Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
1
PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN
RSUD DR.MUHAMMAD ZEIN
Jalan Dr. A. Rivai Painan (Kode Pos 25611)
Telp. (0756) 21428 – 21518. Fax. (0756) 21398, Email. rsudpainan @ ymail.com
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. M. ZEIN PAINAN
NOMOR : 800/PPI/ /RSUD-PS/IV/2017
T E NTAN G
2
Menetapkan : MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Painan
Pada tanggal April 2017
DIREKTUR,
H. BUSRIL
Pembina
Nip. 19740227 200212 1 004
TIM PENYUSUN
Penasehat : Direktur
3
Sekretaris : Enda Gusnita, SKM
Anggota :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat-Nya
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan lainnya dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Perlu disadari bahwa kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi di Rumah Sakit sangat
terkait komitmen pimpinan Rumah Sakit serta memerlukan dukungan dari para klinisi di Rumah
Sakit.
Infeksi Rumah Sakit pada prinsipnya dapat dicegah, walaupun mungkin tidak dapat
dihilangkan sama sekali. Untuk itu telah disusun Program Pencegahan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya yang aplikatif sehingga diharapkan
penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dapat dilakukan lebih optimal.
4
Kami menyadari bahwa program ini masih belum sempurna, dan kami mengharapkan
adanya masukan bagi penyempurnaan buku ini dikemudian hari. Tersusunnya pedoman ini
merupakan hasil lokakarya dengan Tim Pokja/ Direktur/ Kepala Bagian
Untuk itu tim penyusun mengucapkan terima kasih dan harapan kami agar buku ini dapat
dipergunakan sebagai acuan dengan sebaik – baiknya.
Tim Penyusun
Komite PPIRS RSUD Dr.M.Zein Painan
DAFTAR ISI
Tim Penyusun………………………………………………………………………… 4
Kata Pengantar ............................................................................................................. 5
BAB I Pendahuluan ................................................................................................ 7
1. Latar Belakang…………………………………………………………….. 7
2. Tujuan……………………………………………………………………... 7
BAB II Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan........................................................ 10
BAB III Cara Pelaksanaan Kegiatan..............………………………………........... 12
BAB IV Sasaran......................................................……………….......................... 21
BAB V Jadwal Pelaksanaan Kegiatan..................................................................... 27
BAB VI Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan………...…………........... 29
BAB VII Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan …………………….......... 30
BAB VIII Penutup …………………………………………………..……………... 31
5
Daftar Pustaka …………………………………………………………......….....…...
.............................................................................................................................32
6
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi yang didapat atau timbul pada
waktu pasien dirawat di rumah sakit. Bagi pasien di rumah sakit hal ini merupakan
persoalan serius yang dapat menjadi penyebab langsung atau tidak dapat langsung
kematian pasien. Beberapa kejadian infeksi rumah sakit mungkin tidak menyebabkan
kematian pasien akan tetapi dapat menjadi penyebab penting pasien dirawat lebih
lama di rumah sakit. Penyebabnya adalah kuman yang berada di lingkungan rumah
sakit atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman endogen.
Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kejadian infeksi rumah sakit adalah infeksi
yang secara potensial dapat dicegah.
Salah satu hal yang perlu disadari bersama adalah bahwa kualitas pencegahan
dan pengendalian infeksi di rumah sakit yang masih sangat rendah, berdampak pada
rendahnya mutu pelayanan rumah sakit maupun bertambahnya beban yang harus
ditanggung oleh penderita. Suatu kejadian infeksi rumah sakit pada pasien akan
mengakibatkan hal-hal seperti memperberat penyakit dan sangat mungkin
7
menyebabkan kematian ataupun kecacatan, perpanjangan waktu tunggu bagi pasien
lainnya, serta peningkatan biaya pengobatan yang ditanggung oleh pasien maupun
rumah sakit.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit semakin hari semakin
penting untuk dapat dilaksanakan oleh semua petugas yang ada di fasilitas pelayanan
kesehatan. Perlu disadari bahwa rendahnya kualitas pengendalian infeksi di rumah
sakit memerlukan dukungan berbagai pihak khususnya para klinisi serta komitmen
pimpinana rumah sakit untuk secara terus-menerus menggerakan semua pihak yang
terlibat dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk melaksanakan pencegahan
dan pengendalian infeksi. Untuk itu, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya
dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang bermutu, akuntabel, transparan
terhadap masyarakat khususnya terhadap jaminan keselamatan pasien (patient safety).
Memperhatikan kompleksnya permasalahan tetapi di satu sisi banyaknya
manfaat yang dihasilakan apabila kita melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di rumah sakit dengan baik, maka kegiatan Program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di rumah sakit ini seharusnya dapat dilaksanakan dalam suatu
struktu organisasi yang kuat dan rapi yang mampu menysuusn dan menjabarkan
program secara komprehensif, rinci dan jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh semua
petugas rumah sakit secara benar dan bertanggungjawab. Dibutuhkan perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan sebagai upaya menekan kejadian infeksi di
RSUD Dr. Muhammad Zein Painan.
Sehubungan dengan besarnya masalah dan akibat infeksi rumah sakit seperti
dikemukakan di atas, maka perlu disusun suatu program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di RSUD Dr. Muhammad Zein Painan dengan baik dan terarah
sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanannya
kepada masyarakat.
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Meningkatkan keselamatan pasien, petugas dan keluarga/pengunjung melalui
setiap aktivitas yang beresiko atau berpotensi penyebaran infeksi diantara
pasien oleh petugas kesehatan, fasilitas dan lingkungan rumah sakit untuk
mencapai kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan dlam
pencegahan dan pengendalian infeksi serta membantu proses pengobatan dan
penyembuhan penderita sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu,
cakupan dan efisiensi pelayanan.
8
b. Tujuan khusus
Mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi rumah sakit
(IRS/Incident Rate HAIs) di RSUD Dr. Muhammad Zein Painan
melalui surveilans, investigasi outbreaks/KLB , audit kepatuhan PPI
dan edukasi tentang PPI.
Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman, panduan dan atau
SPO tentang PPI melalui kegiatan monitoring di semua unit pelayanan.
Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI di
unit-unit pelayanan.
Meningkatkan kualitas kompetesi petugas Tim PPI RSUD Dr.
Muhammad Zein Painan.
BAB II
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
9
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya program PPI. Adapun kegiatan pokok dan rincian kegiatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
A. Menurunkan dan mengendalikan angka insiden infeksi rumah sakit (IRS/Incident
Rate HAIs) melalui kegiatan :
1. Surveilans data infeksi rumah sakit meliputi insiden infeksi pneumonia akibat
pemakaian ventilator / Ventilator Associated Pneumonia (VAP) serta
mengendalikan angka insiden lainnya seperti infeksi daerah operasi (IDO) ,
infeksi pneumonia akibat tirah baring (HAP) , infeksi akibat pemakaian kateter
vena sentral (IADP) dan infeksi saluran kemih (ISK)
2. Investigasi outbreak/wabah/kejadian luar biasa (KLB)
3. Melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja
4. Membuat kajian resiko infeksi rumah sakit
5. Monitoring CSSD
6. Monitoring pelaksanaan manajemen laundry dan linen di rumah sakit
7. Monitoring pelaksanaan manajemen peralatan kadaluarsa
8. Monitoring pembuangan sampah-sampah infeksius, cairan tubuh dan darah
9. Monitoring pembuangan benda tajam
10. Pelayanan makanan
11. Monitoring pembongkaran, pembangunan dan renovasi
12. Monitoring pelaksanaan isolasi pasien
13. Monitoring hand hygiene pada pasien, pengunjung dan staf/petugas
14. Monitoring penggunaan alat pelindung diri.
B. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman dan atau SPO tentang PPI di semua
unit pelayanan dengan kegiatan:
1. Monitoring pelaksanaan PPI di seluruh lingkungan rumah sakit
2. Monitoring pelaksanaan PPI di kamar jenazah
3. Monitoring pola pelayanan farmasi khususnya tentang dispensing obat dan
kadaluarsa obat
4. Monitoring di ruangan intensif
5. Monitoring di kamar operasi
6. Monitoring penatalaksanaan kebersihan/dekontaminasi ambulance
C. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman dan atau SPO tentang PPI di semua
area pengunjung dengan kegiatan :
1. Monitoring pelaksanaan PPI di kantin/kafetaria rumah sakit
2. Monitoring pelaksanaan PPI di ruang tunggu
10
1. Membuat rekomendasi untuk usulan pengadaan sarana pedukung penerapan PPI
di unit pelayanan seperti pengadaan APD, sarana kebersihan tangan (wastafel,
sabun, larutan desinfektan/antiseptik, tisu , handrub).
2. Melakukan koordinasi dengan manajer umum terkait sarana pendukung penerapan
PPI
BAB III
CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
11
pasien dengan mengumpulkan dan mengevaluasi data yang terkait dengan resiko
infeksi pada:
a. Saluran pernafasan seperti prosedur dan peralatan terkait intubasi,
dukungan ventilasi mekanis dan trakeostomi.
b. Saluran kencng seperti prosedur invasif da peralatan terkait dengan
indwelling urinary catheter , sistem drainase urin.
c. Peralatan intravaskuler invasif seperti insersi dan pelayanan kateter vena
sentral.
d. Lokasi operasi seperti pelayanan dan tipe pembalut luka dan prosedur
aseptik.
Metode surveilans yang digunakan oleh Komite PPI RSUD Dr.M Zein Painan
adalah:
a. Surveilans IAD
Menggunakan surveilans target (tergetted surveilance) yang terfokus pada
pasien di ruang rawat intensif (HCU).
IAD adalah infeksi akibat pemakaian atau pemasangan kateter intravaskuler
setelah 48 jam pemakaian alat. Alat yang bisa di pantau tim PPI RSUD Dr.
Muhammad Zein Painan adalah kateter vena sentral (CVL)
c. Surveilans HAP
HAP adalah infeksi saluran nafas bawah yang mengenai parenkim paru yang
terjadi setelah pasien dirawat lebih dari 48 jam akibat tirah baring tanpa
dilakukan intubasi dan sebelumnya tidak menderita infeksi saluran nafas
bawah.
Rumus perhitungannya :
12
Jumlah kejadian HAP
Incidence Rate (laju insidensi) : ---------------------------------------- X 1000
Jumlah lama hari tirah baring
d. Surveilans VAP
VAP adalah infeksi saluran nafas bawah yang mengenai parenkim paru yang
terjadi akibat pemasangan/pemakaian ventilasi mekanik (ventilator) lebih dari
48 jam dan sebelumnya tidak ditemukan tanda-tandainfeksisaluran nafas
bawah.
Rumus perhitungan :
Jumlah kejadian VAP
Incidence Rate (laju insidensi) : ------------------------------------------------ X 1000
Jumlah lama hari Pemakain ventilator mekanik
e. Surveilans IDO
IDO adalah infeksi padasemua kategori luka operasi bersih yang
terkontaminasi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari setelah operasi tanpa
implant dan 90 hari setelah operasi dengan implant.
Rumus perhitungannya :
Data surveilans ini dikumpulkan oleh IPCLN yang ada di setiap unit
perawatan dengan menggunakan format harian rumah sakit yang mencakup
semua variabel (satuan) yang ada dalam formula dari seluruh jenis infeksi
rumah sakit. Pencatatan dilakukan bila ditemukan kelainan sesuai jenis infeksi
rumah sakit yang ada maka petugas ruangan atau IPCLN yang pertama kali
menemukan pasien terinfeksi harus langsung mencatat dan melaporkannya
kepada IPCN.
Indikasi adanya infeksi rumah sakit juga dapat dengan melakukan
telaah/kajian laboratorium untuk mengetahui apakah ada hasil kultur atau
isolasi positif pada waktu tersebut di ruang perawatan dimana dilakukan
kegiatan surveilans. Data infeksi yang ditemukan terlebih dahulu dikonfirmasi
dengan dokter yang merawat untuk menegakkan apakah hal tersebut dapat
diindikasikan sebagai data rumah sakit.
13
2. Investigasi Outbreak/wabah/KLB
Surveilans atau investigasi outbreak/KLB dilaksanakan terhadap temuan
adanya kasus infeksi yang muncul dan pemunculan ulang (emerging dan
reemerging) serta kuman multi resisten lain yang dipantau melalui pemantauan
hasil laboratorium mikrobiologi seperti ESBL (Extended Spectrum Beta
Lactamase), MDRO (Multi Drugs Resisten Organism), MRSA(Meticillin
Resistant Staphylococcus aureus), VRE (Vancomycin Resistant Enterococcus)
Suatu kejadian disebut outbreaks/KLB adalah meningkatnya suatu kejadian
kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
kelompok pasien dalam kurun waktu tertentu. Kriteria yang digunakan adalah:
a. Timbulnya infeksi/penyakit dan atau kuman yang sebelumnya tidak ada
b. Adanya peningkatan kejadian dua kali atau lebih dibandingkan jumlah yang
terjadi pada kurun waktu yang sama pada periode/tahun sebelumnya.
14
medis, bidang pelayanan keperawatan, unit penjamin mutu dan tim patient
safety.
15
Kegiatan monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan hasil monitoring
dilaporkan tiap bulan.
16
b. Monitoring hand hygiene pada penunggu dilakukan dengan memberikan
informasi kepada pasien tentang kapan harus cuci tangan dan bagaimana
cara melakukan kebersihan tangan , juga diberikan informasi kapan harus
menggunakan hand hygiene dengan cuci tangan dan kapan dengan hand
rub. Ketersediaan fasilitas untuk melakukan kebersihan tangan pada area
pengunjung juga dimonitor ketersediaannya.
c. Monitoring hand hygiene pada petugas/staf dilakukan dengan audit
kepatuhan melakukan kebersihan tangan yang dilakukan setiap hari dan
analisanya dapat dibuat setiap 3 bulan. Audit dilakukan terhadap petugas
yang terlibat langsung dalam pelayanan pasien meliputi unit rawat jalan,
kamar operasi dan rawat inap.
17
monitoring dilakukan minimal 1 kali tiap bulan dan hasil monitoring
dilaporkan tiap bulan.
18
Monitoring pelaksanaan PPI di ruang tunggu pasien baik di ruang rawat
inap maupun rawat jalan meliputi pembuangan sampah, kebersihan
lingkungan, etika batuk, pemakaian APD, dll. Kegiatan dilakukan setiap hari
bersamaan dengan kunjungan harian IPCN.
19
20
BAB IV
SASARAN
21
2. Investigasi outbreak/KLB
Sassaran surveilans kuman multiresisten adalah menurunnya angka insiden seperti
ESBL (Extended Spectrum Beta Laktamase), MDRO (Multi Drugs Resistant
Organism), MRSA (Methicyllin Resistant Staphylococcus aureus), yaitu pada
pasien yang sudah dinyatakan infeksi dan atau dicurigai infeksi yang sedang
dirawat di semua ruang perawatan, dengan pemeriksaaan kultur mikrobiologi.
Sasaran pencapaiannya adalah tidak ditemukan kuman multiresisten (0%) dalam 6
bulan.
3. Audit kepatuhan
a. Sasaran audit kepatuhan melakukan kebersihan tangan adalah semua petugas
baik medis maupun non medis seperti dokter, perawat, petugas radiologi,
petugas laboratorium, petugas fisioterapi dan petugas kebersihan yang terlibat
langsung dalam pelayanan pasien meliputi di unit rawat jalan, rawat inap, dan
kamar operasi. Sasaran pencapaian kepatuhan kebersihan tangan adalah > 80%
dalam jangka waktu 3 bulan.
b. Sasaran audit kepatuhan penggunaan APD petugas di unit perawatan
khususnya di ruangan isolasi, intensif dan kamar operasi dilakukan bersamaan
dengan kunjungan ruangan. Sasaran pencapaiannya adalah > 90% dalam
waktu 1 bulan.
c. Audit kelengkapan PPI juga dilakukan setiap hari/setiap minggu/setiap waktu
tertentu bersamaan dengan kunjungan lapangan ke unit-unit
pelayanan/perawatan untuk melihat apakah saran/prasarana pendukung di
semua unit tersedia, tidak lengkap atau salah/tidak digunakan. Sasaran
pencapainnya adalah > 80% dalam waktu 3 bulan.
4. Edukasi
Sasaran yang ingin dicapai Komite PPI dalam pelaksanaan program edukasi
dibagi dalam kategori yaitu staf baru dan staf lama (medis dan non medis), pasien,
keluarga pasien/pengunjung serta peugas/pekerja non petugas RSUD Dr.M.Zein
Painan yang tidak melayani pasien langsung tetapi berada di lingkungan RSUD
Dr.M.Zein Painan seperti petugas kebersihan, petugas parkir, sekuriti dan petugas
kafetaria.
a. Staf baru
22
Staf baru tidak dibedakan perawat , dokter atau staf lain diberikan edukasi PPI
saat mereka mulai bekerja atau mulai menjadi karyawan di RSUD
Dr.Muhammad Zein Painan. Kegiatan ini bekerja sama dengan bagian SDM.
Sasaran yang ingin dicapai adalah semua staf baru yang akan bekerja sudah
teredukasi PPI (100%).
b. Staf lama
Dalam kaitan peningkatan pemahaman pencegahan dan pengendalian infeksi
akan dilakukan inventarisasi staf medis dan non medis yang telah menjalani
edukasi sebelumnya, sehingga dapat diketahui siapa yang belum menjalani
kegiatan edukasi. Peningkatan pengetahuan untuk seluruh staf dalam bentuk
inhouse training PPI sehngga mempunyai persepsi dan pemahaman yang sama
untuk pengendalian infeksi. Staf yang teredukasi sebelumnya, dalam kurun
waktu 1 tahun harus meng-update sertifikat pelatihannya. Sasaran pencapain
adalah >80% staf sudah teredukasi PPI dalam kurun waktu 1 tahun.
c. Pasien
Edukasi kepada pasien diberikan secara langsung dan melalui leaflet oleh
IPCLN, petugas ruangan atau IPCN saat kunjungan langsung ke unit
pelayanan perawatan tentang kebersihan tangan, pencegahan penyebaran
penyakit di rumah sakit dan pengelolaan penyakit infeksi di rumah sakit.
Sasaran pencapaian edukasi kepada pasien adalah > 80% pasien yang sedang
dirawat dapat teredukasi PPI dalam kurun waktu 4 bulan.
d. Pengunjung
Edukasi dengan pengunjung /keluarga pasien dilaksanakan berkoordinasi
dengan tim PKRS dan petugas ruangan. Kegiatan dilakukan di poliklinik/unit
rawat jalan dan ruang perawatan, meliputi kebersihan tangan, pencegahan
penyebaran penyakit infeksi di rumah sakit, kebersihan lingkungan,
pengenalan penyakit seperti penyakit menular, DM, penyakit jantung, dll.
Sasaran pencapainnya adalah > 80% pengunjung dapat terdedukasi dalam
waktu 3 bulan.
e. Kantin
Edukasi kepada karyawan kantin yang berada di lingkungan RSUD Dr.M.Zein
Painan diberikan kelas oleh IPCN atau langsung saat kunjungan ke kantin
yang melayani pasien, pengunjung/keluarga pasien dan petugas rumah sakit.
Sasaran pencapain edukasi pegawai kantin adalah 80% sudah teredukasi PPI
dalam kurun waktu 6 bulan.
f. Petugas lainnya
23
Sasaran pencapainnnya adalah > 80% petugas parkir, sekuriti dan petugas
kebersihan terdedukasi PPI dalam kurun waktu 6 bulan.
24
m. Monitoring pelaksanaan renovasi/rekonstruksi bangunandi RSUD Dr.M.Zein
Painan.
Sasaran yang dicapai adalah bila ada kegiatan renovasi/rekontruksi seperti
pembongkaran gedung, perbaikan gedung, penmabhan bagian dari gedung
utama dan atau pembangunan gedung baru
n. Monitoring penatalaksanaan kebersihan/dekontaminasi ambulans
Sasaran yang dicapai adalah di unit ambuans khususnya ambulans transport
pasien dari dan keluar RSUD Dr.M.Zein Painan.
2. Area staf
a. Monitoring dan pencatatn dan pelaporan tertusuk jarum
Sasaran yang ingin dicapai adalah di ruang perawatan, HD , laboratorium dan
radiologi meliputi hasil dokumentasi pencatatan dan pelaporan insiden
sehingga semua insiden dapat terlaporkan (100%)
b. Monitoring kesehatan karyawan
Sasaran yang ingin dicapai adalah di semua unit pelayanan meliputi semua
petugas RSUD Dr.M.Zein Painan terutama di unit pelayanan yang berisiko
tinggi seperti OK, HD, CSSD dan linen.
3. Area pengunjung
a. Monitoring pelaksanaan PPI di gizi
Sasaran yang dicapai adalah di gizi meliputi petugas gizi, bahan makanan
mentah, makanan jadi, alat dan lingkungan gizi.
b. Monitoring penerapan PPI di area pengunjung
Sasaran yang dicapai adalah semua pengunjung yang datang ke RS
25
26
BAB V
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Bulan PIC
No Keterang
Kegiatan Ja Fe Ma Ap Me Ju Ju Ag Se Ok No De Anggaran
. an
n b r r i n l s p t p s
Pelatihan PPI dasar untuk 25.000.00
1 IPCN dan IPCO Manajemen 0
2 Surveilans data IRS √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 5.000.000
Sesuai
3 Edukasi staf baru IPCN 1.000.000 kebutuhan
4 Edukasi staf lama √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 7.000.000
Edukasi pasien (hand hygiene,
5 etika batuk, APD) √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
Edukasi pengunjung (hand
√ √ √ √ √ √ √ √ √
6 hygiene, etika batuk, APD) IPCN 1.000.000
Audit kepatuhan kebersihan
√ √ √
7 tangan IPCN 1.000.000
Audit kepatuhan penggunaan
√ √ √
8 APD IPCN 1.000.000
Monitoring pengendalian
√ √ √ √ √ √ √ √ √
9 lingk. RS IPCN 1.000.000
10 Monitoring CSSD √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
11 Monitoring Linen √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
12 Monitoring gizi √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
13 Monitoring kamar jenazah √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
14 Monitoring barang kadaluarsa √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
15 Monitoring farmasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
27
Monitoring pengelolaan
16 √ √ √ √ √ √ √ √ √
limbah IPCN 1.000.000
Monitoring pembuangan darah
17 √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan IPCN 1.000.000
komponen darah
Monitoring pembuangan benda
√ √ √ √ √ √ √ √ √
18 tajam IPCN 1.000.000
Monitoring penggunaan ruang
√ √ √ √ √ √ √ √ √
19 isolasi IPCN 1.000.000
Monitoring kesehatan 64.000.00
20 √ Manajemen
karyawan 0
Monitoring pelaksanaan Koordinas
21 √ IPCN 2.000.000
renovasi bangunan i dgn K3
22 Minitoring ruang intensif √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
23 Monitoring kamar operasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ IPCN 1.000.000
Monitoring kebersihan
24 √ √ √ √ √ √ √ √ √
ambulance IPCN 1.000.000
25 Rapat komite PPI √ √ √ Komite PPI 5.000.000
26 Rapat Tim PPI √ √ √ √ √ √ √ √ √ Komite PPI 2.500.000
27 Peninjauan, perbaikan, dan √ √ √ Komite PPI 2.000.000
pengembangan kebijakan/SOP
20.000.00 1 kali
28 √ Manajemen
Usulan pelatihan lanjutan PPI 0 setahun
10.000.00
29 In house training PPI √ √ Komite PPI
0
28
BAB VI
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali atau 2 (dua)
kali setahun yang dilakukan oleh IPCN di bawah koordinasi Tim PPI dan Komite PPI.
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat sesuai pelaksanaan evaluasi kegiatan ditujukan
kepada Komite PPI RSUD Dr.M.Zein Painan, menyangkut jadwal pelaksanaannya serta
elemen kegiatan yang sudah/belum/tidak dapat dilaksanakan agar dapat dilakukan perbaikan
bila mana perlu.
29
BAB VII
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
A. Pencatatan
1. Setiap hari IPCN mencatat data infeksi rumah sakit di unit-unit pelayanan
(surveilans) dengan formulir harian dari komite PPI, mendokumentasikan hasil
audit kepatuhan cuci tangan, kepatuhan APD, kepatuhan penerapan
SPO/kebijakan PPI dan monitoring penerapan PPI di semua unit pelayanan.
2. Data yang terkumpul akan dibuatkan analisa dengan anggota Tim PPI dan Komite
PPI
B. Pelaporan
1. Setiap 1 (satu) bulan sekali data dikumpulkan dan dibuatkan laporan oleh Tim PPI
untuk didiskusikan dengan Komite PPI dan selanjutnya laporan dikirimkan ke
Direktur RS.
2. Data kepatuhan kebersihan tangan dikumpulkan selama periode 3 bulan, dianalisa
dan didiskusikan dengan Tim PPI dan Komite PPI , selanjutnya dibuatkan laporan
yang dikirim ke Direktur RS.
3. Setiap 1 (satu) tahun semua pelaksanaan program Komite PPI dibuatkan Laporan
Tahunan yang akan dikirim kepada Direktur RS.
C. Evaluasi
1. Evaluasi proses
a. Semua kegiatan program berjalan sesuai jadwal
b. Formulir terisi sesuai surveilans dan audit PPI
2. Evaluasi hasil
a. Hasil kegiatan program PPI tiap bulan akan dilakukan feed back oleh Direksi
dalam hal ini Manajer Penunjang Medis dan Kepala Keperawatan untuk
ditindak lanjut oleh Komite PPI
b. Hasil kegiatan pelaksanaan program PPI dalam satu tahun akan dilakukan
feedback oleh Direktur RSUD Dr.M.Zein Painan.
BAB VIII
PENUTUP
Program Komite PPI di RSUD Dr.M.Zein Painan yang disusun tahun 2018 meliputi
kegiatan rutin yang sudah berjalan untuk pengendalian infeksi dan kegiatan yang baru
30
diterapkan atau bersifat pengembangan untuk peningkatan mutu pelayanan yang berkaitan
dengan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Program Komite PPI tahun 2018 ini berisi tentang rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan yang disusun secara rinci yang dipergunakan untuk mencapai tujuan Komite
PPI RSUD Dr.M.Zein Painan. Rencana kegiatan tersebut meliputi:
1. Menurunkan angka insiden infeksi rumah sakit (IRS/Incident rate HAIs) meliputi:
a. Surveilans data IRS
b. Investigasi outbreaks/KLB
c. Audit yang meliputi audit kepatuhan kebersihan tangan dan audit pemakaian alat
pelindung diri (APD) di semua unit perawatan.
d. Edukasi PPI bagi masyarakat rumah sakit (petugas, peserta didik, pasien,
pengunjung/keluarga pasien dan petugas fasilitas pendukung seperti
kantin/kafetaria, sekuriti dan petugas parkir.
2. Memaksimalkan penerapan kebijakan, pedoman dan atau SPO tentang PPI di
semuaunit pelayanan melalui kegiatan monitoring
3. Mengembangkan fasilitas pendukung pelaksanaan/penerapan PPI di unit-unit
pelayanan.
4. Meningkatkan kualitas/kompetensi petugas Tim PPI melalui pelatihan lanjutan bagi
IPCN, pelatihan dasar bagi Tim PPI dan inhouse training tentang PPI.
DAFTAR PUSTAKA
31
5. Standar Kamar Jenasah, Depkes 2004
32