DOSEN PEMBIMBING
dr. Masjuanda, Sp.OG
DISUSUN OLEH :
ISMI NUR LAILATUR ROHMAH
18360094
MUHAMMAD KHALID TAWAKAL
18360110
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini
RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam dengan judul ”Kehamilan Ektopik Terganggu”.
Laporan kasus ini bertujuan agar penulis dapat memahami lebih dalam
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun dari
semua pihak yang membaca laporan kasus ini. Harapan penulis semoga laporan
kasus ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA
PENGANTAR
...................................................................................................................................
DAFTAR
ISI
...................................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
...................................................................................................................................
1.1 Latar
Belakang
....................................................................................................................
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
...................................................................................................................................
Ektopik
ii
.............................................................................................................................
Ektopik
.............................................................................................................................
Ektopik
.............................................................................................................................
Ektopik
.............................................................................................................................
11
Ektopik
.............................................................................................................................
12
Ektopik
.............................................................................................................................
14
iii
2.6 Diagnosis Banding Kehamilan Ektopik
.............................................................................................................................
16
Ektopik
.............................................................................................................................
17
Ektopik
.............................................................................................................................
21
KASUS
...................................................................................................................................
26
BAB IV
PENUTUP
...................................................................................................................................
30
3.1
Kesimpulan
.............................................................................................................................
30
iv
DAFTAR
PUSTAKA
...................................................................................................................................
31
v
BAB I
PENDAHULUAN
untuk kehamilan ektopik adalah serviks, tuba fallopi, ovarium dan abdomen.
lebih besar dari pada kehamilan yang memberi hasil lahir hidup atau yang
diagnosis yang lebih dini, baik kelangsungan hidup ibu maupun konservasi
akibat kehamilan ektopik di amerika serikat kini semakin jarang terjadi setelah
tahun 1970-an. Angka kematian kasus dari kehamilan ektopik turun tajam dari
tahun 1980 hingga 1992. Penurunan ini kemungkinan besar disebabkan oleh
1
dari tahun 1991 sampai 1999, perkiraan angka kematian untuk kehamilan
ibu hamil sebesar 7 per 100.000 kelahiran hidup (Cunningham, et al, 2013).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
disertai dengan gejala akut abdomen, dengan trias gambaran klasik yaitu
konsepsi dapat terjadi pada tuba fallopii, ovarium, dan kavum abdomen atau
karena kehamilan pada pars intersitialis tuba dan kanalis servikalis masih
termasuk dalam uterus, tetapi jelas kehamilan ektopik. Kira-kira lebih dari
95% kasus kehamilan ektopik berada disaluran tuba fallopi dan kehamilan
ini disebut sebagai kehamilan tuba. Kehamilan tuba tidaklah sinonim untuk
3
2.2 Faktor
4
tuba yang membawa sel telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi ke
dalam rahim.
5
a. Pars interstisialis
bulan atau lebih, kadang kala sampai aterm. Kalau pecah dapat
rongga perut.
b. Isthmus
Dinding tuba di sini lebih tipis, biasanya pada kehamilan 2-3 bulan
sudah pecah.
c. Ampulla
d. Infundibulum
e. Fimbriae
lipatan selaput tuba, dan telur terletak didalam lipatan selaput lendir. Bila
kehamilan pecah, pecahan masuk kedalam lumen tuba (abortus tuber). Telur
didalam lipatan selaput lendir, dan telur masuk kedalam lapisan otot tuba
karena tuba tidak mempunyai desidua. Bila kehamilan pecah, hasil konsepsi
6
vera. Setelah janin mati, desidua mengalami degenerasi dan dikeluarkan
cukup bulan, hal ini jarang terjadi. Lazimnya, janin mati sebelum cukup
Janin dapat tumbuh sampai cukup bulan. Prognosis janin kurang baik
karena banyak yang mati setelah dilahirkan. Selain itu, resiko kelainan
7
b. Pengapuran (kalsifikasi) yaitu anak mengapur, mengeras karena
(lithopedion).
kental (adipocere).
pasien merasa nyeri dengan teratur seperti pada persalinan biasa. Akan
tetapi, bila kita memeriksa dengan teliti, tumor yang mengandung anak
sebesar 1-2 jari, dan serviks tidak merata. Bila jari-jari kedalam kavum
uteri, akan teraba uterus yang kosong. Bila penderita tidak lekas ditolong
nyeri perut.
mengalami nyeri perut hebat disertai pusing atau pingsan waktu terjadi
ruptur tuba.
8
c. Tumor yang mengandung anak tidak pernah mengeras (tidak ada
j. Terdapat shuffle vascular disisi medial spina iliaka. Shuffle ini diduga
k. Bila sudah ada his, dapat terjadi pembukaan sebesar + jari dan tidak
3. Kehamilan Ovarium
9
c) Ovarium dihubungkan dengan uterus oleh ligamentum ovarii
proprium
4. Kehamilan serviks
perdarahan hebat hingga serviks perlu ditampon; bila tindakan ini tidak
parut uterus bekas seksio sesarea telah dilaporkan lebih dari 30 tahun yang
lalu oleh Larsen dan Solomon (1978). Kehamilan ini memiliki ukuran
beragam dan dalam banyak hal mirip dengan plasenta inkreta dengan
kecendrungan mengalami
perdarahan hebat.
10
2.4 Patogenesis
interkolumnar. Pada nidasi secara kolumnar telur bernidasi pada ujung atau
yang terjadi oleh invasi trofoblas. Di bawah pengaruh hormon esterogen dan
progesteron dari korpus luteum graviditi dan tropoblas, uterus menjadi besar
sebagai reaksi Arias Stella. Setelah janin mati, desidua dalam uterus
11
mengalami degenerasi kemudian dikeluarkan secara utuh atau berkeping-
pada minggu ke-6 hingga ke-12, yang paling sering antara minggu ke 6-8.
Kehamilan tuba dapat berakhir dengan 2 cara, yakni abortus tuba atau ruptur
tuba.
1) Abortus Tuba
lumen tuba, lalu keluar kearah infundibulum. Peristiwa ini terutama terjadi
diantara minggu ke-6 hingga ke-12. Keluarnya abortus keluar dari ujung
(hematosalping).
2) Ruptur Tuba
12
Implantasi telur didalam istmus tuba menyebabkan telur mampu
pun kecil karena rongga tuba sempit, sehingga telur menembus dinding tuba
Ruptur istmus tuba terjadi sebelum minggu ke-12 karena dinding tuba
di daerah ini cukup tipis. Namun, ruptur pars intertisialis terjadi lebih
lambat, bahkan terkadang baru terjadi pada bulan ke-4, karena lapisan otot
atau akibat manipulasi kasar, misalnya akibat periksa dalam, defekasi atau
1. Sebelum ruptur
13
e. Mual, muntah lebih jarang terjadi dari biasanya. Diare menjadi lebih
optimal.
2. Setelah ruptur
e. Nyeri pada leher dan bahu, khususnya saat inspirasi karena iritasi
seperti kehamilan pada umumnya, yaitu terlambat haid, mual dan muntah,
a. Gejala
14
Nyeri subdiafragma atau nyeri bahu tergantung ada atau tidaknya
perdarahan intra-abdominal.
hasil konsepsi.
b. Tanda
15
Perubahan pada uterus ─ Terdapat perubahan-perubahan yang
1. Abortus spontan
pemeriksaan speculum.
2. Kista ovarium
3. Infeksi pelvis
16
2.7 Diagnosis
1. Anamnesis
dan gejala kemungkinan tidak begitu berat, hanya rasa sakit di perut dan
17
Pada ruptur tuba, maka gejala akan lebih hebat dan dapat
Perasaan nyeri dan sakit yang tiba-tiba di perut, seperti diiris dengan
2. Pemeriksaan Fisik
anemis, nadi kecil dan halus, tensi rendah atau tidak terukur (syok).
Tanda Cullen
Sekitar pusat atau linea alba kelihatan biru hitam dan lebam.
Douglasi
terkumpulnya darah.
3. Pemeriksaan Penunjang
18
Pemeriksaan laboratorium
waktu 1-2 hari. Jadi mungkin pada pemeriksaan Hb yang pertama, kadar
jam.
b. Perhitungan leukosit
perdarahan sedikit demi sedikit, leukosit normal atau sedikit meningkat. Ini
jumlah leukosit, jika > 20.000 biasanya menunjukkan adanya infeksi pelvic.
c. Tes kehamilan
meningkat 2 kali lipat setiap dua hari, 2/3 kasus kehamilan ektopik
19
menunjukkan adanya peningkatan titer serial hCG yang abnormal dan 1/3
Ultrasonografi
invasive (tidak perlu memasukkan alat dalam rongga perut). Dapat dinilai
kavum uteri, kosong atau berisi, tebal endometrium, adanya massa di kanan
Kuretase
Manfaat kuretase adalah untuk menentukan ada atau tidaknya vili yang
besar kasus, kuretase sangat menolong jika serum progesteron kurang dari
5 ng/mL dan titer HCG yang tidak meningkat dan kurang dari 1000 IU/L.
menunjukkan adanya vili, tetapi tidak selalu. Hasil kuretase dalam larutan
salin dapat mengalami kesalahan sebesar 6,6 % dari pasien yang mengalami
Laparoskopi
20
Laparoskopi merupakan cara pemeriksaan yang sangat penting untuk
tidak terganggu. Dengan cara pemeriksaan ini dapat dilihat dengan mata
3. Pada keadaan syok segera berikan infus cairan dextrose 5%, glukosa 5%,
a. Penatalaksanaan bedah
21
sedikit analgetik, dan mempersingkat rawat inap dan biaya lebih
rendah.
perdarahan hebat karena plasenta melekat pada dinding yang tidak mampu
Perdarahan dini dari lesi yang berukuran kecil dapat diatasi dengan
reseksi baji ovarium atau sistektomi. Pada lesi yang lebih besar, sering
22
(Herndon dkk, 2008). Methotrexate dilaporkan berhasil mengobati
2.9 Pencegahan
mengurangi risiko kehamilan ektopik dalam arti berhubungan seks secara aman
akan melindungi seseorang dari penyakit menular seksual yang pada akhirnya dapat
jaringan parut pada saluran tuba yang akan meningkatkan risiko terjadinya
kehamilan ektopik.
23
Kita tidak dapat menghindari 100% risiko kehamilan ektopik, namun kita
dapat mengurangi komplikasi yang mengancam nyawa dengan deteksi dini dan
sebelumnya, maka kerjasama antara dokter dan ibu sebaiknya ditingkatkan untuk
2.10 Komplikasi
antara lain berupa syok yang irreversibel, perlekatan dan obstruksi usus.
pasca terapi.
titer HCG lebih besar dari 20.000 IU/L dan hemoperitoneum lebih dari 2000
lebih disukai.
24
2.11 Prognosis
pasien akan mengalami kehamilan ektopik lagi pada tuba sisi yang lain.
berkurang sebesar 50%. Apabila salah satu saluran tuba terganggu (contoh
selanjutnya. Pada kasus yang berkaitan dengan pemakaian spiral, tidak ada
25
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Kasih Nama suami : Tn. Mhd. Zanuhairi
Usia : 53 tahun Usia : 32 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Desa timbang deli Alamat : Desa timbang deli
No. RM : 288066
26
Riwayat Menstruasi :
Menarche : 15 Tahun
Siklus Menstruasi : 28 hari
Lama Menstruasi : 5 hari
HPHT :22-03-2019
Taksiran persalinan :29-12-2019
STATUS LOKALISATA :
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva palpebra anemis (+/+), Sklera ikterik (-/-)
Hidung : Sekret (-), Deviasi Septum (-)
Telinga : Dalam Batas Normal
Bibir : Sianosis (-)
Leher : Tidak ada pembesaran KGB, kaku kuduk (-)
Dada : Paru : I = gerakan paru kanan dan kiri simetris
Pal = dalam batas normal
Per = sonor seluruh lapangan paru
Au = rhonki / wheezing (-)
Jantung : I = ictus cordis tidak terlihat
Pal = ictus cordis teraba di SIC V
Per = batas jantung dalam batas normal
Au = reguler, bunyi jantung tambahan (-)
27
Abdomen : Inspeksi: Abdomen membesar, Tidak tampak benjolan
dinding abdomen, Tidak ada luka bekas operasi.
Palpasi : Soepel, Nyeri tekan (-)
Perkusi: Timpani
Auskultasi: Bising usus (+)
Ekstremitas : Superior: Akral hangat, Edema (-/-), Inferior: Akral hangat,
Edema tungkai (-/-).
Status Ginekologi
Mamae : Hiperpigmentasi areola dan papilla (+/+).
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak membuncit, bekas luka operasi (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-),
Leopold:
L1 : Tidak dilakukan pemeriksaan
L2 :Tidak dilakukan pemeriksaan
L3 :Tidak dilakukan pemeriksaan
L4 :Tidak dilakukan pemeriksaan
Perkusi :Timpani.
Auskultasi :BU (+) normal.
DJJ : Tidak dilakukan pemeriksaan
HIS : (-).
Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan pemeriksaan
28
HBSAG : (-)
Anti HIV : Non reaktif
DIAGNOSIS BANDING
1. G3P2A0 KDR 8-9 minggu + Multigravida + Kehamilan ektopik terganggu.
2. G3P2A0 KDR 8-9 minggu + Multigravida + Abortus Inkomplit.
DIAGNOSIS KERJA
G3P2A0 KDR 8-9 minggu + Multigravida + Kehamilan ektopik terganggu.
V. PENATALKSANAAN
IVFD NaCl 0,9% 30gtt/i
Inj. Ceftriaxone
Inj. Transamin
Inj. Ketorolac
Inj. Ranitidine
VI. ANJURAN
Konsul ke Dokter Spesialis Obgyn
29
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ektopik yang disertai dengan gejala akut abdomen, dengan trias gambaran klasik
yaitu amenore, nyeri abdomen akut dan perdarahan pervaginam. Implantasi hasil
konsepsi dapat terjadi pada tuba fallopii, ovarium, dan kavum abdomen atau
yang dilakukan sejak pasien datang adalah segeras mencari tahu kepastian
30
DAFTAR PUSTAKA
31