Anda di halaman 1dari 13

Volume 4, Nomor 2 Januari 2018

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


HIPERTENSI PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
Analysis of Factors Related to Incidence of Hypertension on Pregnant Women Trimester III

Jumaiza*, Devi Elvira*, Arip Ambulan Panjaitan**

*Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak


**Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Kapuas Raya
e-mail: devielvira5864@gmail.com/arief.naburju92@gmail.com

ABSTRAK

Di Indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan masih cukup tinggi, dan
merupakan 5-15% penyulit kehamilan serta merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi
mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Maka dilakukanlah penelitian tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan pada ibu hamil trimester III. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 40
orang dengan menggunakan data primer. Sampel yang diambil adalah pasien yang memeriksakan
kehamilan di Puskesmas Wajok Hulu tahun 2017 yang memenuhi kriteria inklusi untuk variabel yang
akan diteliti. Hasil analisis univariat dalam penelitian ini didapatkan hasil pada usia 20-35 tahun 24
orang (60%), multigravida 23 orang (57,5%), faktor keturunan 28 orang (70%), pada penyakit yang
diderita 25 orang (52,5%), IMT >23 20 orang (50%), riwayat obsetri yang lalu 29 orang (72,5%), dan
tidak hipertensi 22 orang (55%). Setelah dianalisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square
menunjukan terdapat hubungan yang bermakna antara hipertensi dalam kehamilan dengan faktor
keturunan (p=0,044), penyakit yang diderita (p=0,000), berat badan (p=0,026), dan riwayat obsetri
yang lalu (p=0,001) (p < 0,05). Sedangkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara hipertensi
dalam kehamilan dengan faktor usia (p=0,399) dan paritas (p=0,460) (p > 0,05). Pelayanan kesehatan
perlu memperhatikan setiap ibu hamil yang sudah memiliki faktor risiko terutama faktor keturunan
sehingga dapat dijadikan sebagai deteksi dini bagi ibu hamil yang memiliki risiko tinggi mengenai
adanya tanda bahaya dalam kehamilan salah satunya yaitu hipertensi dalam kehamilan.

Kata Kunci: Hipertensi, Ibu Hamil, Obsetri, Usia, Paritas

ABSTRACT

In Indonesia the mortality and morbidity of hypertension in pregnancy is still quite high, and
constitutes 5-15% of pregnancy complications and is one of the three leading causes of maternal
mortality and maternal morbidity. So conducted research on the factors associated with hypertension
in pregnancy in pregnant women trimester III. This research is descriptive correlation research with
cross sectional approach with total sample 40 people using primary data. The sample taken was the
patient who checked the pregnancy at Wajok Hulu Public Health Center in 2017 which fulfilled the
inclusion criteria for the variables to be studied. The results of univariate analysis in this study were
obtained at age 20-35 years 24 people (60%), multigravida 23 people (57,5%), heredity 28 people
(70%), on disease suffered 25 people (52,5 %), BMI> 23 20 people (50%), previous obsessive history
29 people (72.5%), and no hypertension 22 people (55%). After analyzing bivariate using chi-square
test, there was a significant correlation between hypertension in pregnancy with heredity factor (p =
0,044), illness (p = 0,000), body weight (p = 0,026), and previous obsessive history p = 0.001) (p
<0.05). While there was no significant relationship between hypertension in pregnancy with age factor
(p = 0,399) and parity (p = 0,460) (p> 0,05). Health services need to pay attention to every pregnant
women who already have risk factors, especially heredity factors that can be used as early detection
for pregnant women who have a high risk of a sign of danger in pregnancy one of which is
hypertension in pregnancy.

Keywords: Hypertension, Pregnant Women, Obsetry, Age, Parity

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 125
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018

A. Pendahuluan menahun atau yang terjadi sesudah masa


Kehamilan dan persalinan merupakan nifas (Prawirohardjo, 2013). Berdasarkan
peristiwa kehidupan normal dan United Nations Millennium Development
umumnya berlanjut tanpa ada problem Goal (MDG) tahun 2015, AKI
mayor (masalah utama), berbeda dengan keseluruhan sebesar 216 per 100.000
ketidaknyamanan fisik yang muncul kelahiran hidup untuk 183 negara dan
akibat perubahan dalam tubuh anda. wilayah yang tercakup dalam analisis. Di
Namun, terkadang sakit atau problem indonesia, AKI tercatat 126 per 100.000
yang diderita wanita hamil semasa ini kelahiran hidup. Angka ini masih cukup
memerlukan perhatian medis. Problem- tinggi jika dibandingkan dengan AKI di
problem ini berupa komplikasi yang Singapura hanya 10 per 100.000 kelahiran
berkembang akibat dampak langsung hidup, Brunei 23 per 100.000 kelahiran
kehamilan. Antara lain infeksi vagina, hidup, Filipina 114 per 100.000 kelahiran
tekanan darah tinggi, perdarahan vagina hidup, Malaysia 40 per 100.000 kelahiran
dan menggandung lebih dari satu janin hidup, dan Vietnam 54 per 100.000
(Tiran,2007). Kehamilan dapat berjalan kelahiran hidup (WHO,2015).
lancar baik karena ada faktor-faktor yang Preeklampsia merupakan suatu kondisi
mempengaruhi kehamilan. Ada tiga faktor medis dimana timbul peningkatan tekanan
yang mempengaruhi kehamilan, yaitu darah, udem dan proteinuria selama
faktor fisik meliputi status kesehatan, kehamilan (Lalage, 2013). Sedangkan
status gizi, gaya hidup; faktor psikologis menurut Prawirohardjo Sarwono,
meliputi stressor, support keluarga, Preeklamsia adalah hipertensi yang
Subrainstormingtan abuse (subtance timbul setelah 20 minggu kehamilan
abuse), partner abuse; dan faktor sosial disertai dengan proteinuria
budaya dan ekonomi (Marmi,2011). (Prawirohardjo, 2013). Peningkatan
Setiap tahun sekitar 160 juta tekanan darah selama kehamilan
perempuan di seluruh dunia hamil. merupakan salah satu jenis penyakit yang
Sebagian besar kehamilan ini berlangsung perlu diwaspadai dimana keadaan ini bisa
dengan aman. Namun, sekitar 15% membahayakan ibu hamil karena pada
menderita komplikasi berat, dengan beberapa kasus preeklamsi dengan
sepertiganya merupakan komplikasi yang komplikasi merupakan penyebab utama
mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini kematian pada ibu hamil (Lalage, 2013).
mengakibatkan kematian lebih dari Tekanan darah merupakan dorongan
setengah juta ibu setiap tahun pembuluh darah terhadap dinding
(Prawirohardjo,2013). Kematian ibu pembuluh darah. Beberapa perubahan
dibagi menjadi kematian langsung dan terjadi dalam sirkulasi selama kehamilan
tidak langsung. Kematian ibu langsung sebagai dampak pengaruh hormonal,
adalah sebagai akibat komplikasi meningkatnya berat badan dan adanya
kehamilan, persalinan, atau masa nifas, jaringan-jaringan ekstra yang diperlukan
dan segala intervensi atau penangan tidak bagi janin untuk tumbuh dan berkembang.
tepat dari komplikasi tersebut. Kematian Tekanan darah akan turun selama 24
ibu tidak langsung merupakan akibat dari minggu pertama kehamilan akibat terjadi
penyakit yang sudah ada atau penyakit penurunan dalam perifer vaskuler
yang timbul sewaktu kehamilan yang resistence yang disebabkan oleh
berpengaruh terhadap kehamilan, peregangan otot halus oleh progesterone.
misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-10
dan penyakit kardiovaskular mmHg dan diastolik pada 10-15 mmHg.
(Prawirohardjo, 2013). Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit
Penyebab kematian ibu telah diuraikan demi sedikit naik kembali pada tekanan
diatas, yaitu perdarahan, infeksi, darah sebelum aterm. Aliran darah
hipertensi dalam kehamilan, partus meningkat dengan cepat seiring dengan
macet, dan aborsi. Kesakitan ibu terdiri pembesaran uterus dan ukuran konseptus
atas komplikasi ringan sampai berat meningkat lebih cepat. Akibatnya lebih
berupa komplikasi permanen atau banyak oksigen diambil dari darah uterus

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 126
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018

selama masa kehamilanlanjut hiperplasentosis, misalnya: mola


(Tiran,2007). hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes
Tekanan darah tinggi dapat mellitus, hidrops fetalis, bayi besar; umur
menurunkan aliran darah ke plasenta, yang ekstrim; riwayat keluarga pernah
yang akan mempengaruhi persediaan preeklamsia/eklamsia; penyakit-penyakit
oksigen dan nutrisi dari bayi. Hal ini ginjal dan hipertensi yang sudah ada
dapat memperlambat pertumbuhan bayi sebelum hamil; obesitas (Prawirohardjo,
dan meningkatkan resiko saat melahirkan. 2013).
Tekanan darah tinggi juga dapat Jurnal penelitian Sri Rejeki dan
meningkatkan resiko kerusakan tiba-tiba Nikmatul Hayati yang berjudul perilaku
dari plasenta, dimana plasenta akan patuh perawatan ibu primigravida dengan
terpisah dari uterus sebelum waktunya kejadian preeklamsia berat eklamsi di
(Lalage, 2013). Hipertensi dalam RSUD Soewondo kendal 2006 dengan
kehamilan merupakan 5-15% penyulit menggunakan analisa Xa diperoleh hasil
kehamilan dan merupakan salah satu dari ada hubungan faktor usia kehamilan ibu,
tiga penyebab tertinggi mortalitas dan riwayat preeklamsia sebelumnya, riwayat
morbiditas ibu bersalin. Di Indonesia penyakit ginjal dan hipertensi dengan
mortalitas dan morbiditas hipertensi kejadian hipertensi dengan kejadian
dalam kehamilan juga masih cukup tinggi. preeklamsia berat. Selain itu ada
Hal ini disebabkan selain oleh etiologi hubungan yang signifikan antara
tidak jelas, juga oleh perawatan dalam kepatuhan ibu hamil primigravida dalam
persalinan masih ditangani oleh petugas melaksanakan nasehat yang diberikan
non medik dan sistem rujukan yang belum oleh tenaga kesehatan dengan kejadian
sempurna (Prawirohardjo,2013). preeklamsia berat (Po: 0,001) (Rejeki,
Perempuan hamil dengan hipertensi 2006).
mempunyai resiko tinggi untuk Menurut jurnal penelitian yang
komplikasi yang berat seperti penyakit dilakukan oleh Nelawati Rajamuda yang
jantung, penyakit pembuluh darah otak, berjudul “faktor-faktor yang berhubungan
ataupun gagal organ hingga kematian. dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
Terhadap janin, hipertensi mengakibatkan di poli klinik Obsetri Ginekologi Rumah
resiko perkembangan janin dalam rahim Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L Ratumbuysang
yang terlambat, kelahiran sebelum kota Manado” didapatkan kejadian
waktunya, dan kematian janin dalam hipertensi ibu hamil pada umur <20 tahun
rahim (Lalage,2013). Hipertensi 117 orang (56,5%), pada primipara 109
gestasional adalah hipertensi yang timbul (52,7%), dan pada riwayat hipertensi
pada kehamilan tanpa disertai proteinuria (preeklamsi-eklamsi) 115 orang (55,6 %).
dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan Hasil bivariat yaitu terdapat hubungan
pasca persalian atau kehamilan dengan antara umur dengan kejadian hipertensi
tanda-tanda preeklamsia tetapi tanpa pada ibu hamil (p=0,002), terdapat
proteinuria (Prawirohardjo,2013). hubungan antara paritas dengan kejadian
Beberapa kondisi ini tidak tercakup hipertensi pada ibu hamil dengan nilai
dalam satu kategori saja: contohnya, p=0,000 dan terdapat hubungan antara
mungkin anda memiliki tekanan darah riwayat hipertensi dengan kejadian
tinggi sebelum hamil namun efek hormon, hipertensi pada ibu hamil dengan nilai
meningkatnya berat badan dan faktor- p=0,002 (p<0,005) (Rajamuda, 2014).
faktor lainnya semakin memperburuk Penelitian yang dilakukan Vika (2015)
kondisi tersebut dan menimbulkan yang berjudul “Faktor-faktor yang
komplikasi pre-eklamsia yang berhubungan dengan kematian ibu akibat
berhubungan dengan kehamilan (Tiran, eklamsia pada ibu bersalin di RSUD
2007). Terdapat banyak faktor resiko Dokter Seodarso tahun 2015” didapatkan
untuk terjadinya hipertensi dalam hasil faktor umur 25-35 tahun yaitu 6
kehamilan, yang dapat dikelompokkan orang(60%), pendidikan SMA yaitu 6
dalam faktor resiko sebagai berikut: orang (60%), pendapatan rendah
primigravida, primipaternitas; (>1.380.000) yaitu 7 orang (70%), riwayat

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 127
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018

Persalinan yang mengalami eklamsia Populasi penelitian yaitu bayi usia 6-12
10%, masuk Rumah Sakit melalui rujukan bulan yang diberi ASI secara eksklusif
dari Rumah Sakit, BPS, dan dukun yaitu 7 sebanyak 68 bayi dan diberi susu formula
orang (70%), dan penyakit yang sebanyak 79 bayi. Dalam pengumpulan
menyertai 20% (Vika, 2015). data, peneliti menggunakan teknik total
Berdasarkan jurnal penelitian yang sampling. Namun, sampel yang
dilakukan Nelawati Rajamuda dan Agnes terjangkau hanya 40 sampel.
Montolalu ini didapatkan kejadian Pengumpulan data menggunakan
hipertensi ibu hamil pada umur <20 tahun kuesioner kemudian diolah serta dianalisis
117 orang (56,5%), pada primipara 109 menggunakan analisis univariat serta
(52,7%), dan pada riwayat hipertensi analisis bivariat menggunakan program
(preeklamsi-eklamsi) 115 orang (55,6 %) komputer dengan uji statistik yang
(Rajamuda, 2014). Berdasarkan data digunakan uji chi-square.
Puskesmas Wajok Hulu pada bulan
Januari-Desember tahun 2016 jumlah ibu C. Hasil
hamil K1 yaitu 473 orang dan K4 yaitu Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan
477 orang. Angka kejadian ibu hamil bahwa sebagian besar responden yaitu 24
yang termasuk dalam kategori resiko orang (60%) berusia 20-35 tahun. Paritas
tinggi sebanyak 95 orang dan yang responden sebagian besar diketahui
mengalami hipertensi dalam kehamilan (57,5%) yang termasuk dalam
yaitu 5 orang. Sedangkan data Puskesmas multigravida. Berdasarkan faktor
pada tahun 2017 dari bulan Januari keturunan responden di atas dapat
sampai dengan bulan Maret didapatkan diketahui bahwa dari 40 responden,
bahwa terjadi peningkatan ibu hamil yang sebagian besar dari responden yaitu 28
mengalami hipertensi dalam kehamilan orang (70%) yang memiliki faktor
sebanyak 22 orang (Puskesmas Wajok keturunan. Sementara penyakit yang
Hulu, 2016). diderita responden di atas dapat diketahui
Tingginya kejadian hipertensi dalam bahwa dari 40 responden, sebagian dari
kehamilan mempunyai kaitan erat dengan responden yaitu 25 orang (52,5%) yang
angka kesakitan dan kematian pada ibu tidak memiliki penyakit yang diderita.
maupun janin, dan masih banyaknya Sebagian besar responden mempunyai
faktor resiko serta belum sempurnanya berat badan masuk dalam IMT > 23. Serta
pengelolahan menyebabkan prognosa berdasarkan riwayat obsetri yang lalu di
yang buruk baik ibu maupun janinnya. atas dapat diketahui bahwa dari 40
responden, sebagian besar dari responden
B. Metode yaitu 29 orang (72,5%) yang tidak
Penelitian ini merupakan penelitian memiliki riwayat obsetri yang lalu. Pada
kuantitatif dengan pendekatan cross riwayat Hipertensi dalam kehamilan di
sectional. Penelitian dilaksanakan pada atas dapat diketahui bahwa dari 40
bulan Januari hingga Mei 2017 di UPTD responden, sebagian dari responden yaitu
Puskesmas Kecamatan Pontianak. 22 orang (55%) yang tidak hipertensi

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Karakteristik n %
Usia
<20 dan >35 tahun 16 40,0
20-35 tahun 24 60,0
Paritas
Primigravida 17 42,5
Multigravida 23 57,5
Faktor Keturunan
Ada 28 70,0
Tidak Ada 12 30,0

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 128
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018

Penyakit yang diderita


Ada 15 37,5
Tidak Ada 25 52,5
Berat Badan
IMT >23 20 50,0
IMT 18,5-22,9 20 50,0
Riwayat obsetri yang lalu
Ada 11 27,5
Tidak Ada 29 72,6
Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi 18 45,0
Tidak Hipertensi 22 55,0

Berdasarkan hasil penelitian terhadap faktor herediter; masalah vaskuler


usia dengan hipertensi dalam kehamilan, (Pudiastuti, 2012). Dan hasil penelitian
sebagian besar dari responden yaitu 24 yang dilakukan peneliti sesuai dengan
orang (60%) berusia 20-35 tahun. penelitian sebelumnya seperti jurnal
Berdasarkan data di atas, hipertensi dalam penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari
kehamilan dapat terjadi pada berbagai (2013), yang meneliti tentang hubungan
usia ibu saat hamil. berkaitan dengan usia, graviditas, dan indeks massa tubuh
beberapa teori dari faktor-faktor risiko dengan kejadian hipertensi dalam
hipertensi dalam kehamilan, tidak kehamilan, mengatakan bahwa ibu hamil
memasukan usia kedalam fator risiko yang mengalami hipertensi dalam
hipertensi dalam kehamilan. Seperti teori kehamilan yang paling banyak adalah
yang dikemukakan oleh Saifuddin (2009), pada ibu hamil dengan kelompok usia <35
risiko meningkat pada: massa plasenta tahun sebanyak 437 (82,3%) dan ibu
besar (pada gemelli, penyakit trofoblas); hamil dengan kelompok usia ≥35 tahun
diabetes mellitus; isoimunisasi rhesus; sebanyak 94 (17,7%).
faktor herediter; masalah vaskuler Usia harus diperhatikan pada setiap ibu
(Saifuddin, 2009). hamil yang memeriksakan kehamilannya.
Etiologi hipertensi dalam kehamilan: Menurut teori yang dikemukakan oleh
keturunan atau genetik; obesitas; stress; Manuaba (2010), Usia merupakan salah
rokok; pola makan yang salah; emosional; satu faktor risiko dalam kehamilan adalah
wanita yang mengandung bayi kembar; usia <20 tahun dan >35 tahun. Namun
ketidak sesuaian RH; sakit ginjal; setelah dilakukan penelitian, peneliti
hiper/hipotyroid; koarktasi aorta; mendapatkan hasil bahwa usia ibu hamil
gangguan kelenjar ardenal; gangguan yang mengalami hipertensi dalam
kelenjar paratyroid (Rukiyah, 2010). kehamilan pada usia 20-35 tahun. Hal ini
Penyebab komplikasi kehamilan tidak menunjukan bahwa semakin rendah (<20
diketahui dengan jelas sehingga disebut tahun) atau semakin tinggi (>35 tahun)
sebagai penyakit teoritis. Sebagai faktor usia seorang ibu hamil mungkin akan
yang dapat meningkatkan kejadiannya mengalami hipertensi dalam kehamilan.
adalah kehamilan pertama kali Berdasarkan hasil penelitian terhadap
(primigravida) kejadiannya lebih tinggi, paritas dengan hipertensi dalam
kejadiannya akan makin tinggi pada kehamilan, sebagian dari responden yaitu
penyakit yang menyertai hamil (penyakit 23 orang (57,5%) yang termasuk dalam
ginjal, penyakit tekanan darah tinggi), multigravida. Berdasarkan data di atas,
kehamilan dengan renggangan rahim dapat disimpulkan bahwa hipertensi
makin tinggi (hamil dengan kebanyakan dalam kehamilan dapat terjadi pada ibu
air ketuban, kehamilan ganda, hamil yang sedang hamil baik anak pertama atau
dengan janin besar) (Bandiyah, 2009). pun sudah pernah hamil sebelumnya. Hal
Risiko meningkat pada: massa plasenta ini berkaitan dengan beberapa teori, yang
besar (pada gemelli, penyakit trofoblas); tidak mencantumkan paritas terutama
diabetes mellitus; isoimunisasi rhesus; pada primigravida sebagai faktor risiko

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 129
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018

hipertensi dalam kehamilan, seperti: Berdasarkan hasil penelitian terhadap


Etiologi hipertensi dalam kehamilan: faktor keturunan dengan hipertensi dalam
keturunan atau genetik; obesitas; stress; kehamilan, sebagian besar dari responden
rokok; pola makan yang salah; emosional; yaitu 28 orang (70%) yang memiliki
wanita yang mengandung bayi kembar; faktor keturunan. Berdasarkan data di atas
ketidak sesuaian RH; sakit ginjal; berkaitan dengan teori yang mengatakan
hiper/hipotyroid; koarktasi aorta; bahwa Wanita yang berisiko terkena
gangguan kelenjar ardenal; gangguan bentuk-bentuk hipertensi dalam
kelenjar paratyroid (Rukiyah, 2010). kehamilan antara lain mereka yang
Seharusnya pre-eklamsia ditemukan pada memiliki riwayat pribadi atau keluarga
multipara dari pada nulipara, tetapi yang pernah terkena hipertensi kehamilan
kenyataannya sama-sama dapat terjadi (Tiran, 2007). Faktor keturunan adalah
preeklamsia (Marmi, 2011). Dan hasil faktor yang telah ada dalam diri manusia
penelitian yang dilakukan peneliti sesuai yang dibawa sejak lahir. Sebagai contoh:
dengan penelitian sebelumnya seperti diabetes millitus, asma, epilepsi, retardasi
jurnal penelitian yang dilakukan oleh mental, hipertensi, buta warna dan lain-
Nelawati Rajamuda (2014) yang meneliti lain (Wahyuningsih, 2009). Telah terbukti
tentang Faktor-Faktor Risiko Yang bahwa pada ibu yang mengalami
Berhubungan Dengan Kejadian preeklamsia, 26% anak perempuannya
Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poli Klinik akan mengalami preeklamsia pula,
Obsetri Ginekologi Rumah Sakit Jiwa sedangkan hanya 8% anak menentu
Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota mengalami preeklamsia (Prawirohardjo,
Manado didapatkan hasil bahwa 2013). Jika ada riwayat
kelompok primipara yang mengalami preeklamsia/eklamsia pada ibu/nenek
kejadian hipertensi kehamilan sebanyak penderita, faktor resiko meningkat sampai
(35,3%) yang tidak mengalami kejadian ±25% (Dewi, 2011).
hipertensi (17,4%), lebih kecil dibanding Menurut J.S Lesinski, Penyakit
pada multipara mengalami kejadian keturunan yang sering terjadi pada
hipertensi (20,3%). keluarga tertentu, sehingga perlu
Jurnal penelitian yang dilakukan oleh dilakukan pemeriksaan sebelum
Puspitasari (2013), yang meneliti tentang kehamilan. Bila terjadi kehamilan, perlu
hubungan usia, graviditas, dan indeks dilakukan pemeriksaan kelainan bawaan
massa tubuh dengan kejadian hipertesi (Manuaba, 2010). Faktor keturunan harus
dalam kehamilan, mengatakan bahwa ibu diperhatikan pada setiap ibu hamil yang
hamil yang mengalami hipertensi dalam memeriksakan kehamilannya karena ibu
kehamilan yang paling banyak adalah hamil yang memiliki riwayat
pada kelompok ibu dengan kehamilan ≥2 pribadi/keluarga yang pernah mengalami
sebanyak 399 (75,1%) dan ibu dengan hipertensi dalam kehamilan beresiko
kehamilan <2 sebanyak 132 (24,9%). tinggi untuk mengalami hipertensi pada
Paritas harus diperhatikan pada setiap ibu kehamilannya dan berdasarkan hasil
hamil yang memeriksakan kehamilannya. penelitian yang dilakukan oleh peneliti
Menurut teori yang dikemukakan oleh faktor keturunan merupakan faktor yang
Prawirohardjo (2013), paritas merupakan mendominasi seorang ibu hamil beresiko
faktor risiko hipertensi dalam kehamilan mengalami hipertensi dalam
adalah primigravida. Namun setelah kehamilannya.
dilakukan penelitian, peneliti Berdasarkan hasil penelitian terhadap
mendapatkan hasil bahwa paritas ibu penyakit yang diderita dengan hipertensi
hamil yang mengalami hipertensi dalam dalam kehamilan, sebagian dari responden
kehamilan adalah multigravida. Hal ini yaitu 25 orang (52,5%) yang tidak
dapat disimpulkan bahwa hipertensi memiliki penyakit yang diderita.
dalam kehamilan dapat terjadi pada ibu Berdasarkan data di atas berkaitan dengan
yang sedang hamil baik anak pertama atau teori yang mengatakan bahwa Penyebab
pun sudah pernah hamil sebelumnya. komplikasi kehamilan tidak diketahui
dengan jelas sehingga disebut sebagai

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 130
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018

penyakit teoritis. Sebagai faktor yang 23. Berdasarkan data di atas berkaitan
dapat meningkatkan kejadiannya adalah dengan teori yang mengatakan bahwa
kehamilan pertama kali (primigravida) Wanita yang berisiko terkena bentuk-
kejadiannya lebih tinggi, kejadiannya bentuk hipertensi dalam kehamilan antara
akan makin tinggi pada penyakit yang lain mereka yang memiliki tekanan darah
menyertai hamil (penyakit ginjal, penyakit prakehamilan tinggi; ibu yang kelebihan
tekanan darah tinggi), kehamilan dengan berat badan atau mengandung lebih dari
renggangan rahim makin tinggi (hamil satu bayi; penderita diabetes; mereka
dengan kebanyakan air ketuban, yang memiliki riwayat pribadi atau
kehamilan ganda, hamil dengan janin keluarga yang pernah terkena hipertensi
besar) (Bandiyah, 2009). kehamilan; dan juga wanita yang
Wanita yang berisiko terkena bentuk- mengandung untuk pertama kali atau
bentuk hipertensi dalam kehamilan antara dengan pasangan baru (Tiran, 2007). Jika
lain mereka yang memiliki tekanan darah proporsi dan tinggi badan ada dikisaran
prakehamilan tinggi (Tiran, 2007). normal, hampir tidak mungkin ada
Wanita yang mempunyai riwayat masalah seperti tekanan darah tinggi
kesehatan buruk atau wanita dengan badan ada dikiran normal, hampir tidak
komplikasi kehamilan sebelumnya, mungkin ada masalah seperti tekanan
membutuhkan pengawasan yang lebih darah tinggi atau diabetes selama
tinggi pada saat kehamilan karena hal ini kehamilan (Maryam, 2016).
akan dapat memperberat kehamilan bila Jurnal penelitian yang dilakukan oleh
ada penyakit yang telah diderita ibu Puspitasari (2013), yang meneliti tentang
sebelum hamil (Marmi, 2011). hubungan usia, graviditas, dan indeks
Menurut jurnal penelitian Nelawati massa tubuh dengan kejadian hipertesi
Rajamuda (2014) yang meneliti tentang dalam kehamilan, mengatakan bahwa ibu
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan hamil yang mengalami hipertensi dalam
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu kehamilan yang paling banyak adalah
Hamil Di Poli Klinik Obsetri Ginekologi pada ibu hamil dengan IMT ≤26,0
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. sebanyak 312 (58,8%) dan ibu hamil
Ratumbuysang Kota Manado didapatkan dengan IMT >26,0 sebanyak 219 (41,2%).
hasil bahwa 48,8% jumlah ibu hamil Berat badan harus diperhatikan pada
memiliki riwayat hipertensi sebelumnya setiap ibu hamil yang memeriksakan
(Rajamuda, 2014). kehamilannya karena berat badan ibu
Berdasarkan hasil penelitian yang hamil dapat meningkatkan resiko ibu
dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil hamil mengalami hipertensi dalam
bahwa ibu hamil yang mengalami kehamilannya terutama ibu hamil yang
hipertensi dalam kehamilan adalah ibu memiliki IMT > 23. Berdasarkan hasil
hamil yang tidak memiliki penyakit yang penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
sedang dideritanya saat ini. Namun, jika seorang ibu hamil memiliki IMT
Setiap ibu hamil yang memeriksakan dalam batas normal yaitu 18,5-22,9 maka
kehamilannya harus diperhatikan, ibu hamil kemungkinan tidak mengalami
terutama bagi ibu hamil yang menderita masalah dalam kehamilannya.
penyakit seperti hipertensi karena dapat Berdasarkan hasil penelitian terhadap
meningkatkan resiko ibu untuk riwayat obsetri yang lalu dengan
mengalami hipertensi dalam kehamilan. hipertensi dalam kehamilan, sebagian
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian besar dari responden yaitu 29 orang
yang dilakukan oleh peneliti bahwa (72,5%) yang tidak memiliki riwayat
47,5% ibu hamil yang mengalami obsetri yang lalu. Berdasarkan data di atas
hipertensi dalam kehamilan memiliki berkaitan dengan teori yang mengatakan
penyakit yang dideritanya saat ini. bahwa risiko paling signifikan tunggal
Berdasarkan hasil penelitian terhadap untuk mengalami pre-eklamsia adalah
berat badan dengan hipertensi dalam telah memiliki pre-eklamsia pada
kehamilan, sebagian dari responden yaitu kehamilan sebelumnya (Lalage, 2013).
20 orang (50%) yang masuk dalam IMT > Wanita yang berisiko terkena bentuk-

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 131
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018

bentuk hipertensi dalam kehamilan antara memiliki riwayat hipertensi sebelumnya


lain mereka yang memiliki tekanan darah (Rajamuda, 2014).
prakehamilan tinggi (Tiran, 2007).Wanita Berdasarkan hasil penelitian yang
yang mempunyai riwayat kesehatan buruk dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil
atau wanita dengan komplikasi kehamilan bahwa ibu hamil yang mengalami
sebelumnya, membutuhkan pengawasan hipertensi dalam kehamilan adalah ibu
yang lebih tinggi pada saat kehamilan hamil yang tidak memiliki riwayat
karena hal ini akan dapat memperberat obsetri yang lalu. Namun, Setiap ibu
kehamilan bila ada penyakit yang telah hamil yang memeriksakan kehamilannya
diderita ibu sebelum hamil (Marmi, harus diperhatikan, terutama bagi ibu
2011). hamil yang memiliki riwayat obsetri
Menurut jurnal penelitian Nelawati mengalami hipertensi dalam kehamilan
Rajamuda (2014) yang meneliti tentang karena dapat meningkatkan resiko ibu
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan untuk mengalami hipertensi dalam
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu kehamilan pada kehamilannya saat ini.
Hamil Di Poli Klinik Obsetri Ginekologi Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. yang dilakukan oleh peneliti bahwa
Ratumbuysang Kota Manado didapatkan 27,5% ibu hamil yang mengalami
hasil bahwa 48,8% jumlah ibu hamil hipertensi dalam kehamilan memiliki
riwayat obsetri yang lalu.

Tabel 2
Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada
Ibu Hamil Trimester III
Tekanan Darah
Tidak Total P-value
Variabel Hipertensi
Hipertensi
n % n % n %
Usia
<20 dan >35 tahun 9 22,5 7 17,5 16 100 0,399
20-35 tahun 9 22,5 15 37,5 24 100
Paritas
Primigravida 6 15,0 11 27,5 17 100 0,460
Multigravida 12 20,0 11 37,5 23 100
Faktor Keturunan
Ada 16 15,0 12 30,0 28 100 0,044
Tidak Ada 2 20,0 10 25,0 12 100
Penyakit yang diderita
Ada 13 32,5 2 5,0 15 100 0,000
Tidak Ada 5 2,5 20 50,0 25 100
Berat Badan
IMT >23 13 65,0 7 17,5 20 100 0,026
IMT 18,5-22,9 5 2,5 15 37,5 20 100
Riwayat Obstetri yang lalu
Ada 10 90,0 1 10,0 11 100 0,001
Tidak Ada 8 27,5 21 72,5 29 100

D. Pembahasan responden yang berusia 20-35 tahun


Hubungan Antara Usia Dengan dengan tidak hipertensi yaitu sebanyak 15
Hipertensi Dalam Kehamilan orang (62,5%). Setelah dianalisis dengan
Dari hasil penelitian menunjukan menggunakan uji statistik Chi-Square
bahwa sebagian kecil dari responden yang didapatkan hasil dengan p-value hitung
berusia <20 dan >35 tahun dengan (0,399) > p-value alpha (0,05) dan X2
hipertensi yaitu 9 orang (56,2%) dan hitung (0,711) < X2 tabel (3,84) yang

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 132
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018

berarti tidak terdapat hubungan antara (0,547) < X2 tabel (3,84) yang berarti
usia yang berhubungan dengan kejadian tidak terdapat hubungan antara paritas
hipertensi dalam kehamilan. Dari terhadap kejadian hipertensi dalam
beberapa hal di atas dapat kita lihat bahwa kehamilan. Dari beberapa hal di atas dapat
kejadian hipertensi dalam kehamilan kita lihat bahwa hipertensi dalam
dapat terjadi pada ibu hamil pada segala kehamilan dapat terjadi pada ibu yang
usia baik usia kurang dari 25 tahun atau sedang hamil baik anak pertama atau pun
berusia lebih dari 35 tahun. Hal ini sesuai sudah pernah hamil sebelumnya. Hal ini
dengan beberapa teori dari faktor-faktor berkaitan dengan beberapa teori, yang
resiko hipertensi dalam kehamilan, yang tidak mencantumkan paritas terutama
tidak memasukan usia kedalam faktor pada primigravida sebagai faktor risiko
risiko hipertensi dalam kehamilan. Seperti hipertensi dalam kehamilan.
teori yang dikemukakan oleh Saifuddin Hal ini sesuai dengan teori yang
(2009) dan Ratna Dewi Pudi Astuti dikemukakan oleh Rukiyah (2010) yang
(2012), risiko meningkat pada: massa mengatakan bahwa etiologi hipertensi
plasenta besar (pada gemelli, penyakit dalam kehamilan: keturunan atau genetik;
trofoblas); diabetes mellitus; isoimunisasi obesitas; stress; rokok; pola makan yang
rhesus; faktor herediter; masalah salah; emosional; wanita yang
vaskuler. mengandung bayi kembar; ketidak
Menurut peneliti untuk faktor risiko sesuaian RH; sakit ginjal;
hipertensi dalam kehamilan yaitu faktor hiper/hipotyroid; koarktasi aorta;
usia tidak dapat dijadikan sebagai patokan gangguan kelenjar ardenal; gangguan
untuk mendeteksi secara dini mengenai kelenjar paratyroid. Seharusnya pre-
kejadian hipertensi dalam kehamilan, eklamsia ditemukan pada multipara dari
karena kejadian hipertensi dalam pada nulipara, tetapi kenyataannya sama-
kehamilan dapat terjadi pada ibu hamil sama dapat terjadi preeklamsia (Marmi,
disegala usia baik usia kurang dari 25 2011).
tahun atau berusia lebih dari 35 tahun Menurut peneliti untuk faktor risiko
maupun usia produktif dari seorang hipertensi dalam kehamilan yaitu faktor
wanita yaitu 20 – 35 tahun. Ibu hamil paritas tidak dapat dijadikan sebagai
dengan usia < 25 tahun dan ibu hamil patokan untuk mendeteksi secara dini
berusia > 35 tahun dianggap sebagai salah mengenai kejadian hipertensi dalam
satu faktor risiko untuk mengalami kehamilan, karena kejadian hipertensi
hipertensi dalam kehamilan. Namun dalam kehamilan dapat terjadi pada ibu
menurut artikel penelitian yang dilakukan hamil baik yang masuk dalam
oleh Lutfiatunnisa (2014) yang berjudul primigravida maupun multigravida. Ibu
faktor-faktor yang berhubungan dengan hamil yang masuk dalam primigravida
hipertensi pada kehamilan di wilayah dianggap sebagai salah satu faktor risiko
kerja puskesmas gatak kabupaten untuk mengalami hipertensi dalam
sukoharjo didapatkan hasil bahwa umur kehamilan dan menurut teori yang
tidak ada hubungan dengan hipertensi mengatakan bahwa angka kejadian untuk
pada kehamilan (p: 0,322 ; por: 1,9). primigravida, muda maupun tua lebih
tinggi. Namun menurut artikel penelitian
Hubungan Antara Paritas Dengan yang dilakukan oleh Lutfiatunnisa (2014)
Hipertensi Dalam Kehamilan yang berjudul faktor-faktor yang
Dari hasil penelitian menunjukan berhubungan dengan hipertensi pada
bahwa sangat sedikit dari responden yang kehamilan di wilayah kerja Puskesmas
masuk dalam primigravida dengan tidak Gatak Kabupaten Sukoharjo didapatkan
hipertensi yaitu 11 orang (64,7%) dan hasil bahwa gravida tidak ada hubungan
responden yang masuk dalam dengan hipertensi pada kehamilan (p: 0,31
multigravida dengan hipertensi yaitu 12 ; POR: 0,56).
orang (52,2%). Setelah dianlisis dengan
menggunakan uji chi-square didapatkan
nilai p = 0,460 (p>a=0,05) dan X2 hitung

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 133
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018

Hubungan Faktor Keturunan dengan dapat dilihat dari hasil uji statistik Chi-
Hipertensi dalam Kehamilan Square yaitu p-value hitung = 0,044.
Dari hasil penelitian menunjukan
bahwa sebagian dari responden yang Hubungan Penyakit yang Diderita
memiliki faktor keturunan dengan dengan Hipertensi dalam Kehamilan
hipertensi yaitu 16 orang (57,1%) dan Dari hasil penelitian menunjukan
responden yang tidak memiliki faktor bahwa sebagian kecil dari responden yang
keturunan dengan tidak hipertensi yaitu memiliki penyakit yang diderita dengan
10 orang (83,3%). Setelah dianalisis hipertensi yaitu 13 orang (86,7%) dan
dengan menggunakan uji statistik Chi- responden yang tidak memiliki penyakit
Square didapatkan hasil dengan p-value yang diderita dengan tidak hipertensi
hitung (0,044) < p-value alpha (0,05) dan yaitu 20 orang (80%). Setelah dianalisis
X2 hitung (4,045) > X2 tabel (3,84) yang dengan menggunakan uji statistik Chi-
berarti terdapat hubungan antara faktor Square didapatkan hasil dengan p-value
keturunan yang berhubungan dengan hitung (0,000) < p-value alpha (0,05) dan
kejadian hipertensi dalam kehamilan. X2 hitung (14,249) > X2 tabel (3,84) yang
Hal ini sesuai dengan teori yang berarti terdapat hubungan antara penyakit
dikemukakan oleh Denise Tiran (2007) yang diderita yang berhubungan dengan
yang mengatakan bahwa Wanita yang kejadian hipertensi dalam kehamilan. Dari
berisiko terkena bentuk-bentuk hipertensi beberapa hal di atas dapat kita lihat bahwa
dalam kehamilan antara lain mereka yang faktor penyakit yang diderita oleh ibu
memiliki riwayat pribadi atau keluarga hamil dapat meningkatkan kejadian
yang pernah terkena hipertensi kehamilan. hipertensi dalam kehamilan dan dapat
Faktor keturunan adalah faktor yang telah memperburuk penyakit yang diderita oleh
ada dalam diri manusia yang dibawa sejak ibu hamil tersebut (penyakit ginjal,
lahir. Sebagai contoh: diabetes millitus, penyakit tekanan darah tinggi, diabetes
asma, epilepsi, retardasi mental, mellitus).
hipertensi, buta warna dan lain-lain Hal ini sesuai dengan teori yang
(Wahyuningsih, 2009). Telah terbukti dikemukan oleh Judi Bothamley (2011)
bahwa pada ibu yang mengalami yang mengatakan bahwa terdapat
preeklamsia, 26% anak perempuannya hubungan berat antara ginjal dan
akan mengalami preeklamsia pula, hipertensi. Banyak penyakit ginjal yang
sedangkan hanya 8% anak menentu menyebabkan hipertensi dan hipertensi
mengalami preeklamsia (Prawirohardjo, dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
2013). Jika ada riwayat Menurut Powrie dan miller (2008) yang
preeklamsia/eklamsia pada ibu/nenek dimodivikasi oleh Bothamley (2011), Saat
penderita, faktor resiko meningkat sampai ini hipertensi kronik mempersulit 3-5%
±25% (Dewi, 2011). kehamilan. Wanita penderita hipertensi
Penelitian ini tidak sejalan dengan kronik memilki resiko yang lebih besar
Menurut peneliti untuk faktor risiko (20-40%) untuk mengalami
hipertensi dalam kehamilan yaitu faktor preeklamsia.Wanita yang berisiko terkena
keturunan dapat dijadikan sebagai bentuk-bentuk hipertensi dalam
patokan untuk mendeteksi secara dini kehamilan antara lain mereka yang
mengenai kejadian hipertensi dalam memiliki tekanan darah prakehamilan
kehamilan. Dari beberapa hal di atas dapat tinggi (Tiran, 2007). Wanita yang
kita lihat bahwa hipertensi dalam mempunyai riwayat kesehatan buruk atau
kehamilan dapat terjadi pada ibu hamil wanita dengan komplikasi kehamilan
yang memiliki hipertensi dalam sebelumnya, membutuhkan pengawasan
kehamilan baik dari diri sendiri maupun yang lebih tinggi pada saat kehamilan
dari keluarga kandung seperti ibu atau karena hal ini akan dapat memperberat
nenek, serta dapat disimpulkan bahwa kehamilan bila ada penyakit yang telah
faktor yang paling mendominasi dari diderita ibu sebelum hamil (Marmi,
berbagai faktor risiko hipertensi dalam 2011).
kehamilan adalah faktor keturunan, hal ini

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 134
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018

Teori yang dikemukakan oleh Siti Hal ini sesuai dengan teori yang
Bandiyah (2009) yang mengatakan bahwa dikemukakan oleh Denise Tiran (2007)
penyebab komplikasi kehamilan tidak yang mengatakan bahwa Wanita yang
diketahui dengan jelas sehingga disebut berisiko terkena bentuk-bentuk hipertensi
sebagai penyakit teoritis. Sebagai faktor dalam kehamilan antara lain mereka yang
yang dapat meningkatkan kejadiannya memiliki tekanan darah prakehamilan
adalah kehamilan pertama kali tinggi; ibu yang kelebihan berat badan
(primigravida) kejadiannya lebih tinggi, atau mengandung lebih dari satu bayi;
kejadiannya akan makin tinggi pada penderita diabetes; mereka yang memiliki
penyakit yang menyertai hamil (penyakit riwayat pribadi atau keluarga yang pernah
ginjal, penyakit tekanan darah tinggi), terkena hipertensi kehamilan; dan juga
kehamilan dengan renggangan rahim wanita yang mengandung untuk pertama
makin tinggi (hamil dengan kebanyakan kali atau dengan pasangan baru.
air ketuban, kehamilan ganda, hamil Menurut Powrie dan miller (2008)
dengan janin besar) (Bandiyah, 2009). yang dimodivikasi oleh Bothamley
Menurut peneliti untuk faktor risiko (2011), Saat ini hipertensi kronik
hipertensi dalam kehamilan yaitu mempersulit 3-5% kehamilan, walaupun
penyakit yang diderita dapat dijadikan angka kejadiannya cenderung meningkat
sebagai patokan untuk mendeteksi secara seiring dengan obesitas dan
dini mengenai kejadian hipertensi dalam kecenderungan untuk menunda
kehamilan, karena hipertensi dalam kehamilan. Jika proporsi dan tinggi badan
kehamilan dapat dipengaruhi oleh ada dikisaran normal, hampir tidak
penyakit yang diderita oleh ibu hamil mungkin ada masalah seperti tekanan
pada saat ini. Menurut jurnal penelitian darah tinggi badan ada dikiran normal,
Nelawati Rajamuda (2014) yang meneliti hampir tidak mungkin ada masalah seperti
tentang Faktor-Faktor Risiko Yang tekanan darah tinggi atau diabetes selama
Berhubungan Dengan Kejadian kehamilan (Maryam, 2016).
Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poli Klinik Menurut peneliti untuk faktor risiko
Obs-Gin Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. hipertensi dalam kehamilan yaitu faktor
L. Ratumbuysang Kota Manado berat badan dapat dijadikan sebagai
didapatkan hasil bahwa 48,8% jumlah ibu patokan untuk mendeteksi secara dini
hamil memiliki riwayat hipertensi mengenai kejadian hipertensi dalam
sebelumnya (Rajamuda, 2014). kehamilan, karena hipertensi dalam
kehamilan dapat dipengaruhi oleh berat
Hubungan Berat Badan dengan badan ibu hamil sebelum dan pada saat
Hipertensi dalam Kehamilan hamil terutama bagi ibu hamil yang
Dari hasil penelitian menunjukan memiliki IMT > 23. Hal ini sesuai dengan
bahwa sebagian kecil dari responden yang jurnal penelitian yang dilakukan oleh
memiliki IMT > 23 dengan hipertensi Puspitasari (2013) yang berjudul
yaitu 13 orang (65%) dan responden yang hubungan usia, graviditas, dan indeks
IMT 18,5-22,9 dengan tidak hipertensi masa tubuh dengan kejadian hipertensi
yaitu 15 orang (75%). Setelah dianalisis dalam kehamilan didapatkan hasil bahwa
dengan menggunakan uji statistik Chi- Indeks Masa Tubuh menunjukkan ada
Square didapatkan hasil dengan p-value hubungan dengan kejadian hipertensi
hitung (0,026) < p-value alpha (0,05) dan dalam kehamilan (OR = 2,602; p =
X2 hitung (4,949) > X2 tabel (3,84) yang 0,005).
berarti terdapat hubungan antara berat
badan yang berhubungan dengan kejadian Hubungan Riwayat Obsetri yang Lalu
hipertensi dalam kehamilan. Dari dengan Hipertensi dalam Kehamilan
beberapa hal di atas dapat kita lihat bahwa Dari hasil penelitian menunjukan
faktor berat badan dapat meningkatkan bahwa sebagian kecil dari responden yang
kejadian hipertensi dalam kehamilan memiliki faktor riwayat obsetri yang lalu
terutama ibu hamil yang memiliki IMT > dengan hipertensi yaitu 10 orang (90,9%)
23. dan responden yang tidak memiliki faktor

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 135
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018

riwayat obsetri yang lalu dengan tidak patokan untuk mendeteksi secara dini
hipertensi yaitu 21 orang (72,4%). Setelah mengenai kejadian hipertensi dalam
dianalisis dengan menggunakan uji kehamilan, karena ibu hamil yang
statistik Chi-Square didapatkan hasil memiliki riwayat obsetri yang lalu
dengan p-value hitung (0,001) < p-value pernah mengalami hipertensi dalam
alpha (0,05) dan X2 hitung (10,489) > X2 kehamilan dapat meningkatkan resiko ibu
tabel (3,84) yang berarti terdapat untuk mengalami hipertensi dalam
hubungan antara riwayat obsetri yang lalu kehamilan pada kehamilannya saat ini.
yang berhubungan dengan hipertensi
dalam kehamilan. Dari beberapa hal di E. Kesimpulan
atas dapat kita lihat bahwa ibu hamil yang Mayoritas tingkat Pengetahuan Ibu
memilki riwayat obsetri yang lalu dapat menopause tentang aktivitas hubungan
meningkatkan kejadian hipertensi seksual pada masa menopause dalam
dikehamilan berikutnya. Hal ini sesuai kategori cukup sebanyak 24 orang
dengan teori yang dikemukakan oleh (63,2%). Pengertian menopause dalam
Zerlina Lalage (2013) yang mengatakan aktivitas hubungan seksual dalam kategori
bahwa risiko paling signifikan tunggal baik sebanyak 25 orang (65,8%).
untuk mengalami pre-eklamsia adalah Frekuensi aktivitas hubungan seksual
telah memiliki pre-eklamsia pada pada masa menopause dalam kategori
kehamilan sebelumnya. cukup sebanyak 18 orang (47,4%).
Menurut jurnal penelitian Nelawati Penyebab perubahan aktivitas seksual
Rajamuda (2014) yang meneliti tentang pada masa menopause dalam kategori
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan kurang sebanyak 27 orang (71,1%).
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Faktor-faktor yang mempengaruhi
Hamil Di Poli Klinik Obs-Gin Rumah perubahan aktivitas seksual pada masa
Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang menopause dalam kategori cukup
Kota Manado didapatkan hasil bahwa sebanyak 28 orang (73,7%).Cara
48,8% jumlah ibu hamil memiliki riwayat mengatasi keluhan saat melakukan
hipertensi sebelumnya (Rajamuda, 2014). aktivitas hubungan seksual pada masa
Menurut peneliti untuk faktor risiko menopause dalam kategori baik sebanyak
hipertensi dalam kehamilan yaitu riwayat 15 orang (39,5%).
obsetri yang lalu dapat dijadikan sebagai

Daftar Pustaka Paduan Melaksanakan dan


Arief, Nurhaeni. 2008. Panduan Lengkap Menerapkan Hasil Penelitian.
Kehamilan dan Kelahiran Lengkap. Jakarta: Trans Info Media
Yogyakarta: Dianloka Indrayani. 2011. Buku Ajar Asuhan
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Kehamilan. Jakarta: CV. Trans Info
Suatu Pendekatan Praktisi. Jakarta: Media
Renika Cipta Kesehatan, Departemen. 2015. Profil
Bandiyah, Siti. 2009. Kehamilan, Kesehatan Indonesia 2015. www.
Persalinan dan Gangguan depkes. go. id/ resources/ kesehatan-
Kehamilan. Yogyakarta: Nuha indonesia/ profil-kesehatan-
Medika Indonesia-2015. pdf, diakses tanggal
Benson, Ralph C. 2008. Buku Saku 7 Maret 2017, Jam 11.56 WIB
Obsetri dan Ginekologi. Jakarta: Karima, Nurulia Muthi, dkk. 2015.
EGC Hubungan Faktor Risiko dengan
Bothamley, Judy. 2011. Patofisologis kejadian Pre-eklamsia Berat di
Dalam Kebidanan. Jakarta: EGC RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan http://jurnal.fk.undand.ac.id, dikases
Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: tanggal 22 Maret 2017, jam 13.40
Salemba Medika WIB
Dharma, Kelana Kusuma. 2012.
Metodologi Penelitian Keperawatan

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 136
Volume 4, Nomor 2 Januari 2018

Kusunawati, Ina. 2014. Asuhan Pudiastuti, Ratna Dewi. 2012. Asuhan


Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Kebidanan pada Hamil Normal dan
Pelajar Patologi. Yogyakarta: Nuha Medika
Lalage, Zerlina. 2013. Menghadapi Qodratillah, Meity Taqdir, dkk. 2011.
Kehamilan Resiko Tinggi. Klaten: Kamus Bahasa Indonesia untuk
Abata Press Pelajar. Jakarta: Badan
Leveno,Kenneth J.,dkk. 2009. Obsetri Pengembangan dan Pembinaan
Williams: Paduan Ringkas. Jakarta: Bahasa, Kementrian Pendidikan dan
EGC Kebudayaan
utfiatunnisa nindita ahra 2014. adjamuda ela ati 2014. Faktor-
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Faktor Yang Berhubungan Dengan
Dengan Hipertensi pada Kehamilan Hipertensi Pada Kehamilan Di Poli
di Wilayah Kerja Puskesmas Gatak Klinik Obsetri Ginekologi Rumah
Kabupaten Sukoharjo. Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L
http://eprints.dinus.ac.id/7650/, Ratumbuysang Kota Manado.
diakses tanggal 22 Maret 2017, jam http://eprints.undip.ac.id/43270/1/49
13.36 WIB 05.pdf, diakses tanggal 22 Maret
Manuaba, Ida Ayu Candranita. 2010. Ilmu 2017, jam 13.36 WIB
Kebidanan, Penyakit Kandungan, Riyanto, Agus. 2009. Pengolahan dan
dan KB untuk Pendidikan Bidan Analisis Data Kesehatan.
Edisi 2. Jakarta: EGC Yogyakarta: Muha Medika
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Asuhan
Masa Antenatal. Yogyakarta: Kebidanan 4 (Patologi). Jakarta:
Pustaka Pelajar TIM
Maryam, Siti. 2016. Gizi Dalam Saputra, Lyndon. 2014. Asuhan
Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Kebidanan Kehamilan Fisiologis dan
Salemba Medika Patologis. Tanggerang Selatan:
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. BINARUPA AKSARA Publisher
Promosi Kesehatan Sebuah Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan
Pengantar Proses Belajar Mengajar Nasional Pelayanan Kesehatan
dalam Pendidikan. Yogyakarta: Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT
Graha Ilmu Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kesehatan Teori dan Aplikasi. Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D.
Jakarta: Rineka Cipta Jakarta: CV. Alfabeta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Sugiyono. 2009. Statistika Untuk
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penelitian. Cv Alfabeta
Rineka Cipta Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi
Nugroho, Taufan. 2012. Patologi Penelitian Keperawatan.
Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Yogyakarta: Gava Media
Medika Tiran, Denise. 2007. Mengatasi Mual-
Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Muntah dan Gangguan Lain Selama
Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Kehamilan. Yogyakarta: Diglossia
Proverawati, Atikah. 2009. Buku Ajar Wahyuningsih, Heni Puji. 2009. Dasar-
Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat
Nuha Medika Dalam Kebidanan. Yogyakarta:
Puspitasari, Diana Ratih, dkk. Hubungan Fitramaya
Usia, Graviditas dan Indeks Massa WHO. 2015. Global Health Observatory
Tubuh dengan Kejadian Hipertensi (GHO) data Maternal mortality.
Dalam Kehamilan. http://www.who.int/gho/maternal_he
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/ alth/mortality/maternal_mortality_tex
kedokteran/article/download/1750/17 t/en/. diakses tanggal 7 maret 2017,
92. diakses tanggal 5 juni 2017, jam jam 11.56 WIB
20.00 WIB

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 137

Anda mungkin juga menyukai