BAB III
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan ketenagakerjaan, system pelatihan
kerja nasional, sertifikasi kompetensi, bangunan gedung dan Jasa Konstruksi. Adapun
peraturan perundang-undangan dimaksud antara lain:
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 25/PRT/M Tahun 2006 tentang Pedoman
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung;
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M Tahun 2007 tentang Pedoman
Tim Ahli Bangunan Gedung;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/M Tahun 2007 tentang Pedoman
Pembangunan Bangunan Gedung;
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 24/PRT/M Tahun 2008 tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung;
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/M Tahun 2007 tentang Pedoman
Pembangunan Bangunan Gedung;
16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 8/PRT/M Tahun 2014 tentang
Pedoman Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi;
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 9/PRT/M Tahun 2013 tentang Persyaratan
Kompetensi untuk Subkualifikasi Tenaga Ahli dan tenaga Terampil Bidang Jasa
Konstruksi;
18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 24/PRT/M Tahun
2014 tentang Pedoman Pelatihan Berbasis Kompetensi Bidang Jasa Konstruksi;
19. Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional No. 5 Tahun 2017
tentang Sertifikasi dan Registrasi Tenaga Ahli;
Kegiatan pembelajaran dalam rangka pekerjaan “Pembekalan dan Sertifikasi Ahli Teknik
Bangunan Gedung Muda” ini akan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan 2
(dua) metode pembelajaran yang saling melengkapi yaitu:
(1) Metode ceramah melalui tatap muka langsung di ruang kelas; dan
(2) Metode pembelajaran mandiri secara on-line dengan menggunakan system aplikasi
SIBIMA Konstruksi (Sistem Informasi Belajar Intensif Mandiri Bidang Konstruksi)
yang dikembangkan oleh Balai Penerapan Teknologi Konstruksi (BPTK)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
1. Metode Ceramah
Pembelajaran dengan metode ceramah ini, materi pembekalan diberikan oleh para
pengajar (Instruktur/Fasilitator) melalui cara tatap muka langsung di rung kelas
dengan para peserta pembekalan. Dalam metode ini, para pengajar
(instruktur/fasilitator) menyampaikan informasi (materi) dan pengetahuan secara
lisan kepada peserta pembekalan.
Guna mempertinggi hasil pembelajaran dengan dengan metode ceramah ini, akan
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tujuan pembicaraan (ceramah) harus dirumuskan dengan jelas.
b. Setelah menetapkan tujuan, harus diteliti sesuaikah metode ini dengan tujuan.
Sering terjadi setelah melihat tujuan dan metode ternyata untuk keperluan ini
lebih tepat digunakan metode lain.
c. Menyusun materi ceramah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Bahan ceramah dapat dimengerti dengan jelas, maksudnya setiap
pengertian dapat menghubungkan pembicaraan dengan pendengar
dengan tepat.
2) Dapat menangkap perhatian siswa.
3) Memperlihatkan kepada pendengar bahwa bahan yang mereka peroleh
berguna bagi kehidupan mereka.
d. Menanamkan pengertian yang jelas. Hal ini dapat dilaksanakan dengan
berbagai jalan. Salah satu diantaranya adalah guru memulai pembicaraan
dengan suatu ikhtisar/ringkasan tentang pokok-pokok yang akan diuraikan.
Kemudian menyusul bagian dari pokok bahasan yang merupakan inti, dan
akhimya disimpulkan kembali pokok-pokok yang penting dari pembicaraan
itu. Jalan lain yang dapat ditempuh misalnya, untuk setiap ungkapan sulit,
terlebih dahulu dikemukakan contoh-contoh.
Pada 2015 Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Konstruksi melakukan inovasi
baru dalam pembinaan Tenaga Kerja Konstruksi yaitu membangun pelatihan jarak
jauh/distance learning (DL) berbasis teknologi informasi. Tahun 2016 sistem ini
disempurnakan, diberi nama SIBIMA KONSTRUKSI. DL-SIBIMA merupakan
sistem pembelajaran mandiri, bersifat inklusif, mudah diakses, murah, cepat dan
berkualitas dengan kapasitas maksimal dan menjangkau seluruh pelosok tanah air.
Namun demikian, kami memandang perlu untuk menambahkan 2 (dua) materi tambahan
yakni: (1) Pengenalan Sistem Sertifikasi bidang Jasa Konstruksi; dan (2) Program
Pembelajaran Berkelanjutan (PPKB) bagi Tenaga Ahli Jasa Konstruksi.
Pemberian materi system sertifikasi diperlukan supaya para peserta dapat lebih mantap
dalam mengikuti proses sertifikasi. Sementara materi PPKB diperlukan dalam rangka
perpanjangna masa laku SKA, mengingat salah satu persyaratan dalam memperpanjang
masa laku SKA.adalah harus melaksanakan PPKB.
Supaya kegiatan pembekalan mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
ditetapkan, maka dalam melaksanakan kegiatan pembekalan tersebut perlu disiapkan
perangkat pembelajaran yang memuat tentang strategi dan metode pembelajaran sehingga
proses pembelajaran dapat berjalan secara baik, sistematis dan terstruktur.
Dalam GBPP terdapat SAP (Satuan Acara Pengajaran), yaitu program pengajaran
yang meliputisatu atau beberapa pokok bahasan, atau subpokok bahasan (lesson
plan) untuk diajarkan selama 1x (satu kali) pertemuan. Jadi SAP merupakan program
pengajaran untuk 1x pertemuan dalam kelas. SAP memberikan petunjuk secar rinci,
pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan, ruang lingkup materi yang akan
diajarkan, kegiatan belajar-mengajar (BM), media dan evaluasi yang akan digunakan.
Dengan berpedoman pada GPP dan SAP pengajar akan mengajar lebih baik tanpa
kahwatir akan keluar dari ruang lingkup materi, keluar dari strategi BM untuk
pencapaian tujuan instruksi khusus (TIK) tertentu atau keluar dari system evaluasi
yang seharusnya dilakukan.
Berikut dibawah ini diberikan contoh format GBPP yang akan disiapkan oleh
INTAKINDO sebagai perangkat pembekalan dalam melaksanakan pekerjaan ini,
sedangkan GBPP secara lengkap akan disusun setelah Kontrak Pekerjaan.
Tabel 3.1.
Garis-garis Besar Program Pengajaran
(Contoh Format)
Deskripsi Singkat : Pembekalan dan Sertifikasi Ahli Muda Teknik Bangunan Gedung
Tujuan Kompetensi Umum : Dapat melaksanakan tugas sebagai ahli muda teknik bangunan gedung
Hari ke Tujuan Kompetensi Khusus Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Media Tugas Bahan Bacaan
1 1. Mampu menerapkan Kuliah Mimbar Papn tulis Praktek Ref. 1 , 2 , 3 , 4
SMM, SMK3, Bangunan In focus Latihan
Hijau, dan peraturan
yang berkaitan dengan
bangunn gedung
2. Mampu mengumpulkan
data geoteknik dan
parameter tanah pada
lokasi yang dipilih
3. Mampu melaksanakan
perhtungn .struktur atas
dan struktur bawah
bangunan gedung
2 1. Mampu membuat Kuliah Mimbar Papn tulis Praktek Ref. 1 , 2 , 3 , 4
gambar rencana struktur In focus Latihan
bangunan gedung
2. Membuat gambar
rencanadetail struktur
bangunan gedung
3. Mamapu menyiapkan
data teknik untuk
penyusunan spesifikasi
teknis bangunan gedung
Kontrak Pelatihan
(Contoh Format)
Materi :
Kode/Bobot :
Pertemuan ke :
Instruktur :
Hari, jam, Ruang :
Deskripsi Materi
………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
Strategi Pembelajaran
Pembelajaran mimbar/ceramah, pembelajaran mandiri secara on-line dan latihan
Referensi
1.
2.
3.
4.
Tugas
Praktek, diskusi dan latihan
Penilaian akhir merupakan gabungan nilai dari 5 komponen tersebut di atas. Kriteria penilaian
yang digunakan adalah:
Jadwal Pembelajaran
Pertemuan
Materi Referensi
ke
1
2
3
4 1 , 2, 3, 4
5
6
7
8 UJIAN HARIAN
9
10
11
12 3, 4, 5, 6
13
14
15
16 UJIAN AKHIR
2. Materi Pembelajaran
Sesuai dengan tujuan dari kegiatan pembekalan ini, maka materi pembelajaran/
pembekalan akan mengacu pada Standar Kompetensi yg telah ditentukan dalam
Skema Sertifikasi Ahli Muda Teknik Bangunan Gedung LPJKN. Dalam kaitan ini,
materi pembekalan yang telah dijelaskan dalam TOR telah sesuai dengan Standar
kompetensi dari LPJKN dimaksud (lihat Bab 3.3)
3. Bank Soal
Secara umum, dalam penyusunan (pembuatan) soal untuk pelatihan akan mengacu
pada materi pembelajaran yang telah ditetapkan dalam TOR. Sebagaimana telah
dijelakan sebelumnya bahwa materi pembelajaran tersebut merupakan Unit
Kompetensi dari Standar Kompetensi untuk Ahli Muda Teknik Bangunan Gedung.
Oleh karena itu. Pembuatan soal akan diturunkan dari Elemen Kompetensi, Kriteria
Unjuk Kerja (KUK) dan Indikator Unjuk Kerja (IUK) dari setiap Unit Kompetensi
tersebut.
Bank soal yang akan disiapkan berupa: (1) soal pre-test dan post test (minimal 25
soal untuk setiap judul materi/unit kompetensi); dan (2) soal quiz (minimal 5 soal
pernyataan (benar/salah) untuk setiap unit kompetensi).
4. Modul
Modul pelatihan akan terdiri dari :
a. Buku Materi adalah buku panduan materi pembelajaran bagi fasilitaor maupun
peserta pelatihan/pembekalan
b. Buku Kerja adalah buku yang digunakan untuk mencatat setiap pertanyaan dan
kegiatan praktek pembelajaran. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan
berisi:
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pembekalan untuk
mempelajari dan memahami materi;
Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan;
c. Buku Penilaian adalah buku yang digunakan oleh fasilitator untuk menilai
jawaban dan tanggapan peserta pembekalan pada buku kerja dan berisi:
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pembekalan sebagai
pernyataan keterampilan;
Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan
peserta pelatihan/pembekalan;
Sumber-sumber yang digunaan peserta pembekalan untuk mencapai
keterampilan;
Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diidikan pada buku kerja;
Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktek;
Catatan pencapaian keteramilan peserta.
3.5. Sertifikasi
Dalam konteks Jasa Konstruksi, pengertian dari sertifikasi adalah proses penilaian
kompetensi dan kemampuan profesi keahlian dan keterampilan di bidang jasa konstruksi
menurut disiplin keilmuan dan atau keterampilan tertentu dan atau kefungsian dan/atau
keahlian tertentu.
perseorangan dan badan usaha untuk menentukan izin usaha, sesuai klasifikasi
dan kualifikasi yang diwujudkan dalam sertifikat.
Asosiasi Profesi adalah asosiasi profesi jasa konstruksi, yaitu satu atau lebih wadah
organisasi, dan/atau himpunan orang perseorangan yang terampil, ahli atas dasar
kesamaan disiplin keilmuan, profesi di bidang konstruksi dan/atau yang berkaitan
dengan jasa konstruksi.
Asosiasi Profesi yang dapat melakukan Verifikasi dan Validasi Awal adalah Asosiasi
Profesi yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh LPJK Nasional dan ditetapkan
dengan Keputusan LPJK Nasional. Kegiatan Verifikasi dn Validasi Awal dokumen
permohonan sebagaimana dimaksud dilakukan oleh AKTK yang ditugaskan oleh
Asosiasi Profesi. Dalam kaitan ini, INTAKINDO merupakan salah satu Asosiasi Profesi
yang telah ditetapkan oleh LPJK Nasional mempunyai kewenangan untuk melaksanakan
VVA dimaksud.
Secara diagramatis, tahapan proses sertifikasi adalah seperti terlihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1
Diagram Alir Proses Sertifikasi
Sertifikasi
Sertifikat kompetensi Lembaga VVA dilakukan oleh
kerja (SKA) Ahli Pengembangan INTAKINDO;
Pengajuan/penerimaanberkas Muda Teknik Jasa Konstruksi Uji kompetensi oleh
permohonan sertifikasi; Bangunan Gedung (LPJK) DKI Jakarta Asesor dari LPJK DKI
Verifikasi dan Validasi Awal (VVA); difasilitasi INTAKINDO
Uji kompetensi; RPL LPJK DKI untuk
Rapat Pengurus Lengkap (RPL) menetapkan
Penerbitan SKA kelayakan sertifikasi