DISUSUN OLEH :
Kelompok 1:
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha yang telah
melimpahkan rahmat- Nya sehingga makalah ini dapat selesai sesuai dengan yang
diharapkan. Makalah ini dapat selesai atas kerja sama dari teman- teman yang
sangat merespon tugas yang diberikan oleh dosen Ibu Ir. Rosalin, M. Si.
Makalah ini mengangkat materi tentang ‘’ Titrasi Asam Basa’’, yang mana
materi ini akan digunakan untuk praktikum kimia analisis yang akan dilaksanakan
kedepannya.
Akhir dari pengantar ini, semoga dengan adanya makalah ini, semua pihak
dapat memahami materi asam basa ini sehingga praktikum dapat berjalan lancar.
Apabila dalam penulisan makalah ini ada kata ataupun kalimat yang tidak sesuai
dengan pemikiran Anda,kami minta maaf dengan hormat karena kami hanya
manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan, Terima Kasih.
Kelompok 1 (IA)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan. Kita
senang tiasa berinteraksi dengan asam basa tiap hari. Makanan yang kita
konsumsi sebagian besar bersifat asam, sedangkan pembersihan yang kita
gunakan (sabun, detergen, dll) adalah basa. Enzim- enzim dan protein dalam
tubuh kita juga merupakan asam.
Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan.
Keasaman tanah akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di
atasnya. Kualitas air dapat ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya.
Suatu daerah yang dilanda hujan asam akan mengalami kerusakan lingkungan
yang cukup buruk.
Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain)
dialam berupa liquid/ larutan. Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan
dengan senyawa lainnya. Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-
hari berupa padatan seperti makanan dan sabun, namun pada akhirnya tetap butuh
diencerkan juga ( direaksikan atau dicampur dengan air) agar lebih mudah diserap
atau digunakan.
Dari hal itulah, penyusunmembuat makalah ini dengan judul ‘’ Titrasi Asam
Basa’’. Alasan ini sesuai dengan judul praktikum yang akan dilaksanakan pada
Laboratorium Kimia Analisis.
B. RUMUSAN MASALAH
Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion
hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral. Berdasarkan
konsep lain reaksi netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor
proton (asam) dengan penerima proton (basa).
Titrasi adalah poses mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret
yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai terjadi
reaksi sempurna. Titrasi ini diterapkan untuk memperoleh peraksi atau larutan
yang konsentrasinya yang tidak dapat dipastiakan dari proses pembuatannya
secara langsung dari zat padatnya. Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi
asam dengan menggunakan larutan baku basa, sedangkan alkalimeteri adalah
pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab
itu, keduanya disebut juga sebagai titrasi asam-basa. Titik dalam titrasi dimana
titran yang telah ditambahkan cukup untuk bereaksi secara tepat dengan senyawa
yang ditentukan disebut titik ekivalen. Titik ini sering ditandai dengan perubahan
warna senyawa yang disebut indikator.
Dalam stoikiometri titrasi, titik ekivalen dari reaksi netralisasi adalah titik
pada reaksi dimana asam dan basa keduanya setara, yaitu dimana keduanya tidak
ada yang berlebihan. Dalam titrasi, suatu larutan yang akan dinetralkan, misal
asam, ditempatkan di dalam flask bersamaan dengan beberapa tetes indikator
asam basa. Kemudian larutan lainnya (misal basa) yang terdapat di dalam buret,
ditambahkan ke asam.Pertama-tama ditambahkan cukup banyak, kemudian
dengan tetesan hingga titik ekivalen.Titik ekivalen terjadi pada saat terjadinya
perubahan warna indikator.Titik pada titrasi dimana indikator warnanya berubah
disebut titik akhir. Titrasi biasanya merupakan larutan elektrolit kuat seperti
NaOH dan HCl yang diperlukan untuk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisis
yang disebut sebagai titik ekivalen. Perbedaan titik akhir dan titik ekivalen disebut
sebagai kesalahan titik akhir.Kesalahan titk akhir adalah kesalahan acak yang
berbeda untuk setiap sistem.Kesalahan ini bersifat aditif dan determinan dan
nilainya dapat dihitung.Dengan menggunakan metode potensiometri dan
konduktometri, kesalahan titik akhir ditekan sampai nol.
HCl H+ + Cl-
Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang
mengandung H+ dan basa adalah spesi yang mengandung OH-, dengan asumsi
bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap sifat asam dan basa.Sehingga dapat
disimpulkan bahwa:
Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+.
Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH-.
Contoh:
2. Menurut Bronsted-Lowry
Teori asam basa dari Arrhenius ternyata tidak dapat berlaku untuk semua
pelarut, karena khusus untuk pelarut air. Begitu juga tidak sesuai dengan reaksi
penggaraman karena tidak semua garam bersifat netral, tetapi ada juga yang
bersifat asam dan ada yang bersifat basa.
Konsep asam basa yang lebih umum diajukan oleh Johannes Bronsted,
basa adalah zat yang dapat menerima proton.Ionisasi asam klorida dalam air
ditinjau sebagai perpindahan proton dari asam ke basa. Asam ialah proton donor,
sedangkan basa adalah proton akseptor.
Pada tahun 1923 seorang ahli kimia Inggris bernama T.M. Lowry juga
mengajukan hal yang sama dengan Bronsted sehingga teori asam basanya disebut
Bronsted-Lowry. Perlu diperhatikan disini bahwa H+ dari asam bergabung dengan
molekul air membentuk ion poliatomik H3O+ disebut ion Hidronium.
Reaksi umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam air adalah:
HA + H2O ⇄ H3O+ + A-
Contoh:
HF + H2O ⇄ H3O+ + F-
Manfaat dari teori asam basa menurut Bronsted – Lowry adalah sebagai
berikut:
Aplikasinya tidak terbatas pada pelarut air, melainkan untuk semua pelarut
yang mengandunh atom Hidrogen dan bahkan tanpa pelarut.
Asam dan basa tidak hanya berwujud molekul, tetapi juga dapat berupa
anion dan kation.
Contoh lain:
Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton
donor) dan sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini
bersifat ampiprotik (amfoter).
3. Menurut G.N.Lewis
Selain dua teori mengenai asam basa seperti telah diterangkan diatas,
masih ada teori yang umum, yaitu teori asam basa yang diajukan oleh Gilbert
Newton Lewis ( 1875-1946 ) pada awal tahun 1920. Lewis lebih menekankan
pada perpindahan elektron bukan pada perpindahan proton, sehingga ia
mendefinisikan: asam penerima pasangan electron, dan basa adalah donor
pasangan elekton. Nampak disini bahwa asam Bronsted merupakan asam Lewis
dan begitu juga basanya. Perhatikan reaksi berikut:
Ternyata teori Lewis dapat lebih luas meliput reaksi-reaksi yang tidak
ternasuk asam basa Bronsted-Lowry, termasuk kimia Organik misalnya:
CH3+ + C6H6 ⇄ C6H6CH3+
Warna Nama Bunga Warna Air Warna Air Bunga Warna Air
Bunga Bunga Keadaan Asam Bunga
Keadaan Basa
Titik Ekivalen
Ketika larutan yang sudah diketahui konsentrasinya direaksikan dengan
larutan yang tidak diketahui konsentrasinya, maka akan dicapai titik dimana
jumlah asam sama dengan jumlah basa, yang disebut dengan titik ekivalen. Titik
ekivalen dari asam kuat dan basa kuat mempunyai pH 7.Untuk asam lemah dan
basa lemah, titik ekivalen tidak terjadi pada pH 7. Dan untuk larutan asam basa
poliprotik, akan ada beberapa titik ekivalen.
Cara Memprediksi Titik Ekivalen
Ada dua cara yang biasa digunakan untuk memprediksi dan menentukan
titik ekivalen, yaitu menggunakan pH meter dan indikator asam-basa.
1. Menggunakan pH meter
Metode ini melibatkan grafik sebagai fungsi pH dan volume titran
yang dipakai yang disebut dengan kurva titrasi.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-
analisis/titrasi-asam-basa/
http://organiksmakma3b30.blogspot.nl/2013/04/teori-asam-basa.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Alkalimetri
http://www.ilmukimia.org/2013/01/dasar-titrasi-asam-basa.html
http://www.ilmukimia.org/2013/01/indikator-asam-basa.html
http://nyolongmp3press.blogspot.com/2011/01/contoh-makalah-asam-basa.html