Anda di halaman 1dari 28

101

B. Program Muatan Lokal


Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu
banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus
mengembangkan Kompetensi Inti i dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan
lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata
pelajaran muatan lokal setiap semester. Untuk muatan lokal di SMKN 2 Kota
Tangerang Selatan sudah terintegrasi dengan mata pelajaran yang ada di struktur
kurikulum yaitu pencak silat terintegrasi dengan mata pelajaran PJOK.

C. Program Ekstrakurikuler dan Bimbingan Konseling


1. Program Ekstrakurikuler
Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan
pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler
yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan
dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat
operasional (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan
dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.

Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik


yang berbeda; seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap, kemampuan,
dan kreativitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta
didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja
sama dengan orang lain, serta menemukan dan mengembangkan potensinya.
Kegiatan ekstrakurikuler juga memberikan manfaat sosial yang besar.
102

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu perangkat operasional (supplement


dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana
kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan (seperti disebutkan pada
Pasal 53 ayat (2) butir a Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan) serta dievaluasi
pelaksanaannya setiap semester oleh satuan pendidikan (seperti disebutkan pada
Pasal 79 ayat (2) butir b Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan).

Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di


luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan
dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan
kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di
luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut,
maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas
belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh


seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang
tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti


oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.

Visi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah berkembangnya


potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, dan kemandirian peserta didik
secara optimal melalui kegiatan-kegiatan di luar kegiatan intrakurikuler.
103

Misi kegiatan ekstrakurikuler menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih


dan diikuti sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat peserta didik,
menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri secara
optimal melalui kegiatan mandiri dan atau berkelompok.

Peserta didik harus mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang
terkendala), dan dapat mengikuti suatu program ekstrakurikuler pilihan baik yang
terkait maupun yang tidak terkait dengan suatu mata pelajaran di satuan
pendidikan tempatnya belajar. Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler sudah
harus dirancang pada awal tahun atau semester dan di bawah bimbingan kepala
sekolah atau wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan peserta didik. Jadwal
waktu kegiatan ekstrakurikuler diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menghambat pelaksanaan kegiatan kurikuler atau dapat menyebabkan gangguan
bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan kurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran kurikuler yang terencana


setiap hari. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan setiap hari atau waktu
tertentu (blok waktu). Kegiatan ekstrakurikuler seperti OSIS, klub olahraga, atau
seni mungkin saja dilakukan setiap hari setelah jam pelajaran usai. Khusus untuk
Kepramukaan, kegiatan yang dilakukan di luar sekolah atau terkait dengan
berbagai satuan pendidikan lainnya, seperti Jambore Pramuka, ditentukan oleh
pengelola/pembina Kepramukaan dan diatur agar tidak bersamaan dengan waktu
belajar kurikuler rutin.

Penilaian perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik dalam kegiatan


ekstrakurikuler. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan
keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya.
Penilaian dilakukan secara kualitatif.
104

Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan pada kegiatan


ekstrakurikuler wajib pada setiap semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan
ekstrakurikuler wajib Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta
didik. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester atau satu tahun memberikan
sanksi bahwa peserta didik tersebut harus mengikuti program khusus yang
diselenggarakan bagi mereka.

Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang mengikuti program
ekstrakurikuler pilihan. Meskipun demikian, penilaian tetap diberikan dan
dinyatakan dalam buku rapor. Penilaian didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi
peserta didik dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya nilai
memuaskan atau di atasnya yang dicantumkan dalam buku rapor.

Sekolah dapat dan perlu memberikan penghargaan kepada peserta didik yang
memiliki prestasi sangat memuaskan atau cemerlang dalam satu kegiatan
ekstrakurikuler wajib atau pilihan. Penghargaan tersebut diberikan untuk
pelaksanaan kegiatan dalam satu kurun waktu akademik tertentu; misalnya pada
setiap akhir semester, akhir tahun, atau pada waktu peserta didik telah
menyelesaikan seluruh program pembelajarannya. Penghargaan tersebut memiliki
arti sebagai suatu sikap menghargai prestasi seseorang. Kebiasaan satuan
pendidikan memberikan penghargaan terhadap prestasi baik akan menjadi bagian
dari diri peserta didik setelah mereka menyelesaikan pendidikannya.

Kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum 2013 dikelompokkan berdasarkan


kaitan kegiatan tersebut dengan kurikulum, yakni ekstrakurikuler wajib dan
ekstrakurikuler pilihan.
Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh
seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak
memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
105

Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan


ekstrakurikuler wajib dari sekolah. Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan
organisasi Kepramukaan setempat/terdekat.

Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan yang antara lain OSIS, Paskibra,


Animasi Club, English Club, Matematika Club. Selain itu, kegiatan ini dapat juga
dalam bentuk antara lain kelompok atau klub yang kegiatan ekstrakurikulernya
dikembangkan atau berkenaan dengan konten suatu mata pelajaran, misalnya klub
olahraga seperti klub sepak bola ( futsal ) atau klub bola voli, pencak silat, bulu
tangkis.
Berkenaan dengan hal tersebut, satuan pendidikan (kepala sekolah, guru, dan
tenaga kependidikan) perlu secara aktif mengidentifikasi kebutuhan dan minat
peserta didik yang selanjutnya dikembangkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler
yang bermanfaat positif bagi peserta didik. Ide pengembangan suatu kegiatan
ekstrakurikuler dapat pula berasal dari peserta didik atau sekelompok peserta
didik.
2. Bimbingan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah guru yag mempunyai tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa. Layanan bimbingan dan
konseling adalah kegiatan Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam
menyusun rencana pelayanan bimbingan dan konseling, melaksanakan pelayanan
bimbingan dan konseling, mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan
dan konseling serta melakukan perbaikan tindak lanjut memanfaatkan hasil
evaluasi.

Jenis Layanan meliputi :


a. Layanan Orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik memahami lingkungan baru, seperti lingkungan satuan
pendidikan bagi siswa baru, dan obyek-obyek yang perlu dipelajari, untuk
106

menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran di lingkungan


baru yang efektif dan berkarakter.
b. Layanan Informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar,
karir/ jabatan, dan pendidikan lanjutan secara terarah, objektif dan bijak.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang
tepat di dalam kelas, kelompok belajar, peminatan/lintas minat/pendalaman
minat, program latihan, magang, dan kegiatan ekstrakurikuler secara terarah,
objektif dan bijak.
d. Layanan Penguasaan Konten yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan
atau kebiasaan dalam melakukan, berbuat atau mengerjakan sesuatu yang
berguna dalam kehidupan di sekolah/madrasah, keluarga, dan masyarakat
sesuai dengan tuntutan kemajuan dan berkarakter-cerdas yang terpuji, sesuai
dengan potensi dan peminatan dirinya.
e. Layanan Konseling Perseorangan yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya melalui
prosedur perseorangan.
f. Layanan Bimbingan Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan
sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta
melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan tuntutan karakter yang terpuji
melalui dinamika kelompok.
g. Layanan Konseling Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah yang
dialami sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji melalui dinamika
kelompok.
h. Layanan Konsultasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman,
107

dan cara-cara dan atau perlakuan yang perlu dilaksanakan kepada pihak ketiga
sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
i. Layanan Mediasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan
dengan pihak lain sesuai dengan tuntutan karakter-cerdas yang terpuji.
j. Layanan Advokasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang membantu
peserta didik untuk memperoleh kembali hak-hak dirinya yang tidak
diperhatikan dan/atau mendapat perlakuan yang salah sesuai dengan tuntutan
karakter-cerdas yang terpuji.

Kegiatan Pendukung Layanan meliputi:


a. Aplikasi Instrumentasi yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri siswa
dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun
non-tes.
b. Himpunan Data yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
c. Konferensi Kasus yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik
dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah
peserta didik melalui pertemuan, yang bersifat terbatas dan tertutup.
d. Kunjungan Rumah yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan
dengan orang tua dan atau anggota keluarganya.
e. Tampilan Kepustakaan yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka
yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,
kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/ jabatan.
f. Alih Tangan Kasus yaitu kegiatan untuk memin-dahkan penanganan masalah
peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangan ahli yang
dimaksud.
108

Format Layanan meliputi:


a. Individual yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
peserta didik secara perorangan.
b. Kelompok yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
c. Klasikal yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
sejumlah peserta didik dalam satu kelas rombongan belajar.
d. Lapangan yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau
lapangan.
e. Pendekatan Khusus/Kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan
konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan
kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
f. Jarak Jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani
kepentingan siswa melalui media dan/ atau saluran jarak jauh, seperti surat
dan sarana elektronik.

Dari segi unit waktu sepanjang tahun ajaran pada satuan pendidikan, ada lima
jenis program layanan yang disusun dan diselenggarakan dalam pelayanan
bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut :
a. Program Tahunan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun ajaran untuk masing-masing
kelas rombongan belajar pada satuan pendidikan.
b. Program Semesteran yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran
program tahunan.
c. Program Bulanan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran
program semesteran.
109

d. Program Mingguan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling


meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran
program bulanan.
e. Program Harian yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian
merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk Satuan
Layanan atau Rencana Program Layanan dan/atau Satuan Kegiatan
Pendukung atau Rencana Kegiatan Pendukung pelayanan bimbingan dan
konseling.
Penyelenggaraan Layanan
Sebagai pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling, Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor bertugas dan berkewajiban menyelenggarakan layanan
yang mengarah pada :
a. Pelayanan Dasar, yaitu pelayanan mengarah kepada terpenuhinya
kebutuhan siswa yang paling elementer, yaitu kebutuhan makan dan
minum, udara segar, dan kesehatan, serta kebutuhan hubungan sosio-
emosional. Orang tua, guru dan orang-orang yang dekat (significant
persons) memiliki peranan paling dominan dalam pemenuhan kebutuhan
dasar siswa. Dalam hal ini, Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor
pada umumnya berperan secara tidak langsung dan mendorong para
significant persons berperan optimal dalam memenuhi kebutuhan paling
elementer siswa.
b. Pelayanan Pengembangan, yaitu pelayanan untuk mengembangkan
potensi peserta didik sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas perkem-
bangannya. Dengan pelayanan pengembangan yang cukup baik siswa
akan dapat menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya dengan wajar,
tanpa beban yang memberatkan, memperoleh penyaluran bagi
pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal, serta menatap masa
depan dengan cerah. Upaya pendidikan pada umumnya merupakan
pelaksanaan pelayanan pengembangan bagi peserta didik. Pada satuan-
satuan pendidikan, para pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran
110

dominan dalam penyelenggaraan pengembangan terhadap siswa. Dalam


hal ini, pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh Guru
Bimbingan dan Konseling atau Konselor selalu diarahkan dan mengacu
kepada tahap dan tugas perkembangan siswa.
c. Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/Pendalaman Minat Studi Siswa,
yaitu pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas
minat/pendalaman minat peserta didik sesuai dengan konstruk dan isi
kurikulum yang ada. Arah peminatan/lintas minat/pendalaman minat ini
terkait dengan bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir dengan
menggunakan segenap perangkat (jenis layanan dan kegiatan pendukung)
yang ada dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling. Pelayanan
peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik ini terkait pula
dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di atas.
d. Pelayanan Teraputik, yaitu pelayanan untuk menangani pemasalahan
yang diakibatkan oleh gangguan terhadap pelayanan dasar dan pelayanan
pengembangan, serta pelayanan pemi natan. Permasalahan tersebut dapat
terkait dengan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kehidupan keluarga,
kegiatan belajar, karir. Dalam upaya menangani permasalahan peserta
didik, Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor memiliki peran
dominan. Peran pelayanan teraputik oleh Guru Bimbingan dan Konseling
atau Konselor dapat menjangkau aspek-aspek pelayanan dasar, pelayanan
pengembangan, dan pelayanan peminatan.
e. Pelayanan Diperluas, yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa
pada satuan pendidikan, seperti personil satuan pendidikan, orang tua, dan
warga masyarakat lainnya yang semuanya itu terkait dengan kehidupan
satuan pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya dan suskesnya
tugas utama satuan pendidikan, proses pembelajaran, optimalisasi
pengembangan potensi peserta didik. Pelayanan diperluas ini dapat terkait
secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan pelayanan dasar,
pengembangan peminatan, dan pelayanan teraputik tersebut di atas.
3. Waktu dan Posisi Pelaksanaan Layanan
111

a. Semua kegiatan mingguan (kegitan layanan dan/ atau pendukung


bimbingan dan konseling) diselenggarakan di dalam kelas (sewaktu jam
pembelajaran berlangsung) dan/atau di luar kelas (di luar jam
pembelajaran)
1. Di dalam jam pembelajaran:
a. Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan
rombongan belajar siswa dalam tiap kelas untuk menyelenggarakan
layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan
konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang
dapat dilakukan di dalam kelas.
b. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas
rombongan belajar per minggu di kelas X dan kelas XII yang
dilaksanakan secara terjadwal.
c. Kegiatan tatap muka nonklasikal diselenggarakan dalam bentuk
layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data,
kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
2. Di luar jam pembelajaran:
a. Kegiatan tatap muka nonklasikal dengan siswa dilaksanakan untuk
layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok,
konseling kelompok, mediasi, dan advokasi serta kegiatan lainnya
yang dapat dilaksana-kan di luar kelas.
b. Satu kali kegiatan layanan/pendukung bimbingan dan konseling di
luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam
pembelajaran tatap muka dalam kelas.
c. Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembe-
lajaran satuan pendidikan maksimum 50% dari seluruh kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling, diketahui dan dilaporkan
kepada pimpinan satuan pendidikan.
b. Program pelayanan bimbingan dan konseling pada masing-masing satuan
pendidikan dikelola oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor
dengan memperhatikan keseimbangan dan kesi-nambungan program
112

antar kelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program


pelayanan bimbingan dan konseling dengan kegiatan pembelajaran mata
pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler dengan mengefektifkan dan
mengefisienkan penggunaan fasilitas satuan pendidikan.

Pelaksana utama pelayanan bimbingan dan konseling adalah Guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor. Penyelenggara pelayanan bimbingan dan konseling di
SMK adalah Guru Bimbingan dan Konseling.
Sebagai pelaksana utama kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di satuan
pendidikan, Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor wajib menguasai
spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan profesional bimbingan
dan konseling, meliputi:
1. Pengertian, tujuan, prinsip, asas-asas, paradigma, visi dan misi pelayana
bimbingan dan konseling professional
2. Bidang dan materi pelayanan bimbingan dan konseling, termasuk di dalamnya
materi pendidikan karakter dan arah peminatan siswa
3. Jenis layanan, kegiatan pendukung dan format pelayanan bimbingan dan
konseling
4. Pendekatan, metode, teknik dan media pelayanan bimbingan dan konseling,
termasuk di dalamnya pengubahan tingkah laku, penanaman nilai-nilai
karakter dan peminatan peserta didik.
5. Penilaian hasil dan proses layanan bimbingan dan konseling
6. Penyusunan program pelayanan bimbingan dan konseling
7. Pengelolaan pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling
8. Penyusunan laporan pelayanan bimbingan dan konseling
9. Kode etik profesional bimbingan dan konseling
10. Peran organisasi profesi bimbingan dan konseling

Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor merumuskan dan menjelaskan


kepada pihak-pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan satuan pendidikan,
Guru Mata Pelajaran, dan orang tua, sebagai berikut:
113

1. Sejak awal bertugas di satuan pendidikan, Guru Bimbingan dan Konseling


atau Konselor merumuskan secara konkrit dan jelas tugas dan kewajiban
profesionalnya dalam pelayanan bimbingan dan konseling, meliputi:
a. Struktur pelayanan bimbingan dan konseling
b. Program pelayanan bimbingan dan konseling
c. Pengelolaan program pelayanan bimbingan dan konseling
d. Evaluasi hasil dan proses pelayanan bimbingan dan konseling
e. Tugas dan kewajiban pokok Guru Bimbingan dan Konseling atau
Konselor.

Hal-hal sebagaimana tersebut pada butir a di atas dijelaskan kepada siswa,


pimpinan, dan sejawat pendidik (Guru Mata pelajaran dan Wali Kelas) pada
satuan pendidikan, dan orang tua secara profesional dan proporsional
Dalam melaksanakan tugas pelayanan bimbingan dan konseling Guru
Bimbingan dan Konseling atau Konselor bekerjasama dengan berbagai pihak
di dalam dan di luar satuan pendidikan untuk suksesnya pelayanan yang
dimaksud. Kerjasama tersebut di atas dalam rangka manajemen bimbingan dan
konseling yang menjadi bagian integral dari manajemen satuan pendidikan
secara menyeluruh.

D. Pengaturan Beban Belajar


Beban belajar 45 menit per jam tatap muka , jam pembelajaran untuk setiap mata
pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan
alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan
genap dalam satu tahun. Jumlah Hari efektif tahun pelajaran 2019/2020 berjumlah
231 hari efektif, jumlah minggu efektif sebanyak 34 minggu . Pembelajaran dapat
dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan
pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per
minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di
114

samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak
terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi.

Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Alokasi waktu untuk praktik,
dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam
praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Alokasi waktu untuk
tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur terdiri
atas: 45 menit tatap muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur.

E. Program Kerjasama dengan Lembaga Pemerintah dan Dunia Usaha/Dunia


Industri

F. Kriteria Pelaksanaan Praktek Kerja Industri


Prakerin (Praktik Kerja Industri) adalah kegiatan pendidikan, pelatihan dan
pembelajaran yang dilaksanakan di dunia usaha atau dunia industri dalam upaya
pendekatan ataupun untuk meningkatkan mutu siswa-siswi sekolah menengah
kejuruan (SMK) dengan kompetensi (kemampuan) siswa sesuai bidangnya dan juga
menambah bekal untuk masa-masa mendatang guna memasuki dunia yang semakin
banyak serta ketat dalam persaingannya di masa sekarang ini.
Tujuan diadakannya PRAKERIN adalah :
1. Mengimplementasikan materi yang selama ini didapatkan di sekolah
2. Membentuk pola pikir yang membangun bagi siswa
3. Melatih siswa untuk berkomunikasi/berinteraksi secara profesional di dunia
kerja sebenarnya
4. Membentuk semangat kerja yang baik bagi siswa
5. Menjalin kerjasama yang baik antara sekolah dengan dunia industri maupun
dunia usaha
115

Kriteria PRAKERIN Program Keahlian Akuntansi di SMKN 2 Kota Tangerang


Selatan sebagai berikut :
1. Prakerin dilaksanakan oleh siswa kelas XII pada semester 5
2. Lama PRAKERIN 3 bulan yaitu bulan Agustus-Oktober 2020
3. Siswa yang akan melaksanakan kegiatan PRAKERIN sudah menyelesaikan seluruh
kompetensi di kelas X dan XII

G. Kriteria Ketuntasan Belajar


KKM mata pelajaran normatif dan adaptif dan produktif ditentukan dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik (Intake),
kompleksitas kompetensi dan kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran dengan rincian sebagai berikut :
1) Tingkat Kemampuan ( Intake) peserta didik
 Rata-rata nilai 80 – 100, diberi skor 3
 Rata-rata nilai 60 - 79, diberi skor 2
 Rata-rata nilai < 60 , diberi skor 1
2) Tingkat kompleksitas/kesulitan kompetensi
 Kompleksitas/kesulitan rendah, diberi skor 3
 Kompleksitas/kesulitan sedang, diberi skor 2
 Kompleksitas/kesulitan tinggi, diberi skor 1
3) Sumber daya pendukung pembelajaran (SDM, alat dan bahan)
 Dukungan tinggi, diberi skor 3
 Dukungan sedang, diberi skor 2
 Dukungan rendah, diberi skor 1
Untuk Kurikulum 2013 disebut dengan Ketuntasan Belajar Mengajar dan nilainya
pun sudah ditentukan oleh bapak/Ibu guru yang mengajar dalam satu kelompok
MGMP masing masing. Daftar nilai KKM atau KBM terlampir.

H. Kenaikan Kelas
1. Penilaian Hasil Belajar Siswa
116

Untuk pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa meliputi Penilaian Harian,


Penilaian Tengah Semester, Penilaian Akhir Semester dan Penilaian Akhir
Tahun, Ujian Sekolah dan Ujian Nasional sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Standar Penilaian Pendidikan.

Penilaian Harian dilaksanakan oleh masing – masing mata pelajaran yang


dilaksanakan jika 1 atau 2 Kompetensi Dasar telah diberikan. Penilaian Harian
dilaksanakan untuk menilai apakah peserta didik telah memahami atau menguasai
sub kompetensi/kompetensi yang diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar,
mengevaluasi apakah bahan ajar disajikan sesuai dengan kurikulum operasional
dan SAP yang ditentukan, dan apakah cara penyajian guru cukup baik.

Penilaian tengah semester, Ujian yang dilakukan dengan menggabungkan


beberapa sub kompetensi dalam satu waktu. Penyelenggaraan ujian dimaksudkan
untuk :

1. Menilai apakah peserta didik telah memahami atau menguasai sub


kompetensi/kompetensi yang diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar,
2. Mengevaluasi apakah bahan ajar disajikan sesuai dengan kurikulum
operasional dan SAP yang ditentukan, dan apakah cara penyajian guru cukup
baik,
3. Penilaian Tengah Semester diselengarakan setelah selesai pembelajaran
beberapa kompetensi sesuai SAP. Mutu penyelengaraan ujian tengah
Semester sama dengan mutu Ujian Akhir Semester

Penilaian Akhir Semester dilakukan pada tiap akhir semester Gasal/Genap


sebagaimana halnya kegiatan belajar mengajar, peserta didik hanya
diperbolehkan mengikuti ujian sesuai dengan mata pembelajaran dan
kompetensi yang tercantum dalam dan telah mengikuti Ujian Tengah Semester
serta Program Pembinaan IMTAQ.
117

Penilaian Akhir Tahun dilakukan pada akhir semester Genap sebagaimana


halnya kegiatan belajar mengajar, peserta didik hanya diperbolehkan mengikuti
ujian sesuai dengan mata pembelajaran dan kompetensi yang tercantum.

Ujian Sekolah Berstandar Nasional adalah kegiatan pengukuran capaian


kompetensi peserta didik yang dilakukan satuan pendidikan untuk mata
pelajaran tertentu dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar.

Ujian Sekolah adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta


didik terhadap Standar Kompetensi Lulusan untuk mata pelajaran yang tidak
diujikan dalam USBN dilakaukan oleh satuan pendidikan.

Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan pada


mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu pada Standar
Kompetensi Lulusan.

Penilaian dan Remedial


Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Batas ambang ketuntasan untuk
masing-masing indikator minimal 70%. Satuan pendidikan harus menentukan
kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan mempertimbangkan urgensi masing-
masing kompetensi, tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, serta
kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara
terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan yang ideal. Diharapkan pihak
sekolah senantiasa meningkatkan mutu pembelajaran sehingga KKM dapat
meningkat secara bertahap. Ketuntasan belajar kompetensi kejuruan ditetapkan
mengacu kepada standar minimal penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia
kerja yang bersangkutan
118

Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka atau


deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan.
Sedangkan penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Untuk itu,
diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan dengan sudah atau belum
berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi, penilaian
merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi.

Penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah


perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui
sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik,
pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik.
Penilaian dilaksanakan melalui berbagai bentuk antara lain: penilaian unjuk
kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test),
penilaian proyek, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik
(portfolio), dan penilaian diri.

Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana
yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa
yang dipahami dan mampu dikerjakannya.KKM merupakan kriteria ketuntasan
belajar untuk setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar yang ditentukan
oleh satuan pendidikan, berkisar antara 0 - 100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk
masing-masing indikator kompetensi normatif dan adaptif adalah 70%.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian,


berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain
yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta
didik, teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja,
teknik obervasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung
119

dan/atau di luar kegiatan pembelajaran, teknik penugasan baik perseorangan


maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek.

Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai KKM atau Ketuntasan Belajar
Mengajar diwajibkan melaksanakan Remedial dengan diberi tugas oleh
Bapak/Ibu Guru terkait Kompetensi Dasar yang terdapat Standar Kompetensi
tersebut, sehingga nilai yang diperolehnya mencapai KKM yang ditentukan

Kriteria Kenaikan Kelas


Peserta didik dinyatakan naik kelas jika peserta didik memenuhi kriteria
kenaikan kelas yang ditentukan oleh rapat dewan guru di SMKN 2 Kota
Tangerang Selatan. Berikut kriteria kenaikan kelas Tahun Pelajaran 2019/2020 :
1. Kriteria kenaikan kelas ditentukan melalui rapat dewan pendidik bagi
satuan pendidikan.
2. Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar pada 2 semester ,
dengan pertimbangan Kompetensi Inti ( KI) I dan Kompetensi Dasar (KD)
untuk kurikulum 2013 yang belum tuntas pada semester sebelumnya harus
dituntaskan sampai mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran
remedial.
3. Memiliki kepribadian yang baik, tidak pernah melawan guru dan orang tua.
4. Kehadiran minimal 95 % dalam 1 tahun pelajaran.
5. Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila yang bersangkutan :
a. Tidak mencapai ketuntasan dari 3 mata pelajaran, Muatan Nasional dan
Muatan Kewilayahan ( Kurikulum 2013)
b. Tidak mencapai ketuntasan 1 atau lebih, Muatan Peminatan Kompetensi
c. Tidak melaksanakan Praktik Kerja Industri ( Bagi Kelas XI )
Tidak melaksanakan Uji Kompetensi Keahlian
d. Peserta didik yang dinyatakan tidak naik kelas harus mengulang seluruh
pelajaran di tingkat tersebut.
120

I. Kelulusan
Kriteria Kelulusan
Siswa SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan dinyatakan lulus jika memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran di SMK Negeri 2 Kota
Tangerang Selatan Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal BAIK
2. Lulus Ujian Sekolah dengan kriteria sebagai berikut:
a. Tidak memiliki Nilai Sekolah di bawah 60,0
b. Tidak memiliki Nilai Sekolah 60,0 lebih dari 2 (dua) mata pelajaran.
c. Memiliki rata-rata Nilai Sekolah minimal 60,0
3. Formula penghitungan Nilai Sekolah per mata pelajaran adalah:

NS = (∑ NR X 50 %) + (NUS X 50 %)

Keterangan:
NS : Nilai Sekolah
∑NR : Nilai rata-rata semester I s.d. V
NUS : Nilai Ujian Sekolah
4. Formula penghitungan Rata-rata Nilai Sekolah adalah:

RNS = ∑NS : Jumlah Mapel

Keterangan:
RNS : Rata-rata Nilai sekolah
NS : Nilai Sekolah
Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian
Uji Kompetensi Keahlian (UKK) adalah bagian dari intervensi Pemerintah
dalam menjamin mutu pendidikan pada satuan pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan. Pelaksanaan UKK bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi
siswa pada level tertentu sesuai Kompetensi Keahlian yang ditempuh selama
masa pembelajaran di SMK. UKK terdiri dari Ujian Praktik Kejuruan yang
121

umumnya diselenggarakan sebelum pelaksanaan Ujian Nasional dan Ujian Teori


Kejuruan yang merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan Ujian Nasional.
Ujian Praktik Kejuruan dapat dilaksanakan menggunakan standar yang
ditetapkan oleh industri, Lembaga Sertifikasi Profesi dan perangkat uji yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Tempat-tempat
uji kompetensi. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan UKK harus
dinyatakan layak sebagai tempat uji kompetensi oleh koordinator Ujian Nasional
Tingkat Provinsi atau Lembaga Sertifikasi Profesi. Perangkat ujian praktik yang
dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersifat terbuka dan
peserta uji dapat berlatih menggunakan perangkat ujian tersebut sebelum
pelaksanaan ujian.
Secara umum perangkat Uji Kompetensi Keahlian terdiri atas :
1. Kisi-kisi Soal/Ujian Teori kejuruan (KST). Kisi-kisi soal ujian Teori
Kejuruan merupakan konsep, prinsip-prinsip, prosedur, materi,bahan, dan
lain-lain yang harus dikuasai peserta uji dalam melaksanakan pekerjaan
bidang tertentu. Kisi-kisi ujian Teori kejuruan terbuka untuk umum.
2. Soal Teori Kejuruan (STK) adalah berupa soalpilihan ganda dengan 5 opsi
jawaban. Soal Teori Kejuruan terdiri dari model Ujian Nasional Berbasis
Kertas (Paper-based Test) dan Ujian Nasional Berbasis Komputer
(Computer-based Test).
3. Kisi-kisi Soal Praktik Kejuruan (KSP). Kisi-kisi soal ujian Praktik Kejuruan
merupakan kompetensi utama Standar Kompetensi danKompetensi Dasar
yang harus dikuasai peserta uji dalam melaksanakan pekerjaan bidang
tertentu. Kisi-kisi ujian Praktik kejuruan digunakan sebagai acuan dalam
pembuatan perangkat ujian praktik kejuruan (Soal Praktik Kejuruan,
LembarPedoman Penilaian, dan Instrumen Verifikasi)
4. Soal Praktik Kejuruan (SPK) adalah berupa penugasanbagi peserta uji untuk
membuat atau proses dan mengerjakan suatu produk/jasa
5. Lembar Pedoman Penilaian Soal Praktik (PPsp) adalah rubrik yang
digunakan untuk pemberian skor setiap komponen penilaian. Lembar
122

penilaian memuat komponen penilaian, sub-komponen penilaian, pencapaian


kompetensi, dan kriteria penilaian.
6. Instrumen Verifikasi Penyelenggara Ujian Praktik Kejuruan (InV) adalah
instrumen yang digunakan untuk menilai kelayakan satuan pendidikan atau
institusi lain sebagai tempat penyelenggaraan ujian Praktik Kejuruan.
Instrumen verifikasi memuat standar persyaratan peralatan utama, standar
persyaratan peralatan pendukung,standar persyaratan tempat/ruang serta
memuat persyaratan penguji yang terdiri atas penguji internal dan eksternal.

Target kelulusan
Target kelulusan SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran
2018/2019 adalah 100 %. Untuk mencapai target tersebut sekolah menyusun
beberapa program dalam meningkatkan kualitas lulusan langkah diantaranya :
Mengundang Guru Tamu dari Dunia Usaha dan Dunia Industri setiap 3 bulan,
proses pemagangan siswa di Dunia Usaha dan Dunia Industri Pelaksanaan
Pendalaman Materi Ujian Nasional yang dilaksanakan mulai bulan Januari –
Maret 2019, melaksanakan Simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer.

Pelaksanaan Ujian Sekolah dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional


Ujian Sekolah adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta
didik terhadap Standar Kompetensi Lulusan untuk mata pelajaran yang tidak
diujikan dalam USBN dilakaukan oleh satuan pendidikan.
Ujian Sekolah Berstandar Nasional adalah kegiatan pengukuran capaian
kompetensi peserta didik yang dilakukan satuan pendidikan untuk mata
pelajaran tertentu dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk
memperoleh pengakuan atas prestasi belajar.
Pelaksanaan US dan USBN akan dilaksanakan di bulan Maret 2020

Pelaksanaan Ujian Nasional


123

Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan pada


mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu pada Standar
Kompetensi Lulusan
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) disebut juga Computer Based Test
(CBT) adalah sistem pelaksanaan ujian nasional dengan menggunakan
komputer sebagai media ujiannya.
Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil yang selanjutnya disebut UNKP
adalah ujian nasional yang menggunakan naskah soal dan Lembar Jawaban
Ujian Nasional (LJUN) berbasis kertas dan menggunakan pensil.
Di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan melaksanakan Ujian Nasional
Berbasis Komputer.

Program pasca ujian nasional sebagai antisipasi bagi peserta didik yang belum
lulus ujian, pendalaman materi Ujian Nasional untuk memberikan bekal yang
lebih baik dalam melaksanakan Ujian Nasional Berikutnya, namun bagi yang
tidak mau mengikuti Ujian Nasional berikutnya diarahkan untuk mengikuti
Paket C.

J. Pendidikan Kecakapan Hidup


Penerapan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah usaha yang disengaja untuk menanamkan nilai-nilai
karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan, kesadaran
individu, tekad, dengan keteladanan dan pengajaran karakter yang baik, untuk
ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam
perilaku kehidupan sehari-hari.Apabila melihat pengertian di atas, maka dalam
pendidikan karakter memuat dimensi penanaman dan pengamalan.

Jika berbicara dalam konteks pembelajaran di kelas, maka saat ini, pendidikan
karakter belum masuk dalam kurikulum yang berdiri sendiri.Pelajaran yang menjadi
rumah utama bagi pendidikan karakter adalah PKn, agama, olahraga, atau bahasa
Indonesia.Ada banyak tema Bahasa Indonesia yang memuat bacaan dengan tema
124

karakter tertentu. Selain melalui mata pelajaran tersebut, pendidikan karakter juga
harus diterapkan di sela-sela pelajaran sehingga saat ini, pada silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus mencantumkan karakter yang diharapkan
pada setiap materi dan pokok bahasan di semua mata pelajaran. Perlu analisis yang
mendalam terhadap suatu konsep materi untuk menentukan karakter yang harus
ditanamkan. Selain itu, perlu kecerdikan dan kreativitas guru dalam menanamkan
nilai-nilai karakter tersebut pada proses pembelajaran.

Penerapan dalam pembelajaran hanya sebagian kecil dari strategi penerapan


pendidikan karakter pada pendidikan dasar dan menengah.Penerapan pendidikan
karakter dapat dilakukan dengan berbagai strategi pengintegrasian.Strategi yang
dapat dilakukan adalah (1) pengintegrasian dalam kegiatan sehari-hari, dan (2)
pengintegrasian dalam kegiatan yang diprogramkan.
Pengintegrasian dalam kegiatan sehari-hari dapat dilakukan melalui cara berikut.
1. Keteladanan/contoh
Kegiatan pemberian contoh/teladan ini bisa dilakukan oleh kepala sekolah, guru,
atau staf administrasi di sekolah yang dapat dijadikan model bagi peserta didik.
2. Kegiatan spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilaksanakan secara spontan pada saat itu
juga.Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui sikap/tingkah
laku peserta didik yang kurang baik, seperti meminta sesuatu dengan berteriak,
mencoret dinding.
3. Teguran
Guru perlu menegur peserta didik yang melakukan perilaku buruk dan
mengingatkannya agar mengamalkan nilai-nilai yang baik sehingga guru dapat
membantu mengubah tingkah laku mereka.
4. Pengkondisian lingkungan
Suasana sekolah dikondisikan sedemikian rupa dengan penyediaan sarana
fisik.penyediaan tempat sampah, jam dinding, slogan-slogan mengenai budi
pekerti yang mudah dibaca oleh peserta didik, aturan tata tertib sekolah yang
125

ditempelkan pada tempat yang strategis sehingga setiap peserta didik mudah
membacanya.
5. Kegiatan rutin
Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus-
menerus dan konsisten setiap saat. Kegiatan ini adalah berbaris masuk ruang
kelas, berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, mengucapkan salam bila bertemu
dengan orang lain, membersihkan kelas/belajar.

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal


Pendidikan berbasis keunggulan lokal bertujuan memfungsikan satuan pendidikan
sesuai dengan fitrahnya dan dalam hubungannya dengan lingkunga sekitar, yaitu
mengembangkan potensi peserta didik dalam menghadapi perannya di masa
mendatang sesuai dengan kebutuhan masyarakat lingkungan sekitar. Secara khusus,
PBKL bertujuan untuk:

1. Mengembangkan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk


memecahkan problema yang dihadapinya, khususnya masalah karir.
2. Member wawasan yang luas mengenai pengembangan karir peserta didik.
3. Memberikan bekal dengan latihan tentang nilai-nilai keterampilan dasar yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
4. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran
yang fleksibel dan kontekstual.
5. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan sekolah dan
lingkungan sekitar, dengan memberi peluang pemanfaatan sumber daya yang
ada di masyarakat sesuai prinsip MBS.
6. Mengembangkan dan melestarikan sumber daya di lingkungan sekitar sebagai
ciri khas lingkungan.

Pendidikan Berwawasan Global


Pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang
untuk mempersiapkan anak didik dengan kemampuan dasar intelektual dan
126

tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat kompetitif dan dengan
derajat saling menggantungkan antar bangsa yang sangat tinggi. Pendidikan harus
mengkaitkan proses pendidikan yang berlangsung di sekolah dengan nilai-nilai
yang selalu berubah di masyarakat global. Dengan demikian, sekolah harus
memiliki orientasi nilai, di mana masyarakat tersebut harus selalu dikaji dalam
kaitannya dengan masyarakat dunia.

Kebijakan pendidikan yang berada di antara kebijakan sosial dan mekanisme pasar,
memiliki arti bahwa pendidikan tidak semata-mata di tata dan diatur dengan
menggunakan perangkat aturan sebagaimana yang berlaku sekarang ini, serba
seragam, rinci dan instruktif. Tetapi pendidikan juga di atur layaknya suatu Mall,
adanya kebebasan pemilik toko untuk menentukan barang apa yang akan dijual,
bagaimana akan dijual dan dengan harga berapa barang akan dijual. Pemerintah
tidak perlu mengatur segala sesuatu dengan rinci.

Selain itu, pendidikan berwawasan global bersifat sistematik organik, Bersifat


sistemik-organik artinya bahwa sekolah merupakan sekumpulan proses yang
bersifat interaktif yang tidak bisa dilihat sebagai-hitam putih, tetapi setiap interaksi
harus dilihat sebagai satu bagian dari keseluruhan interaksi yang ada. untuk.

pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan


untuk mempersiapkan tenaga terdidik kelas menengah dan professional dengan
meningkatkan kemampuan individu dalam memahami masyarakatnya dalam
kaitannya dengan kehidupan masyarakat dunia, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mempelajari budaya, sosial, politik dan ekonomi bangsa lain dengan titik berat
memahami adanya saling ketergantungan
2. Mempelajari barbagai cabang ilmu pengetahuan untuk dipergunakan sesuai
dengan kebutuhan lingkungan setempat
3. Mengembangkan berbagai kemungkinan berbagai kemampuan dan
keterampilan untuk bekerjasama guna mewujudkan kehidupan masyarakat
dunia yang lebih baik
127

Pendidikan Kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh
(holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan
sebagai wirausaha.Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat
diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah.
Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru,
tenaga kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu
komunitas pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum
dengan cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat
merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, program pendidikan kewirausahaan di
sekolah dapat diinternalisasikan melalui berbagai aspek
1. Pendidikan kewirausahaan terintegrasi dalam seluruh mata pelajaran
2. Pendidikan kewirausahaan yang terpadu dalam kegiatan ekstrakulikuler
3. Pendidikan kewirausahaan melalui pengembangan diri
4. Pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan dari teori ke praktik
5. Pengintegrasian pendidikan kewirausahaan ke dalam bahan/buku ajar
6. Pengintegrasian pendidikan kewirausahaan melalui kutur sekolah
7. Pengintegrasian pendidikan kewirausahaan melalui muatan local

Literasi
Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah gerakan dalam upaya menumbuhkan budi
pekerti siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis
sehingga tercipta pembelajaran sepanjang hayat.

Kegiatan rutin ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta
meningkatkan keterampilan membaca.Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti,
berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap
perkembangan peserta didik.
128

Gerakan Literasi Sekolah ini merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan semua
warga sekolah baik guru, peserta didik, orang tua/wali murid, dan masyarakat,
sebagai bagian dari ekosistem pendidikan sehingga membutuhkan dukungan
kolaboratif berbagai elemen.Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa
pembiasaan membaca yang dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca. Guru
membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati.Selain itu program
pojok baca juga cukup efektif meningkatkan minat membaca siswa.

H. Kalender Pendidikan
Terlampir

Anda mungkin juga menyukai