Anda di halaman 1dari 9

Nama : S.

Sugiri
Nim : 412 16 007
Kelas : 3A D4 Jasa Konstruksi

1. Jelaskan hubungan antara jumlah dan kualitas informasi dengan resiko


2. Jelaskan pengertian manajemen resiko
3. Jelaskan proses/prosedur manajemen resiko dan berikan contoh kasus
4. Jelaskan proses dan fungsi manajemen resiko
5. Jelaskan data input, tools, dan output risk management planning
6. Jelaskan data input, tools, dan output risk identification
7. Jelaskan model matematika resiko, probabilitas dan dampak, serta hubungan antara
peluang dan ancaman
8. Mengapa manajemen resiko sangat penting di industry konstruksi
9. Jelaskan identifikasi resiko pekerjaan jalan beton
10. Jelaskan tahapan manajemen resiko pada sebuah proyek

Jawaban :
1. Hubungan antara jumlah dan kualitas sebuah informasi dengan resiko adalah semakin banyak
informasi mengenai resiko-resiko yang akan terjadi maka akan semakin kecil kejadian dalam
proyek yang tidak diinginkan sebab pencegahan bias dilakukan dengan mendapatkan
informasi tersebut. Semakin berkualitas informasi yang didapatkan semakin kecil pula angka
kejadian yang tidak diinginkan dalam proyek tersebut. Informasi yang banyak akan menjadi
referensi untuk menghindri hal-hal yang tidak diinginkan. Serta informasi mengenai resiko
yang akan terjadi tersebut harus berkualiatas dan akurat agar bisa dipertanggungjawabkan
juga bias dikendalikan.

2. Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola


ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk:
Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara
lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek
negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen
risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti
bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan,
di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-
instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda
yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan,
teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan
segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia,
staff, dan organisasi).
Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi
menjadi
a. Risiko Operasional
b. Risiko Hazard
c. Risiko Finansial
d. Risiko Strategik
(Enterprise Risk Management).
Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi,monitoring
dan evaluasi.

3. Proses Manajemen Resiko


a. Risk Identification
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi kemungkinan risiko yang dapat
terjadi pada organisasi atau perusahaan. Ini bertujuan untuk mengetahui keadaan yang akan
dihadapi oleh organisasi atau perusahaan tersebut dalam berbagai aspek seperti sosial,
hukum, ekonomi, produk/jasa, pasar, dan teknologi yang ada. Risiko dari setiap aspek akan
diklasifikasikan menurut kategorinya masing – masing agar mempermudah proses
selanjutnya.
b. Risk Assessment
Setelah risiko telah diidentifikasi pada perusahaan atau organisasi tersebut, selanjutnya
akan dinilai potensi keparahan kerugian dan kemungkinan terjadinya. Dalam hal ini,
diperlukan kemampuan individu disetiap bidangnya untuk memberikan penilaian terhadap
risiko – risiko yang telah diidentifikasi. Tujuannya adalah agar setiap risiko berada pada
prioritas yang tepat.
c. Risk Response
Proses ini dilakukan untuk memilih dan menerapkan langkah – langkah pengelolaan risiko.
Tantangan bagi manajer risiko adalah untuk menentukan portofolio yang tepat untuk
membentuk sebuah strategi yang terintegrasi sehingga risiko dapat dihadapi dengan baik.
Tanggapan risiko umumnya terbagi dalam kategori seperti berikut:
Risk Avoidance, Mengambil tindakan untuk menghentikan kegiatan yang dapat
menyebabkan risiko terjadi
Risk Reduction, Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau dampak atau
keduanya, biasanya melalui pengandalian di bagian internal perusahaan/organisasi
Risk Sharing or Transfer, Mengambil tindakan untuk mentransfer beberapa risiko melalui
asuransi, outsourcing atau hedging.
Risk Acceptence, Tidak mengambil tindakan apapun untuk menganggulangi risiko,
melainkan menerima risiko tersebut terjadi.
Create a Risk Management Plan
Membuat penanggulangan risiko yang tepat untuk setiap masing – masing kategori risiko.
Mitigasi perlu mendapat persetujuan oleh level manajemen yang sesuai, berikut adalah
contoh tabel manajemen risiko:
d. Implementation
Melaksanakan seluruh metode yang telah direncanakan untuk mengurangi atau
menanggulangi pengaruh dari setiap risiko yang ada.
e. Evaluate and Review
Perencanaan yang telah direncanakan di awal tidak akan seluruhnya dapat berjalan dengan
lancar. Perubahan keadaan atau lingkungan yang tidak diprediksi sebelumnya akan
menyebabkan perubahan rencana manajemen risiko yang telah dibuat, oleh karena itu perlu
dilakukan perubahan rencana untuk menanggulangi risiko yang akan mungkin terjadi.

Contoh kasus

ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO


Jermias Tjakra (Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi)
Freyke Sangari (Alumni Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi)

ABSTRAK
Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan rumah tinggal meningkat. Bidang
properti khususnya sektor perumahan cenderung menunjukkan perkembangan
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena permintaan masyarakat akan rumah
tinggal meningkat pesat. Proyek konstruksi memiliki karakteristik unik karena merupakan
rangkaian kegiatan yang berlangsung dalam waktu terbatas dengan alokasi sumber daya
tertentu untuk menghasilkan produk dengan kriteria yang telah digariskan di dalam
dokumen kontrak. Pada pelaksanaan proyek konstruksi, maka pengembang akan dibebani
oleh berbagai situasi ketidakpastian kondisi di lapangan yang merupakan konsekuensi
resiko. Dengan latar belakang tersebut maka perlu analisis untuk memahami kondisi-kondisi
ketidakpastian yang berpotensi menimbulkan resiko selama pelaksanaan proyek konstruksi.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi resiko–resiko yang terjadi pada saat pelaksanaan
konstruksi perumahan, dan menganalisis resiko–resiko apa yang paling berpengaruh pada
kegagalan proyek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey dengan
menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan data. Hasil penelitian yaitu 1).
Identifikasi resiko berdasarkan kejadian dengan menggunakan Analisis Komponen Utama
(Principal Component Analysis) menghasilkan aspek–aspek resiko, yaitu : sosial dan lokasi,
K3L dan birokrasi, eksternal, perencanaan, manajemen pelaksanaan, alam dan peralatan,
dan material. Dan identifikasi resiko berdasarkan konsekuensi dengan menggunakan
Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) menghasilkan aspek–aspek, yaitu
aspek sosial, lokasi, dan internal, alam dan kebijakan, dan peralatan. 2). Resiko yang paling
berpengaruh pada pelaksanaan konstruksi perumahan berdasarkan kejadian, yaitu : high
risk terdiri atas aspek K3L dan birokrasi, aspek alam dan informasi; significant risk terdiri atas
aspek sosial dan lokasi, eksternal, perencanaan, manajemen pelaksanaan; sedangkan yang
termasuk low risk adalah aspek material. Resiko yang paling berpengaruh pada pelaksanaan
konstruksi perumahan berdasarkan konsekuensi, yaitu : high risk terdiri atas aspek alam dan
kebijakan pemerintah; significant risk terdiri atas aspek sosial, lokasi dan internal;
sedangkan yang termasuk low risk adalah aspek budaya dan peralatan.

KESIMPULAN
1. Resiko yang terjadi pada pelaksanaan konstruksi perumahan berdasarkan kejadian
dengan menggunakan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)
menghasilkan aspek – aspek, yaitu : sosial dan lokasi, (Kesehatan, Keselamatan Kerja dan
Lingkungan /K3L dan birokrasi), eksternal, perencanaan, manajemen pelaksanaan, alam dan
peralatan, dan material. Resiko berdasarkan konsekuensi dengan menggunakan Analisis
Komponen Utama (Principal Component Analysis) menghasilkan aspek – aspek, yaitu aspek
sosial, lokasi, dan internal, alam dan kebijakan, budaya dan peralatan.
2. Resiko yang paling berpengaruh pada pelaksanaan konstruksi perumahan berdasarkan
kejadian, yaitu : high risk terdiri atas aspek K3L dan birokrasi, aspek alam dan informasi;
significant risk terdiri atas aspek sosial dan lokasi, eksternal, perencanaan, manajemen
pelaksanaan; sedangkan yang termasuk low risk adalah aspek material. Resiko yang paling
berpengaruh pada pelaksanaan konstruksi perumahan berdasarkan konsekuensi, yaitu: high
risk terdiri atas aspek alam dan kebijakan pemerintah; significant risk terdiri atas aspek
sosial, lokasi dan internal; sedangkan yang termasuk low risk yaitu aspek budaya dan
peralatan.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disarankan perlu dilakukan dokumentasi dan
pengarsipan yang lengkap dan jelas pada setiap proyek konstruksi perumahan yang
dilaksanakan sehingga dapat dijadikan acuan proyek yang akan datang, karena resiko–
resiko yang terjadi merupakan pengulangan dari proyek sebelumnya.

4. Proses Manajemen Resiko


f. Risk Identification
Langkah pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi kemungkinan risiko yang dapat
terjadi pada organisasi atau perusahaan. Ini bertujuan untuk mengetahui keadaan yang akan
dihadapi oleh organisasi atau perusahaan tersebut dalam berbagai aspek seperti sosial,
hukum, ekonomi, produk/jasa, pasar, dan teknologi yang ada. Risiko dari setiap aspek akan
diklasifikasikan menurut kategorinya masing – masing agar mempermudah proses
selanjutnya.
g. Risk Assessment
Setelah risiko telah diidentifikasi pada perusahaan atau organisasi tersebut, selanjutnya
akan dinilai potensi keparahan kerugian dan kemungkinan terjadinya. Dalam hal ini,
diperlukan kemampuan individu disetiap bidangnya untuk memberikan penilaian terhadap
risiko – risiko yang telah diidentifikasi. Tujuannya adalah agar setiap risiko berada pada
prioritas yang tepat.
h. Risk Response
Proses ini dilakukan untuk memilih dan menerapkan langkah – langkah pengelolaan risiko.
Tantangan bagi manajer risiko adalah untuk menentukan portofolio yang tepat untuk
membentuk sebuah strategi yang terintegrasi sehingga risiko dapat dihadapi dengan baik.
Tanggapan risiko umumnya terbagi dalam kategori seperti berikut:
Risk Avoidance, Mengambil tindakan untuk menghentikan kegiatan yang dapat
menyebabkan risiko terjadi
Risk Reduction, Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau dampak atau
keduanya, biasanya melalui pengandalian di bagian internal perusahaan/organisasi
Risk Sharing or Transfer, Mengambil tindakan untuk mentransfer beberapa risiko melalui
asuransi, outsourcing atau hedging.
Risk Acceptence, Tidak mengambil tindakan apapun untuk menganggulangi risiko,
melainkan menerima risiko tersebut terjadi.
Create a Risk Management Plan
Membuat penanggulangan risiko yang tepat untuk setiap masing – masing kategori risiko.
Mitigasi perlu mendapat persetujuan oleh level manajemen yang sesuai, berikut adalah
contoh tabel manajemen risiko:
i. Implementation
Melaksanakan seluruh metode yang telah direncanakan untuk mengurangi atau
menanggulangi pengaruh dari setiap risiko yang ada.
j. Evaluate and Review
Perencanaan yang telah direncanakan di awal tidak akan seluruhnya dapat berjalan dengan
lancar. Perubahan keadaan atau lingkungan yang tidak diprediksi sebelumnya akan
menyebabkan perubahan rencana manajemen risiko yang telah dibuat, oleh karena itu perlu
dilakukan perubahan rencana untuk menanggulangi risiko yang akan mungkin terjadi.

Fungsi manajemen resiko

Fungsi manajemen resiko mencakup, menemukan kerugian potensial dan mengevaluasi


kerugian potensial. Menemukan kerugian potensial, yaitu berupaya menemukan atau
mengidentifikasi seluruh resiko murni yang dihadapi oleh perusahaan, sedangkan mengevaluasi
kerugian potensial, yaitu melakukan penilaian terhadap semua kerugian potensial yang dihadapi
oleh perusahaan.
a. Menemukan Kerugian Potensial
Artinya berupaya untuk menemukan/mengidentifikasi seluruh risiko yang dihadapi
oleh perusahaan.
b. Mengevaluasi Kerugian Potensial.
Artinya melakukan evaluasi dan penilaian terhadap semua kerugian potensial yang dihadapi
oleh perusahaan.
c. Memilih Teknik/Cara yang Tepat atau Menentukan suatu kombinasi dari Teknik-teknik Yang
tepat Guna Menanggulangi Kerugian.
Pada pokoknya ada 4 (empat) cara yang dapat dipakai untuk menanggulangi risiko, yaitu
: mengurangi kesempatan terjadinya kerugian, meretensi, mengasuransikan dan
menghindari. Dimana tugas dari Manajer Risiko adalah memilih salah satu cara yang paling
tepat untuk menanggulangi suatu risiko atau memilih suatu kombinasi dari cara-cara yang paling
tepat untuk menanggulangi risiko.

5. Management Planning
 Input
- faktor lingkungan perusahaan
- aset proses organisasional
- laporan ruang lingkup proyek
- rencana pengelolaan proyek
 Tools
- Perencanaan pertemuan dan analisis
 Output
- Rencana manajemen risiko

6. Risk Identification
 Input
- faktor lingkungan perusahaan
- aset proses organisasional
- laporan ruang lingkup proyek
- rencana pengelolaan proyek
- Rencana manajemen proyek
 Tools
- Ulasan dokumentasi
- Teknik pengumpulan informasi
- Analisis asumsi
- Teknik diagram
- Analisis daftar periksa
 Output
- Daftar risiko

7. Model matematika resiko, probabilitas dan dampak, serta hubungan antara peluang dan
ancaman:
Risk = 𝑓(probability.consenquences)
Yaitu, jika probabilitasnya besar maka dampaknya kecil. Sebaliknya jika probabilitasnya kecil
maka dampaknya besar.

Project Product
(Venture) (outcome)

Uncertainty Favorable (opportunity)


(positive outcome)
Unfavorable (Threats)
(Negative Outcome)

“ THE GOAL OF RISK MANAGEMENT IS TO MOVE UNCERTAINLY FROM THREAT


TO OPPORTUNITY”

8. Manajemen risiko sangatlah penting di industri Jasa Konstruksi, karena seperti yang kita
ketahui bahwa ada banyak risiko yang mungkin saja bisa terjadi pada jasa konstruksi. Di bidang
konstruksi, khususnya dalam sebuah pekerjaan konstruksi, sangat rentan yang namanya risiko.
Itulah mengapa manajemen risiko sangat penting di bidang konstruksi karena dengan adanya
manajemen risiko, risiko dapat diidentifikasi, kemudian dapat ditentukan metode
penanganannya lalu melaksanakan metode tersebut. Manajemen adalah hal yang mendasar
pada setiap item pekerjaan konstruksi. Sebab manajemen pondasi dari kegiatan proyek.

9. Risiko Perizinan merupakan risiko perizinan pada prinsipnya dapat mempengaruhi pada
berhasil atau tidaknya rencana investasi pada proyek jalan beton.
 Risiko Studi Kelayakan atau AMDAL ,dimana dalam Risiko Studi Kelayakan / AMDAL
pada prinsipnya menjadi penentu keberlangsungan suatu proyek, sehingga apabila
beberapa asumsi tidak terpenuhi dapat mengakibatkan proyek menjadi tidak layak dan
harus dibatalkan
 Risiko Desain dimana pada dasarnya risiko desain yang kurang memenuhi spesifikasi
yang diisyaratkan dapat menyebabkan keterlambatan, penambahan biaya, menurunnya
kinerja, meningkatnya biaya operasional atau berkurangnya umur rencana
 Risiko Pembebasan Lahan; Proyek pembangunan jalan tol memerlukan area lahan yang
cukup luas.
 Investasi dimana pada dasarnya investasi merupakan elemen penting agar terealisasinya
suatu proyek besar seperti jalan beton.
 Perubahan dalam kondisi pasar, ketentuan-ketentuan operasional, perubahan dalam
sosial, politik dan lingkungan,
 Bencana alam (banjir, kebakaran, gempa bumi, letusan gunung berapi), tidak tersedianya
bahan mentah,
 manajemen yang tidak kompeten dan minimnya kepemimpinan manajemen,
 bekerja dalam kondisi yang tidak aman dapat menyebabkan kecelakaan,
 tingkat keamanan kerja yang tidak sesuai standar,
 bencana alam (banjir, kebakaran, gempa bumi, letusan gunung berapi),

10. 1. Perencanaan Manajemen Risiko.

Perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan merencanakan


kegiatan manajemen risiko untuk sebuah proyek. Dengan mempertimbangkan lingkup
proyek, rencana manajemen proyek, faktor lingkungan perusahaan, maka tim proyek dapat
mendiskusikan dan menganalisis aktivitas manajemen risiko untuk proyek-proyek tertentu.

Untuk membuat perencanan manajemen risiko, ada bebrapa hal yang diperlukan
yakni 1) Project Charter, yakni dokumen yang dikeluarkan oleh manajemen senior yang
secara formal menyatakan adanya suatu proyek. Dokumen ini memberi otorisasi kepada
manajer proyek untuk menggunakan sumberdaya organisasi untuk melaksanakan
aktivitas proyek. 2) Kebijakan manajemen risiko, 3) Susunan peran dan tanggung jawab
4) Toleransi stakeholder terhadap risiko 5) Tamplate untuk rencana manajemen risiko
organisasi 6) Work Breakdown Structure (WBS)

Output dari perencanaan manajemen risiko adalah Risk Management Plan yang
berisi:

Metodologi yang menguraikan definisi alat, pendekatan, sumber data yang mungkin
digunakan dalam manajemen risiko proyek tertentu

Peran dan Tanggung Jawab yang menguraikan tanggung jawab dan peran utama serta
pendukung berikut keanggotaan tim manajemen risiko untuk setiap tindakan

Budget yang berisi rencana anggaran untuk manajemen risiko proyek

Waktu yang berisi rencana waktu pelaksanaan proses manajemen risiko di sepanjang siklus
proyek

Scoring dan Intepretasi yang menguraikan metode skoring dan intepretasi yang sesuai tipe
dan waktu analisis risiko kualitatif maupun kuantitatif.
2. Identifikasi Risiko

Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi risiko dimulai dengan memahami apa
sebenarnya yang disebut sebagai risiko. Berikutnya adalah pendefinisian risiko yang
mungkin mempengaruhi tingkat keberhasilan proyek dan mendokumentasikan karakteristik
dari tiap-tiap risiko dengan melakukan Hasil utama dari langkah ini adalah risk register.

Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan analisis sumber risiko dan analisis masalah
Analisis sumber risiko yaitu analisis risiko dengan melihat darimana risiko berasal. Ada
tiga sumber risiko yang sudah banyak dikenal yakni Risiko internal yakni risiko yang
bersumber dari internal organisasi yang dapat dikategorikan dalam non technical risk
(manusia, material, keuangan) dan technical risk (disain, konstruksi dan operasi). Analisis
masalah adalah analisis risiko yang terkait dengan kekawatiran/ rasa khawatir.

Untuk dapat mengidentifikasi risiko setidaknya ada empat metode yang digunakan,
yakni 1) Identifikasi risiko berdasarkan tujuan Yaitu risiko diidentifikasi berdasarkan
sejauh mana suatu peristiwa dapat membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau
secara keseluruhan pekerjaan proyek. 2) Identifikasi Risiko berdasarkan Skenario. Yakni
risiko diidentifikasi berdasarkan skenario yang dibuat berdasarkan perkiraan terjadinya
sebuah peristiwa. 3) Identifikasi risiko berdasarkan Taksonomi. Yakni risiko dibreakdown
berdasarkan sumber risiko dengan menggunakan pengetahuan praktik yang ada melalui
daftar pertanyaan yang telah disusun yang jawabannya akan menunjukkan risiko yang ada.
4) Common risk check. Yakni risiko yang sudah biasa terjadi didaftar dan dilakukan
pemilihan mana risiko yang sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan.

3. Analisis Risiko Kualitatif


Analisis kualitatif salam manajemen risiko adalah proses menilai dampak dan
kemungkinan risko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun
risiko berdasarkan dampaknya terhadap tujuan proyek. Analisis ini merupakan cara
prioritisasi risiko sehingga membentuk gambaran risiko yang harus mendapat perhatian
khusus dan cara merespon risiko tersebut seandainya terjadi.

4. Analisis Risiko Kuantitatif

Analisis risiko secara kuantitatif merupakan metode untuk mengidentifikasi risiko


kemungkinan kegagalan sistem dan memprediksi besarnya kerugian. Analisis ini dilakukan
dengan mengaplikasikan formula matematis yang dikaitkan dengan nilai finansial. Secara
matematis penghitungan risiko dilajkukan dengan mengalikan tingkat kemungkinan
kejadian dengan dampak yang ditimbulkan. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk
mengambil langkah strategis dalam mengatasi risiko yang teridentifikasi.. Meskipun
analisis kuantitatif ini menggunakan pendekatan matematis, namun pada prinsipnya
analsisi ini merupakan tindak lanjut yang mengikuti hasil analisis kualitatif. Kesulitan
utama dalam analisis risiko kuantitatif adalah pada saat menentukan tingkat kemungkinan
karena data-data statistik belum tentu tersedia untuk semua peristiwa.

5. Penanganan Risiko

Penangan risiko diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk meminimalisasi tingkat
risiko yang dihadapi sampai pada batas yang dapat diterima. Sacra kuantitatif, upaya
meminimalisasi risiko dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada
turunnya angka hasil ukur yang diperoleh dari analisis risiko. Meskipun dalam penanganan
risiko dapat dilakukan dengan satu atau lebih cara yang diaplikasikan secara bersamaan atau
simultan misalnya mengurangi risiko sekaligus mengalihkan risiko, namun secara umum,
teknik yang digunakan untuk menangani risiko dikelompokkan menjadi beberapa kategori,
yaitu 1) Menghindari risiko yakni dengan tidak melakukan aktivitas yang beresiko dan
memilih melakukan kegiatan yang tidak memiliki risiko. 2) Mitigasi/ Reduksi/ Mengurangi
risiko yakni dengan melakukan tindakan untuk mengurangi peluang terjadinya peristiwa
yang tidak diharap. Misalnya dengan memilih orang-orang yang kompeten untuk
dipekerjakan di proyek. 3) Menerima risiko yakni tetap melakukan pekerjaan yang
mengandung risiko dengan tidak melakukan perubahan apapun namun menyiapkan rencana
kontingensi jika risiko terjadi. 4) Tranfer Risiko yakni dengan mengalihkan risiko ke pihak
lain misalnya dengan membeli asuransi.

Anda mungkin juga menyukai