Anda di halaman 1dari 3

OLIGOHIDRAMNION

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu
kurang dari 500 cc.

B. Etiologi
Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin.
Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan
etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini.

C. Patofisiologi
Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang
berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion
(cairan ketuban yang sedikit).
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir,
dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan
bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim
menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di
dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami
kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-
paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana
mestinya.
Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik
karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena
penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan
tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa :
- Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung
yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
- Tidak terbentuk air kemih
- Gawat pernafasan,

D. Wanita dengan kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang tinggi.


1. Anomali kongenital (misalnya : agenosis ginjal, sindrom patter).
2. Retardasi pertumbuhan intra uterin.
3. Ketuban pecah dini (24-26 minggu).
4. Sindrom paska maturitas.

E. Gambaran Klinis
1. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
2. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
3. Sering berakhir dengan partus prematurus.
4. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
5. Persalinan lebih lama dari biasanya.
6. Sewaktu his akan sakit sekali.
7. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang biasa dilakukan:


- USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang
sangat abnormal)
- Rontgen perut bayi
- Rontgen paru-paru bayi
- Analisa gas darah.
.
G. Akibat Oligohidramnion

1. Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan
pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak
seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
2. Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-
foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereance).

H. Tindakan Konservatif
1. Tirah baring.
2. Hidrasi.
3. Perbaikan nutrisi.
4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
6. Amnion infusion.
7. Induksi dan kelahiran.

Cairan ketuban adalah salah satu bagian dari sistem pendukung kehidupan bayi yang terbentuk
sekitar 12 hari setelah pembuahan. Cairan ini bisa melindungi bayi dan membantu pertumbuhan
dan perkembangan otot, kaki, paru-paru dan sistem pencernaan bayi, menjadi bantalan untuk
melindungi janin terhadap trauma dari luar, menstabilkan perubahan suhu, pertukaran cairan,
sarana yang memungkinkan janin bergerak bebas, sampai mengatur tekanan dalam rahim. Tak
hanya itu air ketuban juga berfungsi melindungi janin dari infeksi.
Pada awalnya cairan ketuban berisi air yang berasal dari ibunya, tapi pada usia kehamilan 20
minggu cairan ketuban berisi urin janin. Cairan ketuban ini bisa terlalu rendah atau terlalu tinggi,
jika terlalu rendah disebut dengan oligohidramnion dan jika terlalu tinggi disebut dengan
polihidramnion. Cairan ketuban ini tidak boleh sedikit, tapi beberapa komplikasi bisa
menyebabkan cairan ketuban ibu hamil habis yang bisa membahayakan ibu hamil dan bayinya.

Saat usia kehamilan 25-26 minggu, jumlahnya rata-rata 239 ml. Lalu meningkat jadi+ 984 ml
pada usia kehamilan 33-34 minggu dan turun jadi 836 ml saat janin siap lahir.

Oligohidramnion adalah suatu kondisi yang memiliki cairan ketuban terlalu sedikit. Dokter bisa
mengukur jumlah cairan ini melalui beberapa metode, dan yang paling sering adalah melalui
indeks cairan ketuban (Amniotic Fluid Index/AFI). Jika volume cairan kurang dari 500 ml pada
usia kehamilan 32-36 minggu, maka akan dicurigai mengalami oligohidramnion. Kondisi ini bisa
terjadi selama masa kehamilan, tapi yang paling umum adalah saat trimester ketiga.

Jika waktu melahirkan sudah lewat hingga dua minggu atau lebih, maka tingkat cairan ketuban
beresiko menjadi rendah karena cairan ketuban pada umumnya akan berkurang setelah
mencapai usia kehamilan 42 minggu.

Penyebab rendahnya cairan ketuban adalah:

1. Kelainan kongenital (janin) yang berhubungan dengan kelainan sistem saluran kemih, seperti;
ginjal tidak berkembang secara normal, atau terjadi penyumbatan saluran kemih.

2. Adanya masalah pada plasenta, karena jika plasenta tidak memberikan darah dan nutrisi yang
cukup untuk bayi akan memungkinkan ia untuk berhenti mendaur ulang cairan.

3. Ada kebocoran atau pecahnya dinding ketuban yang membuat air ketuban keluar dari rahim.

4. Usia kehamilan sudah melewati batas, hal ini menyebabkan turunnya fungsi plasenta yang
membuat cairan ketuban berkurang.

5. Adanya komplikasi pada sang ibu, misalnya dehisrasi, hipertensi, preeklamsia, diabetes dan
hipoksia kronis.

6. Proses menelan. Janin bisa menelan cairan ketuban sebanyak 20 ml per jam atau kurang lebih
setengah dari jumlah total cairan ketuban per hari. Tetapi, jumlah cairan yang ditelan ini hampir
sebanding dengan produksi urin janin

Gejala yang muncul jika cairan ketuban sedikit adalah:

1. Ibu merasakan nyeri saat janin melakukan gerakan di dalam rahim

2. Ketika ketuban pecah maka cairan yang keluar sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama
sekali serta merasa sangat sakit pada saat kontraksi.

Anda mungkin juga menyukai