Skripsi
Oleh
NIM.5202416044
FAKULTAS TEKNIK
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya
manusia (SDM) yang luar biasa. Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan
kualitas SDM Indonesia. Usaha peningkatan kualitas SDM Indonesia memerlukan
perhatian khusus sehingga memperoleh hasil yang optimal untuk kemajuan bangsa
Indonesia. Terkait dengan pembangunan SDM yang berkualitas, dijelaskan bahwa
pembangunan sumber daya manusia memiliki peran yang sangat penting dalam
mewujudkan manusia Indonesia yang maju dan mandiri sehingga mampu berdaya saing
dalam era globalisasi (Ali, 2015: 6).
Peningkatan kualitas SDM dan pendidikan memiliki hubungan yang sangat erat.
Pendidikan memiliki pengaruh yang besar terhadap terciptanya 2 SDM yang
berkualitas. Hubungan antara pendidikan dan kualitas SDM, dapat dijelaskan bahwa
pendidikan identik dengan output SDM, dan SDM yang berkualitas hanya dapat
terbentuk bilamana terdapat proses pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu,
peningkatan kualitas SDM dapat ditempuh melalui proses pendidikan yang berkualitas.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, maka kurikulum harus komperhensif
terhadap dinamika sosial, tidak overload , relevan, dan mampu mengakomodasikan
keragaman keperluan dan kemajuan teknologi. Kualitas pembelajaran harus
ditingkatkan melalui strategi dan pendekatan pembelajaran yang efektif di kelas dengan
lebih memberdayakan potensi yang dimiliki siswa (Isjoni, 20015: 3).
SMK Negeri 2 Salatiga telah menerapkan Kurikulum 2013 pada jenjang kelas X,
kelas XI dan kelas XII. Perubahan kurikulum dari KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) ke Kurikulum 2013 tersebut tentunya mempengaruhi berbagai aspek. Salah
satu permasalahan yang timbul dengan adanya kurikulum 2013 di SMK adalah
munculnya beberapa mata pelajaran produktif baru pada kompetensi keahlian. Salah
satunya adalah mata pelajaran praktik sistem pendingin.
Berdasarkan sumber yang diperoleh dari hasil observasi terhadap guru di Prodi
Teknik Kendaraan Ringan SMK N 2 Salatiga, guru masih mengalami kesulitan dalam
menyusun job sheet yang sesuai dengan kurikulum yang baru untuk kegiatan praktik
siswa. Kondisi tersebut terbukti dengan adanya job sheet teknik kerja bangkel sistem
pendingin yang seadanya atau tidak mengacu pada kurikulum, sehingga kegiatan praktik
yang dilakukan tidak mengandung unsur-unsur yang terdapat di kurikulum 2013.
Kondisi ini mengakibatkan kurangnya informasi yang didapatkan siswa dalam
pelaksanaan praktikum.
Bahan intraksional yang kurang sesuai dengan kurikulum adalah penyebab hasil
pembelajaran kurang maksimal. (Sasanti, 2015: 9) menjelaskan bahwa penentuan
keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 salah satunya yaitu adanya bahan
intraksional yang memadai. Semua jenis bahan intraksional yang digunakan dalam
pembelajaran seharusnya sesuai dengan kurikulum yang ada, agar mampu mendukung
keberhasilan implementasi kurikulum, sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
Bahan intraksional dapat dibedakan menjadi dua yaitu media pembelajaran dan bahan
ajar. Media pembelajaran berperan sebagai sarana untuk menyampaikan materi
pembelajaran dari guru ke siswa. Sedangkan, bahan ajar merupakan sarana bagi siswa
untuk belajar secara mandiri. Untuk memaksimalkan hasil pembelajaran, bahan ajar dan
media pembelajaran perlu disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku.
Kondisi bahan ajar sebagai salah satu bahan intraksional yang ada saat ini
belum memenuhi kebutuhan pembelajaran di SMK. (Baedowi, 2016: 25)
mengatakan bahwa hampir semua bahan ajar yang ada dalam dunia pendidikan saat
ini hanya diulang-ulang saja sehingga tidak terjadi pembaruan dalam pembelajaran.
Bahan ajar yang belum diperbaharui tentu saja akan menghambat implementasi
pembelajaran ilmiah yang sedang digiatkan oleh pemerintah. Kebutuhan
pembelajaran saat ini adalah bahan ajar yang mendukung pembelajaran ilmiah sesuai
dengan kurikulum 2013, sedangkan bahan ajar yang ada adalah bahan ajar yang
masih memuat bahan pembelajaran sesuai kurikulum yang lama. Keadaan yang
timpang tersebut harus segera diselaraskan dengan melakukan pembaruan bahan ajar,
sehingga kebutuhan pembelajaran ilmiah di SMK dapat terpenuhi.
Ditinjau dari aspek teknologi, terdapat empat jenis bahan ajar yang mampu
mendukung pembelajaran di SMK. Bahan ajar tersebut meliputi: (1) bahan ajar cetak
(printed), (2) bahan ajar dengar (audio), (3) bahan ajar pandang dengar (audio visual),
(4) bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material). Bahan ajar audio,
audio visual, dan bahan ajar multimedia interaktif adalah jenis bahan ajar elektronis,
sedangkan bahan ajar cetak merupakan bahan ajar non elektronis. Bahan ajar
elektronis membutuhkan peralatan khusus dalam pengaplikasiannya pada proses
pembelajaran. Kebutuhan peralatan elektronis sering menjadi alasan penggunaan
bahan ajar elektonis masih terbatas di SMK, sehingga bahan ajar cetak masih menjadi
bahan ajar utama untuk digunakan dalam pembelajaran.
Bahan ajar cetak yang baik dibutuhkan karena penggunaannya yang masih
menjadi bahan ajar utama dalam pembelajaran di SMK. Menurut (Subhi, 2016: 98) saat
ini bahan ajar cetak masih digunakan sebagai bahan ajar utama dalam pembelajaran di
sekolah-sekolah termasuk SMK. Penggunaan bahan ajar cetak sebagai bahan ajar utama
dipengaruhi oleh tingkat kemudahan penggunaan bahan ajar cetak. Sebagian besar guru
masih menganggap bahan ajar cetak adalah bahan ajar yang paling efektif digunakan
dalam pembelajaran karena mudah digunakan. Penggunaan bahan ajar cetak juga tidak
memerlukan latihan dan pengenalan terlebih dahulu. Kondisi bahan ajar cetak sebagai
bahan ajar utama di SMK tersebut menyebabkan pengembangan bahan ajar cetak di
SMK menjadi penting untuk dillaksanakan dalam rangka mendukung pembelajaran.
Terdapat beberapa jenis bahan ajar cetak yang sering digunakan sebagai
penunjang proses pembelajaran di SMK. (Subhi, 2016: 112) menjelaskan Bahan ajar di
SMK dapat dibedakan menjadi beberapa macam, meliputi: (1) handout, (2) buku, (3)
modul, (4) job sheet,(5)work sheet, (6) lab sheet. Di antara bahan ajar tersebut, job sheet
merupakan bahan ajar yang paling sering digunakan dalam kegiatan praktik. Job sheet
berisi tugas dan pedoman bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan praktik. Siswa
menggunakan job sheet sebagai pedoman pelaksanaan praktik dengan melaksanakan
langkah-langkah kerja yang tercantum pada job sheet. Peran penting job sheet dalam
pembelajaran praktik membuat job sheet menjadi penting untuk dikembangkan dalam
rangka menunjang pembelajaran di SMK.
Sistem Pendingin merupakan salah satu mata pelajaran praktik otomotif di SMK
N 2 Salatiga yang membutuhkan job sheet sebagai penunjang proses pembelajarannya.
Kegiatan praktik yang dilaksanakan pada mata pelajaran Sistem Pendingin tergolong
cukup sulit untuk dilaksanakan oleh siswa SMK N2 Salatiga. Job sheet dengan langkah
yang sesuai dengan kurikulum sangat dibutuhkan agar siswa dalam melaksanakan
pembelajaran praktik dapat terbiasa melaksanakan langkah kerja yang sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang telah dikemukakan dapat
didefinisikan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Lembar kerja praktik atau job sheet pada buku kurikulum 2013 belum sesuai dengan
kondisi kesiapan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi jelas dan tidak menyimpang
dari tujuan yang telah ditetapkan, maka peneliti perlu memberi pembatasan masalah
yang akan diangkat dalam penelitian ini yaitu perbedaan hasil belajar kompetensi
memelihara/servis sistem pendingin jika diberikan perlakuan pembelajaran yang
berbeda yaitu:
1. Materi yang diberikan adalah job sheet sistem pendingin sebagai media pembelajaran
praktik siswa kelas XI di SMK Negeri 2 Salatiga.
Sesuai permasalahan yang akan diteliti maka tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah:
a. Apakah penggunaan job sheet dan fasilitas praktik sistem pendingin yang sesuai
dengan Kurikulum 2013 dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
kompetensi memelihara/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya?
b. Apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik dengan
perangkat pembelajaran berupa job sheet yang sesuai dengan fasilitas praktik sistem
pendingin yang sesuai dengan kurikulum 2013 dengan peserta didik yang menggunakan
pembelajaran tanpa menggunakan job sheet yang sesuai dengan fasilitas praktik sistem
pendingin yang sesuai dengan kurikulum 2013?
1.5 Tujuan
Sesuai permasalahan yang akan diteliti maka tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui apakah penggunaan job sheet dan fasilitas praktik sistem
pendingin yang sesuai dengan Kurikulum 2013 dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada kompetensi memelihara/servis sistem pendingin dan komponen-
komponennya.
b. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara
peserta didik dengan perangkat pembelajaran berupa job sheet yang sesuai dengan
fasilitas praktik sistem pendingin yang sesuai dengan kurikulum 2013 dengan peserta
didik yang menggunakan pembelajaran tanpa menggunakan job sheet yang sesuai
dengan fasilitas praktik sistem pendingin yang sesuai dengan kurikulum 2013.
1.6 Manfaat
Hasil penelitian ini di harapkan bisa memberikan beberapa manfaat,
diantaranya adalah:
1. Bagi peneliti
Menambah pengalaman bagi peneliti mengenai pengetahuan tentang
perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan perangkat pembelajaran
berupa job sheet yang sesuai dengan fasilitas praktik sistem pendingin yang sesuai
dengan kurikulum 2013 dengan peserta didik yang menggunakan pembelajaran tanpa
menggunakan job sheet yang sesuai dengan fasilitas praktik sistem pendingin yang
sesuai dengan kurikulum 2013.
2. Bagi sekolah
Memberikan sumbangan bagi khasanah penelitian di sekolah sebagai upaya
meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.
3. Bagi IPTEK
Memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang pengaruh keterkaitan
job sheet dan fasilitas praktik sistem pendingin dengan Kurikulum 2013.
4. Bagi industri
Memberikan para calon pekerja yang berkualitas karena memiliki pengetahuan
dan ketrampilan yang relevan untuk dunia usaha atau industri.
BAB II
KAJIAN TEORI
Analisis pekerjaan adalah suatu aktivitas yang sistimatis untuk menelaah suatu
pekerjaan dengan menentukan tugas, kewajiban dan tanggung jawab dari suatu
pekerjaan, pengetahuan, kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan dalam organisasi (Sinambela, 2016: 28). Adapun menurut (Nawawi, 2015:
103) mendefinisikan analisis pekerjaan adalah proses menghimpun informasi mengenai
setiap jabatan atau pekerjaan yang berguna untuk mewujudkan tujuan bisnis sebuah
perusahaan.
Berdasar pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis
pekerjaan adalah kegiatan mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara
menghimpun serta mengolah data dan kemudian menyajikan hasil berupa informasi
secara sistematis, tepat, dan jelas untuk keperluan pengelolaan pekerjaan, tenaga kerja,
dan teknologi dalam organisasi.
Istilah job sheet menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Inggris
yaitu job yang berarti pekerjaan atau kegiatan dan sheet yang berarti helai atau lembar
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jadi, job sheet adalah lembar kerja atau lembar
kegiatan, yang berisi informasi atau perintah dan petunjuk mengerjakannya.
Menurut pernyataan didalam Pengembangan Umum Pedoman Bahan Ajar
(Diknas 2004) dalam (Prastowo, 2015: 203-204) bahwa lembar kegiatan siswa atau LKS
(student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas. Dan, tugas tersebut haruslah jelas kompetensi dasar yang
akan dicapai. Sedangkan Lembar Kegiatan siswa menurut pandangan lain disebutkan
dengan istilah Lembar Kerja Siswa (student job sheet) yang berisikan materi ajar yang
sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari
materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi
Dalam dunia pendidikan menurut Team MPT TTUC Bandung yang dikutip
Adnyawati (2016: 159), job sheet disebut juga lembaran kerja yaitu suatu media
pendidikan yang dicetak membantu instruktur dalam pengajaran keterampilan, terutama
di dalam laboraturium (workshop), yang berisi pengarahan dan gambar-gambar tentang
bagaimana cara untuk membuat atau menyelesaikan suatu pekerjaan.
Berdasarkan pengertian di atas, bahwa media job sheet adalah segala sesuatu
yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemampuan peserta didik, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses
pembelajaran, dalam hal ini menggunakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang
harus dikerjakan peserta didik, berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan
suatu tugas berupa teori dan praktik.
(Bafadal, 2016: 2), mendefinisikan, “Sarana atau fasilitas belajar adalah semua
perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses
belajar di sekolah”. Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa fasilitas belajar
adalah semua kebutuhan yang diperlukan oleh peserta didik dalam rangka untuk
memudahkan, melancarkan, dan menunjang pelaksanaan kegiatan belajar di sekolah.
Sedangkan ada
Adapun menurut (Djamarah, 2016: 46) Fasilitas adalah segala sesuatu yang
memudahkan anak didik. Fasilitas belajar yang mendukung kegiatan belajar peserta
didik akan menyebabkan proses belajar mengajar menyenangkan dan memperoleh hasil
belajar yang diharapkan. Oleh karena itu fasilitas belajar yang memadai sangat penting
demi pencapaian hasil belajar siswa yang memuaskan.
2.4 Hipotesis
Bertolak dari kajian teori dan kerangka berfikir tersebut, maka dalam
penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: ”Ada peningkatan Hasil Belajar
Kompetensi Servis Sistem Pendingin yang signifikan setelah dilakukan
Pembelajaran dengan Penggunaan job sheet dan fasilitas yang sesuai dengan
kurikulum 2013”.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
tersebut (Sugiyono, 2007: 62). Sampel yang digunakan untuk penelitian sebanyak dua
kelas yang homogen dilihat dari aspek: diajar oleh guru yang sama, diterapkan
kurikulum yang sama, dan peserta didik mempunyai rata-rata kemampuan yang relatif
sama.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara acak dipilih dua
kelas dari tiga kelas XI SMK N 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Dua kelas yang
diambil sebagai kelas sampel, yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen yang dikenakan
pembelajaran modul sistem pendingin yaitu XI TKR 2 yang terdiri dari 33 siswa dan
satu kelas yang dikenakan model pembelajaran tanpa modul sebagai kelas kontrol yaitu
XI TKR1 yang terdiri dari 32 siswa, sedangkan untuk kelas yang akan digunakan
sebagai uji coba yaitu kelas XII TKR2 yang terdiri dari 33 siswa.
Dengan kriteria pengujiannya jika Fhitung ≥ F1/2 a(v.v),𝛼=5%, maka dapat dikatakan
kedua kelompok mempunyai kesamaan varians.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara
normal atau tidak. Untuk mengetahui distribusi data yang diperoleh dilakukan uji
normalitas dengan rumus Chi-kuadrat.
Keterangan:
X² = Chi-kuadrat.
Oi = Frekuensi pengamatan.
Ei = Frekuensi yang diharapkan.
Selanjutnya harga X2data yang diperoleh dibandingkan dengan X2tabel dengan (dk)
= k - 1 dan taraf signifikan 0,05. distribusi data yang diuji akan berdistribusi normal jika
X2data < X2tabel
3.4.1.2 Uji Hipotesis
Uji dua pihak : Uji t
Sesuai dengan hipotesis, maka teknik analisis yang dapat digunakan adalah uji t
dua pihak untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol.
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
𝑥1 −𝑥2
𝑡= 2 1 1 2
(Sudjana, 2005:239)
√𝑛 + √𝑛
1 2
Keterangan:
X1 = Rerata kelompok eksperimen
X2 = Rerata kelompok kontrol
n1 = Jumlah subjek kelompok eksperimen
n2 = Jumlah subjek kelompok kontrol
Pernyataan uji analisis uji t-test (Sudjana, 2005:239) adalah hipotesis
diterima jika thitung ≥ t1-½α dengan derajat kebebasan (dk) = (n1 + n2 - 2).
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 2015. Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional. Jurnal Analisis Pendidikan 7(4):
6.
Sasanti, A. 2015. Analisis Persepsi Guru Terhadap Kesesuaian Modul Bahasa Jepang
Sinambela, 2016. Urgensi Analisi Pekerjaan Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
Organisasi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 17(3): 196.
Nawawi, 2015. Perencanaan Sumber Daya Manusia, Analisis Pekerjaan dan Penempatan
Pegawai terhadap Kinerja Pegawai pada Biro Pengembangan SDM Provinsi Papua.
Jurnal EMBA 4(1): 1363-1374.
Sagala. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Maret. Jakarta: Bumi Aksara.
Adnyawati, N. D. 2016. Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Pembelajaran
Dekorasi Melalui Metode Demonstrasi dan Media Job Sheet Mahasiswa Jurusan
PKK IKIP Negeri Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja 7(1):154-166.
Sulistyanto, A. 2016. Perbaikan Job Sheet untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Kompetensi Perbaikan Servis Engine dan Komponen-komponennya. Tesis. Program
S1 Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Bafadal, I. 2016. Pengaruh Fasilitas Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI di SMA Negeri 5 Surakarta. Tesis.
Program S1 Universitas Semarang. Semarang.
Wina. 2017. Pengaruh Fasilitas dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Pemasaran Siswa Negeri 1 Pontianak. Tesis. Program Studi Magister Pendidikan
Ekonomi FKIP UNTAN. Pontianak.
Kurniawan, A. 2015. Penerapan Job Sheet Untuk Meningkatkan Prestasi Praktik Kerja
Bubut Siswa Kelas XI di SMK 2 Pengasih. Tesis. Program Studi Pendidikan Teknik
Mesin Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Saputra, T. W. 2015. Pengaruh job sheet terhadap proses pengajaran dan akurasi hasil
kerja mata pelajaran praktik pemesinan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK
Negeri 2 Depok Sleman. Tesis. Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas
Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Destiyanto, I. G. 2016. Pengaruh penggunaan job sheet terhadap prestasi belajar peserta
didik pada mata diklat praktik las dasar di SMK Negeri 2 Klaten. Tesis. Program
Studi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Saputra, T. 2015. Pengaruh job sheet terhadap proses pengajaran dan akurasi hasil kerja
mata pelajaran praktik pemesinan siswa kelas XI Teknik Pemesinan SMK Negeri 2
Depok Sleman, Yogyakarta . Tesis. Program S1 Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.
Kurniawan, A. 2015. Penerapan Job Sheet Untuk Meningkatkan Prestasi Praktik Kerja
Bubut Siswa Kelas XI di SMKN 2 Pengasih . Tesis. Program S1 Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.
Fakhri, F. 2016. Peranan job sheet of independent lab work based problem terhadap
keterampilan praktik siswa smk pada kompetensi sistem injeksi bahan bakar motor
diesel. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin 16(2):67-71.
Prasetyo, A. 2015. Pengembangan Job Sheet Teknik Kerja bengkel Elektronika Sebagai
Media Pembelajaran Praktik Siswa Kelas X Di SMK Negeri 2 Wonosari
Gunungkidul. Tesis. Program S1 Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.