Anda di halaman 1dari 10

IATMI 2006-TS-15

PROSIDING, Simposium Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) 2006
Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 15-17 November 2006

SOLUSI PENURUNAN PRODUKSI MIGAS


DENGAN MENGGUNAKAN METODA
RISK BASED INSPECTION (RBI)

Muh.Yudi MS, Johni wahyuadi S.,

PT. RADIANT UTAMA INTERINSCO


Jl. Kapten Tendean No. 24
Jakarta Selatan, 12720
Email : myudims@radiant-utama.com

Azwar Manaf

UNIVERSITY OF INDONESIA
Faculty of Maths and Science
Graduate Program : Materials Science Study
Jl. Salemba Raya No. 4
Jakarta 10430
Email : azwar@makara.cso.ui.ac.id

1 / 10
ABSTRAK Salah satu usaha untuk menanggulangi
penurunan produksi dan menghindari
Resiko penurunan produksi di sektor
kejadian seperti kebocoran adalah dengan
industri MIGAS merupakan salah satu resiko
melakukan penelitian terhadap jenis dan
yang akan mempengaruhi terhadap ketidak
faktor penyebab terjadinya kerusakan dan
ekonomisnya perusahaan . Kebanyakan plants
melakukan penilaian serta perhitungan
beroperasi ke arah pencapaian tujuan yang
secara kuantitatif terhadap peluang
berqualitas, handal, aman dan ekonomis
terjadinya kegagalan hal itu berguna
sepanjang umur pakai disain. Kebocoran yang
untuk menentukan sisa umur-pakai
sering terjadi akibat korosi, erosi, kelelahan,
pipeline tersebut. Sisa umur pakai itu
penggetasan dan lain sebagainya lebih banyak
disimulasikan terhadap tingkatan resiko
diakibatkan oleh kondisi yang tidak terdeteksi dan
pada setiap segmentasi pipeline yang
pengujian serta monitoring yang tidak optimum.
outputnya berupa penyusunan
Pada jalur pipa produksi Minyak dan gas yang
perencanaan pemeriksaan dan pembuatan
mengalami kegagalan diperlukan strategi
strategi pemeliharaan secara terpadu.
pemeliharaan yang komprehensif, dengan
Hasil penelitian ini diharapkan berguna
menggunakan inspeksi berdasarkan resiko (Risk
untuk tindakan penanggulangan
Based Inspection). Beberapa perusahaan minyak
kerusakan, khususnya dari segi material
dan Gas , Petro Chemical dan industri lainnya,di
dan pengembangan ilmu bahan dalam
seluruh dunia termasuk di Indonesia telah di
penambahan kelengkapan data untuk
kembangkan sistem tersebut untuk menunjang
simulasi pada pemeriksaan berdasarkan
program inspeksi dan stratregi pemeliharaan
resiko yang dikenal dengan istilah Risk
yang terpadu. Hal ini dapat dibuktikan benefitnya
Based Inspection (RBI).
,sehingga American Petroleum Institute ( API)
telah mempublikasikan Recommended Practice
(API RP 580) sebagai working documen untuk
program RBI.

Kata Kunci : Loss Production


solution,MIGAS,RBI

1. PENDAHULUAN Simulasi ini akan menghasilkan


keluaran berupa kondisi pipa di lapangan
Pipa penyalur menjadi salah satu
yang sebenarnya. Hal ini berguna sebagai
alat penunjang produksi yang dapat
langkah pemeriksaan dan untuk
diandalkan untuk distribusi minyak dan
pencegahan lebih dini dalam
gas. Bagaimanapun keandalan peralatan
melaksanakan strategi pemeliharaan
penunjang pemipaan tersebut dapat
mengurangi kehilangan produksi bila
terjadi kerusakan peralatan tersebut.

2 / 10
2. LATAR BELAKANG TEKNIS DAN • Biaya operasi tidak langsung
METODOLOGI PENELITIAN (biaya pemeliharaan, biaya
terhentinya operasi, dan biaya
Sistem RBI merupakan metoda semi- kehilangan produksi).
kuantitatif atas penilaian resiko yang
menggunakan matriks resiko 3 x 3, 4 x 4 atau 5 x 2.2 Penilaian Atas Pemeringkatan RBI
5 untuk merepresentasikan tingkat-tingkat resiko
yang berbeda-beda. Pemeringkatan RBI merupakan suatu ikhtisar
gambaran menyeluruh tentang resiko yang
Program RBI harus memuat pembaharuan didasarkan atas konsekuensi-konsekuensi
atas hasil-hasil inspeksi, pemantauan, dan kegagalan dan peluang terjadinya kegagalan
perubahan-perubahan proses. Selama RBI yang secara ringkas disusun dalam tabel II.1(1)
merefleksikan keadaan plant pada saat data
dikumpulkan. Hal itu penting untuk 2.3 Penilaian Konsekuensi Kegagalan
mempertahankan data RBI agar tidak ketinggalan (Probability of Failure)
zaman yang disebabkan dengan adanya
perubahan-perubahan plant dan hasil-hasil Ada 8 kriteria untuk menghitung
inspeksi(2,3,4,5,6,7). nilai rating konsekuensi-konsekuensi
kegagalan. Adapun ikhtisarnya sebagai
2.1 Pengembangan Rencana RBI berikut :

Secara ringkas pengembangan 2.4 Penilaian Peluang Terjadinya


rencana RBI yang terdiri dari: Kegagalan (Consequences of Failure)
• Interval inspeks: interval ini
ditentukan berdasarkan tingkat Rating peluang terjadinya
kekritisan dan peringkat inspeksi; kegagalan merupakan peluang tertinggi
• Metoda inspeksi: metoda ini dihitung dari model-model dan aturan-
ditentukan dengan aturan yang mengevaluasi peluang
mempertimbangkan peluang terjadinya kegagalan melalui
terjadinya kegagalan; dan mekanisme-mekanisme yang
• Ruang lingkup inspeksi: aspek ini bersesuaian dengan tipe peralatan
ditetapkan setelah mempertimbangkan instalasi kerja pipa dan peralatan statik-
konsekuensi-konsekuensi kegagalan. produksi minyak dan gas.

Pada intinya, seluruh proses Korosi internal;Korosi pengelasan


pengembangan perencanaan RBI (weld corrosion);Korosi eksternal
mengarah pada usaha-usaha termasuk korosi di bawah insulasi; dan
meminimalkan (minimize) biaya yang Erosi. Dalam sistem RBI, model-model
meliputi: peluang terjadinya kegagalan
Biaya operasi Secara umum, metoda- dilaksanakan pada 3 tingkatan:
metoda penilaian atas resiko dilukiskan 1. Mengukur tingkat deteriorasi dari
sebagai berikut: hasil-hasil inspeksi yang
diberlakukan sebagai aturan
1. Kuantitatif (pemodelan probability / melalui review integritas plant;
peluang, statistik, dan matematik); 2. Memprediksi tingkat deteriorasi
2. Semi-Kuantitatif (analisis didasarkan didasarkan atas standar industri
atas aturan); dan atau metoda perhitungan spesifik
• Kualitatif (putusan para plant, seperti metoda de Waard &
ahli).langsung (biaya penanganan Milliams untuk korosi karbon
korosi dan managemen inspeksi dioksida pada material baja karbon
serta biaya inspeksi); dan atau aturan API 14E untuk erosi

3 / 10
2.5 Pengembangan Rencana Inspeksi 2.6. Penentuan Metoda Inspeksi

Proses RBI memberikan tiga tingkat Pilihan atas metoda inspeksi NDT
kebebasan dalam mengembangkan rencana didasarkan atas peluang kegagalan. Tabel
inspeksi, yaitu : II.4 disusun sebagai petunjuk. Seleksi
• Rating kekritisan, dalam kombinasi terakhir atas metoda yang harus dibuat
dengan indeks keyakinan digunakan pada saat inspeksi direncanakan dapat
untuk menentukan interval mayoritas didasarkan atas aspek teknologi yang
inspeksi; tersedia dengan aspek pilihan ekonomis.
• Konsekuensi kegagalan digunakan
untuk menurunkan ruang lingkup
inspeksi; dan
• Peluang terjadinya kegagalan
mengidentifikasi mekanisme
kegagalan yang diharapkan dan
dipakai untuk pengujian dengan
menggunakan metoda NDT(11,12,13).

Tabel II - 1
Salah Satu Contoh Matriks Tingkat Kekritisan

Konsekuensi Kegagalan
Peluang Kegagalan Rendah Menengah Tinggi
Tinggi 3 2 1
Menengah 4 3 2
Rendah 5 4 3

Impact Komersial Impact Safety Impact Lingkungan


Kesiapan Lokasi Lingkungan
Keuangan Fluida
Persediaan
Tekanan
Populasi

Tabel II - 3
Syarat-syarat Minimal Ruang Lingkup Terbatas, Umum, dan Detil Pada Penilaian Internal

Konsekuensi Kegagalan Konsekuensi Kegagalan Menengah – Konsekuensi Kegagalan Tinggi –


Rendah – Penilaian Terbatas Penilaian Umum Penilaian Detil

Borescope Borescope dan NDT eksternal NDT eksternal dan pemantauan


korosi dan review proses

Atau Atau Atau


NDT eksternal Entry internal entry internal
Atau Atau
Review Proses Review Proses & NDT eksternal

4 / 10
3. HASIL PENGUJIAN DAN Tabel III.2. Tabel tersebut adalah hasil
PEMBAHASAN keluaran perangkat lunak (software) T-OCA
U.2.
3.1. Hasil Uji Risk Based Inspection Melalui tabel tersebut dapat terlihat bahwa
(RBI) pemipaan dengan rangking tingkat kekritisan
tinggi (1), diantaranya terdapat pipa yang
Dalam menentukan rangking pipa berdiameter 24 inchi dan 4 inchi. Pipa yang
berdasarkan kekritisannya dengan menggunakan berdiameter 4 inchi termasuk dalam kategori
metoda RBI – hasilnya disajikan dalam tabel System pemipaandengan kelompok media
III.1, tabel III.2 berupa minyak mentah (crude oil). Kandungan
pasir yang ada dalam fluida minyak mentah
3.2. Hasil Uji Ultrasonik Pipa Dia. 24 tersebut adalah (10-143) barrel per bulan dengan
Inchi Cacat Laminasi erosional velocity (3,8 – 110) ft/detik.
Kandungan pasir yang melebihi batas yang
Hasil uji ultrasonik dilakukan di lapangan diijinkan dalam ketentuan API RP 14E
dengan menggunakan alat uji ultrasonik tipe (erosional velocity limitation) yang tingkat
USK-7S; 36 DL Plus dan EPOCH III dengan kecepatan alirannya 100 ft/detik, dan tingkat
hasil , terdapat cacat laminasi yang ternyata di aliran pasir 120,15 barrel/bulan akan
sebagiab piping system mengalami cacat retak mengakibatkan kehilangan berat logam
setelah terjadi longsor dibagian pipa tersebut sebanyak 0,2 lb. Dengan ditemukannya fakta
bocornya pipa 4 inchi yang diakibatkan oleh
3 .3. Pembahasan erosi di daerah lekukan dan sambungan tee
membuktikan bahwa kandungan pasir dalam
3.3.1 Analisis Hasil Uji Risk Based fluida dan kecepatan erosinya melebihi tingkat
Inspection (RBI) kandungan pasir maupun kecepatan erosi,
seperti yang ditentukan dalam API RP 14 E.
Guna mendapatkan Pipa diameter 4 inchi yang bocor tersebut
hasil tingkat kekritisan pipa dipotong sepanjang 1 ft disebelah kiri maupun
dari suatu System pemipaan di sebelah kanan lokasi yang bocor. Potongan
yang ada di lapangan pipa tersebut diambil sebagai sampel uji untuk
eksplorasi dan produksi dilakukan analisis kegagalan material (failure
minyak dan gas yang analysis);
jaringannya rumit
(complicated) digunakan
metoda RBI seperti yang
telah dijelaskan diatas dan
hasil akhirnya ditunjukkan
dalam Tabel III.1,

5 / 10
diantaranya melalui Selanjutnya pada pipa
pengamatan visual dengan diameter 24 inchi dengan
mata telanjang, uji ultrasonik, kelompok tingkat inspeksi rendah
uji metalografi, uji SEM dan (0) setelah mendapat umpan-balik
EDAX, uji komposisi kimia, berupa keluaran hasil uji RBI
dan uji mekanis yang didapatkan interval (jangka waktu)
kesemuanya akan dijelaskan inspeksi selama 12 bulan dengan
dalam sub-bab metoda inspeksinya menggunakan
berikutnya.Dalam ultrasonik full scanning (seluruh
menentukan risk assessment area permukaan yang
(penilaian resiko) diharuskan ditentukanSelanjutnya pada pipa
untuk menentukan peluang diameter 24 inchi dengan
terjadinya kegagalan material kelompok tingkat inspeksi rendah
dan kegagalan material (0) setelah mendapat umpan-balik
tersebut yang dimodelkan di berupa keluaran hasil uji RBI
dalam standar-standar (API, didapatkan interval (jangka waktu)
ASME, ASTM, dan lain-lain) inspeksi selama 12 bulan dengan
dan ditentukan nama-nama metoda inspeksinya menggunakan
kegagalan tersebut di ultrasonik full scanning (seluruh
antaranya korosi eksternal, area permukaan yang ditentukan
korosi internal yang paling kritis). Dengan
diakibatkan oleh asam sulfida diputuskannya untuk melakukan
(H2S) pada fluida gas alam. uji ultrasonik pada pipa
Pipa berdiameter 24 inchi berdiameter 24 inchi tersebut,
dengan tingkat kekritisan maka bila ternyata ada cacat harus
tinggi (1) yang dihasilkan segera ditindaklanjuti. Pembahasan
dari sistemisasi dengan hasil uji ultrasonik dan hasil
kelompok stream (aliran) evaluasi serta analisisnya akan
fluida gas yang peluang diterangkan lebih detil dalam
terjadi kegagalannya bagian berikutnya.
ditentukan melalui: korosi
luar, korosi dalam yang 3.3.2 Implementasi RBI pada plant
merupakan penyebab produksi Minyak dan Gas
terjadinya peluang kegagalan
paling memungkinkan di pipa Metoda RBI telah
tersebut. Kemungkinan diterapkan terhadap beberapa
kegagalan itu kemudian perusahaan minyak, petrokimia,
dikalikan dengan konsekuensi dan industri di luar sektor MIGAS
kegagalan yang berakibat di dunia. Termasuk di Indonesia.
terhadap kegagalan Salah satu contoh hasil terahir dari
operasional, kegagalan perusahaan Minyak sebagaimana
komersial, dan kegagalan dapat dilihat dalam gambar 3.1
keselamatan yang dihitung berikut ini
berdasarkan matriks, maka
didapatkan bahwa tingkat
kekritisannya tinggi.

6 / 10
Tabel II - 4
Metoda Inspeksi NDT

Jenis Kegagalan Mekanisme Metoda NDT

Penipisan bagian dinding sebelah dalam Korosi internal Ultrasonic


Erosi Radiography
Kavitasi
Korosi pengelasan
Penipisan bagian dinding sebelah luar Korosi ekternal Inspeksi visual Radiography
Korosi di bawah isolasi Thermography
Retak (cracking) - Kelelahan (fatigue) Ultrasonic Radiography
- Retak akibat korosi Magnetic Particle Liquid Penetrant
tegangan (SCC)
- Retak akibat
penggetasan hidrogen
(wet hydrogen cracking)
Yang lain Creep Ultrasonic
Hot hydrogen Damage (Penggetasan suhu Radiography
tinggi) Magnetic Particle

Tabel III - 1
Hasil Uji Tingkat Kekritisan Untuk Tipe Kegagalan Korosi Internal dan Erosi

Kemungkinan Konsekuensi Ranking Tingkat Frekuensi Luas Area


Metoda Inspeksi
Kegagalan Kegagalan Kekritisan Pipa Inspeksi Inspeksi Inspeksi
Tinggi (1) Tinggi (1) 1 0 MFL Intelligent 12 Bulan Penuh
Pig
Tinggi (1) Sedang (2) 2 0 U.T 24 Bulan Parsial
Tinggi (1) Rendah (3) 3 0 U.T 48 Bulan Spot Kecil
Sedang (2) Tinggi (1) 2 1 MFL Intelligent 48 Bulan Penuh
Pig
Sedang (2) Sedang (2) 3 1 U.T 72 Bulan Parsial
Sedang (2) Rendah (3) 4 1 U.T 96 Bulan Spot Kecil
Sedang (2) Tinggi (1) 2 2 MFL Intelligent 48 Bulan Penuh
Pig
Sedang (2) Sedang (2) 3 2 U.T 108 Bulan Parsial
Sedang (2) Rendah (3) 4 2 U.T 108 Bulan Spot Kecil

7 / 10
RBI Benefits
(Over 6Years)

248 T-OCA
480 CORROSION & INSPE
DIRECT CTION MANA
GEMENT 504
COSTS INSPECTION 1306
1766

INDIRECT 1507 MAINTENANCE COSTS 1027


COSTS 2064
OSTS
O WN C
2976 SHUTD
ON 11869
CTI
DU
T PRO TOTAL $17,017,600
34912 LOS
RBI
TOTAL $41,641,600 Conventional
Copyright (C) 2001, Three Rivers Systems Development Company/RUI/YMS

Gambar - 3.2.
Keuntungan Penggunaan Metoda RBI

4. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Untuk yang mempunyai peluang


terjadinya kegagalan korosi di luar,
4.1. Kesimpulan pada pipa dengan diameter 24
inchi dengan kelompok sistem
Dari hasil penelitian percobaan dan fluida gas.
analisis data-data yang telah dilakukan Karakteristik kandungan fluida gas
terhadap pipeline maka disimpulkan bahwa memungkinkan terjadinya peluang
dengan menilai lebih mendalan terhadap penipisan akibat erosi dan korosi
peralatan tersebut dapat dibuktikan internal. Pengelupasan lapisan cat
tingkatan kekritisan serta kondisi yang yang semula dimaksudkan untuk
seberarnya, sehingga dapat dengan leluasa memproteksi pipa tersebut justru
untuk melakukan preventif maintenance dapat berakibat timbulnya korosi
serta melakukan pemeriksaan sedini eksternal. Maka dapat disimpulkan
mungkin . Hal ini akan memudahkan untuk metoda inspeksinya adalah
memonitor kondisi pipeline tersebut dan pengujian ultrasonik dan uji visual
dapat mengurangi kebocoran yang tiba-tiba menggunakan mata telanjang
atau emergensi shutdown . Pada penelitian dengan selang waktu setiap 12
ini diambil sample bahan pipa diameter bulan di area lokasi dimana
24 inchi yang sampelnya diambil dari peluang terjadinya kegagalan
potongan pipeline yang telah diuji dengan tersebut berada dan sepenuhnya
menggunakan metoda Risk Based harus dilakukan metoda pengujian
Inspection (RBI) ternyata pipa tersebut tersebut.
termasuk ke dalam kelompok pipeline 2. Dengan fluida gas disimpulkan
dengan beberapa segmen ranking paling bahwa pipa tersebut tingkat
kritis diantara pipa-pipa lainnya. Dari pipa- kekritisannya tinggi (1). Sehingga
pipa yang kritis tersebut ternyata uji MFL (Magnetic Flux Leakage)
ditemukan cacat. Dengan demikian hasil Intelligent Pig digunakan untuk
penelitian yang telah dilakukan pada pipa mengetahui kegagalan yang ada
diameter 24 inchi dengan cacat laminasi dalam material. Dari hasil uji MFL
dan yang utuh dapat disimpulkan sebagai (Magnetic Flux Leakage)
berikut : Intelligent Pig tersebut ditemukan
adanya kegagalan berupa laminasi,
hal ini merupakan cacat bawaan
dari pabrik.

8 / 10
2 Kurangi kecepatan fluida
3. Data uji tarik yang diperoleh dari
pipa diameter 24 inchi dapat 3 Tambahkan inhibitor
disimpulkan bahwa kuat tarik pipa
sesuai dengan standar API 5L Grade 4 Melakukan monitoring dengan uji
B. NDT – yang sesuai dengan
4. Dari hasil analisis metalografi probability of Failure nya.
disimpulkan bahwa strukturmikro
menunjukkan bahwa tidak nampak 5 Segera melakukan pemasangan pipa
kemunduran/degradasi bahan yang sisipan (casing) pada pipa yang
signifikan. Akibat aliran fluida yang mengalami penipisan yang
erosif menyebabkan bentuk bentuk signifikan.
erosi sesuai arah aliran fluida.

4.2. Saran-Saran

Dari kesimpulan tersebut di atas


kami dapat menyarankan bahwa hasil
penelitian lanjutan seperti melakukan terus
menerus pengkajian terhadap data-data
yang pada segmen tertentu harus
mengalami perlakuan pengujian dan
monitoring yang lebih detail diperlukan
untuk mendapatkan data yang lebih akurat
misalnya simulasi erosi secara kuantitatif
dapat menghindari adanya erosi-erosi pada
daerah elbow . Pelaksanaan RBI dapat
dilakukan dengan memulai kebijaksaan
dari pemilik atau top management
kemudian ada komitmen dari pelaksana
serta memiliki kompetensi dengan
mendapatkan pelatihan-pelatihan yang
mengarah kepada implementasi seperti
untuk assissten RBI Engineer diberikan
pelatihan Level Basic dan untuk level
pelaksana RBI Engineer di berikan bekal
pelatihan dengan kompetensi level 1, untuk
supervise pelaksanaan RBI dilakukan oleh
Level 2 facilitator sebagai kompetensi
trainingnya.level 3 untuk training for
trainer dan atau auditor.
1 Dan pada penelitian lanjutan pada
sample yang diteliti tersebut dilakukan
guna terhindar dari kebocoran seperti
Usaha-usaha yang dapat dilakukan
agar mendapatkan hasil yang
memuaskan, antara lain adalah
Perbesar radius elbow

9 / 10
DAFTAR ACUAN

1 T-OCA 2000. Technical Manual: 8 Masduky S., Yudi. Aplikasi Atas Inspeksi
Calculated of Consequences And Berdasarkan Resiko (RBI) Terhadap
Probability Of Failure. Version 1.1: March, Suatu Plant. Makalah Seminar Temu
2001. Ilmiah Dirjen MIGAS, Bandung,
Oktober-2001.
2 API Recommended Practice 580. Risk
Based Inspection. First Edition. American 9 ASME B31.3 - Code For Pressure Piping,
Petroleum Institute: Washington DC, 2002. Process Piping. USA, 1999 Edition.

3 API 570-Piping Inspection Code. 10 ASME B31 G. Code For Pressure Piping
Inspection, Repair, Alteration And Manual For Determining The Remaining
Rerating of In-Service, Piping System. Strength of Corroded System pemipaans.
Second Edition. API Publishing Service: New York, USA, 1999.
Washington DC, 1998.
11 ASME B31.4- Code For Pressure Piping,
4 Masduky S., Yudi. T-Rex – An alternative System pemipaan Transportation Systems
Approach To Risk Based Inspection And for Liquid Hydrocarbons And Other
Maintenance, Makalah Seminar Liquids. USA, 1998.
International Refinery Technical
Conference, ARTC Reliability. Kuala 12 API Recommended Practice 579. Fitness
Lumpur, 2001. For Service. First Edition. Washington
DC, January – 2000.
5 Greenfield P. Stress Corrosion Failure. 13 ASME Vol.VIII. Rules For Construction
First Edition. Mills and Boon Ltd.: For Pressure Vessels. USA, 2001.
London, 1971.
14 Masduky S,Yudi; Johny
6 API Recommended Practice 14E. Wahyuadi,Implementasi RBI di alam
Recommended Practice for Design and peningkatan operational plant yang
Installation of Offshore Production handal ,aman dan ekonomis , Makalah
Platforms Piping System. Fifth Edition. seminar Nasional UPT LUK BPPT,
Washington DC, Oct. 1998. Jakarta Agustus 2003

7 Salama and Venkatesh. Evaluation of API 15 Masduky S,Yudi; Johny Wahyuadi,


RP 14E Erosional Velocity Limitations For Corrosion rate analysis and Criticality
Offshore Gas Wells. Kertas Kerja Dalam rangking Of the gas piping system in hye
Offshore Technology Conference ke-15, Gas production plant using Risk Based
Houston, Texas, May-1983. Inspection Method, Paper Work of the
International seminar of Corrosion and
NDT conference ,Kuala Lumpur
September 2004

10 / 10

Anda mungkin juga menyukai