Kelompok 4
Yakub 122300
Pramusinta 122300
Konsolidator adalah akuntansi yang dilakukan oleh fungsi akuntansi SKPKD karena
sistem akuntansi pemerintahan daerah dibangun dengan sebuah arsitektur seperti akuntansi
cabang di sektor swasta. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan transaksinya, SKPKD diibaratkan
sebagai kantor pusat (home office) dan SKPD sebagai kantor cabang (branch office).
2. Akuntansi Konsolidator
2.1 Jurnal Konsolidator atas penyetoran uang dari Bendahara Penerimaan SKPD
Berdasarkan informasi yang telah diberikan, jurnal yang dibuat oleh fungsi
akuntansi SKPKD untuk penyetoran uang dari bendahara penerimaan SKPD Dinas
Perdagangan adalah sebagai berikut.
Jurnal tersebut akan selalu dibuat demikian untuk setiap penyetoran uang dari
bendahara penerimaan SKPD Dinas Perdagangan. Sebaiknya, jurnal tersebut dibuat
dalam format jurnal khusus seperti berikut.
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota A
Buku Jurnal Khusus Penerimaan Konsolidator
Disamping jurnal penerimaan yang telah diberikan, pada bulan Desember 2008
terdapat pengembalian pendapatan retribusi dinas perdagangan kepada wajib retribusi
sebesar Rp. 20.000.000. Karena uang retribusi tersebut sudah disetor ke kas daerah,
pengembalian uang tersebut pun langsung dilakukan oleh BUD. Oleh fungsi akuntansi
SKPKD dicatat sebagai berikut.
Untuk penerbitan SP2D-LS bagi SKPD Dinas Perdagangan, jurnal yang dibuat
oleh fungsi akuntansi SKPKD pada sisi debit diisi “RK-SKPD” dan pada sisi kredit
“Kas di Kas Daerah”, sedangkan PPK SKPD Dinas Perdagangan mencatat pada sisi
debit berupa “Belanja...” dan pada sisi kredit “RK-PPKD”. Sama dengan penjelasan
yang telah diberikan sebelumnya, pada akhir tahun, akun “RK-SKPD” dan “RK-
PPKD” akan dieliminasi ketika dibuat laporan keuangan konsolidasi bagi pemerintah
daerah. Oleh sebab itu, pada kedua jurnal tersebut yang tersisa pada sisi debit berupa
“Belanja...” pada SKPD Dinas Perdagangan dan pada sisi kredit “Kas di Kas Daerah”
pada SKPKD. Hal ini juga menunjukkan kondisi sebenarnya dari transaksi tersebut.
2.3 Jurnal Konsolidator atas Pemotongan dan Penyetoran PFK oleh Bendahara
Pengeluaran SKPD
Aktivitas non anggaran yang dibuat oleh BUD atau SKPKD dilaporkan dalam
laporan arus kas(LAK), sedangkan SKPD tidak membuat LAK. Jika penjurnalan tidak
dilakukan oleh fungsi akuntansi SKPKD dari setiap pemotongan dan penyetoran PFK
yang dilakukan bendahara pengeluaran SKPD, maka akan sangat menyulitkan pada
akhir tahun untuk merekapitulasi penerimaan maupun pengeluaran PFK tersebut.
Kesalahan dalam merekapitulasi penerimaan dan pengeluaran PFK akan
mengakibatkan kesalahan dalam menyajikan penerimaan dan pengeluaran PFK dalam
LAK pemerintah daerah, bahkan juga kesalahan dalam menyajikan utang PFK dari
selisisih penerimaan dan pengeluaran PFK dalam neraca pemerintah daerah.
Dokumen sumber yang dapat digunakan oleh fungsi akuntansi SKPKD dalam
membuat jurnal konsolidator atas pemotongan dan penyetoran PFK yang dilakukan
bendahara pengeluaran SKPD adalah SPJ fungsional bendahara pengeluaran SKPD
yang dilaporkan ke BUD setiap bulannya.
Adapun jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi SKPKD atas pemotongan
PFK yang dilakukan bendahara pengeluaran SKPD sebagai berikut.
Jurnal yang dibuat PPK-SKPD diikuti jurnal korolari. Perhatikan kedua jurnal
diatas , pada jurnal SKPD di sisi debit dicatat “RK-SKPD” dan di sisi kredit dicatat
“Penerimaan PFK”, sedangkan jurnal pada SKPD di sisi debit dicatat “Kas di
Bendahara Pengeluaran” dan di sisi kredit dicatat “RK PPKD”. Akun RK SKPD dan
RK PPKD merupakan akun resiprokal yang pada akhir tahun dieliminasi ketika
membuat laporan keuangan konsolidasi pemerintah daerah, sehingga dari kedua jurnal
tersebut yang tersisa pada sisi debit “Kas di Bendahara Pengeluaran pada SKPD dan
pada sisi kredit Penerimaan PFK” pada SKPKD.
Selanjutnya, jurnal yang dibuat oleh fungsi akuntansi SKPKD atas penyetoran
PFK yang dilakukan bendahara pengeluaran SKPD sebagai berikut.
Pemotongan PFK
Penyetoran PFK
Subbab ini akan menjelaskan beberapa transaksi yang dilakukan SKPKD. Namun,
transaksi-transaksi tersebut tidak mempengaruhi realisasi anggaran pendapatan, belanja,
dan pembiayaan. Transaksi ini bertujuan untuk mencatat aktivitas non anggran yang
dilakukan BUD, kas di bendahara penerimaan SKPKD pada akhir tahun yang tidak sempat
disetor ke kas daerah, jurnal penyesuaian dan reklasifikasi pada akhir tahun, dan juga
penyusutan aset tetap SKPKD.
Fungsi Akuntansi SKPKD akan mencatat pemotongan dan penyetoran PFK tersebut
dangan jurnal setiap bulannya sebagai berikut.
Pemotongan PFK
Jan-08
Tanggal No. Akun Keterangan D K
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 7.600.000
Jan-08
7.1.1.01.01 Penerimaan PFK 7.600.000
Penyetoran PFK
Berdasarkan atas penyetoran PFK pada tabel sebelumnya, jurnal yang dibuat oleh
fungsi akuntansi SKPKD akan seperti berikut.
Jan-08
Tanggal No. Akun Keterangan D K
Jan-08 7.2.1.01.01 Pengeluaran PFK 152.600.000
1.1.1.01.01 Kas di kas daerah 152.600.000
Dengan jurnal korolari sebagai berikut
Jurnal penyetoran PFK bulan Januari lebih besar dibandingkan dengan pemotongan
pada bulan Januari. Hal ini disebabkan penyetoran pada bulan Januari sudah termasuk
penyetoran atas hutang PFK yang ada pada neraca awal SKPKD sebesar Rp. 145.000.000
4. Persediaan akhir
Persediaan akhir pada SKPD dapat berupa ATK yang belum habis terpakai
sampai dengan akhir tahun. Hasil perhitungan fisik atas kuantitas yang tersisa
dikalikan dengan harga perolehan terakhir, hasil tersebut merupakan nilai
persediaan yang nantinya akan disajikan dalam neraca. Persediaan akhir berupa
ATK berasal dari belanja barang pemerintah daerah. Namun dalam membuat
jurnal penyesuaian untuk persediaan tidak dengan cara mengurangi belanja
barang tersebut, tetapi persediaan tersebut dalam neraca berpasangan dengan
cadangan persediaan, berikut jurnal persediaan akhir.
SKPKD : 1.20.05.BPKD
Nama Akun : Bagian lancar pinjaman kepada pemerintah pusat
No. Akun : 1.1.4.01.03