Bab Iii Laporan Kasus
Bab Iii Laporan Kasus
LAPORAN KASUS
9
Pada pemeriksaan hidung luar tidak tampak deformitas hidung luar.
Pemeriksaan rinoskopi anterior pada kedua hidung tampak cavum nasi (meatus
inferior dan media) lapang, Pada keduanya tidak terlihat cairan dan deviasi
septum nasi, konka inferior dan media eutrofi. Pada pemeriksaan rongga mulut
menggunakan lampu kepala dan tounge spatel tampak uvula di tengah tonsil T1-
T1 kripta tidak melebar, dinding faring posterior tidak tampak kelainan. Pada
pemeriksaan leher tidak ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening
regional leher.
Gambar 3.2. Tes audiometri nada murni tampak tuli konduktif ringan
pada telinga kanan
10
Gambar 3.3. CT-scan mastoid Pasien
11
Gambar 3.4. Proses prosedur pengangkatan osteoma.
Terapi post operasi pasien diberikan obat injeksi iv ceftriaxone 1gr tiap
12 jam, ketorolac 30 mg tiap 8 jam, metil prednisolone 62,5 mg tiap 12 jam dan
asam traneksamat 500 mg tiap 8jam. Pengawasan pasca operasi diperhatikan
tidak timbul tanda perdarahan, parese nervus fascialis, serta gejala komplikasi
lainnya.
Hari ke 7 pasca operasi tanggal 20 februari pasien kontrol ke poli tht, dan
membawa hasil patologi anatomi, hasil patologi anatomi dari jaringan yang
diperiksa yaitu osteoma. tampak kondisi vital pasien dalam batas normal, tidak
ditemukan keluhan nyeri pasca operasi, demam, batuk maupun pilek. Dilakukan
penggantian kasa luar. Pengangkatan tampon direncanakan dua minggu setelah
operasi.
12
Pada hari ke 14 pasca operasi tanggal 27 februari 2018 pasien kembali
kontrol, tampak kondisi vital pasien dalam batas normal, tidak ditemukan
keluhan nyeri pasca operasi, demam, batuk maupun pilek. Dilakukan
penggangkatan tampon telinga, tampak CAE lapang, tidak ditemukan darah.
Tampon sofratul kembali dipasang untuk mencegah sikatrik pasca operasi.
Pasien dipulangkan dengan terapi cefixime 2x100 mg (PO) dan dianjurkan
kontrol ke poliklinik 3 hari sekali untuk ganti tampon sofratul.
13