Anda di halaman 1dari 32

Program

Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Muhammad Zein Painan


Jl. Dr. A. Rivai, Painan 25611
Phone : (0756) 21428-21518, Fax. 0756- 21398

1
PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN
RSUD DR.MUHAMMAD ZEIN
Jalan Dr. A. Rivai Painan (Kode Pos 25611)
Telp. (0756) 21428 – 21518. Fax. (0756) 21398, Email. rsudpainan @ ymail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. M. ZEIN PAINAN
NOMOR : 800/PPI/ /RSUD-PS/IV/2017

T E NTAN G

PEMBERLAKUAN PROGRAM KERJA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MUHAMMAD ZEIN PAINAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MUHAMMAD ZEIN PAINAN

Menimbang : a. Bahwa rumah Sakit selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas


pelayanan dengan melaksanakan pencegahan dan pengendalian
infeksi
b. Bahwa dalam upaya mengendalikan dan mencegah infeksi di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Muhammad Zein Painan
dibutuhkan suatau Program Kerja Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi.
c. Bahwa sehubungan dengan pertimbangan huruf a dan b diatas
dipandang perlu memberlakukan Program Kerja Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Muhammad Zein Painan.

1. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 Tentang
Mengingat
: Rumah Sakit
3. Undang-undang No. 36 Tahun 2014 TentangTenaga Kesehatan
4. Undang-undang Republik Indonesia No. 27 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1165.A/MENKES/SK/III/X/2004 tentang Komisi Akreditasi
Rumah Sakit
6. Permenkes No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
7. Permenkes No. 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit

2
Menetapkan : MEMUTUSKAN

KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH Dr.MUHAMMAD ZEIN
PAINAN TENTANG PEMBERLAKUAN
PROGRAM KERJA PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Dr.MUHAMMAD ZEIN
PAINAN.
KEDUA : Melakukan Program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum
Daerah Dr.Muhammad Zein painan tersebut
yang terlampir dalam Surat Keputusan
KETIGA : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak
tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini
akan diubah dan diperbaiki sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Painan
Pada tanggal April 2017
DIREKTUR,

H. BUSRIL
Pembina
Nip. 19740227 200212 1 004

TIM PENYUSUN

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MUHAMMAD ZEIN PAINAN

Penasehat : Direktur

Ketua : dr.Evi Sovianty SpPK

3
Sekretaris : Enda Gusnita, SKM

Anggota :

1. Ns.Yoshi Ekadianti S.kep


2. Ns. Rifni Aurora, S.Kep
3. Ns. Salli Dannavrikha, S.Kep
4. Widya Sapta Prima Sari Amd.Kep
5. dr. Mohammad Alam, SpOG
6. dr. Erly Wirdayani, SpA
7. dr. Charlie Dicky Arnold, SpB
8. dr. Handra Harun, SpP
9. dr. Daril Al Rasyid, SpS
10. Yulia Rahmi Dasrul, S.Farm, Apt
11. Sugiarto
12. Santi Anggraini, S.Kep
13. Elfina Roza, AMKL
14. Sri Mulyati, S.SiT
15. Basaria Samosir
16. Sri Rezki Wahyuni, A.Md.TEM
17. Rini Hendrita Eka Putri, SKM
18. Gemala Gusti, AMAF
19. Citra Lilisman, Amd.RO

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat-Nya
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan lainnya dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Perlu disadari bahwa kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi di Rumah Sakit sangat
terkait komitmen pimpinan Rumah Sakit serta memerlukan dukungan dari para klinisi di Rumah
Sakit.

Infeksi Rumah Sakit pada prinsipnya dapat dicegah, walaupun mungkin tidak dapat
dihilangkan sama sekali. Untuk itu telah disusun Program Pencegahan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya yang aplikatif sehingga diharapkan
penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dapat dilakukan lebih optimal.

4
Kami menyadari bahwa program ini masih belum sempurna, dan kami mengharapkan
adanya masukan bagi penyempurnaan buku ini dikemudian hari. Tersusunnya pedoman ini
merupakan hasil lokakarya dengan Tim Pokja/ Direktur/ Kepala Bagian

Untuk itu tim penyusun mengucapkan terima kasih dan harapan kami agar buku ini dapat
dipergunakan sebagai acuan dengan sebaik – baiknya.

Painan, April 2017

Tim Penyusun
Komite PPIRS RSUD Dr.M.Zein Painan

DAFTAR ISI

Tim Penyusun………………………………………………………………………… 4
Kata Pengantar ............................................................................................................. 5
BAB I Pendahuluan ................................................................................................ 7
1. Latar Belakang…………………………………………………………….. 7
2. Tujuan……………………………………………………………………... 7
BAB II Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan........................................................ 10
BAB III Cara Pelaksanaan Kegiatan..............………………………………........... 12
BAB IV Sasaran......................................................……………….......................... 21
BAB V Jadwal Pelaksanaan Kegiatan..................................................................... 27
BAB VI Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan………...…………........... 29
BAB VII Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan …………………….......... 30
BAB VIII Penutup …………………………………………………..……………... 31

5
Daftar Pustaka …………………………………………………………......….....…...
.............................................................................................................................32

6
BAB I
PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan bagian integral dari


pembangunan nasional. Pada era globalisasi dimana kemajuan teknolgi yang sedemikin pesat,
pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab menjadi tuntutan yang sangat wajar seiring
dengan kesadaran pasien akan hak-haknya.
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar,
dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit menyangkut
berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi
yang demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang profesional
baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan
meningkatkan mutu, rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan
mutu di semua tingkatan. Dalam kegiatan peningkatan mutu pelayanan keperawatan perlu
ada suatu program yang terencana dan berkesinambungan sebagai pedoman bagi pelayanan
keperawatan dalam mengevaluasi dan membuat rencana tindak lanjut sehingga tercapai
peningkatan mutu pelayanan yang diharapkan. Salah satu programyang dibuat adalah
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

1. Latar Belakang
Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada
waktu pasien dirawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit hal ini merupakan
persoalan serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung
kematian pasien. Beberapa kejadian infeksi rumah sakit mungkin tidak menyebabkan
kematian pasien akan tetapi dapat menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih
lama di rumah sakit. Penyebabnya adalah kuman yang berada di lingkungan rumah
sakit atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman endogen.
Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi
yang secara potensial dapat dicegah.
Salah satu hal yang perlu disadari bersama adalah bahwa kualitas pencegahan
dan pengendalian infeksi di rumah sakit yang masih sangat rendah, berdampak pada
rendahnya mutu pelayanan rumah sakit maupun bertambahnya beban yang harus
ditanggung oleh penderita. Suatu kejadian infeksi rumah sakit pada pasien akan
mengakibatkan hal-hal seperti memperberat penyakit dan sangat mungkin

7
menyebabkan kematian ataupun kecacatan, perpanjangan waktu tunggu bagi pasien
lainnya, serta peningkatan biaya pengobatan yang ditanggung oleh pasien maupun
rumah sakit.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit semakin hari semakin
penting untuk dapat dilaksanakan oleh semua petugas yang ada di fasilitas pelayanan
kesehatan. Perlu disadari bahwa rendahnya kualitas pengendalian infeksi di rumah
sakit memerlukan dukungan berbagai pihak khususnya para klinisi serta komitmen
pimpinana rumah sakit untuk secara terus-menerus menggerakan semua pihak yang
terlibat dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk melaksanakan pencegahan
dan pengendalian infeksi. Untuk itu, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya
dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel, transparan
terhadap masyarakat khususnya terhadap jaminan keselamatan pasien (patient safety).
Memperhatikan kompleksnya permasalahan tetapi di satu sisi banyaknya
manfaat yang dihasilakan apabila kita melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di rumah sakit dengan baik, maka kegiatan Program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di rumah sakit ini seharusnya dapat dilaksanakan dalam suatu
struktu organisasi yang kuat dan rapi yang mampu menysuusn dan menjabarkan
program secara komprehensif, rinci dan jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh semua
petugas rumah sakit secara benar dan bertanggungjawab. Dibutuhkan perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan sebagai upaya menekan kejadian infeksi di
RSUD Dr. Muhammad Zein Painan.
Sehubungan dengan besarnya masalah dan akibat infeksi rumah sakit seperti
dikemukakan di atas, maka perlu disusun suatu program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di RSUD Dr. Muhammad Zein Painan dengan baik dan terarah
sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanannya
kepada masyarakat.

2. Tujuan
a. Tujuan umum
Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui
setiap aktivitas yang beresiko atau berpotensi penyebaran infeksi diantara
pasien oleh petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit untuk
mencapai kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan dlam
pencegahan dan pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan
penyembuhan penderita sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu,
cakupan dan efisiensi pelayanan.

8
b. Tujuan khusus
 Mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi rumah sakit
(IRS/Incident Rate HAIs) di RSUD Dr. Muhammad Zein Painan
melalui surveilans, investigasi outbreaks/KLB , audit kepatuhan PPI
dan edukasi tentang PPI.
 Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman, panduan dan atau
SPO tentang PPI melalui kegiatan monitoring di semua unit pelayanan.
 Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI di
unit-unit pelayanan.
 Meningkatkan kualitas kompetesi petugas Tim PPI RSUD Dr.
Muhammad Zein Painan.

BAB II
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

9
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya program PPI. Adapun kegiatan pokok dan rincian kegiatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
A. Menurunkan dan mengendalikan angka insiden infeksi rumah sakit (IRS/Incident
Rate HAIs) melalui kegiatan :
1. Surveilans data infeksi rumah sakit meliputi insiden infeksi pneumonia akibat
pemakaian ventilator / Ventilator Associated Pneumonia (VAP) serta
mengendalikan angka insiden lainnya seperti infeksi daerah operasi (IDO) ,
infeksi pneumonia akibat tirah baring (HAP) , infeksi akibat pemakaian kateter
vena sentral (IADP) dan infeksi saluran kemih (ISK)
2. Investigasi outbreak/wabah/kejadian luar biasa (KLB)
3. Melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja
4. Membuat kajian resiko infeksi rumah sakit
5. Monitoring CSSD
6. Monitoring pelaksanaan manajemen laundry dan linen di rumah sakit
7. Monitoring pelaksanaan manajemen peralatan kadaluarsa
8. Monitoring pembuangan sampah-sampah infeksius, cairan tubuh dan darah
9. Monitoring pembuangan benda tajam
10. Pelayanan makanan
11. Monitoring pembongkaran, pembangunan dan renovasi
12. Monitoring pelaksanaan isolasi pasien
13. Monitoring hand hygiene pada pasien, pengunjung dan staf/petugas
14. Monitoring penggunaan alat pelindung diri.

B. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman dan atau SPO tentang PPI di semua
unit pelayanan dengan kegiatan:
1. Monitoring pelaksanaan PPI di seluruh lingkungan rumah sakit
2. Monitoring pelaksanaan PPI di kamar jenazah
3. Monitoring pola pelayanan farmasi khususnya tentang dispensing obat dan
kadaluarsa obat
4. Monitoring di ruangan intensif
5. Monitoring di kamar operasi
6. Monitoring penatalaksanaan kebersihan/dekontaminasi ambulance

C. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman dan atau SPO tentang PPI di semua
area pengunjung dengan kegiatan :
1. Monitoring pelaksanaan PPI di kantin/kafetaria rumah sakit
2. Monitoring pelaksanaan PPI di ruang tunggu

D. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI di unit-unit


pelayanan melalui:

10
1. Membuat rekomendasi untuk usulan pengadaan sarana pedukung penerapan PPI
di unit pelayanan seperti pengadaan APD, sarana kebersihan tangan (wastafel,
sabun, larutan desinfektan/antiseptik, tisu , handrub).
2. Melakukan koordinasi dengan manajer umum terkait sarana pendukung penerapan
PPI

E. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas PPI yang meliputi :


1. Membuat usulan pelatihan lebih lanjut bagi tim PPI
2. Membuat usulan pelatihan PPI dasar bagi tim PPI
3. Membuat pelatihan berkesinambungan (in house training) tentang PPI bagi
seluruh petugas rumah sakit (medis dan non medis)

BAB III
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Menurunkan dan Mengendalikan Angka Insiden IRS/ Incident Rate HAIs


1. Surveilans IRS
Data infeksi rumah sakit merupakan salah satu indikator klinik rumah sakit
sehingga surveilans harus dilakukan dengan benar agar mendapatkan data yang
akurat yang menggambarkan keadaan sesungguhnya. Data yang akurat akan
membantu mengidentifikasi permasalahan yang perlu diatasi untuk mendapatkan
mutu pelayanan pasien yang optimal. Data akan dikoleksi setiap bulan sesuai
dengan yang telah ditetapkan dan telah diinformasikan kepada unit terkait.
Ruang lingkup pelaksanaan surveilans IRS di RSUD Dr. Muhammad Zein
Painan adalah di semua unit pelayanan perawatan /kesehatan langsung kepada

11
pasien dengan mengumpulkan dan mengevaluasi data yang terkait dengan resiko
infeksi pada:
a. Saluran pernafasan seperti prosedur dan peralatan terkait intubasi,
dukungan ventilasi mekanis dan trakeostomi.
b. Saluran kencng seperti prosedur invasif da peralatan terkait dengan
indwelling urinary catheter , sistem drainase urin.
c. Peralatan intravaskuler invasif seperti insersi dan pelayanan kateter vena
sentral.
d. Lokasi operasi seperti pelayanan dan tipe pembalut luka dan prosedur
aseptik.
Metode surveilans yang digunakan oleh Komite PPI RSUD Dr.M Zein Painan
adalah:
a. Surveilans IAD
Menggunakan surveilans target (tergetted surveilance) yang terfokus pada
pasien di ruang rawat intensif (HCU).
IAD adalah infeksi akibat pemakaian atau pemasangan kateter intravaskuler
setelah 48 jam pemakaian alat. Alat yang bisa di pantau tim PPI RSUD Dr.
Muhammad Zein Painan adalah kateter vena sentral (CVL)

Jumlah kejadian IAD


Incidence Rate (laju insidensi) : ---------------------------------------- X 1000
Jumlah hari pemasangan CVL ( Central Vena Line )
b. Surveilans ISK
ISK adalah infeksi yang terjadi pada saluran kemih murni (uretra dan
permukaan saluran kemih) atau melibatkan bagian yang lebih dalam dari
organ-organ pendukung saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih, uretra
dan jaringan sekitar retroperitoneal atau rongga perinefrik)
Rumus perhitungannya :

Jumlah kejadian ISK


Incidence Rate (laju insidensi) : ---------------------------------------- X 1000
Jumlah hari pemasangan kateter urine

c. Surveilans HAP
HAP adalah infeksi saluran nafas bawah yang mengenai parenkim paru yang
terjadi setelah pasien dirawat lebih dari 48 jam akibat tirah baring tanpa
dilakukan intubasi dan sebelumnya tidak menderita infeksi saluran nafas
bawah.
Rumus perhitungannya :

12
Jumlah kejadian HAP
Incidence Rate (laju insidensi) : ---------------------------------------- X 1000
Jumlah lama hari tirah baring

d. Surveilans VAP
VAP adalah infeksi saluran nafas bawah yang mengenai parenkim paru yang
terjadi akibat pemasangan/pemakaian ventilasi mekanik (ventilator) lebih dari
48 jam dan sebelumnya tidak ditemukan tanda-tandainfeksisaluran nafas
bawah.
Rumus perhitungan :
Jumlah kejadian VAP
Incidence Rate (laju insidensi) : ------------------------------------------------ X 1000
Jumlah lama hari Pemakain ventilator mekanik
e. Surveilans IDO
IDO adalah infeksi padasemua kategori luka operasi bersih yang
terkontaminasi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari setelah operasi tanpa
implant dan 90 hari setelah operasi dengan implant.
Rumus perhitungannya :

Jumlah kejadian ILO


Incidence Rate (laju insidensi) : ------------------------------------------------ X
100
Jumlah pasien yang di operasi

Data surveilans ini dikumpulkan oleh IPCLN yang ada di setiap unit
perawatan dengan menggunakan format harian rumah sakit yang mencakup
semua variabel (satuan) yang ada dalam formula dari seluruh jenis infeksi
rumah sakit. Pencatatan dilakukan bila ditemukan kelainan sesuai jenis infeksi
rumah sakit yang ada maka petugas ruangan atau IPCLN yang pertama kali
menemukan pasien terinfeksi harus langsung mencatat dan melaporkannya
kepada IPCN.
Indikasi adanya infeksi rumah sakit juga dapat dengan melakukan
telaah/kajian laboratorium untuk mengetahui apakah ada hasil kultur atau
isolasi positif pada waktu tersebut di ruang perawatan dimana dilakukan
kegiatan surveilans. Data infeksi yang ditemukan terlebih dahulu dikonfirmasi
dengan dokter yang merawat untuk menegakkan apakah hal tersebut dapat
diindikasikan sebagai data rumah sakit.

13
2. Investigasi Outbreak/wabah/KLB
Surveilans atau investigasi outbreak/KLB dilaksanakan terhadap temuan
adanya kasus infeksi yang muncul dan pemunculan ulang (emerging dan
reemerging) serta kuman multi resisten lain yang dipantau melalui pemantauan
hasil laboratorium mikrobiologi seperti ESBL (Extended Spectrum Beta
Lactamase), MDRO (Multi Drugs Resisten Organism), MRSA(Meticillin
Resistant Staphylococcus aureus), VRE (Vancomycin Resistant Enterococcus)
Suatu kejadian disebut outbreaks/KLB adalah meningkatnya suatu kejadian
kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
kelompok pasien dalam kurun waktu tertentu. Kriteria yang digunakan adalah:
a. Timbulnya infeksi/penyakit dan atau kuman yang sebelumnya tidak ada
b. Adanya peningkatan kejadian dua kali atau lebih dibandingkan jumlah yang
terjadi pada kurun waktu yang sama pada periode/tahun sebelumnya.

3. Melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja


Monitoring kesehatan karyawan/petugas dilakukan dengan berkoordinasi dengan
tim K3RS yang meliputi :
a. Pemeriksaan berkala
b. Pemberian imunisasi yang pelaksanaannya tergantung pada:
 Resiko ekspos petugas
 Kontak petugas dengan pasien
 Karakteristik pasien rumah sakit
 Dana rumah sakit
c. Pelaporan pajanan dan insiden kecelakaan kerja (tertusuk jarum)
d. Pengobatan dan atau konseling

4. Membuat pengkajian resiko pengendalian infeksi


Pengkajian resiko pengendalian infeksi terdiri dari tiga tahapan:
a. Identifikasi resiko
Identifikasi dilakukan oleh Komite PPI dengan melibatkan bidang pelayanan
medis, bidang pelayanan keperawatan, unit penjami mutu dan tim patient
safety. Identifikasi ini berdasarkan pada issue infeksi.
b. Analisa resiko
Resiko yang sudah diidentifikasi dilakukan grading dengan memberikan skor
pada probabilitas, dampak dan kesiapan sistem di RS. Analisa resiko
dilakukan oleh Komite PPI dengan melibatkan bidang pelayanan medis,
bidang pelayanan keperawatan, unit penjamin mutu dan tim patient safety.
c. Evaluasi resiko
Merupakan tahapan melihat resiko mana yang paling tinggi nilainya dengan
cara mengalikan skoring resiko probabilitas dengan dampak kesiapan
sistemyang dilakukan oleh Komite PPI dengan melibatkan bidang pelayanan

14
medis, bidang pelayanan keperawatan, unit penjamin mutu dan tim patient
safety.

5. Monitoring pelaksanaan sterilisasi rumah sakit


Dilakukan minimal 1 kali setiap bulan meliputi prosedur penerimaan alat
kotor, pembersihan alat, pengeringan, sterilisasi/dekontaminasi, pengemasan,
pelabelan kadaluarsa steril alat, penyimpanan dan pendistribusian alat.
Monitoring juga dilakukan terhadap kepatuhan petugas dalam penggunaan
APD , pencatatan suhu, tekanan dan kelembaban ruangan. Hasil monitoring
akan dilaporkan tiap bulan (blanko monitoring terlampir)

6. Monitoring pelaksanaan manajemen laundry dan linen rumah sakit


Monitoring pelaksanaan manajemen linen RS meliputi kegiatan
monitoring pada prosedur penerimaan linen kotor, pencucian linen infeksius,
pencucian linen non infeksius, pengemasan, penyimpanan dan pendistribusian
linen serta alur linen kotor dan bersih. Kegiatan ini dilakukan minimal 1 kali
tiap bulan dan hasil monitoing dilaporkan tiap bulan (blanko terlampir)

7. Monitoring pelaksanaan manajemen peralatan kadaluarsa


Monitoring manajemen peralatan kadaluarsa dilaksanakan terhadap daftar
dan jumlah alat yang kadaluarsa, Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1
kali tiap bulan dan hasil monitoring dilaporkan tiap bulan.

8. Monitoring pembuangan sampah infeksius, cairan tubuh dan darah


Monitoring dilakukan terhadap prosedur penanganan sampah infeksius dan
cairan tubuh mulai dari sumbernya (ruang perawatan dan laboratorium)
termasuk kantong sampah yang digunakan, sampai dikelola di
incenerator/limbah. Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan
dan hasil monitoring dilaporkan tiap bulan.

9. Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum


Monitoring penerapan kewaspadaan isolasi lainnya termasuk penanganan
dan pengelolaan benda tajam yang dilakukan setiap hari bersamaan dengan
kunjungan ruangan meliputi prosedur yang benar tentang pembuangan benda
tajam dan prosedur yang benar tentang penggunaan benda tajam/jarum.

15
Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan hasil monitoring
dilaporkan tiap bulan.

10. Monitoring pelayanan makanan


Monitoring pelayanan makanan meliputi kegiatan monitoring pada
peyediaan makanan mentah, penataan/penyususunan bahan makanan,
pengelohan makanan, penyajian makanan dan pendistribusian makanan ke
ruang perawatan. Monitoring ini juga meliputi kepatuhan petugas terhadap
penggunaan APD, kepatuhan petugas dalam kebersihan tangan, prosedur
pencucian dan penyimpanan alat-alat makan, pencatatan suhu dan kelembaban
udara. Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan hasil
monitoring dilaporkan tiap bulan.

11. Monitoring pembongkaran, pembangunan dan renovasi


Monitoring dilakukan bila ada kegiatan seperti pembongkaran gedung,
perbaikan gedung, penambahan bagian dari gedumg utama dan atau
pembangunan gedung baru. Monitoring dilakukan sebelum, selama dan
setelah dilakukan renovasi/rekonstruksi. Hasil monitoring yang dilakukan
IPCN akan dituangkan dan disusun dalam laporan ICRA (Infection Control
Risk Asessment) renovasi/rekontruksi yang akan dilaporkan kepada Direktur
RS.

12. Monitoring pelaksanaan isolasi pasien


Monitoring pelaksanaan isolasi pasien dilakukan dengan melakukan
kunjungan lapangan oleh IPCN dengan mengisi formulir pemantauan yang
meliputi ketersediaan /kelengkapan saran/prasarana, kepatuhan penggunaan
APD, kepatuhan kebersihan tangan, penempatan pasien, serta pencatatan suhu,
tekanan dan kelembaban ruangan. Hasil monitoring dilaporkan tiap bulan.

13. Monitoring hand hygiene pada pasien, penunggu dan petugas/staf


a. Monitoring hand hygiene terhadap pasien dilakukan dengan memberikan
informasi kepada pasien tentang kapan harus cuci tangan dan bagaimana
cara melakukan kebersihan tangan , juga diberikan informasi kapan harus
menggunakan hand hygiene dengan cuci tangan dan kapan dengan
handrub. Ketersediaan fasilitas untuk melakukan kebersihan tangan pada
area pasien juga dimonitor ketersediaannya.

16
b. Monitoring hand hygiene pada penunggu dilakukan dengan memberikan
informasi kepada pasien tentang kapan harus cuci tangan dan bagaimana
cara melakukan kebersihan tangan , juga diberikan informasi kapan harus
menggunakan hand hygiene dengan cuci tangan dan kapan dengan hand
rub. Ketersediaan fasilitas untuk melakukan kebersihan tangan pada area
pengunjung juga dimonitor ketersediaannya.
c. Monitoring hand hygiene pada petugas/staf dilakukan dengan audit
kepatuhan melakukan kebersihan tangan yang dilakukan setiap hari dan
analisanya dapat dibuat setiap 3 bulan. Audit dilakukan terhadap petugas
yang terlibat langsung dalam pelayanan pasien meliputi unit rawat jalan,
kamar operasi dan rawat inap.

14. Monitoring penggunaan APD


Monitoring penggunaan APD yang dilakukan setiap hari terhadap petugas
di unit perawatan terutama di ruang isolasi, dilakukan bersamaan dengan
kunjungan ruangan. Hasil monitoring dilaporkan setiap bulan (blanko
terlampir).

B. Memaksimalkan kebijakan, pedoman dan SPO PPI di semua unit pelayanan


1. Monitoring pengendalian lingkungan rumah sakit
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah monitoring kebersihan lingkungan
rumah sakit, lingkungan masing-masing unit pelayanan, prosedur
penatalaksanaan pengendalian lingkungan sperti mengepel lantai dan
dekontaminasi permukaan termasuk prosedur pembuatan/pencampuran larutan
desinfektan. Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan
hasil monitoring dilaporkan tiap bulan.

2. Monitoring pelaksanaan PPI di kamar jenazah


Meliputi kegiatan monitoring pada penatalaksanaan jenazah pasien dengan
kasus infeksius, penggunaan APD, kebersihan lingkungan serta ketersediaan
sarana cuci tangan dan kepatuhan petugas dalam melakukan kebersihan
tangan. Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan hasil
monitoring dilaporkan tiap bulan.

3. Monitoring pola pelayanan farmasi obat kadaluarsa


Meliputi prosedur yang terkait dengan kebersihan lingkungan sekitar,
penataan obat-obatan, dan penatalaksaaan obat kadaluarsa. Kegiatan

17
monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan hasil monitoring
dilaporkan tiap bulan.

4. Monitoring di ruangan intensif


Monitoring penggunaan di ruang intensif dilakukan dengan melakukan
kunjungan lapangan oleh IPCN dengan mengisi formulir pemantauan yang
meliputi ketersediaan /kelengkapan sarana/prasarana. Kepatuhan penggunaan
APD, kepatuhan cuci tangan, penempatan pasien, serta pencatatan suhu,
tekanan dan kelembaban ruangan. Hasil monitoring dilaporkan tiap bulan.

5. Monitoring di kamar operasi


Monitoring di kamar operasi dilakukan dengan melakukan kunjungan
lapangan oleh IPCN dengan mengisi formulir pemantauan yang meliputi
ketersediaan /kelengkapan sarana/prasarana. Kepatuhan penggunaan APD,
kepatuhan cuci tangan, penempatan pasien, serta pencatatan suhu, tekanan dan
kelembaban ruangan. Hasil monitoring dilaporkan tiap bulan.

6. Monitoring penatalaksanaa dekontaminasi ambulans


Monitoring dilakukan dengan melakukan kunjungan lapangan ke unit
ambulan oleh IPCN terkait ketersediaan/kelengkapan sarana/prasarana yang
mendukung penerapan PPI, prosedur dekontaminasi dan kebersihan serta
kepastian ambulan bisa digunakan kembali ditinjau dari PPI. Hasil monitoring
dilaporkan tiap bulan.

C. Memaksimalkan kebijakan , pedoman dan SPO PPI di area pengunjung


1. Monitoring pelaksanaan PPI di kafetaria
Monitoring pelaksanaan PPI di kafetaria meliputi kegiatan monitoring
pada peyediaan makanan mentah, penataan/penyususunan bahan makanan,
pengelohan makanan, penyajian makanan dan pendistribusian makanan ke
ruang perawatan. Monitoring ini juga meliputi kepatuhan petugas terhadap
penggunaan APD, kepatuhan petugas dalam kebersihan tangan, prosedur
pencucian dan penyimpanan alat-alat makan, pencatatan suhu dan kelembaban
udara. Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan hasil
monitoring dilaporkan tiap bulan.

2. Monitoring pelaksanaan PPI di ruang tunggu

18
Monitoring pelaksanaan PPI di ruang tunggu pasien baik di ruang rawat
inap maupun rawat jalan meliputi pembuangan sampah, kebersihan
lingkungan, etika batuk, pemakaian APD, dll. Kegiatan dilakukan setiap hari
bersamaan dengan kunjungan harian IPCN.

D. Mengembangkan fasilitas pendukung penerapan PPI


1. Membuat rekomendasi untuk usulan pengadaan sarana pendukung penerapan PPI
di unit pelayanan seperti pengadaan APD, sarana kebersihan tangan (wastafel,
sabun, larutan desinfektan/antiseptik, tisu, handrub), dll. Rekomendasi PPI dalam
pengadaan sarana pendukung PPI akan dibuat dalam Rencana Anggaran Biaya
(RAB) yang disusun oleh Komite PPI untuk diajukan kepada Direktur RS yang
selanjutnya akan dimasukkan ke dalam RAB rumah sakit.
2. Melakukan koordinasi dengan bagian umum terkait pengadaan sarana pendukung
penerapan PPI
RAB PPI akan ditidaklanjuti Komite PPI ke bagian Perencanaan dan Evaluasi
(PE).

E. Meningkatkan kompetensi Tim PPI


1. Membuat usulan pelatihan lanjutan bagi Tim PPI
Perkembangan ilmu dan teknologi harus diimbangi dengan pelatihan bagi
IPCN yang berkesinambungan dan ter up date sesuai dengan perkembangan
kondisi saat ini. Komite PPI membuat daftar kebutuhan pelatihan untuk
diajukan kepada Direktur RS dan ditembuskan kepada bagian HRD.
2. Membuat usulan pelatihan dasar PPI bagi Tim PPI
3. Membuat pelatihan berkesinambungan tentang PPI bagi seluruh petugas rumah
sakit (medis dan non medis)

19
20
BAB IV
SASARAN

A. Sasaran program yang melibatkan :


1. Seluruh staf RS
Seluruh staf dilibatkan dalam penerapan PPI dalam memberikan pelayanan
kepada pasien baik secara langsung maupun tidak langsung di unitnya masing-
masing.
2. Pasien dan keluarga
Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang PPI dengan harapan ikut serta
dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi. Edukasi diberikan secara
langsung (face to face) ataupun dikumpulkan dalam suatu pertemuan dalam
bentuk penyuluhan yang berkaitan dengan PPI.
3. Pengunjung
Pengunjung pasien yang datang ke RS diberikan edukasi tentang PPI dengan
harapan ikut pula dalam upaya pencegahan dan pengedalian infeksi di RS
terutama tentang aturan yang harus dipatuhi dan dijauhi ketika mengunjungi
pasien-pasien dengan penyakit menular maupun tentang upaya lain yang
berhubungan dengan PPI.

B. Menurunkan angka insiden IRS/ Incident rate HAIs


Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di
RSUD Dr. Muhammad Zein Painan tahun 2018 adalah menurunkan angka insiden
IRS dengan rincian sebagai berikut:
1. Surveilans IRS
a. Angka insiden IAD <10 kasus per-1000 hari pemakaian kateter vena sentral
(<10‰) dalam satu periode tertentu (1 bulan) yang terfokus pada pasien di
ruang rawat intensif (HCU)
b. Angka insiden ISK < 10 kasus per-1000 hari pemakaian kateter urine menetap
(<10‰) dalam satu periode tertentu (1 bulan) di kamar perawatan.
c. Angka insiden HAP < 10 kasus per-1000 hari perawatan tirah baring (<10‰)
dalam satu periode tertentu (1 bulan) di kamar perawatan.
d. Angka insiden VAP< 10 kasus per-1000 hari pemakaian ventilator (<10‰)
dalam satu periode tertentu (1 bulan) yang terfokus pada pasien di ruang rawat
intensif (HCU)
e. Angka insiden IDO < 2 kasus per-100 tindakan operasi (< 2%), meliputi
semua pasien pasca operasi di RSUD Dr.M.Zein Painan yang sedang dirawat
dan setelah pasien keluar dari RS yaitu di poli bedah.

21
2. Investigasi outbreak/KLB
Sassaran surveilans kuman multiresisten adalah menurunnya angka insiden seperti
ESBL (Extended Spectrum Beta Laktamase), MDRO (Multi Drugs Resistant
Organism), MRSA (Methicyllin Resistant Staphylococcus aureus), yaitu pada
pasien yang sudah dinyatakan infeksi dan atau dicurigai infeksi yang sedang
dirawat di semua ruang perawatan, dengan pemeriksaaan kultur mikrobiologi.
Sasaran pencapaiannya adalah tidak ditemukan kuman multiresisten (0%) dalam 6
bulan.

3. Audit kepatuhan
a. Sasaran audit kepatuhan melakukan kebersihan tangan adalah semua petugas
baik medis maupun non medis seperti dokter, perawat, petugas radiologi,
petugas laboratorium, petugas fisioterapi dan petugas kebersihan yang terlibat
langsung dalam pelayanan pasien meliputi di unit rawat jalan, rawat inap, dan
kamar operasi. Sasaran pencapaian kepatuhan kebersihan tangan adalah > 80%
dalam jangka waktu 3 bulan.
b. Sasaran audit kepatuhan penggunaan APD petugas di unit perawatan
khususnya di ruangan isolasi, intensif dan kamar operasi dilakukan bersamaan
dengan kunjungan ruangan. Sasaran pencapaiannya adalah > 90% dalam
waktu 1 bulan.
c. Audit kelengkapan PPI juga dilakukan setiap hari/setiap minggu/setiap waktu
tertentu bersamaan dengan kunjungan lapangan ke unit-unit
pelayanan/perawatan untuk melihat apakah saran/prasarana pendukung di
semua unit tersedia, tidak lengkap atau salah/tidak digunakan. Sasaran
pencapainnya adalah > 80% dalam waktu 3 bulan.

4. Edukasi
Sasaran yang ingin dicapai Komite PPI dalam pelaksanaan program edukasi
dibagi dalam kategori yaitu staf baru dan staf lama (medis dan non medis), pasien,
keluarga pasien/pengunjung serta peugas/pekerja non petugas RSUD Dr.M.Zein
Painan yang tidak melayani pasien langsung tetapi berada di lingkungan RSUD
Dr.M.Zein Painan seperti petugas kebersihan, petugas parkir, sekuriti dan petugas
kafetaria.
a. Staf baru

22
Staf baru tidak dibedakan perawat , dokter atau staf lain diberikan edukasi PPI
saat mereka mulai bekerja atau mulai menjadi karyawan di RSUD
Dr.Muhammad Zein Painan. Kegiatan ini bekerja sama dengan bagian SDM.
Sasaran yang ingin dicapai adalah semua staf baru yang akan bekerja sudah
teredukasi PPI (100%).
b. Staf lama
Dalam kaitan peningkatan pemahaman pencegahan dan pengendalian infeksi
akan dilakukan inventarisasi staf medis dan non medis yang telah menjalani
edukasi sebelumnya, sehingga dapat diketahui siapa yang belum menjalani
kegiatan edukasi. Peningkatan pengetahuan untuk seluruh staf dalam bentuk
inhouse training PPI sehngga mempunyai persepsi dan pemahaman yang sama
untuk pengendalian infeksi. Staf yang teredukasi sebelumnya, dalam kurun
waktu 1 tahun harus meng-update sertifikat pelatihannya. Sasaran pencapain
adalah >80% staf sudah teredukasi PPI dalam kurun waktu 1 tahun.
c. Pasien
Edukasi kepada pasien diberikan secara langsung dan melalui leaflet oleh
IPCLN, petugas ruangan atau IPCN saat kunjungan langsung ke unit
pelayanan perawatan tentang kebersihan tangan, pencegahan penyebaran
penyakit di rumah sakit dan pengelolaan penyakit infeksi di rumah sakit.
Sasaran pencapaian edukasi kepada pasien adalah > 80% pasien yang sedang
dirawat dapat teredukasi PPI dalam kurun waktu 4 bulan.
d. Pengunjung
Edukasi dengan pengunjung /keluarga pasien dilaksanakan berkoordinasi
dengan tim PKRS dan petugas ruangan. Kegiatan dilakukan di poliklinik/unit
rawat jalan dan ruang perawatan, meliputi kebersihan tangan, pencegahan
penyebaran penyakit infeksi di rumah sakit, kebersihan lingkungan,
pengenalan penyakit seperti penyakit menular, DM, penyakit jantung, dll.
Sasaran pencapainnya adalah > 80% pengunjung dapat terdedukasi dalam
waktu 3 bulan.
e. Kantin
Edukasi kepada karyawan kantin yang berada di lingkungan RSUD Dr.M.Zein
Painan diberikan kelas oleh IPCN atau langsung saat kunjungan ke kantin
yang melayani pasien, pengunjung/keluarga pasien dan petugas rumah sakit.
Sasaran pencapain edukasi pegawai kantin adalah 80% sudah teredukasi PPI
dalam kurun waktu 6 bulan.

f. Petugas lainnya

23
Sasaran pencapainnnya adalah > 80% petugas parkir, sekuriti dan petugas
kebersihan terdedukasi PPI dalam kurun waktu 6 bulan.

C. Memaksimalkan kepatuhan dalam penerapan kebijakan, pedoman dan atau


SPO tentang PPI di semua unit pelayanan
1. Area pelayanan
a. Monitoring pengendalian lingkungan rumah sakit
Sasaran yang dicapai adalah seluruh lingkungan rumah sakit yaitu seluruh
lingkungan di unit-unit pelayanan/perawatan dan lingkungan di sekitar rumah
sakit.
b. Monitoring pelaksanaan sterilisasi rumah sakit
Sasaran yang dicapai adalah Instalasi Sterilisasi Sentral yang meliputi petugas,
alat-alat, mesin dan lingkungan Instalasi Sterilisasi Sentral.
c. Monitoring pelaksanaan manajemen linen rumah sakit
Sasaran yang dicapai adalah petugas linen, alat-alat, mesin dan lingkungan.
d. Monitoring pelaksanaan pelayanan gizi
Sasaran yang dicapai meliputi petugas, bahan makanan mentah, makanan jadi,
alat-alat/mesin dan lingkungan.
e. Monitoring pelaksanaan PPI di kamar jenazah
Sasaran yang dicapai meliputi petugas, alat-alat dan lingkungan.
f. Monitoring pola pelayanan farmasi khususnya tentang dispensing obat dan
kadaluarsa obat
Sasaran yang ingin dicapai khususnya di bagian Depo Farmasi RSUD
Dr.M.Zein Painan meliputi petugas, alat-alat dan lingkungan sekitar farmasi
g. Monitoring pembuangan sampah infeksius dan cairan tubuh
Sasaran yang ingin dicapai adalah di ruang-ruang perawatan dan laboratorium
h. Monitoring penanganan pembuangan komponen darah
Sasaran yang dicapai adalah laboratorium meliputi petugas dan komponen
darah serta lingkungan di sekitarnya.
i. Monitoring pembuangan benda tajam dan jarum
Sasaran yang ingin dicapai adalah di ruang perawatan, laboratorium dan
incenerator meliputi petugas, tempat sampah benda tajam/sharp box dan
lingkungan
j. Monitoring penggunaan ruang isolasi
Sasaran yang ingin dicapai khususnya di ruangan bertekanan negatif untuk
pasien dengan airborne disesase.
k. Monitoring ruang intensif
Sasaran yang ingin dicapai adalah petugas dan pengelolaan pasien di ruang
intensif
l. Monitoring kamar operasi
Sasaran yang ingin dicapai adalah pada petugas dan pengelolaan pasien di
kamar operasi terutama tentang pengelolaan pasien dengan penyakit menular.

24
m. Monitoring pelaksanaan renovasi/rekonstruksi bangunandi RSUD Dr.M.Zein
Painan.
Sasaran yang dicapai adalah bila ada kegiatan renovasi/rekontruksi seperti
pembongkaran gedung, perbaikan gedung, penmabhan bagian dari gedung
utama dan atau pembangunan gedung baru
n. Monitoring penatalaksanaan kebersihan/dekontaminasi ambulans
Sasaran yang dicapai adalah di unit ambuans khususnya ambulans transport
pasien dari dan keluar RSUD Dr.M.Zein Painan.
2. Area staf
a. Monitoring dan pencatatn dan pelaporan tertusuk jarum
Sasaran yang ingin dicapai adalah di ruang perawatan, HD , laboratorium dan
radiologi meliputi hasil dokumentasi pencatatan dan pelaporan insiden
sehingga semua insiden dapat terlaporkan (100%)
b. Monitoring kesehatan karyawan
Sasaran yang ingin dicapai adalah di semua unit pelayanan meliputi semua
petugas RSUD Dr.M.Zein Painan terutama di unit pelayanan yang berisiko
tinggi seperti OK, HD, CSSD dan linen.
3. Area pengunjung
a. Monitoring pelaksanaan PPI di gizi
Sasaran yang dicapai adalah di gizi meliputi petugas gizi, bahan makanan
mentah, makanan jadi, alat dan lingkungan gizi.
b. Monitoring penerapan PPI di area pengunjung
Sasaran yang dicapai adalah semua pengunjung yang datang ke RS

D. Meningkatkan kompetensi petugas tim PPI


1. Membuat usulan pelatihan lebih lanjut bagi tenaga IPCN
Sasaran yang dicapai adalah minimal 1 kali pelatihan dalam 1 tahun bagi IPCN
2. Membuat usulan pelatihan dasar bagi tim PPIRS
Sasaran yang dicapai adalah minimal 2 orang dalam tim PPI RSUD Dr.M.Zein
Painan memdapat pelatihan PPI dasar dalam 1 tahun
3. Membuat pelatihan berkesinambungan tentang PPI bagi seluruh petugas rumah
sakit (medis dan non medis)
Sasaran yang dicapai adalah >80% petugas di RSUD Dr.M.Zein Painan mengikuti
kegiatan in house training yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun.

25
26
BAB V
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan PIC
No Keterang
Kegiatan Ja Fe Ma Ap Me Ju Ju Ag Se Ok No De Anggaran
. an
n b r r i n l s p t p s
Pelatihan PPI dasar untuk 25.000.00
1 IPCN dan IPCO Manajemen 0
2 Surveilans data IRS √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 5.000.000
Sesuai
3 Edukasi staf baru IPCN 1.000.000 kebutuhan
4 Edukasi staf lama √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 7.000.000
Edukasi pasien (hand hygiene,
5 etika batuk, APD) √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
Edukasi pengunjung (hand
√ √ √ √ √ √ √ √ √
6 hygiene, etika batuk, APD) IPCN 1.000.000
Audit kepatuhan kebersihan
√ √ √
7 tangan IPCN 1.000.000
Audit kepatuhan penggunaan
√ √ √
8 APD IPCN 1.000.000
Monitoring pengendalian
√ √ √ √ √ √ √ √ √
9 lingk. RS IPCN 1.000.000
10 Monitoring CSSD √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
11 Monitoring Linen √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
12 Monitoring gizi √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
13 Monitoring kamar jenazah √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
14 Monitoring barang kadaluarsa √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
15 Monitoring farmasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
27
Monitoring pengelolaan
16 √ √ √ √ √ √ √ √ √
limbah IPCN 1.000.000
Monitoring pembuangan darah
17 √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan IPCN 1.000.000
komponen darah
Monitoring pembuangan benda
√ √ √ √ √ √ √ √ √
18 tajam IPCN 1.000.000
Monitoring penggunaan ruang
√ √ √ √ √ √ √ √ √
19 isolasi IPCN 1.000.000
Monitoring kesehatan 64.000.00
20 √ Manajemen
karyawan 0
Monitoring pelaksanaan Koordinas
21 √ IPCN 2.000.000
renovasi bangunan i dgn K3
22 Minitoring ruang intensif √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
23 Monitoring kamar operasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
Monitoring kebersihan
24 √ √ √ √ √ √ √ √ √
ambulance IPCN 1.000.000
25 Rapat komite PPI √ √ √ Komite PPI 5.000.000
26 Rapat Tim PPI √ √ √ √ √ √ √ √ √ Komite PPI 2.500.000
27 Peninjauan, perbaikan, dan √ √ √ Komite PPI 2.000.000
pengembangan kebijakan/SOP
20.000.00 1 kali
28 √ Manajemen
Usulan pelatihan lanjutan PPI 0 setahun
10.000.00
29 In house training PPI √ √ Komite PPI
0

28
BAB VI
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali atau 2 (dua)
kali setahun yang dilakukan oleh IPCN di bawah koordinasi Tim PPI dan Komite PPI.
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat sesuai pelaksanaan evaluasi kegiatan ditujukan
kepada Komite PPI RSUD Dr.M.Zein Painan, menyangkut jadwal pelaksanaannya serta
elemen kegiatan yang sudah/belum/tidak dapat dilaksanakan agar dapat dilakukan perbaikan
bila mana perlu.

29
BAB VII
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

A. Pencatatan
1. Setiap hari IPCN mencatat data infeksi rumah sakit di unit-unit pelayanan
(surveilans) dengan formulir harian dari komite PPI, mendokumentasikan hasil
audit kepatuhan cuci tangan, kepatuhan APD, kepatuhan penerapan
SPO/kebijakan PPI dan monitoring penerapan PPI di semua unit pelayanan.
2. Data yang terkumpul akan dibuatkan analisa dengan anggota Tim PPI dan Komite
PPI

B. Pelaporan
1. Setiap 1 (satu) bulan sekali data dikumpulkan dan dibuatkan laporan oleh Tim PPI
untuk didiskusikan dengan Komite PPI dan selanjutnya laporan dikirimkan ke
Direktur RS.
2. Data kepatuhan kebersihan tangan dikumpulkan selama periode 3 bulan, dianalisa
dan didiskusikan dengan Tim PPI dan Komite PPI , selanjutnya dibuatkan laporan
yang dikirim ke Direktur RS.
3. Setiap 1 (satu) tahun semua pelaksanaan program Komite PPI dibuatkan Laporan
Tahunan yang akan dikirim kepada Direktur RS.

C. Evaluasi
1. Evaluasi proses
a. Semua kegiatan program berjalan sesuai jadwal
b. Formulir terisi sesuai surveilans dan audit PPI
2. Evaluasi hasil
a. Hasil kegiatan program PPI tiap bulan akan dilakukan feed back oleh Direksi
dalam hal ini Manajer Penunjang Medis dan Kepala Keperawatan untuk
ditindak lanjut oleh Komite PPI
b. Hasil kegiatan pelaksanaan program PPI dalam satu tahun akan dilakukan
feedback oleh Direktur RSUD Dr.M.Zein Painan.

BAB VIII
PENUTUP

Program Komite PPI di RSUD Dr.M.Zein Painan yang disusun tahun 2018 meliputi
kegiatan rutin yang sudah berjalan untuk pengendalian infeksi dan kegiatan yang baru

30
diterapkan atau bersifat pengembangan untuk peningkatan mutu pelayanan yang berkaitan
dengan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Program Komite PPI tahun 2018 ini berisi tentang rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan yang disusun secara rinci yang dipergunakan untuk mencapai tujuan Komite
PPI RSUD Dr.M.Zein Painan. Rencana kegiatan tersebut meliputi:
1. Menurunkan angka insiden infeksi rumah sakit (IRS/Incident rate HAIs) meliputi:
a. Surveilans data IRS
b. Investigasi outbreaks/KLB
c. Audit yang meliputi audit kepatuhan kebersihan tangan dan audit pemakaian alat
pelindung diri (APD) di semua unit perawatan.
d. Edukasi PPI bagi masyarakat rumah sakit (petugas, peserta didik, pasien,
pengunjung/keluarga pasien dan petugas fasilitas pendukung seperti
kantin/kafetaria, sekuriti dan petugas parkir.
2. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman dan atau SPO tentang PPI di
semuaunit pelayanan melalui kegiatan monitoring
3. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI di unit-unit
pelayanan.
4. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI melalui pelatihan lanjutan bagi
IPCN, pelatihan dasar bagi Tim PPI dan inhouse training tentang PPI.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas


Pelayanan Kesehatan Lainnya, Depkes 2009
2. Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS dan Fasilitas
Kesehatan Lainnya, Depkes 2011
3. Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit, Depkes 2004
4. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit, Depkes 2009

31
5. Standar Kamar Jenasah, Depkes 2004

32

Anda mungkin juga menyukai