Anda di halaman 1dari 10

PENGELOLAAN SAMPAH OLEH MASYARAKAT DALAM MENJAGA

DAN MELESTARIKAN LINGKUNGAN SEKITARNYA


“Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biogeografi”

Dosen Pengampu :

1. Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd

2. Drs. Jupri, M.T

Disusun Oleh :

Nisa Nurlatifa Rahmah

NIM : 1806946

PROGRAM STUDI SAINS INFORMASI GEOGRAFI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2019
KATA PENGANTAR

Segala Puji kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas berkat
limpahan rahmat, karunia, ridho dan hidayah-Nya, dengan mengucapkan
Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“KARAKTERISTIK MASYARAKAT DALAM MENJAGA DAN
MELESTARIKAN LINGKUNGAN SEKIATARNYA “ untuk memenuhi salah
satu tugas Mata Kuliah Biogeografi.

Penulis berharap penyusunan laporan ini diharapkan dapat memberikan


informasi yang sangat informatif tentang Inovasi dan cara mengubah kebiasaan
masyarakat dari tidak menjaga dan tidak melestarikan menjadi menjaga dan
melestarikan lingkungan khususnya lingkungan di sekitarnya.

Dalam pembuatan laporan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd dan Bapak Drs. Jupri M.T selaku dosen Mata
Kuliah Biogeografi kami yang telah berkenan mengizinkan pembuatan makalah
ini. Selain itu, ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada kedua orang tua dan
teman-teman kami yang telah memberikan doa, dorongan, serta bantuan kepada
kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.

Demikian, makalah ini kami hadirkan dengan segala kelebihan dan


kekurangan. Oleh sebab itu, kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan laporan ini, sangat kami harapkan.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.

Bandung, 25 Agustus 2019


Penulis

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu disertai peningkatan popularitas penduduk
tentunya memberikan dampak lain bagi lingkungan hidupnya. Baik itu lingkungan
fisik ataupun lingkungan sosialnya. Salah satu permasalahan yang cukup krusial
adalah masalah mengenai Sampah. Sampah merupakan material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Penanganan sampah dapat dimulai
dari sektor rumah tangga maupun Industri. Namun tetap saja ribuan upaya yang
dilakukan oleh Pemerintah dalam penanganan sampah, tidak akan pernah
terealisasikan dengan baik apabila masyarakat tidak mengubah perilakunya
sendiri. Maka dari itu, dalam proses pengelolaan sampah harus selalu didasari
oleh perilaku masyarakatnya itu sendiri.
Penanganan sampah di dalam lingkup Sampah rumah tangga sudah mulai
dapat ditanggulangi dengan mengikut sertakan Masyarakat dalam pembuatan
Biopori di lingkungannya. Sedangkan penanganan sampah di dalam lingkup
sampah Industri atau Pencemaran yang terjadi maka masyarakat melakukan
upaya-upaya untuk menjaga lingkungan sekitar, seperti menjaga kebersihan
lingkungan serta upaya-upaya dalam menjaga kesehatan, serta beberapa upaya
yang dilakukan oleh pihak industri. Berdasarkan hal tersebut maka perlu adanya
upaya dan pengawasan yang dilakukan berbagai pihak baik itu pihak pemerintah,
pihak masyarakat, maupun pihak industri.
Semoga dengan adanya makalah ini segala bentuk penanganan masalah
dalam lingkup sampah rumah tangga maupun sampah Industri dapat teratasi
dengan baik dan dapat mengedukasi masyarakat dalam menangani permasalahan
pencemaran lingkungan. Sehingga masyarakat dapat hidup di lingkungan yang
sehat dan nyaman.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa dampak Sampah bagi Lingkungan Fisik dan Lingkungan Sosial di
masyarakat?
2. Bagaimana Penanggulangan Sampah Rumah Tangga di masyarakat?
3. Bagaimana Penanggulangan Sampah Industri di masyarakat dan Pihak Industri?
.

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui dampak Sampah bagi Lingkungan Fisik dan Lingkungan
Sosial di masyarakat.
2. Untuk mengetahui upaya penanggulangan Sampah Rumah Tangga di
Masyarakat.
3. Untuk mengetahui upaya penanggulangan sampah Industri di Masyarakat dan
Pihak Industri.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dampak sampah bagi Lingkungan Fisik dan Lingkungan Sosial di


Masyarakat
Lingkungan fisik menurut Pasya (2006, hlm. 1) lingkungan fisik
berupa benda-benda mati dan lingkungan hayati berupa mahluk hidup
yang lain, lingkungan fisik dan lingkungan hayati disebut lingkungan
alam. Lingkungan fisik terdiri dari air, tanah, udara dan batuan sebagai
sumber kehidupan bagi umat manusia. Kondisi fisik dalam penelitian ini
lebih ditekankan pada dampak terhadap kondisi lingkungan fisik tetapi
yang dampaknya dirasakan oleh masyarakat. Maka dampak terhadap
lingkungan fisik yang dijadikan parameter dalam penelitian ini adalah : 1)
Kondisi Udara ; 2) Kondisi Air ; 3) Kondisi Tanah.
Kondisi lingkungan fisik jika terpapar materi limbah Industri maka
Kondisi lingkungan tersebut sudah mulai tercemar terutama pada jarak 0-
500 m, dengan indikasi air sungai dan air sumur yang sudah mulai
tercemar, udara yang berdebu dan berasap. Selain air, sebagian kondisi
tanah sudah mulai tercemar pula. Namun untuk dampak bagi lingkungan
sosial yakni keberadaan kawasan industri mempengaruhi kondisi sosial
seperti terserapnya masyarakat menjadi pekerja pabrik, tingginya orientasi
terhadap pendidikan, pendapatan yang rata-rata sudah mencapai upah
minimum kabupaten, serta memiliki fasilitas hidup yang mencukupi.
Dampak terhadap lingkungan sosial dalam penelitian ini mencakup
beberapa indikator. kondisi sosial yang dimaksud disisni adalah segala
sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, terutama dalam kaitannya
untuk mencapai kesejahteraan. Indikator yang diambil yaitu : 1) Mata
Pencaharian ; 2) Pendapatan ; 3) Pendidikan ; 4) Kesehatan ; 5) Kondisi
Rumah dan Kepemilikan Fasilitas Hidup.

2.2 Penanggulangan Sampah Rumah Tangga di Masyarakat


Penanggulangan Sampah dapat dimulai dari sektor rumah tangga. Salah
satunya adalah dengan menggunakan lubang Biopori. Lubang Biopori
merupakan salah satu solusi jitu bagi masyarakat yang akan menanggulangi
permasalahan sampah dimulai dari sektor rumah tangga. Lubang biopori
merupakan lubang yang dibuat di halaman rumah masyarakat ataupun
berbagai tempat yang berhubungan langsung dengan tanah. Karena sampah-
sampah yang dikubur di dalam lubang biopori akan di leburkan oleh cacing-
cacing yang ada di dalam tanah.
Didalam pengimplementasian program sejuta biopori diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Partisipasi buah pikiran yang disalurkan lewat ide-ide penggunaan balok
pengganti paralon guna penutup lubang biopori.
2. Partisipasi sosial masyarakat berupa penggencaran informasi dan ikut
sertaya sebagian besar warga dalam program sejuta biopori.
3. Partisipasi tenaga disalurkan warga lewat ikut menyumbangkan tenaga
pada saat perealisasian program sejuta biopori dengan ikut serta saat
pembuatan lubang resapan biopori.
4. Partisipasi harta benda tergolong sangat rendah di lingkungan masyarakat
terkait program sejuta biopori, hal ini dikarenakan pembuatan biopori yang
tidak berkelanjutan dan sudah adanya bantuan peralatan sarana prasarana dari
pemerintah Kota Bandung, namun sedikit sekali dari warga Lebak Siliwangi
tetap memilih berpartisipasi dengan partisipasi harta benda dengan pengadaan
alat bor untuk membuat lubang resapan biopori.
5. Partisipasi keterampilan warga Lebak Siliwangi berupa kemampuan warga
dalam membuat lubang resapan biopori dan pemeliharaannya.

2.3 Penanggulangan Sampah Industri di Masyarakat dan Pihak Industri


1. Dampak keberadaan kawasan industri terhadap lingkungan fisik dapat
dirasakan langsung oleh masyarakat yang lingkungan tempat tinggalnya
berjarak yang berjarak 0 – 500 m dari kawasan industri semntara jarak >500
m – 1Km dan > 1 Km hampir tidak berdampak. Dilihat berdasarkan kondisi
udara, maka semakin jauh jarak dari kawasan industri maka keadaan udara
semakin baik, tidak berdebu, tidak berasap dan tidak berbau. Kondisi air,
semakin jauh dari kawasan industri maka kondisi air semakin baik dilihat
dari warna air, rasa air, bau air, dan ketersediaan air di musim hujan dan
musim kemarau. Walaupun pada jarak >500 m – 1Km dan > 1 Km ada
sebagian yang airnya berwarna keruh kuning, tetapi itu bukan disebabkan
oleh pencemran dari kawasan industri, itu disebabkan karena lahan yang
dijadikan sumur merupakan lahan bekas sawah. Sementara untuk kondisi
tanah di Kecamatan Katapang, yang digunakan untuk lahan pertanian
kondisinya masih baik belum tercemar oleh limbah industri, sehingga masih
subur dan bisa ditanami, tetapi sebagian ada yang sudah mulai tercemar.

2. Dampak kawasan industri terhadap lingkungan sosial, dinilai berdasarkan


indikator mata pencaharian, pendapatan, pendidikan, kesehatan, serta
kondisi rumah dan kepemilikan fasilitas hidup. Keberadaan Kawasan
industri mempengaruhi mata pencaharian penduduk, berdasarkan penelitian,
sebagian besar, bermata pencahaharian sebagai pekerja pabrik dan diikuti
dengan bidang lainnya seperti pedagang-pedagang yang menyediakan
kebutuhan para pekerja pabrik terutama makanan dan pakaian, kemudian
jasa supir angkot, ojeg, dan becak sebagai penyedia jasa transportasi yang
memudahkan mobilitas para pekerja pabrik serta pekerjaan lainnya. Mata
pencaharian akan secara langsung mempengaruhi pendapatan, Adapun
pendapatan dari Penduduk Kecamatan sebagian besar pendapatannya sudah
mencapai Upah Minimum Kabupaten (UMK).Tngkat pendapatan dan
pendidikan orang tua memepengaruhi pemikiran mengenai pentingya
pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
http://repository.upi.edu/20970/
http://antologi.upi.edu/file/Studi_Komparasi_Perilaku_Masyarak
at_dalam_Pengelolaan_Sampah_Rumah_Tangga_di_Desa_Babakan_dan_D
esa_Ciwaringin_Kecamatan_Ciwaringin_Kabupaten_Cirebon.pdf
http://antologi.upi.edu/file/Partisipasi_Masyarakat_dalam_Meng
implementasikan_Program_Sejuta_Biopori_di_Kelurahan_Lebak_Sili
wangi_Kecamatan_Coblong_Kota_Bandung.pdf

Anda mungkin juga menyukai