Anda di halaman 1dari 9

Penelitian

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA


MELALUI PERMAINAN TEKA-TEKI

Wicka Yunita Dwi Utami


e-mail: wicka_yundwi@y7mail.com
PG PAUD FIP Universitas Negeri Jakarta
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar matematika anak melalui permainan teka-
teki. Penelitian ini dilaksanakan di kelas 1 SDN Kaloran Kidul Serang, Mei sampai Juni 2012. Metode yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui dua siklus, siklus terdiri atas perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refeleksi. Subjek penelitian adalah anak yang mempunyai masalah dalam minat
belajar matematika sebanyak 10 orang. Pengumpulan data menggunakan tes dan nontes. Analisis data
persentase yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan kesepakatan peneliti dan kolaborator. Hasil
penelitian ini menunjukkan, kegiatan permainan teka-teki dapat meningkatkan minat belajar matematika anak
kelas 1 SD. Implikasi hasil penelitian ini adalah kegiatan permainan teka-teki dapat dijadikan sebagai alter-
natif untuk meningkatkan minat belajar matematika anak kelas 1 SD. Peningkatan minat belajar matematika
anak dapat ditunjukkan melalui rasa suka atau tertarik, perhatian, keinginan, kesungguhan, dan kepuasan
dalam belajar matematika.

Kata kunci: minat, permainan teka-teki, belajar

INCREASING THE INTEREST IN LEARNING MATHEMATICS THROUGH


PUZZLE GAME
Abstract: This research aims to increase the early age children’s interest in learning math through puzzle
game. This study was conducted in grade 1, SDN Kaloran Kidul in May to June 2012. The method used
was action research conducted through two cycles each of which consisted of planning, action, observation,
and reflection. The subjects were ten children of with interest problems in learning math. The data were col-
lected using tests and non-test and analyzed with the percentage technique agreed by the collaborator and
researcher. The results show that the puzzle game can be used to increase the students’ interest in learning
math. The implications of these results among others is the puzzle game can be used as an alternative method
to improve the children’s interest in learning math. The interest increase can be seen from the children’s
sense of love or interest, concern, desire, seriousness and satisfaction in learning mathematics.

Keywords: interest, puzzle game, learning.

PENDAHULUAN
Latar Belakang memiliki pengaruh terhadap tingkat keaktifan siswa.
Matematika difungsikan sebagai penunjang Keadaan siswa yang malas, tidak ingin belajar, dan
kehidupan sehari-hari, seperti ketika proses jual- mengalami kegagalan, disebabkan karena tidak
beli maka ada proses matematika yang digunakan, adanya minat belajar. Oleh karena itu, minat belajar
pembuatan alat mainan yang menggunakan rumus matematika perlu mendapatkan perhatian khusus.
matematika agar alat mainan tersebut dapat diguna- Tinggi rendahnya minat belajar matematika dapat
kan, dan dalam pembuatan obat-obatan yang membu- dilihat dari indikator minat belajar yang meliputi perha-
tuhkan ilmu matematika dalam takaran pembuatannya. tian, keinginan untuk belajar matematika, kesenangan
Mengingat pentingnya hal tersebut, maka matematika ketika belajar matematika, kesungguhan ketika belajar
merupakan ilmu pengetahuan yang wajib dipelajari matematika, serta kepuasan yang ditunjukkan oleh
dari mulai pendidikan usia dini, sekolah dasar, sampai siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.
perguruan tinggi. Selain itu, dibutuhkan juga sebuah Pada kenyataannya, pelajaran matematika di
minat belajar saat belajar matematika. sekolah tidak sedikit siswa yang masih menganggap
Minat belajar matematika sangat penting ada pelajaran yang membuat “stres” dan membuat pikiran
dalam diri siswa sekolah. Minat belajar matematika bingung. Bahkan tidak jarang ditemukan siswa yang
Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013 1
Meningkatkan Minat Belajar...

mengalami ketakutan terhadap matematika. Tidak Salah satu komponen yang berpengaruh dalam
semua anak memiliki kemampuan matematika yang proses pembelajaran, yaitu guru diharapkan mampu
baik sehingga dapat menimbulkan persepsi negatif menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik
siswa terhadap matematika. Hal ini terlihat ketika untuk siswa agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan
peneliti melakukan observasi pada anak kelas 1 SDN sesuai yang diharapkan, tercapai tujuan pembelajaran,
Kaloran Kidul Serang. dan mendapatkan hasil yang maksimal. Oleh karena
Persepsi negatif siswa terhadap matematika itu, dengan bekal kemampuan dan keterampilan yang
akan berdampak buruk pada minat belajar matematika. dimiliki guru diharapkan mampu menjadikan pem-
Bila siswa memiliki persepsi bahwa matematika adalah belajaran yang lebih menarik dan menyenangkan,
pelajaran yang sulit dan membosankan, maka siswa sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal salah
akan segan untuk belajar dan cenderung mempersulit satunya yaitu permainan teka-teki.
hal-hal yang mudah pada pelajaran matematika se- Penerapan permainan teka-teki didefinisikan
hingga minat belajar matematika siswa akan semakin sebagai aktivitas yang menyenangkan dengan berba-
rendah. Hal ini dapat diakibatkan karena pembelajaran gai variasi teka-teki dan dapat mengasah kecerdasan
yang kurang memperhatikan kondisi anak ketika anak otak anak. Permainan teka-teki memberikan cara
belajar. yang berbeda menyajikan pertanyaan dan dalam
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang biasa anak
masih banyak sekolah yang kurang memperhatikan kerjakan pada lembar kerja soal. Permainan teka-teki
kondisi anak didik ketika pembelajaran berlangsung dapat digunakan guru sebagai kegiatan pembelajaran
dan banyak juga guru yang lebih mementingkan hasil yang berbeda dan menarik sebagai upaya untuk me-
belajar siswa dibanding proses belajar yang siswa ningkatkan minat belajar anak dalam mata pelajaran
lakukan. Selain itu, masih kebanyakan guru di sekolah matematika.
memberikan suatu pembelajaran yang kurang inova- Kajian Teori
tif, strategi pembelajaran yang masih monoton, dan a. Pengertian Minat Belajar Matematika
metode pembelajaran yang kurang menarik. Ketika Minat dianggap sebagai motivasi diri, an interest
guru membelajarkan kepada siswa terkadang hanya is a motivating force that impels and individual toward
fokus pada buku pelajaran, menjelaskan materi melalui participation in on activity rather than another” (Crow
kata-kata saja, siswa belajar hanya menggunakan & Crow, 1965:79). Selain itu, minat juga merupakan
pensil dan buku, serta siswa lebih sering mengisi any activity (action, thought, observation) to which
soal pada buku paket atau buku lembar kerja yang one gives effortless and automatic attention (Dai &
berisi pilihan ganda dan esai. Kegiatan inilah yang Sternberg, 2004:99). Minat semestinya disertai den-
lebih sering digunakan guru ketika kegiatan belajar gan ketertarikan, rasa ketertarikan dengan subjek
berlangsung. Hal ini dapat menyebabkan rasa bosan yang diminati tersebut (Levine, 2004:365). Selain itu,
dan kurang minat siswa dalam proses pembelajaran. minat juga harus menimbulkan kepuasan (Munandar,
Agar pembelajaran matematika menyenangkan 1999:11). Pendapat lain menyebutnkan “interest is the
bagi siswa, maka terlebih dahulu siswa harus mem- latent attention, interest is an indeterminate indicator of
punyai minat yang besar pada pembelajaran tersebut. successand, and Interest may refer to the motivating
Pembelajaran harus dapat menarik minat peserta didik forge that impels us to attend to a person, a thing, or
dalam belajar sehingga akan memudahkan dalam an activity or it may be the affective experience that
pencapaian tujuan pembelajaran. Minat belajar yang has been stimulated by activity itself. In other words,
rendah dapat dipengaruhi juga dari faktor guru. Renda- interest can be the cause of an activity...” (Neelkamal,
hnya minat dalam belajar matematika dapat diakibat- 2004:171).
kan karena guru menggunakan metode pembelajaran Belajar merupakan proses dalam diri individu
yang kurang menarik (Inawati, 2011). yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapat-
Berdasarkan survei, rendahnya mutu pendidi- kan perubahan dalam perilakunya. Minat terhadap
kan masih disandang bangsa Indonesia. Hal ini dapat kajian terhadap proses belajar dilandasi oleh keinginan
diminimalisir dengan mengoptimalkan pendidikan pada untuk memberikan pelayanan pengajaran dengan
anak sejak usia dini, terutama pendidikan matematika, hasil maksimal dan pengajaran merupakan proses
mengingat citra masyarakat terhadap matematika yang membuat belajar terjadi di dalam diri anak (Purwanto,
menganggap pelajaran yang menakutkan. Padahal, 2009:38-39).
matematika dapat diberikan kepada anak sejak usia Minat dalam belajar akan menunjukkan hal
dini (Putro, 2008) sebagai berikut: (1) mempunyai kecenderungan yang

2 Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013


Meningkatkan Minat Belajar...

tetap untuk untuk memperhatikan dan mengenang usia 7 sampai 11 tahun (Piaget dalam Hill, 2011:161).
sesuatu yang dipelajari secara terus menerus; (2) ada Pada tahap operasional konkrit sebagaimana yang
rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati; (3) dijelaskan oleh Piaget bahwa tahap operasional konkrit
memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada (concrete operations) dicirikan dengan perkembangan
sesuatu yang diminati; (4) ada rasa keterikatan pada system pemikiran yang logis dan konkrit. Dalam tahap
sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati; (5) lebih me- ini anak memiliki kemampuan untuk mengurutkan
nyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang (seriasi) dan mengklasifikasikan objek. Tahap operasi
lainnya; (6) dimanifestasikan melalui partisipasi pada konkret tetap ditandai dengan adanya sistem operasi
aktivitas dan kegiatan (Slameto, 2003:58). berdasarkan sesuatu yang kelihatan nyata/konkret.
Minat dapat diketahui dengan menanyakan hal Meskipun inteligensi pada tahap ini sudah sangat
apakah yang membuat anak: (1) tersenyum dan ter- maju, namun cara berpikir anak masih terbatas karena
tawa; (2) merasa senang dan baik; (3) tetap menjaga masih berdasarkan sesuatu yang konkrit belum bersifat
perhatiannya; (4) berusaha keras dan memberikan abstrak (Piaget dalam Suparno, 2001:69-70).
yang terbaik dari dirinya; (5) tertarik dan menikmati; Berdasarkan pemaparan beberapa pendapat
(6) terdorong untuk melakukan hal yang baru (Dunst, yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat dikemukakan
Herter, & Shields dalam Raab, 2005:2). bahwa karakteristik siswa kelas 1 SD bersemangat
Matematika menurut adalah bahasa ilmu dalam berpretasi sehingga minat belajar anak mulai
tentang berpikir dan nalar, tentang bagaimana cara tumbuh, minat belajar anak dapat ditingkatkan atau
memperoleh kesimpulan-kesimpulan yang tepat dari tertarik pada kegiatan yang membutuhkan penyelesa-
berbagai keadaan, dan yang pasti, matematika adalah ian secara logika dan memiliki kemampuan berpikir
aktifitas manusia. Selain itu diaktakan pula bahwa secara konkrit dan logis.
“developing mathematical ideas and methods to solve c. Hakikat Permainan Teka-teki
problems” (Riyel, 2003:95). Permainan adalah a form of play in which chil-
Berdasarkan teori mengenai minat belajar dren follow an agreed-upon set of rules, predetermine
matematika di atas, maka dapat dideskripsikan an outcome, assign players spesific roles, and assign
kecenderungan dari dalam diri dengan ditunjukkan sanctions for violations (Isenberg & Jalongo, 2010:63).
adanya ketertarikan atau kesenangan diri terhadap Permainan sebagai suatu media yang meningkatkan
belajar sesuai keinginan diri dan bersungguh-sungguh perkembangan kognitif anak-anak (Piaget dalam
mendapatkan hasil maksimal dan kepuasan, adanya Santrock, 2002:273). Teka-teki adalah: (1) A puzzle is
kebebasan memilih terhadap minat belajar matematika fun, it says that puzzles are a from of play; (2) and it
yang berkaitan tentang logika serta pemecahan suatu has a right answer, it distinguishes puzzles from other
masalah yang dapat dikatakan sebagai aktifitas manu- forms of play, such as games andt toys (Kim, diakses
sia. Jadi minat pada belajar dapat ditunjukkan dengan dari http://www.scottkim.com/thinkinggames/what
ketertarikan, keinginan, kesungguhan dan kepuasan isapuzzle/index/html).
yang didapat terhadap belajar matematika tersebut. Dari beberapa pendapat yang telah dijelaskan
b. Karakteristik Anak Kelas 1 SD Terkait dengan Minat sebelumnya permainan teka-teki, yaitu suatu alat atau
Belajar Matematika kegiatan permainan yang menyenangkan dengan
Anak kelas 1 sekolah dasar dikatakan sebagai menerka jawaban dari pertanyaan teka-teki yang ber-
masa akhir kanak-kanak. Anak usia sekolah dasar fungsi dapat menghilangkan rasa cemas dan bosan
masih tertarik pada permainan, interest in games serta dapat meningkatkan perkembangan kognitif
builds during this age period” (Bronson, 1995:116). dengan mengasah kemampuan berpikir melalui pem-
Pada masa usia ini, usia anak awal masuk sekolah ecahan masalah dari teka-teki tersebut.
dasar anak tertarik pada permainan sederhana dengan Permainan teka-teki memiliki beberapa jenis
sedikit peraturan. Mengingat hal tersebut jika dikaitkan permainan. Puzzle pada hakikatnya merupakan suatu
dengan belajar, guna meningkatkan minat belajar bentuk permainan yang umumnya digunakan anak
maka kegiatan pembelajaran yang diberikan pada yang sifatnya teka-teki (Ismail, 2000:219). Teka-teki
anak dibarengi dengan permainan-permainan yang yang tergolong bentuk-bentuk lainnya ada lima jenis,
menyenangkan pada anak sehingga anak semangat yakni: (1) pertanyaan yang bersifat teka-teki (riddling
untuk belajar. questions); (2) pertanyaan yang bersifat permainan
Tahapan perkembangan kognitif anak usia ke- kata-kata (punning); (3) pertanyaan yang bersifat
las 1 sekolah dasar masuk ke dalam tahapan ketiga permasalahan (problem atau puzzle); (4) pertanyaan
yaitu operasi konkret, yang berlangsung dari sekitar perangkap (catch question); dan (5) pertanyaan yang

Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013 3


Meningkatkan Minat Belajar...

bernada lelucon (riddle joke) . Brunvand mengungkap- kembali materi pelajaran yang telah diajarkan; (3) me-
kan jenis teka-teki yaitu, (1) rebus yaitu teka-teki bukan numbuhkan rasa kebersamaan siswa; (4) mejadikan
lisan, melainkan berupa sederet gambar-gambar; dan suasana nyaman di dalam kelas; (5) mengusir rasa
(2) droodle yaitu teka-teki yang berupa gambar yang kebosanan di dalam kelas (Nisak, 2011:158).
harus diterka isinya (Brunvand dalam Danandjaja, Jadi, permainan teka-teki memiliki banyak man-
1986:39-42). faat yang didapat. Permainan teka-teki dapat mengem-
Dari beberapa pendapat yang telah dijelaskan bangkan kognitif anak dengan mengasah kecerdasan
sebelumnya, teka-teki memiliki banyak jenis-jenisnya. anak, mengembangkan kemampuan berpikir, mengin-
Jenis-jenis teka-teki tersebut termasuk dalam teka-teki gat kembali materi yang telah diajarkan jika digunakan
lelucon yang dapat dimainkan saat sedang santai, di sekolah dan mengembangkan perkembangan sosial
ataupun dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran anak dengan melatih kemandirian dan kerja sama
anak di sekolah, misalnya teka-teki puzzle, permainan dengan orang lain.
kata-kata, teka-teki riddle, teka-teki rebus yaitu teka- d. Pengembangan Konseptual Perencanaan Tindakan
teki gambar dan simbol. Minat belajar anak ditunjukan dari adanya rasa
Permainan teka-teki memiliki langkah-langkah senang atau tertarik, perhatian, keinginan, kesung-
dalam mengerjakannya. Teka-teki diselesaikan meng- guhan, dan kepuasan yang didapat dalam belajar.
gunakan keterampilan berpikir, in order to solve the Minat belajar matematika dalam penelitian ini terfokus
puzzle your child must have certain skills. these skills pada kesenangan atau ketertarikan anak dalam
are noted at the beginning of each game (Jeffree, Mc- pelajaran matematika, perhatian anak ketika belajar
Conkey, Hewson, 1977:215). Jadi untuk memecahkan matematika, keinginan anak untuk belajar matematika,
teka-teki anak harus memiliki keterampilan tertentu. kesungguhan anak dalam belajar matematika, dan
Keterampilan ini dicatat pada awal setiap permainan. kepuasan yang anak miliki dalam belajar matematika.
Keterampilan yang dimaksud yaitu kemampuan ber- Minat belajar matematika dapat ditingkatkan melalui
pikir anak dalam memecahkan teka-teki dari awal sam- permainan teka-teki. Permainan teka-teki merupakan
pai akhir teka-teki tersebut terselesaikan dengan baik. kegiatan yang menyenangkan untuk anak.
Permainan teka-teki juga memiliki manfaat bagi Permainan teka-teki ini diberikan dengan soal
yang memainkannya. Manfaat permainan teka-teki dan bentuk yang disesuaikan dengan kemampuan
yaitu: (1) play develops the child’s thinking skills; (2) anak yang dapat menarik minat anak untuk mening-
play encouragea the child’s curiosity; (3) play encou- katkan minat belajarnya. Permainan teka-teki ini
rages independence (Dorothy, McConkey, dan Simon, mengasah kecerdasan otak, kemampuan berpikirnya,
1977:210). Jadi permainan teka-teki dapat mengem- serta bermanfaat sebagai pengingat anak dalam
bangkan keterampilan anak berpikir, mendorong rasa materi yang sudah dijelaskan karena soal yang di-
ingin tahu anak, dan mendorong kemandirian. De- berikan dalam teka-teki tersebut diambil dari materi
ngan kata lain permainan teka-teki mengembangkan yang sudah dijelaskan dan menambah pengetahuan
perkembangan kognitif anak dan melatih kemandirian anak. Permainan teka-teki yang digunakan dalam
anak dalam menyelesaikan teka-teki tersebut. penelitian ini diperkenalkan melalui konsep matema-
Selain itu, permainan teka-teki mempunyai man- tika geometri yang sebagaimana sedang dibahas di
faat: (1) melatih konsentrasi para siswa; (2) mengingat sekolah tersebut.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart yaitu model
metode penelitian tindakan kelas yang dlakukan di dari siklus ke siklus dengan target meningkatkan minat
SDN Kaloran Kidul Serang, dalam Mei dan Juni 2012. belajar matematika anak melalui permainan teka-teki.
Subjek penelitian ini adalah 10 anak dari 28 Siklus ini pada dasarnya merupakan siklus yang me-
anak di kelas 1 SDN Kaloran Kidul Serang. Peneliti liputi tahap-tahap sebagai berikut: (a) perencanaan
memilih tempat tersebut karena berdasarkan hasil (planning), (b) tindakan (acting), (c) observasi (ob-
observasi kegiatan pembelajaran, peneliti menemukan serving), (d) refleksi (reflecting), kemudian dilanjutkan
permasalahan mengenai rendahnya minat belajar dengan perencanaan ulang, tindakan, observasi, dan
matematika siswa kelas 1 SD di SDN Kaloran Kidul refleksi untuk siklus berikutnya, begitu seterusnya
Serang-Banten. sehingga membentuk spiral dan meningkatkan minat
Desain intervensi tindakan siklus penelitian ini belajar matematika anak. Desain ini menggambarkan

4 Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013


Meningkatkan Minat Belajar...

tahapan kegiatan yang akan dilakukan peneliti selama wawancara tidak terstruktur.
melakukan penelitian tindakan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus. Pada data kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif
siklus I dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan dengan dilakukan secara terus menerus setiap siklus dengan
lama waktu 2x35 menit dengan topik pembelajaran persentasi kenaikan. Analisis data kualitatif dilakukan
geometri. Sedangkan pada siklus II dilakukan se- dengan cara menganalisis data dari hasil catatan la-
banyak 4 kali dengan topik pembelajaran yang sama pangan, catatan wawancara, dan catatan dokumentasi
yaitu geometri. Jadi penelitian dilakukan selama 9 kali selama penelitian. Teknik analisis data kuantitaif digu-
pertemuan dengan dapat meningkatkan minat belajar nakan bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat
matematika anak. belajar matematika melalui permainan teka-teki oleh
Indikator keberhasilan tindakan berupa be- peneliti dengan mencari rata-rata beserta persentase-
sarnya persentase kenaikan minimal 71%. Indikator nya. Analisis data kualitatif dapat dilakukan dengan
keberhasilan ini merujuk pada hasil penelitian Mills reduksi data, display, dan kesimpulan. Hal tersebut
yang mengungkapkan bahwa the end-of survey re- yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman melalui
vealed that 71% of student agredd (Mills, 2003). Ber- tahapan yaitu 1) reduksi data, (2) paparan display data,
dasarkan pendapat tersebut maka peneliti bersama ko- dan (3) kesimpulan (Sugiyono, 2010:310).
laborator menetapkan indikator keberhasilan penelitian Adapun analisis rumus yang digunakan dalam
sebesar 71%. Jika pada siklus 1 hasil persentase yang analisis data sebagai berikut:
diperoleh kurang dari 71%, maka penelitian dilanjutkan
pada siklus selanjutnya.
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan non tes. Teknik
non tes yaitu dilakukan dengan melakukan observasi, Keterangan :
dokumentasi, dan wawancara. Observasi dilakukan P = proporsi /perbandingan pencapaian minat
terhadap kegiatan pembelajaran berlangsung oleh belajar matematika
peneliti dan kolaborator dan wawancara yang dilaku- ∑x = jumlah nilai/skor yang diperoleh subjek
kan pada saat pembelajaran berlangsung denga teknik

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian Dari tabel 1 dihasilkan perbandingan persentase
Interpretasi hasil analisis dipaparkan dalam 2 minat belajar matematika anak pada pra siklus dengan
jenis analisis data, yaitu analisis data kuantitatif dan data pada siklus 1 terjadi peningkatan penguasaan
kualitatif. Berikut pemaparan interpretasi hasil analisis kosakata anak sebesar 21,22% setelah dibeirkan
data secara kuantitatif. Sebagaimana disampaikan tindakan kegiatan permaianan teka-teki. Kenaikan ini
pada intepretasi hasil analisis bahwa penelitian ini belum mencapai target penelitian sebesar 355, maka
diakatakan berhasil, jika adanya peningkatan pe- perlu dilakukan siklus lanjutan dikarenakan rata-rata
nguasaan kosakata anak minimal sebesar 35%. Ber- kemampuan anak belum mencapai indikator minat be-
dasarkan hasil analisis data pada siklus 1, persentase lajar matematika secara maksimal. Selain itu, adanya
kenaikan diperoleh sebesar 21,22% dan siklus 2 siklus lanjutan untuk memantau signifikansi kenaikan
persentase kenaikan diperoleh sebesar 18,23%. Jadi yang ada. Maka peneliti dna kolaborator menyepakati
persentase kenaikan seluruhnya dari pra siklus hingga untuk memberikan tindakan kembali yang terangkum
siklus 2 sebesar 39,45%. Hal ini memiliki makna bahwa dalam siklus 2. Pada siklus 2 ternyata terbukti adanya
telah terjadi peningkatan persentase yang siginifikan peningkatan persentase yaitu sebesar 78,86% dan
dari minat belajar matematika anak pada prapenelitian kenaikan dari pra siklus ke siklus 2 sebesar 39,45%
hingga siklus 2. Untuk lebih jelasnya mengenai pen- sudah mencapai target penelitian sebesar 35%.
ingkatan minat belajar matematika anak dapat dilihat Setelah melakukan berbagai kegiatan mulai
pada tabel 1. dari pra siklus hingga dibeirkan tindakan pada siklus 2
diperoleh data-data dan hasil observasi penilaian minat
Tabel 1. Peningkatan Minat Belajar Matematika belajar matematika anak kelas 1 SDN Kaloran Kidul
Serang. Hasil observasi tersebut kemudian dilakukan
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan
analisis data kuantitatif sebagai bentuk pengujian
39,41% 60,63% 78,86% 39,45%
Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013 5
Meningkatkan Minat Belajar...

hipotesis tindakan dengan menggunakan persentase nat belajar matematika anak dalam anak mulai mampu
kenaikan minimal sebesar 35% untuk melihat adanya menunjukkan rasa tertarik, perhatian, keinginan, ke-
pengaruh pemberian tindakan melalui kegiatan per- sungguhan, dan kepuasan dalam belajar matematika.
mainan teka-teki sebagai aktivitas pembelajaran ter- Peningkatan tersebut dinyatakan signifikan. Kegiatan
hadap peningkatan minat belajar matematika di kelas permainan teka-teki dapat melibatkan anak terlibat
1 SDN Kaloran Kidul Serang. aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan permainan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, teka-teki disertai dengan materi yang beragam serta
persentase kenaikan secara keseluruhan sebesar adanya variasi kegiatan dan tambahan games di setiap
39,45%. Hasil tersebut diperoleh melalui perbandin- pertemuannya. Ketika melakukan kegiatan bermain,
gan antara persentase minat belajar matematika anak membuat anak belajar untuk menemukan sendiri serta
pada pra siklus sebesar 39,41% dengan persentase terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, ke-
minat belajar matematika anak pada siklus 2 sebesar giatan permainan teka-teki mampu memberikan pen-
78,86%. Oleh karena itu, peneliti dan kolaborator galaman baru dan berharga bagi anak, rasa ingin tahu,
merasa hasil persentase yang didapat telah signifikan, dan perhatian anak pun dapat difasilitasi, sehingga
sehingga peneliti dan kolaborator memutuskan untuk anak dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran
menghentikan penelitian pada siklus 2. Berdasarkan yang sesuai dengan tahap perkembangannya.
hal tersebut, hipotesis tindakan yang menyatakan Berkut adalah aata mengenai persentase minat
bahwa melalui kegiatan permaianan teka-teki dapat belajar matematika anak pada prasiklus, siklus I dan
meningkatkan minat belajar matematika di kelas 1 siklus II dapat dilihat pada tabel 2.
SDN Kaloran Kidul Serang diterima.
Hasil analisis data kualitatif membuktikan bahwa Tabel 2. Perbandingan Persentase Minat Belajar
kegiatan permainan teka-teki dapat meningkatkan ke- Matematika Anak Pada Pra Siklus Dengan Data
mampuan anak dalam minat belajar anak matematika. Pada Siklus I dan Siklus II
Melaui kegiatan permainan teka-teki dapat memba-
No. Persentase Jumlah
ngun pemahaman anak mengenai materi yang akan Re- Peningkatan
dipelajari. Anak lebih bersemangat ketika pembela- spon- Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Persentase
jaran karena dilakukan melalui sebuah permainan, den Keseluruhan
anak mulai terbiasa dengan peraturan dalam bermain, 1. 40% 62,7% 78,5% 38,5%
anak terbiasa untuk bertanya dan mengungkapkan 2. 38,3% 57,7% 77,8% 39,5%
pendapatnya, serta anak dapat belajar dengan cara 3. 40% 61% 80% 40%
menemukan sendiri melalui kegiatan bermain yang me- 4. 38,3% 59% 79,5% 41,2%
nyenangkan. Kegiatan permainan teka-teki membuat 5. 37,5% 59,5% 78,8% 41,3%
anak belajar utnuk menemukan sendiri, serta terlibat 6. 41,7% 62% 79,5% 37,8%
secara aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, 7. 40% 62,5% 78% 37,7%
dapat memberikan pengalaman baru dan berharga 8. 38,3% 59,7% 79% 40,7%
pada anak, rasa ingin tahu, dan perhatian anak pun 9. 38,3% 59% 77,5% 39,2%
dapat di fasilitasi. Berdasarkan hasil pengamatan, me- 10. 41,7% 63,2% 80% 37,7%
lalui kegiatan bermain ini, anak mampu menunjukkan Rata- 39,41% 60,63% 78,86% 39,45%
rasa tertarik, perhatian, keinginan, kesungguhan, dan rata

kepuasan dalam belajar matematika.


Pembahasan Indikator yang dijadikan acuan dalam penelitian
Berdasarkan hasil analisis data kuantitatif di- ini mengalami peningkatan selama 9 kali pertemuan
peroleh persentase kenaikan minat belajar matematika dalam 2 siklus. Hal ini dapat dilihat pada indikator yang
pada siklus 2 sebesar 39,45%. Hasil tersebut dapat berhubungan dengan minat belajar matematika anak
menunjukkan kesesuaian dengan hipotesis tindakan yaitu rasa tertarik, perhatian, keinginan, kesungguhan,
yaitu terjadi persentase kenaikan minimal 35%, maka dan kepuasan dalam belajar matematika. Berdasar-
hipotesis diterima. Berdasarkan hal tersebut, melalui kan urain di atas, dapat dinyatakan bahwa kegiatan
kegiatan permainan teka-teki dapat meningkatkan permainan teka-teki tidak hanya meningkatkan minat
minat belajar matematika di kelas 1 SDN Kaloran Kidul belajar matematika anak, namun dapat memberikan
Serang diterima. pengalaman yang menyenangkan dalam proses
Hasil analisis data kualitatif membuktikan bahwa pembelajaran.
kegiatan permainan teka-teki dapat meningkatkan mi- Berdasarkan tabel 2, dihasilkan perbandingan

6 Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013


Meningkatkan Minat Belajar...

persentase minat belajar matematika anak pada pra- pembelajaran matematika, anak menuruti apa yang
siklus dengan data pada siklus I dan siklus II terjadi guru perintahkan dan mendengarkan apa yang guru
peningkatan minat belajar matematika anak. Pada jelaskan. Selain itu ditunjukkan saat pembelajaran
siklus I rata-rata persentase sebesar 60,63% dan berakhir, anak dapat menceritakan kegiatan permainan
pada siklus II mengalami kenaikan sebesar 78,86%. teka-teki yang telah dilakukan tanpa ditunjuk guru.
Hasil persentase pada siklus II telah mencapai hasil Dalam belajar matematika selain keinginan
persentase kesepakatan peneliti dan kolaborator yaitu belajar matematika, anak juga menunjukkan kesung-
sebesar 71%. guhan ketika belajar matematika. Anak berani berbi-
Tindakan yang diberikan sampai akhir siklus II cara untuk menyampaikan pendapatnya mengenai
diperoleh data kuantitaif berupa persentase peningkat- pelajaran matematika yang sedang diajarkan. Saat
an minat belajar matematika dan data kualitatif berupa mengerjakan matematika anak dapat menyelesaikan
penjelasan tindakan pembelajaran melalui permainan sesuai dengan waktu yang ditentukkan walaupun
teka-teki yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, meningkat secara perlahan-lahan. Selain itu, anak
dan kesimpulan berdasarkan hasil catatan observasi, dapat mengembangkan sikap sosial anak dengan mau
catatan lapangan, dan catatan wawancara. bekerja sama secara berpasangan dengan teman saat
Implikasi mengerjakan teka-teki dan dapat bersikap baik, yaitu
Implikasi dalam penelitian ini diketahui bahwa duduk tenang saat pembelajaran matematika.
penerapan kegiatan permainan teka-teki di sekolah Indikator minat belajar matematika ditunjukkan
dapat digunakan oleh guru dan pihak sekolah sebagai juga dengan kepuasan anak dalam belajar matema-
alternatif dalam meningkatkan minat belajar matema- tika. Anak sering mengekspresikan senyuman saat
tika anak. Hal ini dikarenakan pada pelaksanaanya, belajar matematika, saat diberi pujian, dan mendapat-
kegiatan permainan teka-teki mampu memberikan kan nilai bagus. Rasa kepuasan anak terhadap
pengalaman baru dan berharga pada anak, rasa ingin pelajaran matematika juga ditunjukkan juga dengan
tahu dan perhatian anak pun dapat difasilitasi, se- meminta kembali untuk bermain teka-teki saat belajar
hingga anak dapat terlibat aktif dalam kegiatan pembe- matematika.
lajaran yang sesuai dengan tahap perkembangannya. Penerapan kegiatan permainan teka-teki perlu
Kegiatan permainan teka-teki pada akhirnya memperhatikan beberapa hal, yakni mengenai waktu
dapat memberikan hasil yang baik pada minat belajar pelaksanaan yang sesuai. Mempersiapkan waktu yang
matematika anak, diantaranya rasa tertarik, perhatian, cukup untuk melakukan pengkondisian, menghubung-
keinginan, kesungguhan, dan kepuasan dalam belajar kan materi dan kegiatan, dan melakukan pembukaan
matematika. Pemberian kegiatan permainan teka-teki pembelajaran kepada anak selama 10 menit. Kegiatan
disertai dengan materi yang beragam serta adanya va- bermain teka-teki selama 50 menit, sedangkan mere-
riasi kegiatan membuat anak ingin kembali mendapat- view kegiatan yang telah dilakukan membutukan waktu
kan pengalaman langsung dalam kegiatan permainan sekitar 10 menit. Untuk memperoleh data yang akurat,
teka-teki. Semakin banyak pengalaman yang diberikan peneliti dan kolabolator melakukan tes kepada anak
pada anak dalam permainan teka-teki, maka minat di setiap pertemuannya. Pelaksanaan tes tersebut bi-
belajar matematika anak semakin meningkat. asanya dilaksanakan pada saat review kegiatan yang
Indikator minat belajar matematika dengan di- telah dilakukan. Selain itu persamaan persepsi antara
tunjukkan rasa senang saat anak belajar matematika. peneliti dan kolabolator terkait instrument penelitian
Permainan teka-teki memberikan pengalaman baru dan indikator kemampuan yang diukur haruslah sama.
kepada anak saat belajar matematika. Anak tampak Hal ini berhubungan dengan data yang akurat. Jika
semangat dan sering mengekspresikan senyuman pengumpulan data dilaksanakan secara efektif, maka
saat belajar matematika. data tentang minat belajar matematika anak akurat.
Perhatian anak terhadap pelajaran matematika Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah
mulai berkembang. Saat guru sedang menjelaskan bentuk kegiatan permainan teka-teki serta media
materi pembelajaran, anak-anak mendengarkan pendukung yang merupakan media konkret. Kegiatan
penjelasalan guru. Anak-anak dapat menjawab per- utama berupa permainan teka-teki, sedangkan media
tanyaan guru dan sudah berani bertanya tentang hal pendukung merupakan benda-benda yang ada di seki-
yang tidak diketahui. tar anak. Penggunaan media tersebut bertujuan agar
Sikap keinginan anak dalam belajar matematika anak memiliki gambaran nyata tentang materi dan ke-
ditunjukkan dengan anak mengerjakan tugas yang giatan pembelajaran. Berdasarkan hal-hal yang telah
diperintahkan guru saat belajar matematika. Saat diuraikan tersebut, maka dapat ditarik benang merah

Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013 7


Meningkatkan Minat Belajar...

bahwa pengkondisian, perencanaan dan pelaksanaan peningkatan minat belajar matematika anak.
kegiatan yang baik akan menentukan keberhasilan

PENUTUP
Kesimpulan kenaikan yang didapat sebesar 21,22% untuk seluruh
Minat belajar matematika sangat penting ada indikator.
dalam diri siswa sekolah. Minat besar pengaruhnya Untuk mencapai peningkatan sebesar 35%
terhadap belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari dan untuk membuktikan bahwa persentase kenaikan
tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak signifikan, maka peneliti dan kolabolator menyepakati
akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada untuk merancang siklus lanjutan. Selain itu adanya
daya tarik baginya. Minat belajar matematika yaitu target pencapaian bahwa seluruh anak harus mampu
kecenderungan dari dalam diri dengan ditunjukkan mencapai semua indikator secara keseluruhan. Ber-
adanya ketertarikan atau kesenangan diri terhadap be- dasarkan hasil siklus 2 diperoleh persentase sebesar
lajar matematika sesuai keinginan diri dan bersungguh- 78,86%. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa
sungguh mendapatkan hasil maksimal dan kepuasan, persentase siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan
adanya kebebasan memilih terhadap minat sesuatu pada indikator secara keseluruhan sebesar 18,23%.
tersebut serta adanya perubahan tingkah laku. Jadi mi- Hal tersebut menunjukkan bahwa persentase kenaikan
nat pada belajar matematika dapat ditunjukkan dengan minat belajar matematika anak dapat dikatakan signifi-
ketertarikan, keinginan, kesungguhan dan kepuasan kan karena terus meningkat. Dengan demikian, maka
yang didapat terhadap belajar matematika tersebut. dapat dinyatakan bahwa melalui kegiatan permainan
Matematika sebagai ilmu pengetahuan yang teka-teki dapat meningkatkan minat belajar matema-
wajib dipelajari dari mulai pendidikan usia dini, Seko- tika anak di kelas 1 SDN Kaloran Kidul Serang. Setelah
lah Dasar, Perguruan Tinggi, bahkan tak terbatas memperoleh persentase dengan kenaikan yang
waktunya. Matematika sangat penting diajarkan saat signifikan, maka penelitian dihentikan. Berdasarkan
kelas 1 SD, dimana karakteristik siswa kelas 1 SD pemaparan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
bersemangat dalam berpretasi sehingga minat belajar pemberian tindakan berupa kegiatan permainan teka-
anak mulai tumbuh, minat belajar anak dapat diting- teki dapat meningkatkan minat belajar matematika
katkan atau tertarik pada kegiatan yang membutuhkan anak kelas 1 SDN Kaloran Kidul Serang..
penyelesaian secara logika, keterampilan jasmani, dan Berdasarkan data kualitatif, terlihat adanya pen-
memiliki kemampuan berpikir secara konkrit dan logis. ingkatan minat belajar matematika anak kelas 1 melalui
Dalam meningkatkan minat belajar matematika di kelas pemberian tindakan berupa kegiatan permainan teka-
1 Sekolah Dasar ada beberapa kegiatan pembelajaran teki. Kegiatan permainan teka-teki disertai dengan ma-
yang menarik, salah satunya yaitu dengan kegiatan teri yang beragam serta adanya variasi kegiatan dan
pembelajaran menggunakan permainan teka-teki. tambahan games di setiap pertemuannya. Kegiatan
Permainan teka-teki yaitu suatu alat atau kegiatan permainan teka-teki juga membuat anak belajar untuk
permainan yang menyenangkan dengan menerka menemukan sendiri serta terlibat secara aktif dalam
jawaban dari pertanyaan teka-teki yang berfungsi proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi
dapat menghilangkan rasa cemas dan bosan serta dalam bentuk catatan lapangan, dan catatan dokumen-
dapat meningkatkan perkembangan kognitif dengan tasi, dapat dilihat bahwa kegiatan permainan teka-teki
mengasah kemampuan berpikir melalui pemecahan dapat meningkatkan minat belajar matematika anak di
masalah dari teka-teki tersebut. kelas 1 SDN Kaloran Kidul Serang.
Berdasarkan hasil analisis data pada pra pene- Saran
litian didapat persentase sebesar 39,41%, sedangkan Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang
pada siklus I didapat persentase sebesar 60,63%. Dari telah dikemukakan, maka peneliti mencoba menge-
data tersebut dapat dikatakan bahwa persentase dari mukakan saran-saran sebagai berikut. Pertama, bagi
pra penelitian ke siklus I mengalami peningkatan pada guru, penerapan kegiatan permainan teka-teki dapat
indikator secara keseluruhan sebesar 21,22%. Seba- menjadi alternatif kegiatan belajar dalam mening-
gaimana disampaikan pada interpretasi hasil analis katkan minat belajar matematika pada anak dengan
bahwa penelitian ini dikatakan berhasil jika adanya cara yang menyenangkan. Di samping itu, permainan
peningkatan sebesar 35%, maka pada penelitian siklus teka-teki dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran,
I ini belum dapat dikatakan berhasil karena persentase disesuaikan dengan materi pembelajaran serta kegi-

8 Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013


Meningkatkan Minat Belajar...

atan yang divariasikan. Kedua, bagi Kepala sekolah membantu pihak sekolah dalam meningkatkan minat
SDN Kaloran Kidul Serang, dapat mengembangkan belajar matematika anak yang sangat berpengaruh
permainan teka-teki sebagai kegiatan pembelajaran terhadap kemampuan matematikanya. Orang tua
yang dapat meningkatkan minat belajar matematika dapat melakukannya sendiri di rumah dengan cara
anak, dalam rangka meningkatkan kualitas proses bermain bersama anak dengan kegiatan permainan
pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Ketiga, bagi teka-teki yang dapat dibuat sendiri. Kelima, bagi para
mahasiswa PG-PAUD, dapat memberikan referensi peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian yang
dan menambah wawasan bahwa dalam meningkatkan berkaitan dengan aktivitas pembelajaran yang dapat
minat belajar matematika anak dapat dilakukan dengan dilakukan melalui kegiatan permainan teka-teki yang
cara yang menarik, salah satunya dengan kegiatan berkaitan dengan berbagai aspek perkembangan lain-
permainan teka-teki. Keempat, bagi orang tua, dapat nya terutama pada anak usia dini.

DAFTAR PUSTAKA
Bronson, M. B. (1995). The right stuff for children birth Mills, G. E. (2003). Action research: A guide for teacher
to 8. Washington DC: National Association for research. New Jersey: Pearson Education.
The Educational of Young Children (NAEYC), Munandar, U. (1999). Mengembangkan bakat dan
1995 kreativitas anak sekolah. Jakarta: Gramedia.
Crow, L.D.,& Crow, A. (1965). Human development and Neelkamal. (2004). Educational psychology. New
learning. New York: American Book Company. Delhi: Neelkamal publications PVT.LTD. Edu-
Dai, D.Y.,& Sternberg, R.J. (2004). Motivation, emo- cational Publishers.
tion, and cognition: Integrative perspectives on Nisak, R. (2011). 50 game kreatif untuk aktifitas belajar-
intellectual functioning and development. New mengajar. Yogyakarta: DIVA Press.
Jersey: Routledge. Purwanto. (2009). Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta:
Danandjaja, J. (1986). Folklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Pustaka Grafitipers. Putro, W.P.E. (2008). Pendidikan matematika pada
Hill, W. F. (2011). Theoris of learning. Bandung: Nusa anak usia dini. Diakses dari situs http://re-
Media. searchengines.com/widarso0508.html pada
Inawati, M. (2011). Meningkatkan minat mengenal tanggal 10 Mei 2012
konsep bilangan melalui metode bermain alat Raab, M. (2005). Interest-Based Child Participation
manipulative. Diunduh dari situs http://www. in Everyday Learning Activities. CASEinPoint,
bpkpenabur.or.id/files/Hal.1-10%20Meningkat- Vol.1, No. 2, Juni 2005: 2
kan%20Minat%20Mengenal%20Konsep%20 Riyel, J. (2003). Learning in the early years a guide
Bilangan%20Manipulatif.pdf pada tanggal 10 for teacher of children 3-7. London EC1Y ISP:
Mei 2012. Paul Chapman Publishing.
Isenberg, P.J.,& Jalongo, M.R. (2010). Creative think- Santrock, W.J. (2002). Life span development jilid satu.
ing and arts-based learning. USA: Pearson. Jakarta: Erlangga.
Ismail, A. (2000). Education games. Jakarta: Pilar. Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mem-
Jeffree, D. M., McConkey, R.,& Hewson, S. (1977). pengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Let me play. London: A Condor Book Souvenir Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan.
press (E&A) LTD. Bandung: Alfabeta.
Levine, M. (2004). Menemukan bakat istimewa anak. Suparno, P. (2009). Teori perkembangan kognitif Jean
Jakarta: Gramedia. Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI - Vol. 8, No.1, Juni 2013 9

Anda mungkin juga menyukai