Sugiri
Nim : 412 16 007
Kelas : 3A D4 Jasa Konstruksi
Jawaban :
1. Hubungan antara jumlah dan kualitas sebuah informasi dengan resiko adalah semakin banyak
informasi mengenai resiko-resiko yang akan terjadi maka akan semakin kecil kejadian dalam
proyek yang tidak diinginkan sebab pencegahan bias dilakukan dengan mendapatkan
informasi tersebut. Semakin berkualitas informasi yang didapatkan semakin kecil pula angka
kejadian yang tidak diinginkan dalam proyek tersebut. Informasi yang banyak akan menjadi
referensi untuk menghindri hal-hal yang tidak diinginkan. Serta informasi mengenai resiko
yang akan terjadi tersebut harus berkualiatas dan akurat agar bisa dipertanggungjawabkan
juga bias dikendalikan.
Contoh kasus
ABSTRAK
Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan rumah tinggal meningkat. Bidang
properti khususnya sektor perumahan cenderung menunjukkan perkembangan
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena permintaan masyarakat akan rumah
tinggal meningkat pesat. Proyek konstruksi memiliki karakteristik unik karena merupakan
rangkaian kegiatan yang berlangsung dalam waktu terbatas dengan alokasi sumber daya
tertentu untuk menghasilkan produk dengan kriteria yang telah digariskan di dalam
dokumen kontrak. Pada pelaksanaan proyek konstruksi, maka pengembang akan dibebani
oleh berbagai situasi ketidakpastian kondisi di lapangan yang merupakan konsekuensi
resiko. Dengan latar belakang tersebut maka perlu analisis untuk memahami kondisi-kondisi
ketidakpastian yang berpotensi menimbulkan resiko selama pelaksanaan proyek konstruksi.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi resiko–resiko yang terjadi pada saat pelaksanaan
konstruksi perumahan, dan menganalisis resiko–resiko apa yang paling berpengaruh pada
kegagalan proyek. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey dengan
menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan data. Hasil penelitian yaitu 1).
Identifikasi resiko berdasarkan kejadian dengan menggunakan Analisis Komponen Utama
(Principal Component Analysis) menghasilkan aspek–aspek resiko, yaitu : sosial dan lokasi,
K3L dan birokrasi, eksternal, perencanaan, manajemen pelaksanaan, alam dan peralatan,
dan material. Dan identifikasi resiko berdasarkan konsekuensi dengan menggunakan
Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) menghasilkan aspek–aspek, yaitu
aspek sosial, lokasi, dan internal, alam dan kebijakan, dan peralatan. 2). Resiko yang paling
berpengaruh pada pelaksanaan konstruksi perumahan berdasarkan kejadian, yaitu : high
risk terdiri atas aspek K3L dan birokrasi, aspek alam dan informasi; significant risk terdiri atas
aspek sosial dan lokasi, eksternal, perencanaan, manajemen pelaksanaan; sedangkan yang
termasuk low risk adalah aspek material. Resiko yang paling berpengaruh pada pelaksanaan
konstruksi perumahan berdasarkan konsekuensi, yaitu : high risk terdiri atas aspek alam dan
kebijakan pemerintah; significant risk terdiri atas aspek sosial, lokasi dan internal;
sedangkan yang termasuk low risk adalah aspek budaya dan peralatan.
KESIMPULAN
1. Resiko yang terjadi pada pelaksanaan konstruksi perumahan berdasarkan kejadian
dengan menggunakan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)
menghasilkan aspek – aspek, yaitu : sosial dan lokasi, (Kesehatan, Keselamatan Kerja dan
Lingkungan /K3L dan birokrasi), eksternal, perencanaan, manajemen pelaksanaan, alam dan
peralatan, dan material. Resiko berdasarkan konsekuensi dengan menggunakan Analisis
Komponen Utama (Principal Component Analysis) menghasilkan aspek – aspek, yaitu aspek
sosial, lokasi, dan internal, alam dan kebijakan, budaya dan peralatan.
2. Resiko yang paling berpengaruh pada pelaksanaan konstruksi perumahan berdasarkan
kejadian, yaitu : high risk terdiri atas aspek K3L dan birokrasi, aspek alam dan informasi;
significant risk terdiri atas aspek sosial dan lokasi, eksternal, perencanaan, manajemen
pelaksanaan; sedangkan yang termasuk low risk adalah aspek material. Resiko yang paling
berpengaruh pada pelaksanaan konstruksi perumahan berdasarkan konsekuensi, yaitu: high
risk terdiri atas aspek alam dan kebijakan pemerintah; significant risk terdiri atas aspek
sosial, lokasi dan internal; sedangkan yang termasuk low risk yaitu aspek budaya dan
peralatan.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disarankan perlu dilakukan dokumentasi dan
pengarsipan yang lengkap dan jelas pada setiap proyek konstruksi perumahan yang
dilaksanakan sehingga dapat dijadikan acuan proyek yang akan datang, karena resiko–
resiko yang terjadi merupakan pengulangan dari proyek sebelumnya.
5. Management Planning
Input
- faktor lingkungan perusahaan
- aset proses organisasional
- laporan ruang lingkup proyek
- rencana pengelolaan proyek
Tools
- Perencanaan pertemuan dan analisis
Output
- Rencana manajemen risiko
6. Risk Identification
Input
- faktor lingkungan perusahaan
- aset proses organisasional
- laporan ruang lingkup proyek
- rencana pengelolaan proyek
- Rencana manajemen proyek
Tools
- Ulasan dokumentasi
- Teknik pengumpulan informasi
- Analisis asumsi
- Teknik diagram
- Analisis daftar periksa
Output
- Daftar risiko
7. Model matematika resiko, probabilitas dan dampak, serta hubungan antara peluang dan
ancaman:
Risk = 𝑓(probability.consenquences)
Yaitu, jika probabilitasnya besar maka dampaknya kecil. Sebaliknya jika probabilitasnya kecil
maka dampaknya besar.
Project Product
(Venture) (outcome)
8. Manajemen risiko sangatlah penting di industri Jasa Konstruksi, karena seperti yang kita
ketahui bahwa ada banyak risiko yang mungkin saja bisa terjadi pada jasa konstruksi. Di bidang
konstruksi, khususnya dalam sebuah pekerjaan konstruksi, sangat rentan yang namanya risiko.
Itulah mengapa manajemen risiko sangat penting di bidang konstruksi karena dengan adanya
manajemen risiko, risiko dapat diidentifikasi, kemudian dapat ditentukan metode
penanganannya lalu melaksanakan metode tersebut. Manajemen adalah hal yang mendasar
pada setiap item pekerjaan konstruksi. Sebab manajemen pondasi dari kegiatan proyek.
9. Risiko Perizinan merupakan risiko perizinan pada prinsipnya dapat mempengaruhi pada
berhasil atau tidaknya rencana investasi pada proyek jalan beton.
Risiko Studi Kelayakan atau AMDAL ,dimana dalam Risiko Studi Kelayakan / AMDAL
pada prinsipnya menjadi penentu keberlangsungan suatu proyek, sehingga apabila
beberapa asumsi tidak terpenuhi dapat mengakibatkan proyek menjadi tidak layak dan
harus dibatalkan
Risiko Desain dimana pada dasarnya risiko desain yang kurang memenuhi spesifikasi
yang diisyaratkan dapat menyebabkan keterlambatan, penambahan biaya, menurunnya
kinerja, meningkatnya biaya operasional atau berkurangnya umur rencana
Risiko Pembebasan Lahan; Proyek pembangunan jalan tol memerlukan area lahan yang
cukup luas.
Investasi dimana pada dasarnya investasi merupakan elemen penting agar terealisasinya
suatu proyek besar seperti jalan beton.
Perubahan dalam kondisi pasar, ketentuan-ketentuan operasional, perubahan dalam
sosial, politik dan lingkungan,
Bencana alam (banjir, kebakaran, gempa bumi, letusan gunung berapi), tidak tersedianya
bahan mentah,
manajemen yang tidak kompeten dan minimnya kepemimpinan manajemen,
bekerja dalam kondisi yang tidak aman dapat menyebabkan kecelakaan,
tingkat keamanan kerja yang tidak sesuai standar,
bencana alam (banjir, kebakaran, gempa bumi, letusan gunung berapi),
Untuk membuat perencanan manajemen risiko, ada bebrapa hal yang diperlukan
yakni 1) Project Charter, yakni dokumen yang dikeluarkan oleh manajemen senior yang
secara formal menyatakan adanya suatu proyek. Dokumen ini memberi otorisasi kepada
manajer proyek untuk menggunakan sumberdaya organisasi untuk melaksanakan
aktivitas proyek. 2) Kebijakan manajemen risiko, 3) Susunan peran dan tanggung jawab
4) Toleransi stakeholder terhadap risiko 5) Tamplate untuk rencana manajemen risiko
organisasi 6) Work Breakdown Structure (WBS)
Output dari perencanaan manajemen risiko adalah Risk Management Plan yang
berisi:
Metodologi yang menguraikan definisi alat, pendekatan, sumber data yang mungkin
digunakan dalam manajemen risiko proyek tertentu
Peran dan Tanggung Jawab yang menguraikan tanggung jawab dan peran utama serta
pendukung berikut keanggotaan tim manajemen risiko untuk setiap tindakan
Waktu yang berisi rencana waktu pelaksanaan proses manajemen risiko di sepanjang siklus
proyek
Scoring dan Intepretasi yang menguraikan metode skoring dan intepretasi yang sesuai tipe
dan waktu analisis risiko kualitatif maupun kuantitatif.
2. Identifikasi Risiko
Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi risiko dimulai dengan memahami apa
sebenarnya yang disebut sebagai risiko. Berikutnya adalah pendefinisian risiko yang
mungkin mempengaruhi tingkat keberhasilan proyek dan mendokumentasikan karakteristik
dari tiap-tiap risiko dengan melakukan Hasil utama dari langkah ini adalah risk register.
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan analisis sumber risiko dan analisis masalah
Analisis sumber risiko yaitu analisis risiko dengan melihat darimana risiko berasal. Ada
tiga sumber risiko yang sudah banyak dikenal yakni Risiko internal yakni risiko yang
bersumber dari internal organisasi yang dapat dikategorikan dalam non technical risk
(manusia, material, keuangan) dan technical risk (disain, konstruksi dan operasi). Analisis
masalah adalah analisis risiko yang terkait dengan kekawatiran/ rasa khawatir.
Untuk dapat mengidentifikasi risiko setidaknya ada empat metode yang digunakan,
yakni 1) Identifikasi risiko berdasarkan tujuan Yaitu risiko diidentifikasi berdasarkan
sejauh mana suatu peristiwa dapat membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau
secara keseluruhan pekerjaan proyek. 2) Identifikasi Risiko berdasarkan Skenario. Yakni
risiko diidentifikasi berdasarkan skenario yang dibuat berdasarkan perkiraan terjadinya
sebuah peristiwa. 3) Identifikasi risiko berdasarkan Taksonomi. Yakni risiko dibreakdown
berdasarkan sumber risiko dengan menggunakan pengetahuan praktik yang ada melalui
daftar pertanyaan yang telah disusun yang jawabannya akan menunjukkan risiko yang ada.
4) Common risk check. Yakni risiko yang sudah biasa terjadi didaftar dan dilakukan
pemilihan mana risiko yang sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan.
5. Penanganan Risiko
Penangan risiko diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk meminimalisasi tingkat
risiko yang dihadapi sampai pada batas yang dapat diterima. Sacra kuantitatif, upaya
meminimalisasi risiko dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada
turunnya angka hasil ukur yang diperoleh dari analisis risiko. Meskipun dalam penanganan
risiko dapat dilakukan dengan satu atau lebih cara yang diaplikasikan secara bersamaan atau
simultan misalnya mengurangi risiko sekaligus mengalihkan risiko, namun secara umum,
teknik yang digunakan untuk menangani risiko dikelompokkan menjadi beberapa kategori,
yaitu 1) Menghindari risiko yakni dengan tidak melakukan aktivitas yang beresiko dan
memilih melakukan kegiatan yang tidak memiliki risiko. 2) Mitigasi/ Reduksi/ Mengurangi
risiko yakni dengan melakukan tindakan untuk mengurangi peluang terjadinya peristiwa
yang tidak diharap. Misalnya dengan memilih orang-orang yang kompeten untuk
dipekerjakan di proyek. 3) Menerima risiko yakni tetap melakukan pekerjaan yang
mengandung risiko dengan tidak melakukan perubahan apapun namun menyiapkan rencana
kontingensi jika risiko terjadi. 4) Tranfer Risiko yakni dengan mengalihkan risiko ke pihak
lain misalnya dengan membeli asuransi.