Anda di halaman 1dari 10

| Ψ |2 PSI SQUARE

land of ideas
FISIKA
Kelas X
GERAK LURUS
Gerak lurus adalah gerak sepanjang garis lurus. Beberapa Seekor katak yang bergerak lurus dengan meloncat-loncat Besaran-besaran gerak
contoh gerak lurus: gerak peluru beberapa saat setelah memiliki posisi yang dari waktu-ke-waktu perlu dinyatakan Sejumlah besaran fisika yang perlu kita ketahui agar dapat
ditembakkan, gerak kereta api pada rel yang lurus, gerak dengan 2 sumbu koordinat (x, y). menganalisis gerak benda adalah: posisi, perpindahan,
benda jatuh dari ketinggian. y jarak, kecepatan dan percepatan.
Berdasarkan pengalaman sehari-hari, kita sepakat Posisi
mengatakan suatu benda bergerak apabila benda itu Posisi menyatakan letak suatu benda dalam sistem koordi-
memperlihatkan perubahan posisi dari satu titik ke titik nat.
selanjutnya dalam kurun waktu tertentu. Tunggu! Seper- c a b
tinya ada sedikit masalah di sini. Benar! Bagaimana cara x
menyampaikan kepada orang lain hingga orang tersebut Gambar 2: Lintasan loncat seekor katak dalam sistem koordinat
tahu bahwa posisi benda yang kita maksudkan itu ada [1]. x(meter)
di sana? Bagaimana bila orang yang kita beritahu itu -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
Seekor semut yang bergerak lurus memiliki posisi yang
berasal dari belahan Bumi yang berbeda? Bagaimana
dari waktu-ke-waktu cukup dinyatakan dengan 1 sumbu Gambar 4: Posisi burung pada sumbu koordinat [1].
cara memberi tahu (menanamkan memori) perihal itu ke
koordinat (x).
dalam software robot atau sistem navigasi otomatis? Posisi burung a pada Gambar 4 berada pada koordinat 3 di
171214v1A.26g.2t

sebelah kanan titik nol. Sehingga dapat kita katakan posisi


Oleh sebab itu kebutuhan akan sebuah cara universal yang burung a adalah
mudah dipahami oleh semua Bangsa, Bahasa dan berbagai x xa  3 meter
tingkat kecerdasan buatan (robot), untuk menyatakan
Gambar 3: Lintasan gerak seekor semut dalam sistem koordinat Posisi burung b berada pada koordinat 5 di sebelah kanan
posisi suatu benda menjadi sangat penting. Penduduk
[1]. titik nol. Sehingga posisi burung b adalah
Bumi sepakat menggunakan sistem koordinat. Seperti apa
sistem koordinat itu? Perhatikan beberapa contoh berikut
ini.
Gerak lurus benda yang dapat kita saksikan setiap hari xb  5 meter
sesungguhnya terjadi dalam ruang tiga dimensi. Namun,
pembahasan gerak lurus dapat disederhanakan men- Sedangkan burung c berada pada koordinat 4 di sebelah
Seekor elang yang terbang pada berbagai ketinggian saat jadi persoalan satu dimensi. Syaratnya, lintasan gerak kiri titik nol. Sehingga posisi burung c adalah
berburu mangsa memiliki posisi yang dari waktu-ke-waktu benda dihimpitkan dengan salah satu sumbu koordinat.
perlu dinyatakan dengan 3 sumbu koordinat (x, y, z). Karena hanya dinyatakan dengan satu sumbu koordinat xc  4 meter
maka gerak lurus sering disebut sebagai gerak satu dimensi.
Posisi benda dapat bernilai positif atau negatif. Hal itu
Wujud aseli benda dalam analisis gerak umumnya diwakili bergantung pada letak benda di kanan atau di kiri pusat
oleh sebuah partikel atau titik dalam sistem koordinat. koordinat.
z Meskipun digambarkan sebagai sebuah partikel, massa Perpindahan
benda adalah tetap seperti sediakala. Perpindahan didefinisikan sebagai selisih posisi akhir terha-
dap posisi awal benda. Misalnya posisi awal benda ada di
Penyederhanaan seperti itu sangat dianjurkan karena se- xa dan posisi akhir ada di xb , maka besarnya perpindahan
y lain mempermudah pembahasan juga didukung oleh keny- benda, ∆x, adalah:
ataan bahwa nilai perbandingan antara ukuran aseli benda
dengan panjang lintasan yang ditempuhnya adalah tidak ∆x  xb  xa (1)
x banyak berarti (dapat diabaikan). Misalnya adalah,
Apabila diperoleh nilai ∆x positif maka benda dikatakan
Gambar 1: Lintasan terbang seekor elang dalam sistem koordi-
nat [1].
panjang kereta api Sri Tanjung
jarak Lempuyangan ke Banyuwangi
0 melakukan perpindahan positif karena berpindah ke kanan
dari posisi awal.
1 dari 10
| Ψ |2 PSI SQUARE
land of ideas
FISIKA
Kelas X
GERAK LURUS
xb Sedangkan jarak tempuh benda dari posisi xa ke posisi xb Kecepatan rata-rata
xa ∆x adalah Jika benda berpindah dari posisi awal xa ke posisi akhir xb
x(meter)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
sab  |xb  xa |  |  4  1|  |  5|  5 m dengan lama waktu ∆t, maka benda itu memiliki kecepatan
rata-rata v̄, sbb:
Gambar 5: Perpindahan positif [1]. Simbol |...| bermakna operasi mencari nilai mutlak.
v̄  perpindahan  ∆x
(2)
Pada Gambar 5 posisi awal burung ada di xa  2 m dan
Contoh II lama waktu ∆t
posisi akhirnya ada di xb  8 m. Perpindahan burung ada- Sebuah benda mula-mula berada pada posisi xa  1 m, ke-
mudian berpindah ke xb  4 m dan dilanjutkan berpin-
Perhatikan Gambar 8. Lama perpindahan semut dari
lah xa  3 cm ke xb  4 cm adalah ∆t  5 sekon.
∆x  xb  xa  8  2  6 m dah ke xc  2 m, maka perpindahan benda adalah
xb ∆x xa
Sehingga dikatakan burung melakukan perpindahan positif. ∆x  xc  xa 211 m
Selanjutnya apabila diperoleh nilai ∆x negatif maka benda x(cm)
Sedangkan jarak tempuh benda dari posisi xa ke posisi -4 -3 -2 -1 0 1 2 3
dikatakan melakukan perpindahan negatif karena berpin-
dah ke kiri dari posisi awal. akhir xc adalah Gambar 8: Contoh menentukan kecepatan rata-rata [1].

xb
sac  sab sbc Perpindahan semut adalah ∆x  xb xa  43  7 cm.
xa
x(meter)
∆x
 |xb  xa | |xc  xb | Kecepatan rata-rata semut adalah

 |  4  1| |2  p4q| v̄  ∆x   7
 1, 4 cm/s
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0
Gambar 6: Perpindahan negatif [1].
 |  5| |2 4|  5 6  11 m ∆t 5
Laju rata-rata
Pada Gambar 6 posisi awal burung ada di xa  4 m dan
Contoh III
Pada Gambar 7, posisi awal burung bangau xa  40 m
Laju selalu bernilai positif tidak dipengaruhi arah gerak
posisi akhirnya ada di xb  10 m. Perpindahan burung
dan posisi akhirnya xe  30 m. Perpindahan bangau ada-
benda. Laju rata-rata pada kendaraan dapat dibaca dari
adalah
lah ∆x = xe  xa = 30  p40q = 70 m.
speedometernya. Jika benda menempuh jarak s dalam se-
∆x  xb  xa  10  p4q xc xd
lang waktu ∆t, maka benda itu memiliki laju rata-rata ū,
sbb:
 10 4  6 m xb ū 
jarak tempuh
 ∆t
s
(3)
selang waktu
Sehingga dikatakan burung melakukan perpindahan nega- xa xe
Perhatikan Gambar 9. Selang waktu tempuh semut dari
tif. xa  3 cm ke xd  4 cm adalah ∆t  10 sekon.
Jarak tempuh
-40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50
x xb xc
Jarak tempuh berbeda dengan perpindahan. Perpindahan
dapat bernilai positif atau negatif sedangkan jarak tempuh
Gambar 7: Contoh menentukan jarak tempuh [1]. xa
selalu bernilai positif. Jarak tempuh bangau dari posisi awal xa ke posisi akhir xe xd
adalah

 sab sbc scd sde


Contoh I
sae x(cm)
Sebuah benda mula-mula berada pada posisi xa  1 m, ke-
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3
mudian berpindah ke xb  4 m, maka perpindahan benda
 | xb  xa | | xc  xb | | xd  xc | | xe  xd | Gambar 9: Contoh menentukan laju rata-rata [1].
adalah  |10 40| |  20  10| |50 20| |30  50|
∆x  xb  xa  4  1  5 m  |50| |  30| |70| |  20|
 50 30 70 20  170 m
2 dari 10
| Ψ |2 PSI SQUARE
land of ideas
FISIKA
Kelas X
GERAK LURUS
Jarak tempuh semut adalah posisi x pada waktu t. Ketika posisi dan kecepatan benda pat ditulis ulang sebagai
diketahui pada seluruh t maka perilaku real time-real space
sad  sab sbc scd benda selama melakukan perpindahan dapat diketahui. xptq  mt 5 (6)
 |xb  xa | |xc  xb | |xd  xc | Parameter m tidak lain adalah kemiringan atau gradien
 |  2  3| |1  p2q| |  4  1| Selanjutnya, berapakah kecepatan sesaat semut saat di po-
sisi xb pada waktu tb ? Saat ta  0 s semut berada di posisi garis lurus. Pada kasus ini nilai m sama dengan kecepatan
 |  5| |3| |  5| xa  5 cm, kemudian saat tc  10 s semut berada di posisi rata-rata semut v̄, yakni
 5 3 5  13 cm xc  25 cm. Menggunakan informasi tersebut kita dapat
menyusun grafik perpindahan semut terhadap waktu xptq v̄  xtc  txa  m  25  5  2 cm/s
10  0
Laju rata-rata semut adalah sebagaimana tampak dalam Gambar 11.
c a

Substitusikan ke Persamaan (6) maka diperoleh fungsi per-


ū   13  1, 3 cm/s
sad x (cm)
∆t 10 pindahan semut adalah
25
Kecepatan sesaat xptq  2t 5 (7)
20
Kecepatan sesaat (v) didefinisikan sebagai x2
Setelah fungsi perpindahan semut diketahui, kita tetapkan
nilai t1 dan t2 disekitar tb  5 s. Misalnya,
15 ∆x
x1
 ∆tlim
Ñ0 ∆t  dt
∆x dx ∆t
v (4) 10
t1  tb  0.01  5  0, 01  4, 99 s (8)
Perhatikan ilustrasi berikut ini. Seekor semut, tampak 5
pada Gambar 10, mula-mula diam di posisi xa kemu- t2  tb 0.01  5 0, 01  5, 01 s (9)
0
t15 t2 t (s)
dian berpindah ke posisi xc dan kembali diam (tidak 0 2.5 7.5 10 Menggunakan Persamaan (7), (8) dan (9) kita dapatkan
berpindah). Pada waktu ta  0 s, kecepatan semut ada- Gambar 11: Grafik perpindahan xptq semut [1].
lah va  0 cm/s dan pada waktu tc  15 s kecepatan semut x1  xpt1 q  2  4, 99 5  14, 98 cm (10)
adalah vc  0 cm/s. Untuk mengetahui kecepatan sesaat semut (vb ) di posisi
xb pada waktu tb , kita perlu mengetahui nilai x1 dan x2 di x2  xpt2 q  2  5, 01 5  15, 02 cm (11)
sekitar xb  15 cm dan nilai t1 dan t2 disekitar tb  5 s.
xa = 5 cm xb = 15 cm xc = 25 cm
ta = 0 s tb =? tc = 10 s
va = 0 cm/s vb =? vc = 0 cm/s
Selanjutnya, menggunakan Persamaan (4), kita dapatkan
∆x Untuk mengetahui nilai x1 dan x2 kita perlu mengetahui kecepatan sesaat semut adalah
fungsi perpindahan semut terhadap waktu, xptq. x2  x1
5 10 15 20 25
x(cm) vb  Ñ0 ∆t  t2  t1
∆x
lim
∆t
Gambar 10: Kecepatan sesaat adalah kecepatan benda saat di Dalam Gambar 11 tampak bahwa grafik perpindahan se- 02  14, 98
posisi x pada waktu t [1]. mut adalah fungsi garis lurus. Fungsi garis lurus secara  15,
5, 01  4, 99
 0, 04
0, 02
umum adalah
Dua informasi kecepatan di atas yakni va dan vc xptq  mt c (5)  2 cm/s (12)
merupakan contoh informasi tentang kecepatan sesaat.
Pengertian secara formal: kecepatan sesaat merupakan dengan t adalah waktu (sekon), sedangkan m dan c ada- Tampak bahwa kecepatan sesaat semut vb sama besar-
kecepatan benda pada interval waktu ∆t yang sangat lah parameter garis yang perlu ditentukan. Grafik tampak nya dengan kecepatan rata-rata v̄. Hal itu terjadi karena
pendek (limit ∆t Ñ 0). Karena interval waktu yang sangat melalui titik (t, x) = (0, 5). Susbtitusikan ke Persamaan fungsi perpindahan semut xptq berupa persamaan garis lu-
pendek itu maka benda dapat dianggap belum melakukan (5) diperoleh informasi rus. Apabila selama perpindahan semut melakukan per-
perpindahan. Karena benda belum dianggap melakukan cepatan gerak, perlambatan atau bahkan berhenti bebe-
perpindahan maka kecepatan itu menjadi milik sebuah 5  mp0q c rapa waktu maka akan diperoleh fungsi perpindahan xptq
yang tidak lurus sehingga kecepatan sesaatnya akan ber-
titik (posisi benda) pada waktu t. Pengertian secara
formil: kecepatan sesaat adalah kecepatan benda saat di
sehingga diperoleh c  5. Selanjutnya, Persamaan (5) da- beda di setiap posisi-posisi itu.

3 dari 10
| Ψ |2 PSI SQUARE
land of ideas
FISIKA
Kelas X
GERAK LURUS
Laju sesaat Gerak lurus beraturan (GLB) Menggunakan Persamaan (20), kita dapat mengetahui ke-
Laju sesaat didefinisikan sebagai nilai mutlak dari ke- Sebuah benda dikatakan melakukan gerak lurus beraturan cepatan benda pada waktu t sembarang,
cepatan sesaat. Seperti pada laju rata-rata, laju sesaat (GLB) apabila benda itu bergerak pada lintasan lurus de- v  v0 apt  t0 q (21)
selalu bernilai positif. ngan kecepatan yang tetap (konstan). Kecepatan sesaat
Percepatan benda (v) pada gerak lurus beraturan ini sama besarnya Apabila diatur waktu mula-mula t0  0, maka Persamaan
dengan kecepatan rata-rata benda (v̄). Sehingga apabila (21) dapat disederhanakan menjadi
Sebuah benda yang bergerak dengan kecepatan tetap
(konstan) akan menempuh perpindahan yang besarnya
pada waktu t0 posisi benda adalah x0 dan pada waktu t
sembarang posisi benda adalah x, maka berlaku hubungan
v  v0 at (22)
sama dalam selang waktu yang sama. Apabila dalam dengan v0 adalah kecepatan mula-mula benda dan a ada-
selang waktu yang sama sebuah benda mampu berpindah v  v̄ (15) lah percepatan benda yang nilainya konstan. Selanjutnya
lebih jauh maka benda itu mengalami percepatan. penyebutan kata percepatan mengacu pada pengertian
atau
 xt  tx0
percepataan sesaat.
v  ∆x
∆t
(16)
0
Persamaan (22) menginformasikan bahwa kecepatan
Menggunakan Persamaan (16), kita dapat mengetahui po- benda yang bergerak dengan percepatan konstan sebe-
sisi benda pada waktu t sembarang, sar a akan bervariasi dari waktu ke waktu. Misal-
x nya pada waktu t  0, maka kecepatan benda adalah
x  x0 v pt  t0 q
v pt0 q  v0 ap0q  v0 . Pada waktu t  t1 , kecepatan
(17)

Apabila diatur waktu mula-mula t0  0 maka Persamaan benda adalah v pt1 q  v0 at1 . Pada waktu t  t2 ke-
(17) dapat disederhanakan menjadi cepatan benda adalah v pt2 q  v0 at2 , dst. Apabila in-
x gin mengetahui kecepatan rata-rata benda saat t0 hingga
Gambar 12: Seekor harimau menambah kecepatan lari untuk x  x0 vt (18) t sembarang, kita dapat menghitungnya langsung dengan
memperpendek jaraknya dengan seekor kijang. Seekor kijang teori rata-rata dua nilai,
menambah kecepatan lari untuk memperpanjang jaraknya de- dengan x0 adalah posisi mula-mula benda dan v ada-
ngan seekor harimau [1].
lah kecepatan benda yang nilainya konstan. Selanjutnya v̄  v0 2 v
(23)
Percepatan rata-rata penyebutan kata kecepatan mengacu pada pengertian ke-
cepatan sesaat. Jika Persamaan (21) disubstitusikan ke Persamaan (23)
Misalnya kecepatan awal benda adalah va , setelah berse- akan diperoleh
lang waktu ∆t, kecepatan benda berubah menjadi vb . Be- Gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
rarti, perubahan kecepatan benda adalah ∆v  vb  va .  v0 v
Sebuah benda dikatakan melakukan gerak lurus berubah v̄
2
apt  t0 q
Percepatan rata-rata benda adalah beraturan (GLBB) apabila benda itu bergerak pada
lintasan lurus dengan percepatan tetap (konstan).  v0 v0
ā 
∆v 2
(13)
∆t Percepatan sesaat benda (a) pada gerak lurus berubah be-  v0 2 apt  t0 q
1
(24)
Percepatan sesaat raturan ini sama besarnya dengan percepatan rata-rata
benda (ā). Sehingga apabila pada waktu t0 kecepatan Pada subbab kecepatan rata-rata telah kita peroleh hu-
Jika perubahan kecepatan terjadi dalam selang waktu yang bungan antara kecepatan rata-rata benda dengan perpin-
benda adalah v0 dan pada waktu t sembarang kecepatan
sangat kecil, maka percepatan sesaat benda sebesar dahan dan lama waktu, tampak pada Persamaan (2). Apa-
benda adalah v, maka berlaku hubungan
bila benda mula-mula berada di posisi x0 pada waktu t0
a  lim  dx
∆v
∆tÑ0 ∆t
(14) a  ā (19) dan berpindah ke posisi x pada waktu t sembarang, maka
dt
sesuai Persamaan (2) kecepatan rata-rata benda adalah
atau
a
∆v
∆t
 vt  tv0 (20) v̄  ∆x
∆t
 xt 
t
x0
(25)
0 0
4 dari 10
| Ψ |2 PSI SQUARE
land of ideas
FISIKA
Kelas X
GERAK LURUS
Substitusikan Persamaan (25) ke Persamaan (24) diperoleh atau dikatakan bergerak searah sumbu-y positif sedangkan
informasi apabila benda bergerak dari atas menuju permukaan Bumi
x  x0  v02 ∆x  x  x0
t  t0
 v0 21 apt  t0 q (26) v2 2a∆x, dengan (33) maka benda dikatakan bergerak searah sumbu-y negatif.

atau Persamaan (33) merupakan ekspresi lain dari Persamaan Benda yang dilempar tegak lurus ke atas atau benda jatuh
x  x0  v0 pt  t0 q apt  t0 q2
1 (21) yang tidak mengandung variabel waktu.
(27) bebas merupakan contoh gerak lurus pada arah vertikal.
2
v Sebuah fakta sejarah menarik berkenaan dengan gerak
Selanjutnya diperoleh vertikal diungkapkan oleh Fisikawan Italia Galileo Galilei
(a) (1564–1642). Sebelum tahun 1600-an, masyarakat
x  x0 v0 pt  t0 q apt  t0 q2
1
(28) meyakini benda yang lebih berat apabila dijatuhkan dari
2
ketinggian tertentu akan memiliki percepatan yang lebih
Persamaan (28) menginformasikan posisi benda pada v besar daripada benda yang lebih ringan sehingga benda
waktu t sembarang. Benda itu awalnya berada di posisi yang lebih berat itu diyakini sampai ke permukaan Bumi
x0 pada waktu t0 yang bergerak dengan kecepatan awal (b) lebih awal. Pandangan tersebut lestari hingga akhirnya
sebesar v0 dan dipercepat dengan percepatan sebesar a. dibantah oleh Galileo Galilei melalui demonstrasi nya yang
Apabila waktu mula-mula t0 sama dengan nol, maka Per- a melegenda: benda jatuh bebas dari menara Pisa. Dari
samaan (28) dapat disederhanakan menjadi menara Pisa, Galileo Galilei menjatuhkan dua buah benda
v yang memiliki bobot berbeda dan keduanya sampai ke
x  x0
1 2
v0 t at (29) permukaan Bumi pada waktu yang sama. Kesimpulanya,
2 (c)
percepatan benda jatuh bebas adalah sama untuk semua
Selanjutnya, menggunakan Persamaan (21) dapat diper- a benda.
oleh hubungan Gambar 13: (a) Diagram gerak lurus beraturan dari seekor bu-

 v a v0
rung. (b) Diagram gerak lurus berubah beraturan dipercepat Apabila gesekan dengan udara dapat ditiadakan maka
v  v0 apt  t0 q, atau t  t0 (30) dari seekor burung. (c) Diagram gerak lurus berubah beraturan gerak vertikal benda hanya dipengaruhi oleh percepatan
diperlambat dari seekor burung. Vektor kecepatan burung di- gravitasi Bumi (g) yang nilainya konstan sekitar 9,80 m/s2 .
Substitusikan pt  t0 q dari Persamaan (30) ke Persamaan nyatakan oleh anak panah v, sedangkan vektor percepatannya Untuk menyederhanakan hitungan sering digunakan nilai
(27), diperoleh informasi dinyatakan oleh anak panah a [1]. g  10 m/s2 . Karena gerak vertikal benda dipengaruhi
oleh percepatan gravitasi Bumi maka gerak tersebut
x  x0  v0 p t  t 0 q apt  t0 q2
1 Gerak vertikal tergolong gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
2
 v  v0 1  v  v0 2 Telah menjadi kesepakatan umum, lintasan gerak
 v0
a 2
a
a
benda pada arah horizontal dihimpitkan dengan sumbu Pada gerak vertikal perpindahan benda adalah y atau ket-
 v  v0 apv  v0 q2 koordinat-x dan lintasan gerak benda pada arah vertikal inggian yang dicapai benda. Banyak literatur menuliskan
 v0
a
 dihimpitkan dengan sumbu koordinat-y. Apabila benda ketinggian benda dengan simbol h. Sementara percepatan
2a2 bergerak ke kanan pusat koordinat maka dikatakan benda yang mempengaruhi gerak benda adalah percepatan gravi-
 v  v0  1
 v0
1
v  v0
bergerak searah sumbu-x psositif sedangkan apabila benda tasi Bumi yang arahnya selalu ke bawah, sehingga a  g.
bergerak ke kiri pusat koordinat maka dikatakan benda
 v a v0  v v20 2 Persamaan GLBB pada arah vertikal dalam pengaruh per-
 a 2
bergerak searah sumbu-x negatif. cepatan gravitasi adalah

v 2  v02  y0 v0 pt  t0 q  g pt  t0 q2
1
 2a
(31)
Penetapan letak titik acuan sebagai pusat koordinat sesun-
guhnya adalah pilihan bebas. Umumnya, gerak benda
y
2
(34)

pada arah vertikal menggunakan permukaan Bumi sebagai dan kecepatan benda pada waktu t sembarang adalah
Selanjutnya diperoleh
acuan atau pusat koordinat. Apabila benda bergerak
v 2  v02  2apx  x0 q (32) tegaklurus ke atas dari permukaan Bumi maka benda v  v0  gpt  t0 q (35)
5 dari 10
| Ψ |2 PSI SQUARE
land of ideas
FISIKA
Kelas X
GERAK LURUS
dengan y0 adalah posisi awal benda (tinggi mula-mula), v0 mum yang dicapai batu dari atap gedung, (b) Waktu dari posisi A ke posisi B, yakni tC  2tB  2  2, 04 s =
adalah kecepatan awal benda dan t0 adalah waktu mula- yang diperlukan batu untuk kembali ke atap gedung 4,08 s. Untuk memastikan berapa nilai tC sesungguhnya,
mula benda bergerak. sejak dilemparkan, (c) Anggap batu pada poin (b) sedikit kita dapat menggunakan Persamaan (34).
Contoh I meleset sehingga tidak mengenai atap gedung. Selanjutnya

Sebuah batu dilemparkan ke atas dari atap sebuah gedung


batu jatuh bebas ke permukaan Bumi. Tentukan tinggi yC  yA vA ptC  tA q  12 gptC  tA q2
batu setelah 5 sekon sejak dilemparkan, (d) Tentukan
dengan kecepatan awal v0  20 m/s sebagaimana tampak kecepatan batu sesaat sebelum menyentuh permukaan Ketika batu yang dilempar dari atap gedung akhirnya tiba
pada Gambar 14. Bumi (lantai gedung)? kembali ke atap gedung maka posisi batu sama dengan po-
tB = 2, 04 s sisi mula-mula yakni yC  yA  0 m. Sehingga,
yB = 20, 4 m Solusi (a). Ketika batu berpindah dari posisi A menuju
vB = 0 m/s B
aB = −9, 80 m/s2
posisi B, kita dapat membuat perkiraan kasar kapan batu
akan mencapai ketinggian maksimum di B. Anggaplah per-
0  0 vA t C  12 gt2C
cepatan gravitasi bernilai 10 m/s2 sehingga kecepatan se-
tiap benda yang dilempar ke atas akan berkurang 10 m/s
 20  tC  12  9, 80  t2C
= 4, 08 s
tC
yC =0m
C A tA = 0 s
yA = 0 m
untuk setiap satu sekonnya. Kecepatan awal batu adalah  20tC  4, 9t2C
vC = −20, 0 m/s vA = 20, 0 m/s
20 m/s, sehingga setelah satu sekon kecepatan batu men-
aC = −9, 80 m/s2 aA = −9, 80 m/s2 jadi 10 m/s dan setelah dua sekon kecepatnya akan nol. Persamaan di atas dapat ditulis ulang sebagai
Saat kecepatan batu nol maka dikatakan batu mencapai
|Ψ|2 PSI SQUARE
land of ideas ketinggian maksimum. Untuk hasil yang lebih akurat kita 4, 9t2C  20tC  0
dapat menggunakan Persamaan (35). Ketinggian maksi-
mum dicapai ketika vB  0 m/s, sehingga apabila waktu atau
mula-mula batu dilemparkan adalah tA  0 s, maka tC p4, 9tC  20q  0
Sehingga secara matematis diperoleh tC  0 atau
vB  vA  gptB  tA q tC  4,9
20
 4, 08 s. Lama waktu yang mengungkapkan
tD = 5, 0 s
yD = −22, 5 m batu sampai di posisi C adalah tC  4, 08 s. Kecepatan
atau
vD = −29, 0 m/s D batu saat di posisi C adalah
aD = −9, 80 m/s2
0  20  9.8tB , sehingga diperoleh tB  9,208  2, 04 s vC  vA  g ptC  tA q
 20  9, 8  4, 08  20 m/s
50 meter

Substitusikan tB ke Persaamaan (34) diperoleh informasi


tinggi maksimum batu Solusi (c). Tinggi batu di posisi D dapat diperoleh menggu-
nakan Persamaan (34). Sedangkan keadaan awal batu (t0 ,
yB  yA vA t B  21 gt2B y0 , v0 ), dapat dipilih keadaan batu pada posisi A, B atau C.
Misalnya kita tertarik menggunakan keadaan awal batu di
tE = 5, 83 s
yE = −50, 0 m E  0 20  2, 04 
1
2
 9, 8  p2, 04q2 posisi B, maka
vE = −37, 1 m/s  20, 4 m
aE = −9, 80 m/s2 yD  yB vB ptD  tB q  g ptD  tB q2
1
2
Solusi (b). Besarnya perpindahan batu dari posisi B ke po-
Gambar 14: Gerak vertikal batu yang dilempar dari atap gedung
dengan kecepatan awal ke atas v0  20 m/s [1].
sisi C adalah sama dengan besarnya perpindahan batu dari  20, 4 0  p5  2, 04q   9, 8  p5  2, 04q2
1
2
posisi A ke posisi B. Yang membedakan hanyalah arah. Se-
Apabila tinggi gedung 50 meter dan tinggi orang yang hingga wajar apabila kita menduga lama waktu yang diper-  20, 4   9, 8  p2, 96q2
1
2
melempar batu diabaikan, tentukan: (a) Tinggi maksi- lukan batu untuk berpindah dari poisisi A ke posisi C adalah
duakali lama waktu yang diperlukan batu untuk berpindah
 22, 5 m
6 dari 10
| Ψ |2 PSI SQUARE
land of ideas
FISIKA
Kelas X
GERAK LURUS
Kecepatan batu di posisi D adalah Selanjutnya dapat diperoleh posisi sumbu horizontal sudah ditempati oleh waktu maka
secara otomatis posisi atau kecepatan benda menempati
vD  vB  gptD  tB q t E1  20 37, 14
 57, 14
 5, 83 s sumbu vertikal.
 0  9, 8  2, 96  29, 0 m/s 9, 8 9, 8
atau Apabila suatu ketika dijumpai grafik dengan sumbu hori-
20  37, 14
 17, 14  1, 74 s
Solusi (d). Kecepatan batu di posisi E dapat diketahui apa-
bila lama waktu yang diperlukan batu untuk sampai di po- t E2  9, 8 9, 8
zontalnya adalah posisi atau kecepatan benda sedangkan
sumbu vertikalnya adalah waktu maka dalam grafik itu
sisi E diketahui. Ketika batu sampai di posisi E maka tinggi posisi atau kecepatan benda bersifat sebagai variabel bebas
batu adalah yE  50 meter dari atap gedung. Menggu-
Karena waktu selalu bernilai positif maka nilai yang diter-
ima adalah tE  5, 83 s. Selanjutnya menggunakan Persa- sedangkan waktu bersifat sebagai variabel terikat. Per-
nakan informasi tersebut kita dapat mencari lama waktu tukaran semacam itu diperbolehkan meskipun tidak umum.
maan (35) dapat diperoleh kecepatan batu sesaat sebelum
yang diperlukan batu dengan Persamaan (34).
menyentuh permukaan Bumi (lantai gedung),
Hubungan antara posisi benda (x) pada waktu sembarang
yE  yA vA ptE  tA q  21 gptE  tA q2 vE  vA  gptE  tA q  20  9, 8  5, 83  37, 1 m/s (t) yang bergerak lurus beraturan diberikan oleh Persa-
maan (17), yakni
Sehingga Grafik gerak lurus
x  x0 v pt  t0 q (36)
50  0 20ptE  0q  12 gptE  0q2 Grafik merupakan gambaran matematis yang paling
disukai oleh masyarakat ilmiah untuk memvisualisasikan dengan v adalah kecepatan benda bergerak, x0 adalah po-
 20  tE   9, 8  t2E
1
2
hubungan antara berbagai besaran. Dalam fisika, hu-
bungan antara berbagai besaran yang diperoleh dari data
sisi mula-mula benda pada waktu t0 . Misalnya benda
bergerak dengan kecepatan awal v0  2 m/s. Pada waktu
 20tE  4, 9t2E hasil penelitian atau dari sebuah persamaan menjadi lebih t0  0 s posisi benda adalah x0  5 m, maka posisi benda
mudah dihayati setelah digambarkan dalam sebuah grafik. pada waktu sembarang memenuhi hubungan berikut
Persamaan di atas dapat ditulis ulang sebagai
Pada subbab ini Anda akan mempelajari grafik dari benda x5 2t (37)
0  50 20tE  4, 9t2E yang melakukan gerak lurus agar supaya penghayatan
Anda terhadap gerak lurus semakin mendalam. Berdasarkan Persamaan (37) kita dapat memperoleh infor-
atau masi posisi benda pada waktu t  0, 1, 2, 3 s,... dst. Infor-
4, 9t2E  20tE  50  0 Grafik gerak lurus beraturan
masi tersebut dirangkum dalam Tabel sbb:
Persamaan di atas memiliki bentuk berupa persamaan ku- Besaran-besarn fisika dari sebuah benda yang melakukan
Waktu t (s) Posisi x (m)
adrat. Persamaan kuadrat memiliki bentuk umum gerak lurus beraturan adalah waktu, posisi dan ke-
0 5
cepatan. Sebelum memvisualisasikan hubungan antara
c0
1 7
ax2 bx besaran-besaran fisika tersebut dalam sebuah grafik, 2 9
perlu ditetapkan sebuah besaran yang nilainya bebas 3 11
dan memiliki solusi umum diubah-ubah sehingga disebut variabel bebas. Selanjut- 4 13
?2 5 15

 b   4ac
b nya, besaran yang nilainya bergantung dari nilai variabel 6 17
x1,2 bebas itu disebut variabel terikat. 7 19
2a 8 21
Melalui pencocokan koefisien kita dapatkan a  4, 9, Telah menjadi kesepakatan umum, agar tidak membin- 9 23
b  20 dan c  50. Sehingga solusi tE adalah
10 25
gungkan pembaca maka variabel bebas diposisikan sebagai
a sumbu horizontal sedangkan variabel terikat diposisikan Selanjutnya, menggunakan data pada Tabel di atas, kita
20 
p20q2  4p4, 9qp50q
 sebagai sumbu vertikal. dapat menyusun sebuah grafik hubungan posisi dan waktu
? 2p4, 9q
tE1,2
? sbb:

 20  9,4008 980  20 9, 81380


Waktu biasanya menempati posisi sebagai variabel bebas
sehingga di tempatkan pada sumbu horizontal. Karena
7 dari 10
| Ψ |2 PSI SQUARE
land of ideas
FISIKA
Kelas X
GERAK LURUS
x (m) t  0, 1, 2, 3 s,... dst. Informasi tersebut dirangkum dalam x
25 Tabel sbb: x(t)
Waktu t (s) Posisi xA (m) Posisi xB (m)
(tb, xb)
20 xb
0 5 5
15 1 7 10 (ta, xa) ∆x = xb − xa
10 2 9 15 xa
5
3 11 20 ∆t = tb − ta
4 13 25
0 t (s) 5 15 30 0 t
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 6 17 35
0 ta tb
Gambar 15: Grafik hubungan waktu dengan posisi benda ber- 7 19 40 Gambar 18: Kemiringan garis xptq [1].
8 21 45
dasarkan data pada Tabel [1].
9 23 50 Semakin besar kecepatan benda maka kemiringan garisnya
10 25 55
Selanjutnya, apabila titik-titik data pada grafik da- semakin besar. Ketika kecepatan benda mendekati tak
lam Gambar 15 dihubungkan, maka dapat diperoleh Selanjutnya, menggunakan data pada Tabel di atas, kita berhingga maka garis hampir vertikal. Sebaliknya, semakin
Gambar 16. dapat menyusun sebuah grafik hubungan waktu dengan po- kecil kecepatan benda maka kemiringan garisnya semakin
sisi benda A dan B sbb: kecil. Ketika kecepatan benda mendekati nol maka garis
x (m)
x (m) hampir horizontal.
25
xB
20 Mengingat kecepatan benda merupakan besaran vektor
50
15 yang dapat bernilai positif atau negatif maka demikian pula
40 kemiringan garis dapat bernilai positif atau negatif. Selain
10
5 30 itu benda yang tidak bergerak memiliki kecepatan nol se-
xA hingga kemiringan garisnya adalah nol. Kemiringan garis
0 t (s) 20
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 positif tampak pada Gambar 18 sedangkan kemiringan
Gambar 16: Grafik hubungan waktu dengan posisi benda [1]. 10
garis negatif dan nol tampak pada Gambar 19.
x x
Tampak pada Gambar 16, grafik dari sebuah benda yang 0 t (s) Kemiringan negatif Kemiringan nol
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (ta, xa) (ta, xa) (tb, xa) x(t)
melakukan gerak lurus beraturan (GLB) berupa garis xa xa
lurus. Gambar 17: Grafik hubungan t dengan xA dan xB [1].
∆x = xb − xa (tb, xb)
xb ∆t = tb − ta
Tampak pada Gambar 17, garis xB lebih miring daripada ∆t = tb − ta
x(t)
Bagaimanakah grafik dari dua buah benda yang berpindah 0 t 0 t
garis xA . Sebelumnya telah diketahui benda B memiliki 0 ta tb 0 ta tb
dari posisi yang sama pada waktu yang sama pula namun
kecepatan lebih besar dari benda A. Sehingga semakin Gambar 19: Kemiringan garis negatif dan nol [1].
memiliki kecepatan yang berbeda? Misalnya posisi mula-
mula kedua benda pada waktu t0  0 s adalah di x0  5 m.
miring sebuah garis mengungkapkan semakin besar ke-
cepatan benda. Selanjutnya, bagaimanakah hubungan antara kecepatan
Apabila benda A memiliki kecepatan 2 m/s, benda B me-
miliki kecepatan 5 m/s, maka posisi kedua benda pada (v) terhadap waktu (t) pada gerak lurus beraturan? Sesuai
Hubungan kemiringan garis dengan kecepatan benda tam- definisi gerak lurus beraturan yakni gerak pada lintasan lu-
waktu sembarang memenuhi hubungan sbb:
pak pada Gambar 18. Misalnya perpindahan benda di- rus dengan kecepatan tetap atau konstan maka hubungan
xA x0 vA pt  t0 q  5 2t (38) nyatakan sebagai fungsi waktu, xptq. Jika pada waktu ta antara nilai kecepatan benda terhadap waktu adalah nilai
benda berada di posisi xa dan pada waktu tb benda berada v selalu tetap berapapun nilai t yang diberikan. Hubungan
xB  x0 vB p t  t 0 q  5 5t (39) di posisi xb , maka garis xptq yang melalui titik (ta , xa ) dan antara kecepatan terhadap waktu dari Persamaan (38) dan
(tb , xb ) memiliki kemiringan (39) tampak pada Gambar 20.
Berdasarkan Persamaan (38) dan (39) kita dapat mem-
xb  xa
peroleh informasi posisi benda A dan B pada waktu kemiringan garis   ∆x  kecepatan
tb  ta
(40)
∆t
8 dari 10
| Ψ |2 PSI SQUARE
land of ideas
FISIKA
Kelas X
GERAK LURUS
v (m/s) v (m/s) Kemiringan kurva pada grafik di atas menyatakan ke-
6 25 cepatan benda, karena
xB (tb, vb)
xb  xa
20
kemiringan kurva   ∆x v
4
tb  ta
15 (45)
(ta, va) ∆v ∆t
2 xA 10
5 ∆t Kemiringan kurva positif berarti kecepatan benda posi-
0 t (s) 0 t (s) tif. Kemiringan kurva nol berarti kecepatan benda nol
0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(berhenti bergerak). Sedangkan kemiringan kurva negatif
Gambar 20: Hubungan kecepatan terhadap waktu dari benda Gambar 21: Hubungan kecepatan terhadap waktu dari Persa- berarti kecepatan benda negatif. Kemiringan kurva posi-
A dan B pada Persamaan (38) dan (39) [1]. maan (42) [1]. tif, nol dan negatif dari benda yang melakukan gerak lurus
Grafik gerak lurus berubah beraturan Kemiringan garis pada grafik di atas menyatakan per- berubah beraturan tampak pada Gambar 23.
Besaran-besarn fisika dari sebuah benda yang melakukan cepatan benda, karena x (m)
gerak lurus berubah beraturan adalah waktu, posisi, vb  va
kemiringan garis   ∆v a Kemiringan nol
tb  ta
kecepatan dan percepatan. Sebagaimana pada gerak lurus (43)
∆t
beraturan, waktu menempati posisi sebagai variabel bebas 150 ∆x
∆x
∆t
sehingga di tempatkan pada sumbu horizontal. Karena Selanjutnya, hubungan antara posisi benda (x) pada waktu ∆t ∆x
posisi sumbu horizontal sudah ditempati oleh waktu maka sembarang (t) yang bergerak lurus berubah beraturan di- ∆t
∆x
∆t
secara otomatis posisi, kecepatan atau percepatan benda 100
berikan oleh Persamaan (28), yakni
menempati sumbu vertikal. Kemiringan positif Kemiringan negatif
x  x0 v0 pt  t0 q
1
2
apt  t0 q2 50
Hubungan antara kecepatan benda (v) pada waktu semba-
rang (t) yang bergerak lurus berubah beraturan diberikan  5t t2 (44)
0 t (s)
oleh Persamaan (21), yakni 0 3 6 9 12 15
Grafik dari Persamaan (44) tampak pada Gambar 22.
v  v0 apt  t0 q (41)
x (m)
x (m)

dengan a adalah percepatan benda, v0 adalah kecepatan 150


mula-mula benda pada waktu t0 . Misalnya sebuah 150
benda bergerak dengan kecepatan awal v0  5 m/s pada
waktu t0  0 s. Jika benda mengalami percepatan sebe- 120 Kemiringan nol ∆x
∆x ∆t
100
sar a  2 m/s2 , maka kecepatan pada waktu sembarang
∆t
∆x ∆x
∆t
memenuhi hubungan berikut 90 ∆t
∆x 50 Kemiringan negatif
5
Kemiringan positif
v 2t (42) ∆t
60
∆x 0 t (s)
Persamaan (42) memiliki bentuk matematis yang sama de- ∆t
0 3 6 9 12 15
ngan Persamaan (37) dalam gerak lurus beraturan. Oleh 30
∆x
Gambar 23: Kemiringan kurva positif, nol dan negatif [1].
karena memiliki bentuk matematis yang sama maka dapat ∆t

dipastikan kurva kecepatan (v) terhadap waktu (t) pada ∆t


∆x Hubungan posisi-waktu, kecepatan-waktu dan percepatan-
0
gerak lurus berubah berturan ini merupakan garis lurus. t (s) waktu pada GLBB tampak pada Gambar 24.
0 2 4 6 8 10
Grafik dari Persamaan (42) tampak pada Gambar 21.
Gambar 22: Hubungan posisi terhadap waktu dari Persamaan
(44) [1].

9 dari 10
| Ψ |2 PSI SQUARE
land of ideas
FISIKA
Kelas X
GERAK LURUS
x (m) Posisi dan kecepatan Selanjutnya, misal sebuah benda melakukan gerak lurus
Pada subbab sebelumnya kita telah mempelajari berubah beraturan (GLBB) dengan percepatan α m/s2 .
60
(3) bagaimana memperoleh informasi kecepatan benda Pada waktu ta kecepatan benda adalah va dan pada waktu
45
(4) (5) (v) yang sedang bergerak lurus dari grafik perpindahan tb kecepatan benda adalah vb . Karena percepatan benda
benda terhadap waktu, xptq. Apakah mungkin melakukan
30
(2) tetap maka diperoleh grafik kecepatan benda terhadap
15 (1) waktu berupa garis lurus sebagaimana tampak pada Gam-
proses sebaliknya yakni mengetahui perpindahan atau
0 t (s) bar 26.
0 3 6 9 12 15 18 posisi benda dari kurva kecepatan terhadap waktu?
v (m/s) v (m/s)
15 Secara matematis, kecepatan sama dengan kemiringan
10 vb
kurva posisi terhadap waktu,
5 (2)
xb  xa
(3)
kemiringan kurva   ∆x  v (46)
0 I
tb  ta
(1) va
−5 ∆t
−10 t (s) II
0 3 6 9 12 15 18 Oleh karena itu apabila diketahui fungsi kecepatan benda,
a (m/s ) 2 v ptq, maka kita dapat menentukan perpindahan benda de-
5 ngan persamaan 0 t (s)
0 ta tb
0 ∆x  v∆t atau x  x0  vpt  t0 q (47)
Gambar 26: Menentukan perpindahan benda dari kurva ke-
−5 t (s) Apabila posisi mula-mula benda diketahui maka, posisi cepatan terhadap waktu [1].
0 3 6 9 12 15 18
Gambar 24: Hubungan posisi, kecepatan dan percepatan benda benda pada waktu t sembarang dapat diperoleh dengan
persamaan Selanjutnya apabila dihitung luas daerah di bawah kurva
terhadap waktu pada GLBB [1].
x  x0 v pt  t0 q (48) antara ta sampai tb , maka diperoleh luas daerah tersebut
Kurva posisi-waktu: Interval (1) Kemiringan kurva merupakan luas daerah I ditambah luas daerah II.
Misalnya sebuah benda melakukan gerak lurus beraturan
bertambah besar mengindikasikan kecepatan benda
bertambah. Interval (2) Kemiringan kurva tetap (tidak
(GLB) dengan kecepatan β m/s. Karena kecepatan benda Luas  Luas I Luas II
tetap sepanjang waktu, maka diperoleh grafik kecepatan
bertambah atau berkurang) mengindikasikan kecepatan benda terhadap waktu berupa garis lurus horizontal se-  1
2
 ptb  ta q  pvb  va q ptb  ta q  va
benda tetap. Interval (3) Kemiringan kurva berangsur-
 ptb  ta q2  ppvtb  va q
bagaimana tampak pada Gambar 25. Selanjutnya apa-
angsur berubah dari positif menuju nol kemudian menjadi bila dihitung luas daerah di bawah kurva antara ta sampai  1
2  ta q
ptb  ta q  va
negatif. Hal tersebut mengindikasikan benda sedang tb , maka diperoleh luas daerah tersebut merupakan luas
b

daerah β  ptb  ta q.  va ptb  ta q ptb  ta q2


mengurangi kecepatannya hingga berhenti sesaat kemu- 1 ∆v
dian menambah kecepatan pada arah berkebalikan dari 2 ∆t
arah semula. Interval (4) Kemiringan kurva negatif dan
berangsur-angsur menuju nol mengindikasikan kecepatan
v (m/s)
 va ptb  ta q
1
2
αptb  ta q2
benda negatif dan berangsur-angsur menuju nol. Interval β
Tampak bahwa, luas daerah yang di arsir sama dengan per-
(5) Posisi benda tidak berubah terhadap waktu mengindi-
pindahan benda (∆x) pada Persamaan (27). Pemaparan
kasikan benda berhenti bergerak.
0 t (s) di atas menunjukkan bahwa perpindahan benda pada GLB
0 ta tb maupun GLBB dapat diketahui dari kurva kecepatan ter-
Kurva kecepatan-waktu: Interval (1) Kemiringan kurva
Gambar 25: Menentukan perpindahan benda dari kurva ke- hadap waktu.
positif berarti percepatan benda positif. Interval (2)
Kemiringan kurva nol berarti percepatan benda nol. cepatan terhadap waktu [1].
Pustaka
Interval (3) Kemiringan kurva negatif berarti percepatan Tampak bahwa, luas daerah yang di arsir sama dengan [1] Dokumen PSI SQUARE
benda negatif. perpindahan benda (∆x) pada Persamaan (47).

10 dari 10 psisquare2017@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai