Man Deley
Man Deley
BAB I
PENDAHULUAN
Preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu di akui
salah satu usaha utuk menurunkan angka kesakitan dan kematian Ibu yang
sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita
harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya
jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode – metode tertentu
Kontrasepsi. Salah satu metode pilihan alat kontrasepsi yaitu metode suntik
bulanan.
Kontrasepsi suntik bulanan merupakan metode suntikan yang pemberiannya
pencegahan kehamilan berupa hormon progesteron dan estrogen pada wanita usia
type, yaitu pengambilan keputusan oleh istri saja, pengambilan keputusan oleh
istri bersama dengan suami dimana istri lebih dominan, pengambilan keputusan
oleh istri bersama dengan suami yang bersifat setara, pengambilan keputusan oleh
istri bersama dengan suami dimana suami lebih dominan dan pengambilan
keputusan oleh suami saja. Hampir semua pengambilan keputusan dilakukan oleh
pihak suami, tetapi istri juga punya Hak untuk mengambil keputusan. (2)
Suami adalah pasangan hidup istri ( ayah dari anak – anak ), suami
mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga tersebut dan
suami mempunyai peranan yang penting, dmana suami sangat dituntut bukan
hanya sebagai pencari nafkah akan tetapi suami sebagai Motivator dalam berbaga
kontrasepsi. (4)
Menurut data profil kesehatan Indonesia 2016 menunjukkan bahwa sebagian
besar peserta KB aktif memilih suntikan yaitu 47,96%, Pil 22,81%, Implant
10,61%, IUD 11,20%, Kondom 3,23%, MOW ( Metode Operatif Wanita ) 3,54%,
MOP ( Metode Operatif Pria ) 0,64%. Menurut data profil Kesehatan Indonesia
3
aktif bahwa Kontrasepsi yang paling banyak digunakan yaitu suntik. Suntikkan
30,71%, Pil 29,9%, Implant 14,15%, IUD 10,11%, Kondom 8,04%, MOW 6,95%,
bahwa sebagian besar peserta KB aktif memilih suntikan yaitu sebanyak 697
peserta, yang memilih kontrasepsi Pil yaitu sebanyak 601 peserta, yang memilih
sebanyak 54 peserta. Sedangkan pada tahun 2018 data peserta KB aktif dimulai
dari bulan januari sampai dengan Juni, peserta KB suntik yitu sebanyak 328
peserta, yang memilih kontrasepsi Pil yaitu sebanyak 254 peserta, yang memilih
sebanyak 43 peserta.
Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan peneliti di Klinik Bidan
Martini, Am. Keb Lhoksukon, Aceh Utara jumlah Akseptor KB Suntik berjumlah
serta dalam ber KB karena tidak adanya dukungan dari suami dengan alasan
anggapan bahwa ber KB itu sama hal nya seperti melakukan pembunuhan,
kepercayaan bahwa semakin banyak anak maka semakin banyak rezeki yang di
dapatkan dan adanya rasa takut terhadap timbulnya efek samping dari KB suntik
tersebut.
4
dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan peran suami dengan pemilihan
atau masukan bagi Mahasiswa Institut Kesehatan Helvetia dan menambah kajian
ilmu.
Sebagai bahan masukan, informasi dan evaluasi bagi bidan di klinik Bidan
dalam program Keluarga Berencana dan juga sebagai bahan informasi dan
masukan kepada ibu tentang pentingnya mengikuti KB, sehingga ibu memiliki
Sebagai bahan bacaan dan sekaligus sebagai bahan ajar di bidang mata
3. Bagi Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Winarsih Nur A, Abi Muhlisin tentang Hubungan antara dukungan suami terhadap
sebesar 33,3%, dukungan suami yang cukup 66,7%. Dan dukungan suami yang
kurang yaitu 18,8%. Dengan hasil uji chi-square diperoleh nilai p = 0,020 maka
dengan hasil uji chi-square diperoleh nilai p = 0,034 maka terdapat faktor yang
Tenggara. (7)
Berdasarkan penelitian Ashad Rizki Akbar, Awatiful Azza, Zuhrotul Eka Yulis
hormonal (suntik) pada pasangan usia subur d desa Tegalsari Kecamatan Ambulu
berperan. Berdasar hasil uji statistik Spearman didapat hasil p = 0,018 yang
dimana Pvalue < 0,05 dimana Ha diterima berarti ada hubungan peran suami
dengan kategori cukup sebanyak 4 orang ( 11,43%) dan dukungan suami dengan
kategori kurang sebanyak 22 orang (62,86%) dengan hasil uji chi-square terdapat
wanita Pasangan Usia Subur (PUS) peserta KB aktif dengan pemilihan metode
2013 menunjukkan dukungan suami ada 25,9% dengan hasil uji chi-square
yang diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka dibuatlah cara atau
atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim.
sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya. (11)
1. Ibu
Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran. Adapun manfaat yang
2. Suami
8
berikut:
a. Memperbaiki kesehatan fisik
b. Mengurangi beban ekonomi keluarga yang di tanggungnya.
3. Seluruh Keluarga
Dilaksanakannya program KB dapat meningkatkan kesehatan fisik,
mental, dan lebih besar dalam hal pendidikan serta kasih sayang orang
tuanya.
Ruang Lingkup KB secara umum adalah sebagai berikut:
1. Keluarga Berencana
2. Kesehatan Reproduksi Remaja
3. Ketahanan dan Pemberdayaan keluarga
4. Penguatan Pelembagaan keluarga kecil berkualitas.
5. Keserasian kebijakan kependudukan.
6. Pengelolaan SDM aparatur.
7. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.
8. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Negara. (11)
sekitar 8%.
3. Menurnnya angka kelahiran total (TFR) menjadi 2,4% per perempuan.
Hal ini memungkinkan perempuan untuk menghindari kehamilan ketika
2.3. KB Suntik
2.3.1. KB Suntik 1 Bulan
1. Pengertian KB Suntik 1 bulan
Kontrasepsi suntik bulanan merupakan metode suntikan yang
(Cyclofem).
- 50 mg Noretindon Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang di berikan
spermatozoa
3. Membuat Endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi.
4. Menghambat transport Ovum dlam Tuba fallopii. (1)
7. Efektifitas KB Suntik 1 bulan
KB suntuk 1 bulan sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan)
perimenopouse. (1)
10. Kerugian KB suntik 1 bulan
1. Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak atau
( rifampisin).
5. Dapat terjadi perubahan berat badan.
6. Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung, stroke,
bekuan darah pada paru atau otak dan kemungkinan timbulnya tumor
hati.
7. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
migrain.
9. Keganasan pada payudara. (1)
13. Waktu mulai menggunakan KB suntik 1 bulan
1. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak
saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Ibu tidak boleh melakukan
haid maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.
6. Bila pasca persalinan < 6 bulan dan menyusui ibu tidak boleh diberikan
suntik kombinasi.
7. Bila pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntikan kombinasi
dapat diberi.
12
hari.
9. Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain
diberikan sesua jadwal kontrasepsi sebelumnya. Bila ragu ibu harus diuji
segera diberikan asal diyakini ibu tersebut tidak hamil dan pemberiannya
tanpa perlu menunggu datang nya haid. Bila diberikan pada hari 1
sampai 7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak perlu digunakan. (1)
14. Cara penggunaan KB suntik 1 bulan
Suntikan kombinasi dapat diberikan setiap bulan, disuntik secara
dari jadwal yang telah ditentukan, asalkan ibu diyakini tidak hamil. Tidak
efektifitas atau tingkat kelangusngan pemakaian relatif lebih tinggi serta angka
sederhana. (1)
diberikan tiap 3 bulan dengan dosis 150 mg yang di suntik secara IM.
Enantat. (1)
kegagalan 0,7%, asal penyuntikannya di lakukan secara teratur sesua jadwal yang
ditentukan. (1)
5. Kentungan KB suntik 3 bulan
1. Efektifitas tinggi
2. Sederhana pemakaiannya
3. Cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4 kali dalam setahun)
4. Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak
5. Tidak berdampak serius terhadap penyakit gangguan pembekuan darah
estrogen
5. Nulipara dan yang telah mempunyai anak banyak serta belum bersedia
untuk KB tubektomi
6. Ibu yang sering lupa menggunakan KB pil.
7. Anemia difisiensi besi
8. Ibu yang tidak memiliki riwayat darah tinggi
9. Ibu yang menyusui. (1)
8. Yang tidak boleh menggunakan KB suntik 3 bulan
1. Ibu hamil atau yang dicurigai hamil
2. Ibu yang menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
3. Diabetes melitus yang disertai komplikasi
4. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. (1)
9. Waktu yang dibolehkan untuk penggunaan KB suntik 3 bulan
1. Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
2. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid dan pasien
tidak hamil. Pasien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari
waktu 7 hari.
3. Jika pasien pascapersalinan > 6 bulan, menyusui, serta belum haid,
suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan ibu tidak
hamil.
4. Bila pascapersalinan 3 minggu dan tidak menyusui , suntikan kombinasi
dapat diberikan.
5. Ibu pascakeguguran, suntikan progestin dapat diberikan.
6. Ibu dengan menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain dan
diberikan asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil dan pemberiannya
tanpa menunggu datangnya had. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid
metode kontrasepsi lain tidak diperlukan. Bila sebelumnya IUD dan ingin
suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu keluarga tersebut dan suami
mempunyai peranan yang penting, dimana suami sangat dituntut bukan hanya
sebagai pencari nafkah akan tetapi suami sebagai motivator dalam berbagai
Peran suami adalah perangkat tingkah yang dimiliki oleh seorang lelaki yang
dalam Keluarga Berencana (KB) antara lain sebagai peserta Keluarga Berencana
suami dalam KB merupakan bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung jawab
para pria. Aspek – aspek dukungan dari suami yaitu berupa dukungan emosional,
Dukungan sosial dapat berupa informasi atau nasihat verbal atau non verbal,
bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat
karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku
Sebagian besar suami menyarankan ibu untuk aktif dalam program KB,
semangat untuk ibu melakukan program KB. Pada dukungan instrumental lebih
diluar klinik dan hanya sebagian kecil suami yang mendampingi ibu sampai
kedalam ruang praktek bidan. Pada dukungan emosional sebagian besar suami
namun sebagian besar suami dalam dukungan emosional tidak mendukung seperti
ibu aktif di program Keluarga Berencana (KB). Hal tersebut dapat membuat ibu
mengurangi semangat ibu untuk aktif di program Keluarga Berencana (KB). (14)
18
kelangsungan hidup ibu dan anak, serta berperilaku seksual yang sehat dan aman
kebutuhan serta keinginan suami dan istri. Dalam penggunaan kontrasepsi pria,
kontrasepsi. Suami dan istri harus saling mendukung dalam penggunaan metode
mengizinkan istri adalah pedoman penting bagi istri untuk menggunakan alat
kontrasepsi. Bila suami tidak mengizinkan atau mendukung, hanya sedikit istri
yang berani untuk tetap memasang alat kontrasepsi tersebut. Dukungan suami
yang diberikan suami kepada istri untuk menggunakan alat kontrasepsi, dukungan
menggunakan alat kontrasepsi, suami yang memberi keputusan kepada istri untuk
dalam memberikan informasi juga sangat berpengaruh bagi istri. Peran edukator
yang dapat diberikan oleh suami kepada istri antara lain suami ikut pada saat
istri jadwal kunjungan ulang atau jadwal untuk kontrol, mengingatkan istri hal
yang tidak boleh dilakukan saat memakai alat kontrasepsi dan sebagaikanya akan
sangat berperan bagi istri saat akan atau telah memakai alat kontrasepsi. Oleh
tentang alat kontrasepsi terkhusus atau alat kontrasepsi yang sedang digunakan
yang diberikan kepada istrinya tidak salah. Pengetahuan dapat diperoleh suami
kesehatan reproduksinya. Hal ini dapat terlihat saat suami menyediakan waktu
untuk mendampingi istri memasang alat kontrasepsi atau kontrol, suami bersedia
memberikan biaya khusus untuk memasang alat kontrasepsi, dan membantu istri
1. Sebagai peserta KB
sejak pria tersebut melakuka akad nikah denga wanita pasangannya, dalam
merencanakan jumlah anak yang akan dimiliki. Sampai dengan akhir masa
sebaganya.
c. Membantu mencari perolongan bila terjadi efek samping maupun
komolikasi.
d. Mengantarkan ke fasilitas pekayanan untuk kontrol atau rujukan.
e. Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan.
f. Menggantikan pemakaian kontrasepsi bila keadaan istrinya tidak
memungkinkan. (14)
3. Memberi pelayanan KB
Pasrtisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
(14)
4. Merencanakan jumlah anak bersama istri
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan antara suami
2.4. Hipotesa
Hipotesa pada penelitian ini adalah ada hubungan peran suami dengan
pemilihan alat kontrasepsi suntik di klinik Bidan Martini, Am. Keb Lhoksukon
Aceh Utara.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
tentang gambaran alur penelitian yang menggambarkan pola pikir peneliti dalam
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan
hubungan peran suami dengan pemilihan alat kontrasepsi suntik di klinik bidan
Aceh Utara.
3.2.2. Waktu Penelitian
23
Waktu yang di perlukan untuk penelitian ini adalah 3 bulan mulai dari
bulan Juni – Agustus 2018, dimulai dari penelusuran pustaka, konsul judul,
pengumpulan data, pengolahan dan analisa data serta penyusunan hasil penelitian.
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
diteliti dan kemudian di tarik kesimpulannya. (16) Populasi dalam penelitian ini
adalah ibu-ibu yang aktif dalam program KB suntik 1 bulan dan 3 bulan di klinik
populasi tersebut. (16) Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu
dependen tentang hubungan peran suami dengan pemilihan alat kontrasepsi suntik
di klinik bidan Martini, Am. Keb Lhoksukon, Aceh Utara. dapat dilihat dibawah
ini:
Defenisi operasional dalam penelitian ini dapat kita lihat sebagai berikut :
TABEL 3.1.
Definisi Operasional
Variabel Defenisi Alat Skala
Kategori
Independen Operasional Ukur Ukur
Peran Tanggungjawab/dukunga kuesioner 1. Mendukung : Ordinal
Suami n yang diberikan suami bila
terhadap ibu yang ingin responden
melakukan KB suntik mendapat
total skor
>50% (15-30)
2. Tidak
mendukung :
bila
responden
mendapat
total skor
≤50% (<15)
Variabel Defenisi Alat Skala
Kategori
Dependen Operasional Ukur Ukur
Pemilihan Pilihan ibu dalam Kuesioner 1. KB Suntik 1 Nominal
Alat keikutsertaan untuk bulan
Kontrasepsi memakai KB suntik 2. KB Suntik 3
Suntik bulan
1. Data primer, adalah data yang di peroleh langsung dari responden melalui
kuesioner penelitian.
2. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari catatan dan laporan
3. Data tersier, adalah data yang diperoleh dari naskah yang sudah
oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan benar. Data yang terkumpul di
1. Collecting
2. Checking
lembar observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga
pengolahan dan pemberian hasil yang valid dan realibel; dan terhindar dari
bias.
3. Coding
4. Entering
5. Processing
Semua data yang telah di input kedalam aplikasi komputer akan diolah
Test.
3.8.2. Uji Reliabilitas
Menentukan derajat konsistensi dari instrumen penelitian berbentuk
di tuang dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yaitu distribusi frekuensi peran
suami dengan pemilihan alat kontrasepsi suntik di kinik bidan Martini, Am. Keb
dua variabel yang di duga berhubungan (korelasi) yaitu antara variabel bebas
menunjukkan nilai p <p value (0,05) maka dikatakan (Ho) ditolak dan (Ha) di
27
dengan pemilihan alat kontrasepsi suntik di kinik bidan Martini, Am. Keb
Lhoksukon, Aceh Utara pada bulan januari-juni 2018 digunakan analisis tabulasi
silang.