6-F. Pendekatan Dan Metodologi - Editing
6-F. Pendekatan Dan Metodologi - Editing
P endekatan
Bagian
F
dan
Metodologi
F.1. PENDEKATAN
1. Umum
Kondisi lokasi sistem drainase yang ada saat ini harus
diketahui secara detail untuk perencanaan sistem drainase.
Survei dan investigasi yang diperlukan meliputi :
2. Topografi
Informasi umum pada lokasi harus diketahui secara rinci.
Informasi yang diperlukan meliputi :
a. Lokasi sistem drainase,
b. Elevasi permukaan tanah,
c. Batas-batas administrasi.
Informasi tersebut dapat diperoleh dari analisis berbagai
macam peta, diantaranya seperti tersebut dalam Tabel 2.1.
i. Data aliran
Data aliran sungai atau saluran, khususnya yang akan
dijadikan muara sistem drainase, atau saluran drainase
induk, atau banjir kanal, saat ini dan perkembangan masa
mendatang perlu dipelajari untuk menentukan usaha-usaha
perbaikan sistem drainase. Frekuensi, debit banjir
maksimum, tinggi maksimum, dan durasi banjir pada
sungai tersebut perlu dianalisis, khususnya untuk
menentukan debit rencana.
Debit rencana ditentukan berdasarkan analisis frekuensi
dari data debit maksimum tahunan. Kala ulang yang
dipakai bervariasi tergantung besar kecilnya kota dan
tingkat kepadatan penduduknya serta luas daerah
tangkapannya.
4. Genangan banjir
Jika data hujan yang ada hanya terdiri dari data hujan harian, maka
intensitas hujan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Mononobe berikut ini :
I = (R24/24) . (24/Tc)2/3
dimana :
I = intensitas hujan (mm/jam)
R24 = hujan harian maksimum dengan periode ulang T tahun
(mm/hari)
Tc = waktu tiba banjir (jam)
Waktu konsentrasi adalah waktu perjalanan aliran dari jarak terjauh
ke lokasi pengamatan. Salah satu metode yang dapat digunakan
untuk menentukan waktu konsentrasi adalah dengan
menggunakan rumus Kirpich sebagai berikut :
Tc = 0,0195 L / S 0,5
dimana :
L = panjang jarak lokasi terjauh ke lokasi pengamatan dan
diukur menurut meandering sungai.
S = perbandingan tinggi dan jarak antara titik terjauh
dengan lokasi pengamatan, diperkirakan sama dengan kemiringan
rata-rata dari daerah pengaliran.
F. Jalur saluran
Jalur saluran sedapat mungkin mengikuti pola jaringan yang telah
ada, kecuali untuk saluran tambahan, saluran drainase di daerah
perluasan kota. Penentuan jalur saluran harus memperhatikan
jaringan atau rencana fasilitas utilitas (komponen infrastruktur)
yang lain, misalnya rencana jalan, pipa air minum, jaringan kabel
bawah tanah, dll.
G. Profil memanjang
Dalam merencanakan profil memanjang pada saluran drainase
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :