Anda di halaman 1dari 16

MODEL KEPERAWATAN MENURUT ABDELLAH PAYE DAN HILDEGARD

PEPLAU

MODEL KEPERAWATAN MENURUT ABDELLAH PAYE DAN


HILDEGARD PEPLAU

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yan g telah memberikan kita kesehatan,
sehingga kelompok kita bias menyelesaiakan makalah ini. Makalah ini kita buat berdasarkan
kebutuhan seorang perawat dan perawat merawat kliennya yang berdasarkan Teori /
Keperawatan menurut Abdellah Paye dan Hildegard Peplau

Semoga makalah ini kita susun ini berguna dan bermanfaat, bagi yang membacanya
terutama bagi para perawat, kritik dan saran sangat kita harapkan, karena kita manusai bias tidak
pernah luput dan salah dan dosa.

mojokerto, 20 Juli
2011

Penulis

MODEL KEPERAWATAN MENURUT ABDELLAH


PAYE
DAN
HILDEGARD PEPLAU
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Halaman Judul
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Keperawatan Menurut Hildegard Peplau
B. Teori Keperawatan Menurut Abdellah Faye

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi merupakan bagian dari masyarakat, serta akan berubah
seirama dengan berubahnya masyarakat itu sendiri. Masyarakat terus-menerus berkembang dan
mengalami perubahan. Era kesejagatan hendaknya oleh perawat dipersiapkan secara benar dan
menyeluruh, mencakup seluruh aspek keadaan atau peristiwa yang terjadi atau sedang dan yang
akan berlangsung dalam era tersebut.

Ada 4 skenario masa depan yang diprediksikan akan terjadi dan harus di antisipasi
dengan baik oleh profesi keperawatan Indonesia ( Ma’arifin Husin, 1999 ) antara lain : a.
masyarakat berkembang disini masyarakat akan lebih berpendidikan, lebih sadar akan hak dan
hukum, menuntut berbagai jenjang pelayanan kesehatan/ keperawatan yang professional serta
rentang kehidupan daya ekonomi masyarakat semakin melebar. b. Rentang masalah kesehatan
yang semakin melebar mulai dari yang sederhana sampai pada masalah yang komplek c. IPTEK
yang terus berkembang, dimana penggunaan teknologi dari yang sederhana sampai pada
teknologi yang sangat canggih. d.. Tuntutan profesi terus meningkat.

Tantangan tersebut tentunya harus dapat dikelola dengan baik oleh profesi keperawatan
keperawatan . Namun disisi lain ada permasalahan pokok yang dihadapi perawat Indonesia
dalam sistem pelayanan kesehatan, seperti yang dikemukakan oleh Azrul Anwar, 1999 dikutip
oleh Nursalam, 2002 adalah sebagai berikut : peran perawat professional yang belum optimal,
terlambatnya pengakuan body of knowledge profesi keperawatan, terlambatnya pengembangan
pendidikan keperawatan professional, terlambatnya pengembangan sistem pelayanan asuhan
keperawatan professional.

Langkah strategik yang harus dilakukan dalam mengahadapi tantangan dan permasalahan
diatas adalah “ the nurse should do no harm to your self “ ( Nigthtingale, dikutip oleh Nursalam
2002 ) artinya semua tindakan keperawatan harus dapat memenuhi kebutuhan pasien tanpa ada
resiko negative yang ditimbulkan. Hal ini ditegaskan oleh Lynn Basford dan Oliver Slevin (
2006 ) yang menyatakan profesi keperawatan menginginkan adanya perawat yang berpikir, yaitu
perawat yang tidak hanya melakukan tugasnya tanpa berpikir, namun yang memikirkan dengan
cermat tentang apa yang dilakukannya dan bertindak bijaksana demi kepertingan pasien atau
klien. Salah satu strategi adalah penerapan model keperawatan yang merupakan aplikasi praktek
keperawatan berdasarkan teori, disamping itu peningkatan pendidikan, pengembangan Ilmu
keperawatan, pelaksanaan riset keperawatan. Untuk dapat menerapkan model keperawatan yang
merupakan aplikasi praktek keperawatan berdasarkan teori maka perlu dipahami dahulu konsep
dan teori model keperawatan.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mampu memahami konsep dan teori model keperawatan.
2. Tujuan Khusus :
a. Mampu menjelaskan pengertian konsep
b. Mampu mengidentifikasi konsep utama keperawatan
c. Mampu menjelaskan pengertian teori keperawatan
d. Mampu mennguraikan proses penyusunan teori keperawatan
e. Mampu menjelaskan karateristik teori keperawatan.
f. Mampu menjelaskan model keperawatan beserta karateristiknya
g. Mampu menjelaskan aplikasi praktek keprawatan berdasarkan teori.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Keperawatan Menurut Hildegard Peplau

Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan
antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan
yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
 Klien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal
dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar
pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi. .Oleh adanya proses interpersonal.
 Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang
bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti
dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber,
pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal. Pendidikan
atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan
kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup
bermasyarakat.

Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut :


1. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi klien
seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K merupakan
hubungan yang memerlukan kerha sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu
dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai.
2. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang
masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang memerlukan
bantuan. perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada klien
dalam suasana bersahabat dan akrab.
3. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus berupaya
memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama dalam megatasi
masalah kesehatan.
4. Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga merangsang
individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga untuk memecahkan
masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif klien.
5. Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia
sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya
klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu
memenuhi kebutuhannya.
6. Konselor (consellor) meninhgkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu
kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan
terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.

 Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang
lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas
merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit.
Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini
harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien
semakin membaik.
 Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi
secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya,
biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan metode
transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu :
1. Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya
terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian askep pada
klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk membangun
kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
2. Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan
keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit
sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang
positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
1. Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
2. Individu mandiri terpisah dari perawat.
3. Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.
3. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai
pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses
interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi
klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
4. Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kea rah realisasi
potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat
membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling
tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian
pasien.
Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau(1952) berfokus pada
individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien.
Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah
proses interpersonal dan terapeutik. Artinya suatu hasil proses kerja sama manusia dengan
manusia lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat (hubungan antar manusia). Tujuan
keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai
kematangan perkembangan kepribadian. Oleh sebab itu, perawat berupaya mengembangkan
hubungan perawat dan klien melalui peran yang diembannya (nara sumber, konselor, dan wali).
Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan bahwa keperawatan adalah proses
yang penting, terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur
system asuhan kesehatan untuk menfasilitasi kondisi yang alami dari kecenderungan manusia
untuk mengembangkan hubungan interpersonal.
Implementasi Teori Peplau
Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya terhadap
praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai perawat jiwa, melalui tulisannya ia
kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan.
Dimana dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang bersifat
terapeutik.
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan, pertama
perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan
berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah dan
kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan
dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat
membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah
kesehatannya.
Teori peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat klien
membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubugan interpersonal yang efektif dalam
membantu pemenuhan kebutuhan klien. Ketika kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang
baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat klien digambarkan sebagai fase-fase
yang saling tumpang tindih seperti berikut ini orientasi, identifikasi, penjelasan dan resolusi.
Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan
jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument perilaku, dan instrument
untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model konseptual Peplau.

B. Teori Keperawatan Menurut Abdellah Faye

Abdellah menggambarkan orang memiliki, emosional, dan sosiologis kebutuhan fisik.


Kebutuhan ini bisa terbuka, yang terdiri dari sebagian besar kebutuhan fisik, atau rahasia, seperti
emosional, sosiologis dan interpersonal kebutuhan-yang sering terlewatkan dan dianggap salah.
Pasien digambarkan sebagai pembenaran hanya untuk eksistensi keperawatan. Individu (dan
keluarga) adalah penerima keperawatan, dan kesehatan, atau mencapai itu, tujuan dari pelayanan
keperawatan.
Konsep Abdellah kesehatan mungkin didefinisikan sebagai pola dinamis berfungsi
dimana ada interaksi dilanjutkan dengan kekuatan-kekuatan internal dan eksternal yang hasil
yang optimal dalam penggunaan sumber daya yang diperlukan yang berfungsi untuk mengurangi
kerentanan (George, 1990).
Pada pasien-Centered Pendekatan untuk Keperawatan, Abdellah menggambarkan
kesehatan sebagai negara saling eksklusif penyakit. Penekanan harus ditempatkan setelah
pencegahan dan rehabilitasi dengan kesehatan sebagai tujuan seumur hidup. Pendekatan
holistik harus diambil oleh perawat untuk membantu klien mencapai keadaan kesehatan (George,
1990). Namun untuk secara efektif melakukan layanan ini, perawat harus secara akurat
mengidentifikasi kekurangan atau defisit tentang kesehatan bahwa klien mengalami. Ini
kekurangan atau defisit adalah klien kebutuhan kesehatan.
Meskipun Abdellah tidak memberikan definisi kesehatan, ia berbicara kepada "kebutuhan
kesehatan total" dan "sebuah negara yang sehat pikiran dan tubuh" dalam deskripsi nya
keperawatan sebagai layanan yang komprehensif. Lingkungan secara implisit didefinisikan oleh
Abdellah sebagai rumah atau komunitas dari mana pasien berasal. Masyarakat termasuk dalam
perencanaan optimal pada kesehatan lokal, negara bagian, nasional dan internasional. Tingkat
"Namun", Abdellah menggambarkan lebih lanjut ide-idenya, fokus pelayanan keperawatan jelas
individu. Masyarakat terpadu saat ia membahas pelaksanaannya. Untuk Abdellah, keperawatan
adalah jasa untuk perorangan, untuk keluarga dan oleh karena itu untuk masyarakat. Tujuan dari
keperawatan menurut Abdellah adalah fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual berfungsi
penuh dari klien yang berkaitan dengan perawatan holistik.
Dia menyatakan keperawatan yang didasarkan pada seni dan ilmu yang cetakan sikap,
kompetensi intelektual, dan keterampilan teknis dari perawat individu menjadi keinginan dan
kemampuan untuk membantu orang, sakit atau baik, mengatasi kebutuhan kesehatan mereka
(George, 1990). Ini akan berarti pelayanan keperawatan yang komprehensif, ini akan mencakup:
1. Menyadari masalah merawat pasien.
2. Menentukan tindakan yang tepat untuk mengambil dalam hal prinsip-prinsip keperawatan yang
relevan.
3. Memberikan perawatan kontinius total kebutuhan kesehatan individu.
4. Memberikan perawatan lanjutan untuk menghilangkan rasa sakit dan ketidaknyamanan dan
memberikan keamanan langsung bagi individu.
5. Mengatur total rencana perawatan untuk memenuhi kebutuhan individu pasien.
6. Membantu individu untuk menjadi diri lebih mengarahkan dalam mencapai atau
mempertahankan negara yang sehat pikiran dan tubuh.
7. Memerintahkan personil perawat dan keluarga untuk membantu individu lakukan untuk dirinya
sendiri yang ia dapat dengan keterbatasan itu.
8. Membantu individu untuk menyesuaikan diri dengan keterbatasan dan masalah emosional.
9. Bekerja dengan bersekutu kesehatan profesional dalam perencanaan untuk kesehatan yang
optimal pada lokal,, nasional dan internasional kebutuhan negara.
10. Melakukan evaluasi dan penelitian untuk meningkatkan teknik keperawatan dan untuk
mengembangkan teknik baru untuk memenuhi semua kebutuhan kesehatan rakyat

Asuhan keperawatan untuk Abdellah adalah melakukan sesuatu untuk orang atau
memberikan informasi kepada orang tersebut dengan tujuan memenuhi kebutuhan,
meningkatkan atau memulihkan-membantu kemampuan diri atau mengurangi penurunan.
Teorinya juga menyatakan bahwa kebutuhan perawat pengetahuan tentang ilmu
pengetahuan dasar dan keterampilan perawatan khusus, serta keterampilan pengetahuan dalam
psikologi komunikasi, pertumbuhan dan perkembangan sosiologi dan hubungan
interpersonal. Berikut 11 keterampilan yang seorang perawat harus memiliki, mencakup :
1. Status Pengamatan status kesehatan
2. Keterampilan komunikasi
3. Aplikasi pengetahuan
4. Pengajaran pasien dan keluarga
5. Perencanaan dan organisasi kerja
6. Penggunaan bahan-bahan sumber daya
7. Penggunaan sumber daya personil
8. Pemecahan masalah
9. Arah pekerjaan ke orang lain
10. Terapi penggunaan diri
11. Prosedur Perawatan
Perawatan secara luas dikelompokkan ke dalam 21 bidang masalah untuk panduan
perawatan dan mempromosikan penggunaan penghakiman menyusui. Ini berkaitan dengan
psikologis, dan sosial daerah biologis individu.
Faye Abdellah klasifikasi mengusulkan kerangka kerja untuk masalah keperawatan
mengidentifikasi, didasarkan pada gagasan bahwa pada dasarnya keperawatan berorientasi untuk
memenuhi total klien kesehatan individu membutuhkan. upaya besar untuk membedakan
keperawatan dari orientasi obat dan penyakit. Yang berpusat pada pasien pendekatan Abdellah
untuk menyusui dikembangkan induktif dari praktek dan dianggap sebagai teori kebutuhan
manusia. Walaupun itu dimaksudkan untuk memandu perawatan mereka di rumah sakit, juga
memiliki relevansi untuk asuhan keperawatan dalam pengaturan masyarakat Abdellah jelas
mempromosikan citra perawat yang tidak baik saja dan peduli, tapi juga cerdas, kompeten, dan
secara teknis siap untuk memberikan pelayanan kepada pasien.

Tipologi dari 21 Masalah Keperawatan :


1. Untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan fisik.
2. Untuk mempromosikan kegiatan yang optimal: olahraga, istirahat, dan tidur.
3. Untuk mempromosikan keselamatan melalui pencegahan kecelakaan, cedera, atau trauma lain
dan melalui pencegahan penyebaran infeksi.
4. Untuk menjaga mekanika tubuh yang baik dan benar dan mencegah deformitas.
5. Untuk memudahkan pengurusan suatu pasokan oksigen ke semua sel tubuh.
6. Untuk memudahkan pemeliharaan gizi dari semua sel tubuh.
7. Untuk memudahkan pemeliharaan eliminasi.
8. Untuk memudahkan pemeliharaan dan keseimbangan cairan elektrolit.
9. Untuk mengetahui respon fisiologis tubuh untuk kondisi penyakit patologis, fisiologis, dan
kompensasi.
10. Untuk memudahkan pemeliharaan mekanisme peraturan dan fungsi.
11. Untuk memudahkan pemeliharaan fungsi sensor.
12. Untuk mengidentifikasi dan menerima ekspresi positif dan negatif, perasaan, dan reaksi.
13. Untuk mengidentifikasi dan menerima keterkaitan emosi dan penyakit organik.
14. Untuk memudahkan pemeliharaan komunikasi verbal dan nonverbal efektif.
15. Untuk mempromosikan pengembangan hubungan interpersonal yang produktif.
16. Untuk memudahkan kemajuan menuju pencapaian tujuan rohani pribadi
17. Untuk membuat dan / atau memelihara lingkungan terapeutik.
18. Untuk memfasilitasi kesadaran diri sebagai individu dengan berbagai, emosional, dan
perkembangan kebutuhan fisik.
19. Untuk menerima tujuan mungkin optimal dalam terang keterbatasan, fisik, dan emosional.
20. Untuk menggunakan sumber daya masyarakat sebagai bantuan dalam menyelesaikan masalah
yang timbul dari penyakit.
21. Untuk memahami peran masalah sosial sebagai faktor yang mempengaruhi dalam penyebab
penyakit.

Tipologi Abdellah dibagi menjadi tiga bidang:


1. Fisik, sosiologis, dan emosional kebutuhan pasien;
2. Jenis hubungan interpersonal antara perawat dan pasien;
3. Umum unsur perawatan pasien.

Beberapa pernyataan berulang kali dinyatakan oleh Abdellah meskipun mereka tidak berlabel
seperti itu. These Penegasan ini adalah:
1. Masalah keperawatan dan pengobatan tipologi keperawatan adalah prinsip-prinsip dari praktek
keperawatan dan merupakan tubuh yang unik pengetahuan yang menyusui.
2. Benar identifikasi masalah keperawatan pengaruh perawat penghakiman dalam memilih
langkah-langkah dalam memecahkan masalah pasien.
3. Inti dari keperawatan pasien masalah-masalah klien / yang berfokus pada pasien dan nya
masalah.
 Praktek Keperawatan
Pertama dan terpenting, tujuan utama Abdellah adalah perbaikan pendidikan
keperawatan. Dia percaya bahwa sebagai perawat meningkatkan pendidikan, meningkatkan
praktek keperawatan juga. Yang penting dampak yang paling organisasi-teori Abdellah untuk
praktek keperawatan adalah bahwa ia membantu mengubah fokus profesi dari menjadi
"penyakit-berpusat" untuk bermanfaat untuk keperawatan praktek seperti " Pasien berpusat "
yang berpusat pada pasien pendekatan dibangun itu harus membantu membawa struktur dan
organisasi untuk apa yang sering menjadi koleksi teratur keperawatan pengalaman perawatan.
Dia dikategorikan keperawatan masalah berdasarkan kebutuhan individu dan mengembangkan
tipologi pengobatan keperawatan dan tujuan keperawatan yang berfungsi sebagai dasar untuk
menentukan dan mengatur perawatan.
Masalah keperawatan yang dibuat perawat melihat 'masalah pasien dan datang dengan
keperawatan rencana perawatan dan terorganisir dalam cara yang menyeluruh. Abdellah
identifikasi kebutuhan kesehatan sebagai terbuka dan rahasia membantu perawat dalam
mengeksplorasi kondisi membuka tabir tentang klien dan rencana intervensi yang tepat untuk
mengatasinya. Klien berpusat perawatan menekankan prinsip bahwa setiap tujuan keperawatan
harus diarahkan merawat pasien dan bukan hanya penyakit belaka. Telah dilihat bahwa jika
semua 21 masalah diselidiki, pasien akan cenderung dinilai secara menyeluruh dan dengan
demikian akan membantu perawat menyusun strategi keperawatan yang tepat. Saat ini, Masalah
keperawatan telah diperbarui untuk berfokus pada diagnosis dan perawatan pasien. Hal ini
akhirnya membantu perawat mengembangkan pemikiran kritis individu-keterampilan mereka
menyebabkan peningkatan kepuasan kerja dan lebih sabar produktif-perawat dan perawat-
keluarga interaksi.
Penerapan teori Abdellah dalam praktek keperawatan sangat dikaitkan dengan pengaruh
yang kuat ke-berpusat perawat-pendekatan yang berfokus pada pemecahan masalah pasien. yang
pemecahan masalah proses Abdellah identifikasi masalah, memilih data yang relevan,
merumuskan hipotesis melalui pengumpulan data, dan merevisi hipotesis berdasarkan
kesimpulan yang diperoleh dari data paralel langkah-langkah dari proses keperawatan penilaian,
diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Abdellah dan Levine, 1986; George, 1995).
Karena orientasi yang kuat di 21 Masalah keperawatan, gunakan mereka dalam proses
keperawatan terutama untuk mengarahkan perawat, secara tidak langsung, manfaat klien
(George, 1995) Jika perawat membantu klien dalam pertemuan negara-negara tujuan dalam
masalah keperawatan, maka klien akan dipindahkan ke arah yang baik, kesehatan optimal.
Pada akhirnya, itu teori Abdellah membantu perawat berlatih mengatur administrasi
perawatan, strategi keperawatan dan menyediakan basis ilmiah untuk membuat keputusan.
Sebagai teori yang aktif terlibat pada keperawatan dan perawatan kesehatan internasional,
Abdellah memberikan kepercayaan untuk penggunaan model dan merupakan penganjur
menerapkan pengetahuan baru untuk meningkatkan praktek.

 Pendidikan Keperawatan
Abdellah's teori dan konsep dikembangkan di tahun 1950 untuk menyajikan rekor klinis
yang komprehensif untuk mahasiswa keperawatan, dengan demikian menyediakan struktur
kurikulum keperawatan. Pasien berpusat pendekatan yang didasarkan dari konsep yang
mendukung dan memfasilitasi gerak dari model medis yang digunakan pada saat itu untuk model
keperawatan. Fokus utama dari bukunya, Pasien-Centered Pendekatan (Abdellah, et al 1960),
Adalah tentang pelaksanaan model di Baccalaureat, tingkat asosiasi dan keperawatan program
diploma. Luar biasa Abdellah penelitian, publikasi dan karya-karya lain dan reputasinya di
seluruh dunia telah berperan dalam mensosialisasikan berpusat pada pasien pendekatan untuk
program pendidikan di seluruh dunia.
Tipologi Abdellah dari 21 Masalah keperawatan adalah panggilan kebangkitan untuk
revisi dan perubahan dari sistem pendidikan keperawatan di era-nya. Profesor dan pendidik
menyadari pentingnya perawatan klien berpusat daripada berfokus pada intervensi medis.
pendidikan Perawatan lalu perlahan-lahan konsentrasi menyimpang dari konsep medis
kompleks,, ke latihan perhatian yang lebih baik untuk klien sebagai perhatian utama.
Salah satu Abdellah's teori utama keterbatasan itu sangat kuat berpusat orientasi adalah di
sisi lain, itu kontribusi besar terhadap pendidikan keperawatan. Dengan orientasi ini, teori dapat
digunakan untuk mengatur isi mengajar untuk mahasiswa keperawatan, untuk mengevaluasi
kinerja siswa di daerah klinis, atau keduanya (George, 1995).

 Penelitian Keperawatan
Penelitian memainkan peran besar dalam pemilihan 21 klasifikasi masalah. penelitian
sebenarnya kekuatan utama dari karyanya. Bahkan, kerangka kerja dia terus merangsang
penelitian tentang peran dan tanggung jawab perawat. Sifat yang luas dari konsep-konsep dalam
rangka dia menawarkan kesempatan untuk mengidentifikasi hubungan yang terarah pada
intervensi keperawatan. teori nya terus memandu peneliti untuk berfokus pada tubuh
pengetahuan keperawatan itu sendiri, identifikasi masalah pasien, organisasi intervensi
keperawatan, peningkatan pendidikan keperawatan, dan struktur kurikulum.
Abdellah sangat percaya gagasan bahwa penelitian keperawatan akan menjadi faktor
kunci dalam membantu perawatan muncul sebagai profesi yang benar. Penelitian ekstensif
dilakukan tentang kebutuhan pasien dan masalah telah menjabat sebagai landasan untuk
pengembangan dari apa yang sekarang dikenal sebagai diagnosis keperawatan.
Tipologi nya melahirkan penelitian keperawatan lebih dan studi. Konsep yang tepat dan
lurus ke depan sangat, sehingga sederhana dan yang berlaku, dengan demikian, merangsang
disiplin serupa dan penelitian. tipologinya juga digunakan oleh beberapa institusi klinis dalam
membangun garis kepegawaian mereka, yaitu perawatan intensif, perawatan intermediate,
perawatan jangka panjang, perawatan diri dan perawatan unit rumah. Ini diidentifikasi menurut
bagaimana Abdellah ideates kebutuhan pasien dalam konsep nya perawatan. Sekarang pasien di
lembaga medis bervariasi dikategorikan dengan kebutuhan klien yang sama, selain dengan
diagnosa medis dan penyakit. Juga membantu perawat memberikan perawatan pasien yang lebih
baik dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif (Peplau,
1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986). Berdasarkan teori
ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses
interpersonal dan terapeutik. Tujun keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan
unutuk membantu klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian (Chinn dan Jacobs,
1995). Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan
jiwa. Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dank lien
dimana perawat bertugas sebagai nara sumber, konselor, dan wali.
Teori Abdellah Faye (1960) berfokus pada tujuan keperawatan untuk memberikan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat. Untuk menjadi perawat yang baik dan berpengertian, juga
mempunyai kemampuan intelegensia yang tinggi, kompeten dan memiliki keterampilan yang
baik dalam memberikan pelayanan keperawatan (Marriner-Torney, 1994). Kerangka Kerja
Praktik: Teori ini melingkupi 21 masalah keperawatan.

B. Saran
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandang sebagai sistem holistik yang terdiri dari bio-
psiko-sosial-spiritual. Pada teori Peplau ini mempunyai kelemahan yaitu lebih menitikberatkan
pada keperawatan jiwa, hal ini dapat dibuktikan pada gagasan Peplau yang dikembangkan pada
pemantapan pengembangan kepribadian.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat. (2004). Pengantar Konsep dasar Keperawatan. Salemba Medika.


Jakarta
Potter & Perry. (2005). Buku ajar Fundamental keperawatan. Volume 1. EGC.
Jakarta.
Sills. (2007). Hildegard Peplau 1909-1999
Elhy. Wednesday, April 16, 2008. Teori Peplau.
http://semangateli.blogspot.com%2F2008%F04&2Fteori-peplau.html

Anda mungkin juga menyukai