76 238 1 PB PDF
76 238 1 PB PDF
ABSTRAK
Di Indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan masih cukup tinggi, dan
merupakan 5-15% penyulit kehamilan serta merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi
mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Maka dilakukanlah penelitian tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan pada ibu hamil trimester III. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 40
orang dengan menggunakan data primer. Sampel yang diambil adalah pasien yang memeriksakan
kehamilan di Puskesmas Wajok Hulu tahun 2017 yang memenuhi kriteria inklusi untuk variabel yang
akan diteliti. Hasil analisis univariat dalam penelitian ini didapatkan hasil pada usia 20-35 tahun 24
orang (60%), multigravida 23 orang (57,5%), faktor keturunan 28 orang (70%), pada penyakit yang
diderita 25 orang (52,5%), IMT >23 20 orang (50%), riwayat obsetri yang lalu 29 orang (72,5%), dan
tidak hipertensi 22 orang (55%). Setelah dianalisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square
menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara hipertensi dalam kehamilan dengan faktor
keturunan (p=0,044), penyakit yang diderita (p=0,000), berat badan (p=0,026), dan riwayat obsetri
yang lalu (p=0,001) (p < 0,05). Sedangkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara hipertensi
dalam kehamilan dengan faktor usia (p=0,399) dan paritas (p=0,460) (p > 0,05). Pelayanan kesehatan
perlu memperhatikan setiap ibu hamil yang sudah memiliki faktor risiko terutama faktor keturunan
sehingga dapat dijadikan sebagai deteksi dini bagi ibu hamil yang memiliki risiko tinggi mengenai
adanya tanda bahaya dalam kehamilan salah satunya yaitu hipertensi dalam kehamilan.
ABSTRACT
In Indonesia the mortality and morbidity of hypertension in pregnancy is still quite high, and
constitutes 5-15% of pregnancy complications and is one of the three leading causes of maternal
mortality and maternal morbidity. So conducted research on the factors associated with hypertension
in pregnancy in pregnant women trimester III. This research is descriptive correlation research with
cross sectional approach with total sample 40 people using primary data. The sample taken was the
patient who checked the pregnancy at Wajok Hulu Public Health Center in 2017 which fulfilled the
inclusion criteria for the variables to be studied. The results of univariate analysis in this study were
obtained at age 20-35 years 24 people (60%), multigravida 23 people (57,5%), heredity 28 people
(70%), on disease suffered 25 people (52,5 %), BMI> 23 20 people (50%), previous obsessive history
29 people (72.5%), and no hypertension 22 people (55%). After analyzing bivariate using chi-square
test, there was a significant correlation between hypertension in pregnancy with heredity factor (p =
0,044), illness (p = 0,000), body weight (p = 0,026), and previous obsessive history p = 0.001) (p
<0.05). While there was no significant relationship between hypertension in pregnancy with age factor
(p = 0,399) and parity (p = 0,460) (p> 0,05). Health services need to pay attention to every pregnant
women who already have risk factors, especially heredity factors that can be used as early detection
for pregnant women who have a high risk of a sign of danger in pregnancy one of which is
hypertension in pregnancy.
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 125
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 126
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 127
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018
Persalinan yang mengalami eklamsia Populasi penelitian yaitu bayi usia 6-12
10%, masuk Rumah Sakit melalui rujukan bulan yang diberi ASI secara eksklusif
dari Rumah Sakit, BPS, dan dukun yaitu 7 sebanyak 68 bayi dan diberi susu formula
orang (70%), dan penyakit yang sebanyak 79 bayi. Dalam pengumpulan
menyertai 20% (Vika, 2015). data, peneliti menggunakan teknik total
Berdasarkan jurnal penelitian yang sampling. Namun, sampel yang
dilakukan Nelawati Rajamuda dan Agnes terjangkau hanya 40 sampel.
Montolalu ini didapatkan kejadian Pengumpulan data menggunakan
hipertensi ibu hamil pada umur <20 tahun kuesioner kemudian diolah serta dianalisis
117 orang (56,5%), pada primipara 109 menggunakan analisis univariat serta
(52,7%), dan pada riwayat hipertensi analisis bivariat menggunakan program
(preeklamsi-eklamsi) 115 orang (55,6 %) komputer dengan uji statistik yang
(Rajamuda, 2014). Berdasarkan data digunakan uji chi-square.
Puskesmas Wajok Hulu pada bulan
Januari-Desember tahun 2016 jumlah ibu C. Hasil
hamil K1 yaitu 473 orang dan K4 yaitu Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan
477 orang. Angka kejadian ibu hamil bahwa sebagian besar responden yaitu 24
yang termasuk dalam kategori resiko orang (60%) berusia 20-35 tahun. Paritas
tinggi sebanyak 95 orang dan yang responden sebagian besar diketahui
mengalami hipertensi dalam kehamilan (57,5%) yang termasuk dalam
yaitu 5 orang. Sedangkan data Puskesmas multigravida. Berdasarkan faktor
pada tahun 2017 dari bulan Januari keturunan responden di atas dapat
sampai dengan bulan Maret didapatkan diketahui bahwa dari 40 responden,
bahwa terjadi peningkatan ibu hamil yang sebagian besar dari responden yaitu 28
mengalami hipertensi dalam kehamilan orang (70%) yang memiliki faktor
sebanyak 22 orang (Puskesmas Wajok keturunan. Sementara penyakit yang
Hulu, 2016). diderita responden di atas dapat diketahui
Tingginya kejadian hipertensi dalam bahwa dari 40 responden, sebagian dari
kehamilan mempunyai kaitan erat dengan responden yaitu 25 orang (52,5%) yang
angka kesakitan dan kematian pada ibu tidak memiliki penyakit yang diderita.
maupun janin, dan masih banyaknya Sebagian besar responden mempunyai
faktor resiko serta belum sempurnanya berat badan masuk dalam IMT > 23. Serta
pengelolahan menyebabkan prognosa berdasarkan riwayat obsetri yang lalu di
yang buruk baik ibu maupun janinnya. atas dapat diketahui bahwa dari 40
responden, sebagian besar dari responden
B. Metode yaitu 29 orang (72,5%) yang tidak
Penelitian ini merupakan penelitian memiliki riwayat obsetri yang lalu. Pada
kuantitatif dengan pendekatan cross riwayat Hipertensi dalam kehamilan di
sectional. Penelitian dilaksanakan pada atas dapat diketahui bahwa dari 40
bulan Januari hingga Mei 2017 di UPTD responden, sebagian dari responden yaitu
Puskesmas Kecamatan Pontianak. 22 orang (55%) yang tidak hipertensi
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Karakteristik n %
Usia
<20 dan >35 tahun 16 40,0
20-35 tahun 24 60,0
Paritas
Primigravida 17 42,5
Multigravida 23 57,5
Faktor Keturunan
Ada 28 70,0
Tidak Ada 12 30,0
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 128
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 129
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 130
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018
penyakit teoritis. Sebagai faktor yang 23. Berdasarkan data di atas berkaitan
dapat meningkatkan kejadiannya adalah dengan teori yang mengatakan bahwa
kehamilan pertama kali (primigravida) Wanita yang berisiko terkena bentuk-
kejadiannya lebih tinggi, kejadiannya bentuk hipertensi dalam kehamilan antara
akan makin tinggi pada penyakit yang lain mereka yang memiliki tekanan darah
menyertai hamil (penyakit ginjal, penyakit prakehamilan tinggi; ibu yang kelebihan
tekanan darah tinggi), kehamilan dengan berat badan atau mengandung lebih dari
renggangan rahim makin tinggi (hamil satu bayi; penderita diabetes; mereka
dengan kebanyakan air ketuban, yang memiliki riwayat pribadi atau
kehamilan ganda, hamil dengan janin keluarga yang pernah terkena hipertensi
besar) (Bandiyah, 2009). kehamilan; dan juga wanita yang
Wanita yang berisiko terkena bentuk- mengandung untuk pertama kali atau
bentuk hipertensi dalam kehamilan antara dengan pasangan baru (Tiran, 2007). Jika
lain mereka yang memiliki tekanan darah proporsi dan tinggi badan ada dikisaran
prakehamilan tinggi (Tiran, 2007). normal, hampir tidak mungkin ada
Wanita yang mempunyai riwayat masalah seperti tekanan darah tinggi
kesehatan buruk atau wanita dengan badan ada dikiran normal, hampir tidak
komplikasi kehamilan sebelumnya, mungkin ada masalah seperti tekanan
membutuhkan pengawasan yang lebih darah tinggi atau diabetes selama
tinggi pada saat kehamilan karena hal ini kehamilan (Maryam, 2016).
akan dapat memperberat kehamilan bila Jurnal penelitian yang dilakukan oleh
ada penyakit yang telah diderita ibu Puspitasari (2013), yang meneliti tentang
sebelum hamil (Marmi, 2011). hubungan usia, graviditas, dan indeks
Menurut jurnal penelitian Nelawati massa tubuh dengan kejadian hipertesi
Rajamuda (2014) yang meneliti tentang dalam kehamilan, mengatakan bahwa ibu
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan hamil yang mengalami hipertensi dalam
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu kehamilan yang paling banyak adalah
Hamil Di Poli Klinik Obsetri Ginekologi pada ibu hamil dengan IMT ≤26,0
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. sebanyak 312 (58,8%) dan ibu hamil
Ratumbuysang Kota Manado didapatkan dengan IMT >26,0 sebanyak 219 (41,2%).
hasil bahwa 48,8% jumlah ibu hamil Berat badan harus diperhatikan pada
memiliki riwayat hipertensi sebelumnya setiap ibu hamil yang memeriksakan
(Rajamuda, 2014). kehamilannya karena berat badan ibu
Berdasarkan hasil penelitian yang hamil dapat meningkatkan resiko ibu
dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil hamil mengalami hipertensi dalam
bahwa ibu hamil yang mengalami kehamilannya terutama ibu hamil yang
hipertensi dalam kehamilan adalah ibu memiliki IMT > 23. Berdasarkan hasil
hamil yang tidak memiliki penyakit yang penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
sedang dideritanya saat ini. Namun, jika seorang ibu hamil memiliki IMT
Setiap ibu hamil yang memeriksakan dalam batas normal yaitu 18,5-22,9 maka
kehamilannya harus diperhatikan, ibu hamil kemungkinan tidak mengalami
terutama bagi ibu hamil yang menderita masalah dalam kehamilannya.
penyakit seperti hipertensi karena dapat Berdasarkan hasil penelitian terhadap
meningkatkan resiko ibu untuk riwayat obsetri yang lalu dengan
mengalami hipertensi dalam kehamilan. hipertensi dalam kehamilan, sebagian
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian besar dari responden yaitu 29 orang
yang dilakukan oleh peneliti bahwa (72,5%) yang tidak memiliki riwayat
47,5% ibu hamil yang mengalami obsetri yang lalu. Berdasarkan data di atas
hipertensi dalam kehamilan memiliki berkaitan dengan teori yang mengatakan
penyakit yang dideritanya saat ini. bahwa risiko paling signifikan tunggal
Berdasarkan hasil penelitian terhadap untuk mengalami pre-eklamsia adalah
berat badan dengan hipertensi dalam telah memiliki pre-eklamsia pada
kehamilan, sebagian dari responden yaitu kehamilan sebelumnya (Lalage, 2013).
20 orang (50%) yang masuk dalam IMT > Wanita yang berisiko terkena bentuk-
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 131
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018
Tabel 2
Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada
Ibu Hamil Trimester III
Tekanan Darah
Tidak Total P-value
Variabel Hipertensi
Hipertensi
n % n % n %
Usia
<20 dan >35 tahun 9 22,5 7 17,5 16 100 0,399
20-35 tahun 9 22,5 15 37,5 24 100
Paritas
Primigravida 6 15,0 11 27,5 17 100 0,460
Multigravida 12 20,0 11 37,5 23 100
Faktor Keturunan
Ada 16 15,0 12 30,0 28 100 0,044
Tidak Ada 2 20,0 10 25,0 12 100
Penyakit yang diderita
Ada 13 32,5 2 5,0 15 100 0,000
Tidak Ada 5 2,5 20 50,0 25 100
Berat Badan
IMT >23 13 65,0 7 17,5 20 100 0,026
IMT 18,5-22,9 5 2,5 15 37,5 20 100
Riwayat Obstetri yang lalu
Ada 10 90,0 1 10,0 11 100 0,001
Tidak Ada 8 27,5 21 72,5 29 100
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 132
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018
berarti tidak terdapat hubungan antara (0,547) < X2 tabel (3,84) yang berarti
usia yang berhubungan dengan kejadian tidak terdapat hubungan antara paritas
hipertensi dalam kehamilan. Dari terhadap kejadian hipertensi dalam
beberapa hal di atas dapat kita lihat bahwa kehamilan. Dari beberapa hal di atas dapat
kejadian hipertensi dalam kehamilan kita lihat bahwa hipertensi dalam
dapat terjadi pada ibu hamil pada segala kehamilan dapat terjadi pada ibu yang
usia baik usia kurang dari 25 tahun atau sedang hamil baik anak pertama atau pun
berusia lebih dari 35 tahun. Hal ini sesuai sudah pernah hamil sebelumnya. Hal ini
dengan beberapa teori dari faktor-faktor berkaitan dengan beberapa teori, yang
resiko hipertensi dalam kehamilan, yang tidak mencantumkan paritas terutama
tidak memasukan usia kedalam faktor pada primigravida sebagai faktor risiko
risiko hipertensi dalam kehamilan. Seperti hipertensi dalam kehamilan.
teori yang dikemukakan oleh Saifuddin Hal ini sesuai dengan teori yang
(2009) dan Ratna Dewi Pudi Astuti dikemukakan oleh Rukiyah (2010) yang
(2012), risiko meningkat pada: massa mengatakan bahwa etiologi hipertensi
plasenta besar (pada gemelli, penyakit dalam kehamilan: keturunan atau genetik;
trofoblas); diabetes mellitus; isoimunisasi obesitas; stress; rokok; pola makan yang
rhesus; faktor herediter; masalah salah; emosional; wanita yang
vaskuler. mengandung bayi kembar; ketidak
Menurut peneliti untuk faktor risiko sesuaian RH; sakit ginjal;
hipertensi dalam kehamilan yaitu faktor hiper/hipotyroid; koarktasi aorta;
usia tidak dapat dijadikan sebagai patokan gangguan kelenjar ardenal; gangguan
untuk mendeteksi secara dini mengenai kelenjar paratyroid. Seharusnya pre-
kejadian hipertensi dalam kehamilan, eklamsia ditemukan pada multipara dari
karena kejadian hipertensi dalam pada nulipara, tetapi kenyataannya sama-
kehamilan dapat terjadi pada ibu hamil sama dapat terjadi preeklamsia (Marmi,
disegala usia baik usia kurang dari 25 2011).
tahun atau berusia lebih dari 35 tahun Menurut peneliti untuk faktor risiko
maupun usia produktif dari seorang hipertensi dalam kehamilan yaitu faktor
wanita yaitu 20 – 35 tahun. Ibu hamil paritas tidak dapat dijadikan sebagai
dengan usia < 25 tahun dan ibu hamil patokan untuk mendeteksi secara dini
berusia > 35 tahun dianggap sebagai salah mengenai kejadian hipertensi dalam
satu faktor risiko untuk mengalami kehamilan, karena kejadian hipertensi
hipertensi dalam kehamilan. Namun dalam kehamilan dapat terjadi pada ibu
menurut artikel penelitian yang dilakukan hamil baik yang masuk dalam
oleh Lutfiatunnisa (2014) yang berjudul primigravida maupun multigravida. Ibu
faktor-faktor yang berhubungan dengan hamil yang masuk dalam primigravida
hipertensi pada kehamilan di wilayah dianggap sebagai salah satu faktor risiko
kerja puskesmas gatak kabupaten untuk mengalami hipertensi dalam
sukoharjo didapatkan hasil bahwa umur kehamilan dan menurut teori yang
tidak ada hubungan dengan hipertensi mengatakan bahwa angka kejadian untuk
pada kehamilan (p: 0,322 ; por: 1,9). primigravida, muda maupun tua lebih
tinggi. Namun menurut artikel penelitian
Hubungan Antara Paritas Dengan yang dilakukan oleh Lutfiatunnisa (2014)
Hipertensi Dalam Kehamilan yang berjudul faktor-faktor yang
Dari hasil penelitian menunjukan berhubungan dengan hipertensi pada
bahwa sangat sedikit dari responden yang kehamilan di wilayah kerja Puskesmas
masuk dalam primigravida dengan tidak Gatak Kabupaten Sukoharjo didapatkan
hipertensi yaitu 11 orang (64,7%) dan hasil bahwa gravida tidak ada hubungan
responden yang masuk dalam dengan hipertensi pada kehamilan (p: 0,31
multigravida dengan hipertensi yaitu 12 ; POR: 0,56).
orang (52,2%). Setelah dianlisis dengan
menggunakan uji chi-square didapatkan
nilai p = 0,460 (p>a=0,05) dan X2 hitung
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 133
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018
Hubungan Faktor Keturunan dengan dapat dilihat dari hasil uji statistik Chi-
Hipertensi dalam Kehamilan Square yaitu p-value hitung = 0,044.
Dari hasil penelitian menunjukan
bahwa sebagian dari responden yang Hubungan Penyakit yang Diderita
memiliki faktor keturunan dengan dengan Hipertensi dalam Kehamilan
hipertensi yaitu 16 orang (57,1%) dan Dari hasil penelitian menunjukan
responden yang tidak memiliki faktor bahwa sebagian kecil dari responden yang
keturunan dengan tidak hipertensi yaitu memiliki penyakit yang diderita dengan
10 orang (83,3%). Setelah dianalisis hipertensi yaitu 13 orang (86,7%) dan
dengan menggunakan uji statistik Chi- responden yang tidak memiliki penyakit
Square didapatkan hasil dengan p-value yang diderita dengan tidak hipertensi
hitung (0,044) < p-value alpha (0,05) dan yaitu 20 orang (80%). Setelah dianalisis
X2 hitung (4,045) > X2 tabel (3,84) yang dengan menggunakan uji statistik Chi-
berarti terdapat hubungan antara faktor Square didapatkan hasil dengan p-value
keturunan yang berhubungan dengan hitung (0,000) < p-value alpha (0,05) dan
kejadian hipertensi dalam kehamilan. X2 hitung (14,249) > X2 tabel (3,84) yang
Hal ini sesuai dengan teori yang berarti terdapat hubungan antara penyakit
dikemukakan oleh Denise Tiran (2007) yang diderita yang berhubungan dengan
yang mengatakan bahwa Wanita yang kejadian hipertensi dalam kehamilan. Dari
berisiko terkena bentuk-bentuk hipertensi beberapa hal di atas dapat kita lihat bahwa
dalam kehamilan antara lain mereka yang faktor penyakit yang diderita oleh ibu
memiliki riwayat pribadi atau keluarga hamil dapat meningkatkan kejadian
yang pernah terkena hipertensi kehamilan. hipertensi dalam kehamilan dan dapat
Faktor keturunan adalah faktor yang telah memperburuk penyakit yang diderita oleh
ada dalam diri manusia yang dibawa sejak ibu hamil tersebut (penyakit ginjal,
lahir. Sebagai contoh: diabetes millitus, penyakit tekanan darah tinggi, diabetes
asma, epilepsi, retardasi mental, mellitus).
hipertensi, buta warna dan lain-lain Hal ini sesuai dengan teori yang
(Wahyuningsih, 2009). Telah terbukti dikemukan oleh Judi Bothamley (2011)
bahwa pada ibu yang mengalami yang mengatakan bahwa terdapat
preeklamsia, 26% anak perempuannya hubungan berat antara ginjal dan
akan mengalami preeklamsia pula, hipertensi. Banyak penyakit ginjal yang
sedangkan hanya 8% anak menentu menyebabkan hipertensi dan hipertensi
mengalami preeklamsia (Prawirohardjo, dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
2013). Jika ada riwayat Menurut Powrie dan miller (2008) yang
preeklamsia/eklamsia pada ibu/nenek dimodivikasi oleh Bothamley (2011), Saat
penderita, faktor resiko meningkat sampai ini hipertensi kronik mempersulit 3-5%
±25% (Dewi, 2011). kehamilan. Wanita penderita hipertensi
Penelitian ini tidak sejalan dengan kronik memilki resiko yang lebih besar
Menurut peneliti untuk faktor risiko (20-40%) untuk mengalami
hipertensi dalam kehamilan yaitu faktor preeklamsia.Wanita yang berisiko terkena
keturunan dapat dijadikan sebagai bentuk-bentuk hipertensi dalam
patokan untuk mendeteksi secara dini kehamilan antara lain mereka yang
mengenai kejadian hipertensi dalam memiliki tekanan darah prakehamilan
kehamilan. Dari beberapa hal di atas dapat tinggi (Tiran, 2007). Wanita yang
kita lihat bahwa hipertensi dalam mempunyai riwayat kesehatan buruk atau
kehamilan dapat terjadi pada ibu hamil wanita dengan komplikasi kehamilan
yang memiliki hipertensi dalam sebelumnya, membutuhkan pengawasan
kehamilan baik dari diri sendiri maupun yang lebih tinggi pada saat kehamilan
dari keluarga kandung seperti ibu atau karena hal ini akan dapat memperberat
nenek, serta dapat disimpulkan bahwa kehamilan bila ada penyakit yang telah
faktor yang paling mendominasi dari diderita ibu sebelum hamil (Marmi,
berbagai faktor risiko hipertensi dalam 2011).
kehamilan adalah faktor keturunan, hal ini
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 134
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018
Teori yang dikemukakan oleh Siti Hal ini sesuai dengan teori yang
Bandiyah (2009) yang mengatakan bahwa dikemukakan oleh Denise Tiran (2007)
penyebab komplikasi kehamilan tidak yang mengatakan bahwa Wanita yang
diketahui dengan jelas sehingga disebut berisiko terkena bentuk-bentuk hipertensi
sebagai penyakit teoritis. Sebagai faktor dalam kehamilan antara lain mereka yang
yang dapat meningkatkan kejadiannya memiliki tekanan darah prakehamilan
adalah kehamilan pertama kali tinggi; ibu yang kelebihan berat badan
(primigravida) kejadiannya lebih tinggi, atau mengandung lebih dari satu bayi;
kejadiannya akan makin tinggi pada penderita diabetes; mereka yang memiliki
penyakit yang menyertai hamil (penyakit riwayat pribadi atau keluarga yang pernah
ginjal, penyakit tekanan darah tinggi), terkena hipertensi kehamilan; dan juga
kehamilan dengan renggangan rahim wanita yang mengandung untuk pertama
makin tinggi (hamil dengan kebanyakan kali atau dengan pasangan baru.
air ketuban, kehamilan ganda, hamil Menurut Powrie dan miller (2008)
dengan janin besar) (Bandiyah, 2009). yang dimodivikasi oleh Bothamley
Menurut peneliti untuk faktor risiko (2011), Saat ini hipertensi kronik
hipertensi dalam kehamilan yaitu mempersulit 3-5% kehamilan, walaupun
penyakit yang diderita dapat dijadikan angka kejadiannya cenderung meningkat
sebagai patokan untuk mendeteksi secara seiring dengan obesitas dan
dini mengenai kejadian hipertensi dalam kecenderungan untuk menunda
kehamilan, karena hipertensi dalam kehamilan. Jika proporsi dan tinggi badan
kehamilan dapat dipengaruhi oleh ada dikisaran normal, hampir tidak
penyakit yang diderita oleh ibu hamil mungkin ada masalah seperti tekanan
pada saat ini. Menurut jurnal penelitian darah tinggi badan ada dikiran normal,
Nelawati Rajamuda (2014) yang meneliti hampir tidak mungkin ada masalah seperti
tentang Faktor-Faktor Risiko Yang tekanan darah tinggi atau diabetes selama
Berhubungan Dengan Kejadian kehamilan (Maryam, 2016).
Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poli Klinik Menurut peneliti untuk faktor risiko
Obs-Gin Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. hipertensi dalam kehamilan yaitu faktor
L. Ratumbuysang Kota Manado berat badan dapat dijadikan sebagai
didapatkan hasil bahwa 48,8% jumlah ibu patokan untuk mendeteksi secara dini
hamil memiliki riwayat hipertensi mengenai kejadian hipertensi dalam
sebelumnya (Rajamuda, 2014). kehamilan, karena hipertensi dalam
kehamilan dapat dipengaruhi oleh berat
Hubungan Berat Badan dengan badan ibu hamil sebelum dan pada saat
Hipertensi dalam Kehamilan hamil terutama bagi ibu hamil yang
Dari hasil penelitian menunjukan memiliki IMT > 23. Hal ini sesuai dengan
bahwa sebagian kecil dari responden yang jurnal penelitian yang dilakukan oleh
memiliki IMT > 23 dengan hipertensi Puspitasari (2013) yang berjudul
yaitu 13 orang (65%) dan responden yang hubungan usia, graviditas, dan indeks
IMT 18,5-22,9 dengan tidak hipertensi masa tubuh dengan kejadian hipertensi
yaitu 15 orang (75%). Setelah dianalisis dalam kehamilan didapatkan hasil bahwa
dengan menggunakan uji statistik Chi- Indeks Masa Tubuh menunjukkan ada
Square didapatkan hasil dengan p-value hubungan dengan kejadian hipertensi
hitung (0,026) < p-value alpha (0,05) dan dalam kehamilan (OR = 2,602; p =
X2 hitung (4,949) > X2 tabel (3,84) yang 0,005).
berarti terdapat hubungan antara berat
badan yang berhubungan dengan kejadian Hubungan Riwayat Obsetri yang Lalu
hipertensi dalam kehamilan. Dari dengan Hipertensi dalam Kehamilan
beberapa hal di atas dapat kita lihat bahwa Dari hasil penelitian menunjukan
faktor berat badan dapat meningkatkan bahwa sebagian kecil dari responden yang
kejadian hipertensi dalam kehamilan memiliki faktor riwayat obsetri yang lalu
terutama ibu hamil yang memiliki IMT > dengan hipertensi yaitu 10 orang (90,9%)
23. dan responden yang tidak memiliki faktor
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 135
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018
riwayat obsetri yang lalu dengan tidak patokan untuk mendeteksi secara dini
hipertensi yaitu 21 orang (72,4%). Setelah mengenai kejadian hipertensi dalam
dianalisis dengan menggunakan uji kehamilan, karena ibu hamil yang
statistik Chi-Square didapatkan hasil memiliki riwayat obsetri yang lalu
dengan p-value hitung (0,001) < p-value pernah mengalami hipertensi dalam
alpha (0,05) dan X2 hitung (10,489) > X2 kehamilan dapat meningkatkan resiko ibu
tabel (3,84) yang berarti terdapat untuk mengalami hipertensi dalam
hubungan antara riwayat obsetri yang lalu kehamilan pada kehamilannya saat ini.
yang berhubungan dengan hipertensi
dalam kehamilan. Dari beberapa hal di E. Kesimpulan
atas dapat kita lihat bahwa ibu hamil yang Mayoritas tingkat Pengetahuan Ibu
memilki riwayat obsetri yang lalu dapat menopause tentang aktivitas hubungan
meningkatkan kejadian hipertensi seksual pada masa menopause dalam
dikehamilan berikutnya. Hal ini sesuai kategori cukup sebanyak 24 orang
dengan teori yang dikemukakan oleh (63,2%). Pengertian menopause dalam
Zerlina Lalage (2013) yang mengatakan aktivitas hubungan seksual dalam kategori
bahwa risiko paling signifikan tunggal baik sebanyak 25 orang (65,8%).
untuk mengalami pre-eklamsia adalah Frekuensi aktivitas hubungan seksual
telah memiliki pre-eklamsia pada pada masa menopause dalam kategori
kehamilan sebelumnya. cukup sebanyak 18 orang (47,4%).
Menurut jurnal penelitian Nelawati Penyebab perubahan aktivitas seksual
Rajamuda (2014) yang meneliti tentang pada masa menopause dalam kategori
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan kurang sebanyak 27 orang (71,1%).
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Faktor-faktor yang mempengaruhi
Hamil Di Poli Klinik Obs-Gin Rumah perubahan aktivitas seksual pada masa
Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang menopause dalam kategori cukup
Kota Manado didapatkan hasil bahwa sebanyak 28 orang (73,7%).Cara
48,8% jumlah ibu hamil memiliki riwayat mengatasi keluhan saat melakukan
hipertensi sebelumnya (Rajamuda, 2014). aktivitas hubungan seksual pada masa
Menurut peneliti untuk faktor risiko menopause dalam kategori baik sebanyak
hipertensi dalam kehamilan yaitu riwayat 15 orang (39,5%).
obsetri yang lalu dapat dijadikan sebagai
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 136
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 137