Anda di halaman 1dari 13

Korosi Fatigue

Fatigue atau kelelahan adalah bentuk dari kegagalan yang terjadi pada struktur karena beban
dinamik yang berfluktuasi dibawah yield strength yang terjadi dalam waktu yang lama dan
berulang-ulang. Fatigue menduduki 90% penyebab utama kegagalan pemakaian. Terdapat 3
fase dalam perpatahan fatik : permulaan retak, penyebaran retak, dan patah. Mekanisme dari
permulaan retak umumnya dimulai dari crack initiation yang terjadi di permukaan material
yang lemah atau daerah dimana terjadi konsentrasi tegangan di permukaan (seperti goresan,
notch, lubang-pits dll) akibat adanya pembebanan berulang. Selanjutnya, adalah penyebaran
retak ini berkembang menjadi microcracks. Perambatan atau perpaduan microcracks ini
kemudian membentuk macrocracks yang akan berujung pada failure. Maka setelah
itu, material akan mengalami apa yang dinamakan perpatahan. Perpatahan terjadi ketika
material telah mengalami siklus tegangan dan regangan yang menghasilkan kerusakan yang
permanen.
Suatu bagian dari benda dapat dikenakan berbagai macam kondisi pembebanan termasuk
tegangan berfluktuasi, regangan berfluktuasi, temperatur berfluktuasi (fatik termal), atau dalam
kondisi lingkungan korosif atau temperatur tinggi. Kebanyakan kegagalan pemakaian terjadi
sebagai akibat dari tegangan-tegangan tarik.
Awal proses terjadinya kelelahan (fatigue) adalah jika suatu benda menerima beban yang
berulang maka akan terjadi slip. Ketika slip terjadi dan benda berada di permukaan bebas maka
sebagai salah satu langkah yang disebabkan oleh perpindahan logam sepanjang bidang slip.
Ketika tegangan berbalik, slip yang terjadi dapat menjadi negatif (berlawanan) dari slip awal,
secara sempurna dapat mengesampingkan setiap efek deformasi. Deformasi ini ditekankan
oleh pembebanan yang berulang, sampai suatu retak yang dapat terlihat akhirnya muncul retak
mula-mula terbentuk sepanjang bidang slip.
Fatigue menyerupai brittle fracture yaitu ditandai dengan deformasi plastis yang sangat sedikit.
Proses terjadinya fatigue ditandai dengan crack awal, crack propagatin dan fracture akhir.
Permukaan fracture biasanya tegak lurus terhadap beban yang diberikan. Dua sifat makro dari
kegagalan fatigue adalah tidak adanya deformasi plastis yang besar dan farcture yang
menunjukkan tanda-tanda berupa ‘beachmark’ atau ‘camshell’. Tanda-tanda makro dari fatigue
adalah tanda garis garis pada pemukaan yang hanya bisa dilihat oleh mikroskop elektron.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fatigue adalah :

1. Tegangan Siklik. Besarnya tegangan siklik tergantung pada kompleksitas geometri


dan pembebanan.
2. Geometri . Konsentrasi stress akibat variasi bentuk geometri merupakan titik
dimulainya fatigue cracks.
3. Kualitas permukaan. Kekasaran permukaan dapat menyebabkan konsentrasi stress
mikroscopic yang menurunkan ketahanan fatik
4. Tipe material. Fatigue setiap material berbeda beda, contohnya komposit dan polymer
memiliki fatigue yang berbeda dengan metal.
5. Tegangan sisa. Proses manufaktur seperti pengelasan, pemotongan, casting dan proses
lainnya yang melibatkan panas atau deformasi dapat membentuk tegangan sisa yang
dapat menurunkan ketahanan fatik material.
6. Besar dan penyebaran internal defects. Cacat yang timbul akibat proses casting
seperti gas porosity, non-metallic inclusions dan shrinkage voids dapat nenurunkan
ketahanan fatik.
7. Arah beban. Untuk non-isotropic material, ketahanan fatik dipengaruhi oleh arah
tegangan utama.
8. Besar butir. Pada umumnya semakin kecil ukuran butir akan memperpanjang fatigue.
9. Lingkungan. Kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan erosi, korosi dapat
mempengaruhi fatigue life.
10. Temperatur. Temperatur tinggi menurunkan ketahanan fatik material.
Fatigue life dapat ditingkatkan dengan cara :
1. Mengontrol tegangan
– Peningkatan tegangan menurunkan umur fatigue.
– Pemicunya dapat secara mekanis (fillet atau alur pasak) maupun metalurgi (porositas atau
inklusi).
– Kegagalan fatik selalu dimulai pada peningkatan tegangan
2. Mengontrol struktur mikro
– Meningkatnya ukuran benda uji, umur fatik kadang-kadang menurun
– Kegagalan fatik biasanya dimulai pada permukaan
– Penambahan luas permukaan dari benda uji besar meningkatkan kemungkinan dimana
terdapat suatu aliran, yang akan memulai kegagalan dan menurunkan waktu untuk memulai
retak
3. Mengontrol penyelesaian permukaan
– Dalam banyak pengujian dan aplikasi pemakaian, tegangan maksimum terjadi
pada permukaan
– Umur fatik sensitif terhadap kondisi permukaan
– Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah tegangan sisa permukaan.
Selain itu, cara meningkatkan ketahanan fatigue pada material logam dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
1.Sandblasting
adalah proses penyemprotan abrasive material biasanya berupa pasir silika atau steel grit
dengan tekanan tinggi pada suatu permukaan dengan tujuan untuk menghilangkan material-
material kontaminasi seperti karat, cat, garam, oli dll. Selain itu juga bertujuan untuk membuat
profile (kekasaran) pada permukaan metal sehingga cat lebih melekat.
Sandblasting juga dapat diartikan suatu proses pembersihan permukaan dengan cara
menembakan partikel (Pasir) kesuatu permukaan material sehingga menimbulkan gesekan /
tumbukan. Permukaan material tersebut akan menjadi bersih dan kasar. Tingkat kekasarannya
dapat disesuaikan dengan ukuran pasirnya serta tekanannya.

Gambar 1. Sandblasting
Mengapa Sandblasting :
Sandblasting dipilih karena proses ini yang paling cepat dan efisien untuk membersihkan
permukaan material yang terkontaminasi oleh berbagai kotoran terutama karat. Efek
dari sandblasting ini membuat permukannya menjadi kasar dan permukaan yang kasar ini
membuat cat dapat melekat dengan kuat.
Berikut contoh benda yang belum melalui proses sandblasting (kiri) dan yang telah melalui
proses sandblasting (kanan) :

Gambar 2. Contoh Benda SandBlasting


Keuntungan dari Sandblasting :

1. Membersihkan permukaan material (logam) dari kontaminasi seperti karat, tanah,


minyak, garam, cat dan lainnya.
2. Mengupas cat lama yng sudah rusak atau pudar.
3. Membuat profil (kekasaran) pada permukaan material sehingga cat lebih melekat.
2. Coating
Dalam bidang material, coating merupakan salah satu teknik perlakuan permukaan (surface
treatment). Bila di terjemahkan bebas coating berarti “pelapisan”. Dengan coating, permukaan
suatu material dilapisi dengan material yang lain, dengan tujuan “memperbaiki” sifat base-
materialnya, seperti: meningkatkan ketahanan aus, ketahanan korosi, fatigue life, sebagai
thermal barrier dll.

Gambar 3. Metode Coating


3. Flooring Coating
Floor Coating, merupakan cat pelindung untuk lantai, dimana cat ini yang memiliki
keistimewaan yaitu mudah dibersihkan, kuat dan tahan lama, dapat menjadi pengganti keramik,
juga memiliki tingkat higienis yang tinggi. Floor Coating biasanya di aplikasikan untuk :

• Garasi
• Pabrik susu
• Kilang
• Laboratorium
• Hanggar pesawat terbang
• Bangunan pabrik makanan
Gambar 4. Metode Floor Coating
4. Shot peening
Shot peening adalah proses pengerjaan dingin pada permukaan material dengan cara
penyemprotan butiran baja atau gelas halus pada permukaan material sehingga didapat
tegangan sisa. Tujuan dari proses ini adalah untuk meningkatkan sifat fatik material. Shot
peening banyak diaplikasikan pada produksi pegas lilin, pegas daun, dan poros dengan tujuan
untuk mempertinggi ketahanan terhadap beban dinamis dari komponen tersebut.
Proses shot peening dilakukan dengan penembakan bola – bola baja yang berkecepatan tinggi
pada permukaan benda kerja. Tujuan dari proses ini adalah untuk memberikan tegangan sisa
tekan pada permukaan suatu komponen yang dapat memperbaiki sifat bahan terhadap beban
dinamis. Selain dapat memperbaiki karakteristik ketahanan terhadap beban dinamis proses shot
peening diduga juga berpengaruh terhadap karakteristik statis yang berupa kekerasan dan kuat
tarik bahan.

Gambar 5. Proses shot peening


Korosi Biologi
Korosi ini merupakan jenis korosi yang disebabkan oleh mikroba yang menempel pada
material sehingga menyebabkan material menjadi berkarat dan mengalami korosi.
• Mikro organisme hidup seperti bakteri dapat hidup dia air tanah, air laut, dan air yang
dipakai untuk industr maupun rumah tangga.
• Bakteri ini dapat menyebabkan terjadinya korosi yang dinamakan kroosi pengaruh biologi
atau biologycally influenced corrosion (MIC).
• MIC terjadi pada baja karbon, baja tahan karat dan aluminium jika logam – logam tersebut
berada di lingkungan air yang diam, pH antara 4-9 dan suhu 0-500 C.
• Industri – industri yang dipengaruhi bakteri seperti pada tabel di bawah :

Industri Bagian yang Terserang Korosi


Industri kimia Tanki stainles steel, pipa dan sambungan flens
terutama pada las setelah tes hidro tatis dengan
menggunakan air sungai atau sumur.
Pembangkit tenaga nuklir Tanki dna pipa dari baja karbon dan stainless
steel, pipa – pipa pendingin dari paduan Cu-Ni,
stainles steel, kiningan, aluminium dan
kuningan.
Industri perminyakan : offshore dan Peralatan yang berhubungan dengan minyak
onshore dan gas terutama dilingkungan asam akibat
pembentukan sulfida oleh bakteri pereduksi
sulfat atau sulfate reducing bacteria (SRB).
Industri yang menggunakan pipa Korosi pipa karena bakteri SRB dan zat organik
bawah tanah membusuk pada tanah jenis lempung (clay)
yang basah dengan pH netral.
Industri pengolahan air (water Heat exchanger dan pipa
treatment)
Industri pengolahan limbah Struktur penguat pada beton
Industri penerbangan Tanki bakar dari aluminium
Industri pengerjaan logam Kerusakan minyak pelumas dan emulisi
menyebabkan keausan
• Korosi MIC biasanya ditandai dengan adanya endapa besar (tubercles yang mengandung
lumpur biologis yang mengandung magnetite dan besi sulfida.
• Bakteri yang menyebabkan terjadinya MIC seperti terlihat pada tabel di bawah :
Interval Logam
Interva Kebutuha
Genus/spesies Suhu yang aktivitas
l pH n Oksigen
(0C) diserang
Besi dan
baja, Membantu Hidrogen
Bakteri stainless dalam mereduksi
Desulfovibrio 4-8 10-40 Anaerob steel, SO42-menjadi S2-dan
(D. Desulfurican) paduan H2S : membentuk
Al dan lapisan sulfida
Cu
10-40 Besi dan Mereduksi SO42-
Desulfotomaculu 2-
(beberap baja, menjadi S dan H2S :
m (D. Nigrifican 6-8 Anaerob
a : 45- stainless (pembentuk spora)
atau Clostridium
75) steel
Besi dan Mereduksi SO42-
Desulfomonas - 10-40 Anaerob 2-
baja menjadi S dan H2S
Besi dan Mengoksidasi belerang
baja, dan sulfida
Thiobacillus paduan membentuk H2SO4 :
0,5-8 10-40 Aerob
thiooxidan temabag merusak lapisan
a dan pelindung
beton
Thiobacillus Besi dan Mengoksidasi
1-7 10-40 Aerob
ferrooxidan baja Fe2+ menjadi Fe3+
Besi dan Mengoksidasi
baja, Fe2+ menjadi Fe3+ dan
Gallionella 7-10 20-40 Aerob
stainless menghasilkan tubercul
steel e
Besi dan Mengoksidasi
baja, Fe2+ menjadi Fe3+ dan
Sphaerotillus 7-10 20-40 Aerob
stainless menghasilkan tubercul
steel e
Besi dan Redusi Fe3+menjadi
2+
baja, Fe
Pseudomonas 4-9 20-40 Aerob
stainless
steel

Contoh bakteri :

Pengaruh Bakteri Aerob pada besi


Bakteri anaerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen dan mempunyai ciri – ciri :
• Menghasilkan limpur biologis (slime)
• Mengoksidasi sulfida dan menghasilkan asam sulfida
• Mengoksidasi besi : dari ion F2+ (mudah larut) menjadi F3+ (kurang bisa larut
• Menghasilkan asam

Daerah yang terlindung dibawah deposit bersifat anodik sedangkan di logam


sekelilingknya dan deposit terjadi reduksi oksigen reaksi :

O2 + 2H2O + 4e → 4OH-

Sehingga terjadi sel aerasi diferensial dan OH1- yang dihasilkan menyebabbkan terjadinya Fe
(OH)3atau Fe(CO3)3. Tubercles merupakan media hidup untuk bakteri SRb yang memakan
biomassa yang membusuk dan menghasilkan H2S. Jika terdapat klor maka ion klor ini akan
memasuiki daerah anodik dan menyebabkan terjadinya hidrolisis sehingga kesamaan tinggi
daerah anodik dib awah deposit.
Korosi Biologi pada Stanless Steel
• Lumpur bilogis yang dihasilkan oleh bakteri merupakan awal terjadinya korosi sumuran
pada stainless steel dalam air laut atau tawar.
• Lapisan biologis (biofilm) yang dihasilkan oleh bakteri aerob mempercepat reduksi katodik
oksigen yang larut dan jika ada klor, laju korosi menjadi tinggi.

Garam – garam lain dalam Air Laut


• Garam – garam seperti : A1C13, NiSO4, MnC1 dan FeC12 mengalami hidrolisis dan
membentuk asam jika larut dalam air laut, misal :
• Garam – garam seperti FeC13, CuC12 dan HgC12 tidak hanya menghasilkan asam tetapi
juga pasangan reaksi redoks :
• Garam amonium (NH4)1+
Garam amonium bersifat asam dan mempunyai efek korosi yang sangat besar pada baja
dan tembaga. Ion (NH4)1+ membentuk senywa kompleks.
• Nitrat
Nitrat bertindak sebagai oksidator dalam larutan asam melalui reaksi :
NO3- + 4H+ + 3e- → NO + 2H2O
Asam nitrat (HNO3) merupakan asam oksidasi dan lebih korosif daripada asam reduksi kuat.
Larutan Mengandung Belerang
• Belerang berada dalam konmdisi oksidasi dengan valensi dari -2 sampai +6 dalam larutan
elektrolit.
• Belerang berasal dari mineral, material organik dan makhluk hidup kainnya.
• Belerang merupakan produk pembusukan biologi dan ditemukan dalam sumur, sistem
geothermal dan kilang minyak.

Pembersihan Lambung kapal


Pekerjaan di atas dok pertama-tama dimulai dari pembersihan badan kapal dibawah garis air
dari kotoran-kotoran binatang laut dan tumbuh-tumbuhan laut (Fouling organisme), sisa-
sisa cat dan pengkaratan.
Beberapa cara telah kita kenal pembersihan badan kapal diantaranya :
• Pembersihan dengan cara mekanis yaitu dengan peralatan penyekrapan dan pemukulan (
ketok )
• Pembersihan dengan water jet cleaning
• Pembersihan dengan sand blasting

Pembersihan badan kapal yang dilakukan terbagi menjadi 2 (dua) pembersihan, yaitu:
1. Pembersihan terhadap binatang-binatang laut dan tumbuh-tumbuhan laut, yaitu
- Pembersihan dengan cara mekanis yaitu dengan cara penyekrapan.
Cara ini memakai sekrap baja yaitu semacam pisau pipih yang tajam ujugnya dan
dengan memakai tangkai dari kayu. Pembersihan dengan cara ini secara manual
menggunakan tenaga manusia.
Gambar : Pembersihan dengan cara penyekrapan

- Pembersihan dengan water jet cleaning.


Cara ini dengan menggunakan air bertekanan tinggi yang disemprotkan melalui nozel.
Semprotan air yang bertekanan tinggi ini didapat dari pompa bertekanan, lebih tinggi
kemampuan pompa makin baik kemampuan pembersihannya. Air yang dipakai dapat
air laut dan juga air tawar, tetapi mengingat sifat – sifat air laut lebih ganas terhadap
material dari logam, lebih baik mamakai air tawar karena tidak saja baik terhadap
pompanya sendiri tetapi binatang – binatang laut akan lebih mudah terlepas. Sedang
pompanya dapat digerakkan oleh motor diesel atau motor listrik, dan pompa ini
diletakkan diatas kereta yang beroda sehingga mudah dibawa ketempat – tempat yang
diperlukan.

Gambar pembersihan dengan waterjet cleaning


2. Pembersihan dari sisa-sisa cat dan pengkaratan, yaitu:
- Pembersihan dengan dengan memakai palu ketok,
dimana cara ini hasilnya kurang cepat kurang lebih 2 m² per jam dan kurang sempurna
karena memakai tenaga manusia. Biarpun cara ini kurang cepat dan kurang sempurna
masih banyak dipakai dalam praktek karena paling murah.

Gambar palu ketok


- Pembersihan dengan memakai alat sikat baja ( Wire Brush )
Pembersihan dengan sikat baja ini untuk membersihkan pengkaratan setelah
pengetokan, kotoran – kotoran yang sudah terlepas dari plat tetapi masih menempel.
Gambar sikat baja
- Pembersihan dengan memakai alat gerinda listrik
Cara ini adalah usaha pembersihan pengkaratan tanpa pengetokan, hasil
pembersihannya lebih sempurna dari pada cara – cara diatas, tetapi cara ini kurang
begitu cepat dan kemungkinan pelat akan ikut terkikis aus
- Pembersihan dengan sand blast
Sandblasting adalah suatu proses pembersihan permukaan dengan cara menembakan
partikel (Pasir) kesuatu permukaan material sehingga menimbulkan gesekan /
tumbukan. Permukaan material tersebut akan menjadi bersih dan kasar. Tingkat
kekasarannya dapat disesuaikan dengan ukuran pasirnya serta tekanannya.
Cara ini memakai pasir dan udara yang bertekanan tinggi dari kompresor. Pasir-pasir
ini disemprotkan / ditembakkan dengan kecepatan tinggi melalui nozel. Cara ini dapat
menghilangkan pengkaratan (pelat yang berkarat). Dengan cara sand blast ini akan
menimbulkan debu-debu halus, oleh karena itu operator harus memakai filter/masker
atau pelindung muka untuk melindungi dari debu.
Sandblasting dipilih kerna proses ini yang paling cepat dan efisien untuk
membersihkan permukaan material yang terkontaminasi oleh berbagai kotoran
terutama karat. Efek dari sandblasting ini membuat permukannya menjadi kasar dan
permukaan yang kasar ini membuat cat dapat melekat dengan kuat.
Gambar pembersihan dengan Sandblasting
Keuntungan dari Sandblasting :
1. Membersihkan permukaan material (besi) dari kontaminasi seperti karat, tanah, minyak,
cat, garam dan lainnya.
2. Mengupas cat lama yang sudah rusak atau pudar
3. Membuat profile (kekasaran) pada permukaan metal sehingga cat lebih melekat.

Anda mungkin juga menyukai