Anda di halaman 1dari 10

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Induksi Elektromagnetik menjelaskan tentang suatu tegangan listrik yang timbul


karena medan magnet yang berubah-ubah diinduksikan terhadap penghantar. Akibatnya pada
penghantar tersebut terjadi medan listrik yang berubah-ubah. Atau dengan kata lain pada
lilitan terjadi arus listrik. Ahli fisika yang bernama Faraday dikenal sebagai salah satu tokoh
pertama kali melakukan percobaan untuk membuktikan adanya induksi elektromagnetik.
Meskipun demikian konsep-konsep induksi elektromagnetik sebenarnya terkait dengan
banyak konsep kelistrikmagnetan yang dikujicoba oleh sejumlah ahli lainnya. Berikut adalah
konsep-konsep yang terkait dengan fenomena induksi elektromagnetik.

A. Hukum Faraday

Gambar 1. Alat Percobaan Faraday Untuk Induksi Elektromagnetik

Ketika magnet digerakkan keluar-masuk lilitan terjadi perubahan jumlah garis


gaya magnet (fluks magnetik) yang memotong lilitan. Untuk mengimbangi perubahan
fluks magnetik yang menembus lilitan, elektron-elektron dalam penghantar bergerak
(terjadi arus listrik) untuk menghasikan fluks magnetik pengganti. Pada peristiwa ini
polaritas (kutub- kutub) tegangan hasil induksi bergantung pada arah garis gaya magnet
yang memotong lilitan. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa induksi
elektromagnetik (imbas elektromagnetik) adalah terjadinya arus listrik dalam suatu
penghantar akibat adanya perubahan medan magnet. Arus yang terjadi disebut arus imbas
atau arus induksi.
Dari kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa arus listrik terjadi karena adanya
perubahan gaya gerak listrik induksi (GGL) ε sebagai hasil dari perubahan medan magnet
Φm, perubahan medan magnet berupa perubahan fluks magnet yang melewati kumparan.
Secara matematik Faraday menyatakan,
−d Φm
ε=
dt
kumparan yang digunakan terdiri dari N lilitan, maka
d Φm
ε =−N
dt
dengan: N = jumlah lilitan kumparan
dɸ = perubahan fluks
dt = perubahan waktu

Bila bidang loop (A) tidak tegak lurus pada arah medan magnet yang berubah, tetapi
normal bidang loop membentuk sudut 0 dengan arah medan magnet B, dan berdasarkan
definisi fluks, maka persamaan diatas dapat ditulis kembali menjadi:
−d
ε= (BAcosθ)
dt
B. Gaya Gerak Listrik Induksi
Kalian telah mempelajari bahwa bila kawat berarus diletakkan dalam medan
magnet, kawat tersebut mengalami gaya magnet. Disini kawat diletakkan dalam keadaan
diam di dalam medan magnet. Apa yang terjadi bila kawat yang berarus tersebut juga
digerakkan dalam medan magnet? Misal sebuah penghantar lurus panjangnya digerakkan
dengan kecepatan konstan v dan arah geraknya tegak lurus pada medan magnet B yang
homogen, lihat Gambar 2. Di dalam konduktor terdapat muatan bebas, maka elektron-
elektron dalam konduktor mengalami gaya magnet sebesar F = qvB.

Gambar 2. (a) Sebuah batang konduktor lurus panjang bergerak dalam medan
magnet homogen dengan kelajuan v. (b) Sebuah batang konduktor panjang
bergerak di atas sepasang rel konduktor dengan kelajuan v. (c) Rangkaian loop dari
gerak konduktor pada gambar (b).

Karena elektron ikut bergerak bersama batang, berarti elektron juga bergerak
dengan kecepatan v dan tegak lurus pada medan magnet yang arahnya masuk ke kertas,
dengan menggunakan aturan tangan kanan untuk muatan negatif, maka elektron
mengalami gaya magnet yang terletak di atas bidang kertas arahnya ke bawah sehingga
menyebabkan muatan negatif terkumpul di bagian bawah batang dan muatan positif pada
bagian atas batang. Muatan akan berhenti mengalir ke bawah bila gaya magnet diimbangi
dengan medan listrik di dalam konduktor yang diakibatkan oleh terkumpulnya muatan di
bagian atas dan bawah konduktor, yaitu:
qE= qvB atau E = v B
Karena medan listrik dalam konduktor konstan maka beda potensial antara ujung
konduktor adalah:
V =El=Blv
Dimana pada bagian atas ujung konduktor pada Gambar 2(a) mempunyai
potensial lebih tinggi daripada ujung bawah. Selama batang konduktor digerakkan, maka
timbul gaya magnet pada batang dan gaya magnet selalu diimbangi gaya listrik karena di
dalam konduktor tercipta medan listrik. Jadi beda potensial antara kedua ujung konduktor
timbul (ada) selama konduktor bergerak dalam medan magnet. Bila arah gerak batang
konduktor diubah, maka potensial relatif antara kedua ujung juga berubah.
Timbulnya beda potensial antara kedua ujung konduktor yang disebut sebagai
tegangan terinduksi dapat diselidiki dengan menempatkan sepasang rel konduktor pada
kedua ujung batang dan antara rel di pasang hambatan R sehingga terbentuk loop
tertutup, lihat Gambar 2(b). Bila batang konduktor digerakkan sejauh x, maka besarnya
perubahan fluks magnet sebesar : Φ=BA=Bl x

Dengan menggunakan hukum Faraday :


−d Φm −d dx
ε= = ( Bl x )=−Bl =−Blv
dt dt dt

Bila pada loop dipasang hambatan R, maka besarnya arus induksi adalah :
ε Blv
I= =
R R
C. Hukum Lenz.
Hukum ini menyatakan bahwa arah arus induksi selalu melawan sebab / penyebab
yang menimbulkannya. Bila arus tersebut berubah-ubah, maka fluks magnet yang timbul
juga akan berubah-ubah, sehingga menimbulkan GGL induksi sebesar:

ℇ = - L dI/dt

Dengan : L = induksi diri (satuan SI = Henry)


dI/dt = perubahan arus pada selang waktu dt
Arah arus induksi den GGL yang timbul, ditentakan berdasarkan hukam Lenz
dengan aturan tangan kanan. Jika keempat jari dikepalkan dari arah v ke arah B. maka
arah ibu jari menunjukkan arah arus imbas I. Jika hukum Faraday dihubungkan dengan
hukum Lenz melalui analisis matematis, maka diperoleh:

L = N dɸ/dI atau L = μo AN2/I ;

sedangkan Energi (W) yang tersimpan pada induktor:

W = ½ . L I2

Dalam hal ini : L = Induksi diri


A = luas penampang
l = panjang lilitan

Prinsip induksi elektromagnetik digunakan dalam teknik listrik antara lain:


1. pembuatan pembangkit listrik yang dikenal dengan Generator, yaitu suatu sistem
yang merubah energi mekanik menjadi energi listrik dengan prinsip kerja
berdasarkan peristiwa induksi (hukum Faraday).
2. Transformator (trafo) yaitu alat untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik.
Prinsip kerjanya bedasarkan pemindahan daya/energi listrik dari kumparan primer ke
kumparan sekunder dengan cara induksi.
Pada Trafo secara umum terdapat kumparan primer (N1) yang memiliki beda
potensial listrik V1, dan kumparan sekunder (N2) yang menghasilkan benda votensial
listrik V2. Antar besaran-besaran ini berlaku hubungan V2/N2 = V1/N1.
Trafo biasanya dibedakan jenisnya berdasarkan fungsi dalam penggunaan. Trafo
jenis Step Up berfungsi untuk meningkatkan tegangan (V2 > V1) sedangkan trafo jenis
Step Down berfungsi untuk menurunkan tegangan (V1 > V2). Untuk Transforrnator ideal
maka Daya listrik yang masuk (Pin ) sama dengan Daya listrik yang dihasilkan (P out).
Dengan transformator tidak berfungsi untuk mengubah kuantitas energi listrik.

Gambar 3. Perubahan arus dan fluks magnetik pada induktor

D. Induksi dan Medan Listrik


Medan listrik induksi yang dihasilkan oleh adanya perubahan dalam medan
magnet sedikit berbeda dengan medan listrik yang dihasilkan oleh muatan yang stasioner.
Perbedaannya adalah bahwa besarnya E, GGL induksi dinyatakan dalam medan listrik
induksi sebagai :
−d Φ m
ε =∮ ⃗
E .d s⃗ =
dt
Medan listrik yang tercantum pada persamaan diatas tidak konservatif karena
bervariasi dengan waktu, yaitu tergantung pada perubahan medan magnet. Bila medan
listrik pada persamaan diatas konservatif, maka integral garis pada ruas sebelah kiri
persamaan tersebut sama dengan nol. Jadi medan listrik induksi berbeda dengan medan
listrik muatan stasioner.

E. Aplikasi Induksi Elektromagnetik

1. Generator dan Motor


Generator arus ac adalah alat untuk mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik. Secara sederhana generator terdiri dari kumparan yang diputar dalam medan
magnet oleh agen dari luar, lihat Gambar 4. Dalam pembangkit tenaga listrik
komersial, energi yang digunakan untuk memutar kumparan diperoleh dari beberapa
sumber, misalnya air terjun, air yang jatuh digunakan untuk memutar turbin. Batubara
digunakan untuk mendidihkan air dan uapnya digunakan untuk memutar turbin.
Dengan berputarnya turbin, fluks magnet yang melewati kumparan turbin berubah,
sehingga menghasilkan GGL induksi dan arus pada rangkaian listrik luar. Pada ujung
kumparan dipasang dua cincin yang ikut berotasi dengan kumparan. Pada masing-
masing cincin dipasang sikat dan sikat tersebut dihubungkan dengan rangkaian luar.
Gambar 4. Generator arus AC yang terdiri dari dua kutub
magnet, kumparan, dua cincin yang dilengkapi sikat dan
rangkaian luar.

Untuk melihat lebih dekat prinsip dasar generator, marilah kita tinjau

kumparan generator yang terdiri dari lilitan sebanyak N dan semua lilitan mempunyai

luasan yang sama A, kumparan berotasi dengan kelajuan anguler yang konstan �. Bila

pada saat t garis normal bidang kumparan membentuk sudut // dengan arah medan

magnet di mana �=�, maka besarnya fluks garis gaya magnet yang melewati

kumparan menurut persamaan:

Φm =BA cos ωt

Maka besarnya GGL induksi yang dihasilkan oleh perubahan fluks garis gaya
magnet tersebut adalah:
ωt
cos ¿
d Φm d
ε =−N =−NBA ¿
dt dt
¿ NBAω sin ⁡( ωt)

Besarnya GGL induksi yang ditunjukkan pada persamaan diatas bervariasi

secara sinusoidal terhadap waktu. Grafik gaya gerak listrik yang ditunjukkan pada

persamaan tersebut sebagai fungsi waktu ditunjukkan pada Gambar 5. Harga GGL

maksimum pada saat �=�t=900, adalah kondisi di mana garis gaya magnet satu bidang

dengan kumparan, yaitu :


ε =NBAω

Di negara kita frekuensi yang dihasilkan generator dipilih sebesar 50 Hz,


maka ω = 2πf = 314 rad/s.

Gambar 5. Grafik GGL sebagai fungsi waktu

Generator DC digunakan untuk satu daya pada baterai beberapa mobil tua.
Perbedaan antara generator AC dan DC terletak pada cincin yang dipakai untuk
koneksi dengan rangkaian luar. Pada generator DC hanya menggunakan satu cincin
pembagi atau komutator yang dihubungkan dengan kumparan yang berotasi.

2. Arus Eddy
GGL induksi dan arus induksi timbul pada loop (rangkaian tertutup) bila fluks
garis gaya magnet yang melewati loop tersebut berubah terhadap waktu. Bila keping
logam digerakkan secara periodik melewati medan magnet yang homogen pada logam
tersebut terlihat adanya arus berbentuk lingkaran. Arus yang berbentuk lingkaran ini
disebut arus Eddy. Menurut hukum Lenz, arah arus Eddy berlawanan dengan yang
menyebabkannya. Jadi, misalkan keping logam digantungkan pada batang dan
disimpangkan, lihat Gambar 6, pada saat keping berosilasi di sekitar medan magnet
yang homogen, arus Eddy menghasilkan medan listrik induksi yang arahnya melawan
arah gerak.
Gambar 6. Keping penghantar berisolasi di sekitar
medan magnet yang homogen

F. Persamaan Maxwell

Persamaan Maxwell adalah persamaan yang sangat fundamental untuk gejala


kelistrikan dan kemagnetan seperti hukum Newton yang sangat fundamental untuk
mekanika. Persamaan Maxwell berikut ini hanya berlaku untuk ruang kosong yaitu jika
tidak ada material dielektrik dan magnetik.

Persamaan Maxwell

Hukum Gauss (listrik statik) q


∮ ⃗E . n^ dA=∑ ε
0

Hukum Gauss (magnet) ∅ B =∮ ⃗


B . n^ dA=0

Hukum Faraday −∂
∫ ⃗E . dl= ∂ t ∫ ⃗B . n^ dA
Hukum Ampere – Maxwell ∂⃗
E
∮ ( ∇ xH ) n^ . dA=∫ ⌊ J b +ε ∂t
⌋ n^ . dA

Hukum Gauss untuk medan listrik mengatakan bahwa fluks garis gaya medan
listrik total yang melewati permukaan tertutup sama dengan muatan netto dibagi dengan
ℇ0.
Hukum Gauss untuk medan magnet menyatakan bahwa fluks total garis gaya
magnet yang melewati permukaan tertutup selalu nol.
Hukum Faraday tentang induksi elektromagnetik menyatakan bahwa integral garis
medan listrik di sekitar lintasan tertutup sama dengan kelajuan perubahan fluks garis gaya
magnet yang melalui luasan yang dibatasi oleh lintasan tertutup tersebut. Sebagai
konsekuensi Hukum Faraday adalah timbulnya arus induksi dalam konduktor yang
ditempatkan pada medan magnet yang bervariasi terhadap waktu.
Hukum Ampere-Maxwell menyatakan bahwa integral garis dari medan magnet di
sekitar lintasan tertutup ditentukan sebagai jumlah arus konduksi yang melalui lintasan
tertutup tersebut dan kelajuan perubahan fluks garis gaya medan listrik yang melewati
luasan yang dibatasi lintasan tertutup tersebut.
Apabila medan listrik dan medan magnet di suatu titik diketahui, maka besarnya
gaya F yang dialarni oleh muatan q menurut hukum Lorentz dapat ditentukan sebagai :

F= qE + qvB

G. Kegunaan magnet
Dalam kehidupan sehari-hari dan industri magnet banyak digunakan. Antara lain
untuk hal-hal berikut.

• Penggunaan jarum kompas ( sekaligus sebagai contoh magnet permanen).


• Pintu lemari es mempunyai magnet permanen supaya ia senantiasa tertutup serta
memastikan pintu kedap udara, dengan itu mengelakkan pemborosan energi.
• Kartu ATM dan kartu kredit mempunyai jalur magnet yang berisi informasi.
• TV dan monitor komputer menggunakan elektromagnet untuk menghasilkan gambar.
• Mikrofon dan pengeras suara menggunakan kombinasi magnet permanen dan
elektromagnet.
• Media rekaman magnetik: Kaset video VHS biasanya mengandungi golongan tape
bermagnet. Informasi yang menghasilkan video dan bunyi disimpan berupa kode-
kode elektromagnetik pada lapisan bermagnet pada pita kaset. Ini merupakan sebab
magnet akan memusnahkan maklumat dalam tape jenis ini. Keset audio kompak
juga bergantung kepada tape bermagnet.
• Pengeras suara dan mikrophon: Pengeras suara sebenarnya adalah gabungan
magnet kekal dan elektromagnet. Pengeras suara pada dasarnya piranti yang
mengubah tenaga listrik (sinyal) kepada tenaga mekanikal (bunyi). Elektromagnet
membawa sinyal, yang menghasilkan perubahan medan megnet dan menarik
medan yang terdapat pada magnet kekal. Pergerakan penarikan dan penolakan
tersebut menghasilkan bunyi.
• Motor listrik dan generator: Motor listrik (seperti mana pengeras suara) bergantung
kepada gabungan eletromagnet dan magnet kekal, dan sepertimana pengeras suara,
mengubah tenaga listrik kepada tenaga mekanikal. Generator bertindak sebaliknya:
ia mengubah tenaga mekanikal kepada tenaga listrik.
• Transformator. Transformator merupakan peranti yang mengubah beda potensial
listrik antara dua peranti yang terpisah secara listrik melalui penyambung magnet.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2005). Ilmu Pengetahuan Alam-Fisika. Jakarta: Dirjen
Dikdasmen Giancoli, D.C. (2004). Physics volume I. New Jersey :
Prentice Hall
Halliday, D., Resnick, R. (1997). Physics , terjemahan: Patur Silaban dan Erwin Sucipto.
Jakarta: Erlangga.
Hewitt, Paul G .(1993). Conceptual Physics. Seventh Edition. Harper CollinsCollege
Publisher

Slamet, A., dkk. (2008). Praktikum IPA. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Soejoto dan Sustini, E. (1993). Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Dirjen Dikti Depdiknas.
Sunardi. (2006). Pendalaman Kompetensi IPA-Fisika untuk SMP/MTs Kelas IX. Bandung:
YRAMA WIDYA.
Tim Seqip. (2007). Buku IPA Guru Kelas VI. Dirjen Dikdasmen Depdiknas, Jakarta Tipler,
P.A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
Zaelani,A., Cunayah, C., Irawan, E.I.(2006)..Bimbingan Pemantapan Fisika untuk
SMA/MA. Bandung: YRAMA WIDYA
Wellington, J.J. (1989). Beginning Science Pyisics. Oxford University Press

Anda mungkin juga menyukai