Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS JATISAWIT
Jln. Raya Jatisawit Lor Kec. Jatibarang – Indramayu Tlp/Fax (0234) 7140259 - 45273
HP. 082130806987 E-Mail : puskesmasjatisawit@yahoo.com

KERANGKA ACUAN
PROGRAM GIZI UPTD PUSKESMAS JATISAWIT TAHUN 2019
Nomor : / / Puskesmas / 2019

I. PENDAHULUAN
Puskesmas sebagai unit pelayanan terdepan dan terdekat dengan masyarakat
merupakan penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan tingkat pertama.
Puskesmas adalah sarana kesehatan terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan
termasuk gizi kepada masyarakat guna mempersiapkan, memelihara dan
mempertahankan agar setiap orang mempunyai status gizi baik, dapat hidup sehat dan
produktif. Kegiatan gizi di puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi di dalam dan luar
gedung. Kegiatan di dalam gedung juga meliputi perencanaan program pelayanan gizi
yang akan dilaksanakan di luar gedung. Sedangkan pelayanan gizi pada kelompok dan
masyarakat adalah termasuk dalam bentuk promotif dan preventif.

II. LATAR BELAKANG


Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan
(janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan
merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak
dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi.
Sekitar 30 juta wanita usia subur menderita kurang energi kronis (KEK), yang bila
hamil dapat meningkatkan resiko melahirkan BBLR (< 2500 gram ), sebagai salah satu
penyebab utama tingginya angka gizi kurang dan kematian balita. Pada tahun 2005
terdapat sekitar 5 juta balita gizi kurang : 1,7 juta diantaranya menderita gizi buruk. Pada
usia sekolah,sekitar 11 juta anak tergolong pendek sebagai akibat dari gizi kurang pada
masa balita.
Anemia Gizi Besi (AGB) diderita oleh 8,1 juta anak balita, 10 juta anak usia sekolah,
3,5 juta remaja putri dan 2 juta Ibu hamil. Sekitar 3,4 juta anak usia sekolah menderita
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
Menurut Roesli (2008), untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan gizi yang
bermutu, maka salah satu tujuan pembangunan adalah membangun sumber daya

1
manusia (SDM) yang berkualitas agar dapat melanjutkan perjuangan pembangunan
nasional untuk menuju masyarakat sejahtera, adil dan makmur.
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk mewujudkan
drajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan masalah yang
penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai sektor, bukan hanya
dengan pendekatan medis saja. Masalah gizi berkaitan erat dengan masalah ekonomi dan
perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran masyarakat dipengaruhi oleh
rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak
kedepan jika kesehatan terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang optimal dapat
meningkatkan produktifitas dan angka harapan hidup masyarakat. Keadaan gizi masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Jatisawit berdasarkan hasil Pemantauan status gizi ( PSG ) dan
BPB tahun 2018 dari 2.468 balita sasaran yang datang ke posyandu yang di timbang 2.174
balita, status gizi balita dengan indikator BB/U sangat kurang sebanyak 72 balita, kurang
sebanyak 175 balita, baik sebanyak 1861 balita dan gizi lebih sebanyak 66 balita, status gizi
balita dengan indikator BB/TB sangat kurus sebanyak 86 balita, kurus 165 balita, normal
1.707 balita dan gemuk 205 balita, sedangan berdasarkan indikator TB/U balita sangat
pendek sebanyak 259 balita dan balita pendek sebanyak 257 balita. Prevalensi bumil kek
sebanyak 92 orang, Cakupan ASI Eksklusif bayi 0 – 6 bulan dari 191 bayi yang di beri ASI
sebanyak 44 bayi, dan cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium dari
270 rumah tangga yang di pantau yang menggunakan garam beryodium sebanyak 217
rumah tangga. Berdasarkan analisis data masalah gizi tahun 2018 diketahui bahwa wilayah
kerja Puskesmas Jatisawit sebagian besar berasal dari keluarga kurang mampu ,tingkat
pendidikan orang tua balita dan ibu hamil rendah, pekerjaan kepala keluarga tidak menetap,
kondisi rumah tidak sehat perilaku dan pola asuh tidak baik, adanya penyakit penyerta serta
masih adanya ibu hamil yang bekerja pada industri rumahan yang kurang memperhatikan
keselamatan kerja.
Sebagai tindak lanjut maka puskesmas sebagi lini terdepan dari sektor jajaran
Kementerian Kesehatan menjadi penggerak utama di masyarakat dalam penanggulangan
masalah gizi serta mengajak semua lapisan masyarakat untuk berperan serta aktif dalam
kegiatan penanggulangan masalah gizi.
III. TUJUAN
a. Umum
Meningkatkan status gizi masyarakat di wilayah kerja puskesmas ,menurunkan
masalah gizi dan meningkatkan cakupan program gizi demi mewujudkan masyarakat
yang sehat dan sejahtera.

b. Khusus
1. Menurunkan prevalensi Anemia dan KEK.
2. Menurunkan prevalensi KEP.
3. Menurunkan prevalensi GAKY.
4. Meningkatkan cakupan Vitamin A.
5. Meningkatkan cakupan garam beryodium.
6. Meningkatkan pengetahuan masyarakat.
7. Meningkatkan partisipasai masyarakat di posyandu.
8. Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk
menanggulangi masalah gizi.

2
9. Terselenggaranya kegiatan penanggulanggan masalah gizi secara rutin dan mandiri.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


Pemantauan kesehatan bayi Pemantauan berat badan dan tinggi badan, pemberian
(pengukuran pertumbuhan, kapsul vitamin A , pemantauan status gizi balita
pemantauan perkembangan dan
pemberian Vit A)
Melaksanakan pelayanan Melaksanankan pemeriksaan garam yodium di tingkat
kesehatan lainnya termasuk lokal rumah tangga
spesifik yang bersifat promotif
preventif
Melaksanakan pemantauan Menimbang ulang berat badan dan mengukur tinggi
kesehatan anak balita termasuk badan balita, menentukan status gizi balita dengan
balita resiko tinggi (Validasi balita menggunakan standar yang telah di tentukan
gizi buruk BB/U)
Melaksanakan pemantauan Melaksanakan pemantauan 20 kk di sekitar balita gizi
kesehatan anak balita termasuk buruk untuk mengetahui sebaran kasus gizi buruk di
balita resiko tinggi (PE kasus gizi wilayah itu.
sangat kurus BB/TB)
Pemberian PMT pemulihan balita Memberikan makanan tambahan pada balita gizi buruk
kurus dan sangat kurus selama 90 hari berupa PMT
gizi buruk, kurang dan sangat
pabrikan (biskuit).
kurus
Pemantauan kesehatan anak Memantau PMT yang di berikan di konsumsi oleh
balita termasuk balita resiko tinggi balita, memantau pertumbumbuhan berat badan dan
pasca pemberian pmt pemulihan tinggi badan setiap 10 hari sekali
balita gizi buruk
Pemberian PMT bumil Resti Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil
dengan lila <23,5 dan hb < 11 gr%
Pemantauan bumil resiko tinggi memantau PMT yang di berikan , memantau
pasca pemberian PMT bumil KEK pertumbuhan berat badan , LiLA dan Hb setiap 1x
dalam sebulan.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Identifikasi data diwilayah kerja binaan dengan memperhatikan data hasil pelaksanaan
kegiatan dengan masyarakat melalui SMD, MMD dan pengamatan langsung kemudian
berkoordinasi dengan lintas sektoral dan lintas program dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan di masyarakat.
2. Penyesuaian metode implementasi program dengan tata nilai masyarakat diwilayah kerja
3. Melakukan komunikasi dengan pihak lintas sektor terkait untuk mendukung pelaksanaan
program, melalui surat dan komunikasi langsung tentang rencana pelaksanaan kegiatan.

Adapun Indentifkasi peran lintas sektor terkait adalah sebagai berikut:


Sektor terkait Rincian peranan

3
Kelurahan/ Desa Sebagai pemegang kelurahan/ desa
Kader Membantu petugas menjalankan program

VI. SASARAN
Sasaran dari program gizi adalah bayi, anak balita, remaja putri, anak sekolah, lansia,
ibu hamil, WUS dan ibu menyusui.

VII. JADWAL KEGIATAN


Waktu Pelaksanaan

No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Pembelian PMT
1 Pemulihan pada
Bumil Risiko Tinggi

Pemberian PMT
2 Pemulihan pada
Bumil Risiko Tinggi

Pemantauan Ibu
3 Hamil Risiko Tinggi
Pasca Pemberian
PMT Pemulihan

Pemantauan
Kesehatan Ibu
4 Nifas (Sweeping
Vit A Nifas )

Pemberian Kapsul
vitamin A pada Ibu
5 NIFAS dan Tablet
Tambah darah Fe
pada ibu hamil

Pemantauan
Kesehatan Balita
6 termasuk balita
risiko tinggi ( Pe
Gizi Buruk )

7
Pemantauan
Kesehatan balita
termasuk Balita

4
Risiko Tinggi Gizi
Buruk BB/U
(Validasi )

Pembelian PMT
8 balita dengan
Status Gizi Sangat
Kurus

Pemantauan
Kesehatan balita
9 termasuk risiko
tinggi pasca
pemberian PMT

Pemberian PMT
Pemulihan Pada
10 Balita Gizi
Buruk/Sangat
Kurus

Penyuluhan /
11 Pembinaan
Program Gizi di
Posyandu

Pemantauan
Kesehatan Bayi
Pengukuran
12 pertumbuhan
Perkembangan
Pemberian Vit A
pada bayi balita

Pemantauan
Garam Yodium
13
tingkat masyarakat

Koordinasi Lintas
14
Program

Koordinasi Lintas
15
Sektor

VIII. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

5
Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan dilakukansetiap bulan setelah kegiatan
tersebut dilaksanakan.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Hasil pengolahan dan analisis data dituangkan dalam bentuk laporan yang kemudian
akan dilaporkan setiap bulan sekali. Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan dengan membahas
hasil capaian indikator sekaligus PDCA untuk indikator yang belum mencapai target.

Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Jatisawit

HJ. IIS CHISBIYAH, S.ST., MM


NIP. 19710302 199103 2 004

Anda mungkin juga menyukai