Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu ciri makhluk hidup adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Tumbuhan merupakan makhluk hidup sehingga mengalami petumbuhan dan perkembangan.
Setiap tumbuhan mengalami prosesnya secara berbeda-beda, sekalipun masih dalam satu jenis.
Perkembangan tidak dapat diukur atau kualitatif. Sedangkan pertumbuhan dapat diukur dan
dinyatakan secara kuantitaif, contohnya pada perkecambahan kacang hijau.

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan biji diawali dengan perkecambahan biji
yaitu proses terhentinya dormansi pada biji yang diawali dengan imbibisi (proses penyerapan
air) yang mengakibatkan aktifnya hormon-hormon dalam biji sehingga memicu pertumbuhan
plumula (calon daun) dan radikula (calon akar). Perkecambahan hanya akan terjadi apabila
syarat-syarat yang dibutuhkan terpenuhi seperti tersedianya air, suhu yang sesuai (optimum),
udara (oksigen) untuk respirasi aerobik, nutrien, kelembaban udara yang sesuai, serta cahaya
yang cukup.

Apabila syarat-syarat tersebut tidak dapat dipenuhi, maka biji akan tetap dalam keadaan
dorman. Lamanya biji dorman bertahan hidup dan mampu berkecambah berbeda-beda
tergantung dari jenis tumbuhan dan kondisi lingkungan tempat biji mengalami perkecambahan.
Untuk itu, kami mengambil judul penelitian yaitu “ Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan
Kecambah Kacang Hijau “.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau?


2. Bagaimana efek yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah
kacang hijau?
3. Bagaimana tahapan pertumbuhan kecambah kacang hijau?
4. Mengapa intensitas cahaya turut berpengaruh terhadap pertumbuhan kecambah kacang
hijau?

1
C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau.


2. Untuk mengkaji efek yang ditimbulkan oleh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah
kacang hijau.
3. Untuk mengetahui tahapan perkecambahan pada kacang hijau.
4. Untuk mengkaji pentingnya cahaya bagi pertumbuhan kecambah kacang hijau.

D. Hipotesis Penelitian

Cahaya akan memperlambat proses pertumbuhan kacang hijau. Maka kemungkinan


tanaman kacang hijau yang disimpan di tempat terang akan lebih lambat pertumbuhannya
tetapi perkembangannya lebih baik. Sedangkan tanaman kacang hijau di tempat gelap akan
lebih cepat tumbuh.

E. Manfaat Penelitian

a. Manfaat untuk penulis

Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat mengetahui perbedaan pertumbuhan kecambah
kacang hijau yang diletakkan di lingkungan dengan intensitas cahaya yang berbeda-beda.

b. Manfaat untuk pembaca

Diharapkan dengan penulisan laporan ini, pembaca dapat menentukan kondisi terbaik
dilihat dari segi intensitas cahaya terhadap tumbuhnya kecambah kacang hijau.

BAB II

2
TINJAUAN TEORITIS

A. Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran ditilik dari volume, massa, maupun
tinggi makhluk hidup dan dapat diukur (kuantitatif). Sebagai contoh adalah pengukuran tinggi
terhadap kecambah kacang hijau menggunakan alat ukut Auksanometer. Jumlah sel yang
bertumbuh tidak dapat kembali ke bentuk semula atau irreversible. Pada tumbuhan, sebagian
besar tumbuhan terus tumbuh selama masih hidup atau yang dikenal sebagai pertumbuhan
tidak terbatas. Namun pada bagian tertentu seperti daun dan bunga memperlihatkan
pertumbuhan yang tak terbatas. Hal ini disebabkan oleh jaringan emrionik yang tersedia di
daerah pertumbuhan (meristem). Sel-sel meristematik terus membelah menghasilkan sel baru
yang tetap berada di dalam meristem tersebut atau sering disebut sel inisial atau permulaan.
Sedangkan sebagiannya lagi terspesialisasi lalu digabungkan ke dalam jaringan serta organ
tumbuhan yang sedang tumbuh dan disebut dengan derivat atau turunan. Sel ini terus
membelah beberapa saat, sampai sel-sel yang dihasilkan mulai mengalami spesialisasi di dalam
jaringan yang sedang berkembang.

Berbeda halnya dengan pertumbuhan yang dapat diukur, perkembangan tidak dapat diukur
atau kualitatif. Perkembangan dapat dilihat dari terjadinya tingkat perubahan bentuk dan
kedewasaan. Perkembangan yang terjadi pada bentuk saja tidak memungkinkan suatu organ
tumbuhan melaksanakan fungsinya. Masing-masing organ misalnya daun, memiliki satu
keragaman jenis sel yang dikhususkan untuk fungsi tertentu dan ditempatkan di lokasi tertentu.

B. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Perumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor dalam adalah faktor-faktor yang berasal
dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri, sedangkan faktor luar adalah faktor-faktor yang berasal
dari luar tubuh tumbuhan atau lingkungan.

1. Faktor Dalam (Internal)

a. Gen

3
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen mempengaruhi
ciri dan sifat makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit, warna bunga,
warna bulu, rasa buah, dan sebagainya.
Gen juga menentukan kemampuan metabolisme makhluk hidup, sehingga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangannya. Hewan, tumbuhan, dan manusia yang memiliki gen
tumbuh yang baik akan tumbuh dan berkembang dengan cepat sesuai dengan periode
pertumbuhan dan perkembangannya.
Meskipun peranan gen sangat penting, faktor genetis bukan satu-satunya faktor yang
menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan, karena juga dipengaruhi oleh
faktor lainnya. Misalnya tanaman yang mempunyai sifat unggul dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, hanya akan tumbuh dengan cepat, lekas berbuah, dan berbuah lebat
jika ditanam di lahan subur dan kondisinya sesuai. Bila ditanam di lahan tandus dan kondisi
lingkungannya tidak sesuai, pertumbuhan dan perkembangannya menjadi kurang baik.

b. Hormon
Hormon merupakan zat yang berfungsi untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam
tubuh yang sangat aktif dan tersusun dari senyawa proteun. Meskipun kadarnya sedikit,
hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh.
Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup beragam
jenisnya, termasuk hormon pertumbuhan pada tumbuhan.

1) Auksin
Hormon tumbuhan yang berfungsi untuk memacu proses pemanjangan sel. Hormon
ini dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh) pucuk tumbuhan, yaitu ujung akar
dan batang. Peran auksin pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Belanda bernama Fritz
Went (1903-1990).

Cara kerja hormon auksin dipengaruhi oleh cahaya. Hormon auksin akan aktif bila
tidak terkena cahaya. Sedangkan apabila tumbuhan terkena cahaya, maka hormon
auksin tidak aktif sehingga proses pemanjangan terhambat.
Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya fototropisme (membengkoknya batang
tanaman ke arah cahaya) dimana sisi yang tidak terkena cahaya lebih panjang daripada
yang terkena cahaya sehingga batang menjadi bengkok ke arah sisi batang yang terkena
cahaya. Hormon auksin bekerja sinergis dengan hormon giberelin. Auksin berpengaruh

4
pada pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel tumbuhan. Auksin yang dihasilkan
pada tunas apikal (ujung) batang dapat menghambat tumbuhnya tunas lateral (samping)
tumbuhan.
Fungsi lain dari hormon auksin adalah membantu proses pertumbuhan akar dan
batang, mempercepat perkecambahan, membantu proses pembelahan sel, merangsang
kambium untuk membentuk xilem dan floem, memelihara elastisitas dinding sel,
membentuk dinding sel primer, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji
dalam buah, menghambat rontoknya buah dan gugurnya daun, serta membantu proses
partenokarpi (pembuahan tanpa penyerbukan).

2) Giberelin
Hormon tumbuhan yang berperan dalam proses perkembangan dan perkecambahan.
Giberelin akan merangsang pembentukan enzim amilase yang berfungsi untuk
memecah senyawa amilum yang terdapat di endosperm (cadangan makanan) menjadi
senyawa glukosa. Glukosa tersebut menjadi sumber energi bagi pertumbuhan tanaman.
Hormon ini berfungsi secara sinergis (bekerja sama) dengan hormon auksin. Selain
itu, hormon giberelin juga memiliki fungsi dalam proses pembentukan serbuk sari
(polen), memperbesar ukuran buah, merangsang pembentukan bunga, dan mengakhiri
masa dormansi biji. Giberelin dengan konsentrasi tinggi juga akan merangsang
pembentukan akar.
Giberelin ditemukan oleh seorang ilmuwan Jepang bernama Eiichi Kurosawa pada
tahun 1926 yang meneliti penyakit padi bakanae. Hormon ini pertama kali diisolasi
oleh Teijiro Yabuta dari jamur Giberella fujikuroi pada tahun 1935.

3) Sitokinin
Hormon tumbuhan yang berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis). Senyawa
sitokinin pertama kali ditemukan pada tanaman tembakau dan disebut kinetin.
Hormon sitokinin dibentuk pada bagian akar dan ditransportasikan ke seluruh bagian
sel tanaman tembakau. Senyawa sitokinin juga terdapat pada tanaman jagung dan
disebut zeatin. Adapun fungsi hormon sitokinin adalah:
a. mengatur pembentukan bunga dan buah
b. mengatur pertumbuhan daun dan pucuk
c. memperbesar daun muda

5
d. merangsang pembentukan akar dan batang serta pembentukan cabang akar
dan batang
e. menghambat proses penuaan dengan cara merangsang proses serta
transportasi garam-garam mineral dan asam amino ke daun

4) Gas Etilen
Adalah hormon tumbuhan yang berperan dalam proses pematangan buah dan
kerontokan daun. Gas ini tersusun dari senyawa etilen yang pada tumbuhan ditemukan
dalam wujud gas yang tidak berwarna dan mudah menguap. Apabila konsentrasi etilen
sangat tinggi daripada hormon giberelin dan hormon auksin, maka dapat menghambat
proses pembentukan akar, batang, dan bunga. Tetapi jika bersama-sama
dengan hormon auksin, gas etilen akan merangsang proses pembentukan bunga.
Etilen banyak digunakan oleh para distributor dan importir buah. Sebelum masak,
buah dikemas dan dikirimkan kepada pedagang (buah yang sudah masak tidak dikirim
karena dapat rusak atau busuk saat diangkut). Setelah sampai ke distributor, buah
diperam dengan cara diberikan etilen sehingga cepat matang dan dapat dijual. Adapun
fungsi lain gas etilen adalah :
a. mengakhiri masa dormansi
b. merangsang pertumbuhan akar dan batang
c. pembentukan akar adventif
d. merangsang absisi buah dan daun
e. induksi sel kelamin betina pada bunga
f. merangsang pemekaran bunga
g. merangsang induksi bunga Bromiliad

5) Kalin
Kalin merupakan hormon yang berperan dalam proses organogenesis (pembentukan
organ) tumbuhan. Berdasarkan organ yang dibentuk, kalin dibedakan menjadi empat
macam, yaitu:

a. Rizokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan akar


b. Kaulokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan batang
c. Filokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan daun
6
d. Antokalin, yaitu hormon yang mempengaruhi pembentukan bunga

6) Asam Absisat

Adalah hormon tumbuhan yang berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
Asam Absisat (ABA) juga berperan penting dalam tahap inisiasi dormansi biji,
maturasi biji, dan menjaga biji agar berkecambah di musim yang diinginkan. Selain itu
Asam Absisat (ABA) juga berfungsi untuk mempertahankan tumbuhan dari tekanan
lingkungan, seperti kekurangan air, kekeringan, musim dingin, dan kadar garam
(salinitas) tinggi. Asam Absisat mencegah kekurangan air saat kekeringan dengan cara
merangsang penutupan stomata pada epidermis daun sehingga transpirasi melalui
stomata tidak terjadi. Asam Absisat (ABA) juga dapat membentuk lapisan epikutikula
atau lapisan lilin untuk mencegah kehilangan air.

Dalam menghadapi musim dingin, Asam Absisat (ABA) akan menghentikan


pertumbuhan primer dan sekunder. Hormon Asam Absisat yang dihasilkan pada tunas
terminal ini memperlambat pertumbuhan dan memicu perkembangan primordia daun
menjadi sisik untuk melindungi tunas dorman selama musim dingin.

Asam Absisat (ABA) termasuk senyawa inhibitor (penghambat) dan bekerja


antagonis (berlawanan) dengan hormon auksin dan hormon giberelin.

7) Asam Traumalin
Adalah merupakan hormon tumbuhan yang berperan dalam proses regenerasi sel
apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan atau terluka. Jaringan akan
membentuk kalus (jaringan yang belum terdiferensiasi) pada jaringan yang rusak atau
terluka.

2. Faktor Luar (Eksternal)

a. Nutrien
Merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme tubuh. Kualitas
dan kuantitas makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup. Karena sedang dalam masa pertumbuhan, kamu harus cukup nutrien untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuhmu. Bagi tumbuhan, nutrisi yang
diperlukan berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis,

7
air dan karbon dioksida diubah menjadi zat makanan dengan bantuan sinar matahari.
Meskipun tidak berperan langsung dalam fotosintesis, zat hara diperlukan agar
tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

b. Suhu
Suhu merupakan faktor lingkungan yang penting bagi tumbuhan karena berhubungan
dengan kemampuan melakukan fotosintesis, translokasi, respirasi, dan transpirasi.
Tumbuhan memiliki suhu optimum untuk dapat tumbuh dan berkembang. Suhu
optimum merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman secara ideal.
Selain suhu optimum, tanaman juga mempunyai suhu maksimum dan minimum yang
bisa diterima olehnya. Suhu maksimum merupakan suhu tertinggi yang memungkinkan
tumbuhan masih dapat bertahan hidup. Suhu minimum merupakan suhu terendah yang
memungkinkan tumbuhan bertahan hidup. Sebagian besar tumbuhan memerlukan
temperatur sekitar 10°–38°C untuk pertumbuhannya.

c. Cahaya
Cahaya berperan penting dalam proses fotosintesis. Apabila makanan yang dihasilkan
dari proses fotosintesis berkurang atau bahkan tidak ada, jaringan menjadi mati karena
kekurangan makanan. Namun demikian cahaya yang dibutuhkan tumbuhan jumlahnya
tidak boleh terlalu banyak. Cahaya yang berlebihan justru akan menghambat
pertumbuhan. Demikian juga kekurangan cahaya juga berakibat buruk bagi tanaman.

Contoh akibat dari hasil fotosintesis yang berkurang misalnya tanaman yang tumbuh di
ruangan gelap, ukuran batangnya jauh lebih panjang dibandingkan tumbuhan yang
memperoleh cukup cahaya matahari. Tanaman ini berwarna pucat dengan batang lemah
dan kurus. Pertumbuhan dalam tempat gelap semacam ini disebut etiolasi.

d. Kelembapan
Tanah lembap sangat cocok untuk pertumbuhan, terutama saat perkecambahan biji. Hal
ini karena tanah lembap menyediakan cukup air untuk mengaktifkan enzim dalam biji
serta melarutkan makanan dalam jaringan.
Tingkat pengaruh kelembapan udara atau tanah pada tumbuhan berbeda-beda. Ada
tanaman yang membutuhkan kelembapan udara dan kelembapan tanah yang tinggi,
misalnya lumut hati. Sebaliknya, ada juga tanaman yang tumbuh dengan baik pada

8
dengan kelembapan udara dan tanah kelembapan rendah, misalnya Aloevera (lidah
buaya) dan beberapa jenis tanaman anggrek.

e. Air dan mineral


Tumbuhan membutuhkan air, CO2, dan mineral. Air dan CO2 merupakan bahan utama
untuk berlangsungnya fotosintesis. Gas CO2 diambil melalui stomata dan lentisel.
Adapun air dan mineral diambil dari tanah melalui akar, kecuali pada tumbuhan
tertentu, misalnya tanaman kantong semar (Venus sp. atau Nephentes sp).Tanaman ini
memperoleh senyawa nitrogen (protein asam amino) dan mineral dari serangga yang
masuk perangkapnya. Air juga sangat diperlukan dalam perkecambahan biji. Saat
perkecambahan, air digunakan untuk mengaktifkan enzim-enzim dalam biji.Tanpa air,
perkecambahan biji akan tertunda (dormansi).

Mineral sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan. Misalnya pembentukan klorofil


sangat membutuhkan mineral Mg. Mineral yang diperlukan oleh tumbuhan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu makroelemen dan mikroelemen. Elemen mineral yang
dibutuhkan dalam jumlah besar disebut makroelemen, sedangkan elemen mineral yang
dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah sedikit
disebut mikroelemen.
f. Oksigen
Setiap makhluk hidup memerlukan oksigen untuk respirasi aerob dalam tubuh. Melalui
respirasi aerob, tumbuhan dapat memperoleh energi untuk pertumbuhannya. Oleh
karena itu, biji-biji tidak akan berkecambah tanpa adanya oksigen.

C. Perkecambahan Biji

Perkecambahan adalah proses terhentinya dormansi biji, diawali dengan imbibisi (proses
penyerapan air) yang mengakibatkan aktifnya hormon-hormon dalam biji sehingga memicu
pertumbuhan plumula (calon daun) dan radikula (calon akar). Perkecambahan hanya akan
terjadi apabila syarat-syarat yang dibutuhkan terpenuhi seperti tersedianya air, suhu yang
sesuai (optimum), udara (oksigen) untuk respirasi aerobik, nutrien, kelembaban udara yang
sesuai, serta cahaya yang cukup. Apabila syarat-syarat tersebut tidak dapat dipenuhi, maka bii
akan tetap dalam keadaan dorman. Lamanya biji dorman bertahan hidup dan mampu
berkecambah berbeda-beda, tergantung dari jenis tumbuhan dan kondisi lingkungannya.

9
1. Bagian-bagian Biji
Biji terdiri atas tiga bagian utama, yaitu:
a. Kotiledon
Merupakan bagian dari biji yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan
makanan. Artinya, sebelum terbentuknya daun yang berperan untuk membuat
makanan sendiri, makanan tersebut disuplai oleh kotiledon sehingga pertumbuhan
dan perkembangan biji tersebut tidak terganggu.
b. Tunas Embrionik
Terdiri atas plumula (calon daun), epikotil (calon batang diatas kotiledon), dan
hipokotil (calon batang dibawah kotiledon).
c. Akar Embrionik
Tersusun atas radikula (calon akar).
2. Tahap Perkecambahan
a. Tahap Pertama
Penyerapan air oleh biji sampai setiap sel cukup terisi air sehingga komponen-
komponen selnya dapat mulai bekerja. Tahap ini dibagi atas dua proses yaitu:
1. Proses Fisika
Proses fisika pada perkecambahan diawali dengan penyerapan air oleh biji
hingga setiap selnya terisi cukup air. Adanya pasokan air menyebabkan komponen-
komponen dalam selnya mulai bekerja. Biji menyerap air dari lingkungannya karena
potensi air pada biji lebih rendah. Proses ini terjadi akibat adanya perbedaan potensial
air dari biji dengan lingkungan sekitarnya. Biji yang kering memiliki potensial air yang
lebih rendah sehingga dapat menyerap air (imbibisi) dari lingkungan sekitarnya.
2. Proses Kimia
Proses kimia melibatkan hormon dan enzim. Ketika biji memiliki pasokan air
yang cukup, biji akan mengembang dan menyebabkan kulit biji pecah. Setelah itu,
embrio akan aktif melepaskan hormon giberelin yang beperan dalam sintesis enzim.
Enzim yang dihasilkan menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam
kotiledon dan endosperma sehingga menghasilkan molekul kecil yang kemudian
diserap oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.
b. Tahap Kedua
Pada tahap kedua perkecambahan, benih memecah makanan yang telah disimpan
selama dormansi. Lipid dan karbohidrat (glukosa dalam monokotil, pati dikotil) terurai
menjadi sukrosa, dan sukrosa ini dan komponen protein sudah rusak dialihkan ke lokasi

10
di mana benih mereka dapat digunakan untuk energi dan protein baru untuk tumbuhan
tumbuh.
Enzim yang dihasilkan pada tahap ini menyebabkan peningkatan aktivitas metabolik.
Contoh enzim yang berperan pada proses perekecambahan adalah enzim amilase yang
menghidrolisis pati menjadi gula.
c. Tahap Ketiga
Tahap akhir perkecambahan benih yang akhirnya menjadi autotrof, suatu organisme
yang dapat mengambil energi dari matahari dan mengubahnya menjadi energi yang
berguna bagi kehidupan lainnya.
d. Tahap Keempat
Kecambah yang dihasilkan dari perkecambahan selanjutnya mengalami pertumbuhan
primer. Selama tahap akhir ini, metabolisme berlanjut dan sel-sel embrio membelah
sampai embrio menjadi terlalu besar untuk lapisan penampungnya. Ketika ini terjadi,
lapisan akan pecah dan tanaman mulai muncul, pertama dengan akar memperpanjang
bawah ke dalam tanah, diikuti oleh penyemaian mencapai ke udara untuk memulai proses
fotosintesis.

D. Kacang Hijau
1. Pengertian Kacang Hijau
Kacang hijau merupakan tanaman berbentuk semak yang tumbuh tegak. Tanaman
kacang hijau diduga berasal dari India, kemudian menyebar ke berbagai negara Asia
tropis, termasuk ke Indonesia di awal abad ke-17. Di Indonesia, kacang hijau juga
dikenal sebagai tanaman sayur semusim.
2. Deskripsi Kacang Hijau
a. Kacang hijau tumbuh tegak. Batang kacang hijau berbentuk bulat dan
berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu, berwarna hijau
kecokelatan atu kemerahan. Tanaman ini bercabang banyak.
b. Daunnya tumbuh majemuk dan terdiri dari tiga helai anak daun setiap
tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan
berwarna hijau muda hingga hijau tua. Letak daun berseling. Tangkai daun
lebih panjang daripada daunnya sendiri.
c. Bunganya muncul di ujung percabangan pada umur 30 hari.

11
d. Munculnya bunga dan pemasakan polong pada tanaman kacang hijau tidak
serempak sehingga panen dilakukan beberapa kali. Tanaman kacang hijau
berakar tunggang.
e. Sistem perakarannya dibagi mejadi dua, yaitu mesophytes dan xerophytes.

3. Agroekologi
a. Kacang hijau adalah tanaman tropis dataran rendah yang dapat
dibudidayakan pada ketinggian 5-700 m dpl. Di daerah dengan ketinggian
di atas 750 m dpl produksi kacang hijau menurun.
b. Tanaman ini dapat tumbuh baik pada suhu udara optimal antara 25-27
derajat celcius. Tanaman ini menyukai daerah yang memiliki kelembaban
udara antara 50-89%. Selain itu, tanaman ini memerlukan cahaya matahari
lebih dri 10 jam/hari.
c. Daerah yang memiliki curah hujan 5-=200 mm/bulan merupakan daerah
yang baik untuk budidaya tanaman ini. Curah hujan tinggi menyebabkan
tanaman mudah rebah dan terserang penyakit.
d. Jenis tanah yang dikehendaki kacang hijau adalah tanah liat berlempung
atau lempung yang mengandung bahan organik tinggi, memiliki tata air dan
udara yang baik. Jenis tanah yang dianjurkan adalah ultisol, latosol, dan
lahan sawah menjelang penanaman padi pada musim kemarau.
e. Keasaman tanah yang diperlukan untuk tumbuh optimal, yaitu pH antara 5,8
– 6,5. Tanah dengan pH di bawah 5,8 perlu diberikan pengapuran.

4. Manfaat

a. Kesehatan mata, kandungan Vitamin A dalam kacang hijau sangat baik


untuk menjaga kesehatan mata.
b. Kolesterol, kandungan kalori yang rendah namun memiliki kandungan
lemak tak jenuh yang cukup tinggi sangat baik untuk menurunkan kadar
kolesterol dalam tubuh, jadi sering-seringlah mengkonsumsi kacang hijau
secara rutin setiap hari.
c. Penyembuhan luka, Vitamin A dalam kacang hijau sangat membantu untuk
proses penyembuhan luka pada kulit serta membantu menjaga kesehatan
jaringan tubuh.

12
d. Kanker usus, kandungan serat yang cukup tinggi dari kacang hijau sangat
baik untuk membersihkan pencernaan dari zat-zat yang beracun sehingga
dapat mengurangi terjadinya gangguan di pencernaan seperti kanker usus.
e. Untuk Ibu hamil, untuk wanita yang sedang hamil sangat disarankan untuk
mengkonsumsi kacang hijau karena mengandung Vitamin B1, B2, asam
folat, karbohidrat, lemak tak jenuh, kalsium, fosfor dan protein, kandungan
ini sangat bermanfaat untuk kesehatan janin dan ibu hamil.
f. Melancarkan aliran darah, kacang hijau dapat membantu menghilangkan
lemak jenuh yang berada di arteri sehingga dapat memperlancar aliran darah
di dalam tubuh.
g. Sebagai Antioksidan, membantu mencegah penuaan dini serta mencegah
kanker.
h. Meningkatkan sistem syaraf, kandungan B1 dalam kacang hijau dapat
membanu meningkatkan kinerja sistem syaraf.
i. Kesehatan tulang dan gigi, kandungan phosphor dan kalsium dalam kacang
hijau sangat membantu regenerasi pembentukan tulang dan gigi.
j. Pembentukan sel baru, kandungan protein lengkap dalam kacang hijau
sangat bermanfaat membantu pembentukan sel di dalam tubuh seperti otot,
otak dan organ tubuh lainnya.

13
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Alat Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Alat tulis
a. Buku Catatan
b. Pena
c. Pensil
2. Alat ukur
a. Penggaris
3. Polybag
4. Air
5. Tanah
6. Pupuk Kompos
7. Kacang hijau
B. Prosedur
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menyiapkan polybag yang telah berisi tanah dan pupuk kompos yang telah diaduk
dengan perbandingan 50 : 50
3. Meletakkan kacang hijau ke dalam polybag dengan jarak masing-masing biji tidak
terlalu dekat.
4. Memberikan air pada polybag dengan porsi yang secukupnya.
5. Menyimpan polybag tersebut pada tempat yang terdapat intensitas cahaya.

C. Tempat dan Waktu

14
Percobaan mengenai pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau
dilaksanakan di SMAN 9 Kota Bekasi dan waktu penelitian dari tanggal 25 Juli 2019 sampai
6 Agustus 2019.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tabel
Panjang Kecambah Pertambahan
Biji 1 Biji 2 Biji 3 Biji 4 Biji 5 Rata-Rata Panjang per-Hari
Hari 1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Hari 3 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0
Hari 5 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 5,0
Hari 7 15,0 15,0 15,0 15,0 15,0 15,0 3,0
Hari 9 18,0 18,0 18,0 18,0 18,0 18,0 3,0
Hari 11 21,0 21,0 21,0 21,0 21,0 21,0 3,0
Hari12 23,0 23,0 23,0 23,0 23,0 23,0 2,0

b. Pembahasan
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
internal maupun eksternal. Faktor utama yang berpengaruh dalam percobaan ini adalah
hormon auksin dan cahaya. Setelah percobaan dilakukan selama dua belas hari, terlihat
perubahan yang jelas pada hari ke hari.Hal ini terjadi karena faktor internal yaitu
hormon Auksin. Pengaruh hormon ini pada tumbuhan sangat besar. Auksin mempunyai
sifat dasar yaitu anti sinar matahari. Percobaan ini membuktikan beberapa fakta
mengenai hormon Auksin, seperti:
1. Auksin akan terakumulasi di bagian batang yang tidak dikenai sinar
2. Jika konsentrasi auksin berimbang, maka akan terjadi pertumbuhan lurus
3. Batang menjadi bengkok sehingga terlihat bahwa tanaman tumbuh ke arah
cahaya. Hal ini akan mempercepat pembelahan dan pembentangan sel batang
ataupun Koleoptil

15
4. Konsentras auksin yang tinggi di bagian yang tidak dikenai sinar akan
menyebabkan bengkoknya bagian tumbuhan yang tidak dikenai sinar
Sesuai dengan percobaan yang telah di lakukan, hipotesis yang diajukan benar
adanya. Bahwa cahaya menghambat pertumbuhan tanaman.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan biji diawali dengan perkecambahan biji
yaitu proses terhentinya dormansi pada biji yang diawali dengan imbibisi (proses penyerapan
air) yang mengakibatkan aktifnya hormon-hormon dalam biji sehingga memicu pertumbuhan
plumula (calon daun) dan radikula (calon akar). Perkecambahan hanya akan terjadi apabila
syarat-syarat yang dibutuhkan terpenuhi seperti tersedianya air, suhu yang sesuai (optimum),
udara (oksigen) untuk respirasi aerobik, nutrien, kelembaban udara yang sesuai, serta cahaya
yang cukup. Apabila syarat-syarat tersebut tidak dapat dipenuhi, maka biji akan tetap dalam
keadaan dorman. Namun, diantara faktor ekternal dan internal yang bekerja beriringan, ada
juga yang bertolak belakang. Seperti hormon Auksin terhadap cahaya matahari.

Cara kerja hormon auksin dipengaruhi oleh cahaya. Hormon auksin akan aktif bila tidak
terkena cahaya. Sedangkan apabila tumbuhan terkena cahaya, maka hormon auksin tidak aktif
sehingga proses pemanjangan terhambat. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya fototropisme
(membengkoknya batang tanaman ke arah cahaya) dimana sisi yang tidak terkena cahaya lebih
panjang daripada yang terkena cahaya sehingga batang menjadi bengkok ke arah sisi batang
yang terkena cahaya.

B. Saran
Sebaiknya disiram sehari dua kali pada waktu pagi dan sore hari secara rutin

16
DAFTAR PUSTAKA

Punau Anjas. 2006. Kamus Pintar Biologi SMA. Bandung: Epsilon Grup.

Sembiring Rifai. 2009. Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

http://Zilublog.com/tumbuhan-dan-perkembangannya

17

Anda mungkin juga menyukai