat beton dengan bantalan beton decking atau kursi-kursi besi/ cakar ayam
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 26

perenggang.dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan
penunjang yang tepat, sehingga tidak ada batang yang turun.
c. Jarak bersih terkecil antara batang yang pararel apabila tidak ditentukan dalam
gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus
memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar rencana dan
perhitungan, apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka
yang menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini kontraktor diwajibkan meminta
persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Supervisi.

22.7 Selimut Beton


Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian - bagian konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk satu
sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
a. Balok Sloof = 4,00 cm
b. Kolom = 3,00 cm
c. Balok = 2,50 cm
d. Pelat Dak Beton = 1,50 cm

Sambungan Baja Tulangan


Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang
ditunjukan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi. Overlap pada sambungan-sambungan tulangan harus minimal 40 kali diameter
batang yang dipakai/ digunakan, kecuali jika ditetapkan dalam secara pasti di dalam
gambar rencana dan harus mendapat persetujuan Konsultan Supervisi.

22.8 Perlengkapan Mengaduk


Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian
cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan pengerjaannya selalu harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Supervisi.

Mengaduk
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 27

a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk
beton yaitu Batch Mixer. Konsultan Supervisi berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan
hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata dalam komposisi
dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila diminta adanya perubahan dalam
komposisi atau konsistensi. Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan
penyempurnaan.
b. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih-lebihan (lamanya)
yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang
dikehendaki. Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus
diganti. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah
ditentukan

22.9 Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32o C dan tidak kurang dari 45o C. Bila
suhu dari Beton yang dituang berada antara 27 oC dan 32o C, beton harus diaduk ditempat
pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa, sehingga suhu dari beton melebihi
32oC, sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan Supervisi, kontraktor harus mengambil
langkah-langkah yang efektif, upamanya mendinginkan agregat, mencampur dengan es
dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton,
waktu dicor pada suhu dibawah 32oC.

22.10 Rencana Cetakan


Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam gambar rencana.
Bahan yang dipergunakan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Supervisi
sebelum pembuatan cetakan dimulai.
Sewaktu-waktu Konsultan Supervisi dapat mengafkir sesuatu bagian dari bentuk yang
tidak dapat diterima dalam segi apapun dan kontraktor harus dengan segera mengambil
bentuk yang diafkir dan menggantinya atas biaya sendiri.
Konstruksi Cetakan
a. Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada kedudukannya sehingga
dapat dicegah pengembangan atau gerakan selama / sesudah pengecoran beton.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 28

b. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan harus diminyaki dengan yang
biasa diperdagangkan untuk maksud itu yang mencegah secara efektif lekatnya beton
pada cetakan dan memudahkan dalam pembongkaran cetakan beton. Penggunaan
minyak cetakan harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi beton yang
mengakibatkan kurangnya daya lekat.
c. Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat
sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.

22.11 Pengangkutan Beton


Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian rupa
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat
pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan
nilai slump.

Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja
tulangan beton sesuai gambar rencana/ pelaksanaan, pemasangan sparing-sparing
instalasi, penyokong,pengikat dan lain-lainnya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran
dimulai permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah
disetujui oleh Konsultan Supervisi.
b. Segera sebelum pengecoran beton dimulai, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau
bahan lepas. Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-
tempat yang akan dicor harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban/ air dari
beton yang baru dicor tidak akan diserap.
c. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih dari 2 meter, semua penuangan beton
harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Konsultan
Supervisi berhak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal
50 cm, tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
d. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras berlangsung sehingga
spesikasi mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air semen atau spesi tidak
boleh dihamparkan pada construction joint dan air semen atau spesi yang terhampar
harus dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 29

e. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas dari
kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan
matrial yang diletakan Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat
penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada
bagian atas dari lapisan yang terletak dibawah. Lamanya penggetaran tidak boleh
menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya.
f. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Supervisi pekerjaan atau wakilnya yang
ditunjuk serta staf kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja, dan persiapan betul
betul telah memadai.

22.12 Waktu Dan Cara-cara Pembukaan Cetakan


a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti petunjuk
Konsultan Supervisi, pekerjaan ini harus dikerjakan hati-hati untuk menghindari
kerusakan pada beton. Beton yang masih muda/ lunak tidak di izinkan untuk
dibebani, segera setelah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa
dengan teliti dan permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai
disetujui Konsultan Supervisi.
b. Umumnya diperlukan waktu minimum dua (2) hari sebelum cetakan - cetakan
dibuka untuk dinding - dinding yang tidak bermuatan dan cetakan - cetakan
samping lainnya, tujuh (7) hari untuk dinding - dinding pemikul dan saluran-
saluran, 21 hari untuk balok - balok,plat lantai, plat atap, tangga dan kolom.

22.13 Perawatan (Curing)


a. Semua beton harus dirawat dengan air seperti ditentukan di bawah ini atau
disemprot dengan curing Agent ANTISOLS merk SIKA. Konsultan Supervisi berhak
menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian -
bagian pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang
langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam itu
dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan deklit/ karung bekas yang
dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah tiga (3) hari, yaitu dengan melakukan penggenangan
dengan air terus menerus pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 30

22.14 Perlindungan
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Konsultan Supervisi.

Perbaikan Permukaan Beton


a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan
yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis
permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap tidak sesuai
dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh kontraktor atas bebannya
sendiri. Kecuali bila Konsultan Supervisi memberikan izinnya untuk menambal
tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang
telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena
keropos, ketidak rataan/ pembengkakan harus dibuang dengan pemahatan atau
dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lobang-
lobang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga
pengisian akan terikat ditempatnya. Semua lobang harus terus menerus dibasahi
selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.
c. Jika menurut Konsultan Supervisi, hal-hal tidak sempurna pada bagian bangunan
yang akan terlihat jika dengan penambalan saja akan menghasilkan sebidang
dinding yang tidak memuaskan kelihatannya, kontraktor wajib untuk menutupi
seluruh dinding (dengan spesi Plesteran 1pc : 3ps) dengan ketebalan yang tidak
melebihi 1 cm, demikian juga pada dinding yang berbatasan (yang bersambungan)
sesuai dengan instruksi dari Konsultan Supervisi. Perlu diperhatikan untuk
permukaan yang datar batas toleransi kelurusan (pencekungan/pencembungan)
bidang tidak boleh melebihi dari L/1000 untuk semua komponen.

23. PEKERJAAN WATERPROOFING


23.1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam Gambar;
memenuhi uraian syarat dibawah ini.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 31

b. Bagian yang harus diwaterproofing ini, mencakup seluruh bagian Plat Atap/ talang,
Reservoar, Lantai KM / WC dan daerah-daerah basah lainnya dan/ atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

23.2. Persyaratan Bahan


a. Persyaratan Mutu Bahan
Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jaminan
dari Pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.
b. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Direksi/Konsultan sebanyak
minimal 2 (dua) produk dari berbagai merek pembuatan atau kecuali ditentukan lain
oleh Direksi/Konsultan Supervisi/Direksi.
c. Keputusan bahan jenis, warna, texture dan merek yang memenuhi Spesifikasi akan
diambil oleh Direksi/ Konsultan Supervisi/ Direksi dan akan diinformasikan kepada
Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-
contoh bahan tersebut.

23.3. Pengujian
a. Bila diperlukan, wajib mengadakan test bahan tersebut pada laboratorium yang
Independent, baik mengenai komposisi, konsentrasi, dan hasil yang ditimbulkannya.
Untuk ini Kontraktor/Supplier harus menunjuk syarat rekomendasi dari lembaga resmi
yang ditunjuk tersebut sebelum memulai pekerjaan.
b. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama minimal 10
(sepuluh) tahun termasuk pengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang
terjadi. Jaminan yang diminta adalah jamian dari pihak pabrik untuk mutu material
serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pemasangan.
c. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara memberi air
diatas permukaan yang diberi lapisan kedap air dan pelaksanaan pekerjaan dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi/ Konsultan Supervisi/Direksi.

23.4. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan


a. Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak bercacat.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 32

b. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel pabriknya. Bahan harus
disimpan ditempat yang terlindung, tidak lembab, kering dan bersih, sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetukan.
c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
d. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan, baik
sebelum atau selama pelaksanaan, kalau terdapat kerusakan yang bukan karena
tindakan pemilik.

23.5. Syarat - Syarat pelaksanaan


Syarat Umum
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Pemilik Proyek. Untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/ persyaratan Pabrik yang
bersangkutan. Material yang disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan. Jika
dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan pengganti
harus yang disetujui Pemimpin Proyek, berdasarkan contoh yang diajukan oleh
Kontraktor.
b. Sebelum pekerjaan pemasangan waterproofing ini dimulai, permukaaan bagian yang
akan diberi lapisan ini harus disetujui oleh Direksi/ Konsultan Supervisi/ Direksi. Peil
dan ukuran harus sesuai gambar.
c. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari Pabrik
yang bersangkutan, dan atas petunjuk Direksi/ Konsultan Supervisi/ Direksi.
d. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar Gambar, Spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi/ Konsultan Supervisi/ Direksi
sebelum pekerjaan dimulai.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada
kelainan/ perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

23.6. Cara Pelaksanaan


a. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli
dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan
metode pelaksanaan sesuai dengan Spesifikasi pabrik untuk mendapat
persetujuan dari Pemimpin Proyek.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 33

23.7. Persiapan Permukaan


a. Permukaan plat beton yang akan diberikan lapisan Waterproofing harus benar-benar
bersih, bebas dari minyak, debu serta tonjolan-tonjolan tajam yang permanen dari
tumpahan atau cipratan aduk dan dalam kondisi kering (baik dalam arti kata kering
leveling screed maupun kering permukaan).
b. Dalam leveling screed digunakan campuran kedap air 1PC : 3 PSR dibentuk dengan
menggunakan benang waterpass arah kemiringannya (arah kemiringan menuju ke
lubang-lubang talang & floor drain).
c. Khusus lapisan screed pada bagian atap harus menggunakan tulangan susut finemesh
yang terpasang ditengah ketebalan Screed dan dipasang harus didatarkan terlebih
dahulu sehingga tidak melengkung.
d. Screed dipasang mengikuti pola-pola yang sudah tertentu dan diratakan
permukaannya (dihaluskan) dengan menggunakan roskam, digosok sedemikian rupa
dengan roskam tadi sehingga gelembung-gelembung udara yang terperangkap di
dalam adukan screed dapat keluar.
e. Dalam kondisi setengah kering, screed tadi langsung ditaburi semen, sambil digosok
lagi dengan roskam besi sehingga merata. Setelah lapisan screed kering tidak boleh
diaci.
f. Setelah kering 24 jam. Screed baru ini harus dilindungi dari kemungkinan pecah-pecah
rambut dengan jalan menutupi permukaan atasnya dengan goni-goni rami yang sudah
dibasahi air terlebih dahulu dan dijaga kondisi basahnya.
g. Waktu yang diperlukan untuk keringnya screed minimal 7 hari dalam kondisi cuaca
cerah. Untuk cuaca buruk (hujan tidak termasuk dalam perhitungan waktu
pengeringan screed).

23.8. Lapisan Waterproofing


a. Pekerjaan primer coating dilakukan dengan sistem kuas/ roll.
b. Setelah primer/ coating mengering 1 jam (bila keadaan cuaca cerah), mulai
pemasangan Waterproofing Membrane.
c. Pemasangan waterproofing dimulai dari titik terendah. Pelaksanaan waterproofing
pada daerah talang (Roof Drain), masuk kedalam lubang Talang 10 cm.
d. Pada pelaksanaan Waterproofing ini harus dilindungi dari sengatan matahari dengan
menggunakan tenda-tenda.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 34

e. Waterproofing yang sudah terpasang tidak boleh terinjak-injak apalagi oleh sepatu
atau alas kaki yang tajam. Kontraktor harus melindungi dan melokalisir daerah yang
sudah terpasang waterproofing ini.
f. Pada daerah canopy beton, waterproofing harus dipasang mengikuti bentuk canopy.
g. Kontraktor harus menghentikan pekerjaan apabila terjadi hujan dan melanjutkan
kembali setelah lokasi benar-benar kering.

24. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN


24.1 Yang termasuk Lingkup Pekerjaan Dinding dan Plesteran meliputi :
Pasangan dinding bata merah
• Plesteran dan Acian dinding bata merah
• Dinding Keramik 30/60 cm
• Pemasangan batu alam exterior

24.2 Persyaratan Bahan :


a. Bata merah bermutu baik, dengan pengepresan menggunakan mesin pres dan bebas
dari cacat dan retak minimum telah menjadi dua (2) bagian.
b. Pasir dari kualitas baik, bersih dan bebas dari lumpur, bahan organis, batu-batuan
harus diayak. Khusus untuk pekerjaan plesteran pasir harus dicuci terlebih dahulu.
c. Semen yang dipakai standard dan memenuhi persyaratan NI-8 type I menurut ASTM-
150.
d. Keramik dinding yang digunakan harus bermutu baik berstandard SNI sesuai dengan
yang tercantum dalam BQ sedangkan untuk dinding penebalan bagian exterior
memakai batu alam. Sebelum dipasang di dinding keramik harus direndam dulu dalam
air supaya keramik lebih rekat dengan campuran adukan dinding.
e. Hal lain yang diperlukan ditentukan oleh Direksi.

24.3 Adukan dan Campuran


a. Adukan Trasraam perbandingan 1pc : 3ps, dilaksanakan untuk :
- Semua pasangan bata merah yang masuk dalam tanah
- 20 cm di atas lantai pada semua dinding
- Pasangan batu/bata merah sisi saluran, bak control, serta tempat lain yang
diperlukan sesuai gambar rencana
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 35

- Plesteran dinding bata merah yang masuk kedalam tanah seluruhnya pasangan
trasraam, plint plesteran, aferking permukaan beton dan plesteran seluruh
pasangan bata merah perbandingan 1pc : 3ps
b. Adukan perbandingan 1pc : 5ps dilaksanakan untuk :
- Pasangan dinding batu/bata merah dan plesteran yang bukan trasraam seperti
tercantum di atas
- Adukan semen, digunakan untuk siar benam batu kali.

24.4 Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pekerjaan pasangan dinding bata merah/ hebel harus terkontrol waterpass baik arah
vertikal maupun horizontal. Pada setiap 8 baris bata merah harus dipasang angker besi
dan kolom, Pelaksanaan pasangan dinding bata merah/hebel tidak boleh melebihi
ketinggian 2 m setiap hari. Sebelum dipasangkan batu/bata merah terlebih dahulu
dibasahi air dengan cara direndam.
b. Sebelum dinding dipleter siar harus dikorek sedalam 1 cm untuk mendapatkan ikatan
yang lebih baik. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan bidang
plestran stabil dan kemudian diperhalus dengan acian semen.
c. Pasangan bata merah yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14 hari, untuk
dinding septictank harus dihindarkan adanya rembesan air tanah dari sisi luar, untuk
itu plesteran trasraam dilakukan pada kedua sisi luar dalam.
d. Untuk finishing beton expose, sebelum diperhalus/ aferking permukaan beton perlu
dikasarkan/ pahat dulu kemudian disiram Portland cement untuk mendapatkan ikatan
yang baik
e. Keramik/ Granit yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga
bentuk dan warna masing-masing keramik sama tidak ada bagian yang retak, pecah-
pecah, sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara tertulis dari
Konsultan Supervisi.
f. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak-retak
harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.
g. Pada pasangan dinding trasraam diatas lantai, sampai ketinggian 30cm plesteran
dilaksanakan dengan adukan 1pc : 2ps dan dibuat lebih masuk sedalam 1cm untuk
kemudian dihaluskan/ diaci dengan adukan semen kemudian di finishing dengan cat
minyak.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 36

h. Pada pasangan dinding keramik dipasang dengan campuran 1pc : 2ps terisi penuh
dengan jarak yang rapat dan nat diisi dengan semen warna sesuai dengan warna
keramik yang ditentukan. Keramik yang akan dipasang terlebih dahulu diseleksi
kondisi permukaan, sudut dan pinggiran yang lurus dan halus.
i. Pasangan dinding bata merah dipasang dengan campuran 1pc : 2ps terisi penuh
dengan jarak yang rapat dan neut diisi dengan semen warna gelap, pasangan harus
mempunyai jarak yang sama dan tekstur, bentuk yang rapih.

25. PEKERJAAN PENGECATAN


25.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
• Pekerjaan pengecatan besi railing tangga, pintu besi dan semua pekerjaan besi yang
diekspose.
• Pekerjaan pengecatan dinding, beton dan plafond
• Pekerjaan pengecatan kayu, pipa PVC
• Pekerjaan pengecatan lain seperti tercantum dalam Gambar

25.2 Persyaratan Bahan


a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam. Produk cat-cat kayu/besi
serta dempul yang digunakan harus satu produk.
b. Bahan cat dinding jenis Emulsion Kualitas Ex. Vinylex, Catylac, Nippon, dempul yang
digunakan harus satu produk.
c. Bahan didatangkan langsung dari toko. Tiba di Tapak/Site konstruksi masih harus
tersegel baik dalam kemasannya dan tidak cacat, serta disetujui Konsultan
Supervisi/Direksi.

25.3 Persyarat Teknis


a. Peralatan seperti : Kuas, Roller, Sikat kawat, Kape, dan sebagainya; harus tersedia dari
kualitas baik dan jumlahnya cukup.
b. Semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan cat
dasar untuk komponen bahan metal, harus dilakukan sebelum komponen tersebut
terpasang.

25.4 Persyaratan Pelaksanaan


RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 37

a. Pekerjaan Pengecatan Metal


Semua metal seperti tersebut diatas seperti tercantum dalam gambar kerja dengan
ketentuan sebagai berikut :
Semua bagian/ permukaan yang tampak/ exposed dicat sampai dengan cat finish.
Semua bagian/ permukaan yang tidak ditampakkan/ unexposed menempel ke bahan/
material lain, tertutup oleh bahan/ material lain dicat hanya sampai dengan cat anti
karat atau cat dasar/ primer.
b. Pekerjaan Pengecatan dinding/ permukaan pasangan batu batako, beton dan plafond.
Semua dinding/ permukaan pasangan batu/ beton & plafond yang tampak/ exposed
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
c. Pekerjaan Pengecatan Kayu
Semua kayu yang terpasang baik yang termasuk pekerjaan kayu halus maupun kayu
kasar seperti tercantum dalam gambar kerja, semua bagian/ permukaan yang tampak/
exposed dicat sampai dengan cat finish yang diperinci lebih lanjut sebagai berikut :
• Cat finish warna untuk permukaan yang tidak ditonjolkan serat kayunya
• Cat finish jenis clear untuk permukaan yang ditonjolkan serat kayunya sesuai
dengan ketentuan di Gambar Kerja.
• Semua permukaan yang tidak ditampakkan/ unexposed dicat hanya sampai
dengan cat dasar.
d. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Supervisi/ Direksi harus diulang dan
diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat
finish yang kurang menutupi atau lepas, sebagaimana ditunjukkan Konsultan
Supervisi/Direksi. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat diklaim
sebagai pekerjaan tambah.
e. Pekerjaan Pengecatan Dinding
Permukaan yang akan dicat harus dikeringkan dahulu bebas dari minyak, kotoran,
kapur dan kontaminasi-kontaminasi lainnya yang tidak diinginkan. Apabila permukaan
memakai dempul maka hasil dempulan harus sudah dalam keadaan halus dan bersih
dari debu dan kotoran.
Pengecatan dilakukan dengan 3 (tiga) kali (3 lapis). Kering untuk dilapisi ulang min 1 –
3 jam setelah lapisan pertama. Kering sempurna min 3 - 6 jam.
f. Pekerjaan Pengecatan Metal
Seluruh metal harus dicat dasar dengan zinchromate, baik yang ekspos (tampak)
ataupun yang tidak tampak. Persiapan sebelum pengecatan bersihkan permukaan dari
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 38

kulit giling (kerak/Millscale), karat, minyak, lemak dan kotoran lain secara teliti,
seksama dan menyeluruh; sehingga permukaan yang dimaksud menampilkan tampak
metal yang halus dan mengkilap.

26. PEKERJAAN LOGAM/METAL


26.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam Pekerjaan ini adalah
a. Kontruksi Rangka Plafond
b. Konstruksi Rangka Atap
c. Konstruksi Kusen Alumunium

26.2. Persyaratan Bahan dan Teknis


a. Semua bahan baja yang digunakan diantaranya : IWF, pipa BSP, Pipa Staenlees, Besi
hollow, Alumunium dan Baja ringan harus baru dari jenis yang sama kwalitasnya, dan
harus memenuhi persyaratan normalisasi di Indonesia dan Standard ASTM A-36,
dengan tegangan tarik putus minimum 3700kg/cm2.
b. Semua bahan baja harus memenuhi standard mutu baja ST 37.
c. Besi pipa gip, hollow dan pipa staenlees harus menggunakan pipa jenis terbaik,
medium class dimensi sesuai Gambar Kerja.
d. Profil Hollow untuk rangka plafond harus menggunakan jenis terbaik dan dimensi
sesuai gambar kerja.
e. Kusen aluminium memakai type color anodize dengan ukuran 4‟ tebal 2,5 mm kualitas
Ex. Alexindo, Indalux, Superex
f. Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus diperoleh dari leveransir yang
dikenal dan disetujui oleh Konsultan Supervisi/Direksi. Semua bahan tersebut harus
lurus, rata permukaan tidak cacat, bebas karat, noda-noda lain yang dapat mengurangi
mutunya. Batang profil tekan tidak boleh diijinkan bengkok lebih dari 1/400 kali
panjang batang.
g. Batang baja maupun bahan lain yang digunakan harus sesuai penampangnya, bentuk,
tebal, ukuran, berat, dan detail detail lainnya dengan yang tercantum dalam Gambar
Kerja.
h. Semua bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini terlebih dahulu harus disetujui
secara tertulis oleh Konsultan Supervisi/Direksi.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 39

i. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggungjawab terhadap semua ukuran-


ukuran yang tercantum dalam Gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran pada Gambar
Kerja adalah ukuran jadi/ finish.
j. Setiap bagian yang buruk tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang
diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian Kontraktor akan ditolak dan harus diganti
kewajiban yang sama juga berlaku untuk ketidak cocokan kesalahan maupun
kekurangan lain akibat Kontraktor tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan
Gambar pelengkap dari AR, SA, ME, dan EL. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan
tambah dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diklaim
sebagai biaya tambah.
k. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudah dibersihkan dari
karat harus diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacat sebelum pemasangan.
l. Perubahan bahan/ detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan
Supervisi/ Direksi dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis. Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya
tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.
m. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja difabrikasi di Workshop.
Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketepatan
penyetelan/ pemasangan semua bagian Konstruksi baja.

26.3. Persyaratan Teknis


a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggungjawab terhadap semua ukuran-
ukuran yang tercantum dalam Gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran pada Gambar
Kerja adalah ukuran jadi/finish.
b. Setiap bagian yang buruk tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang
diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian Kontraktor akan ditolak dan harus diganti
kewajiban yang sama juga berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan maupun
kekurangan lain akibat Kontraktor tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan
Gambar pelengkap dari AR, SA, ME, dan EL. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan
tambah dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diklaim
sebagai biaya tambah.
c. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudah dibersihkan dari
karat harus diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacat sebelum pemasangan
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 40

d. Pengawas/Direksi dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara


tertulis. Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya
tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.
e. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja difabrikasi di Workshop.
Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketepatan
penyetelan/pemasangan semua bagian Konstruksi baja.

26.4. Penyambungan dan Pemasangan


a. Pengelasan
Pengelasan harus dilakukan hati-hati dan cermat. Logam yang akan dilas harus bersih
dari retak dan cacat lain yang mengurangi kekuatan sambungan dan permukaannya
harus halus. Juga permukaan yang dilas harus sama, rata dan kelihatan teratur.
Pekerjaan las sedapat mungkin dikerjakan di bengkel/ pabrik, dan atau dalam ruangan
yang beratap, bebas angin dan dalam keadaan kering. Benda pekerjaan ditempatkan
sedemikian rupa sehingga pekerjan las dapat dilakukan dengan baik dan teliti.
b. Las perapat/ Pengendap
Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari suatu benda) saling berdekatan, harus
digunakan las perapat/ pengendap guna mencegah masuknya lengas terlepas apakah
diberikan detailnya atau tidak dalam Gambar Kerja apakah barang tersebut terkena
cuaca luar atau tidak dan Kontraktor tidak dapat mengklaim pekerjaan ini sebagai
pekerjaan tambah.
c. Perbaikan Las
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka harus dilakukan oleh
Kontraktor sebagaimana yang diperintahkan oleh Konsultan Supervisi/ Direksi dan
tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Las yang menunjukan cacat harus
dipotong dan dilas kembali atas biaya Kontraktor.
d. Mur dan Baut :
Mur dan Baut yang digunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar rencana. Pemasangan Mur dan Baut harus benar-benar
kokoh serta mempunyai kekokohan yang merata antara satu dengan yang lainnya.
e. Memotong dan menyelesaikan pinggiran bekas irisan, gilingan, pemotongan dan
meratakan harus benar-benar rata/mendatar.
f. Menembus, mengebor dan meluaskan lubang
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 41

Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baut dan sebuah baut hitam yang tepat,
boleh berbeda masing-masing 1 mm dari diameter batang baut tersebut. Semua
pembuatan lubang harus dibor Untuk lubang pada bagian Konstruksi yang disambung
dan harus dijadikan satu dengan alat/ komponen penyambung, dibor sekaligus sampai
diameter sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, lubang diubah dengan dibor atau
diluaskan atau penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5 mm.
Semua lubang harus bulat sempurna berdiri siku pada bidang dan konstruksi yang
akan disambung dan harus dibersihkan.

27. PEKERJAAN PLAFOND


27.1 Lingkup Pekerjaan
a. Rangka Plafond
b. Penutup Plafond

27.2 Persyaratan Bahan dan Teknis


a. Semua bahan Logam yang dipakai harus memenuhi persyaratan seperti tercantum
dalam pasal Pekerjaan Metal/logam di Buku RKS ini.
b. Semua alat penggantung, pengikat, penjepit dari metal seperti baja siku, baja strip,
klem kabel, dan angker, harus memenuhi persyaratan seperti tercantum dalam pasal
Pekerjaan Metal / Logam di Buku RKS ini.
c. Rangka Plafond bagian dalam dan luar/ rambu menggunakan rangka Hollow 40 x 40
mm dengan kualitas baik, ukuran Hollow yang digunakan sesuai Gambar Rencana.
d. Panel Plafond yang digunakan mempunyai standar SII Ukuran panel Standard atau
sesuai gambar Kerja. Tebal panel 3 mm, bahan yang akan dipakai harus siku pada
sudut-sudutnya, permukaan rata tidak bergelombang, tidak ada tonjolan atau
lekukan; dan bebas dari cacat, noda dan pecah.
f. Penutup plafond yang dipasang harus dalam keadaan baik dan tanpa cacat atau noda
lainnya (air, minyak, dan kotoran lainnya). Penutup plafond menggunakan Langit-langit
dari bahan Poli Vinil Clorida (PVC) Tb 8mm dari kualitas Produksi Ex. Sunda Plafon,
Faster, S-Plus dengan menggunakan rangka Galvanis 40 x 40 x 0.3 mm. Pada tempat

- tempat pertemuan dengan dinding, kolom dipasang list plafond dari bahan PVC juga.

27.3. Persyaratan Pelaksanaan


a. Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib memeriksa dengan seksama Gambar Kerja dan
memeriksa keadaan di tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan serta mengadakan
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 42

koordinasi dengan disiplin lain yaitu : Elektrikal, Mekanikal dan Sanitasi; terhadap
peletakan-peletakan diantaranya :
• Armatur, “Intake” dan “Exhaust” grille dari ducting.
• Intercom, Pengabelan, dan Pemipaan.
• Dan instalasi-instalasi lain.
Bila pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam Gambar Rencana langit-
langit, maka Kontraktor harus meneliti gambar kerja disiplin yang bersangkutan.
Bila tidak didapatkan kejelasan, Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan
Supervisi/Direksi, untuk mendapatkan keputusan yang harus dilaksanakan.
Koordinasi harus selalu berada di bawah petunjuk dan pengarahan dari Konsultan
Supervisi/Direksi. Semua pelaksanaan ini harus memenuhi standar spesifikasi dari
bahan dan material, prosedur dan cara pelaksanaan dari pabrik pembuat, selain
mengikuti Gambar kerja dan Buku Spesifikasi ini.
b. Pekerjaan Rangka langit-langit
Pekerjaan rangka langit-langit dari bahan Logam/Metal harus memenuhi persyaratan
pelaksanaan seperti terurai pada bab Pekerjaan Logam/Metal dalam Buku ini yaitu
Besi Pipa Hollow.
c. Tidak diperkenankan memasang penutup langit-langit sebelum rangka langit-langit
disetujui oleh Konsultan Supervisi/Direksi.
d. Penutup langit-langit dibuat merata, antar panel satu dengan yang lainnya atau sesuai
gambar kerja.
e. Setiap pertemuan sudut, setiap persilangan dan pertemuan harus tegak lurus dan rapi.

28. PEKERJAAN LANTAI


28.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan lantai Homogenius Tile dan Keramik
b. Pekerjaan lantai beton tumbuk bertulang
c. Pekerjaan rabat
d. Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

28.2 Persyaratan Bahan


a. Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan seperti terurai
dalam pasal pekerjaan beton di buku RKS ini.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 43

b. Homogenius Tile dan Keramik yang digunakan sesuai dengan gambar kerja, corak dan
warna harus disetujui oleh Konsultan Supervisi/Direksi. Persyaratan bahan harus
memenuhi ketentuan pada pasal pekerjaan pelapis dinding.

28.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Tanah urug sebagai lapisan dasar harus mencapai kepadatan yang disyaratkan dan
rata waterpass, kemudian dipasang urugan pasir padat tebal 10 cm.
b. Landasan konstruksi lantai bawah adalah plat beton 1:2:3 tebal 10 cm dengan cara
pemasangan harus memenuhi persyaratan pekerjaan beton dalam pasal lain Buku RKS
ini. Untuk pemasangan penutup lantai atas, sebelum pemasangan keramik harus
terlebih dahulu pasir urug setebal 5 cm.
c. Pola pemasangan dan awal pemasang harus sesuai dengan Gambar Kerja dengan
mengikuti pola corak masing-masing ubin keramik yang dipakai awal pemasangan dan
pemotongan harus disetujui oleh Konsultan Supervisi/Direksi.
d. Ujung lantai teratas yang berhubungan dengan trap tangga dan setiap ujung tangga
harus dipasang keramik alur anti slip sebagai penutup.

29. PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA DAN KACA


29.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan pintu dan jendela alumunium (kusen, rangka pintu)
b. Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja

29.2 Persyaratan Umum


a. Semua pekerjaan metal/ alumunium disini harus memenuhi persyaratan yang dalam
pasal Pekerjaan Metal di Buku RKS ini.
b. Semua pekerjaan kaca disini harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
pasal Pekerjaan Kaca dan Cermin dalam Buku RKS ini.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan pula uraian
dalam pasal Pekerjaan Perlengkapan Pintu, Jendela, Bovenlicht di Buku RKS ini.

29.3 Persyaratan Bahan


a. Bahan Kusen alumunium harus memenuhi persyaratan tebal dan lebar yang
disyaratkan yaitu dengan tebal min 2,5 mm lebar 4” type color anodize.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 44

b. Daun Pintu Double Teakwood 4 mm Rangka Pintu Panel Teakwood terbuat dari kayu
press open dengan kualitas baik dan diserut halus
c. Seluruh sambungan kayu pada Rangka daun pintu, harus menyudut, rapih dan bagian
sudut kayu diprofil halus, sesuai gambar rencana.
d. Seluruh sambungan alumunium pada kusen dan daun pintu, jendela, harus
menyudut, rapih, sesuai gambar rencana.
e. Semua bahan kusen alumunium mengacu pada persyaratan Pekerjaan logam/ metal
pada buku ini

29.4.Persyaratan Teknis
a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar dan kondisi
lapangan serta membuat gambar Shop Drawing.
b. Tipe Pintu/ Jendela atau dinding partisi yang terpasang harus sesuai daftar tipe yang
tertera dalam gambar dengan memperhatikan ukuran-ukuran, bentuk profil, material,
detail arah bukaan dan lain-lain, dengan petunjuk sebagai berikut :
• Semua ukuran dan bentuk kusen maupun daun pintu, jendela, bovenlicht yang
tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran jadi.
• Disyaratkan dipasang angker/ fisher pada kusen pintu, jendela dan bovenlicht.
Jumlah angker/fisher minimal 2 (dua) buah untuk kusen jendela dan bovenlicht,
minimal 3 (tiga) buah untuk kusen pintu dan masing- masing kusen terluar.
• Ukuran dan jarak penempatan sesuai Gambar Kerja atau petunjuk dengan
Konsultan Supervisi/ Direksi.
• Disyaratkan pula dibuat alur air pada sisi sebelah luar kusen pada dua batang
kusen vertikal dan sebuah batang kusen bagian bawah; untuk kusen pintu,
jendela, maupun bovenlicht.
• Sambungan-sambungan pertemuan dan sudut harus benar- benar tegak lurus,
kokoh dan tidak dapat digerak-gerakkan, serta pengerjaannya harus rapi sesuai
gambar kerja atau petunjuk Konsultan Supervisi/Direksi.
c. Pekerjaan Kusen Pintu, Jendela Alumunium dan Kaca :
Bentuk profil yang dipakai untuk kusen, frame pintu dan jendela adalah pembuatan
kusen alumunium harus dipesan/ dilakukan oleh pabrik pembuat berdasarkan detail-
detail standard. Kusen aluminium sebelum dipasang, terlebih dahulu telah dicat
pabrik/ tidak luntur, kemudian dilindungi agar tak rusak. Pemasangan kaca harus
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 45

sedemikian rupa sehingga akan pecah pada waktu mengembang. Kaca harus
terpasang dengan kokoh, tidak dapat digerakkan dan rapi
d. Setiap bagian dari pekerjan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan seperti yang
tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja, ketidak cocokan,
kesalahan maupun kekurangan lain akibat kelalaian dan ketidak telitian Kontraktor
dalam Gambar Pelelangan; dan atau perbaikan finish yang tidak memuaskan akan
ditolak dan harus diganti hingga disetujui Konsultan Supervisi/Direksi. Perbaikan,
perubahan, dan penggantian harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor dan tidak
dapat di klaim sebagai pekerjaan tambah, maupun penambahan waktu.
e. Perubahan bahan/ material karena alasan tertentu harus diajukan kepada Konsultan
Supervisi/ Direksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. Semua perubahan
yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang mempengaruhi
kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan
diperhitungkan sebagai Pekerjaan Kurang.
f. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan atau telah terpasang harus segera
dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi syarat.

Bahan Kayu
a. Sebelum pelaksanaan kayu disimpan dan dikumpulkan pada tempat yang tertutup dari
cahaya langsung/ hujan dan mempunyai sirkulasi udara yang baik dengan alas yang
cukup tinggi/ tidak bersentuhan langsung dengan tanah.
b. Pelaksana harus mempelajari setiap ukuran, bentuk, pola penempatan, cara
pemasangan dan detail yang sesuai dengan gambar rencana dan ketepatan pada saat
pemasangan. Seluruh sambungan kayu pada kusen dan daun jendela harus menyudut,
rapih dan halus, serta sesuai dengan gambar rencana.
c. Pelaksanaan Sambungan seperti klos, baut plat penggantung, angkur, dynabolt,
sekrup, paku dan lem perekat harus rapi dan sempurna. Diusahakan agar permukaan
yang tampak harus bersih /tidak kotor.
d. Pendempulan dan perapihan permukaan kayu harus rata, halus dan kering. Setelah
pendempulan dilaksanakan maka digosok dengan ampelas sesuai keperluannya agar
permukaan kayu halus dan rapi, serta pori-pori kayu tertutupi dempul, terutama pada
bagian kayu halus seperti kusen, daun pintu, jendela dan lainnya yang memerlukan
kerapihan.
e. Seluruh kayu yang digunakan harus lurus dan tanpa cacat/mata kayu/retak.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 46

f. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar dan kondisi


lapangan serta membuat gambar Shop Drawing.
g. Tipe Pintu/ Jendela atau dinding partisi yang terpasang harus sesuai daftar tipe yang
tertera dalam gambar dengan memperhatikan ukuran-ukuran, bentuk profil, material,
detail arah bukaan dan lain-lain, dengan petunjuk sebagai berikut:
• Semua ukuran dan bentuk kusen maupun daun pintu, jendela, bovenlicht yang
tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran jadi
• Disyaratkan dipasang angker/fisher pada kusen pintu, jendela dan bovenlicht.
Jumlah angker/fisher minimal 2 (dua) buah untuk kusen jendela dan bovenlicht,
minimal 3 (tiga) buah untuk kusen pintu dan masing-masing kusen terluar. Ukuran
dan jarak penempatan sesuai dengan Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan
Supervisi/Direksi.
• Disyaratkan pula dibuat alur air pada sisi sebelah luar kusen pada dua batang
kusen vertical dan sebuah batang kusen bagian bawah ; untuk kusen pintu,
jendela, maupun bovenlicht.
• Sambungan-sambungan pertemuan dan sudut harus benar-benar tegak lurus,
kokoh dan tidak dapat digerak-gerakkan, serta pengerjaannya harus rapi sesuai
gambar kerja atau petunjuk Konsultan Supervisi/Direksi.
• Setiap bagian dari pekerjan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan seperti
yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja, ketidak
cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat kelalaian dan ketidak telitian
Kontraktor dalam Gambar Pelelangan; dan atau perbaikan finish yang tidak
memuaskan akan ditolak dan harus diganti hingga disetujui Konsultan
Supervisi/Direksi. Perbaikan, perubahan, dan penggantian harus dilaksanakan atas
biaya Kontraktor dan tidak dapat di klaim sebagai pekerjaan tambah, maupun
penambahan waktu.

Bahan Stainless
a. Pekerjaan stainless pada pintu/ railing seperti yang ditunjukkan dalam gambar
menggunakan stainless steel dengan ketebalan minimum 2,5 mm type hairline.
b. Mutu baja yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan ASTM A-
36. Stainless steel harus anti karat (jenis ST 304).
c. Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan barang yang
dipasangkan dan harus dari jenis yang paling cocok untuk maksud tersebut.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 47

d. Semua kelengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang perlu demi


kesempurnaan pemasangan, walau tidak secara khusus diperlihatkan dalam
gambar-gambar atau Persyaratan Teknis, harus diadakan.
e. Finish stainless steel yang telah terpasang harus benar-benar dan tidak kelihatan
bergelombang.
f. Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
g. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat

30. PEKERJAAN KUNCI, ALAT-ALAT PENGGANTUNG DAN KACA


30.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi:
Pengadaan dan pemasangan semua bahan perlengkapan pintu dan jendela seperti : Kunci,
Engsel, Sloot, dan hardware lainnya yang dipergunakan di dalam pekerjaan ini :
a. Pekerjaan pintu dan jendela rangka alumunium
b. Dan lain-lain seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja

30.2. Persyaratan Bahan


a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai ketentuan yang tercantum dalam buku
spesifikasi ini.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Supervisi/Direksi.
c. Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
d. Engsel Pintu alumunium untuk pintu rangka alumunium dipakai Ball Bearing
pemakaian dua buah tiap daun pintu. Jendela alumunium dipakai system engsel geser
ayun, yang merangkap berfungsi sebagai hak angin dan sloot. Produk Ex. Alpha, Yank,
Solid
e. Kunci dan Slot Pintu aluminium digunakan Kunci dua slagh Ex. “Kend, Tessa, Solid”
Pintu Alumunium Entrence (pintu double) digunakan kunci standard ex. “DORMA”
Gagang/Handle pintu utama dan entrance samping menggunakan merk Ex. “YALE”.
f. Semua pintu harus dipasang sloot, untuk pintu satu daun dipasang satu buah sloot
pada bagian pinggir, sedangkan untuk pintu dua buah daun dipakai sloot tanam besar
atas bawah dari bahan steel di Galvanisir atau Stainless Steel.

30.3. Persyaratan Teknis


RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 48

Seluruh perangkat perlengkapan : pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik sebelum
dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

30.4. Persyaratan Pelaksanaan


a. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing (Gambar Detail Pelaksanaan) berdasarkan
keadaan di lapangan dan standard-standard fabrikasi.
b. Shop Drawing harus disetujui dahulu oleh Konsultan Supervisi/Direksi.
c. Engsel Pemasangan engsel pintu 30 cm dari permukaan atas dan bawah pintu.

30.5. Pekerjaan Kaca


Jenis yang digunakan adalah kaca polos dengan ketebalan sesuai dengan yang tercantum
pada gambar rencana yaitu: kaca bening polos untuk semua jendela/ bouvenlight dan
pintu kaca tebal 5 mm, atau seperti tercantum dalam gambar rencana.

30.6. Persyaratan Bahan


Semua kaca yang dipakai harus memenuhi standard SII 0189-78.

30.7. Persyaratan Teknis dan Mutu


Dimensi
Toleransi tebal kaca lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal 0,3 mm. Toleransi Lebar
dan Panjang Kaca dan cermin adalah 1,5 mm sampai 2 mm.
Kaca harus mempunyai sudut siku, tepi potongan rata dan lurus, bebas dari cacat dan
noda.

30.8. Persyaratan Pelaksanaan


Pemotongan harus rapi dan lurus dan harus menggunakan alat pemotong kaca/ cermin
khusus. Sisi kaca/ cermin yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan
harus digurinda dan dihaluskan. Kaca dan cermin yang telah terpasang harus dilindungi
dari kerusakan dan benturan dan diberi tanda agar mudah diketahui.
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 49

31. PEKERJAAN PEMASANGAN SANITARY


31.1. Lingkup Pekerjaan dalam pasal ini yang akan diuraikan hanya pekerjaan pemasangan
Sanitary, sedangkan untuk instalasi air bersih dan air kotor akan di uraikan terpisah dalam
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal, dan Plumbing.

31.2. Lingkup Pekerjaan Ini meliputi pengadaan dan pemasangan antara lain:
a. Pemasangan Sanitary

31.3. Persyaratan Umum


a. Bahan, material, peralatan yang tidak disertai dengan data lengkap (Brosur), tidak
diizinkan untuk dipasang dan harus diganti yang baru.

31.4. Persyaratan Bahan


a. Mutu Bahan
Bahan harus bebas cacat dan bahan yang tidak memenuhi syarat sanitasi tidak boleh
dipergunakan. Perlengkapan atau bahan Sanitary bekas dan tidak sempurna lagi
karena aus, rusak atau membahayakan kesehatan tidak boleh dipergunakan lagi.
Semua Bahan harus diberi tanda sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan dalam
standard bahan yang bersangkutan.
b. Alat Sanitair
Pekerjaan Alat sanitair Pemasangan Kloset dan Washtafel yang digunakan adalah
Kualitas Ex. TOTO, American Standart, Wasser
Floor Drain dipasang pada setiap KM /WC seperti ditunjukan dalam gambar, kualitas
yang disyaratkan adalah yang memenuhi standard SSI.
Kran dan stop kran yang digunakan adalah Kran logam lapis vernikel Ex. TOTO, Wasser,
Onda, standar SII, setiap kran dipasang pada tempat ketinggian seperti yang ditunjuk
pada gambar kerja. Stop kran dipasang pada pipa diluar bangunan sebelum masuk
kejaringan pemakai dengan penempatan sesuai gambar kerja.

32. PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, DAN PLUMBING


Lingkup Pekerjaan ini diuraikan dalam RKS Khusus Spesifikasi, Teknis Pekerjaan, Mekanikal,
Elektrikal, dan Plumbing
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 50

33. PEKERJAAN RABAT KELILING BANGUNAN


33.1. Persyaratan Umum Dan Bahan
a. Segala sesuatu Pekerjaan / jenis pekerjaan yang ada dalam Lingkup pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan yang telah tercatum sebelumnya dalam buku RKS ini
b. Semua bahan-bahan yang dipakai untuk jenis pekerjaan yang telah diuraikan/ sama
dengan pekerjaan sebelumnya harus memenuhi semua persyaratan bahan-bahan
dalam buku RKS ini

33.2. Persyaratan Pelaksanaan


a. Pekerjaan rabat Keliling Bangunan
Untuk Pedestrian dan rabat keliling bangunan menggunakan beton dengan
campuran 1pc : 4ps : 5kr dengan ketebalan 7 cm , pada bagian pinggirnya memakai
kanstin pasangan batako, dengan ukuran sesuai gambar kerja, dan untuk rabat keliling
bangunan dinding saluran berfungsi sebagai kanstin.

34. PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMANAN DAN PEMBERSIHAN SETELAH


PEMBANGUNAN
34.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pembersihan tapak Konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
lingkup pekerjaan seperti tercantum di gambar kerja dan terurai dalam buku RKS ini
dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab kontraktor.
b. Semua bekas bongkaran bangunan Existing dan sebagainya, harus dikeluarkan dari
tapak/ site konstruksi.
c. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan /
material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

35. PEKERJAAN LAIN–LAIN


35.1 Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
diatur/dibicarakan dilapangan oleh Konsultan Supervisi dan kontraktor, bila diperlukan
akan dibicarakan dengan konsultan perencana.

35.2 Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas, pemborong diwajibkan pula
mengadakan pengurusan -pengurusan perizinan antara lain:
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 51

• Pembuatan izin Mendirikan bangunan (IMB) dari PEMDA setempat, Surat perizinan ini
harus sudah diserahkan kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan sebelum serah terima
Pekerjaan pertama.
• Surat Bukti KIR Listrik/Pengetesan dari PLN, dan pengetesan lainnya bila diperlukan.

35.3 Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna, dan harus segera diperbaiki, semua ruangan harus bersih, halaman
harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
Pemberesan halaman ini harus dilaksanakan sesuai petunjuk Konsultan Supervisi.

35.4 Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan gambar kerja dan bestek menjadi tanggung jawab Pelaksana, untuk itu
Pelaksana/pemborong harus menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik mungkin.

NO ITEM PEKERJAAN URAIAN MERK PRODUK KETERANGAN


1 Pekerjaan Dinding Cat dinding dalam Catylac, Nippon
dan Vinylex
Cat dinding Luar Catylac, Nippon
dan Vinylex
Cat kayu/besi Dulux, Ftalit,
Kansei
2 Pekerjaan Atap Genteng Keramik Kanmuri, KIA, M
Class
3 Pekerjaan Plafond Plafond PVC Shunda, Faster, S Garansi 2 Tahun
Plus
4 Pekerjaan Lantai Lantai Garuda, Sandi
Homogenous tile Mas, Indogress
Lantai Keramik Roman, Platinum,
Ikad
5 Pekerjaan Kusen dan Pintu Alumunium Alexindo, Indalux,
Superex
Pintu baja Marks, Lion, Garansi 3 Tahun
Bostinco
Pengunci Pintu Kend, Tessa, Solid
RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS 52

Engsel dan Alpha, Yank, Solid


assesoris
6 Pekerjaan Sanitary Toilet, wastafel, Toto, American
urinoir Standart, Wasser
Kran dan Wasser, Onda,
assesoris Toto
RENCANA DAN SYARAT KERJA 1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 1

PASAL 1 -- PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK .............................................................................. 2


I. PERSYARATAN UMUM ................................................................................................. 2
II. LINGKUP PEKERJAAN ............................................................................................... 3
III. PERALATAN, BAHAN-BAHAN DAN PELAKSANAAN INSTALASI LISTRIK ......................... 3
IV. FIXTURES DAN ARMATURE ....................................................................................... 7
V. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK ................................................................................ 11
VI. PENGUJIAN DAN MASA PEMELIHARAAN .................................................................. 12

PASAL 1 -- PEKERJAAN SISTEM TATA SUARA .......................................................................... 13


I. UMUM ...................................................................................................................... 13
II. PEKERJAAN INSTALASI ............................................................................................ 15
III. PEMASANGAN INSTALASI........................................................................................ 20
IV. SPESIFIKASI UMUM TESTING/ PENGUJlAN ............................................................... 21

PASAL 2 -- PEKERJAAN FIRE ALARM ...................................................................................... 23

PASAL 3 -- PEKERJAAN CCTV SYSTEM .................................................................................... 38


I. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 40
II. SISTEM INSTALASI PENGKABELAN ........................................................................... 42
III. PERSYARATAN UMUM MATERIAL ............................................................................ 42
IV. PERSYARATAN UMUM PEMASANGAN ..................................................................... 43
V. SPESIFIKASI UMUM TESTING/ PENGUJlAN ................................................................. 44
VI. PENYERAHAN, PEMELIHARAAN DAN JAMINAN ........................................................ 45
VII. LINGKUP PEKERJAAN ............................................................................................... 46

PASAL 1 -- PEKERJAAN INSTALASI AC .................................................................................... 50

PASAL 2 -- PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING ........................................................................ 54


I. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 54
II. URAIAN SISTEM ...................................................................................................... 54
III. LINGKUP PEKERJAAN .............................................................................................. 56
IV. SPESIFIKASI MATERIAL ............................................................................................ 57
V. TATA CARA PELAKSANAAN DAN CARA PEMASANGAN .............................................. 58
VI. TESTING ................................................................................................................. 61
RENCANA DAN SYARAT KERJA 2

PASAL 1 -- PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

I. PERSYARATAN UMUM

1.1. GAMBAR DAN a. Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilaksanakan oleh
SPESIFIKASI TEKNIS instalatur listrik yang telah mempunyai surat pengakuan
(PAS) dari PLN setempat dan SIPP dari Pemerintah
setempat.

b. Gambar, Spesifikasi, Risalah rapat / Presentasi perencana


merupakan suatu kesatuan yang saling mengikat dan
melengkapi. Kontraktor harus menjalin hubungan yang
baik dengan Pemberi Tugas / Owner dalam pekerjaan ini,
sehingga didapat hubungan yang baik untuk secara
bersama-sama menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan
jadwal dan spesifikasi yang ditentukan.

1.2. PERATURAN − AVE, VOE, PUIL, LMK.


PERATURAN − Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No :
023/PRT/78 tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL)
− Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No :
024/PRT/78 tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL)
− Peraturan/ persyaratan dan Ketentuan-ketentuan yang
dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja Pemerintah Daerah
setempat.
− Ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik dimana mesin,
peralatan dan material tersebut dibuat.
− Peraturan/ persyaratan lainnya yang berlaku sah diIndonesia.
Menjaga Estetika (keindahan) dan kerapian pemasangan
instalasi.

1.3. IJIN DAN Kontraktor wajib melengkapi segala sesuatu yang diperlukan
PEMERIKSAAN guna terlaksananya pemeriksaan dan pengujian dari
Badan/Jawatan Pemerintah tersebut. Kontraktor wajib
menyelesaikan sertifikat yang menyatakan bahwa semua
pekerjaan yang telah dilaksanakan memenuhi syarat sesuai
standard yang diisyaratkan dalam spesifikasi maupun
peraturan Pemerintah.

1.4. KOORDINASI Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor wajib cross checking


DENGAN PEKERJAAN dan gambar-gambar yang diterima, dengan gambar-
RENCANA DAN SYARAT KERJA 3

LAIN gambar/spesifikasi dari pekerjaan lain yang berhubungan satu


dengan lainnya agar didapat mutu pekerjaan yang baik. Bila
terdapat kelainan dari gambar-gambar maupun spesifikasi
dengan pekerjaan lain, Kontraktor wajib melaporkan kepada
Pemberi Tugas / Owner.

II. LINGKUP PEKERJAAN

1.5. PENGADAAN DAN Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan semua peralatan/


PEMASANGAN material/ mesin yang disebutkan dalam spesifikasi ini,
maupun pengadaan dan pemasangan dari peralatan/material
yang kebetulan tidak tersebutkan akan tetapi secara umum
dianggap perlu agar dapat diperoleh system instalasi listrik
yang baik dimana setelah diuji, dicoba dan disetel dengan
teliti siap untuk dipakai. Hal mana didalamnya adalah sbb :

a. Pengadaan dan pemasangan panel-panel listrik untuk


penerangan dan tenaga.

b. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel toevoer.

c. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan


instalasi stop kontak didalam bangunan maupun diluar
bangunan lengkap dengan fixturenya.

d. Pengadaan dan pemasangan instalasi tenaga termasuk


stop kontak khusus 380 V/220V, 3 phase.

III. PERALATAN, BAHAN-BAHAN DAN PELAKSANAAN INSTALASI LISTRIK

1.6. KABEL-KABEL a. Kabel-kabel toevoer yang dipakai harus dapat


TOEVOER dipergunakan untuk tegangan maximum 0,6 KV (600
Volts).

b. Pada prinsipnya untuk kabel-kabel toevoer dipergunakan


jenis NYY, dan NYFGBy.

c. Kabel-kabel toevoer yang dipasang didalam shaft kabel


harus menggunakan tangga kabel (ladder) dari konstruksi
besi yang dicat.

d. Menghubungkan kabel pada terminal busbar panel untuk


RENCANA DAN SYARAT KERJA 4

diameter 25 mm² keatas harus menggunakan schoen kabel


yang dipres.

e. Kabel-kabel toevoer dari panel induk ke panel-panel


distribusi yang berada diatas plafond harus dipasang diatas
rak kabel (trunking).

1.7. KABEL PENERANGAN a. Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang
DAN CONDUIT. dapat dipergunakan adalah type NYM, penampang kabel
minimum yang dapat dipakai adalah 2.5mm 2 , dan untuk
tenaga dipakai type NYM dengan penampang minimum
4mm 2 .

b. Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan


terminal box (dura doos, tee doos dari PVC). Terminal box
tersebut tutupnya harus dapat dilepas dan dipasang
kembali dengan mudah, dengan memakai sekrup. Sedang
untuk penyambungan didalam beton harus memakai
terminal box metal.

c. Pemasangan kabel-kabel diatas plafond harus disusun rapi


dan harus diklem/diikat kawat pada rak-rak kabel
(trunking) dan pada prinsipnya kabel-kabel tidak
diperkenankan diklem pada konstruksi bangunan.

d. Kabel-kabel yang terpasang didalam dak, kolom beton,


dinding beton harus menggunakan pipa metal (jenis GIP
light duty). Pemasangan pipa metal pada daerah-daerah
tersebut harus disertai dengan kawat pengikat.

e. Penyambungan kabel-kabel penerangan, stop kontak


didalam doos harus memakai las/dop yang terbuat dari
bakelit berwarna yang disetujui Pemberi Tugas / Owner).

f. Kabel-kabel harus menggunakan kabel buatan Kabel


Metal, Kabelindo, tranka atau Supreme.

1.8. MATERIAL UNTUK a. Stop kontak dan saklar yang dapat dipergunakan adalah
INSTALASI merk Ex. Broco, Panasonic, Clipsal atau yang disetujui
oleh Pemberi Tugas / Owner.

b. Stop kontak dan saklar yang akan dipasang adalah type


pemasangan masuk (flush mounting),
RENCANA DAN SYARAT KERJA 5

c. Flush-box (inbouw doos) untuk tempat saklar, stop kontak


dinding harus dipakai dari jenis bahan tidak mudah
terbakar (PVC/Metal).

d. Stop kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan


lantai dan diruangan-ruangan yang basah/lembab harus
jenis waterproof (WP), sedang untuk saklar dipasang 150
cm dari permukaan lantai.
1). Saklar Tunggal / Ganda /tukar
Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 Volt
AC.
Type : flush

2). Socket Outlet/Outlet dan Swicth Type Dinding


Type : Flush
Terminal : 2 P + e, 220 V, AC 13 A
outlet + switch : 1 A/ 16 A

1.9. PERALATAN PANEL a. Circuit Breaker Motor Operated


Rating Arus : sesuai gambar rencana
Instulation Rating : 750 V AC, Voltage rating : 380
V 50 Hz
Rated Breaking Cap : 70 kA (500 V, 50 Hz) dengan
Arc chute
Relay : Thermis dan magnetis over
current release, Auxiliary
contact block (2 NO + 1 NC)
Electrical interlocking dengan
CB genset.
Drive : Motor , 220 V, 50 Hz.

b. Moulded Case Circuit Breaker


Insulation Rating : 380 V
Dilengkapi dengan : Thermal Release dan
electromagnetic over current
release
Rating Arus In : 16 A Breaking cap 10 kA
32 A Breaking cap 10 kA
50 A Breaking cap 16 kA
100 A Breaking cap 35 kA
dan lain-lain sesuai rencana.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 6

c. Rotary Swicth (On-Off Cam Swicth)


Rated tegangan : 500 V ZC
Rated Arus max : 63 A
Pemasangan pada “base plate”
Jumlah pole : 4 pole

d. Ampere meter
Class : 1,5
Over load cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0- 2.500 A
Type : Moving Iron, untuk pengukuran AC
Ketelitian : + 1,5 % untuk pengukuran AC

e. Volt Meter
Class : 1,5
Over Load cap : 1,2 x in continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 - 500 A
Ketelitian : + 1,5 % untuk pengukuran AC

f. kWH- Meter
Rated voltage : 3 x 380 Volt
Rated current output transformer : 5A
Ocuracy class : 2,0
Baseplate Of moulded plastic
The register : 6 (six) cipher
rollers double pengukuran

g. Lampu Indikator
Tublar Lamp, pijar 5 watt, diameter 54 mm
Warna : merah , kuning , biru.

h. Push Button
Panel mounting, double on – 1, off – 0. Semua push
button dilengkapi dengan lampu indikator untuk
menyatakan system dalam on atau off.

i. Miniature Circuit Breaker


Rated voltage : 380 Volt, 50 Hz
Breaker cap : 10,0 kA (380 V ) minimum
Type : yang mempunyai “ Instantheous
tripping valve” sebesar 12 (dua belas) kali arus in.
Model : G Breaker
RENCANA DAN SYARAT KERJA 7

j. Relay-relay
Untuk panel-panel LVMDP, circuit breaker untuk feeder
PLN, dilengkapi dengan relay proteksi OL (over load), SC
(short circuit) dan UV (under voltage)
Sedangkan untuk generator, dilengkapi dengan relay OL,
SC, UV, EF (earth fault) dan RP (reverse power).

k. Selector Switch
Dari type rotary switch, untuk switch. Rated voltage 380
Volt AC instulation 660 V.

IV. FIXTURES DAN ARMATURE

1.10. LAMPU/TUBE/ a. Lampu Fluorescent gas discharge tube type, standar,


BULB/ warna putih type TLD 54.
FLUORESCENT - Ballast dengan maximum losses + 9,5 Watt, 220 Volt.
- Kapasitor yang menghasilkan minimum P.F.0,95
(kapasitor 3,25 uf)
- Starter switch, terminal dengan tube fitting, rotary
lock.

b. Lampu Down Light Housing allumunium cylinder, brown


polycarbonate dibagian dalam, dilengkapi dengan black
bayonet dan reflector. Lampu : PLS 18 W. Untuk lampu
Pijar 36Watt Scoft Tone.

c. Lampu Baret Persegi TL Bulat DC Emergency


Dipasang pada beberapa tempat sesuai dengan gambar
perencanaan lampu, dilengkapi dengan Ni Cad battery,
changer dan peralatan control lainnya, lampu tetap
menyala baik pada saat sumber PLN ada gangguan.
Instalasi dipasang sebelum switch/CB utama pada
incoming feeder panel sedemikian rupa sehingga sejauh
masih ada tegangan pada kabel feeder utama.

Spesifikasi Teknis :
• Type : Maintained, Persegi TL Bulat
• Durasi : 2 jam
• Daya Lampu : Baret TL 18 Watt, 18 Watt DC
Emergency
• Input Voltage : 220 V, 50 Hz
• Power Comsumption : 20 VA
Rumah Lampu terdiri dari plat baja tebal 0,7mm dengan
RENCANA DAN SYARAT KERJA 8

tutup dari bahan Acrlylic


Yang tahan panas dan tak berubah warna bagi tepi lampu
memakai karet untuk menjamin kekedapan.

Dilengkapi dengan monitor charging current dan battery


dapat bekerja selama + 5 tahun dan diberikan garansi
minimum 2 tahun.

d. Lampu Tanda Arah Kebakaran / Emergency Exit Lamp


Dipasang pada beberapa tempat sesuai dengan gambar
perencanaan lampu tersebut ditandai dengan arah panah
dan tanda “KELUAR” dengan warna merah, untuk lampu
yang dipasang ditengah koridor dipasang 2 (dua) sisi
(double side) sedang lampu pada dinding 1 (satu) sisi (
single side).
Dilengkapi dengan Ni Cad battery, charger dan peralatan
control lainnya, lampu tetap menyala baik pada saat
sumber PLN ada gangguan. Instalasi dipasang sebelum
switch/CB utama pada incoming feeder panel sedemikian
rupa sehingga sejauh masih ada tegangan pada kabel
feeder utama, maka lampu tersebut tetap menyala dan
sebaliknya untuk emergency exit lamp atau diambil dari
rangkaian stop kontak.

Spesifikasi Teknis :
• Type : Maintained
• Durasi : 2 jam
• Daya lampu : PL 10 Watt Exit Lamp, 18 Watt
• DC Emergency
• Input Voltage : 220 V, 50 Hz
• Power Comsumption : 20 VA
• Body : Epoxy coated zintec sheet steel.

Dilengkapi dengan monitor charging current dan battery


dapat bekerja selama + 5 tahun dan diberikan garansi
minimum 2 tahun.

e. Ballast
Ballast harus leak proof, mempunyai temperature kerja
rendah, noise-less, ballast dengan rumahan dari
bahan polyester. Untuk lampu TL dengan 2 ( dua ) lampu
disusun/ digunakan “ twin lamp ballast”/2 ( dua ) ballast
(anti stroboscopic).
Rated tegangan 220 Volt. Rugi-rugi/losses ballast tidak
RENCANA DAN SYARAT KERJA 9

lebih besar dari:


• TL 15 Watt, losses max, 7,5 Watt
• TL 20 Watt, losses max, 9,0 Watt
• TL 36 Watt, losses max, 9,5 Watt
Ballast harus dilengkapi dengan connection terminal.

f. Lamp Holder dan Starter Holder ( Sochets)


Lamp holder dan starter holder dari material white plastic,
inobtrusive dan touchproof. Lamp holder dan starter
holder antri vibration contact. Rating lock lam holder
type, dengan atau tanpa starter socket yang disesuaikan
dengan rumahan yang digunakan. Untuk lamp TL 2 x 36
Watt continue row, tanpa atau pakai air troffer harus
memakai twin lamp holder ( merupakan 2 lamp holder
menjadi satu unit).

g. S t a r t e r
Sarter untuk lamp, fluorescent mempunyai rellability.
Terbuat dari high quality white polycarbonate. Rating
starter disesuaikan dengan rating lampu Tl.

h. Kabel
• Kabel instalasi penerangan dan general outlet jenis
NYM, penampang 2,5 mm dipasang dalam conduit
20mm2 jenis standar mudah dibending, Double High
Impact lengkap Accecories
• Kabel yang digunakan harus memenuhi persyaratan SII
dan SPLN.
• Kabel tahan api : seperti dalam daftar material

i. Panel Penerangan
• Panel harus dibuat dari plat baja galvanized tebal plat 2
mm, lipatan dan bentuk sudut plat melalui proses
mekanisme.
• Peralatan panel penerangan :
1). Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
• Rating Tegangan : 380V, 50 Hz
• Breaking Cap : 22 kA

2). Kontaktor
• Rating arus : 10A,16A, 25A
• Rating tegangan : 380 V, 50 Hz
• Pole : 3 pole.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 10

1.11. LIGHTING FIXTURES a. Lighting fixtures ex local Pabrik .

b. Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat powder


coating (cat bakar) bebas dari karat dan lecet-lecet.

c. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus


memberikan effisiensi penerangan yang maksimal, rapih,
kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan-
pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan,
pemeriksaan dan pekerjaan maintenance dengan mudah
dapat dilaksanakan.

d. Pada semua lighting fixtures harus dibuatkan mur dan


baut sebagai tempat terminal pertanahan (grounding).

1.12. CEILING FAN a. Fan dengan daya 1 Hp atau lebih kecil dapat berfasa
“single phase”.

b. Pada prinsipnya ceiling dan wall exchaust fan yang


dipasang adalah ceilling fan dari type umum digunakan,
dimana :
- Kapasitas : sesuai gambar rencana
- Type : propeller/axial
- Statistic Pressure : 0,2 – 0,5 IN WG
- Warna : ditentukan kemudian.

c. Ceilling/Wall fan harus memiliki damper yang secara


automatic bekerja dengan motor atau dengan kata lain
bila Ceilling fan dimatikan (di-off) untuk dempernya harus
dapat tertutup dan sebaliknya.

d. Ceilling/Wall fan tidak boleh melebihi tingkat kebisingan


40 dB. Cara pemasangan dengan rangka kayu yang dibuat
sedemikian rupa, dapat dibuka/dipasang kembali untuk
maintenance.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 11

1.13. GROUNDING a. Semua panel, lighting fixtures, stop kontak, kabel


/PENTANAHAN trunking, kabel ladder dan bagian-bagian metal lainnya
yang berhubungan dengan instalasi listrik harus
digrounding.

b. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal


berpenampang sama dengan penampang kabel masuk
(incoming feeder).

c. Nilai tahanan grounding sistim untuk panel-panel harus


lebih kecil dari 5 ohm, diukur setelah tidak terjadi hujan
selama 2 hari.

d. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa


galvanis minimum berdiameter ± 3/4", dengan kabel
BC 16 mm diujung pipa tersebut diberi/dipasang copper
rod sepanjang 0,5 m.

V. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1.14. SPESIFIKASI TEKNIS a. Kabel dan kawat tembaga


1) Seluruh instalasi didalam bangunan dan kabel-kabel
utama digunakan NYY.

b. Konduit :
1) Kabel yang turun menuju harus menggunakan saklar
dan stop kontak didalam tembok conduit.
2) Ukuran conduit yang digunakan minimum ukuran
Diameter 5/8”.

c. Instalasi penerangan :
1) Instalasi penerangan dimaksud adalah titik lampu
dan stop kontak, dan Instalasi stop kontak AC sesuai
petunjuk gambar.
2) Letak pasti dari lampu-lampu tersebut disesuaikan
dengan keadaan lapangan.
3) Pada pemasangan diatas plafond, kabel-kabel tidak
diperkenankan diklem kerangka plafond, tetapi harus
diklem ke lantai beton, kecuali diatas plafond tidak
ada lantai beton.
4) Pada setiap pencabangan titik lampu harus diberi
doos/junction box.
5) Sambungan didalam junction box menggunakan
isolasi PVC kemudian ditutup dengan lasdop.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 12

6) Sambungan kabel untuk titik penerangan hanya


diperkenankan pada junction box/doos tersebut.
7) Kabel-kabel harus diklem setiap 30 cm, jalan-jalan
kabel harus diatur dengan baik dan rapi.

d. Peralatan instalasi :
1) Seluruh klem-klem harus buatan pabrik.
2) Semua kabel yang terlihat mata (exposed) harus
diberi penahan dengan klem sehingga kabel tersebut
kelihatan lurus dan baik.
3) Doos/junction box yang digunakan harus cukup
besarnya dan dibuat dari PVC.

VI. PENGUJIAN DAN MASA PEMELIHARAAN

1.15. PENGUJIAN SISTEM a. Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata
DAN KEGAGALAN ada kerusakan atau kegagalan dari suatu bagian instalasi,
UJI maka Kontraktor harus mengganti bagian atau bahan yang
rusak/gagal tersebut dan pemeriksaan/pengujian
dilakukan lagi sampai memuaskan.

b. Penggantian atas bagian instalasi, material atau bahan


yang rusak tersebut harus dengan bahan yang baru.

1.16. MASA a. Masa pemeliharaan untuk seluruh instalasi yang dipasang


PEMELIHARAAN adalah selama 3 (tiga) bulan, terhitung sejak penyerahan
pekerjaan untuk pertama kalinya. Dalam masa
pemeliharaan ini, segala kerusakan peralatan yang
mungkin timbul menjadi tanggung jawab penuh dari
Kontraktor yang bersangkutan.

b. Selama masa pemeliharaan, segala kerusakan peralatan


yang mungkin timbul, Kontraktor wajib memperbaiki
dimana biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab
kontraktor.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 13

PASAL 1 -- PEKERJAAN SISTEM TATA SUARA

I. UMUM

1.1. PERSYARATAN Persyaratan umum dan persyaratan khusus termasuk instruksi


UMUM kepada peserta pelelangan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari isian uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan ini. Spesifikasi teknis ini menjelaskan tentang
uraian dan syarat-syarat dalam hal penyediaan dan
pemasangan semua peralatan serta bekerjanya semua instalasi
sistem Tata Suara baik yang terpasang di bangunan dan di luar
bangunan seperti yang tertera pada gambar-gambar atau pada
bagian lain dari spesifikasi teknis ini.

1.2. GAMBAR – GAMBAR a. Kontraktor wajib memeriksa design terhadap


kemungkinan kesalahan/ ketidak cocokan baik dari segi
besar-besaran listriknya maupun pemasangan dan lain-
lain. Hal-hal di atas harus diajukan dalam bentuk tertulis
atas gambar pada waktu penjelasan tender aanwijzing.

b. Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara


bertahap. Kontraktor wajib menyerahkan sebanyak 5
(lima) set “as built drawing”.

1.3. DAFTAR MATERIAL a. Pada waktu mengajukan penawaran Kontraktor harus


menyertakan/melampirkan ”Daftar Material” yang lebih
terperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada
proyek ini nantinya dan yang sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam Spesifikasi.

b. Dalam daftar material ini harus disebut pabrik merk


manufacture type lengkap dengan brosur katalog atau
keterangan lain di mana disebutkan hal-hal spesifikasi
teknis power tegangan kerja frequensi dimensi fisik dan
lain-lain.

1.4. NAMA Apabila pada spesifikasi ini disebutkan nama pabrik /merk dari
PABRIK/MERK satu jenis bahan maka Kontraktor wajib menawarkan dan
memasang sesuai dengan yang ditentukan. Apabila pada saat
pemasangan bahan /merk tersebut tidak/sukar diperoleh maka
pengawas/Perencana akan menunjuk merk lain tapi dengan
spesifikasi yang sama dan sekualitas.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 14

1.5. CONTOH BAHAN a. Apabila dianggap perlu oleh pengawas /Perencana dan hal
itu memungkinkan maka Kontraktor wajib
memperlihatkan contoh kepada pengawas /Perencana
Apabila contoh-contoh tersebut ditolak oleh pengawas
/Perencana maka Kontraktor harus mengganti dan
memperlihatkan yang sesuai dengan spesifikasi untuk
disetujui.

b. Kualitas teknis /listrik, merk/pabrik, karateristik kerja,


besar fisik dan kualitas estetika dari contoh material
/bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah
mengikat.

c. Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi


tanggungan dan biaya Kontraktor, contoh bahan harus
diserahkan kepada pengawas /Perencana tidak lebih dari
14 (empat belas) hari kalender setelah dikeluarkannya
SPK.

1.6. KLAUSUL YANG Apabila dalam dokumen tender ini ada klausal-klausal yang
DISEBUTKAN disebutkan kembali pada item/ ayat lain maka ini bukan
KEMBALI berarti menghilangkan item tersebut tetapi dengan pengertian
lebih menegaskan masalahnya.

1.7. PEMBEBASAN CLAIM Pemilik proyek dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk
segala macam pengadaan bahan dan cara pemasangan, Pemilik
bebas dari segala claim atau tuntutan terhadap hak-hak khusus
seperti patent dan lain-lain.

1.8. KOORDINASI Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Kontraktor


Intalasi Tata Suara wajib mengadakan koordinasi dengan
bagian-bagian pekerjaan/Kontraktor lain atau petunjuk
pengawas /Perencana apabila ada item pekerjaan oleh
Kontraktor lain maka Kontraktor wajib menyiapkan/
menyerahkan bahan-bahan tersebut dan penjelasan untuk
pemasangan. Selama pemasangan Kontraktor lain maka
menjadi kewajiban Kontraktor Tata Suara untuk hadir dan
memberi petunjuk bersama pengawas /Perencana sehingga
hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan instalasi.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 15

1.9. GAMBAR KERJA / Setiap pelaksanaan sebelum pemasangan instalasi atau


SHOP DRAWING pengadaan material Kontraktor wajib mengajukan pada
MK/Perencana untuk disetujui gambar kerja/shop drawing
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak
dikeluarkannya SPK.

1.10. INSTRUKSI Kontraktor wajib menyerahkan kepada Pemilik 1 (satu) bulan


PEMAKAIAN, sebelum serah terima, instalasi/manual untuk menjalankan
OPERASI menggunakan / mengoperasikan / pemeliharaan /
PEMAKAIAN DAN maintenance semua peralatan. Juga termasuk Kontraktor
CARA-CARA harus mendidik orang-orang yang ditunjuk oleh Pemilik untuk
PEMELIHARAAN menjadi Operator, untuk menjalankan dan pemeliharaan alat-
PERALATAN alat tersebut. Segala ongkos-ongkos tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor.

II. PEKERJAAN INSTALASI

1.11. UMUM Ketentuan-ketentuan umum seperti standard gambar


koordinasi pekerjaan built in insert daftar bahan contoh bahan
nama pabrik/merk yang tentukan klausal yang disebutkan
kembali shop drawing dan lain-lain disesuaikan dengan
pekerjaan instalasi ini dan yang dispesifikasikan serta
menunjuk gambar-gambar perencanaan.

1.12. MASA JAMINAN Semua pekerjaan instalasi tata suara harus dijamin akan
bekerja dengan sempurna. Semua peralatan yang termasuk
dalam pekerjaan tata suara harus diberi pemeliharaan Cuma-
Cuma selama 12 (dua belas) bulan setelah penyerahan
tersebut selesai, garansi selama +- 1 (satu) tahun. Setelah
masa pemeliharaan Cuma-Cuma selesai, Kontraktor dapat saja
mengajukan usulan untuk dapat mengadakan kontrak
pemeliharaan kepada Pemilik kecuali ditentukan lain.

1.13. INFORMASI SISTEM a. Sistem tata suara dengan fungsi umum “publik addres”
maupun emergency call untuk di dalam bangunan.

b. Pemasangan instalasi tata suara adalah secara master di


dalam ruang operator dimana terletak pra-amplifier/
RENCANA DAN SYARAT KERJA 16

mixing pra-amplifier power amplifier program-program


input serta switching control. Kecuali itu ada pula
penanganan terpisah secara fungsi tata suara misalnya
untuk pemanggilan per-group lantai demikian pula untuk
pemanggilan kendaraan yang diparkir dihalaman parkir.
Untuk menjamin program-program yang diperdengarkan
atau pengumuman yang disampaikan sesuai dengan yang
dikehendaki maka diperlukan Master Monitoring yang
terletak pada meja monitoring di ruang operator.

Sedangkan pada keadaan darurat (emergency) semua


program dapat diputuskan dan kemudian dapat disiarkan
pengumuman melalui operator di “Auxilliary Monitoring”
dengan “First Channel Priority” di meja monitoring ruang
monitor.

c. Sistem pre-amplifier dan power amplifier program input


sampai pada loud speaker dibuat sedemikian rupa
sehingga dimungkinkan penggunaan tata suara secara
terpisah-pisah untuk kepentingan public addres dan back
ground musik melalui operator dari master operator
secara serentak atau terpisah.

d. Master tata suara harus mampu melayani seluruh group


speaker keseluruhan bangunan.

e. Setiap interupsi harus didahului dengan suatu nada


intrupsi tertentu (chime signal yang dibangkitkan dengan
chime generator yang terpasang pada master system tata
suara ataupun pada monitor desk.

f. Bila terjadi keadaan darurat misalnya terjadi kebakaran


ataupun bencana lainnya seluruh ceiling speaker harus
dapat membunyikan suara alarm yang dibangkitkan oleh
signal alarm generator kendatipun ceiling speaker
tersebut sedang menyiarkan program tertentu ataupun
sedang di “off” kan melalui attenuator signal alarm
generator sudah terpasang pada master system tata suara
dan dapat juga dijalankan melalui meja monitor pada
ruang monitor.

1.14. DAFTAR MATERIAL Pada waktu mengajukan penawaran Kontraktor wajib


DAN BROSUR menyerahkan /melampirkan daftar material / peralatan
pekerjaan system tata suara yang ditawarkan untuk diintalasi
RENCANA DAN SYARAT KERJA 17

pada proyek ini. Daftar material harus merupakan daftar yang


lebih terperinci dari semua material yang akan dipasang. Harus
disertakan pula brosur/ katalog/ manual operator atau
keterangan lain dimana disebutkan dinyatakan hal-hal :
- Power, tegangan supply, frequensi range
- Band width
- Harmonic distortion
- Load impedance
- Dimensi / ukuran fisik
- Sound pressure level
- Dan lain-lain

1.15. MEMERIKSA DAN Kontraktor wajib memeriksa design terhadap kekurangan


MELENGKAPI ataupun kesalahan/ketidak cocokan dari segi besaran –
GAMBAR-GAMBAR besaran listriknya maupun pemasangan dan lain-lain
Pengertian akan hal ini adalah bahwa instalasi harus dapat
dilaksanakan dari semua unit dapat bekerja dengan baik dan
benar baik material utama maupun accessories Pengkomplitan
perlengkapan instalasi secara detail dan konsekwensi dari ayat
ini adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor dan telah
tercangkup dalam penawarannya.

1.16. LINGKUP PEKERJAAN a. Pengadaan dan pemasangan instalasi dari pre-


amplifier/ mixing pre-amplifire power amplifier
program input monitor desk power amplifier table top
dan lain-lain accessories.

b. Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel sistem tata


suara dan antteneutor serta accessories-accessories
lainnya.

c. Mengadakan testing dan trial run serta balancing


secara menyeluruh semua system sehingga diperoleh
system performance yang berfungsi dengan baik dan
benar.

1.17. PERALATAN UTAMA a. Instalasi pada ruang operator/kontrol melayani office


area dan Publik Area diuraikan sebagai berikut :
1) Mixing Pre-amplifier dengan spesifikasi teknis :
- Power Input : 220 Volt, 50 Hz
- Output : 1,5 s/d 2 Volt.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 18

2) Power Amplifier Master Unit Power Amplifier


System :
- Input : 200 mV
- Output Transisi/beban : 100 V (25), 75 V
(13), 50 V(6,5)
- Power Input : 220 V, 50 Hz
- Output power : sesuai gambar
perencanaan
Peralatan harus diketanahkan (grounding system )

3) Hand Microphone dan Interface


Hand microphone dilengkapi dengan on-off switch
lengkap dengan kabel microphone Interface atau
hand microphone coupler yang mempunyai
signaling push botton dan lampu indicator,
dilengkapi dengan accessories untuk pemasangan.

4) Cassette Deck (double player)


- Power Input : 220 Volt, 50 Hz
- Power Output : 150 s/d 200 mA

5) Compact Disk
- Power Input : 220 Volt, 50 Hz
- Power Output : 150 s/d 200 mA

6) AM/SW dan FM Tuner


- Power Input : 220 Volt, 50 Hz
- Power Output : 150 s/d 200 mA
Lengkap pluc-jack head phone untuk monitoring

7) Terminal Box
Merupakan terminal port system tata suara atau
terminal pendistribusian terminal harus dapat
merangkul seluruh system. Bahan box dari plat
besi tebal 2mm.

8) Loundspeaker untuk diinstalasi outdoor di luar


bangunan dan lantai ( Parkir )
- Power handing capacity : 20 W, dapat
diperkecil menjadi 20/15/10 W
- Sound level : 127 dB pada 30 W
- Bentuk Louds peaker : rectaguler horn dengan
“adjustable mountin bracket”.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 19

9) Microphone
– Microphone merupakan omni-direct signal
system, type grooseneck cordioid.
– Dilengkapi dengan on-off switch.
– Frequency rage : 150 – 15.500 Hz + 3 dB
– Impedance : 200

10) Volume control (Attenuator)


– Kapasitas volume control : 6 W
– Volume control harus dapat mengecilkan suara
dari 0 -18 dB, dengan batasan setiap langkah
pengecilan.
11) Ceiling loudspeaker 3 watt :
− Ceiling speaker harus dapat menghasilkan
suara yang baik dan bersih untuk penyampaian
berita panggilan maupun music. Ceiling speaker
ditempatkan tersebar diseluruh ruangan.

− Ceiling speaker yang di gunakan terdiri dari 2


type yaitu untuk paging/music dan Evacuation
only.

− Ceiling speaker untuk Paging dan Background


music digunakan yang frequency responsenya
lebih lebar ( 60 Hz to 20 kHz ) sehingga
menghasilkan suara music yang bagus, ceiling
speaker mempunyai rated output sampai 100 dB
(m,w).

− Ceilling speaker untuk evacuation mempunyai


frequency responsenya sesuai untuk suara
manusia (± 50 dB).

− Ceiling speaker harus mempunyai Speaker


berdiameter minimal 6" atau lebih dan Metal
Grille berdiameter Minimal 16 cm atau lebih.

− Semua ceiling speaker mempunyai Rated power


3 watt dan dilengkapi dengan matching
transformer untuk tapping watt speaker dari 3 ;
1,5 watt dan semua ceiling speaker akan di
tapping di 1,5 watt.
• Rated Power : 6watt (6;3;1,5W)
• Frequency Response : 60 Hz to 20 kHz
RENCANA DAN SYARAT KERJA 20

• Sound Pressure Level at 1 kHz, 1m : minimum


92 dB
• Speaker size : minimum 6"
• Opening/Coverege angle : 150°
• Finish eiiciosure : Stryrene resin, ivory
• Speaker component : Dynamic cone type
speaker
• Matching transformer

III. PEMASANGAN INSTALASI

1.18. PEMASANGAN a. Perlengkapan system tata suara Switching unit monitor


(control serta distribution frame di tempatakan di ruang
operator. Sedangkan auxillary monitor control
diinstalasi pada meja monitor yang fungsinya apabila
dalam keadaan darurat (emergency) dapat
menyampaikan pemberitahuan dengan menyetop
semua program-program yang sedang berlangsung.

b. Pemasangan
1). Kotak attenuator terpasang recessedmounted ke
dinding tembok atau kolom atau dinding partisi
pada ketinggian 150 Cm diatas lantai finish.

2). Jack microphone terpasang recessedmounted di


dinding tembok atau kolom atau dinding partisi
pada ketinggian 30 Cm diatas lantai finish.

3). Ceiling loudspeaker terpasang rata plafond dengan


penggantung sendiri kepelat beton. Penggantung
harus dapat disetel naik turun dengan mudah.

4). Attenuator terpasang dalam kotak attenuator.

5). Jack microphone terpasang dalam kotak jack


microphone.

6). Matching transformer disekrup kebracket.

c. Kabel-kabel speaker dan relay pagging di instalasi ke


tiap Terminal Box yang ada pada setiap lantai melalui
shaft. Kabel distribusi dimasukkan di dalam pipa
conduit. Dari terminal box ke speaker di tiap-tiap lantai
saluran kabel melalui conduit PVC baik yang ditanam
RENCANA DAN SYARAT KERJA 21

pada beton maupun yang terletak pada langit-langit.


Setiap penyambungan atau pembelokan harus
dilengkapi junction box yang terbuat dari metal.

d. Semua terminal box harus ditanahkan atau grounded


dengan baik dan benar.

e. Semua conduit PVC yang masuk ke panel dan junction


box harus diberi ulir dan diikat dengan “Lock-not” yang
terbuat dari brass atau nickel plated.Sedangkan conduit
PVC yang keluar dari terminal box pada permukaan atau
terminal box harus dilengkapi dengan brass atau nickel
plastic compression gland. Seluruh pengadaan dan
pemasangan conduit PVC dan junction box serta
peralatan untuk penggantungan celling speaker
dilaksanakan oleh kontraktor/sub-kontraktor dengan
koordinasi bersama pihak lain yang terlibat pada proyek
ini.

1.19. PERSYARATAN a. Semua material yang disuplai dan dipasang oleh


BAHAN MATERIAL kontraktor harus baru dan material tersebut khusus
untuk pemasangan atau dipergunakan didaerah tropis
serta sebelum pemasangan harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari pengawas /Perencana.

b. Kontraktor harus bersedia mengganti material yang


tidak disetujui karena menyimpang dari spesifikasi atau
hal lainnya dimana penggantian tersebut tanpa biaya
extra dan merupakan tanggung jawab Kontraktor.

c. Komponen-komponen dari material yang mungkin


sering diganti harus dipilih yang mudah diperoleh
dipasaran bebas.

IV. SPESIFIKASI UMUM TESTING/ PENGUJlAN

1.20. TESTING/ a. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji


PENGUJlAN sehingga mencapai hasil baik dan bekerja sempurna
sesuai persyaratan pabrik pembuat.

b. Bilamana dianggap perlu maka pengawas atau


Perencana berhak meminta supaya bahan bahan
RENCANA DAN SYARAT KERJA 22

instalasi atau peralatan dapat diuji ke laboratorium atas


tanggungan biaya Kontraktor.

c. Setiap instalasi yang akan ditutup harus diuji sebelum


dan sesudah bagian tersebut tertutup sehingga di
peroleh hasil yang baik.

d. Semua penyambungan harus diperiksa tersambung


dengan mantap, kencang dan tidak terjadi kesalahan
sambung atau kesalahan polaritas.

e. Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang


dispesifikasikan atau sesuai dengan rekomendasi pabrik
pembuat.

f. Setelah seluruh peralatan terpasang harus diuji


kelengkapannya sehingga tidak ada yang kurang dan
tersambung dengan benar.

g. Pengujian seluruh sistem harus bersama agen dan


hasilnya baik dan memenuhi persyaratan spesifikasi dan
pabrik pembuat.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 23

PASAL 2 -- PEKERJAAN FIRE ALARM

2.1. UMUM a. Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang


spesifikasi bahan dan cara pemasangan pekerjaan
instalasi dan peralatan seperti tercanturn dalam pasal-
pasal, lampiran-lampiran dan gambar-gambar berikut
sehingga sistem dapat beroperasi secara baik dan
sempurna Pekerjaan tersebut antara lain :

b. Gambar-gambar Detail
Detail-detail kecil yang diperlukan tidak semuanya
digambar atau ditulis dalam spesifikasi teknis.
Bila hal itu perlu untuk kelengkapan dan kesempurnaan
sistem pemasangan atau kerja atau lazim terdapat dalam
praktek agar sistim dapat berjalan sebagaimana
mestinya, mana hal itu menjadi kewajiban Kontraktor
untuk melengkapinya.

c. Pada saat pengajuan penawaran, kontraktor wajib


melampirkan konfirmasi design terhadap semua system
dan peralatan. Konfirmasi berupa pernyataan
kesanggupan/kesesuaian system atau peralatan yang
ditawarkan terhadap system atau peralatan yang
dipersyaratkan dalam dokumen perencanaan.

d. Dalam melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor harus


mengikuti dan mematuhi sernua peraturan yang ada
antara lain :
1). Peraturan Menteri tenaga Kerja No. 2/KPTS/1985
2). Peraturan Menteri Tenaga Kerja No SKBI - 3.4.53 -
1987
3). Peraturan Depnaker No. 17 tahun 1980
4). Peraturan Depnaker No. PER-02/Ddp/1983
5). Persyaratan Pabrik dll
6). Dokumen Perencanaan yang terdiri dari :
• Gambar-gambar rencana
• Syarat-syarat umum
• Spesifikasi Teknis
• Berita-berita Acara
7). Peraturan PEMDA setempat.

e. Perubahan terhadap spesifikasi material harus mendapat


persetujuan konsultan perencana.
Pengajuan perubahan material maksimum 4 (empat)
RENCANA DAN SYARAT KERJA 24

minggu sebelum jadwal persetujuan atau 4 (empat)


minggu sebelum jadwal pengajuan gambar kerja/shop
drawing.
2.2. SISTEM INSTALASI a. Semua pemasangan instalasi harus memakai pelindung
pipa lengkap dengan fitting rittingnya.

b. Semua peralatan yang memerlukan pentanahan harus


diberi pentanahan tersendiri -secara baik dan memenuhi
persyaratan.

c. Semua instalasi terpasang inbouw atau tidak nampak


dari luar misalnya didalam plat beton, dinding, kolom
partisi dan diatas plafond.

d. Setiap kabel sesampainya dipanel atau peralatan berilah


kelebihan panjang secukupnya untuk mengantisipasi adanya
kemungkinan panggeseran alat-alat tersebut pada saat
penyesuaian /setting terhadap posisi di lapangan.

e. Semua teknik pelaksanaan yaitu pencabangan, pembelokan,


pengetapan dan sebagainya harus menggunakan fitting-fitting
yang sesuai.

f. Semua peralatan utama yang memerlukan pentanahan harus


diberi pentanahan tersendiri dan terpisah dari instalasi
pentanahan lain.

2.3. PERSYARATAN UMUM a. Syarat-syarat dasar


MATERIAL 1). Kontraktor harus memberikan bahan/material dari kualitas
baik, baru, bukan hasil perbaikan dan pemasangan yang rapi
dan sempurna sehingga dapat berfungsi dengan baik dan
harus sesuai dengan spesifikasi/ persyaratan ataupun
ketentuan pabrik.

2). Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau


spesifikasi bersifat "fleksible" kecuali kapasitas untuk :
• Kapasitas memory.
• Kapasitas yang bersifat jumlah (kuantitas).
• Kapasitas perlindungan (Index Proteksi - IP).
• Kapasitas yang bersifat Durasi (duration).
• Kapasitas dimensi/ukuran panjang (centimeter, meter,
kilometer).
RENCANA DAN SYARAT KERJA 25

Penyesuaian dalam pemilihan harus dilakukan Kontraktor


dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a) Sistem tidak berubah, dan tidak menjadi lebih sulit.
b) Tidak meminta pertambahan ruang
c) Biaya operasi dan pemeliharaan tidak menjadi mahal.
d) Sistim tetap dapat berjalan/berfungsi dengan
sempurna seperti yang diminta/dimaksud sesuai
dengan yang dipersyaratkan dalam spesifikasi ini.
Kesempurnaan sistim akibat adanva
perubahan/penyesuaian tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor, termasuk
penambanan peralatan pendukung/pembantu, baik
yang bersifat "software" maupun "hard ware".
e) Melakukan konfirmasi ke Konsuttan Perencana dan
mengajukan daftar penyimpangan (deviation list), dan
disesuaikan dengan pasal 1 butir 1.6.
f) Persetujuan terhadap penyesuaian yang dimaksud
(persetujuan terhadap "deviation-list) tidak berarti
membebaskan kontraktor dari tanggung jawab
terhadap kesempurnaan sistim

b. Syarat-syarat fisis
1). Bahan dan peralatan dari klasifikasi atau type yang
sama sedapat mungkin diminta dari merk atau
buatan pabrik yang sama.

2). Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-


bagian komponen, maka seluruh bagian-bagiannya
sebaiknya dari merk yang sama untuk menghindari
kesulitan dalam hal :
• pemeliharaan dan menjaga mutu
karakteristiknya.
• Jaminan produk dan pemasangan
• Menentukan pihak yang akan bertanggung jawab
apabila terjadi ketidak sesuaian ataupun
kesalahan

3). Apabila diperlukan suatu peralatan tambahan yang


berbeda merk tapi merupakan bagian dari sistem
secara keseluruhan, maka kontraktor harus
mengajukan surat dukungan dari pabrik peralatan
utama yang menyatakan bahwa merek peralatan
tambahan tersebut akan “compatible” (cocok)
dengan peralatan utama yang diproduksinya.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 26

2.4. PERSYARATAN UMUM a. Kontraktor harus mengajukan persetujuan material


PEMASANGAN utama seperti Master Control Fire Alarm (MCFA),
Annunciator, dan harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Perencana.

b. Kontraktor harus membuat gambar pemasangan


dilapangan/ gambar kerja (shop drawing) yang dibuat
oleh pabrik atau studio Kontraktor, yang memuat denah,
potongan dan detail serta ukuran yang jelas untuk
keperluan pemasangan yang sesungguhnya, sesuai
dengan peralatan utama dan peralatan bantu serta
peralatan perlengkapan lainnya sebelum melakukan
pemasangan untuk menjamin ketepatan, dan hal ini
harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Supervisi sebelum dilaksanakan. Pengajuan
gambar kerja maksimum 1 (satu) minggu sebelum jadwal
pelaksanaan

c. Persetujuan terhadap suatu material/shop drawing/schematic


diagram tidak berarti membebaskan kontraktor dari kewajiban
untuk memenuhi semua persyaratan yang diminta dalam
spesifikasi/RKS ini, terutama apabila dalam lembar persetujuan
tersebut tidak menampilkan secara detail semua persyaratan
yang diminta oleh spesifikasi/RKS.

d. Kontraktor harus berkonsultasi dengan Kontraktor lain dan


Konsultan Supervisi sebelum memulai pekerjaan pemasangan
kabel konduit, hanger, peralatan dan sebagainya sedemikian
sehingga kabel-kabel dan peralatan tidak bertabrakan dengan
pemasangan pekerjaan lain- Apabila ada perselisihan paham
antar Kontraktor maka keputusan akhir ada pada Konsultan
Supervisi.

e. Kontraktor harus kerja sama dengan Kontraktor lain yang


berhubungan dengan peralatan yang akan dikontrol oleh MCFA
seperti panel utama Listrik, peralatan Tata Suara, dan lain-lain.

f. Bilamana terjadi perbedaan antara gambar rencana dan gambar


kerja dengan keadaan sebenarnya dilapangan, Kontraktor
diharuskan memberitahukan secepat mungkin kepada
Konsultan Supervisi untuk dapat diselesaikan.

g. Semua material sebelum dipesan, dibeli, masuk ke site project


dan sebelum dilakukan pemasangan, harus mendapat
RENCANA DAN SYARAT KERJA 27

persetujuan dari Konsultan Supervisi.

2.5. SPESIFIKASI UMUM a. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga
TESTING/ PENGUJIAN mencapai hasil baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan
pabrik pembuat

b. Setiap instalasi yang akan ditutup harus diuji sebelum dan


sesudah bagian tersebut tertutup sehingga diperoleh hasil yang
baik.

c. Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dengan


mantap, kencang dan tidak terjadi kesalahan sambung atau
kesalahan polaritas.

d. Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang


dispesifikasikan atau sesuai dengan rekomendasi pabrik
pembuat.

e. Setelah seluruh peralatan terpasang harus diuji kelengkapannya


sehingga tidak ada yang kurang dan tersambung dengan benar.

f. Pengujian seluruh sistem memenuhi persyaratan spesifikasi dan


pabrik pembuat.

g. Seluruh pengujian harus dilakukan bersama Konsultan Supervisi


dan konsultan perencana, serta dibuat berita acaranya.

2.6. PENYERAHAN, a. Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara proyek disertai


PEMELIHARAAN DAN lampiran-lampiran sebagai berikut :
JAMINAN 1). Gambar revisi (as build drawing), dengan jumlah sesuai
lingkup/ scope pekerjaan.
2). Laporan hasil pengukuran
3). Sertifikat pabrik untuk peralatan utama. Sertifikat pabrik
harus mencantumkan nomor seri peralatan, tahun
pembuatan dan nama proyek.
4). Surat jaminan ditujukan kepada pemilik bangunan. Surat
jaminan berasal dari agen tunggal dengan melampirkan surat
dukungan pabrik pembuat. Surat jaminan dan dukungan
harus mencantumkan nomor seri peralatan tahun
pembuatan dan nama proyek.
5). Brosur asli, petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan.

b. Setelah serah terima tahap I kontraktor harus melakukan masa


RENCANA DAN SYARAT KERJA 28

pemeliharaan dan penggantian peralatan yang rusak secara


cuma-cuma selama jangka waktu 99 hari terhadap hasil
pekerjaan tetap dalam keadaan bekerja sempurna.

c. Setelah penyerahan l, Kontraktor diharuskan melatih orang-orang


yang ditunjuk oleh pemilik bangunan, sehingga mahir dalam
mengoperasikan, menyetel dan memelihara semua peralatan dari
instalasi yang dilaksanakan.

d. Pada saat serah terima tahap II (dua) :


Semua peralatan dalam kondisi bersih. Ruangan kontrol dalam
kondisi bersih Semua peralatan dalam kondisi siap operasi

e. Setelah serah terima tahap II, Kontraktor harus melakukan masa


jaminan dan masa pemeliharaan terhadap instalasi dan peralatan
terpasang selama jangka waktu 365 hari termasuk melakukan dan
penggantian peralatan yang rusak secara cuma-cuma

2.7. LINGKUP PEKERJAAN a. Menyediakan dan memasang peralatan MCFA, Detektor, dan
peralatan Bantu lainnya.

b. Melaksanakan instalasi Fire Alarm dari MCFA dan panel kontrol


setiap lantai sampai dengan peralatan Detector, manual Call
Button, Bell, Flow switch, Indicator Lamp dan lain-lain sesuai
dengan gambar perencanaan.

c. Menyediakan semua hardware, software dan melaksanakan


programming di lapangan (on site programming).

d. Menyediakan peralatan pengaman berupa "surge protection"


yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat yang jenis dan
kapasitasnya disesuaikan dengan sensitivitas masing-masing
peralatan. Peralatan penyaman tersebut dimaksudkan untuk
perlindungan peralatan terhadap "noise power, transient
tegangan, noise frekwensi dan untuk perlindungan terhadap
semua faktor yang termasuk dalam category EMC
(Electromagnetic Compatibility).

e. Melaksanakan semua pengurusan perijinan yang diperlukan


sebagai lampiran dalam rangka mendapatkan surat IPB (Ijin
Penggunaan Bangunan). Biaya sesuai tarif resmi ditanggung oleh
Pemilik Gedung.

f. Menyerahkan surat pengujian hasil baik dari Dinas/instansi yang


terkait atau pihak pabrikan.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 29

g. Menyerahkan gambar "As Build Drawing" sebanyak 4 (empat ) set


dan 1 (satu) set gambar revisi yang dapat direproduksi/ kalkir.

h. Melakukan supervisi dan pengetesan.

i. Melaksanakan pemeliharaan dan memberikan jaminan terhadap


instalasi dan Peralatan terpasang dengan menyerahkan surat
pemyataan jaminan instalasi dan peralatan sehingga memenuhi
persyaratan dari Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta.

j. Menyerahkan buku Panduan Operasional dan Pemeliharaan


(Operation & Maintenance Manual) dalam bahasa Indonesia
(lampiran berupa Brosur diperbolehkan dalam bahasa Inggris).
Buku Panduan harus disetujui oleh Perencana.

k. Melatih operator Pemilik Proyek selama 14 hari kerja dan


dilengkapi dengan berita acara training. Buku panduan yang
dipergunakan dalam pelatihan adalah buku panduan sesuai item
diatas.

l. Melaksanakan dan mengurus perizinan yang terkait.

2.8. SPESIFIKASI TEKNIK - a. kabel


BAHAN DAN 1). Spesifikasi Material :
PERALATAN − Standard : PLN / LMK dan SII
− Bahaw inti : tembaga
− Jenis kabel : NYA
− Diameter : sesuai kebutuhan minimal
1.5 mm2.
− Kelas tegangan : 1000 Volt dan 600/1000
Volt
− Isolasi : PVC, sheathed
− Produksi : Lihat Daftar Material.

b. Fire Alarm system


1). Fungsi :
a). Fire alarm ini ini digunakan untuk pemberitahuan
secara otomatis dan cepat akan adanya kebakaran
dengan menimbulkan bunyi bell dan indicator lampu
dan massage pada monitor Central Fire Alarm.

b). Pada Central Fire Alarm dapat menunjukan posisi (ON


RENCANA DAN SYARAT KERJA 30

atau OFF) dari pornpa air bersih, pompa deep-well,


pompa kebakaran dan Pressurized Fan.

2). Fire Alarm bekerja apabila/jika :


• Detector bekerja
• Glass pushbutton atau manual call box ditekan atau
ditarik.
• Flow switch pada pipa sprinkler bekerja.

3). Spesifikasi Umum


a). Fire Alarm System harus mengikuti persyaratan NFPA,
kecuali untuk persyaratan tambahan yang diatur pada
buku spesifikasi ini Sistim harus "electrically supervised
& monitor".

b). Sistim Fire Alarm, adalah Konventional,

c). Struktur sistim (System structure) dan software harus


merupakan sistim yang fleksibel untuk dimodifikasi, baik
modifikasi dilapangan, termasuk modifikasi pada saaat
beroperasi (on site modification).

d). Modifikasi pada saaat beroperasi (on site modification)


tidak menyebabkan interupsi pada sistim (system
interruption).

e). Central Fire Alarm dan peralatan /perlengkapan lainnya


(peripheral devices) harus merupakan 100%
buatan/pabrikasi dari pabrik yang sama

f). Adanya gangguan sinyal akibat kesalahan / gangguan


tanah (ground fault) atau jaringan yang terputus tidak
menyebabkan seluruh sistim terganggu (system
malfunction) atau tidak menyebabkan sistim
menyatakan kondisi yang terjadi adalah kondisi alarm

g). Sinyal alarm yang diterima oleh central Fire Alarm harus
tetap dapat diproses walaupun pada saat yang
bersamaan sistim kehilangan daya (Power Failure).

4). Sistem Operasi

a). Pada kondisi normal


i). Indikator "LED" NORMAL pada central Fire Alarm
akan "HIDUP/Nyala".
RENCANA DAN SYARAT KERJA 31

ii). LCD display pada Central Fire Alarm akan


menginformasikan bahwa seluruh peralatan dalam
kondisi BAIK, ON atau OFF, STAND BY, dan lain-lain.
Semua informasi dari waktu ke waktu akan terekam
lengkap dengan tanggal-bulan-tahun dari waktu,
dan dapat dicetak secara manual (kapan
diinginkan), atau dicetak secara otomatis setiap
hari/minggu/bulan.

b). Pada waktu sistim men-deteksi adanya kondisi


kebakaran, maka urutan fungsi sebagai berikut akan
secepatnya terjadi :
i). Indikator "LED" ALARM pada central Fire
Alarm akan "Flash".

ii). Lokal "sound alarm" atau sirene pada central station


akan berbunyi minimal 50 dB ( 10 dB diatas level
rata-rata suara manusia ).

iii). LCD display pada Annunciator lantai atau


Annunciator LOOP yang bersangkutan akan
mengindikasikan semua informasi yang berhubungan
dengan kondisi yang terjadi, termasuk type/jenis
kebakaran/alarm yang terjadi beserta Iokasinya.

iv). Setelah "time delay' PERTAMA selama 1 s/d 3 menit


(programmable), maka sistim akan mengirimkan
sinyal ke Bell Alarm dan lampu Flicker sehingga :
• Seluruh Bell pada ZONE yang bersangkutan akan
berbunyi
• Seluruh Lampu flicker pada ZONE yang
bersangkutan akan Flash (berkedip)

Kondisi ini tidak akan terjadi apabila tombol RESET


diaktifkan diantara waktu time delay 1 s/d 3 menit

v). Setelah "time delay" KEDUA selama 5 sld 6 menit


(programmable), maka sistim akan mengirimkan
sinyal ke Bell Alarm dan lampu Flicker sehingga :
• Seluruh Bell pada LANTAI yang bersangkutan
akan berbunyi.
• Seluruh Lampu flicker pada LANTAI yang
bersangkutan akan Flash (berkedip)
RENCANA DAN SYARAT KERJA 32

Kondisi ini tidak akan terjadi apabila tombol RESET


diaktifkan diantara waktu time delay 3 s/d 5 menit

vi). Setelah "time delay" selama 5 s/d 6 menit


(programmable), maka sistim akan mengkondisikan
"TOTAL ALARM" sehingga:
• Seluruh Bell pada semua lantai akan berbunyi.
• Seluruh Lampu flicker pada semua lantai
bersangkutan akan Flash (berkedip)

Kondisi ini tidak akan terjadi apabila tombol RESET


diaktifkan diantara waktu time delay 5 s/d 6 menit

vii). Total alarm juga dapat dikondisikan dengan


mengaktifkan tombol TOTAL ALARM diantara waktu
time delay 0 s/d 6 menit. Pengaktifan dilakukan
melalui sistim Password dengan hierarchy tertentu.

viii). Apabila pada saat yang bersamaan sistim


mendeteksi adanya "supervisory" atau gangguan
pada sistim, maka peringatan (warning) dan
informasi kebakaran akan diprioritaskan.

c). Pada waktu sistim mendeteksi adanya kondisi


"Supervisory" (adanya gangguan pada sistim), maka
urutan fungsi sebagai berikut akan secepatnya terjadi :

i). Indikator "LED" SUPERVISORY pada central Fire


Alarm akan "Flash".

ii). Lokal "sound alarm" atau sirene pada central


station akan berbunyi minimal 50 dB (10 dB diatas
level rata-rata suara manusia).

iii). LCD display pada Central Fire Alarm dari seluruh


Repeater akan mengindikasi semua informasi yang
berhubungan dengan kondisi yang terjadi, termasuk
type/jenis gangguan yang terjadi beserta lokasinya,
dan semua informasi kejadian secara otomatis akan
di cetak (prin-out) lengkap dengan tanggal-bulan-
tahun dan waktu kejadian.

iv). LCD display pada Annunciator lantai atau


Annunciator LOOP yang bersangkutan akan
mengindikasikan semua informasi yang
RENCANA DAN SYARAT KERJA 33

berhubungan dengan kondisi yang terjadi, termasuk


type/jenis gannguan yang terjadi beserta lokasinya.

v). Apabila pada saat yang bersamaan sistim


mendeteksi adanya kebakaran, rnaka peringatan
(warning) dan informasi kebakaran akan
diprioritaskan.

d). Central Fire Alarm Station


i). Fire Alarm harus mempunyai struktur yang bersifat
modular (Programmable, Configurable dan
Expandable), sehingga programnya dapat
diperbaharui maupun dikembangkan dilapangan
(on site programming).
• Semua proses editing dan programming
terhadap existing program dapat dilakukan
tanpa peralatan tambahan dan tidak meng-
interupsi sistim yang sedang berjalan (sistim
secara keseluruhan tetap berjalan seperti
biasa), dan akan segera melakukan program
yang baru setelah ada perintah (command) dari
operator yang berwenang sesuai dengan sistim
hierarchy.
• Semua pelaksanaan programming dapat
dilakukan melalui CPU Keyboard atau melalui
Display terminal berupa tombol.

ii). Central Fire Alarm berfungsi sebagai :


• Supervisi dan memonitor semua intelligent /
addressable / konvensional detector serta
modul-modul monitoring yang terhubung ke
sistim, dengan menginfomnasikan kondisi
NORMAL, kondisi TROUBLE dan kondisi
ALARM.
• Supervisi sinyal-sinyal penggerak/penyulut
(initialing signal).
• Mendeteksi aktivasi serta lokasi semua
peralatan penggerak/penyulut (initiating
devices) pada kondisi Alarm, serta
menggerakkan dan melaksanakan semua
fungsi-fungsi sistim sesuai dengan yang telah
diprogram.
• Menampilkan berita/message secara visual
dan membunyikan suara/audio berupa bell
RENCANA DAN SYARAT KERJA 34

atau "Announcing" yang berbeda beda untuk


setiap kondisi TROUBLE, SUPRVISORY dan
ALARM pada peralatan "terminal operator",
"display-panel" dan °annunciator°.
• Mengaktifkan atau menonaktifkan fungsi
semua sistim dan peralatan. Semua
pengoperasian dilakukan melalui CPU-
Keyboard atau melalui Dispiay terminal
berupa tombol.

iii). Fasilitas/feature dari Central Fire Alarm


• Central Fire Alarm terdiri dari :
− "Full feature operator interface" dan
annunciator panel yang dilengkapi
dengan Liquid Cristal Display (LCD).
− system status LED (Light Emmiting Diode).
− alpha numeric keypad untuk proframming
dan control.

• Semua proses editing dan programming


terhadap existing program dapat dilakukan
tanpa perlatan tambahan dan tidak
menginterupsi sistim yang sedang berjalan
(sistim secara keseluruhan tetap berjalan
seperti biasa), dan akan segera melakukan
program yang baru setelah ada perintah
(command) dari operator yang berwenang
sesuai dengan sistim hierarchy.

• Sistim harus mempunyai antara lain :


− Block acknowledge for trouble condition
− Rate charger control
− Control-by-time (delay, pulse, time of
day)
− Automatic day/night sensitivity adjust
(high-low)
− Smoke detector pre-alarm
− System status report
− Alarm verification.
− Non fire alarm module reporting
− Detector test
− Programable trouble reminder
− Upload/download system database ke
PC komputer.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 35

− Smoke detector maintenance alert.


− Dan lain lain sesuai dengan standart
pabrik

• System Circuit Supervision


Central Fire Alarm harus dapat me-
supervisi semua jaringan/circuit yang
menuju ke intelligent devices,
transpunders, annunciators dan peralatan
Bantu lainnya (peripheral devices),
dimana sistim akan meginformasikan
apabila sistim terputus komunikasinya
terhadap semua/sebahagian peralatan-
peralatan tersebut, dan semua informasi
tersebut dapat di print-out.

• System Status Report : Status report


dapat di print-out dengan/melalui sistim
password-authorized operator.

• System History Recording dan Reporting


Sistim harus mempunyai kemampuan
menyimpan data minimum untuk 400
kejadian (events) lengkap dengan data-
data tentang waktu kejadian. Semua data-
data kejadian tersebut dapat ditampilkan
dilayar monitor dan dapat di print-out.

iv). Material Central Fire Alarm :


(1). Type : Freestanding atau wallmounted

(2). Bahan kotak : besi pelat standard pabrik


yang dicat powder coating, warna
standard

(3). Monitor LCD yang akan menunjukkan


antara lain
• Message alarm dan lampu gangguan
disetiap point address, zone, zone
module atau setiap LACM
(annunciator).
• Message power ON yang
menyatakan sistem bekerja atau
tidak. Message AC power failure dan
RENCANA DAN SYARAT KERJA 36

lampu power dari battery.


• Message ground fault yang
menyatakan adanya ketidak beresan
pada sistim
• Message low battery yang
menyatakan bahwa tegangan
standby battery sudah tidak normal
• Message bel circuit trouble yang
menyatakan ketidak beresan pada
rangkaian bel.
• Message common trouble yang
menyatakan terjadinya trouble pada
sistem tersebut.
• Message common alarm yang
menyatakan terjadinya
ketidakberesan pada alarm system.
• Message indicator pada Central Fire
Alarm dan Repeater apabila pompa
air bersih, pompa deep well,
Pressurized fan, pompa kebakaran
bekerja atau tidak bekerja.
• Dan lain-lain sesuai dengan standart
pabrik

(4). Tombol-tombol /Switch :


− Reset switch yang berfungsi untuk
menormalkan sistem setelah
terjadinya trouble atau alarm
− ON-OFF switch
− Check switch
− Alarm lamp test switch

(5). Automatic Battery Charger:


− Secara otomatis akan mengisi
battery bila terpakai
− Besarnya arus pengisian disesuaikan
dengan nilai rating battery yang
digunakan
− Harus dapat mengisi battery dari
keadaan kosong hingga penuh dalam
waktu 48 jam

(6). Rectifier sesuai kapasitas battery.


RENCANA DAN SYARAT KERJA 37

(7). Buzzer alarm bell

(8). Relay-relay.

(9) . Battery :
− Dari jenis nicad dan rechargeable
− Tegangan 24 Volt DC
− Kapasitas battery harus sanggup
memberi supply terus menerus
secara normal kepada sistem selama
24 jam standby dan minimal 4 Jam
dalam keadaan alarm.
− Pengukur arus dan tegangan
− Battery harus dilengkapi dengan
proteksi arus lebih untuk mencegah
kerusakan battery bila terjadi
hubung singkat
− Pengisian arus battery harus dapat
bekerja secara otomatis dengan
fasilitas manual dan sanggup
mengisi battery dari keadaan kosong
sampai penuh tidak lebih dari 48
jam.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 38

PASAL 3 -- PEKERJAAN CCTV SYSTEM

3.1. LINGKUP PEKERJAAN a. Lingkup Pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material,
peralatan, seluruh sistem CCTV seperti di tunjuk didalam
gambar perencanaan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk
sertifikat dari pabrik membuat perlatan yang kan dipakai
juga pekerjaan pekerjaan lain yang berhungan dengan
pekerjaan ini yang tidak mungkin di sebut secara rinci

b. Item-item pekerjaan yang harus di laksanakan adalah


sebagai berikut :
• Pengadaan dan pemasangan sistem CCTV

3.2. PEMASANGAN a. Camera Fixed Dome Type (Color)


− Lens : 2,8 mm
− Power source : 24 VAC or 12-15 VDC
− Focuse iris : automatic
− Image sensor : ¼”Interlinesuper-dynamic CCD
− Horizontal resulation : 540 TV lines
− Operating temp. : -10 up to + 50 degree celcius
− Noise ratio : 50 dB (at AGC off, weight off)

b. Surge Arrester
Arrester unit ini digunakan untuk melindungi dari CCTV,
termasuk UPS terhadap bahaya transient surge switching.
Pemasangan harus ditanahkan dengan tahanan R < 1 ohm.

c. UPS
UPS disediakan sebagai sumber tenaga cadangan bila
sewaktu-waktu suplai listrik utama PLN/Genset mati, UPS
yang digunakan harus bertegangan normal, sesuai dengan
tegangan sistem dan sanggup memberikan suplai ke
peralatan CCTV selama ± 15 menit.

d. Kabel instalasi digunakan adalah, mempunyai


karakteristik sbb :
• Impedence Input : 75 ohm
• Signal losses : -10,5 dB/100M untuk kabel 7C-
2V/7C-FL pada prekwensi 200Mhz
• Kabel power menggunakan NYM 2 x 1,5 mm2.
• Kabel control menggunakan AWG-18.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 39

• Kabel video menggunakan coaxial RG-6

e. Kabel antara komponen satu dengan yang lainnya tidak


boleh ada sambungan

f. Kabel instalasi dipasang pada conduit dan dipasang


dengan cara dipasang mendatar diatas kabel tray, di klem
ke plafond atau di tanam di dinding diteruskan melalui
shaft.

g. Semua peralatan harus mempunyai grounding dan


tahanan penahan 1 ohm atau sesuai dengan rekomendasi
pabrik.

3.3. TRAINING Sebelum serah terima pekerjaan kontraktor harus


melaksanakan training kepada calon operator yang di tunjuk
oleh Pengawas Ahli. Training tentang operasi dan perawatan
tersebut lengkap dengan 4 (empat) set Operating Maintenance
dan Repair Manual Box, sehingga operaor yang di tunjuk dapat
mengoperasikan dan memelihara semua perlatan dengan baik
dan benar.

3.4. KELENGKAPAN UNTUK a. Intruksi/Buku Manual operasi 2 set (asli + copy )


SERAH TERIMA
b. As Built Drawing meliputi :
• Schematic diagram sistem CCTV
• Wiring lay out Instalasi CCTV
• Gambar Instalasi secara lengkap yang mencantumkan
equipment lainya

c. As built drawing dibuat dalam rangkap 3 (1 asli + 2 copy)

3.5. MASA PEMELIHARAAN a. Jaminan/garansi selama 1 tahun terhadap semua


TESTING DAN instalasi dan perlatan yang terpasang.
KOMMISIONING
b. Masa pemeliharaan selama 1 tahun terhitung saat
penyerahan pertama.

c. Training periode kepada operator/teknisi pihak pemberi


tugas sampai mahir untuk ressting. Maintenance /
trouble shoting (minimum 2 kali ).
RENCANA DAN SYARAT KERJA 40

3.6. IJIN-IJIN Kontraktor wajib mengurus semua ijin ijin yang diperlukan atas
biaya Kontraktor jika diperlukan.

3.7. REFERENSI PRODUK Peralatan, bahan dan material yang di pergunakan harus
memenuhi spesifikasi, kontraktor di mungkinkan untuk
mengajukan alternative lain yang sekualitas dan kontraktor
baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi
dan tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan.

I. PENDAHULUAN

4.1. URAIAN DAN SYARAT – Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang spesifikasi bahan dan
SYARAT cara pemasangan pekerjaan instalasi dan peralatan seperti tercantum
dalam pasal-pasal, lampiran-lampiran dan gambar-gambar berikut
sehingga sistem dapat beroperasi secara baik dan sempurna.

4.2. GAMBAR – GAMBAR Detail-detail kecil yang diperlukan tidak semuanya digambar atau
DETAIL ditulis dalam spesifikasi teknis.
Bila hal itu perlu untuk kelengkapan dan kesempurnaan sistem
pemasangan atau kerja atau lazim terdapat dalam praktek agar sistim
dapat berjalan sebagaimana mestinya, maka hal itu menjadi
kewajiban Kontraktor untuk melengkapinya.

4.3. PENGAJUAN Pada saat pengajuan penawaran, kontraktor wajib


PENAWARAN melampirkan konfirmasi berupa pernyataan kesanggupan /
kesesuaian, system atau peralatan yang ditawarkan terhadap
system atau peralatan yang dipersyaratkan dalam dokumen
perencanaan.

4.4. GAMBAR DAN Apabila suatu penjelasan atau spesifikasi tidak terdapat dalam
SPESIFIKASI TEKNIS gambar tetapi terdapat dalam spesifikasi teknis, atau
sebaliknya terdapat dalam spesifikasi teknis tetapi tidak
terdapat dalam gambar maka keterangan yang manapun
berlaku.
Apabila terdapat pertentangan antara keduanya diambil nilai
yang lebih tinggi, lebih lengkap dan lain - lain yang bersifat
lebih baik secara kuantitas maupun kualitas (apabila perlu
dikonfirmasikan dengan Perencana).
RENCANA DAN SYARAT KERJA 41

4.5. SISTEM DAN Sistim dan kapasitas peralatan bersifat "Customize" dan
KAPASITAS dirancang berdasarkan suatu sistim contoh sekualitas (bench
mark), sehingga setiap kontraktor wajib / harus melakukan
penyesuaian sistim kapasitas dan jenis peralatan sesuai
dengan standart pabrik dan merek peralatan yang ditawarkan,
sehingga sistim secara keseluruhan akan dapat berfungsi
dengan baik dan sempuma sesuai dengan yang diinginkan /
dipersyaratkan dalam spesifikasi ini. Pengajuan penyesuaian /
perubahan sistim disesuaikan dan tanggung jawab kontraktor
terhadap perubahan / penyesuaian tersebut.
4.6. PERATURAN - Dalam melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor harus
PERATURAN mengikuti dan mematuhi semua peraturan yang ada antara
lain .
a. Peraturan Menteri tenaga Kerja No. 2/KPTSI1985
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. SKBl - 3.4.53 - 1987
c. Peraturan Depnaker No. 17 tahun 1980
d. Peraturan Depnaker No. PER-02/Ddp/1983
e. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum
f. Peraturan PT. TELKOM (khusus untuk pekerjaan instalasi Telepon)
g. Persyaratan Pabrik
h. Dokumen Perencanaan yang terdiri dari :
• Gambar-gambar rencana
• Syarat-syarat umum
• Spesifikasi Teknis
• Berita – berita acara

i. Peraturan PEMDA setempat.

4.7. PENGAJUAN a. Perubahan terhadap spesifikasi maierial harus mendapat


persetujuan konsultan perencana.

b. Pengajuan perubahan material maksimum 4 (empat) minggu


sebelum jadwal persetuiuan atau 4 (empat) minggu sebelum
jadwal pengajuan gambar kerjal shop drawing.

c. Keterlambatan pengajuan materiai /shop drawing / schematic


diagram sesuai dengan yang telah ditentukan dalam spesifikasi
RKS ini adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor,
dan kontraktor tidak berhak untuk mendapatkan penambahan /
pengunduran jadwal.

d. Penolakan lebih dari satu kali atas material / shop


RENCANA DAN SYARAT KERJA 42

drawing/schematic diagram yang tidak memenuhi persyaratan


dalam spesifikasi/RKS ini adalah sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor, dan kontraktor tidak berhak untuk
mendapatkan penambahan/pengunduran jadwal.

II. SISTEM INSTALASI PENGKABELAN

4.8. SISTEM INSTALASI a. Semua pemasangan instalasi harus memakai pelindung pipa
lengkap dengan fitting-fittingnya.

b. Semua peralatan yang memerlukan pentanahan harus diberi


pentanahan tersendiri secara baik dan memenuhi persyaratan.

c. Semua instalasi terpasang inbouw atau tidak nampak dari luar


misalnya didalam plat beton, dinding, kolom partisi dan diatas
plafond.

d. Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan,


pengetapan dan sebagainya harus menggunakan fitting-fitting
yang sesuai.

e. Semua peralatan utama yang memerlukan pentanahan harus


diberi pentanahan tersendiri dan terpisah dad instalasi
pentanahan lain.

III. PERSYARATAN UMUM MATERIAL

4.9. SYARAT – SYARAT DASAR a. Kontraktor harus memberikan-bahan/material dari kualitas baik,
baru, bukan hasil perbaikan dan pemasangan yang rapi dan,
sempurna sehingg dapat berfungsi dengan baik dan harus sesuai
dengan spesifikasi/ persyaratan ataupun ketentuan pabrik.

b. Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi


bersifat "fleksible" kecuali kapasitas untuk :
• Kapasitas memory.
• Kapasitas yang bersifat jumlah (kuantitas).
• Kapasitas perlindungan (index Proteksi - IP).
• Kapasitas yang bersifat Durasi (duration).
• Kapasatas dimensi/ukuran panjang (centimeter, meter,
kilometer).

Penyesuain dalam pemilihan harus dilakukan Kontraktor dengan


RENCANA DAN SYARAT KERJA 43

syarat-syarat sebagai berikut :

1. Sistem tidak berubah, dan tidak menjadi lebih sulit.


2. Tidak meminta pertambahan ruang
3. Biaya operasi dan pemeliharaan tidak menjadi mahal
4. Sistim tetap dapat berjalan/berfungsi dengan sempuma
seperti yang diminta/dimaksud sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam spesifikasi ini. Kesempurnaan sistim
akibat adanya perubahan/penyesuaian tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor, termasuk penambahan
peralatan pendukung/pembantu, baik yang bersifat "software"
maupun "hard ware".
5. Melakukan konfirmasi ke Konsultan Perencana dan
mengajukan daftar penyimpangan (deviation list),
6. Persetujuan terhadap penyesuaian yang dimaksud
(persetujuan terhadap "deviation-list) tidak berarti
membebaskan kantraktor dan tanggung jawab terhadap
kesempurnaan sistim.

IV. PERSYARATAN UMUM PEMASANGAN

4.10. PEMASANGAN a. Kontraktor harus mengajukan persetujuan material utama untuk


mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana. Pengajuan
material maksimum 3 (tiga) minggu sebelum jadwal persetujuan

b. Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah


pengukuran, meneliti peil - peil dalam proyek menurut keadaan
sebenarnya. Apabila ada perbedaan antara pengukuran
dilapangan dengan gambar, ajukan data-data dan usul-usul
kepada Konsultan Supervisi tentang apa yang perlu diubah atau
diatur kembali agar supaya semua instalasi dan peralatan dalam
sistem dapat ditempatkan dan bekerja sebaik-baiknya.

c. Kontraktor harus melakukan pengukuran dan memberi tanda


pada tempat yang akan dipasang peralatan instalasi sesuai ukuran
sebenamya dengan mendapat persetujuan dari Konsultan
Supervisi.

d. Kontraktor harus membuat gambar pemasangan dilapangan /


gambar kerja (shop drawing) yang dibuat oleh pabrik atau studio
Kontraktor, yang memuat denah, potongan dan detail serta
ukuran yang jelas untuk keperluan pemasangan yang
sesungguhnya, sesuai dengan peralatan utama dan
RENCANA DAN SYARAT KERJA 44

peralatan bantu serta peralatan perlengkapan lainnya


sebelum melakukan pemasangan untuk menjamin
ketepatan, dan hal ini harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Supervisi sebelum
dilaksanakan. Pengajuan gambar kerja maksimum 1 (satu)
minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

e. Persetujuan terhadap suatu material/shop


drawing/schematic diagram tidak berarti membebaskan
kontraktor dari kewajiban untuk memenuhi semua
persyaratan yang diminta dalam spesifikasi/RKS ini,
terutama apabila dalam lembar persetujuan tersebut tidak
menampilkan secara detail semua persyaratan yang
diminta oleh spesifikasi RKS.

f. Kontraktor harus berkonsultasi dengan Kontraktor lain dan


Konsultan Supervisi sebelum memulai pekerjaan
pemasangan kabel/ konduit, hanger, peralatan dan
sebagainya sedemikian sehingga kabel-kabel dan
peralatan tidak bertabrakan dengan pemasangan
pekerjaan lain. Apabila ada perselisihan paham antar
Kontraktor maka keputusan akhir ada pada Konsultan
Supervisi.

g. Bilamana terjadi perbedaan antara gambar rencana dan


gambar kerja dengan keadaan sebenarnya dilapangan,
Kontraktor diharuskan memberitahukan secepat mungkin
kepada Konsultan Supervisi untuk dapat diselesaikan.

h. Semua material sebelum dipesan, dibeli, masuk ke site


project dan sebelum dilakukan pemasangan, harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi.

V. SPESIFIKASI UMUM TESTING/ PENGUJlAN

4.11. TESTING / PENGUJIAN a. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji
sehingga mencapai hasil baik dan bekerja sempurna sesuai
persyaratan pabrik pembuat.

b. Setiap instalasi yang akan ditutup harus diuji sebelum dan


sesudah bagian tersebut tertutup sehingga di peroleh hasil
yang baik.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 45

c. Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dengan


mantap, kencang dan tidak terjadi kesalahan sambung
atau kesalahan polaritas.

d. Setelah seluruh peralatan terpasang harus diuji


kelengkapannya sehingga tidak ada yang kurang dan
tersambung dengan benar.

e. Seluruh pengujian harus dilakukan bersama Konsultan Supervisi,


Pemberi tugas dan konsultan perencana, serta dibuat berita
acaranya.

VI. PENYERAHAN, PEMELIHARAAN DAN JAMINAN

4.12. PENYERAHAN a. Penyerahan dilakukan dengan. Berita Acara proyek disertai


lampiran-lampiran sebagai berikut :

– Gambar revisi (as build drawing), dengan jumlah sesuai


lingkup / scope pekerjaan.

– Surat jaminan ditujukan kepada pemilik bangunan. Surat


jaminan berasal dari agen tunggal dengan melampirkan surat
dukungan pabrik pembuat. surat jaminan dan dukungan harus
mencantumkan nomor seri peralatan, tahun pembuatan dan
nama proyek. Surat dukungan dari pabrik pembuat yang berisi
pernyataan bahwa pihak pabrik akan bersedia mengambil alih
atau menunjuk pihak lain untuk mengambil alih seluruh isi
pernyataan pada surat jaminan bilamana agen tunggal yang
mengeluarkan surat jaminan tersebut tidak lagi beraktifitas
sebagai agen tunggal.

– Brosur asli, petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan

b. Setelah serah terima tahap I Kontraktor harus melakukan masa


pemeliharaan dan penggantian peralatan yang rusak secara cuma-
cuma selama jangka waktu 90 hari terhadap hasil pekerjaan tetap
dalam keadaan bekerja sempurna

c. Setelah penyerahan 1, Kontraktor diharuskan melatih orang-orang


yang ditunjuk oleh pemilik bangunan, sehingga mahir dalam
mengoperasikan, rnenyetel dan memelihara semua peralatan dan
instalasi yang dilaksanakan.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 46

4.13. PEMELIHARAAN DAN a. Pada saat serah terima tahap II (dua) :


JAMINAN Semua peralatan dalam kondisi bersih. bersih Semua peralatan
dalam kondisi siap operasi

b. Setelah serah terima tahap lI, Kontraktor harus melakukan masa


jaminan dan masa pemeliharaan terhadap instalasi dan peralatan
terpasang selama jangka waktu 365 hari termasuk melakukan dan
penggantian peralatan yang rusak secara cuma-cuma.

VII. LINGKUP PEKERJAAN

4.14. PENGADAAN DAN a. MDF (Main Distribution Frame)


PEMASANGAN 1). Penyambungan kabel di dalam MDF dan TB harus
mempergunakan terminal sesuai dengan persyaratan
PT. TELKOM.
2). Kabel yang masuk dan keluar ke/dari FDF/SDF harus
memakai kabel gland dan tanda untuk
mengindentifikasikan rute kabel dengan memakai
“cabel marking”.
3). Semua Junction MDF/TB harus ditanahkan.
4). MDF/TB diperkuat kelantai dengan 4 buah dynabolt 5/8
“ x 2” .
5). MDF/TB dipasang ke dinding dengan memakai dynabolt
½ “ x 2” sebanyak 4 buah pada ketinggian 150 cm.

b. Melaksanakan instalasi kabel telepon dari MDF ke IDF7 IDF lantai


sampai dengan socket outlet telepon.

c. Melaksanakan instalasi dari MDF ke PABX.

d. Melaksanakan instalasi dan rumah kabei PT Telkom (MDF-Telkom)


ke MDF Gedung (switching equipment)

e. Melaksanakan pengujian instalasi dan peralatan sehingga


memenuhi persyaratan PT. TELKOM dan dapat dipakai dengan
menyerahkan sertifikat.

f. Membantu dalam pembuatan program dan penomoran


"extension".

g. Menyediakan peralatan pengaman berupa "surge protection" yang


RENCANA DAN SYARAT KERJA 47

direkomendasikan oleh pabrik pembuat yang jenis dart


kapasitasnya disesuaikan dengan sensitivitas masing-masing
peralatan. Peralatan pengaman tersebut dimaksudkan untuk
perlindungan peralatan terhadap "noise power, transient
tegangan, noise frekwensi dan untuk perlindungan terhadap
semua faktor yang termasuk dalam category EMC
(Electromagnetic Compatibility).

h. Menyerahkan surat pengujian hasil baik dari pihak pabrikan.

i. Menyerahkan gambar "As Built Drawing" sebanyak 4 (empat) set


dan

j. Melakukan supervisi dan pengetesan.

k. Melaksanakan pemeliharaan dan memberikan jaminan terhadap


instalasi dan peralatan terpasang dengan menyerahkan surat
pernyataan jaminan instalasi dan peralatan sehingga memenuhi
persyaratan dari pihak pabrikan.

l. Menyerahkan buku Panduan Operasional dan Pemeliharaan


(Operation & Maintenance Manual) dalam bahasa Indonesia
(lampiran berupa Brosur diperbolehkan dalam bahasa Inggris).
Buku Panduan harus disetujui oleh Perencana.

m. Melatih operator Pemilik Proyek selama 14 hari kerja dan


dilengkapi dengan berita acara training. Buku panduan yang
dipergunakan dalam pelatihan adalah buku panduan sesuai item
diatas

4.15. BAHAN DAN PERALATAN a. Spesifikasi Teknik PABX


1). Power supply = 11 VAC – 220 VAC dengan 47 – 62 Hz
2). Battery set : - Voltage = 24 VDC - Jenis = Sealed Lead
Acid (rechargeable) - Tipe = Maintenance Free
3). Ambient temperature = 0° – 40°C
4). Relative humidity = max. 90%
5). Capacity battery dapat digunakan selama ± 1 jam
6). Terdapat arrester unit dengan tahanan R < 1 ohm.

b. Pesawat Telepon (by others)


Pesawat telepon harus mempunyai fasilitas sebagai
berikut:
• Tombol yang mudah dioperasikan
• LCD display
RENCANA DAN SYARAT KERJA 48

• Dial dengan menggunakan sistim DTMF


• Tombol redial/pause

c. TB (Terminal Box)
1). TB terbuat dari bahan metal yang dilapisi dengan
bahan galvanis (anti korosi).
2). Jenis penyambungan = solderless terminal.
3). TB dipasang di dinding dengan memakai Dynabolt ½” x
2” sebanyak 4 buah pada ketinggian ± 1500 m.
4). TB harus dilengkapi dengan plat pentanahan, arrester
dan perlindungan over voltage.

d. Rak Data
1). Rak Data terbuat dari bahan metal yang dilapisi dengan
bahan galvanis (anti korosi)
2). Rak Data berupa cabinet yang berukuran 19” dengan
Fan untuk exhaust dan rak-rak untuk panel data dan
telepon.
3). Setiap Rak Data terdapat back-up battery dengan
menggunakan UPS untuk tenaga cadangan, apabila
suplai utama PLN atau genset mati, UPS ini dapat
memberikan suplai secara normal ke rack data selama
± 15 menit.
4). Arrester Unit Arrester unit digunakan untuk
melindungi peralatan dari transient surge switching
dan electro magnetic pulses dengan tahanan R < 1
ohm.

e. Kabel
Instalasi telepon menggunakan kabel ITC 2 x 0,6 mm
dengan spesifikasi :
Conductor : Annealed Cooper Wire
Insulation : Extruded Polyvinylchloride (PVC)
Core Covering : Helically Overlapped Plyester Tape
Sheath : Extruded Grey Polyvinylchloride (PVC)
Specification : Stel – K – 011 / SII. 0709 – 83
Application : Indoor Instalations on Wall Rock or in
Duct

f. Socket Outlet Telepon/data


Spesifikasi Material
• kotak dari bahan Polycarbonate
• single outlet sesuai gambar
Pemasangan
Jenis pasangan recessmounted.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 49

Dalam pengadaan socket harus lengkap dengan box tempat


dudukannya dari bahan metal.
Terpasang reccesed mounted didinding dan partisi pada
ketinggian 30 cm diatas finish lantai (sejajar dengan kotak
kontak listrik).
RENCANA DAN SYARAT KERJA 50

PASAL 1 -- PEKERJAAN INSTALASI AC

1.1. PENJELASAN UMUM a. Pengadaan dan Pemasangan instalasi AC harus


dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis dan
mentaati semua peraturan yang berlaku.

b. Biaya pengadaan dan pemasangan instalasi AC harus


sudah termasuk pajak-pajak, bea masuk barang import,
biaya pemeriksaan di pabrik maupun di pelabuhan, biaya
gudang, biaya pemeriksaan instalasi oleh instalasi yang
berwenang, biaya pengadaan tenaga kerja, biaya
pengadaan peralatan kerja, biaya penyediaan alat Bantu,
biaya testing, commissioning dan start up dan biaya
asuransi.

c. Kontraktor wajib mentaati peraturan-peraturan tentang


keselamatan kerja yang dikeluarkan oleh Departemen
Tenaga Kerja dan mengharuskan semua tenaga di
lapangan selalu mengutamakan keselamatan kerja.

d. Kontraktor harus memasukkan didalam penawarannya


semua peralatan, perlengkapan dan material
sebagaimana tertera didalam gambar rencana dan yang
tersebut didalam spesifikasi teknis, dan semua
perlengkapan bantu yang detailnya tidak tampak pada
gambar rencana dan tidak disebutkan didalam spesifikasi
teknis, tetapi diperlukan untuk kelengkapan system yang
diminta, sehingga system dapat bekerja dengan
sempurna.

e. Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh tenaga


yang mempunyai keahlian dalam pemasangan instalasi
AC sesuai yang disyaratkan.

1.2. LINGKUP a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua


PEKERJAAN peralatan termasuk start up, commissioning, balancing
dan testing untuk system instalasi AC dan yang
direncanakan sampai dapat bekerja dengan sempurna.

b. Termasuk dalam system ini ialah :


1). AC Single Split

2). AC Ceiling Cassete


RENCANA DAN SYARAT KERJA 51

3). System pemipaan refrigerant dengan isolasi.

4). Instalasi listrik, yang berhubungan dengan peralatan


AC.

5). Testing, balancing, commissioning dan start – up.

6). Drain AC dari semua AC menuju ke pipa drain AC


menuju Pembuangan air terdekat.

7). Dan lain-lain peralatan yang diperlukan untuk


kesempurnaan system.

1.3. AC UNIT a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang unit AC


lengkap dengan semua perlengkapannya, sehingga dapat
menghasilkan kapasitas pendinginan dan kapasitas
aliran udara tidak kurang dari permintaan dalam
schedule peralatan.

b. Model unit AC harus sesuai dengan yang di rencanakan.

c. Pemasangan
1). Kabel listrik yang berhubungan dengan unit harus
dipasang menggunakan flexsible conduit galvani.

2). Pipa drain AC yang terhubung dengan unit harus


menggunakan flexsible connector yang mempunyai
diameter dan kelas tekanan sesuai dengan
kebutuhan.

3). Pemasangan harus dibuat sedemikian sehingga tidak


menyulitkan service dan maintenance dikemudian
hari, dengan jalan memberi ruangan yang cukup.

4). Peletakan yang ditunjukkan gambar rencana hanya


sebagai patokan dan kontraktor harus
menyesuaikan kembali sesuai dengan ukuran unit
yang akan dipasang.

5). Penyesuaian letak unit yang diusulkan kontraktor


tidak dapat menyebabkan adanya biaya tambahan,
kecuali apabila ada permintaan khusus yang datanya
dari pemberi tugas.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 52

6). Filter di dalam AC harus dari jenis yang dapat dicuci


dan dapat dengan mudah dipasang/dilepas.

7). Filter tersebut harus merupakan perlengkapan


standard dari unit AC tersebut.

8). Pemipaan untuk drain harus dipasang dengan


kemiringan tertentu sehingga semua air kondensasi
yang keluar dari unit dapat mengalir ke pipa drain
dengan Sempurna ( tidak meluap keluar ).

1.4. DEHUMIDIFIER a. Penjelasan


Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua
dehumidifier dengan jenis, ukuran dan kapasitas sesuai
dengan rekomendasi dari supplier berdasarkan criteria
ruangan dan RH yang dibutuhkan, dan harus ada
persetujuan resmi dari Direksi / Konsultan
Perencana/Pengawas Lapangan.

b. Spesifikasi Teknis
• Unit dehumidifier harus terbuat dari stainless steel.
• Unit dehumidifier harus mampu menurunkan RH 30 -
38ºC ( ˜ 3º - +5ºC diatas suhu ruang), sampai 40%
pada temperature 20°C.

c. Pemasangan
• Kontraktor harus memasang dehumidifier digantung
diruangan-ruangan yang membutuhkan RH rendah
seperti ruang penyimpanan dokumen dan ruangan
lainnya.
• Kontraktor harus memasang pipa drain dari unit
dehumidifier dengan sedemikian rupa sehingga tidak
ada terjadi kebocoran pada ruangan tersebut.
• Dehumidifier harus diseleksi oleh supplier
berdasarkan kebutuhan ruangan dan luas ruangan
yang menggunakan dehumidifier tersebut.
• Dehumidifier harus mampu bekerja berdasarkan RH
sensor.
• Pengadaan dehumidifier harus lengkap dengan RH
sensor dan semua perangkat yang membuat
dehumidifier bisa berfungsi sesuai dengan yang
dibutuhkan.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 53

1.5. PEMIPAAN a. Pendahuluan


1). Kontraktor harus menyediakan dan memasang seluruh
system pemipaan sebagaimana tampak pada gambar
dan spesifikasikan dalam dokumen ini.
Untuk instalasi :
• Refrigerant.
• Drain Pipa AC

2). Yang dimaksud dengan “pemipaan” harus sudah


termasuk pipa, semua jenis valve, tee, elbow, reducer,
expanders, sleeves, stainers, connector, adaptor, plug
cock, penggantung pipa, penyangga pipa, expansion
joint dan semua perlengkapan yang diperlukan untuk
membentuk suatu system pemipaan secara lengkap.

b. Jenis pipa
Pipa untuk system pemipaan Condensate Drain menggunakan
PVC dengan ∅ 2 “

1.6. PENGUJIAN a. Semua pengujian harus disaksikan oleh Pemberi Tugas dan
(TESTING) pengawas

b. Semua peralatan dan tenaga ahli harus disediakan oleh


kontraktor untuk keperluan pengujian.

c. Semua ruangan harus diukur temperaturnya dan dicatat


dikemudian dilaporkan pengukuran temperaturnya
tersebut harus dilakukan pada saat temperature luar di
atas 30 derajat celcius.

d. Seluruh system instalasi AC harus di coba di jalankan


selama tidak kurang dari 3 x 24 jam secara terus menerus.
Selama pengujian ini semua data yang diperlukan dicatat
dan di laporkan.

e. Sistem instalasi AC hanya dapat diterima untuk pertama


kalinya 2 minggu setelah pengujian diatas dinyatakan
berhasil dengan baik dan selama 2 minggu instalasi di
gunakan secara normal.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 54

PASAL 2 -- PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

I. PENDAHULUAN

2.1. UMUM a. Uraian dan syarat – syarat ini menjelaskan mengenai


pengadaan bahan dan pemasangan/pelaksanaan pekerjaan
secara lengkap dan sempurna untuk pekerjaan :

1. Plumbing ; termasuk sanitair, pompa-pompa air dan


pemipaan.
2. Instalasi pemipaan dari seluruh sanitair menuju ke STP
(Sewage Treatment Plant)

b. Persyaratan Kontraktor Plumbing :

1. Mempunyai SIPP instalasi air yang masih berlaku


2. Mempunyai PA PAM golongan III dari PAM – DKI
Jakarta yang masih berlaku.

II. URAIAN SISTEM

2.2. SISTEM PENYEDIAAN a. Untuk memenuhi kebutuhan air seluruh bangunan,


AIR BERSIH sumber air yang berasal dari Deep Weel/PDAM ditampung
kedalam bak air bawah yang disediakan untuk kebutuhan
air selama 1 hari.

b. Selanjutnya untuk mendistribusikan air yang berasal dari


bak air (ground tank) untuk keperluan bangunan yang
digunakan pompa pengisi bak air atas (transfer pump)
yang bekerja secara otomatis, dimana bila level air pada
tangki atap pada posisi terendah maka pompa tersebut
akan bekerja dan berhenti bila sudah terletak dilevel air
yang tertinggi.

2.3. SISTEM PEMBUANGAN Seluruh buangan cair dan padat dari seluruh bangunan yang
AIR KOTOR terdiri dari buangan toilet setiap lantai dialirkan ke STP
(Sewage Treatment Plant).

2.4. SISTEM PEMIPAAN a. Pemipaan dari ruang pompa menuju bangunan melalui
Shaft dan menembus dinding pada ketinggian diatas
RENCANA DAN SYARAT KERJA 55

plafond .

b. seluruh pemipaan horizontal didalam bangunan terletak


didalam ruang plafond pemasangan pipa vertikal dan
horizontal didalam dinding dengan diameter > ∅ 2” harus
dipasang khusus (dengan kawat ayam dan dicor
adukan/spesi).

c. Pemasangan pipa harus memakai hanger, support, sesuai


dengan persyaratan.

d. Setiap kelompok toilet disediakan stop-kran yang


dilengkapi dengan hand-hole untuk perbaikan. Type stop-
kran untuk setiap kelompok adalah globe-valve, yang
dapat mengatur aliran air sesuai dengan yang diinginkan.

2.5. SISTEM POMPA AIR System air bersih didalam bangunan memerlukan pompa-
pompa air antara lain:

a. Pompa untuk pengisi bak air atas sebanyak 2 unit (1


operasi + 1 standby).

b. Pengontrolan pompa (untuk start dan stop) dilakukan


secara otomatis dengan memakai water level control di
tangki air atap dan water level control di ground tank.

Pengontrolan pompa terdiri dari :

1. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) untuk


pengamanan pompa dari bahaya :
− overload
− short circuit
− 3 phase running

2. Motor control :
− sistem starting star - delta
− start stop pompa diatur oleh electrode water level
− control yang dipasang sesuai dengan level air yang
diinginkan (lihat gambar detail).
RENCANA DAN SYARAT KERJA 56

III. LINGKUP PEKERJAAN

2.6. PENGADAAN a. Pemipaan air bersih


PLUMBING b. Pemipaan air kotor
c. Sanitair
d. Pompa-pompa air

2.7. PELAKSANAAN a. Pelaksanaan pemipaan air bersih, yaitu melaksanakan


MELIPUTI sistem pemipaan air bersih mulai reservoir bawah ke
ruang pompa dan dari ruang pompa ke seluruh sesuai
dengan gambar.

b. Melaksanakan pemipaan air kotor dari seluruh bangunan


termasuk pipa vent didalam bangunan.

c. Menyediakan pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air kotor


sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan lengkap dengan
fitting dan kelengkapan dalam pemasangan.

d. Menyediakan dan memasang peralatan sebagai berikut :


sanitair lengkap dengan accessories, pompa-pompa
lengkap dengan wiring, panel kontrol dan water level
control.

e. Melaksanakan pembuatan panel pompa mulai dari kabel


tuvur yang telah disediakan Instalatir listrik sampai
dengan panel kontrol sehingga pompa dapat bekerja
dengan baik sesuai dengan sistem yang diinginkan.

f. Melaksanakan pemasangan sleeves, pembobokan tembok


dan pemlesteran kembali untuk pipa-pipa didalam
bangunan sesuai dengan syarat yang ditentukan dan
disetujui oleh kontraktor Sipil.

g. Kontraktor diharuskan mengurus penyambungan air ke


PAM DKI Jakarta untuk permintaan penyambungan
kebutuhan air. Biaya yang terjadi sudah termasuk dalam
penawaran.

h. Biaya resmi dibayar oleh Pemberi Tugas, sedangkan


pengurusan penyambungan oleh kontraktor.

i. Semua hasil pekerjaan yang telah selesai harus dilakukan


pengetesan sesuai dengan yang disyaratkan.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 57

j. Mendidik petugas pemilik yang ditunjuk mengenai cara


menjalankan dan memelihara khusus, instalasi pompa dan
sekaligus memberikan garansi peralatan terpasang selama
1 tahun.

k. Menyerahkan gambar (as built drawing), buku manual


operation serta data teknis sesuai peralatan.

2.8. PELAKSANAAN a. Semua cara dan teknik pemasangan harus sesuai dengan
PEKERJAAN yang disyaratkan dalam bestek.

b. Selama pekerjaan berlangsung Kontraktor harus


menempatkan petugas yang ahli mempertanggung
jawabkan pekerjaan di lapangan.

c. Sebelum pemasangan dan pemesanan, semua peralatan


yang akan dipasang harus dibuat gambar kerja terlebih
dahulu untuk disetujui.

d. Material yang terpasang harus baru dan tidak cacat, sesuai


dengan spesifikasi.

e. Kontraktor harus melengkapi semua material pembantu


untuk kesempurnaan instalasi yang dipasang.

f. Semua pekerjaan yang telah selesai dikerjakan agar


dilakukan pengetesan.

IV. SPESIFIKASI MATERIAL

2.9. PIPA AIR BERSIH a. Pipa-pipa dan Fitting


bahan ; Polyprofilin / PPR
standard ; PN 16

b. Valves
1. Check valves ( anti water hammer check valves )
Bahan : bronze construction
threaued 1/4" - 2 1/2" bronze disc screw in cap 150 psi
pressure - rating (10 kg /cm 2 ).
Bahan : Cast iron
flanged > 3", 150 psi pressure - rating (10 kg/cm 2 )
RENCANA DAN SYARAT KERJA 58

2. Gate valve dan globe - valve


Bahan : bronze construction
threaded 1/4" - 2 1/2", 150 psi pressure rating
Bahan : cast iron
flanged > 3", 150 psi pressure - rating.

3. Untuk gate valve yang terendam air


Bahan : PVC atau stainless steel

2.10. PIPA AIR KOTOR a. Dari sanitair ke pipa tegak


DAN AIR BEKAS Bahan : PVC kelas 10 kg /cm 2
Cast iron w/epoxy resin coating (pipa tegak) dipergunakan
khusus air buangan dari kitchen sink.

b. Untuk didalam bangunan sampai dengan bak control


Bahan : PVC kelas 10 kg /cm 2 dengan surat rekomendasi
dari pabrik.

c. Fitting untuk pipa PVC : T.S. Joint injection moulded


Pemakaian solvent cement yang sesuai.

V. TATA CARA PELAKSANAAN DAN CARA PEMASANGAN

2.11. SHOP DRAWING Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi plumbing,


Kontraktor diwajibkan membuat gambar kerja (shop-drawing)
yang diperlukan.

Gambar-gambar tersebut mencakup antara lain :


a. penembusan pipa/sleeves pada pondasi, pelat beton, dll.
b. Detail pemasangan setiap sanitair
c. Penggambaran jalur-jalur pipa air bersih dan pipa air kotor
lengkap dengan hanger/ support.
d. detail pemasangan pompa lengkap dengan pondasi dan
vibrator.
e. detail pemipaan di ruang mesin
f. lain-lain yang diperlukan.

2.12. PEMASANGAN PIPA a. Pemasangan pipa dalam bangunan.


1. Pipa horizontal dipasang didalam ceiling dan diberi
hanger (support).
RENCANA DAN SYARAT KERJA 59

Hanger, klem harus dibuat dari bahan yang tahan


karat, mudah dipasang dan dibuka kembali dan harus
kuat menahan beban pipa.
Pemasangan pipa vertikal dan horizontal didalam
dinding dengan diameter > ∅ 2” harus dipasang
khusus (dengan kawat ayam dan dicor adukan / spesi).

2. Pemasangan hanger (supports) adalah sebagai berikut:


Untuk vertikal piping :
PVC pipe : pada dasar pipa tegak diberi pondasi dan
pipa diberi penguat pada setiap interval ketinggian
(per lantai).
Threaded pipa pada setiap interval ketinggian.

Untuk horizontal piping :


PVC pipe : pada setiap 1,5 m dan setiap sambungan
yang lemah
Threaded pipe ∅ 1" dan kurang dari ∅ 1" pada setiap
2m
Threaded pipe ∅ 1" atau lebih pada setiap 3 m

Tambahan penggantung dan penyangga harus


dilakukan pada setiap perubahan arah dan dimana
terdapat konsentrasi beban karena adanya valve,
fitting, sambungan terhadap fixtures, dan peralatan
lain.
Pipa tidak boleh digantung memakai kawat, kabel,
kayu, tali atau sejenisnya.

b. Pemasangan pipa air kotor (soil and waste pipe) dan pipa
vent
1. untuk mendapatkan suatu kecepatan pengaliran yang
memenuhi syarat, maka pemasangan pipa air kotor
harus mempunyai kemiringan minimal 2% untuk pipa,
pipa yang mempunyai diameter 3" atau lebih kecil, dan
kemiringan minimal 1 % untuk pipa yang lebih besar.
Khusus untuk pipa dilantai dasar (bahan : concrete
pipe) dengan diameter ∅ 8" dipasang dengan
kemiringan 0,5 %.

2. pipa vent harus dipasang sesuai dengan gambar dan


mempunyai kemiringan keatas menuju ke pipa vent
tegak, yang mempunyai vent cap diatas lantai atap
bangunan untuk memperoleh ventilasi seluruh sistem
dengan sirkulasi udara secara gravitasi.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 60

c. Penyambungan Pipa
1. Penyambungan pipa didalam plumbing sistem ini harus
gastight dan watertight.

2. Untuk PVC pipe dipakai sistem TS joint (TS joining


method) dengan memakai TS fitting dan solvent
cement.

Dengan cara penyambungan sebagai berikut :


1). Bersihkan pipa clam fitting yang akan disambung
2). Bila pipa dipotong harus dilakukan tegak lurus
3). Pada poros pipa dan ujungnya diserongkan dengan
kikir
4). Beri tanda pada pipa sepanjang dalamnya fitting
5). Oleskan solvent cement dengan kwas pada bagian
6). Dalam dari fitting dan pada pipa sampai pada
tanda yang telah diberikan
7). Masukkan pipa dengun cepat dengan menggunakan
alat penarik pipa,
8). Kemudian diamkan selama 1 menit lalu alat penarik
dilepas

3. Pipa ulir memakai seal tape yang diizinkan. Pemakaian


seal tape tersebut hanya pada male threads.

4. Untuk clean-out dan drain-plugs memakai graphite

5. Untuk pipa air kotor, perubahan arah pengaliran harus


memakai Y-45 ,T-Y, long sweep bends, dll.
Single dan double sanitary tees hanya boleh digunakan
pada vertical drainage piping.

6. Tidak diperkenankan membakar pipa PVC untuk


penyambungan system pemipaan PVC.

2.13. PENGECATAN Seluruh pipa air kotor, air kotoran dan pipa air bersih harus
dicat finish.
Pada pipa-pipa expose dan pipa dalam shaft harus diberi
tanda berupa tulisan diatas cat finish, sebagai berikut :

WARNA TULISAN
Pipa air bersih Biru Air bersih
Pipa air kotoran (soil pipe) Hitam Air kotoran
RENCANA DAN SYARAT KERJA 61

Pipa buangan (waste pipe) Coklat Air buangan


Pipa ventilasi (vent pipe) Warna pipa P.V.C

VI. TESTING

2.14. PENGETESAN SISTEM Sistem air bersih harus ditest dan dibuktikan bahwa tidak ada
AIR BERSIH kebocoran.
Cara pengetesan dilakukan sebagai berikut :

a. Sebelum pengetesan, seluruh pipa air bersih supaya


dibilas terlebih dahulu dari semua endapan, kotoran atau
sisa-sisa pengerjaan pemipaan.
Pembilasan dilakukan dengan menekan pipa-pipa dengan
air secukupnya dan dibuang, demikian diulangi sampai
didapat hasil buangan pembilasan bebas dari kotoran yang
mungkin ada didalam pipa air bersih tersebut.

b. Setelah pembilasan dilakukan pengetesan secara


hydraulic, yaitu menekan seluruh system pemipaan air
bersih dengan air yang mempunyai tekanan sebesar 16
atm (16 Kg/Cm2)
Tekanan yang terjadi dipertahankan selama 24 jam,
apabila jarum manometer menunjuk angka yang konstan
berarti hasil pemasangan dinyatakan baik.

c. Pengetesan dilakukan 2 tahap, yaitu :


1. Sebelum penyambungan dengan sanitair (dengan
tekanan testing)
2. Setelah penyambungan dengan sanitair (pengecekan
fungsi)

d. Peralatan dan keperluan untuk pengetesan harus


disediakan oleh kontraktor :
1. Air
2. Pompa tekan
3. Pressure gauge
4. Stop plug
5. Jam/stop watch

e. Hasil pengetesan diserahkan kepada Pemberi Tugas untuk


diperiksa.
Apabila terdapat hasil pengerjaan yang dianggap kurang
RENCANA DAN SYARAT KERJA 62

memenuhi syarat agar dilakukan perbaikan hingga


sempurna secara teknis.

2.15. PENGETESAN SISTEM System air kotor harus dibuktikan bahwa benar-benar water
AIR KOTOR DIDALAM tight dan gastight.
BANGUNAN
Tahap pelaksanaan pengetesan dilakukan sebaai berikut :
Tahap 1 : sebelum pengetesan diadakan pembilasan pipa
seperti telah diuraikan pada pasal 1.

Tahap 2 ; pengetesan dilakukan lantai perlantai dengan


system “water-test”.
Setiap bukaan harus ditutup rapat kecuali bukaan paling atas
Setiap bagian diisi dengan air
Pengetesan tidak kurang dari 3 m kolom air tidak lebih dari 30
cm
Lama pengetesan 30 menit
Dicek terhadap kebocoran.
RENCANA DAN SYARAT KERJA 1

SPESIFIKASI MATERIAL PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN ELEKTRONIK

N0. ITEM PEKERJAAN URAIAN PRODUK (EX.) KETERANGAN

I PEKERJAAN LISTRIK

1. - Housing Lampu - Lampu TL Balok, - Phillips, Artholite, Onilite


- Lampu TL TKI - Phillips, Artholite, Onilite
- Lampu TL RMI - Phillips, Artholite, Onilite
- Lampu Baret TL - Phillips, Artholite, Onilite
- Lampu Down Light PLS - Phillips, Artholite, Onilite
- Lampu Exit - Phillips, Artholite, Onilite
- Fixture TL, PLS
- Phillips, Osram, Hannocs

2. Stop kontak - 1 phase, 3 phase Clipsal, Panasonic, Broco

3. Switch - Saklar engkel, Saklar seri Clipsal, Panasonic, Broco


- Saklar Hotel
- Grid Switch

4. Ceilling Fan - Untuk ruang toilet KDK, Panasonic, Samsung

5. Kabel Toevoer - Kabel NYY 4 Besar


- Kabel NYM (Kabel metal, kabelindo,
- Kabel BC supreme, tranka)

6. Panel
RENCANA DAN SYARAT KERJA 2

II. PEKERJAAN SOUND SYSTEM

1. Perangkat Utama - Radio Tuner AM/FM + CD player+ Toa, Panasonic


antena
- Tape Deck
- Power Amplifer
- Microphine Mixer Pre – Amp
- Zone Selektor switch
- Paging Microphone

2. Peralatan - Ceilling Toa, Panasonic


- Horn speker
- Volume control

3. Terminal Box - MDF – SS & TB -SS

4. Instalasi - NYMHY 4 Besar


(Kabel metal, kabelindo,
supreme, tranka),

III. PEKERJAAN FIRE ALARM


RENCANA DAN SYARAT KERJA 3

1. Instalasi Kabel - NYA 4 Besar


(Kabel metal, kabelindo,
supreme, tranka)

2. Peralatan - ROR Heat Detector Notifier, Nohmi, Nittan, Esser


- Bell, Red Lamp, Break glass

3. Terminal box - MDFA & TBFA Ex Lokal

4. Perangkat Utama Panel MCFA Convensional Notifier, Nohmi, Nittan, Esser

5 APAR - Fire Exstinguiser powder ABC Indoka, Viking, Servvo, Chubb Lengkap Box Plat Besi Pintu
- Termatic HCFC Kaca dan anak Kunci, Bracket
pipa penggantung untuk
Thermatic
IV. PEKERJAAN TELEPHONE DAN DATA

1. Peralatan Utama - PABX Panasonic. Toshiba Lengkap dengan accessories

2. Instalasi Kabel - ITC dan OTC 4 Besar


Kabel metal, kabelindo,
supreme, tranka

3. Peralatan - Outlet Telepon dan data Panasonic, Clipsal, Broco


- Pesawat Telepon

Terminal Box - MDF & IDF Ex Lokal


RENCANA DAN SYARAT KERJA 4

IV. PEKERJAAN CCTV dan MATV

1. CCTV - dome camera Honeywell, Panasonic, longse, Lengkap dengan accessories


- statis camera HkVision

2. MATV - Pro EX, samsung


3. Instalasi Kabel - ITC dan OTC 4 Besar
Kabel metal, kabelindo,
supreme, tranka

4. Peralatan - Outlet TV Panasonic, Clipsal, Broco

Terminal Box - MDF & IDF Ex Lokal

SPESIFIKASI MATERIAL PEKERJAAN MEKANIKAL

N0. ITEM PEKERJAAN URAIAN PRODUK (EX.) KETERANGAN

I. PEKERJAAN AIR CONDITIONING

1. Peralatan - AC Single Split PANASONIC, SHARP, DAIKIN,


utama - AC Cassete

2. Pipa drain Bahan pipa PVC kelas AW lengkap RUCIKA, WAVIN


RENCANA DAN SYARAT KERJA 5

dengan fitting

3. Pipa refrigerant Pipa refrigerant + isolasi Ex. Eropa


dari indoor ke
out door

4. Listrik dan - Kabel NYY 4 Besar


Kontrol - Kabel NYM (Kabel metal, kabelindo,
supreme, tranka)

II. PEKERJAAN PLUMBING


a. Air Bersih

1. Pipa GIP Med BAKRIE, PPI, SPI

PPR – PN10 ATP, TORO, SD, WAVIN

b. Air Kotor dan Air Bekas

1. Sanitary Fixture - Closset Duduk TOTO, America Standar, - Lengkap dengan acsesories
Wasser
- Wastafel TOTO, America Standar,
Wasser
- Urinal TOTO, America Standar,
Wasser
- Penyekat Urinal TOTO, America Standar,
Wasser
- Floor Drain TOTO, America Standar,
RENCANA DAN SYARAT KERJA 6

Wasser
- Stop kran + Hand Shower Type TOTO, Onda, Wasser
- kran dinding, kran taman TOTO, Onda, Wasser

2. Pipa PVC RUCIKA, WAVIN, Pralon, -


Vinilon
3. Fittings dan Tee, Band, Reducer, Sock, klem dan RUCIKA, WAVIN, Pralon,
alat bantu support Vinilon

c. Bio Lengkap Standar Biotech Rafa Biotrop, Biofill


Septictank dengan tanki
dan
pengkabelan

PPK
Pembangunan Kantor Kecamatan Sukmajaya

Suwandi, ST
NIP. 19730209 200501 1 003
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN/PEMELIHARAAN GEDUNG
PEMERINTAHAN DI KOTA DEPOK

REVIEW PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN


PENATAAN LINGKUNGAN
KANTOR KECAMATAN SUKMAJAYA

KECAMATAN SUKMAJAYA

A
I C
AR A

DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DEPOK


Jl. Margonda Raya No. 54 Kota Depok

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

SUWANDI, ST.
NIP. 19730209 200501 003

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

SRIYANTO, ST., MT.


NIP. 19800618 200604 1 005

KONSULTAN PERENCANA
PT. ARMUDI PRADANA KONSULTAN

SUAEB
DIREKSI
KONSULTAN PERENCANA
PT. ARMUDI PRADANA KONSULTAN

RATU ARUM KUSUMAWARDHANI ST. M.Ars


TEAM LEADER

1:200 ARS.01

DAFTAR ISI
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN/PEMELIHARAAN GEDUNG
PEMERINTAHAN DI KOTA DEPOK

REVIEW PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN


PENATAAN LINGKUNGAN
KANTOR KECAMATAN SUKMAJAYA

KECAMATAN SUKMAJAYA

A
I C
AR A

DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DEPOK


Jl. Margonda Raya No. 54 Kota Depok

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

SUWANDI, ST.
NIP. 19730209 200501 003

DETIL TIANG BENDERA DETIL TIANG SPANDUK PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN
SKALA 1:50 SKALA 1:50

SRIYANTO, ST., MT.


NIP. 19800618 200604 1 005

KONSULTAN PERENCANA
PT. ARMUDI PRADANA KONSULTAN

SUAEB
DIREKSI
KONSULTAN PERENCANA
PT. ARMUDI PRADANA KONSULTAN

RATU ARUM KUSUMAWARDHANI ST. M.Ars


TEAM LEADER

DETAIL PAPAN NAMA


SKALA 1:50 1:50 ARS.028

DETAIL-DETIL ARSITEKTUR
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN/PEMELIHARAAN GEDUNG
PEMERINTAHAN DI KOTA DEPOK

REVIEW PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN


PENATAAN LINGKUNGAN
KANTOR KECAMATAN SUKMAJAYA

KECAMATAN SUKMAJAYA

A
I C
AR A

DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DEPOK


Jl. Margonda Raya No. 54 Kota Depok

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

SUWANDI, ST.
NIP. 19730209 200501 003

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

SRIYANTO, ST., MT.


NIP. 19800618 200604 1 005

DETAIL RAILING TANGGA DETAIL RAILING RAMP KONSULTAN PERENCANA


PT. ARMUDI PRADANA KONSULTAN
SKALA 1:50 SKALA 1:50

SUAEB
DIREKSI
KONSULTAN PERENCANA
PT. ARMUDI PRADANA KONSULTAN

RATU ARUM KUSUMAWARDHANI ST. M.Ars


TEAM LEADER

1:50 ARS.030

DETAIL-DETIL ARSITEKTUR
REVIEW PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN
PENATAAN LINGKUNGAN
KANTOR KECAMATAN SUKMAJAYA

KECAMATAN SUKMAJAYA

A
I C
AR A

DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KOTA DEPOK


Jl. Margonda Raya No. 54 Kota Depok

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

SUWANDI, ST.
NIP. 19730209 200501 003

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

SRIYANTO, ST.MT
NIP. 19800618 200604 1 005

KONSULTAN PERENCANA
PT. ARMUDI PRADANA KONSULTAN

SUAEB
DIREKSI
KONSULTAN PERENCANA
PT. ARMUDI PRADANA KONSULTAN

RATU ARUM KUSUMAWARDHANI ST. M.Ars


TEAM LEADER
GAMBAR M.E.P

KANTOR KECAMATAN
SUKMAJAYA
NTS MEP.000

DAFTAR ISI
1.09

TOILET

Shaft
RUANG -0.02
MDB
RAPAT
1.07 RUANG 1.06 1.06
TOILET
1.09 RENCANA MASJID CAMAT TOILET PANTRY
±0.00 1.07 POJOK PRIA RUANG RUANG
±0.00 WANITA ±0.00 PP-LP LT.1

1.07 RAMAH -0.02 GUDANG GUDANG


-0.02
ANAK 1.06
PP-AC LT.1 ±0.00 ±0.00
-0.02 1.06

1.07 1.06 TOILET


DIFABLE
-0.02
RUANG
SEKRETARIS RUANG
1.07 RUANG RUANG
CAMAT TUNGGU
TUNGGU LAKTASI
t ±0.00 PRIORITAS1.06 1.06 1.06
±0.00 1.06
±0.0 0

RUANG 1 2 3 4 5 6 7 8 9

PELAYANAN 10
11
SATU PINTU 12

1.09
±0.00 20 19 18 17 16 15 14 13

1.05

LOBBY
±0.00
RUANG
SATPOL PP
RUANG ±0.00
1.08
BJB
1.09
±0.00 1.07
1.07

1.08
1.09

TERAS
±0.00
GERAI UKM
±0.00

RUANG
1.09 SERBAGUNA
±0.00

1.09 1.09

1.09

1.09 1.09 1.09 1.09

INSTALASI PENERANGAN LANTAI 1


SKALA 1 : 200 1 : 200 MEP.001

INSTALASI PENERANGAN LANTAI 1


EF-02 EF-03
2.02 3.04
2.02

Shaft
EF-01
2.02 2.02
D

RUANG RUANG 3.04 3.04 RUANG RUANG 3.04

D
RUANG
D

D
RUANG RUANG RUANG JABATAN R JABATAN JABATAN JABATAN
KASUBAG
R KASIE KASIE KASIE TOILET FUNGSIONAL FUNGSIONAL R FUNGSIONALR FUNGSIONAL R 3.06
+ 3.50 2.11 2.11
3.06
+ 3.50 + 3.50 TOILET WANITA + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00
+ 3.50 2.11
PRIA + 3.48 TOILET TOILET
+ 3.48 PRIA WANITA
3.06 3.06
3.06 3.06 + 6.98 3.06 + 6.98
2.09 2.09

3.06
PP-LP LT.3 PP-AC LT.3
2.11 3.03
3.04
PANTRY
2.02 2.11
2.04 2.06 2.06 2.03 PP-LP LT.2 PP-AC LT.2 + 7.00

BP
2.03
PANTRY

PL
2.03 + 3.50
2.11 3.06

L EB
3.06
2.04 2.06 2.07 2.08 GUDANG
2.10
2.09 2.03
+ 7.00 3.03
EF-04

2.04 2.05 2.07 2.08


BP

BP
PL

1 2 3 4 5 6 7 8 9
L EB

10

PL
2.05 2.05 2.07 2.08 11

L EB
12

20 19 18 17 16 15 14 13

2.01 2.01

2.10 2.10

RUANG SEKRETARIAT
KASUBAG R
2.01 PKKR 2.10

+ 3.50 + 3.50
D

2.10
2.01 3.05
2.01 3.02
3.02

D
R R R
3.05 3.05 3.05 3.05
3.05
RUANG
ISTIRAHAT
DAN RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG
PERPUSTAKAAN PPAT JABATAN JABATAN R JABATAN R JABATAN R JABATAN R JABATAN
+ 3.50 2.01 2.03
+ 3.50 FUNGSIONAL R FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01
+ 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00
D

INSTALASI PENERANGAN LANTAI 2 INSTALASI PENERANGAN LANTAI 3


SKALA 1:200 SKALA 1:200 1 : 200 MEP.002

INSTALASI PENERANGAN
LANTAI 2 DAN LANTAI 3
PANEL PP LT.1

1 : 200 MEP.003

DIAGRAM PANEL PENERANGAN


LANTAI 1
PANEL PP LT.2

1 : 200 MEP.004

DIAGRAM PANEL PENERANGAN


LANTAI 2
PANEL PP LT.3

1 : 200 MEP.005

DIAGRAM PANEL PENERANGAN


LANTAI 3
1 : 200 MEP.006

DIAGRAM PANEL AC
LANTAI 1
1 : 200 MEP.007

DIAGRAM PANEL AC
LANTAI 2
1 : 200 MEP.008

DIAGRAM PANEL AC
LANTAI 3
1 : 200 MEP.009

DIAGRAM PANEL UTAMA


TOILET

Shaft
RUANG -0.02
RAPAT RUANG TOILET
RENCANA MASJID CAMAT TOILET PANTRY
±0.00
R R POJOK PRIA RUANG RUANG
±0.00 WANITA ±0.00
RAMAH -0.02 GUDANG GUDANG
-0.02
ANAK ±0.00 ±0.00
R
-0.02
TOILET
R
DIFABLE
-0.02
RUANG
SEKRETARIS RUANG
RUANG RUANG
R CAMAT R TUNGGU
TUNGGU LAKTASI
t ±0.00 PRIORITAS FE
±0.00
±0.0 0

PB LP BEL PB LP BEL

FE FE
RUANG 1 2 3 4 5 6 7 8 9

PELAYANAN 10
11
R
SATU PINTU 12

±0.00 20 19 18 17 16 15 14 13

R R
LOBBY
±0.00
RUANG
SATPOL PP
RUANG ±0.00
BJB
±0.00
EOL R

TERAS
±0.00
GERAI UKM R
±0.00

RUANG
SERBAGUNA
±0.00

FE

INSTALASI ALARM LANTAI 1


SKALA 1 : 200 1 : 200 MEP.010

INSTALASI ALARM LANTAI 1


Shaft
RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG
RUANG RUANG RUANG JABATAN R JABATAN JABATAN JABATAN
KASUBAG
R KASIE KASIE KASIE TOILET FUNGSIONAL FUNGSIONAL R FUNGSIONAL R FUNGSIONAL R
+ 3.50
+ 3.50 + 3.50 TOILET WANITA + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00
+ 3.50
PRIA + 3.48 TOILET TOILET
+ 3.48 PRIA WANITA
+ 6.98 + 6.98

PANTRY
+ 7.00

BP
PANTRY

PL
+ 3.50

L EB
GUDANG
+ 7.00
EOL
FE FE FE FE
BP

BP
PL

1 2 3 4 5 6 7 8 9
L EB

10

PL
11

L EB
12

20 19 18 17 16 15 14 13

RUANG SEKRETARIAT
KASUBAGR PKKR
+ 3.50 + 3.50

EOL
R R R

RUANG
ISTIRAHAT
DAN RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG
PERPUSTAKAAN PPAT JABATAN JABATAN R JABATAN R JABATAN R JABATAN R JABATAN
+ 3.50 + 3.50 FUNGSIONAL R FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
+ 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00

INSTALASI ALARM LANTAI 2 INSTALASI ALARM LANTAI 3


SKALA 1:200 SKALA 1:200 1 : 200 MEP.011

INSTALASI ALARM
LANTAI 2 DAN LANTAI 3
TBFA LANTAI 2 PB

LP

BEL

R R R R R R R

LANTAI 3
NYY 15 X 1.5

TBFA LANTAI 2 PB

LP

BEL

R R R R R R R

LANTAI 2
MCPFA
MDFA NYY 15 X 1.5

INDICATOR LAMP

TBFA LANTAI 1 PB

LP

BEL

5 Zone
R R R R R R R

LANTAI 1
NYY 15 X 1.5

1 : 200 MEP.012

DIAGRAM FIRE ALARM


TOILET

Shaft
RUANG -0.02
RAPAT RUANG TOILET
RENCANA MASJID CAMAT TOILET PANTRY
±0.00 POJOK PRIA RUANG RUANG
±0.00 WANITA ±0.00
RAMAH -0.02 GUDANG GUDANG
-0.02
ANAK ±0.00 ±0.00
-0.02
TOILET
DIFABLE
-0.02
RUANG
SEKRETARIS RUANG
RUANG RUANG
R AK SER VER , PABX,DVR

CAMAT TUNGGU
TUNGGU LAKTASI
t ±0.00 PRIORITAS
±0.00
±0.0 0

RUANG 1 2 3 4 5 6 7 8 9

PELAYANAN 10
11
SATU PINTU 12

±0.00 20 19 18 17 16 15 14 13

LOBBY
±0.00
RUANG
SATPOL PP
RUANG ±0.00
BJB
±0.00

TERAS
±0.00
GERAI UKM
±0.00

RUANG
SERBAGUNA
±0.00

INSTALASI TATA SUARA LANTAI 1


SKALA 1 : 200 1 : 200 MEP.013

INSTALASI TATA SUARA LANTAI 1


Shaft
RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG
RUANG RUANG RUANG JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
KASUBAG
KASIE KASIE KASIE TOILET FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
+ 3.50
+ 3.50 + 3.50 TOILET WANITA + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00
+ 3.50
PRIA + 3.48 TOILET TOILET
+ 3.48 PRIA WANITA
+ 6.98 + 6.98

PANTRY
+ 7.00
PANTRY
+ 3.50
GUDANG
+ 7.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10
11
12

20 19 18 17 16 15 14 13

RUANG SEKRETARIAT
KASUBAG PKK
+ 3.50 + 3.50

RUANG
ISTIRAHAT
DAN RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG
PERPUSTAKAAN PPAT JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
+ 3.50 + 3.50 FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
+ 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00

INSTALASI TATA SUARA LANTAI 2 INSTALASI TATA SUARA LANTAI 3


SKALA 1:200 SKALA 1:200 1 : 200 MEP.014

INSTALASI TATA SUARA


LANTAI 2 DAN LANTAI 3
1 : 200 MEP.015

DIAGRAM TATA SUARA


1.01
TOILET

Shaft
1.01 1.01

RUANG -0.02
RAPAT RUANG TOILET
RENCANA MASJID CAMAT TOILET PANTRY 1.05

±0.00 POJOK PRIA RUANG RUANG


±0.00 WANITA ±0.00
RAMAH -0.02 GUDANG 1.05
GUDANG
-0.02
1.01 ANAK ±0.00 ±0.00
-0.02

D
1.01
TOILET
DIFABLE 1.03

-0.02
RUANG
SEKRETARIS 1.03 RUANG
RUANG RUANG
CAMAT 1.03 TUNGGU
TUNGGU LAKTASI
t ±0.00 PRIORITAS
1.01 ±0.00 1.03 1.05
±0.0 0

1.03
RUANG 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1.04

PELAYANAN 10
11 1.03

1.02
SATU PINTU 12

±0.00 20 19 18 17 16 15 14 13

LOBBY
±0.00
RUANG
1.02

1.02
SATPOL PP
1.02 RUANG ±0.00
BJB 1.02

±0.00

TERAS
±0.00
GERAI UKM
1.04
±0.00

1.02 1.04
RUANG
1.03
SERBAGUNA
±0.00

INSTALASI STOP KONTAK DAN TELPON LANTAI 1


SKALA 1 : 200 1 : 200 MEP.016

INSTALASI STOP KONTAK


DAN TELPON LANTAI 1
2.02 3.04
2.02

Shaft
2.02 2.02
D

RUANG RUANG 3.04 3.04 RUANG RUANG 3.04

D
RUANG
D

D
RUANG RUANG RUANG JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
KASUBAG
KASIE KASIE KASIE TOILET FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
+ 3.50
+ 3.50 + 3.50 TOILET WANITA + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00
+ 3.50
PRIA + 3.48 TOILET TOILET
+ 3.48 PRIA WANITA
+ 6.98 + 6.98

3.03
3.04
PANTRY
2.02
2.04 2.06 2.06 2.03 + 7.00
2.03
PANTRY
2.03 + 3.50
2.04 2.06 2.07 2.08 GUDANG
2.03
+ 7.00 3.03

2.04 2.05 2.07 2.08

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10
2.05 2.05 2.07 2.08 11
12

20 19 18 17 16 15 14 13

2.01 2.01

RUANG SEKRETARIAT
KASUBAG 2.01 PKK
+ 3.50 + 3.50
D

2.01
2.01 3.02
3.02

RUANG
ISTIRAHAT
DAN RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG
PERPUSTAKAAN PPAT JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
+ 3.50 2.01 2.03
+ 3.50 FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
3.01 3.01 3.01 3.01 3.01 3.01
+ 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00
D

INSTALASI STOP KONTAK DAN TELPON LANTAI 2 INSTALASI STOP KONTAK DAN TELPON LANTAI 3
SKALA 1:200 SKALA 1:200 1 : 200 MEP.017

INSTALASI STOP KONTAK DAN TELPON


LANTAI 2 DAN LANTAI 3
TOILET

Shaft
RUANG -0.02
RAPAT RUANG TOILET
RENCANA MASJID CAMAT TOILET PANTRY
±0.00 POJOK PRIA RUANG RUANG
±0.00 WANITA ±0.00
RAMAH -0.02 GUDANG GUDANG
-0.02
ANAK ±0.00 ±0.00
-0.02
TV MONITOR TOILET
DIFABLE
-0.02
RUANG
SEKRETARIS RUANG
RUANG RUANG
CAMAT TUNGGU
TUNGGU LAKTASI
t ±0.00 PRIORITAS
±0.00
±0.0 0

RUANG 1 2 3 4 5 6 7 8 9

PELAYANAN 10
11
SATU PINTU 12

±0.00 20 19 18 17 16 15 14 13

LOBBY
±0.00
RUANG
SATPOL PP
RUANG ±0.00
BJB
±0.00

TERAS
±0.00
GERAI UKM
±0.00

RUANG
SERBAGUNA
±0.00

INSTALASI CCTV LANTAI 1


SKALA 1 : 200 1 : 200 MEP.018

INSTALASI CCTV LANTAI 1


Shaft
RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG
RUANG RUANG RUANG JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
KASUBAG
KASIE KASIE KASIE TOILET FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
+ 3.50
+ 3.50 + 3.50 TOILET WANITA + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00
+ 3.50
PRIA + 3.48 TOILET TOILET
+ 3.48 PRIA WANITA
+ 6.98 + 6.98

PANTRY
+ 7.00
PANTRY
+ 3.50
GUDANG
+ 7.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10
11
12

20 19 18 17 16 15 14 13

RUANG SEKRETARIAT
KASUBAG PKK
+ 3.50 + 3.50

RUANG
ISTIRAHAT
DAN RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG
PERPUSTAKAAN PPAT JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
+ 3.50 + 3.50 FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
+ 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00

INSTALASI CCTV LANTAI 2 INSTALASI CCTV LANTAI 3


SKALA 1:200 SKALA 1:200 1 : 200 MEP.019

INSTALASI CCTV
LANTAI 2 DAN LANTAI 3
1 : 200 MEP.020

DIAGRAM SATU GARIS CCTV


TOILET

Shaft
RUANG -0.02
RAPAT RUANG TOILET
RENCANA MASJID CAMAT TOILET PANTRY
±0.00 POJOK PRIA RUANG RUANG
±0.00 WANITA ±0.00
RAMAH -0.02 GUDANG GUDANG
-0.02
ANAK ±0.00 ±0.00
-0.02
TOILET
DIFABLE
-0.02
RUANG
SEKRETARIS RUANG
RUANG RUANG
CAMAT TUNGGU
TUNGGU LAKTASI
t ±0.00 PRIORITAS
±0.00
±0.0 0

RUANG 1 2 3 4 5 6 7 8 9

PELAYANAN 10
11
SATU PINTU 12

±0.00 20 19 18 17 16 15 14 13

LOBBY
±0.00
RUANG
SATPOL PP
RUANG ±0.00
BJB
±0.00

TERAS
±0.00
GERAI UKM
±0.00

RUANG
SERBAGUNA
±0.00

INSTALASI MATV LANTAI 1


SKALA 1 : 200 1 : 200 MEP.021

INSTALASI MATV LANTAI 1


Shaft
RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG
RUANG RUANG RUANG JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
KASUBAG
KASIE KASIE KASIE TOILET FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
+ 3.50
+ 3.50 + 3.50 + 3.50 TOILET WANITA + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00
PRIA + 3.48 TOILET TOILET
+ 3.48 PRIA WANITA
+ 6.98 + 6.98

PANTRY
+ 7.00
PANTRY
+ 3.50
GUDANG
+ 7.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10
11

12

20 19 18 17 16 15 14 13

RUANG SEKRETARIAT
KASUBAG PKK
+ 3.50 + 3.50

RUANG
ISTIRAHAT
DAN RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG
PERPUSTAKAAN PPAT JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
+ 3.50 + 3.50 FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
+ 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00

INSTALASI MATV LANTAI 2 INSTALASI MATV LANTAI 3


SKALA 1:200 SKALA 1:200 1 : 200 MEP.022

INSTALASI MATV
LANTAI 2 DAN LANTAI 3
ANTENA

MATV BOOSTER 6 WAY

MATV

TV

TV TV

1 : 200 MEP.023

DIAGRAM MATV
TOILET

Shaft
RUANG -0.02
RAPAT RUANG TOILET
RENCANA MASJID CAMAT TOILET PANTRY
±0.00 POJOK PRIA RUANG RUANG
±0.00 WANITA ±0.00
RAMAH -0.02 GUDANG GUDANG
-0.02
ANAK ±0.00 ±0.00
-0.02
TOILET
DIFABLE
-0.02
RUANG
SEKRETARIS RUANG
RUANG RUANG
CAMAT TUNGGU
TUNGGU LAKTASI
t ±0.00 PRIORITAS
±0.00
±0.0 0

RUANG 1 2 3 4 5 6 7 8 9

PELAYANAN 10
11
SATU PINTU 12

±0.00 20 19 18 17 16 15 14 13

LOBBY
±0.00
RUANG
SATPOL PP
RUANG ±0.00
BJB
±0.00

TERAS
±0.00
GERAI UKM
±0.00

RUANG
SERBAGUNA
±0.00

INSTALASI KABEL TRAY


SKALA 1 : 200 1 : 200 MEP.024

KABEL TRAY
DETAIL GRUNDING
PENANGKAL PETIR
SKALA 1 : 200 1 : 200 MEP.025

PENANGKAL PETIR
BIO SEPTIK
K E SA LURA N LUAR

TOILET

Shaft
RUANG -0.02
RAPAT RUANG TOILET
RENCANA MASJID CAMAT TOILET PANTRY
±0.00 POJOK PRIA RUANG RUANG
±0.00 WANITA ±0.00
RAMAH -0.02 GUDANG GUDANG
-0.02
ANAK ±0.00 ±0.00
-0.02
TOILET
DIFABLE
-0.02
RUANG
SEKRETARIS RUANG
RUANG RUANG
CAMAT TUNGGU
TUNGGU LAKTASI
t ±0.00 PRIORITAS
±0.00
±0.0 0

RUANG 1 2 3 4 5 6 7 8 9

PELAYANAN 10
11

SATU PINTU 12

±0.00 20 19 18 17 16 15 14 13

LOBBY
±0.00
RUANG
SATPOL PP
RUANG ±0.00
BJB
±0.00

TERAS
±0.00
GERAI UKM
±0.00

RUANG
SERBAGUNA
±0.00

INSTALASI AIR BERSIH LANTAI 1


SKALA 1:200 1 : 200 MEP.026

INSTALASI AIR BERSIH


LANTAI 1
Shaft
RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG
RUANG RUANG RUANG JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
KASUBAG
KASIE KASIE KASIE TOILET FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
+ 3.50
+ 3.50 + 3.50 + 3.50 TOILET WANITA + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00
PRIA + 3.48 TOILET TOILET
+ 3.48 PRIA WANITA
+ 6.98 + 6.98

PANTRY
+ 7.00
PANTRY
+ 3.50
GUDANG
+ 7.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10
11

12

20 19 18 17 16 15 14 13

RUANG SEKRETARIAT
KASUBAG PKK
+ 3.50 + 3.50

RUANG
ISTIRAHAT
DAN RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG
PERPUSTAKAAN PPAT JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
+ 3.50 + 3.50 FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
+ 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00

INSTALASI AIR BERSIH LANTAI 2 INSTALASI AIR BERSIH LANTAI 3


SKALA 1:200 SKALA 1:200 1 : 200 MEP.027

INSTALASI AIR BERSIH


LANTAI 2 DAN LANTAI 3
NTS MEP.028

ISOMETRIK AIR BERSIH


ATAP

LANTAI 3

PPR PN 10 Ø 20

LANTAI 2

LANTAI 1

NTS MEP.029

ISOMETRIK AIR BERSIH


BIO SEPTIK
K E SA LURA N LUAR

PVC AW Ø 50

TOILET

Shaft
PVC AW Ø 80
PVC AW Ø 80

RUANG -0.02
RUANG

PVC AW Ø 50
RENCANA MASJID RAPAT TOILET

PVC AW Ø 50
CAMAT TOILET PANTRY
±0.00 POJOK PRIA RUANG RUANG
±0.00 WANITA PVC AW Ø 50
±0.00
RAMAH -0.02

PVC AW Ø 50
GUDANG GUDANG
-0.02
ANAK ±0.00 ±0.00
-0.02
TOILET
DIFABLE
-0.02
PVC AW Ø 50
RUANG
SEKRETARIS RUANG
RUANG RUANG
CAMAT TUNGGU
TUNGGU LAKTASI
t ±0.00 PRIORITAS
±0.00
±0.0 0

RUANG 1 2 3 4 5 6 7 8 9

PELAYANAN 10
11

SATU PINTU 12

±0.00 20 19 18 17 16 15 14 13

LOBBY
±0.00
RUANG
SATPOL PP
RUANG ±0.00
BJB
±0.00

TERAS
±0.00
GERAI UKM
±0.00

RUANG
SERBAGUNA
±0.00

INSTALASI AIR BEKAS LANTAI 1


SKALA 1:200 1 : 200 MEP.030

INSTALASI AIR BEKAS


LANTAI 1
Shaft
PVC AW Ø 50
RUANG
PVC AW Ø 50 RUANG RUANG RUANG RUANG
RUANG RUANG RUANG
PVC AW Ø 50
JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN PVC AW Ø 50

PVC AW Ø 50
KASUBAG

PVC AW Ø 50
KASIE

PVC AW Ø 50
+ 3.50 KASIE KASIE TOILET FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
+ 3.50

PVC AW Ø 50
+ 3.50 + 3.50 TOILET WANITA + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00
PRIA + 3.48 TOILET TOILET
+ 3.48 PRIA WANITA
PVC AW Ø 50 + 6.98 + 6.98

PVC AW Ø 50
PANTRY
+ 7.00
PANTRY
+ 3.50
GUDANG
+ 7.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10
11

12

20 19 18 17 16 15 14 13

RUANG SEKRETARIAT
KASUBAG PKK
+ 3.50 + 3.50

RUANG
ISTIRAHAT
DAN RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG
PERPUSTAKAAN PPAT JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
+ 3.50 + 3.50 FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
+ 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00

INSTALASI AIR BEKAS LANTAI 2 INSTALASI AIR BEKAS LANTAI 3


SKALA 1:200 SKALA 1:200 1 : 200 MEP.031

INSTALASI AIR BEKAS


LANTAI 2 DAN LANTAI 3
NTS MEP.032

ISOMETRIK AIR BEKAS


BIO SEPTIK
K E SA LURA N LUAR

TOILET

Shaft
RUANG -0.02 PVC AW Ø 100

RAPAT RUANG

PVC AW Ø 100
RENCANA MASJID TOILET
CAMAT TOILET PANTRY

PVC AW Ø 100
±0.00 POJOK PRIA RUANG RUANG
±0.00 WANITA ±0.00
RAMAH -0.02 GUDANG GUDANG
-0.02
ANAK ±0.00 ±0.00
-0.02
TOILET
DIFABLE
-0.02
RUANG
SEKRETARIS RUANG
RUANG RUANG
CAMAT TUNGGU
TUNGGU LAKTASI
t ±0.00 PRIORITAS
±0.00
±0.0 0

RUANG 1 2 3 4 5 6 7 8 9

PELAYANAN 10
11

SATU PINTU 12

±0.00 20 19 18 17 16 15 14 13

LOBBY
±0.00
RUANG
SATPOL PP
RUANG ±0.00
BJB
±0.00

TERAS
±0.00
GERAI UKM
±0.00

RUANG
SERBAGUNA
±0.00

INSTALASI AIR KOTOR LANTAI 1


SKALA 1:200 1 : 200 MEP.033

INSTALASI AIR KONTOR


LANTAI 1
Shaft
PVC AW Ø 100
PVC AW Ø 100
PVC AW Ø 100
RUANG
PVC AW Ø 100
RUANG RUANG RUANG RUANG
RUANG RUANG RUANG JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
KASUBAG
KASIE KASIE KASIE TOILET FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
+ 3.50
+ 3.50 + 3.50 + 3.50 TOILET WANITA + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00
PRIA + 3.48 TOILET TOILET
+ 3.48 PRIA WANITA
+ 6.98 + 6.98

PANTRY
+ 7.00
PANTRY
+ 3.50
GUDANG
+ 7.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10
11

12

20 19 18 17 16 15 14 13

RUANG SEKRETARIAT
KASUBAG PKK
+ 3.50 + 3.50

RUANG
ISTIRAHAT
DAN RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG
PERPUSTAKAAN PPAT JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
+ 3.50 + 3.50 FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
+ 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00

INSTALASI AIR KOTOR LANTAI 2 INSTALASI AIR KOTOR LANTAI 3


SKALA 1:200 SKALA 1:200 1 : 200 MEP.034

INSTALASI AIR KONTOR


LANTAI 2 DAN LANTAI 3
NTS MEP.035

ISOMETRIK AIR KONTOR


OU-1.01 OU-1.02 OU-1.03 OU-1.04 OU-1.05

IU-1.01 EF-02 EF-03 EF-06 EF-07


2 PK

TOILET

Shaft
IU-1.02
1.5 PK

RUANG
PVC AW Ø 25 PVC AW Ø 25 -0.02 EF-01

RAPAT RUANG TOILET


RENCANA MASJID CAMAT TOILET PANTRY

PVC AW Ø 25
±0.00 POJOK PRIA EF-09
RUANG RUANG
±0.00 WANITA ±0.00
RAMAH -0.02 GUDANG GUDANG
-0.02
ANAK ±0.00 ±0.00
-0.02
TOILET
EF-04 EF-05 DIFABLE EF-08

-0.02
RUANG
SEKRETARIS RUANG
RUANG RUANG
IU-1.03 CAMAT TUNGGU
3/4 PK TUNGGU LAKTASI
t ±0.00 PRIORITAS
±0.00
±0.0 0

RUANG 1 2 3 4 5 6 7 8 9

IU-1.04
PELAYANAN 10
11
1.5 PK
SATU PINTU 12

±0.00 20 19 18 17 16 15 14 13

LOBBY
±0.00
RUANG
SATPOL PP
PVC AW Ø 20

RUANG ±0.00
BJB
±0.00

TERAS
±0.00
GERAI UKM
±0.00

RUANG
IU-1.05
2 PK SERBAGUNA
±0.00

INSTALASI AC LANTAI 1
SKALA 1:200

1 : 200 MEP.036

INSTALASI AC LANTAI 1
OU-1.10 OU-1.11 OU-1.12 OU-1.13 OU-1.14 OU-1.15 OU-1.16 OU-1.17 OU-1.18

OU-1.01 OU-1.02 OU-1.03 OU-1.04 OU-1.05 OU-1.06 OU-1.07 OU-1.01 OU-1.02 OU-1.03 OU-1.04 OU-1.05 OU-1.06 OU-1.07 OU-1.08 OU-1.09

IU-2.01 EF-02 IU-3.01 EF-02 EF-03


EF-03 1 PK
1 PK

Shaft
IU-2.02 IU-2.03 IU-2.04 EF-01 IU-3.02 IU-3.03 IU-3.04 EF-01

RUANG
1/2 PK 1/2 PK 1/2 PK RUANG RUANG
1/2 PK RUANG
1/2 PK RUANG
1/2 PK
PVC AW Ø 20 PVC AW Ø 25
RUANG RUANG RUANG JABATAN JABATAN
PVC AW Ø 20 JABATAN JABATAN PVC AW Ø 25
KASUBAG
KASIE KASIE KASIE TOILET FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
+ 3.50
+ 3.50 + 3.50 + 3.50 TOILET WANITA + 7.00 + 7.00 + 7.00 + 7.00
PRIA + 3.48 TOILET TOILET
+ 3.48 PRIA WANITA
+ 6.98 + 6.98

PANTRY
+ 7.00
PANTRY 1/2 PK
IU-3.05
1/2 PK
IU-3.07
+ 3.50

PVC AW Ø 25
EF-04
GUDANG

PVC AW Ø 25
IU-3.09 IU-3.11
1/2 PK 1/2 PK + 7.00
EF-04

1 2 3 4 5 6 7 8 9
PVC AW Ø 20 PVC AW Ø 25
10
11

12

20 19 18 17 16 15 14 13

1/2 PK 1/2 PK
IU-3.06 IU-3.08

IU-3.10 IU-3.12
RUANG IU-2.07 SEKRETARIAT 1/2 PK 1/2 PK
1 PK
KASUBAG PKK
+ 3.50 + 3.50
PVC AW Ø 20

IU-2.06
1/2 PK

RUANG
ISTIRAHAT
DAN RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG RUANG
PERPUSTAKAAN PPAT JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
+ 3.50 + 3.50 FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
+ 7.00 + 7.00
PVC AW Ø 20
+ 7.00 + 7.00
PVC AW Ø 20
+ 7.00 + 7.00
1/2 PK 1/2 PK 1/2 PK 1/2 PK
IU-3.14 IU-3.15 IU-3.16 IU-3.17

IU-2.05 IU-2.08 1 PK 1.5 PK


2 PK 2 PK IU-3.13 IU-3.18

INSTALASI AC LANTAI 2 INSTALASI AC LANTAI 3


SKALA 1:200 SKALA 1:200

1 : 200 MEP.037

INSTALASI AC LANTAI 2 DAN LANTAI 3

Anda mungkin juga menyukai