Anda di halaman 1dari 24

BESARAN dan SATUAN

A. Besaran
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur atau dihitung dan dinyatakan
dengan angka dan satuan. Angka tersebut adalah nilai yang diperoleh pada saat
proses mengukur atau menghitung benda tersebut. Satuan adalah sebagai
pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) adalah satuan hasil
konferensi para ilmuwan di Paris, yang membahas tentang berat dan ukuran.
Pengukuran adalah suatu proses pembandingan sesuatu dengan sesuatu yang lain
yang dianggap sebagai patokan (standar) yang disebut satuan. Ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi agar suatu satuan dapat digunakan sebagai satuan
yang standar. Syarat tersebut antara lain :
1. Nilai satuan harus tetap, artinya nilai satuan tidak tergantung pada cuaca
panas atau dingin, tidak tergantung tempat, tidak tergantung waktu, dan
sebagainya.
2. Mudah diperoleh kembali, artinya siapa pun akan mudah memperoleh
satuan tersebut jika memerlukannya untuk mengukur sesuatu.
3. Satuan dapat diterima secara internasional, dimanapun juga semua orang
dapat menggunakan sistem satuan ini.
Ada 3 macam bentuk pengelompokan besaran, yaitu :
Berdasarkan satuannya, besaran dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang tidak tergantung pada besaran-besaran
yang lain. Besaran pokok dapat diukur secara langsung dan dijadikan sebagai dasar
besaran yang lainnya.

1
2. Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran yang tersusun atas satu atau lebih besaran
pokok, misalnya luas, volume, kecepatan, percepatan, gaya, dan usaha. Demikian
pula satuan besaran turunan adalah satuan yang dapat diturunkan dari satuan
besaran pokok.

Berdasarkan arahnya besaran dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :


1. Besaran Skalar
Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai (besar), tidak
memiliki arah. Contoh besaran skalar adalah voluma, massa, waktu, dan jarak.
2. Besaran Vektor
Besaran vektor adalah besaranyang memiliki nilai (besar) dan arah. Contoh
besaran vektor adalah perpindaha, kecepata, dan gaya.
berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :
1. Besaran Fisika
Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena
diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah
massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan
menggunakan neraca.

2
2. Besaran non Fisika
Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam
hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh
besaran non fisika adalah Jumlah.

B. Satuan
Satuan atau satuan ukur digunakan untuk memastikan kebenaran pengukuran
atau sebagai nilai standar bagi pembanding alat ukur, takar, timbang dan
perlengkapannya untuk melindungi kepentingan umum.
Sistem Standar Internasional (SI) adalah bentuk modern dari sistem metrik
dan saat ini menjadi sistem pengukuran yang paling umum digunakan. Sistem ini
terdiri dari sebuah sistem satuan pengukuran yang koheren terdiri dari 7 satuan
dasar. Sistem ini mendefinisikan 22 satuan, dan lebih banyak lagi satuan turunan.
Sistem ini juga memunculkan satu set terdiri dari 20 prefiks pada nama dan simbol
satuan yang dapat digunakan untuk perkalian dan pembagian satuan.
Sistem Satuan Internasional terdiri dari sistem MKS dan CGS. Pengertian
sistem MKS adalah cara menyatakan besaran dengan satuan meter, kilogram, dan
sekon. Sedangkan pengertian sistem CGS adalah mengunakan sistem satuan
sentimeter, gram, dan sekon.
a. Satuan Panjang
Satuan Internasional untuk panjang adalah meter. Devinisi satu meter adalah
jarak yang ditempuh cahaya yang merambat di dalam ruang vakum (hampa udara)
dalam selang waktu 1/299.792.458 sekon (CGPM kE- 17, 1983). Meter standar
memiliki bentuk batang logam yang terbuat dari campuran platina dan iridium.
b. Satuan Massa
Pengertian massa adalah banyak zat yang terkandung dalam suatu benda.
Satuan Satuan Internasional untuk massa adalah kilogram. Devinisi satu kilogram
adalah massa sebuah kilogram standar yang disimpan di Lembaga Timbangan dan
Ukuran Internasional (CGPM ke-1, 1899). Kilogram standar memiliki bentuk
silinder platina-iridium yang disimpan di Sevres, dekat kota Paris, Prancis.

3
c. Satuan Waktu
Satuan Satuan Internasional untuk waktu adalah sekon (detik).Satu sekon
didevinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh atom cesium untuk bergetar
sebayak 9.192.631.770 kali dalam transisi antara dua tingkat energi di tingkat
energi dasarnya (CGPM ke-13, 1967).
Satuan SI juga memperkenalkan kita pada penggunaan awalan dalam
penulisan besaran fisis. Penggunaaan awalan tersebut merupakan alternatif
penggunaan bilangan pangkat sepuluh. Seperti pada table berikut:

C. Alat Ukur
Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengetahui nilai suatu besaran
melalui kegiatan mengukur. Alat-alat ukur yang sesuai dengan Satuan Internasional
dibuat menggunakan dsar satuan standar, sebagai contoh satuan panjang, massa,
dan waktu.
1. Mistar atau Penggaris
Mistar atau penggaris digunakan
untuk mengukur besaran panjang benda-
benda yang tidak terlalu panjang, misalnya
untuk mengukur panjang meja, lebar pintu,
dan tinggi lemari. Pada umumnya, mistar

4
memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar mempunyai ketelitian pengukuran
0,05 cm, yaitu sebesar setengah dari skala terkecil yang dimiliki oleh mistar.
Penggaris bentuknya sejajar digunakan untuk menggaris baris, tetapi
biasanya penggaris juga berisi garis dikalibrasi untuk mengukur jarak. Unit
pengukuran pada alat ini adalah inch, milimeter, dan centimeter.
Adapun bagian-bagian penggaris adalah:
1. Skala, biasanya terdapat 2 skala dalam penggaris, satu dalam cm dan yang
lainnya dalam inci
2. Angka, yang berfungsi untuk menunjukkan hasil pengukuran
3. Satuan, untuk mengingatkan tentang satuan dari penggaris.
Cara mengukur dengan mistar yaitu:
(a) Tempatkan satu ujung mistar tepat sejajar dengan salah satu ujung benda yang
akan diukur
(b) Baca skala pada mistar yang berimpitan dengan ujung kedua benda.
contoh soal :
Nilai hasil pengukuran penggaris atau mistar menunjukkan skala penggaris
pada ujung akhir benda yaitu 2,5 cm dan ada ditengah garis kelima dan keenam dari
angka dua (atau garis 25 dan 26 dari angka Nol) menunjukkan ukuran skala 0,05
cm.
Jadi secara matematisnya:
Hasil pengukuran = 2,5 cm + 0,05 cm
= 2,55 cm

2. Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.
Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian
pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display
digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka
sorong di bawah 30 cm dan 0.01 untuk yang di atas 30 cm.

5
Kegunaan jangka sorong adalah:
a) untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit
b) untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada
pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur
c) untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak
terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang.

Cara menggunakan Jangka Sorong


1. Cara Menghitung Diameter Benda Dengan Jangka Sorong
Pembahasan tentang Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk mengukur
Diameter Suatu Benda seperti Pipa, Cincin dan Benda lainnya ialah Rapatkan
Rahang Bagian Atas dan tempatkan Benda seperti Pipa, Cincin ataupun Benda
lainnya yang akan diukur Diameternya oleh kalian. Lalu Geserkan Rahang Geser
(Sorong) sampai kedua Bagian Rahang Menempel dan Menekan dibagian dalam
suatu Benda serta pastikan oleh kalian bahwa Bagian Dalam Benda jangan sampai
miring atau Posisi Bagian Dalam Benda dalam keadaan tegak lurus dengan Skala
dan setelah itu hitunglah Ukuran Diameter Benda tersebut.
2. Cara Mengukur Kedalaman Benda Dengan Jangka Sorong
Lalu untuk Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk mengukur Kedalaman
Benda dilakukan dengan cara menempatkan suatu Benda yg akan diukur
Kedalamannya oleh kalian didalam Bagian Tangkai Ukur Jangka Sorong. Setelah
itu Tarik Bagian Rahang Geser hingga menyentuh permukaan dalam (Dasar

6
Lubang) suatu benda yang sedang diukur oleh kalian dan perlu diperhatikan oleh
kalian bahwa Posisi Benda yang sedang diukur kedalamannya oleh anda dalam
posisi atau keadaan yang tidak bergeser (Statis).
Kemudian untuk Cara Membaca Hasil Nilai Jangka Sorong yang baik dan
benar bisa kalian lihat penjelasan ini : Lihatlah Bagian Skala Utama Jangka Sorong
dan lihatlah Nilai yang terukur dan lurus dengan Angka Nol dibagian Skala Nonius
Jangka Sorong dan hasil tersebut bisa menunjukan Posisi Berhimpit dg Garis pd
Skala Utama dan bisa juga Tidak Berhimpit dengan Garis pada Skala Utama. Lalu
pada tahap ini kalian baru saja menghitung nilai Jangka Sorong dengan tingkat
Ketelitian mencapai 1 mm dan untuk Pengukuran dengan tingkat Ketelitian sampai
0.1 mm kalian bisa melihat Bagian Skala Nonius. Lalu carilah angka pada Bagian
Skala Nonius yg berhimpit dengan Garis di Skala Utama, baru setelah itu
Jumlahkan dan jika kalian mengetahui atau memahami Cara Menggunakan Jangka
Sorong pada benda maka kalian akan mendapatkan nilai pengukuran pada benda
yang sangat akurat.

Contoh soal :

1. Buka rahang geser jangka sorong ke sebelah kanan untuk memudahkan


memasukkan benda yang akan diukur.
2. Geser lagi rahang ke sebelah kiri dengan rapat agar mendapatkan hasil
pengukuran yang optimal.
3. Ada dua angka NOL pada jangka sorong di samping. Yang pertama pada skala
atas (ujung kiri), yang kedua di baris bawahnya agak ke tengah.
4. Perhatikan garis pertama sebelum angka NOL yang bawah (skala utama).
Setelah angka 1 adalah 1,1, kemudian 1,2, 1,3 dan seterusnya. Sehingga disini
kita dapat angka 2,5.

7
5. Perhatikan garis yang berhimpit antara skala atas dan skala bawah (skala
nonius). Cari yang menyambung lurus dengan garis dari skala nonius (2,5). Di
sini didapat angka 1 atau sesungguhnya 0,01.
6. Jumlahkan dua angka yang di dapat tadi. Maka diameter dari koin ini adalah
2,51 cm.

3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur besaran panjang yang cukup
presisi. Mikrometer mempunyai tingkat ketelitian hinggan 0,01 mm. Penggunaan
mikrometer sekrup biasanya untuk mengukur diameter benda melingkar yang kecil
seperti kawat atau kabel.

Bagian-bagian Mikrometer Sekrup :


1. Frame (Rangka)
Bagian Bingkai atau sering disebut juga Bagian Frame Mikrometer yang
berbentuk seperti Huruf C ataupun Huruf U dan terbuat dari Bahan Logam yang
tahan panas dan Tebal serta Kuat karena bertujuan agar dapat meminimalkan
terjadinya peregangan yang dapat menganggu proses pengukuran sebuah benda.
2. Anvil (Poros Tetap)
Yang kedua ialah Bagian Poros Tetap Mikrometer yang mempunyai Fungsi
untuk penahan sebuah benda saat akan diukur menggunakan Alat Ukur Mikrometer
ini.

8
3. Spindel (Poros Gerak)
Bagian Mikrometer Yang Ketiga ialah Poros Gerak yang merupakan sebuah
Silinder yang dapat digerakan menuju Poros Tetap Mikrometer.
4. Lock Nut (Pengunci)
Lalu Bagian Mikrometer Sekrup ke Empat ialah Pengunci (LOCK) yang
memiliki fungsi untuk menahan Poros Gerak agar tak bergerak saat proses
pengukuran sebuah benda
5. Sleeve (Skala Utama)
Bagian Ke Lima disebut juga dengan Sleeve yang merupakan tempat
terletaknya Skala Utama dalam satuan Milimeter (mm).
6. Thimbel (Skala Putar)
Bagian Mikrometer ke Enam ialah Thimble yang merupakan tempat Skala
Nonius (Skala Putar) Mikrometer berada
7. Ratchet Knob
Lalu untuk Bagian Mikrometer yang terakhir atau ke Tujuh ialah Ratchet
Knop yang berfungsi untuk memutar Spindle (Poros Gerak) sesaat ujung Poros
Gerak tersebut sudah dekat dengan benda yang akan diukur serta digunakan untuk
mengencangkan Poros Gerak (Spindle) tersebut sampai terdengar bunyi suara
sehingga untuk memastikan bahwa Ujung Poros Gerak sudah menempel dengan
sempurna dengan benda yang akan diukur maka Ratchet Knob tersebut diputar
sebanyak Dua atau Tiga putaran.
Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup
1. Pertama ialah pastikan pengunci alat ukur mikrometer dalam keadaan terbuka
2. Kedua lakukan pengecekan apakah poros tetap mikrometer dan poros geser
mikrometer saat bertemu dengan skala dan skala nonius utama mikrometer
menunjukkan angka nol.
3. Lalu yang ketiga ialah buka rahang alat ukur mikrometer dengan cara
menggerakkan pemutar ke arah kiri hingga benda yang akan diukur dapat
masuk ke dalam rahang.
4. Keempat ialah letakkan benda yang akan diukur diantara poros tetap dan poros
geser lalu tutup kembali rahang sampai tepat menjepit benda yang akan diukur.

9
5. Kelima ialah putarlah pengunci mikrometer agar pemutar tidak bisa bergerak
lagi setelah itu ukur atau hitunglah nilai panjang, tebal, lebar ataupun diameter
suatu benda yang diukur menggunakan alat ukur mikrometer sekrup.

Cara Membaca Mikrometer Sekrup


1. Perhatikan letak garis skala di bagian sleve yang dilewati oleh bagian timhble
yaitu 5 mm
2. Lihat garis skala bawah yaitu 0,5 mm
3. Perhatikan nilai di skala nonius yang berada dibagian thimble yaitu 30 mm
maka rumusnya dikalikan 0,01 mm maka hasilnya 30 x 0,01 = 0.3 mm
4. Jumlahkan lah hasil dari ketiga nilai diatas yaitu nilai skala atas + nilai skala
bawah + nilai di skala nonius = 5 + 0,5 + 0,3 = 5,8 mm
5. Maka hasil pengukuran dari contoh gambar diatas adalah 5,8 mm

4. Stopwatch Analog dan Digital


Jenis stopwatch ada dua jenis yaitu stopwatch analog dan stopwatch digital.
Dan kedua stopwatch tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk mengukur
lama waktu. Tetapi ada perbedaan yang hanya terletak pada komponen
penyusunnya dan tampilan pembacaannya. Benda ini di rancang untuk memulainya
dengan menekan tombol diatas sehingga bergerak jarumnya dan menekan kembali
tombol tersebut maka jarum berhenti sehingga suatu waktu detik di tampilkan
sebagai waktu yang berlalu. Lalu kemudian dengan menekan tombol yang kedua
akan memasang lagi jarum stopwatch pada kondisi nol.
a. Stopwatch Analog

10
Jenis stopwatch ini merupakan jenis stopwatch manual yang menggunakan
jarum penunjuk sebagai penunjuk hasil pengukuran, jarum penunjuk tersebut
seperti pada arloji.
Memiliki penunjuk seperti jarum jam dan mempunyai dua buah tombol yaitu
tombol star/stop dan tombol kalibrasi/ pembuat posisi nol. Suatu perhitungan waktu
pada stopwatch analog ini berdasarkan gerakan mekanik. Dan sistem yang mekanik
sangat sulit diubah, (ditambah atau dikurang) karena peletakan komponen -
komponennya memerlukan presisi yang sangat tinggi.
Berikut ini adalah bagian-bagian stopwatch dan fungsinya yaitu :
a. Pada tombol start/stop berfungsi sebagai tombol untuk memulai pengukuran
(tombol start) dan untuk mengakhiri pengukuran waktu (tombol stop). Tombol
ini terletak menjadi satu.
b. Tombol kalibrasi/ pembuat posisi nol berfungsi untuk mengkalibrasi sebelum
pengukuran dan pembuat posisi jarum menunjukkan angka nol. Dan stopwatch
analog ini ada yang berjenis tombol start/stop dan kalibrasi/pembuat nol
dipisah, ada pula yang digabung.
c. Jarum penunjuk menit berfungsi untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam
menit dan jarum penunjuk detik untuk menunjukkan hasil pembacaan dalam
detik.
Skala pengukuran dalam menit dan dalam detik merupakan ruas atau selang
antara detik dengan satu detik diatasnya atau dibawahnya, ruas atau selang antara
menit dengan satu menit diatasnya atau dibawahnya.
Berikut adalah prinsip kerja stopwatch analog yaitu :
1. Pada saat tombol start ditekan penahan pegas pertama akan terbuka sehingga
gerigi berputar dan pegas pertama akan terkalibrasi secara periodik. Sehingga
jarum bergerak.
2. Kemudian pada saat yang sama pegas kedua tertekan sehingga tercipta
kombinasi kerja secara mekanik. Jarum akan berhenti dan menunjukkan waktu
yang telah dilalui sejak penekanan pegas pertama.
3. Dan pada saat kalibrasi penekan pegas akan membuat pegas kedua terkalibrasi
sehingga pegas pertama kembali tertekan seperti semula. Dan jarum kembali
ke posisi nol.

11
b. Stopwatch Digital
Adalah suatu jenis stopwatch yang menggunakan layar atau juga monitor
sebagai penunjuk hasil pengukuran, seperti jam digital yang dimana perhitungan
waktu berdasarkan perhitungan elektronik. Selain itu juga, stopwatch digital
otomatis peka terhadap cahaya dan dapat di buat dengan menggunakan sensor
cahaya sebagai saklar elektronik untuk menentukan awal dan akhir pencatatan
rangkaian pencacah digital dengan ketelitian 0,0001 sekon. Maka dengan stopwatch
digital otomatis peka cahaya dapat di lakukan suatu pengukuran waktu tempuh
pelari dengan ketelitian dan ketepatan yang dapat di andalkan. Satu hal yang perlu
di ketahui oleh pengguna bahwa stopwatch baik digital maupun analog sama-sama
mengunakan baterai tetapi ada pula yang menggunakan energy surya.
Berikut ini adalah bagian-bagian dan fungsi dari stopwatch digital yaitu :
a. Layar/monitor sebagai media penampilan pembacaan atau hasil pengukuran
secara elektrik berupa angka-angka.
b. Kemudian tombol start/stop untuk memulai pengukuran (tombol start) dan
untuk mengakhiri pengukuran (tombol stop).
c. Lalu tombol kalibrasi sebagai tombol untuk mengkalibrasi ke angka nol.
d. Dan pada stopwatch digital ada juga stopwatch yang terdapat tombol untuk
mereplay hasil pengukuran yang telah dilakukan.
Lalu untuk cara kerja stopwatch digital dimulai saat tombol dalam keadaan
ON arus dari sumber tegangan (batere) energi surya akan mengalir ke komponen-
komponen elektronik dalam stopwatch digital. Lalu komponen-komponen
elektronik tersebut yang melakukan perhitungan waktu dan menampilkannya dalam
monitor dalam bentuk angka digital.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penggunaan
stopwatch yaitu :
1. Menyiapkan stopwatch yang akan digunakan untuk mengukur.
2. Memastikan bahwa keadaan stopwatch dalam keadaan nol atau telah
terkalibrasi.
3. Menekan tombol start untuk memulai pengukuran waktu.
4. Menekan tombol stop untuk mengakhiri pengukuran waktu.
5. Membaca hasil pengukuran.

12
6. Lalu untuk mengulangi pengukuran maka menekan tombol start/stop 1 kali dan
jarum akan kembali ke nol kemudian tekan tombol start lagi untuk melakukan
pengukuran kembali dan stop untuk mengakhiri.

Contoh soal :

20 menit = 1200 detik + 30 detik = 1230 detik

5. Neraca Analitik
Neraca analitik (sering disebut "neraca laboratorium") adalah jenis neraca
yang dirancang untuk mengukur massa kecil dalam rentang sub-miligram. Piringan
pengukur neraca analitik (0,1 mg atau lebih baik) berada dalam kotak transparan
berpintu sehingga tidak berdebu dan angin di dalam ruangan tidak mempengaruhi
operasional penimbangan. Ruang bertutup ini sering disebut dengan pelindung
angin.
Sampel yang akan ditimbang harus berada pada temperatur ruangan untuk
mencegah konveksi alami dari pembentukan aliran udara di dalam ruang neraca
yang dapat menyebabkan galat pembacaan.
Neraca analitik elektronik mengukur tekanan yang diperlukan untuk
menghitung massa yang akan diukur, dan bukan mengukur massa realnya. Oleh
karena itu, alat ini harus dikalibrasi untuk mengkompensasi perbedaan gravitasi.
Alat ini menggunakan elektromagnet untuk menghasilkan gaya tolak terhadap
sampel yang akan diukur dan mengeluarkan hasilnya dengan mengukur gaya yang
diperlukan untuk mencapai kondisi setimbang. Alat ukur semacam ini disebut
sensor restorasi gaya elektromagnetik.

13
Bagian-bagian neraca analitik digital yaitu :
1) Piringan timbangan, berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk meletakkan
sampel yang akan ditimbang. Piringan neraca analitik dapat dibersihkan dengan
kuas yang terdapat pada setiap masing-masing alat atau dapat dibersihkan
dengan menggunakan tissu.
2) Anak timbangan, suatu bahan yang biasa digunakan dalam kalibrasi neraca
analitik dengan bobot yang sudah diketahui.
3) Waterpass, digunakan untuk mengetahui dan mengatur posisi piringan
timbangan pada neraca analitik apakah sudah stabil atau belum.
4) Tombol pengaturan, diantaranya adalah tombol rezero, mode, dan on/off.
Tombol rezero berfungsi untuk mengatur neraca dalam keadaaan nol. Jika
tombol ini sering digunakan, akan dapat merusak alat neraca tersebut. Tombol
rezero akan mengatur neraca pada keadaan nol secara mendadak, sehingga
neraca akan mudah rusak dan menghasilkan data yang tidak akurat.
5) Tombol mode, berfungsi sebagai suatu sistem konversi satuan yang digunakan
dalam penimbangan. Tombol ini akan memudahkan pengguna dalam perubahan
satuan dalam penimbangan.

14
6) Tombol on/off, berfungsi menyalakannya serta mematikan neraca. Dalam
penggunaannya, neraca analatik biasanya didiamkan selama 10-15 menit agar
neraca dapat bekerja secara maksimal dan menghasilkan data yang akurat.
Cara penggunaannya :
1. Nyalakan timbangan dan tunggu hingga layar menunjukkan angka yang stabil.
Jika diperlukan, nol-kan kembali.
2. Buka pintu timbangan analitik. Letakkan objek yang akan ditimbang diatas pan
timbangan secara hati-hati (lihat catatan dibawah). Tutup pintu timbangan dan
tunggu hingga layar menunjukkan angka yang stabil. Catat berat objek yang
ditimbang.
3. Jika Anda ingin melakukan ‘Tare’ untuk alas yang Anda gunakan untuk
menimbang, letakkan alas atau wadah diatas pan timbangan, tutup pintu
timbangan dan tunggu hingga angka di layar menjadi stabil. Tekan tombol
‘Tare’. Biarkan angka di layar stabil 0.0000g. Buka pintu timbangan dan
letakkan bahan kimia sedikit demi sedikit hingga mendekati massa bahan kimia
yang diinginkan. Tutup pintu timbangan, biarkan layar menunjukkan angka
yang stabil, catat massa/berat yang muncul di layar timbangan.
4. Keluarkan objek dari timbangan dan biarkan angka di layar menjadi stabil.
5. Bersihkan dengan hati-hati menggunakan kuas yang telah disediakan.
6. Tutup pintu timbangan dan biarkan layar menunjukkan angka yang stabil, lalu
nol-kan kembali timbangannya.

15
6. Neraca Ohaus 4 Lengan
Pada tahun 1912 seorang ilmuwan asal New Jersey, Amerika Serikat bernama
Gustav Ohaus memperkenalkan Ohaus Harvard Trip Balance yang kemudian
dikenal dengan nama neraca Ohaus. Neraca Ohaus merupakan salah satu alat ukur
besaran fisika yaitu massa. Neraca Ohauss digunakan untuk menimbang massa
suatu benda dalam praktik laboratorium. Neraca Ohaus sering digunakan dalam
pengukuran laboratorium karena alat ini memiliki tingkat ketelitian yang cukup
tinggi yaitu mencapai 1/100 gram atau 0,01 gram.

Bagian-Bagian Neraca Ohaus dan Fungsinya


1. Tombol kalibrasi, merupakan sebuah sekrup atau knop yang digunakan untuk
mengenolkan atau mengkalibrasi neraca ketika neraca akan digunakan.
2. Tempat beban, merupakan sebuah piringan logam yang digunakan untuk
meletakkan benda yang akan diukur massanya.
3. Pemberat (anting), merupakan sebuah logam yang menggantung pada lengan
yang berfungsi sebagai penunjuk hasil pengukuran. Pemberat dapat digeser-
geser dan setiap lengan neraca memilikinya.
4. Lengan Neraca, merupakan plat logam yang terdiri dari skala dengan ukuran
tertentu. Jumlah lengan pada neraca bisa 2, 3 atau 4 bergantung jenisnya.
Masing-masing lengan menunjukkan skala dengan satuan yang berbeda.
5. Garis kesetimbangan (titik nol), digunakan untuk menentukan titik
kesetimbangan pada proses penimbangan atau pengukuran massa benda.

16
Cara Kalibrasi Neraca Ohaus
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa akurasi suatu alat ukur sesuai
dengan rancangannya. Fungsi kalibrasi ini adalah untuk memastikan ketelitian alat
ukur tersebut. Untuk melakukan kalibrasi pada neraca ohaus, pertama geser semua
pemberat (anting) pada neraca ke kiri menuju titik terendah dari skala yang
ditunjukkan. Kemudian putar sekrup atau tombol kalibrasi yang terletak di bawah
tempat beban hinga neraca mencapai garis kesetimbangan (titik 0). Setelah berhasil
maka neraca ohaus siap untuk digunakan.
Prinsip Kerja Neraca Ohaus
Cara kerja neraca ohaus adalah dengan menggunakan asas kesetimbangan
benda tegar yaitu dengan memakai prinsip momen gaya. Secara sederhana, neraca
terdiri atas 3 bagian pokok, yaitu lengan beban, titik tumpu, lengan pemberat.
Perhatikan gambar berikut ini.
prinsip atau cara kerja neraca ohaus menggunakan sistem kesetimbangan
Torsi atau momen gaya merupakan hasil kali antara gaya dengan lengan gaya
yang arahnya tegak lurus. Pada gambar di atas, gaya yang memiliki lengan tegak
lurus adalah gaya berat benda (wBenda) dengan gaya berat pemberat (wPemberat).
Jika sistem dalam keadaan setimbang maka
Torsi benda = Torsi pemberat
Lengan beban × berat beban = lengan pemberat × berat pemberat
RB × wB = RP × wP
RB × mB × g = RP × mP × g
mB = (RP × mP)/RB
Rumus itulah yang menjadi dasar prinsip kerja neraca ohaus.
Cara Menggunakan Neraca Ohaus
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menggunakan neraca ohaus dalam
menimbang massa suatu benda.
1.Lakukan kalibrasi pada neraca ohaus sesuai dengan cara yang telah dijelaskan di
atas.
2.Letakkan benda yang akan diukur massanya di atas tempat beban.
3.Geser pemberat dimulai dari pemberat pada lengan neraca yang memiliki skala
terbesar sampai garis kesetimbangan tercapai

17
4.Jika garis kesetimbangan belum tercapai, geser pemberat pada lengan yang
menunjukkan skala lebih kecil sampai yang terkecil hingga garis kesetimbangan
tercapai.
5.Jika garis kesetimbangan sudah tercapai, mulai membaca hasil pengukuran.
Cara Membaca Skala Hasil Pengukuran
Membaca skala alat ukur merupakan langkah terakhir dalam proses
pengukuran. Pada neraca ohaus, setelah sistem kesetimbangan tercapai, selanjutnya
kalian tinggal membaca skala hasil penimbangan untuk mengetahui berapa massa
benda yang ditimbang. Sebagai contoh, perhatikan gambar skala neraca ohaus hasil
pengukuran berikut ini.
cara membaca skala hasil pengukuran atau penimbangan dengan neraca ohaus

Berdasarkan gambar di atas, hasil pengukuran menggunakan neraca ohaus adalah


sebagai berikut.
Skala Lengan Pertama = 2,4 gram
Skala Lengan Kedua = 500 gram
Skala Lengan Ketiga = 40 gram +
542,4 gram
7. Mikroskop
Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah
sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat secara kasat mata.
Mikroskop merupakan alat bantu yang dapat ditemukan hampir diseluruh
laboratorium untuk dapat mengamati organisme berukuran kecil (mikroskopis).
Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh
mata.

18
Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop
optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa
yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di
bidang fokal dari lensa tersebut.
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop
cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua
kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan
pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop
cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan
dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel.
Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler
dan binokuler memiliki 2 lensa okuler.

berikut bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya:


1. LENSA OKULER
Lensa okuler adalah lensa yang letaknya di bagian ujung atas tabung dekat
dengan mata pengguna, pengamat. Fungsi utama lensa okuler ini adalah untuk
membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
2. LENSA OBJEKTIF
Lensa Objektif ini letaknya berada di dekat objek yang akan diamati, diteliti.
Pada umumnya terdapat tiga lensa objektif pada sebuah mikroskop, yakni dengan
perbesaran 10, 40 dan 100 kali.
3. TABUNG MIKROSKOP [ TUBUS ]

19
Fungsi, kegunaan tabung mikroskop ini adalah untuk mengatur fokus serta
menghubungkan antara lensa objektif dan lensa okuler.
4. MAKROMETER [ PEMUTAR KASAR ]
Fungsi utama Makromater (pemutar kasar) dalam bagian mikroskop adalah
untuk menarik dan menurunkan tabung mikroskop secara tepat dan cepat.
5. MIKROMETER [ PEMUTAR HALUS ]
Fungsi utama Mikrometer (pemutar halus) dalam bagian mikroskop adalah
untuk untuk menaikkan dan menurunkan tabung mikroskop secara tepat dan
lambat, bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
6. REVOLVER MIKROSKOP
Fungsi utama revolver dalam bagian mikroskop adalah untuk mengatur
perbesaran, pengecilan lensa objektif, cara penggunaan nya dengan cara
memutarnya ke kanan atau ke kiri.
7. REFLEKTOR MIKROSKOP
Reflektor dalam mikroskop terdiri dari 2 jenis cermin yaitu cermin cekung
dan cermin cermin datar. Fungsi utama relfektor pada mikroskop adalah untuk
memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat pada
meja objek kemudian diteruskan ke mata pengamat.
8. DIAFRAGMA
Fungsi utama diafragma pada bagian mikroskop adalah untuk mengatur
banyak atau sedikitnya cahaya yang masuk atau cahaya yang digunakan.
9. KONDENSOR
Fungsi utama kondensor pada bagian mikroskop adalah untuk mengumpul
kan cahaya yang dipantulkan oleh cerimin kemudian memusatkannya pada objek,
cara menggunakan alat ini bisa diputar ke kanan atau ke kiri dan bisa juga di naik
turunkan.
10. CERMIN
Fungsi utama cermin pada bagian mikroskop adalah untuk menerima dan
mengarahkan cahaya yang diterima dengan cara memantulkan cahaya yang masuk
tersebut
11. MEJA MIKROSKOP

20
Fungsi utama meja mikroskop pada bagian mikroskop adalah sebagai tempat
meletakkan objek yang akan diteliti/diamati.
12. PENJEPIT KACA MIKROSKOP
Fungsi utama penjepit kaca pada bagian mikroskop adalah untuk menjepit
kaca yang melapisi objek tujuanya agar objek tidak mudah geser. penjepit ini
berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
13. LENGAN MIKROSKOP
Fungsi utama lengan mikroskop pada bagian mikroskop adalah sebagai
pegangan pada mikroskop.
14. BAGIAN KAKI MIKROSKOP
Fungsi utama kaki mikroskop pada bagian mikroskop adalah untuk
menopang atau menyangga mikroskop agar tidak mudah jatuh.
15. SENDI INKLINASI (PENGATUR SUDUT)
Fungsi utama sendi inklinasi pada bagian mikroskop adalah untuk mengatur
sudut atau tegaknya mikroskop.

Cara Menggunakan Mikroskop


1. Letakkan meja preparat dalam permukaan yang darat agar memudahkan
pengamatan.
2. Atur perbesaran lensa objektif pada fase yang lebih rendah menggunakan
revolver. Lensa objektif harus diletakkan pada sumbu pengamatan agar berada
pada garis yang sama dengan arah masuknya cahaya dan lensa okuler.
3. Jika mikroskop yang Anda gunakan berjenis monokuler maka Anda harus
menggunakan lensa okuler dengan satu mata. Begitu pula jika mikroskop yang
Anda gunakan adalah binokuler maka Anda dapat melihatnya dengan kedua
mata.
4. Nyalakan lampu dan atur cermin sedemikian rupa agar jumlah sinar yang
diperlukan dapat terpenuhi untuk melakukan pengamatan preparat.
5. Bukalah diafragma dengan menggunakan tuas dan sesuaikan lubangnya agar
sinar yang diterima mata dapat optimal, tidak terlalu redup maupun terang.
6. Pastikan lensa objektif berada cukup jauh dari meja preparat dengan cara
mengatur makrometer searah jarum jam.

21
7. Letakkan preparat yang telah disiapkan pada meja preparat, tepat di bawah
lensa objektif. Gunakan penjepit agar preparat tidak bergeser.
8. Naikkan meja preparat mendekati lensa objektif hingga berjarak sekitar 0.5 cm
dengan menggunakan makrometer.
9. Lihatlah bayangan benda melalui lensa okuler sambil menaikturunkan meja
preparat menggunakan mikrometer agar mendapatkan bayangan objek yang
jelas.
10. Lihatlah objek preparat dari arah samping sambil menyesuaikan lensa objektif
dengan perbesaran yang lebih tinggi pada kedudukannya.

11. Pastikan lensa objektif tidak bersentuhan dengan preparat karena dapat
merusak hasil pengamatan.
12. Fokuskan preparat dengan cara memutar mikrometer ke arah berlawanan jarum
jam dengan perlahan.
13. Jika hasil pengamatan belum terlihat jelas maka atur pencahayaan.
14. Putar revolver pada lensa objektif ke keadaan semula yaitu perbesaran paling
kecil setelah Anda selesai melakuka pengamatan.
15. Turunkan meja preparat dan naikkan tabung mikroskop.
16. Ambil preparat dari meja preparat.
Contoh Soal :
Perbesaran total sebuah mikroskop adalah 100x, jika perbesaran yang dibentuk
lensa objektif 5x, berapakah perbesaran lensa okulernya?
Pembahasan:
Diketahui: M = 100 x
Mobj = 5c
Ditanyakan: Mok = ….?
Jawaban:
M = Mob x Mok
Mok- = M/M0b
Mok = 100/5 = 20 x
Jadi, perbesaran lensa okuler mikroskop sebesar 20x

22
DAFTAR PUSTAKA

Adminami01. 2019. “Cara Menggunakan Jangka Sorong dan Fungsinya”. (online)


https://rumusrumus.com/cara-menggunakan-jangka-sorong/ (diakses
pada tanggal 17 Agustus 2019)
Anashir. 2018. “Alat Ukur Panjang: Mistar, Jangka Sorong, dan Mikrometer”.
(online) https://www.anashir.com/fisika/alat-ukur-panjang-mistar-
jangka-sorong-dan-mikrometer/ (diakses pada tanggal 17 Agustus
2019)
Anonim. 2017. “Mikroskop”. (online) https://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop
(diakses pada tanggal 17 Agustus 2019)
Anonim. 2017. “Neraca Ohaus: Bagian, Cara Menggunakan dan Membaca Skala”.
(online) https://www.fisikabc.com/2017/07/neraca-ohaus.html (diakses
pada tanggal 17 Agustus 2019)
Anonim. 2017. “Neraca Analitik”. (online)
https://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_analitik#targetText=Neraca%20analiti
k%20(sering%20disebut%20%22neraca,kecil%20dalam%20rentang%20sub
%2Dmiligram. (diakses pada tanggal 17 Agustus 2019)
Anonim. 2018. “Pengertian Besaran dan Satuan, Macam-Macam, dan Alat
Ukurnya”. (online) http://www.sumberpengertian.id/pengertian-
besaran-dan-satuan (diakses pada tanggal 17 Agustus 2019)
Anonim. 2019. “Sistem Satuan Internasional”. (online)
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Satuan_Internasional (diakses
pada tanggal 17 Agustus 2019)
Aysafadilah. 2015. “16 Cara Menggunakan Mikroskop yang Benar”. (online)
https://dosenbiologi.com/biologi-dasar/cara-menggunakan-mikroskop
(diakses pada tanggal 17 Agustus 2019)
Azqiara. 2019. “Pengertian Stopwatch, Jenis Dan Prinsipnya”. (online)
https://www.idpengertian.com/pengertian-stopwatch/ (diakses pada
tanggal 17 Agustus 2019)

23
Edra, Rabia. 2018. “Besaran, Satuan, Dimensi dalam Pengukuran Fisika”. (online)
https://blog.ruangguru.com/besaran-satuan-dimensi-dalam-
pengukuran-fisika (diakses pada tanggal 17 Agustus 2019)
Harmoko, Jati. 2019. “6 Contoh Soal Alat Optik Mikroskop dan Pembahasannya”.
(online) https://materikimia.com/6-contoh-soal-alat-optik-mikroskop-dan-
pembahasannya/ (diakses pada tanggal 17 Agustus 2019)
Indrajit, Dudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Fisika. (e-book) Jakarta. Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
https://www.academia.edu/8217447/E-
BOOK_FISIKA_SMA_KELAS_X (diakses pada tanggal 17 Agustus
2019)
Purwanto, Slamet. 2019. “Cara Menggunakan Timbangan Analitik Digital dan
Analog Laboratorium”. (online) https://www.alatalatlab.com/cara-
menggunakan-timbangan/ (diakses pada tanggal 17 Agustus 2019)
Suharyanto, DKK. 2009. FISIKA Untuk SMA dan MA Kelas X. (e-book) Jakarta.
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
http://bsd.pendidikan.id/data/SMA_10/Fisika_1_Kelas_10_Karyono_
Dwi_Satya_Palupi_Suharyanto_2009.pdf (diakses pada tanggal 17
Agustus 2019)

24

Anda mungkin juga menyukai