Anda di halaman 1dari 24

PEMANFAATAN MOBILE LEARNING UNTUK MENGATASI

PERMASALAHAN PEMERATAAN DAN AKSES PENDIDIKAN

ENCE SURAHMAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011

ABSTRAK
Salah satu permasalahan pendidikan Di Indonesia khusunya adalah belum adanya
pemerataan kesempatan alayanan dan akses pendidikan bagi masyarakat. Sejalan
dengan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), permasalahan diatas
setidaknya sudah bisa diminimalisir dengan adanya sistem pembelajaran jarak jauh
(SPJJ) yang menggunakan sistem pembelajaran secara on line yang lebih dikenal
dengan electronic learning, hanya saja untuk membangun sistem e-learning yang
sempurna ini terkadang membutuhkan modal yang tidak sedikit. Untuk mengatasi
malasah tersebut kita bisa memanfaatkan perangkat yang bisa digunakan secara
mobile (mobile device) untuk keperluan proses pembelajaran. Sehingga pembelajaran
bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja tanpa harus mengeluarkan dana yang
besar, sistem pembelajaran yang dimaksud adalah mobile learning (m-learning).
adapun penulisan karya tulis ini menggunakan metode penelitian fenomenologi
(Phenomenology Research Methode) dengan pendekatan kualitatif . Dari sejumlah
hasil penelitian tentang pemanfaatan mobile learning, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran mobile learning memberikan konstribusi yang positif untuk mengatasi
permasalahan pemerataan dan layanan akses pendidikan, bahkan di beberapa negara
lain, mobile learning system telah dikembangkan dengan tata kelola yang baik.

Kata Kunci: Pemerataan pendidikan, Layanan Akses Pendidikan, Mobile Learning.

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-1
Pendidikan
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and
Communication Technology) yang sangat cepat setiap detiknya telah terbukti
menciptakan banyak terobosan baru dalam berbagai bidang kehidupan manusia.
Salahsatunya dalam bidang pendidikan. Hal ini sejalan dengan fungsi asalnya,
bahwa teknologi diciptakan untuk membantu mempermudah pemecahan masalah
hidup manusia.
Inovasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam bidang pendidikan telah
banyak terlihat dan dapat kita amati juga kita rasakan, salahsatunya dengan
adanya Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (distance learning) yang memanfaatkan
internet sebagai medianya. Dengan adanya inovasi sistem pembelajaran secara
on line (electronic learning), telah memberikan kemudahan layanan proses
pendidikan bagi masyarakat yang secara geografis mengalami kesulitan dalam
mengakses layanan pendidikan.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan berbantukan
media internet ini bukan saja mampu memberikan kemudahan dalam proses
pembelajarannya melainkan juga memberikan kemudahan dalam rangka
pembuatan, penyedaian serta pendistribusian sumber dan bahan ajar yang
diperlukan oleh peserta didik. Kalau dahulu peserta didik baru bisa belajar ketika
bertemu dengan guru atau ketika diberikan buku catatan tercetak (material based
printed), maka saat ini peserta didik sudah bisa mendapatkannya dengan mudah
dari layanan pembelajaran secara e-learning ini.
Namun, kenyataan dilapangan menunjukan bahwa, untuk memaksimalkan
sistem pembelajaran jarak jauh ini, masih terkendala dengan beberapa fasilitas
lain yang diperlukan, diantaranya ketersediaan layanan internet yang masih
belum merata. Khususnya di wilayah pedalaman, kita masih menemukan di
beberapa tempat yang belum tersedia layanan internet dengan mudah dan murah.

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-2
Pendidikan
Maka hal ini juga ternyata menjadi salah satu permasalahan yang cukup urgen
untuk segera dicarikan solusinya.

Di satu sisi, sekalipun masih terdapat keterbatasan jasa layanan internet murah
dan mudah, sementara perkembangan perangkat mobile, semacam PDA, Smart
Phone dan juga Mobile Phone, sejak 10 tahun terakhir ini mengalami
perkembangan yang sangat cepat, bahkan masyarakat di pedesaan saja mayoritas
masyarakat sudah memiliki perangkat yang mobile ini. Apalagi di wilayah
perkotaan. Maka peluang untuk memanfaatkan peralatan yang mobile
salahsatunya mobile phone untuk mengatasi beberapa permasalahan diatas sangat
potensial. Dimana kita bisa memanfaatkannya untuk mencari solusi atas
permasalahan pemerataan dan akses layanan pendidikan.
Dalam implementasinya mobile phone memberikan beberapa kelebihan
dibanding dengan peralatan yang lain, yaitu berupa efisiensi waktu, ruang,
tenaga, bahan ajar, dan juga ruang atau jarak.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penulisan karya ilmiah ini diantaranya
adalah:
1. Bagaimana cara mengatasi permasalahan pemerataan dan akses pendidikan?
2. Bagaimana memanfaatkan perlengkapan mobile diantara-nya telefon
gengam (handphone) untuk mengatasi permasalahan pemerataan dan akses
pendidikan?

3. Apa yang dimaksud dengan sistem pembelajaran mobile learning?


4. Bagaimana upaya penerapan dan pemanfaatannya dalam proses pendidikan?
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran mobile learning?

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-3
Pendidikan
1.3 Uraian Singkat Gagasan Kreatif
Dalam karya ilmiah ini, secara umum saya ingin memberikan pemahaman
baru kepada semua pihak, khususnya kepada para pengambil kebijakan
pendidikan dan para pelaku kegiatan pendidikan itu sendiri misalnya guru, dosen
dan tanga pendidik serta tenaga kependidikan lain. Mengenai pemanfaatan
salahsatu inovasi dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),
yang diimplementasikan dalam bidang pembelajaran yaitu mobile learning.
Mobile learning sebagai sebuah model pembelajaran yang mempunyai
beberapa keunggulan dalam sisi efisiensi, baik efisiensi biaya, waktu, tenaga,
bahan ajar (content), ruang dan waktu. Karena keefisiensiannya mobile learning
sangat berpeluang untuk menjadi model pembelajaran alternative untuk
mengatasi permasalahan pemerataan dan akses layanan pendidikan.
Dengan memanfaatan model pembelajaran mobile learning, yang
menawarkan dua versi model pembelajaran yaitu model online dan mode off line
maka waktu siswa untuk belajar akan lebih banyak dari waktu biasanya, yang
awalnya hanya disekolah pada jam formal, dengan model ini maka siswa bisa
belajar secara mandiri kapanpun, dimanapun tidak terhalang oleh ruang dan
waktu sesuai dengan kemauannya atau sesuai dengan jadwal yang ditentukan
oleh guru atau lembaga tempat siswa itu belajar. Selain itu pemanfaatan mobile
learning untuk belajar ini akan mengurangi jam-jam tidak produktif, misalnya
mobile phone sebagai salah satu devais dalam mobile learning biasanya lebih
banyak digunakan untuk alat komunikasi atau eksistensi diri di dalam jejaring
sosial (social networking), atau saling bertukar pesan singkat dengan teman-
temannya, dengan model ini minimal ada waktu yang khusus yang digunakan
untuk belajar, untuk membaca dan mengerjakan tugas dari gurunya. Mau
dilakukan di sekolah, dirumah, di tempat bermain, diladang, digunung, di pantai,
dilaut, dimanapun berada.

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-4
Pendidikan
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini diantaranya adalah:
1. Menemukan dan mengembangkan salah satu solusi alternatif untuk
mengatasi permasalahan pemerataan dan akses pendidikan.

2. Memahamkan pembaca mengenai pemanfaatkan perlengkapan mobile


semacam telefon gengam (handphone) untuk mengatasi permasalahan
pemerataan dan akses pendidikan.
3. Menjelaskan tentang model pembelajaran mobile learning.
4. Menjelaskan tentang pemanfaatannya mobile learning dalam proses
pembelajaran.
5. Menjelaskan tentang kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran
mobile learning.

1.5 Manfaat Penulisan


Berikut adalah beberapa manfaat dari penulisan karya ilmiah ini:
1. Manfaat jangka pendek
a. Mobile learning akan mampu mengatasi permasalahan pemerataan dan
layanan akses pendidikan.
b. Mobile learning akan menjadi trend baru dalam dunia pendidikan,
mengingat efisiensi yang dimilikinya.

2. Manfaat jangka panjang


a. Mobile learning diharapkan akan menjadi salahsatu solusi untuk
mengatasi permasalahan pemerataan dan layanan akses pendidikan,
b. mobile learning akan menjadi bahan kajian yang menarik untuk terus di
teliti dan dikembangkan, hal ini diharapkan akan menjawab tantangan
kedepan khususnya dalam dunia pendidikan.

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-5
Pendidikan
3. Manfaat untuk pemerintah
a. Karya ilmiah ini menawarkan solusi yang sangat baik, untuk mengatasi
permasalahan pemerataan dan layanan akses pendidikan
b. Pemerintah akan sangat terbantu dengan model pembelajaran mobile
learning ini, guna mencapai target wajib belajar dan juga memenuhi
tuntutan belajar sepanjang hayat.

c. Pemerintah bisa terus melakukan pengembangan agar sistem mobile


learning ini bisa diimplementasikan dengan tata kelola yang lebih baik
dan professional.
4. Manfaat untuk masyarakat luas
a. Karya ilmiah ini akan memberikan wawasan baru kepada masyarakat
bahwa kita bisa mendapatkan akses dan layanan pendidikan dengan
mudah dan murah.

b. Masyarakat ke depan akan terbangun jiwa-jiwa masyarakat yang gemar


belajar (learning society) sebagai upaya nyata untuk membangun kualitas
sumber daya manusia Indonesia yang maju, cerdas dan kompetitif.

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-6
Pendidikan
II. TELAAH PUSTAKA
2.1 Hakikat Pendidikan
Pendidikan sebagai upaya sadar dan terencana yang diselenggarakan oleh
pemerintah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (UU No 20 tahun 2003).
Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan.
Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar
sembilan tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah
raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan
relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan
tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan
efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis
sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan. (Lampiran permendiknas no 22 Tahun 2006).
Selain itu Unesco juga telah menggariskan tentang pentingnya pemahaman dan
pengamalan belajar sepanjang hayat (lifelong education). Hal itu menuntut kita
bahwa menenai urgensi pendidikan bagi semua orang, dari semua kalangan dan
semua latar belakang, kita diwajibkan untuk terus belajar, hal ini dilakukan sebagai
upaya untuk mampu menjawab tantangan zaman serat upaya penyesuaian diri dengan
perkembangan kehidupan yang semakin komplek. Maka penekanannya tiada yang
lain, bahwa belajar itu harus dirasakan dan didapatkan oleh semua orang.

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-7
Pendidikan
Pendidikan sebagai salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa, pendidikan
juga dijadikan parameter peradaban suatu bangsa. Maka tuntutan ini tidak bisa kita
biarkan begitu saja, melainkan harus dijawab secara konkrit sehingga eksistensi
manusia dan berbagai upaya untuk memanusiakan manusia dipahami sebagai
kebutuhan yang sangat pokok dan cara-cara untuk mencapainya menjadi sebuah
keharusan yang tidak bisa di tunda-tunda lagi. Dan untuk mengatasi berbagai
permasalasahan-permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan ini meminta kita
untuk segera menyelesaikannya.

Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan pemerataan kesempatan dan


layanan akses pendidikan adalah dengan adanya inovasi dalam bidang Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK), yaitu dengan memanfaatkan alat untuk
berkomunikasi yang sangat familiar dikalangan semua orang yaitu mobile devais
salah satunya telefon gengam (handphone), yang memberikan manfaat dalam proses
pendidikan khususnya pembelajaran yang disebut dengan model mobile learning atau
pembelajaran yang dilakukan secara mobile.

2.2 Definisi Mobile Device


Mobile device secara sederhana dapat diartikan sebagai perangkat teknologi
yang memungkinkan untuk dibawa kemana-mana, mengingat bentuknya yang kecil,
ramping, dan mudah untuk digunakan.
Adapun perangkat mobile device yang penulis maksud, yaitu mobile device
yang bisa dimanfaatkan untuk proses pembelajaran, lebih tepatnya dimanfaatkan
untuk mengatasi permasalahan pemerataan dan akses pendidikan. Beberapa
perangkatnya adalah PDA, Smart Phone dan juga Mobile Phone.

2.3 Definisi Mobile Learning

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-8
Pendidikan
Menurut Desmon Keegan Definisi mobile learning adalah salahsatu unsure
pendukung dalam proses pendidikan dan pelatihan, dengan menggunakan media yang
mobile, semacam PDA, Smart Phone dan juga Mobile Phone. Kata Keegan, dalam
mobile alerning terdapat kenyamanan dalam pemanfaatan fungsi dan kemudahan
media atau alat yang digunakan (fungtionality and mobility). Salah satu akrakteristik
dari mobile learning ini adalah kemudahan dimana alat bisa dibawa dan digunakan
diman saja, kemudian perlengkapan bersahabat dengan pengguna, karena mudah
digunakan,sealnjtunya harganya murah dan mudah digunakan, serta memiliki
kekonstanan, sekalipun digunakan sambil berjalan, makan, ngobrol, tiduran da lain
sebagainya.

Menurut Muh. Taminudin, H, M.T, istilah mobile learning (m-learning)


mengacu kepada penggunaan perangkat/divais teknologi informasi (TI) genggam dan
bergerak, seperti PDA, telepon genggam, laptop dan tablet PC, dalam pengajaran dan
pembelajaran. M-Learning merupakan bagian dari electronic learning (e-learning)
sehingga, dengan sendirinya, juga merupakan bagian dari distance learning (d-
learning). Selain itu beliau menambahkan bahwa m-learning adalah pembelajaran
yang unik karena pembelajar dapat mengakses materi pembelajaran, arahan dan
aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran, kapan-pun dan dimana-pun. Hal ini
akan meningkatkan perhatian pada materi pembelajaran, membuat pembelajaran
menjadi pervasif, dan dapat mendorong motivasi pembelajar kepada pembelajaran
sepanjang hayat (lifelong learning). Selain itu, dibandingkan pembelajaran
konvensional, m-learning memungkinkan adanya lebih banyak kesempatan untuk
kolaborasi secara ad hoc dan berinteraksi secara informal diantara pembelajar.
Sementara itu Munir menjelaskan bahwa mobile learning atau m-learning
sering didefinisikan sebagai e-learning melalui perangkat komputasi mobile. M-
learning merupakan penyampaian bahan pembelajaran elektronik pada alat
komputasi mobile agar dapat diakses dari mana saja dan kapan saja. Pada umumnya,
perangkat mobile yang dimaksud berupa smart phone, mobile phone dan PDA.

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-9
Pendidikan
Pendapat lain dari Candra Ahmadi, menyebutkan bahwa m-learning adalah
generasi berikutnya e-learning dan berdasarkan pada perangkat mobile. Adapun m-
learning kedepannya akan akan menjadi instrumen penting untuk belajar sepanjang
masa (Andreas H, N Alexander, M Matthias, 2004)
Dari beberapa pendapat para pakar diatas dapat penulis simpulkan bahwa
mobile learning adalah salahsatu model pembelajaran berbasis perangkat (device)
yang mobile, sehingga pembelajaran bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja,
secara mandiri, selain itu mobile learning ini merupakan bagian dari pendidikan
elektronik atau electronic learning (e-learning) dan juga bagian dari pendidikan
jarak jauh (distance learning). Gambaran ketiga istilah tersebut adalah sebagai
berikut: (Gambar. 1)

Distance
Learning

E-Learning

M-Learning

Gambar 1. Skema m-learning dalam e-learning dan distance learning (M.


Taminudin, M.T)
Dalam hal relevansi atau keterhubungan antara e-learning dan m-learning, berikut ini
coba penulis gambarkan tabel perbandingan antara keduanya:

E-Learning M-Learning
Computer Mobile
Bandwidth GPRS, G3, Bluetooth
Multimedia Objects

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-10
Pendidikan
Interactive Spontaneous
Hyperlinked Connected
Collaborative Networked
Media-rich Lightweight
Distance learning Situated learning
More formal Informal
Simulated situation Realistic situation
Hyperlearning Constructivism, situationism, collaborative

Table 1. Perbadingan terminology antara e-learning dan m-learning (Rachel, T Stephen, S


Jude, B Axel, 2006)

2.5 Latar Belakang Munculnya Mobile Learning


Dalam buku tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi karya Dr. Deni
Darmawan, M.Si, beliau menjelaskan bahwa munculnya model mobile learning
dilatarbelakangi oleh:

1. Penetrasi perangkat mobile sangat cepat,


2. Perangkatnya lebih banyak dari pada Personal Computer (PC),
3. Lebih mudah dioperasikan dari pada Personal Computer (PC), dan
4. Perangkat mobile dapat dipakai sebagai media belajar.
Dari latar belakang tersebut, mobile learning terus dikembangkan, diberbagai
negara. Seperti Jepang, Amerika, Francis, pemanfaatan Mobile learning ini telah
dilakukan dengan tata kelola (managemen) yang baik.

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-11
Pendidikan
III. METODE PENULISAN KARYA ILMIAH
Dalam penelitian dan penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode
penelitian fenomenologi (phenomenology research methode) yang dipopulerkan oleh
tokohnya bernama Husserl,secara umum metode penelitian ini digunakan untuk
menganalisis fenomena yang muncul dalam sebuah permasalahan yang diteliti.
Dalam hal ini yang penulis analisis adalah fenomena pemanfaatan mobile learning
yang telah dikembangkan dan di implementasikan oleh orang lain. Metode lain yang
juga serupa serta relevan dengan metode penelitian diatas adalah metode penelitian -
analisis framing (framing analyze research methode). Menurut Dr. Deni Darmawan,
Metode ini digunakan untuk melakukan analisis terhadap sesuatu permasalahan yang
telah diteliti oleh orang lain dan ktia melakukan analisis terhadap hal tersebut. Dalam
hal ini yang penulis analisis adalah pemanfaatan mobile learning untuk mengatasi
permasalahan pemerataan dan akses pendidikan.
Adapun langkah-langkah pengunaan metode penelitian dalam penyusunan
karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

Analisis dan
Studi Pengumpulan Kesimpulan dan
Kajian Pustaka Sistesis Sistem
Permasalahan Data Rekomemndasi
Mobile Learning

Gambar 2. Penerapan Metode Penelitian untuk menyelesaikan permasalahan yang


dikaji

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-12
Pendidikan
IV. ANALISIS DAN SISTESIS PERMASALAHAN
Setelah diatas penulis deskripsikan hasil telaah pustaka diatas, berikut ini
penulis ingin memaparkan terkait dengan analisis dan sistesis permasalahan yang di
kaji. Adapun urutannya meliputi analisis tentang kekurangan dan kelebihan mobile
learning, tahapan implementasi, hambatan-hambatan yang biasa ditemukan dalam
proses implementasi dan penjelasan mengenai efisiensi penggunaan model mobile
elarning itu sendiri.

4.1 Perkembangan Perangkat Mobile Device


Dewasa ini sebagaiman kita perhatikan bersama, perkembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) terjadi dalam waktu yang begitu cepat. Bahkan
perkembangannya bisa terjadi dalam hitungan detik. Perkembangan dalam bentuk
produk ataupun layanan.
Perkembangan yang terjadi dengan cepat ini, sangat potensial untuk kita
manfaatkan dalam memudahkan pemenuhan kebutuhan kita sehari-hari. Baik untuk
aktivitas pribadi ataupun yang sifatnya untuk umum. Baik dalam bidang
pemerintahan, pendidikan, keuangan , bisnis, hiburan dan lain sebagianya.
Percepatan inovasi ini didorong oleh persaingan global yang sangat ketat,
dimana setiap perusahaan akan selalu mencari dan menemukan inovasi-inovasi yang
baru yang lebih menawarkan nilai manfaat kepada para pemakai.
Salah satu perangkat yang banyak dikembangkan adalah perangkat mobile
device, yaitu perangkat yang bisa digunakan untuk proses-proses yang bisa dilakukan
secara mobile, sehingga memberikan banyak kelebihan dan keuntungan. Perangkat
mobile device ini ternyata dapat juga digunakan untuk membantu dalam proses
pendidikan. Seagaimana yang akan penulis jelaskan dalam karya ilmiah ini.

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-13
Pendidikan
4.2 Kelebihan Dan Kekurangan Mobile Learning
Kelebihan Mobile Learning
Menurut Deni Darmawan dan M. Taminudin, terdapat beberapa kelebihan m-
learning diantaranya:

> dapat digunakan dimana-pun pada waktu kapan-pun dalam mode on line
ataupun off line

> cakupan yang luas, dapat menggunakan jaringan seluler komersial (GSM,
GPRS, CDMA) tanpa harus membangun jaringan

> Integrasi dengan sistem penyelenggaraan pendidikan (Sistem Informasi


akademik, integrasi dengan e-leaning dan juga integrasi dengan sistem
lainnya semisal (instan messaging).

> Untuk pengadaan mobile device, memiliki harga yang relatif lebih murah
dibanding harga personal computer desktop,
> ukuran perangkat yang kecil dan ringan dari pada personal computer desktop,
> diperkirakan dapat mengikutsertakan lebih banyak pembelajar karena m-
learning memanfaatkan teknologi yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari

Sementara itu Rajuh seorang peneliti dari Norwegia, menjelaskan ada tiga
kelebihan yang dimiliki perangkat mobile device diantaranya:
1. Faster yaitu memiliki kelebihan akses yang lebih cepat.
2. Compact and memory friendly yaitu mobile device memiliki keterbatasan
jumlah kapasitas, namun bisa disiasati dengan penggunaan memori eksternal.
3. Easy yaitu mudah untuk digunakan, dan dikembangkan.

Kekurangan Mobile Learning

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-14
Pendidikan
Sementara itu dalam beberapa literature ditemukan bahwa terdapat beberapa
kekurangan dalam pemanfaatan mobile learning, berikut ini beberapa keterbatasan
perangkat bergerak antara lain:
1. Kemampuan prosesor yang terbatas, tidak seperti personal computer
2. Kapasitas memori yang juga terbatas, dibanding personal computer
3. Layar tampilan yang tidak terlalu besar, paling hanya 2-3 inchi, sementara
pada komputer, bisa hingga beberapa puluh inchi.
4. Catu daya yang terbatas, sehingga membutuhkan recharge ulang,
5. Perangkat Input / Output yang lebih khusus, sehingga untuk pengembangan m-
learning, harus mengadakan perangkat input dan output yang khusus.
Kekurangan m-learning sendiri sebenarnya lambat laun akan dapat teratasi
khususnya dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Kecepatan prosesor
pada divais yang semakin baik, sedangkan kapasitas memori bisa diatas dengan
menggunakan memori eksternal. (M.Taminudin, M.T).

4.2 Implementasi Model Mobile Learning


Sebelum kita membicarakan hal-hal teknis dalam penerapan mobile learning,
terlebih dahulu kita harus mengetahui bahwa dalam pengembangan m-learning,
terdapat lima kategori dasar teknologi yang harus dipertimbangkan ketika
mengimplementasi pengembangan m-learning yaitu, transportasi, platform,
pengiriman, media teknologi, dan pengembangan bahasa, (Rachel, 2006).
Selanjutnya terdapat prinsip-prinsip pengembangan desain mobile learning, berikut
ini prinsip pengembangan menurut Kineo, diantaranya adalah:
1. Singkat (keep it short)
2. Sederhana (keep it simple)
3. Menampilkan strukur yang baik (apply a structure)

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-15
Pendidikan
4. Menggunakan media pendukung (use media supportly)
5. Akses yang mudah (make akses easy)
6. Provider memungkinkan di kolaburasikan dengan yang lain (provide
probability for collaboration)

Kemudian untuk efisiensi dalam proses pembelajaran ada beberapa prinsip


yang harus diperhatikan, menurut Rachel, 2006, berikut ini adalah beberapa hal yang
harus diperhatikan:
1. Kesesuaian teknologi untuk peserta didik
2. Kemudahan penggunaan dan keandalan
3. Biaya
4. Pendekatan pengajaran dan pembelajaran
5. Interaktivitas
6. Organisasi masalah
7. Kecepatan, yaitu seberapa cepat material dapat dikembangkan.
Model yang diusulkan menunjukkan bahwa perangkat mobile dapat diterapkan
sebagai pendukung akademik bagi pelajar melalui penilaian on line, pengiriman
konten, dan akses ke internet. Perangkat ini juga memungkinkan peserta didik untuk
belajar komunikasi interpersonal, serta interaksi peserta didik dengan guru.
Singkatnya, unsur-unsur penting dari sebuah lingkungan belajar ponsel, adalah
meliputi: guru, pelajar, belajar, dan perangkat mobile instruksional, dan infrastruktur
komunikasi (Barker, 2005).
Menurut Lorna Uden seorang peneliti senior dari Universitas Staffordshire
dalam tulisannya yang berjudul Activity theory for designing mobile learning,
menjelaskan minimal ada dua hal utama yang harus diperhatikan ketika akan
membuat desain mobile learning, yaitu kemudahan input pada desain yang
dikembangkan dan kekhawatiran ketidakpuasan pengguna dalam memanfaatkan

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-16
Pendidikan
mobile learning yang akan kita kembangkan. Artinya harus ada analisis yang matang
sebelum kita membuat desain implementasi mobile learning.
Berikut ini adalah model pengembangan implementasi infrastruktur dalam
membangun mobile learning system.

Gambar 3. Desain Model pengembangan M-Learning

Dalam implementasinya m-learning membutuhkan beberapa aplikasi yang


lain, artinya handphone saja tidak cukup, melainkan harus di sertakan dulu aplikasi
mobile learning-nya. Baru setelah itu kita bisa menggunakan dan memanfaatkannya.

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-17
Pendidikan
Secara skematis, tahapan implementasi mobile learning bisa digambarkan
sebagai berikut:
Pengadaan hardware
(Mobile device) yg Instalasi Aplikasi M- Distribusi Konten
mendukung program learning kepada peserta didik
aplikasinya

Evaluation Process Learning Process

Gambar 4: Tahapan Implementasi M-Learning

Langkah-langkahnya sebagai berikut:


1. Pengadaan hardware (mobile device) yang mendukung aplikasi mobile
learning
2. Instalasi aplikasi m-learning
3. Distribusi konten kepada peserta didik
4. Learning process meliputi proses pembelajaran dari awal hingga akhir dengan
model mobile learning.
5. Evaluation process untuk melihat seberapa efketif model yang
diimplementasikan

Konten yang bisa dimanfaatkan dalam model mobile learning adalah konten
berupa teks, gambar, video, audio, audio visual dan multimedia, artinya konten yang
berupa pengggabungan berbagai masukan para konsumen.

4.3 Tingkat Efektifitas Penerapan Mobile Learning

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-18
Pendidikan
Berbicara mengenai efektivitas penerapan mobile learning dalam kegiatan
pembelajaran, kiranya beberapa hasil penelitian berikut ini bisa memberikan jawaban
yang cukup memuaskan.
Penelitian pertama dilakukan oleh tim dari Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya, yang melakukan penelitian tentang penerapan mobile learning,
dimana hasil penelitiannya itu di publikasikan dalam sebuah seminar nasional Tahun
2010, dengan judul penelitian “APLIKASI MOBILE LEARNING BERBASIS MOODLE
DAN MLE PADA PEMBELAJARAN KEDOKTERAN”. Dari hasil penelitian tersebut
disimpulkan bahwa “dengan menggunakan Mobile Learning Engine (MLE) yang
merupakan aplikasi multimediabased untuk ponsel dan Mobile Interactive Learning
Objects (MILOs) untuk aplikasi m-learning terstruktur secara umum sama dengan
Learning Objects untuk e-learning,sehingga pembelajaran dapat berlangsung
dengan baik dan lancar”.

Kemudian penelitian kedua yang dilakukan oleh tim dari Ilkom UPI, dengan
judul penelitian “PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MOBILE LEARNING
BERBASIS J2ME UNTUK MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER
DAN PENGELOLAAN INFORMASI”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah
“hasil penilaian produk oleh siswa terhadap aplikasi m-learning ini menunjukkan
penilain yang baik terhadap aspek komunikasi visual, aspek perangkat lunak, dan
aspek desain pembelajaran. Oleh karena itu, aplikasi m-learning ini layak untuk
diimplementasikan dalam pelaksanaan pembelajaran”.
Dari kedua hasil penelitian tersebut dapat kita simpulkan bahwa mobile
learning menjadi salah satu model pembelajaran yang baik, dan layak untuk di
implementasikan dalam proses pembelajaran, baik oleh guru secara perorangan
sembari melakukan pengembangan model agar bisa jadi model yang kokoh, dan
nantinya bisa jadi rekomendasi untuk diterapkan di lembaga lain secara masal.
sekalipun memang masih terdapat beberapa kekuranganya, diantaranya tidak semua
konten pembejaran bisa di masukan kedalam sistem mobile learning¸kemudian

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-19
Pendidikan
mobile learning ini masih terbilang baru, dan harus terus dikembangkan sehingga
bisa memungkinkan semakin banyaknya konten yang bisa di entry dalam mobile
learning ini.
Sementara itu Jay Liebowitz, dalam tulisannya menjelaskan bahwa
implementasi pembelajaran dan aktivitas lain dalam semua bidang kehidupan yang
diberlakukan prinsip mobile, akan sangat memberikan dampak yang baik. Hal ini
akan memunculkan kesan keluwesan dan fleksibilitas yang tinggi. Dalam
penelitiannya Jay, mencoba menganalisis bahwa organisasi apapun termasuk
pendidikan, sangat baik apabila dalam prosesnya diterapkan prinsip mobile. Selain
pendidikan, dalam bidang organisasi pemerintahanpun prinsip mobile ini sangat
cocok untuk diterpakan, karena setidaknya memberikan nilai manfaat berupa
kemudahan dan kemurahan dalam melakukan proses komunikasinya.

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-20
Pendidikan
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan pemerataan layanan akses
pendidikan adalah dengan pemanfaatan mobile device sebagai sarana belajar dengan
model belajar mobile learning. Telefon genggam selain berfungsi untuk komunikasi
atau saling kirim pesan, dalam perkembangannya memberikan manfaat yang positif
dalam proses pendidikan, yaitu dengan ditambahkan aplikasi yang mendukung untuk
proses mobile learning.
Mobile learning sebagai sebuah inovasi dalam dunia teknologi informasi dan
komunikasi merupakan bagian dari electronic learning (e-learning), memberikan
kemudahan tersendiri dalam proses pembelajaran yang membuat peserta didik bisa
belajar kapan saja dan dimana saja. Yaitu dengan cara memanfaatkan telefon
genggam yang telah di instalkan aplikasi mobile learning,

Mobile learning memiliki beberapa kelebihan diantaranya harga lebih murah


dibanding PC (personal computer), mudah cara pengoperasiannya, bisa digunakan
dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja, dan sangat memungkinkan banyak
peminatnya karena saat ini hampir semua orang sudah memiliki perangkatnya.
Kemudian mengenai efektifitas dalam proses pembelajaran dari beberapa hasil
penelitian diatas, kesimpulannya adalah mobile learning cukup efektif dan bisa
direkomendasikan untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Bahkan menurut
Axel Bruns pakar Teknologi Informasi dari Universitas Teknologi Queensland dalam
tulisannya mengatakan bahwa, teknologi mobile learning kedepannya akan menjadi
salah satu alternatif yang baik untuk proses pendidikan.

Rekomendasi
Setelah penulis mengkaji mengenai mobile learning beserta kelebihan dan
kekurangannya, maka penulis merekomendasikan kepada para pengambil kebijakan
dilingkungan pendidikan, saya berharap model mobile learning ini bisa lebih
diperhatikan dan di implementasikan dengan tata kelola yang lebih professional,
sebagaimana yang telah diterapkan di beberapa negara, seperti Jepang, Amerika, dan

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-21
Pendidikan
Francis (Dr.Deni Darmawan), kepada para guru dan dosen silakan implementasikan
model mobile learning dalam proses pendidikan di setiap jenjang sekaligus untuk
mencari tahu pengaruhnya terhadap keberhasilan pendidikan. Bagi sesama peneliti,
mari kita terus kembangkan agar bisa menemukan model mobile learning yang lebih
baik dan lebih sempurna. Selanjutnya untuk masyarakat umum, selamat mencoba dan
menggunakan manfaat dari mobile learning. Semoga bisa membantu proses
pembelajaran yang saat ini mengalami hambatan dan kendala. Hal lain yang harus
kita pahami bahwa kedepan sangat memungkinkan model mobile ini
diimplementasikan dalam semua bidang kehidupan, karena dengan prinsip mobile ini
akan memberikan kesan keluwesan dan fleksibility (Jay Liebowitz, 2007).

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-22
Pendidikan
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. Aprina. 2009. Penerapan E- Learning Vs Blended Learning Di Dalam
Pembelajaran Jarak Jauh. Makalah. t.tt.
2. Axel Bruns, Rachel Cobcroft, Jude Smith, and Stephen Towers. t.t. Mobile
Learning Technologies and the Move towards „User-Led Education‟. t.pt. t.tt.
3. Candra Ahmadi, Ahmad Sirojuddin, Djoko Suprajitno R, Achmad Affandi.
2010. Aplikasi Mobile Learning Berbasis Moodle Dan Mle Pada
Pembelajaran Kedokteran. T.p. Yograkarta. Hasil Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi 2010 (SNATI 2010) ISSN: 1907-5022
4. Darmawan, Deni. 2007. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung.
Arum Mandiri Press.
5. Davidrajuh, R. (2007) „Array-based logic for realising inference engine in
mobile applications‟, Int. J.Mobile Learning and Organisation, Vol. 1, No. 1,
pp.41–57.

6. Desmond Keegan. t.t. Mobile learning: a practical guide. t.tt. t.p


7. Kineo. 2009. Reviewed Mobile Learning. t.tt. t.p.
8. Kutay, C. and Aurum, A. (2007) „Knowledge transformation for education in
software engineering‟, Int. J. Mobile Learning and Organisation, Vol. 1, No.
1, pp.58–80.
9. Laura Naismith, Peter Lonsdale, Giasemi Vavoula, Mike Sharples. t.t.
Literature Review in Mobile Technologies and Learning. Report for NESTA
Futurelab University of Birmingham
10. Liebowitz, J. (2007) „Developing knowledge and learning strategies in mobile
organisations‟, Int. J.Mobile Learning and Organisation, Vol. 1, No. 1, pp.5–
14.
11. Nick Rushby. 2005. Mobile Learning. British Journal of Educational
Technology. Volume 36, no 5.

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-23
Pendidikan
12. Mengenal mobile learning, tersedia di url
http://mtamim.files.wordpress.com/2008/12/mlearn_tamim.pdf
13. Perancangan dan implementasi aplikasi mobile learning
Berbasis java, tersedia di http://mtamim.wordpress.com/2008/12/02/aplikasi-
mobile-learning/
14. Perancangan Dan Implementasi Aplikasi Mobile Learning Berbasis Java
tersedia di link 18.
http://cs.upi.edu/v2/uploads/paper_skripsi_dik/Pengembangan%20dan%20Im
plementasi%20Mobile%20Learning%20Berbasis%20J2ME%20untuk%20Ma
ta%20Pelajaran%20Keterampilan%20Komputer%20dan%20Pengelolaan%20
Informasi_Aditya%20Sri%20Nugraha.pdf
15. http://www.elearning.web.id/2011/01/14/mobile-learning.html

16. http://andimanwno.wordpress.com/2010/05/26/mobile-learning-pembelajaran-
berbasis-hp-sebuah-terobosan-pemanfaatan-teknologi-di-bidang-pendidikan/
17. Uden, L. (2007). „Activity theory for designing mobile learning‟, Int. J.
Mobile Learning and Organisation, Vol. 1, No. 1, pp.81–102.

VII.DAFTAR LAMPIRAN
7.1 Lampiran data diri
7.2 Lampiran administrasi yang diperlukan sesuai dengan pedoman
7.3 Lampiran ko-kurikuler dan prestasi yang telah dicapai

Pemanfaatan Mobile Learning untuk Mengatasi Permasalahan Pemerataan dan Akses Hal-24
Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai