Anda di halaman 1dari 47

SURVEI KONSUMSI INDIVIDU

Oleh: Suyatno, Ir. MKes

E-mail : suyatno@undip.ac.id
Hp : 08122815730
Blog : suyatno.blog.undip.ac.id

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Diponegoro
Semarang
Metode Konsumsi Tingkat
Individu:
• Metode Konsumsi Harian Kuantitatif:
– Metode Recall 24 jam
– Pengulangan Recall 24 jam
– Perkiraan Pencatatan Pangan (Estimated Food
Record)
– Penimbangan Pangan (Weighed Food Record)
• Metode Konsumsi Pangan Kualitatif:
– Sejarah Makan
– Kuesioner Frekuensi Pangan
Metode Recall 24 jam
 Digunakan untuk mengetahui konsumsi makanan
seseorang 24 jam yang lalu.
 Diskripsi konsumsi makanan dan minuman ditanyakan
dan dicatat secara ditail dari bangun tidur pagi hari
sampai mau tidur malam hari.
 Cara pemasakan makanan juga dicatat, demikian juga
Suplemen vitamin dan mineral yang konsumsi.
 Kuantitas makanan yang dikonsumsi diestimasi dengan
ukuran rumah tangga (URT).
 Food models dapat digunakan untuk dapat lebih mudah
mengestimasi jumlah atau besar porsi makanan yang
dikonsumsi.
Recall 24 jam
 Jumlah konsumsi dapat diterjemahkan ke dalam jumlah zat
gizi dengan cara mengkonversi satuan URT ke dalam satuan
gram
 Selanjutnya dengan melihat Daftar Komposisi Bahan
Makanan (DKBM) akan dapat dihitung berapa jumlah masing-
masing zat gizi yang dikonsumsi dalam 24 jam yang lalu.
• Recall 24 jam dianggap cukup baik digunakan asalkan besar
sampel cukup representatif, dengan asumsi bahwa tidak
terdapat variasi konsumsi dari hari ke hari.
• Untuk menggambarkan intake individu, maka cara recall 24
jam beberapa hari atau pengulangan recall 24 jam atau
metode penimbangan dianjurkan untuk digunakan
Kelebihan
 dapat dilaksanakan dengan cepat, murah, dan dapat dilakukan
terhadap orang yang buta huruf sekalipun,
 bila dilakukan dalam jangka waktu yang berbeda akan dapat
menggambarkan intake zat gizi yang mendekati konsumsi
sebenarnya.
 dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang cara-cara
konsumsi pada kelompok penelitian yang besar, tetapi tidak untuk
kelompok orang-orang yang agak sulit mengingat seperti lansia atau
anak kecil.
 Apabila metode recall ini akan digunakan untuk menggambarkan
“intake” gizi suatu populasi, maka besar sampel harus cukup
representatif.
 Semua hari dalam minggu harus digunakan untuk interview,
dengan cara ini pengaruh variasi harian dapat dihitung.
Kelemahan
 keberhasilan recall tergantung pada memori
responden (bias ingatan),
 ditentukan oleh kemampuan responden
mengestimasi besar porsi makanan yang
dikonsumsi, dan
 tergantung tingkat motivasi responden untuk
menjawab pertanyaan, serta persestensi
interviewer dalam bertanya.
Metode Penimbangan
• semua makanan dan minuman yang dikonsumsi
ditimbang beratnya.
• Keterangan yang mendetail tentang persiapan
dan pemasakan makanan dicatat.
• Untuk makanan yang dikonsumsi secara
occasional di luar rumah responden diminta
memberikan keterangan jumlah yang dimakan
untuk kemudian peneliti membeli duplikatnya
kemudian menimbangnya.

Kelemahan:
• Responden kemungkinan merubah kebiasaan
makannya karena adanya proses penimbangan,
• Banyak responden yang tidak mau menjadi volunter,
dan responden harus mendapat motivasi besar untuk
bisa ikut penelitian.

Kelebihan:
• Dihasilkan data konsumsi yang mendekati keadaan
sebenarnya.
• Data yang dikumpulkan berdasarkan metode ini,
penting untuk penasehatan diet, analisis statistik yang
melibatkan korelasi atau regresi dengan parameter
biologi.
Metode Frekuensi Konsumsi
Pangan
• Cara ini didesain untuk mendapatkan data kualitatif,
informasi deskriptif tentang pola konsumsi pangan.
• Tujuan dari cara ini adalah untuk mendapatkan informasi
tentang frekuensi konsumsi bahan pangan tertentu atau
kelompok bahan pangan, selama periode waktu tertentu
(seperti harian, mingguan, bulanan).
• Metode ini tidak menggunakan data kuantitatif intake zat
gizi.
• Pertanyaan dalam penelitian terdiri dari dua bagian, yaitu:
(1) list bahan pangan dan (2) satu set frekuensi konsumsi
bahan-bahan pangan. Kuesioner harus sederhana, terdiri
dari bahan-bahan pangan yang umum di kenal.
• Dan dicegah pertanyaan yang open ended.
Contoh Kuesioner FFQ
Contoh Kuesioner FFQ Semi Kuantitatif

3x 1 prg 140 3 x 140

1x 3 bh 30 30/7

3x 1 pt 100 300/7

1x 1 sdk 40 40/30
Kelebihan:
• mudah dalam pengumpuan data, data dapat
diperoleh dengan dengan inteview standar atau dapat
diisi sendiri oleh responden yang memerlukan waktu
antara 15-30 menit,
• tidak menyebabkan responden terganggu, dan
mudah dalam analisisnya.
• Pengumpulan data diet dengan frekuensi konsumsi
dapat digunakan untuk menggambarkan pola
konsumsi pangan

Kelemahan:
• Kelemahan paling mendasar adalah adanya bias
ingatan, kemungkinan responden lupa tentang
frekuensi yang sebenarnya, hanya sekedar ‘kira-kira’.
PENGOLAHAN
SURVEI KONSUMSI
PENGOLAHAN DATA RECALL

• ALAT YANG YANG DIBUTUHKAN


– .Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
– .Daftar Kandungan Zat Gizi Makanan Jajanan (DKGJ)
– .Daftar Konversi Berat Mentah-Masak (DKMM)
– .Daftar Konversi Penyerapan Minyak (DKPM)
– .Daftar Ukuran Rumah Tangga (DURT)
• FAKTOR KONVERSI YANG DIBUTUHKAN
– .BDD (Berat yang Dapat Dimakan)
– .URT (Ukuran Rumah Tangga)
– .Konversi Berat Mentah Masak (Faktor F)
– .Konversi Penyerapan Minyak (Faktor M)
– .Bahan Makanan Penukar
Tugas 1:
PENAKSIRAN BERAT PANGAN

• Biasa digunakan dalam metode


penaksiran/recall
• Jika selisih berat antara penaksiran dan
penimbangan lebih sedikit berarti lebih baik
• Interviwer/petugas survei sebaiknya dipilih orang
yang memiliki selisih berat penaksiran dengan
hasil penimbangan: sekecil mungkin
• Petugas survei konsumsi harus dilatih sampai
dengan selisih berat penaksiran dengan hasil
penimbangan: sekecil mungkin (< 10 %)
Petunjuk:
1. Isilah daftar nama pangan dengan nama-nama
makanan yang dibawa oleh anggota kelompok
2. Secara bergantian tiap orang dalam anggota menaksir
berat tiap makanan (sampai habis) dan menuliskan
berat di daftar
3. Setelah semua anggota kelompok selesai menaksir
berat makanan maka lakukan penimbangan makanan
dan tiap anggota kelompok menulis berat makanan
yang tertimbang
4. Hitung selisih berat dengan mengurangi berat hasil
taksiran dengan berat hasil penimbangan
5. Hitung persentase selisih berat hasil taksiran dengan
hasil penimbangan
PENAKSIRAN BERAT PANGAN
TAKSIRAN BERAT HASIL SELISIH %
NO NAMA PANGAN BERAT TIMBANGAN BERAT Selisih
(kg) (kg) (kg) Berat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tugas 2:
DAFTAR UKURAN RUMAH TANGGA
(URT)
• Ukuran dinyatakan dalam: piring, gelas, sendok,
mangkok, potong, buah, ikat,dll
• Digunakan untuk menaksir jumlah bahan
pangan ke dalam gram & volume dalam liter
• Digunakan dalam pengumpulan data konsumsi
pangan secara recall
• Secara praktis & cepat dapat memperkirakan
jumlah bahan pangan, walaupun agak kasar
Petunjuk:
1. Peralatan yang dibutuhkan adalah alat timbang
makanan atau label kemasan
2. Masing-masing kelompok mengadakan survei (di
warung, toko, bakul atau pasar) dengan melakukan
penimbangan atau mengamati berat makanan yang
tertera di label kemasan makanan
3. Hasil penimbangan dan pengamatan ditulis pada
daftar yang tersedia
4. Semakin banyak pangan/makanan yang bisa didata
akan semakin bagus (minimal 5 x jumlah anggota
kelompok)
DAFTAR UKURAN RUMAH TANGGA
(URT)
NO NAMA PANGAN SEBUTAN BERAT HASIL
DALAM URT TIMBANGAN (kg)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tugas 3:
PANGAN KOMPOSIT
• Adalah terdiri dari banyak pangan penyusun
• Susunan/komposisi bervariasi antar
keluarga/pengolah dan daerah
• Di dalam DKBM dan DKGJ tidak ada
• Kandungan zat gizi tiap jenis pangan dicari
dengan menjumlahkan kandungan zat gizi
penyusun pangan tersebut dengan
menggunakan DKBM
• Teknis perhitungan bisa berdasarkan:
1. Komposisi bahan mentah sebelum diolah
2. Pemilahan bahan dari makanan yang telah masak/
diolah (dikonversi ke bahan mentah dengan faktor F)
Petunjuk:
1. Peralatan yang dibutuhkan adalah alat timbang makanan
atau daftar resep
2. Masing-masing kelompok mengadakan survei
mengumpulkan makanan/pangan komposit (di warung,
bakul atau pasar)
3. Tiap makanan/pangan komposit dicari atau dipisahkan
komposisi bahan penyusunnya, jika perlu dilakukan
penimbangan terhadap bahan penyusunnya untuk
mendapatkan beratnya
4. Hasil komposisi bahan dan beratnya ditulis pada daftar
yang tersedia
5. Lakukan perhitungan kandungan zat gizi dari setiap bahan
penyusun pangan (Lihat caranya di Buku Ilmu Gizi Dasar)
6. Semakin banyak pangan/makanan yang bisa didata akan
semakin bagus (minimal 2 x jumlah anggota kelompok)
Pangan Komposit
• Nama Makanan: ……………….
• Komposisi Bahan Baku:
Nama bahan Berat Kandungan Kandungan dst
baku (g) Energi Protein
1
2
3
4
5
6
Jumlah Kandungan Gizi :
Tugas 4:
FAKTOR KONVERSI BERAT
MENTAH MASAK (Faktor F)
• DKBM banyak menampilkan kandungan gizi dalam
bentuk pangan mentah
• Jika data survei dalam bentuk pangan masak (dan di
DKBM tidak ada) maka perlu dilakukan konversi ke berat
mentah, setelah itu baru dihitung kandungan zat gizinya.

F = (B-Mentah) / (B-Masak)
B-Mentah = (F) X (B-Masak)
B-Masak = (B-Mentah) / (F)
• Cara pemasakan yang berbeda akan diperoleh nilai F
yang berbeda
Keterangan:
• F = Faktor konversi berat mentah masak (BMM) BMj
• B-Mentah = Berat pangan mentah yang dapat dimakan
• B-Masak = Berat pangan masak/olahan
Petunjuk:
1. Gunakan sampel satu rumah tangga
2. Peralatan yang diperlukan adalah alat
timbangan makanan
3. Lakukan penimbangan berat pangan dalam
keadaan mentah sebelum di masak
4. Setelah pangan masak lakukan penimbangan
sekali lagi
5. Isikan hasil penimbangan di daftar
6. Hitung faktor F
BERAT MENTAH MASAK (F)
BERAT BERAT PROPORSI
NO NAMA PANGAN MENTAH (g) MASAK (g) BERAT
MENTAH/MASAK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tugas 5:
PRAKTIKUM RECALL:
• Satu orang berperan sebagai responden dan
satunya sebagai interviewer/petugas survei
(keduanya saling bergantian peran)
• Interviewer menanyakan apa yang dikonsumsi
responden selama 24 jam yang lalu, dimulai dari
pagi (bangun tidur) sampai malam (tidur
kembali).
• Hasil wawancara diisikan dalam Form Recall.
Cara Menghitung Kandungan Zat Gizi
Menggunakan DKBM
(Daftar Komposisi Bahan Makanan)
Kandungan zat gizi bahan makanan dengan menggunakan DKBM :

Kgij = (Bij/100) X Gij X (BBDj/100)

Keterangan:
• KGij = Kandungan zat Gizi I dari bahan makan j dengan berat B
• Bj = Berat bahan makanan j (gr)
• Gij = Kandungan Gizi I dalam 100 gram BDD bahan makanan
• BDDj = persentase bahan makanan j yang dapat dimakan

Contoh :
• Hitung energi dan vitamin C pisang ambon dengan berat 300 gram
dengan berat yang dapat dimakan (bdd) = 75 %
Jawab :
• Energi = (300/100) X 99 X (75/100)
• = 223 Kkal
Cara Menghitung Kandungan Zat Gizi
Menggunakan DKGJ
(Daftar Komposisi Makanan Jajanan)
Rumus:

• KGij = (Bj/Bjd) X Gij

Keterangan:
• KGij = Kandungan Gizi I makanan jajanan j dengan berat Bj gram
• Bjd = Berat makanan jajanan j yang tercantum dalam DKGJ
• Gij = Kandungan Gizi makanan jajanan

Contoh :
• Hitung jumlah protein & lemak apabila seseorang mengkonsumsi
kelepon 6 buah dengan berat keseluruhan 75 gram ( 12,5 gam per
buah )

Jawab :
• Kandungan protein = (75/50) X 0,6 gram
= 0,9 gram
Cara Menghitung TKG
(Tingkat Kecukupan Gizi)
Dihitung dengan rumus:

Jml Zat Gizi dikonsumsi


Tingkat Kecukupan Gizi = x 100 %
Angka Kecukupan Gizi

• Kriteria (Depkes, 1990) :


– Baik : > 100 % AKG
– Sedang : 80 – 99,9 % AKG
– Kurang : 70 – 79,9 % AKG tidak baik
– Defisit/Buruk : < 70 % AKG
Cara Menghitung AKG
(Angka Kecukupan Gizi)

• Dibutuhkan data berat dan tinggi badan responden


• Dibutuhkan tabel AKG rata-rata orang Indonesia hasil
Widya Karya Pangan dan Gizi (WNPG) tahun 2013
• Rumus:
AKG = (BB/BB standar tabel WNPG) x AKG tabel WNPG
• Ketentuan yang berlaku:
– Digunakan BB-aktual (hasil penimbangan) jika
responden memiliki BMI normal yaitu antara 18 – 25
– Jika responden obes (BMI>25) atau kurus (BMI<18)
maka digunakan berat ideal yang dihitung pada
BMI=22  rumus: BB ideal = TB2 x 22
– TB = hasil pengukuran (dalam meter)
Tugas 6:
PRAKTIKUM FFQ
(Food Frequency Questioner)
• Satu orang berperan sebagai responden dan satunya
sebagai interviewer/petugas survei (keduanya saling
bergantian peran)
• Interviewer membuat daftar nama-nama pangan/
makanan yang pernah dikonsumsi berdasarkan
kelompok makanan
• Interviewer menanyakan frekuensi konsumsi dari setiap
pangan/makana dalam daftar dalam sehari atau
seminggu atau sebulan atau setahun.
• Hasil jawaban diisikan dalam Form FFQ
• Dapat pula ditanyakan jumlah porsi tiap kali makan
sehingga diperoleh model : FFQ-semi kuantitatif
PENGOLAHAN DATA FREKUENSI
MAKANAN
• Data frek makan bisa dianalisis dan diuji
statistik/dihubungkan dengan variabel lain
• Caranya dengan merubah jenis data
kualitatif tersebut menjadi kuantitif
• Melalui:Skorring (Melly G Tan dkk, 1970):
– Never = 0
– Seldom = 1
– Less 3 x a week = 10
– At Least 3 x a week = 15
– One a day = 25
– At avery meal = 50
• Total skor dari seluruh pangan yang dikonsumsi
merupakan skala data interval
3x 1 prg 140 3 x 140

1x 3 bh 30 30/7

3x 1 pt 100 300/7

1x 1 sdk 40 40/30

Anda mungkin juga menyukai