Disusun Oleh :
Kelompok 8
TINJAUAN PUSTAKA
1. KONSEP DASAR TEORI POLIOMIELITUS ............................ 1
A. Definisi ......................................................................................... 1
B. Insiden ........................................................................................... 1
C. Etiologi .......................................................................................... 2
D. Faktor Resiko ................................................................................ 3
E. Anatomi Fisiologi .......................................................................... 3
F. Patofisiologi ................................................................................... 5
G.WOC/Pathway ............................................................................... 6
H. Gejala dan penyebab ..................................................................... 7
I. Klasifikasi ...................................................................................... 7
J. Tes Diagnosis ................................................................................. 10
K.Penanganan .................................................................................... 11
L. Pencegahan .................................................................................... 12
M.Rehabilitasi .................................................................................... 13
N.Program rehabilitasi medik ........................................................... 14
O.Komplikasi...................................................................................... 16
2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN........................................... 17
A.Pengertian asuhan Keperawatan ................................................... 17
B.Tujuan dan Manfaat asuhan Keperawatan .................................... 17
C.Tahap Asuhan Keperwatan ............................................................ 19
a. Pengkajian ............................................................................... 19
b. Pemerikasaan Fisik ................................................................... 20
c Analisi data .............................................................................. 28
d. Diagnosa ................................................................................... 29
E. Intervensi .................................................................................. 30
3
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
C. Etiologi
1. Tipe I Brunhilde
2. Tipe II Lansing dan
3. Tipe III Leoninya
D. Faktor Resiko
G. WOC/Pathway
6
hipetermi
kerongkongan
menginfeksi
saluran usus
(berkembang biak)
Aliran darah
melemahkan otot Saluran pernapasan
fisik
hambatan mobilitas
ansietas (cemas
7
E Anatomi Fisiologi
Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, mekanik, atau zat kimia,
terjadi perubahan yang cepat pada permeabilitas membran terhadap
ion Na+ dan ion Na+ berdifusi melalui membran plasma dari jaringan
ke sitoplasma. Keadaan tersebut menyebabkan membran mengalami
depolarisasi. Influks cepat ion Na+ yang diikuti oleh perubahan
polaritas disebut potensial aksi, besarnya sekitar +40mV. Potensial
aksi ini sangat singkat karena hanya berlangsung selama sekitar
5msec. Peningkatan permeabilitas membran terhadap ion Na+ segera
menghilang dan diikuti oleh peningkatan permeabilitas terhadap ion
K+ sehingga ion K+ mulai mengalir dari sitoplasma sel dan
mengmbalikan potensial area sel setempat ke potensial istirahat.
Potensial aksi akan menyebar dan dihantarkan sebagai impuls saraf.
Begitu impuls menyebar di daerah plasma membran tertentu potensial
aksi lain tidak dapat segera dibangkitkan. Durasi keadaan yang tidak
dapat dirangsang ini disebut periode refrakter. Stimulus inhibisi
diperkirakan menimbulkan efek dengan menyebabkan influks ion Cl-
melalui membran plasma ke dalam neuron sehingga menimbulkan
hiperpolarisasi dan mengurangi eksitasi sel (Wikipedia, 2012).
F. Patofisiologi
Polio disebabkan oleh salah satu dari tiga jenis virus polio, yang
merupakan bagian dari genus Enterovirus.
I. Klasifikasi
2. Poliomyelitis abortif,
3. Poliomyelitis non-paralitik
4. Poliomyelitis paralitik
Setelah masa inkubasi 7-10 hari, karena daya tahan tubuh maka
tidak terdapat gejala klinis sama sekali. Pada suatu epidemic
diperkirakan terdapat pada 90%-95% penduduk dan
menyebabkan imunitas terhadap virus tersebut.
2. Poliomyelitis abortif
3. Poliomyelitis non-paralitik
Khas untuk penyakit ini ialah adanya : Adanya nyeri, kaku otot
belakang leher, tubuh dan tungkai dengan hypertonia.
4. Poliomyelitis paralitik
a) Bentuk spinal
Dengan gejala kelemahan/paralisis/paresis otot
leher,abdomen,tubuh diafragma, toraks dan terbanyak
ekstremitas bawah. Tersering otot besar,pada tungkai bawah
otot kuadriseps femoris, pada lengan otot deltoideus.
Sifat paralisis asimetris. Reflex tendon
mengurang/menghilang. Tidak terdapat gangguan
sensibilitas.
b) Bentuk bulber
Gangguan motoric satu atau lebih saraf otak dengan atau
tanpa gangguan pusat vital yakni pernafasan dan sirkulasi.
c) Bentuk bulbospinal
12
J. Tes Diagnosis
a. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan Gangguan
musculoskeletal.
b. Hipetermi berhubungan dengan proses penyakit.
c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali
otot.
d. Anxietas berhubungan dengan perubuhan dalam status kesehatan.
1. Riwayat penyakit:
2. Riwayat Pekerjaan
a) Hobi/kebiasaan
3. Riwayat Alergi
4. Riwayat Keluarga
5. Riwayat Penyakit
K. Penanganan
L. Pencegahan
M. Rehabilitasi
Latihan pasif atau latihan aktif yang ringan dapat mulai diberikan.
Pada akhir fase ini, penderita bisa di latih berdiri.
Jenis ortosis yang diberikan tergantung pada letak otot yang lemah
(MMT <3), misalnya:
O. Komplikasi
Manfaat :
a. Pengkajian
1. Identitas Klien :
Nama Klien :
Alamat :
Pendidikan :
21
Pekerjaan :
Umur :
Agama :
Penanggung Jawab :
Nama :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Umur :
Agama :
Riwayat penyakit:
2. Riwayat Pekerjaan
a) Hobi/kebiasaan
3. Riwayat Alergi
4. Riwayat Keluarga
5. Riwayat Penyakit
b. Pemerikasaan Fisik
1. Pengukuran Ttv
Pernafasan
a. Frekuensi: Normal= 15-20x /menit; >20: Takipnea; <15
Bradipnea
b) Keteraturan= Normal : teratur
c) Kedalaman: dalam/dangkal
d) Penggunaan otot bantu pernafasan: Normal : tidak ada
e) setelah diadakan pemeriksaan tanda-tanda vital
evaluasi hasil yang di dapat dengan membandikan
dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil
pemeriksaan yang didapat.
1) Pemeriksaan Kulit
Tujuan
a) Mengetahui kondisi kulit.
b) Mengetahui perubahan oksigenasi, sirkulasi, kerusakan
jaringan setempat, dan hidrasi.
Inspeksi : kebersihan, warna, pigmentasi,lesi/perlukaan,
pucat, sianosis, dan ikterik.
Normal : kulit tidak ada ikterik/pucat/sianosis.
Palpasi : kelembapan, suhu permukaan kulit, tekstur,
ketebalan, turgor kulit, dan edema.
Normal : lembab, turgor baik/elastic, tidak ada edema.
setelah diadakan pemeriksaan kulit, evaluasi
hasil yang di dapat dengan membandikan
dengan keadaan normal, dan dokumentasikan
hasil pemeriksaan yang didapat tersebut
2) Pemeriksaan Rambut
Tujuan : mengetahui karakterisitik rambut dan
mengetahui kelainan pada rambut.
inspeksi : penyebaran, ketebalan, tekstur dan lubrikasi.
Rambut biasanya tersebar merata, tidak terlalu
kering, tidak terlalu berminyak dan liat.
Palpasi : lesi, luka , erupsi dan pustular pada kulit kepala
dan folikel rambut. Perhatikan adanya kutu
kepala ( yang tubuhnya kecil berwarna putih
keabuan), kutu kepiting berkaki merah dan telur
kutu ( seperti partikel oval ketombe ).
3) Pemeriksaan Kepala
a. Tujuan
• Mengetahui bentuk dan fungsi kepala.
• Mengetahui kelainan yang terdapat dikepala.
b. Prosedur pelaksanaan.
• Inspeksi
• Atur posisi klien duduk atau berdiri.
• Anjurkan untuk melepas penutup kepala, kacamata, dll.
24
c. Palpasi
1) Mata
Tujuan
Diagnosa
5). Telinga
6). Hidung
26
Tujuan
Palpasi
7). Mulut
8) pemeriksaan leher
Tujuan
9) Pemeriksaan dada
Tujuan :
c. Analisi data
d. Diagnosa
E. Intervensi
3. Tidak ada
perubahan warna
kulit
4. Pasien tidak
mengeluh pusing
DAFTAR PUSTAKA