PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Hal ini
berarti bahwa manusia mempunyai keistimewaan dibanding dengan makhluk hidup yang
lain. Salah satu keistimewaan yang menonjol adalah perilakunya. Meskipun semua
makhluk hidupn mempunyai perilaku. Namun perilaku berbeda dengan perilaku makhluk
hidup yang lain (Notoatmodjo, 2010).
Menurut pendapat para ahli psikologi modern bahwa manusia sebagai makhluk
ciptaan tuhan, selain dipandang sebagai makhluk biologis, juga makhluk unik yang
berbeda dengan makhluk hidup lainnya dimuka bumi. Manusia adalah subjek sekaligus
objek, serta makhluk individual sekaligus social. Namun manusia pada umumnya tidak
bersifat pasif, yaitu menerimah keadaan dan tunduk pada suratan tangan atau kodratnya,
tetapi secar sadar dan aktif menjadikan dirinya sesuatu.proses perkembangan perilaku
manusia sebagian ditentuakan oleh kehendaknya sendiri, dan sebagian bergantung pada
alam.
Perilaku manusia tidak lepas dari proses pematangan organ-organ tubuh. Sebagai
ilustrasi bahwa seorang bayi belum dapat duduk atau berjalan apabila organ-organ
tubuhnya belum cukup kuat menopang tubuh.oleh karena itu, perlu pematangan tulang
1
belakang terutama tulang leher, punggung, pinggang, serta tulang kaki. Selain itu, seorang
bayi tidak akan berjalan tidak akan dapat berjalan telebih dahulu sebelum tengkurap dan
sebagainya. Selain itu, perilaku individu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi akibat
adanya rangsangan (stimulus), baik dari dalam dirinya (internal) ataupun dari luar dirinya
(eksternal). Pada hakikatnya perilaku individu mencakup perilaku yang tampak (overt
behavior) dan perilaku yang tidak tampak (inert behavior atau covert behavior) (Sunaryo,
2004).
Perilaku tentang bagaimana seseorang menanggapi rasa sakit dan penyakit yang
bersifat respon internal dan eksternal. Respon yang diberikan antara lain respon pasif
berupa pengetahuan, persepsi, dan sikap maupun respon aktif yang dilakukan sehubungan
dengan sakit dan penyakit. Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadap
rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan dan lingkungan. Rangsangan yang berkaitan dengan perilaku kesehatan terdiri
dari empat unsur yaitu sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
lingkungan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Perilaku
1. Definisi Perilaku
2) Operant Respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.
Perangsang ini disebut organisme reinforcing stimulation atau reinforcer ,
karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan
melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau
job skripsi). Kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus
baru) maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam
melaksanakan tugasnya.
4
b. Robert Kwik ( 1974 ) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau
perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.
Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan
untuk mengadakan tindakan terhadap suatu obyek, dengan suatu cara yang
menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi
obyek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia.
c. Menurut Sunaryo ( 2004), yang disebut perilaku manusia adalah aktivitas yang
timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung
maupun tidak langsung.
2. Pembentukan Perilaku
5
3) Kebutuhan mencintai dan dicintai, misalnya :
Mendambakan kasih sayang/ cinta kasih orang lain baik dari orangtua,
saudara, teman, kekasih,dll.
Ingin menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam karier,
usaha,kekayaan, dll.
Tingkatkan dan jenis kebutuhan tersebut satu dan lainna tidak dapat
dipisahkan karena merupakan satu kesatuan atau rangkaian walaupun pada
hakekatnya kebutuhan fisiologis merupakan faktor yang dominan untuk
kelangsungan hidup manusia dan dalam memenuhi kebutuhan, tidak dapat
dipisah-pisahkan antara satu dan yang lain.
6
Selanjutnya bagian-bagian tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk
menuju pada terbentuknya perilaku yang diinginkan.
B. Domain Perilaku
Benyamin Bloom adalah seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku itu
ke dalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak
mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk
7
kepentingan tujuan pendidikan. Bahwa dalam tujuan suatu pendidikan adalah
mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut yang terdiri dari:
b. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan
(attitude).
c. Praktik atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik. Sehubungan dengan materi
pendidikan yang diberikan (practice)
Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada
bermain kognitif, dalam arti subyek tahu terlebih dahulu yang berupa materi atau obyek
diluarnya sehingga menimbulkan pengetahuan baru terhadap subyek baru, dan
selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subjek terhadap objek yang
diketahui itu.
Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari sebelumnya
akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau
sehubungan dengan stimulus atau objek tadi. Namun demikian, dalam kenyataan stimulus
yang diterima oleh subyek dapat langsung menimbulkan tindakan. Artinya seseorang
dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa mengetahui terlebih dahulu terhadap makna
yang diterimanya. Dengan kata lain tindakan (practice) seseorang tidak harus didasari
oleh sikap atau pengetahuan.
Interest (tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut. Disni sikap subjek
sudah mulai timbul.
Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan suatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus
9
Tahu (know). Tahu diartikan sebagai menginagat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang diterima. Contoh seseorang dapat menyebutkan
tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.
2. Sikap (afektif)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap
mempunyai tiga komponen pokok :
Ketiga komponen ini secara bersama membentuk sikap yang utuh (total
atittude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan berfikir, keyakinan dan
emosi memegang peranan penting. Contoh seorang ibu telah mendengarkan penyakit
polio (tentang penyebab, akibat, pencegahan dan sebagainya). Pengetahuan tersebut
akan membawa si ibu untuk berfikir dan berusaha supaya anaknya tidak terkena polio.
Dalam berfikir komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga si ibu berniat
untuk mengimunisasikan anaknya. Hal ini mencerminkan si ibu mempunyai sikap
tertentu terhadap objek (penyakit polio).
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan
faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :
b. Respon terpimpin (guide response). Dapat melakukan sesuatu yang benar sesuai
dengan contoh adalah indikator praktik tingkat dua. Misalnya seorang ibu dapat
memasak sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci dan memotongnya,
lamanya memasak, menutup pancinya dan sebagainya.
d. Adaptasi (adaptation). Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik artinya, tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri
tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut. Misalnya ibu dapat memilih
dan memasak makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah
dan sederhana. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung,
yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan
beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat
dilakukan secara langsung yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan
responden
12
C. Teori Perilaku
Teori ini dikembangkan oleh Lawrence Green yang dirintis sejak 1980.
Lawrence Green mencoba menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan.
Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor
prilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non-behavior causes). Perilaku
dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yang dirangkum dalam akronim PRECEDE :
Predispocing, enabling, dan reinforcing Cause in Educatinal and evaluation. Precede
ini merupakan arahan dalam menganalisis atau diagnosis dan evaluasi perilaku untuk
intervensi pendidikan (promosi) kesehatan. Precede merupakan fase diagnosis
masalah sedangkan PROCEED : Policy, Regulatory, Organizational Construc in
Educational and Environmantal, Development, dan evaluasi pendidikan kesehatan.
Apabila Precede merupakan fase diagnosis masalah maka proceed merupakan
pelaksanaan dan evaluasi promosi kesehatan . Lebih lanjut Precede model ini dapat
diuraikan bahwa perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor, yakni :
Keterangan :
B : Behaviour
13
RF : Reinforcing Factors
PF : Predisposing Factors
EF : Enabling Factors
f : Fungsi
c. Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan
(accesebility of information).
d. Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau
keputusan (personal autonomy).
14
a. Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan,
persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek (objek
kesehatan).
Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek.
Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu.
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap
sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat.
Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain.
Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud
didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh
tindakan mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak
diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman
seseorang.
b. Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka
apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.
D. Perilaku Kesehatan
a. Perilaku Hidup sehat. Perilaku hidup sehat dalah perilaku yang berkaitan
dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain:
2) Olah raga teratur, juga mencakup kualitas (gerakan) dan kuantitas dalam
arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga. Dengan
sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia, dan status kesehatan
yang bersangkutan.
17
6) Mengendalikan stress. Stres akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya
bermacam-macam bagi kesehatan. Terlebih sebagai akibat .dari tuntutan
hidup yang keras . stre tidak dapat kita hindari, yang penting dijaga agar
stress tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat
mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-kagiatan yang
positif.
7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misalnya: tidak
berganti ganti pasangan dalam berhubungan seks, penyesuaian diri kita
dengan lignkungan dan sebagainya.
c. Perilaku peran sakit (The Sick Role Behavior). Dari segi sosiologi orang sakit
mempunyai peran yang mencakup hak-hak orang (right) dan kewajiban sebagai
orang sakit (obligation) hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit
itu sendiri maupun orang lain (terutama keluarganya), yang selanjutnya disebut
perilaku peran orang sakit (the sick role) perilaku ini meliputi:
2. Proses Perubahan Perilaku. Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah
masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Perubahan perilaku merupakan tujuan
pendidikan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program- program
kesehatan yang lainnya. Banyak teori tentang perubahan perilaku ini, antara lain
diuraikan sebagai berikut:
18
a. Teori Stimulus-Organisme-Respons (SOR)
19
b. Teori Festinger (Dissonance Theory)
Dissonance = --------------------------------------------------------
Contoh : Seorang ibu rumah tangga yang bekerja di kantor. Di satu pihak,
dengan bekerja ia dapat tambahan pendapatan bagi keluarganya yang akhirnya
dapat memenuhi kebutuhan bagi keluarga dan anak-anaknya, termasuk
kebutuhan makanan yang bergizi. Apabila ia tidak bekerja, jelas tidak dapat
memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Di pihak yang lain, apabila ia bekerja, ia
kuatir terhadap perawatan terhadap anak-anaknya akan menimbulkan masalah.
Kedua elemen (argumentasi) ini sama-sama pentingnya, yakni rasa tanggung
jawabnya sebagai ibu rumah tangga yang baik.
20
Titik berat dari penyelesaian konflik ini adalah penyesuaian diri secara
kognitif. Dengan penyesuaian diri ini maka akan terjadi keseimbangan kembali.
Keberhasilan tercapainya keseimbangan kembali ini menunjukkan adanya
perubahan sikap dan akhirnya akan terjadi perubahan perilaku.
c. Teori Fungsi
21
tersebut dengan membeli obat di warung dan meminumnya, atau tindakan-
tindakan lain.
Kekuatan Penahan
22
yang salah maka kekuatan penahan tersebut melemah dan akan terjadi
perubahan perilaku pada orang tersebut.
Kekuatan Pendorong
a. Faktor genetik atau faktor endogen. Faktor genetik atau keturunan merupakan
konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk
hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam diri individu (endogen), antara lain:
Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda
satu dengan lainnya. Tiga kelompok ras terbesar yaitu :
1) Ras kulit putih atau ras Kaukasia. Perilaku yang dominan yaitu terbuka,
senang akan kemajuan, dan menjunjung tinggi hak azasi manusia.
2) Ras kulit hitam atau ras Negroid. Perilaku yang dominan yaitu tabiatnya
keras, tahan menderita, dan menonjol dalam kegiatan olahraga keras.
23
3) Ras kulit kuning atau ras Mongoloid. Perilaku yang dominan yaitu
keramahtamahan, suka bergotong royong, tertutup, dan senang dengan
upacara ritual.
Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara
berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Perilaku pada pria disebut
maskulin, sedangkan perilaku wanita disebut feminin.
Sifat fisik, kalau diamati perilaku individu akan berbeda karena sifat fisiknya
misalkan perilaku pada individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan
individu yang memiliki fisik tinggi kurus.
24
b. Faktor eksogen atau faktor dari luar individu
Faktor-faktor lain:
25
Persepsi, merupakan proses diterimanya rangsang melalui panca indera
yang didahului oleh perhatian sehingga individu sadar akan sesuatu yang
ada di dalam maupun luar dirinya. Melalui persepsi, dapat diketahui
perubahan perilaku seseorang.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Winarto, Joko. 2011. Teori B.F Skinner, (online), diakses 25 November 2011.
28