Anda di halaman 1dari 20

Nama: Aisah Anamiyatuzzulfa

Nim: E95218071

MASUK DAN BERKEMBANNGNYA ISLAM DI INDONESIA

Kedatangan Islam di Indonesia tidak secara bersamaan atau dalam artian banyak terjadi
perbedaan pendapat dikalangan para tokoh. Pada awal masuknya Islam di nusantara terjadi pada
abad ke-7 M yang dibawa oleh para pedagang Arab, India, dan Persia. Pada waktu itu para
penduduk di Indonesia masih belum mengenal agama Islam dan masih enggan untuk
menganutnya dikarenakan masyarakat daerah tersebut masih dalam jangkauan Hindu-Budha.
Berdasarkan penelitian sejarah terdapat perbedaan waktu tentang masuknya Islam di Indonesia,
pertama masuknya Islam pada abad ke-7 M, dimana pada saat itu malaka menjadi pusat
perdagangan karena disana merupakan tempat dijualnya hasil bumi dan pusat wilayah jual beli
yang penting. Yang kedua masuknya Islam pada abad ke-11 M, Islam masuk ke Indonesia pada
abad ini didasari atas penemuan batu nisan yang diduga milik Fatimah b. Maimun beralokasi di
wilayah yang paling dekat sekitar Gresik. Yang diperkirakan lama batu nisan tersebut sekitar
1082 M. Yang ketiga Islam pada abad ke-13 M, pada masa ini diduga abad yang paling kuat
dengan adanya beberapa penemuan atau suatu bukti yang mendasari, seperti berita Marcopolo,
Ibnu Batutta, dan runtuhnya Dinasti Abassiah yang berpusat di Baghdad.1

Teori tentang masuknya islam di Indonesia terbagi menjadi tiga bagian. Pertama teori
Gujarat. Kedua, teori makkah. Ketiga, teori Persia. Yang pertama adalah Teori Gujarat. Teori ini
dicetuskan oleh Pijnapel dengan beberapa tokoh pendukung seperti Moquette, Snouck
Hurgronje, dan Fatimi. Menurut teori ini, Islam berasal dari daerah Gujarat yang dibawa oleh
para pedagang muslim india pada abad ke-13 M. Masuknya Islam di Indonesia di ungkapkan
oleh seorang profesor bernama Pijnappel. Ia menyatakan, bahwa masuknya Islam di Indonesia
bukan langsung dari Arab, akan tetapi berasal dari orang Arab Persia dan India yang singgah dan
menetap di Gujarat dan Malabar, yang mana di daerah tersebut menganut mazhab syafi’i.
kemudian mereka membawa Islam ke Nusantara dan sampai sekarang kebanyakan penduduk di
nusantara adalah penganut mazhab syafi’i.2

1 Mundzirin Yusuf, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Yogyakarta: Penerbit Pinus, 2006), 33.
2 Ibid., 34.
Snouck Hurgronje juga berpendapat bahwa masuknya Islam di Nusantara bukan berasal
dari Arab, tetapi pendapatnya lebih menorah dari India selatan, tepatnya di kota Malabar dan
Coromande. Yang mana di wilayah tersebut terdapat sekumpulan masyarakat muslim Dhaka
yang menjadi perantara perdagangan antara Timur Tengah dan Nusantara ke kepulauan Melayu
sebagai awal proses islamisasi pada abad ke-12. Menurut Moquette, Bukti awal mula Islam
menurut teori ini adalah ditemukan nisan milik sultan Malik As-saleh pada kerjaan samudra
pasai pada tahun 1297. Menurut berita batu nisan tersebut mirip dengan batu nisan yang ada di
pekuburan islam India. Menurutnya batu nisan tersebut dibawa langsung dari Gujarat atau
pembuatnya berasal dari sana. Bukti lain yang mengatatakan bahwa agama Islam berasal dari
Gujarat adalah hubungan perdagangan antara India dan Indonesia sudah berlangsung lama.3

Yang kedua adalah Teori Makkah. Munculnya teori ini adalah karena ketidaksetujuan
terhadap teori Gujarat yang mengatakan Islam dibawa oleh orang India. Pencetus dari teori ini
adalah HAMKA, seorang sastrawan dan ulama yang berasal dari Indonesia. Menurut teori ini,
agama Islam datang dibawa langsung oleh para pedagang arab. Pernyataan ini di dasarkan pada
sebuah kabar dari China, bahwasanya sudah ada penduduk mayoritas Arab yang berada di daerah
Sumatera pada abad ke-7 M. terdapat beberapa bukti yang sepaham dengan teori ini, seperti
persamaan mazhab yang ada di pasai, sama dengan di daerah Mesir sana yang menganut mazhab
syafi’i. telah ada kampung muslim di daerah sumatera , dan persamaan gelar antara raja-raja
pasai dengan budaya yang ada di Mesir. Seperti menggunakan gelar Al-Malik. Teori inilah yang
banyak disetujui dan dianggap paling kuat diantara lainya.4

Yang ketiga adalah Teori Persia. Teori ini dikemukakan oleh Husein Djayadiningrat, ia
mengungkapkan bahwa agama Islam dibawa oleh orang-orang Persia yang berdagang di
Indonesia pada abad ke-13 M tepatnya di daerah Sumatra. Ia berpendapat bahawa antara
kebudayaan yang berkembang di Indonesia memiliki persamaan dengan budaya di Persia.
Seperti contohnya, sebuah tradisi dari paham syiah yaitu pada bulan muharram tepatnya pada
tanggal 10 yang diperingati dengan dibuatnya bubur yang dinamakan bubur syura. Samanya
sebuah ajaran tokoh sufi yang bernama al-hallaj, dari Iran dengan Syekh siti Jenar. Bukti lain
dari teori ini adalah bahwa pada abad ke-15 di daerah Aceh terdapat sekumpulan masyarakat

3 Ibid., 35-36.
4 Ibid., 37-39.
Persia yang mendiami wilayah tersebut. Selain itu terdapat juga persamaan gelar yang ada di
Persia menggunakan Syah, kemudian dipakai oleh raja-raja.5

Yang keempat adalah Teori Cina. Menurut teori ini agama Islam berasal dari Cina. Bukan
dari Arab ataupun India. Penduduk cina banyak yang mengungsi di Indonesia, yang awalnya
mereka berada di wilayah Cina selatan dan Kanton, kemudian pindah dikarenakan pada waktu
itu terdapat pemberantasan kepada para penduduk yang beragama Islam pada abad ke-9 M oleh
Huang Chou.6

Proses Islamisasi di Indonesia

Proses masuknya Islam di Indonesia berlangsung dengan cara baik-baik atau dengan cara
damai. Tidak dengan cara kekerasan atau dengan cara peperangan seperti yang dilakukan oleh
para penjajah pada umumnya. Sehingga kedatangan Islam bisa diterima dengan baik oleh
masyarakat sekitar. Ada beberapa cara Islamisasi yang dilakukan di Indonesia. Pertama, dengan
cara perdagangan. Perdagangan adalah proses awal dalam penyebaran agama Islam. Letak
negara Indonesia yang strategis banyak di datangi para pedagang muslim dari belahan dunia,
seperti Arab, Persia, dan India. Mereka ada yang menetap dan tinggal disana. Terkadang mereka
juga memanggil para juru dakwah dari negeri mereka masing-masing untuk berdakwah di
Indonesia. Faktor inilah yang semakin mempercepat penyebaran agama Islam di nusantara,
ditambah dengan pengaruh Hindhu-Budha perlahan-lahan mulai runtuh.7

Proses Islamisasi yang kedua adalah dengan cara perkawinan. Cara Islamisasi dengan
perkawinan merupakan lanjutan dari proses perdagangan. Yang awalnya mereka hanya menetap
sementara, lama-kelamaan mereka menetap secara permanen dan mendirikan sebuah
perkampungan yang dinamakan dengan pekojan. Dari membentuk suatu perkampungan tersebut,
lama-lama berkembang menjadi sebuah kerajaan-kerajaan Islam. Para saudagar yang mempunyai
status lebih tinggi dari masyarakat pribumi seperti status sosial dan ekonomi, menarik para putri-
putri dari kalangan bangsawan untuk menikah dengan mereka. Sebelum menikah mereka harus
disamakan agamanya dengan cara membaca kalimat syahadat. Proses Islamisasi dengan cara ini
lebih mudah apalagi jika para saudagar menikahi putri raja yang bisa memperbanyak keturunan

5 Ibid., 40.
6 Ibid., 42.
7 Musrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), 10.
dari kalangan kerajaan dan mempermudan proses Islamisasi pada waktu itu. Dengan menikahi
putri raja maka secara otomatis akan menaikkan pangkat para saudagar menjadi bangsawan, dan
semakin banyaknya keturunanya yang akan meneruskan pemerintahan dibawah kekuasaan
islami. Ketiga, dengan cara pendidikan. Proses Islamisasi dengan cara pendidikan dilakukan oleh
para kiyai dan guru agama dengan cara mendirikan pondok pesantren. Mereka yang sudah lulus
dari pondok kemudian pulang dengan membawa ajaran Islam kepada para masyarakat sekitar
untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Keempat, melalui cara tasawuf dan
tarekat. Para sufi, da’i, dan ulama datang bersamaan dengan para pedagang untuk menyebarkan
agama Islam. Kemudian dari situlah para sufi atau ulama diangkat menjadi bagian kerajaan,
seperti penasehat atau pejabat raja.8

Ada dua cara para sufi menyebarkan agama Islam. Yang pertama dibentuknya suatu kader
dengan nama mubalig, tujuanya adalah untuk menyiarkan agama Islam pada daerah mereka
masing-masing. Yang kedua adalah para sufi menyebarkan sebuah karya tulis dalam masyarakat
untuk kemudian dipahami dan dibaca. Kelima, proses Islamisasi melalui kesenian. Proses ini
menjadi salah satu yang sering digunakan oleh para penyebar Islam. Contoh penyebaran agama
melalui proses ini adalah seperti yang terjadi di Jawa menggunakan kesenian tradisional wayang,
gamelan, nyanyian dan lain sebagainya.9

Melalui saluran proses islamisasi diatas islam mudah menyebar dikalangan masyarakat
dengan cepat. Tersebarnya agama islam di Indonesia terbagi menjadi tiga. Pertama, pada tahap
ini Islam masih memasuki area pelabuhan. Lama-kelamaan islam mulai merambah ke wilayah
pedesaan dan pesisir. Yang berperan dalam penyebaran islam tahap ini adalah para pedagang dan
ulama beserta murid-muridnya. Kedatangan mereka diterima oleh para penduduk lokal, dan
mereka menerima penuh penyebaran islam didaerahnya. Bahkan di sisi lain mereka juga ikut
menyebarkan Islam. Tahap ini terjadi pada abad ke-14 sampai abad ke-15, yang ditandai dengan
runtuhnya kerajaan Majapahit. Kedua, tahap ini terjadi sekitar abad ke-17. Pada tahap ini
penyebaran Islam mulai terganggu karena adanya pengaruh atau campur tangan dari VOC. Pada
masa ini VOC mulai ikut andil dalam proses perdagangan bahkan sampai masalah politik yang
ada di kerajaan Islam Indonesia.10

8 Ibid., 11.
9 Ibid., 12.
10 Ibid., 13.
Pada abad ke-18, kekuasaan politik yang ada di jawa di pegang penuh oleh VOC.
Sehingga timbulah perjanjian Giyanti yang terjadi pada tahun 1755 yang mengakibatkan
terpecahnya kota mataram menjadi dua. Yaitu: Jogyakarta dan Surakarta. Dampak dari perjanjian
Giyanti ialah para raja-raja tidak lagi memegang kekuasaan politik dalam keraton karena telah
dikuasai oleh penjajah. Ini membuat para raja tidak bisa berbuat apa-apa karena semua urusan
telah diserahkan kepada orang asing. Para penjajah tidak hanya ikut campur dalam kekuasaan
politik saja, akan tetapi sampai kepada masalah keagamaan juga. Akibatnya para ulama-ulama
tersingkirkan dari keraton. Mereka berencana melawan para penjajah dengan cara
mengumpulkan para petani untuk mendirikan sebuah pesantren yang nantinya akan digunakan
untuk melawan para kolonial. Ketiga, pada tahap ini terjadi sekitar abad ke-20 an, yang
menyangkut masalah kekurangan ekonomi yang dilakukan oleh belanda dengan membentuk
sistem kebijakan liberalisasi. Didalamnya belanda mengalami kerugian besar akibat membiayai
perang besar seperi perang Diponegoro, Paderi, dan Aceh. Pada saat itu Belanda menerapkan
sistem tanam paksa dimana para petani ditugaskan untuk bekerja ditambah mereka harus
membayar pajak akibat sistem tersebut. Mulai dari sinilah para masyarakat mengenal berbagai
macam tanaman sehingga peranan ekonomi semakin terangkat yang kemudian dikenal dengan
nama ekonomi liberal pada era tahun 1870.11

Pada era ini sarana prasarana mulai dibangun untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
liberal itu sendiri. Seperti sarana transportasi, perkebunan, irigasi, dan pelabuhan. Adapun sarana
pendidikan juga mulai dibangun, dan dari sinilah mulai muncul istilah politik etis pada tahun
1901. Pada saat yang bersamaan, munculah istilah dinamika Islam yang berupaya menciptakan
kedamaian Islam di dunia termasuk di Indonesi agar tidak mengancam proses kekuasaan. Sistem
politik, ekonomi, dan perpajakan dirasa semakin memberatkan rakyat yang pada akhirnya
membangkitkan niat mereka untuk memberontak dengan gerakan proses. Mereka mulai mencari
para ulama untuk kembali memimpin. Ulama mempunyai peranan penting dengan mendirikan
pesantren. Ada juga para ulama yang mendirikan organisasi keagamaan ditengah-tengah
masyarakat . dan dari sinilah islam menjadi tumpuan dalam perubahan nasional di Indonesia.12

Perkembangan Islam di Indonesia

11 Ibid., 14-15.
12 Ibid., 16.
Penyebab terjadinya perpindahan kebudayaan pada fase perdagangan masyarakat
Indonesia kepada agama Islam adalah sebagai berikut:

a. sistem kepercayaan yang dianut pada masa sebelum islam adalah kepercayaan tradisional
seperti menyembah kepada arwah nenek moyang yang diyakini mampu melindungi mereka di
daerah asalnya. Jika mereka keluar atau pindah tempat tinggal maka menurut kepercayaan
mereka akan kehilangan perlindungan yang selama ini mereka yakini. Bagi mereka yang tidak
mempercayainya, maka mereka keluar dari lingkungan tersebut dn mulai mencari sebuah
kepercayaan dimana tuhan dapat melindungi manusia dimanapun dan kapanpun. Dan
kepercayaan seperti ini mereka temukan dalam agama islam.

b. keterkaitan antara agama islam dengan kekayaan. Maksudnya adalah para pedagang yang
sampai di pelabuhan berinteraksi dengan penduduk pribumi Indonesia yang bisa mengatur
perekonomian dan sistem politik masyarakat local, dikarenakan kekayaan yang dimiliki oleh
para pedagang tersebut.

c. kejayaan militer. Hal ini disebut karena orang muslim dikenal sebagai seseorang yang tangguh
dan kuat dalam peperangan. sebagai contoh kerajaan majapahit yang dikalahkan oleh masyarakat
muslim.

d. agama islam berperan penting dalam memperkanalkan ilmu, seperti contohnya tulisan. Tulisan
khusunya Arab mulai diperkenalkan kepada para masyarakat baik yang belum mengenal tulisan
maupun yang sudah.

e. penyebaran islam melalui penghapalan dirasa cukup membantu para masyarakat dalam
memahami ajaran agama. Penghapalan dilakukan dengan cara menulis di dalam bentuks teks
seperti hafalan doa-doa sholat dan kepentingan ibadah lainya agar lebih mudah diingat dan
dipahami.

f. perpindahan menuju agama islam dilatarbelakangi oleh legenda yang terdapat di Jawa, mereka
berpandangan bahwa para penduduk yang menganggap para tokoh islam bisa menyembuhkan
berbagai macam penyakit. Yang kemudian mereka beralih kepercayaan setelah mereka diobati.
Seperti contoh syekh yang berasal dari pasai yang menyembuhkan penyakit seorang raja patani,
yang masuk islam setelah penyakitnya sembuh.
g. agama Islam mengajarkan tentang paham moral. Bahwasanya mereka diajarkan tentang siapa
yang menjaga manusia dan menjamin keselamatanya, dan agar terhindar dari pengaruh kekuatan
mistis yang bisa menyesatkan manusia. Islam juga memperkenalkan akan janji surga bagi orang-
orang yang mau berpegang teguh kepada ajaran agama islam.

Melalui sebab-sebab tersebut islam mempunyai banyak pengikut karena ajaranya yang terkenal
damai, tidak dengan cara paksaan seperti yang dilakukan oleh kaum kolonial dengan cara
kekerasan. Islam mudah diterima di kalangan masyarakat. Seperti dalam masyarakat Jawa-Hindu
yang mengharuskan perbedaan derajat. Lain halnya dengan islam yang mengajarkan toleransi,
dan memperlakukan kesamaan derajat membuat masyarakat tertarik pada ajaran islam.13

Peran Wali Sanga dalam menyebarkan Islam di Jawa

Dalam membahas penyebaran islam di Jawa tidak mungkin terlepas dari peran para
pejuang dakwah yang biasa disebut wali sanga. Sanga adalah dari bahasa jawa yang berarti
Sembilan. Dikatakan wali sanga berarti wali yang Sembilan atau para wali tersebut berjumlah
Sembilan orang. Dikatakan wali karena mereka mampu mencapai derajat tertinggi dala
penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Para wali sanga tersebut ialah:

1. Sunan Gresik yang memiliki nama asli Maulana Malik Ibrahim. Beliau datang ke
Nusantara pada tahun 1379 pada masa kerajaan Majapahit. Asal beliau adalah dari Afrika
Utara tepatnya di daerah Maghribi. Atau biasa disebut dengan panggilan sunan Gresik
atau syekh Maghribi. Pada tahun itu ia datang untuk menyebarkan agama Islam di temani
oleh seorang raja yang bernama cermin. Beliau berpulang kerahmatullah tahun 1419 M
dan dimakamkan di Gresik.
2. Sunan Ampel memiliki nama asli Raden Rahmat. Beliau lahir pada tahun 1401. Sunan
ampel menikahi seorang putri Tuban yang bernama Nyai Ageng Manila. Ia juga
merupakan anak dari seorang raja campa. Dari pernikahanya dengan putri Tuban, beliau
dikaruniai empat orang anak. Diantaranya adalah sunan Bonang, sunan Drajat, dewi sarah
(istri sunan Kalijaga), dan putri Nyai Ageng Maloka. Pada tahun 1479, beliau ikut andil
dalam membangun masjid Demak. Metodenya dalam berdakwah yang sangat popular
adalah dengan menggunakan syair-syair dari budaya lokal sebagai idenya. Ia sangat

13 Saifullah, Islam Asia Tenggara, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 15.


handal dalam menyebarkan dakwah karena meneruskan perjuangan dari sunan Gresik
atau Maulana Malik Ibrahim.
3. Sunan Bonang memiliki nama asli Maulana Makhdum Ibrahim, beliau adalah anak
pertama dari sunan Ampel. Kesenian tradisional wayang merupakan metode dakwah
yang ia lakukan, dan juga termasuk tembang bonang, kempul, gamelan, kenong, suluk
wujil, dan tembang macapat.14
4. Sunan Drajat memiliki nama asli Raden Qasim atau syarifuddin, beliau juga merupakan
anak dari Sunan Ampel. Pada masa krisis sosial dan kekacauan politik yang terjadi pada
tahun 1478, ia selalu membela para rakyat yang tertindas. Beliau juga ikut membantu
membina masjid Demak bersama Raden Patah. Sunan Drajat selalu menyeimbangkan
antara kekuatan jasmani dan rohani, lahiriah dan batiniah, dan juga menghendaki
kehidupan akhirat yang bahagia.
5. Sunan kalijaga dikenal dengan metode dakwahnya yang sangat bijaksana. Ia memiliki
putra yang bernama sunan Muria. Masyarakat Jawa mengakuinya sebagai Guru Suci di
Tanah Jawa. Beliau berdakwah dengan menggunakan tiga prinsip. seperti momor, momot,
dan momong. Momor memiliki arti bersedia membaur dengan masyarakat tanpa
memandang posisi dan status sosial masing-masing. Momot, memiliki arti bersedia
menampung berbagai pendapat dari para masyarakat. Momong, adalah asal dari kata
bahasa Jawa yang memiliki arti mengasuh. Maksudnya adalah mengasuh dan
membimbing seorang anak. Karena pada dasarnya seorang anak tidak pandai dalam
mengurus dirinya sendiri maka seorang pengasuh berkewajiban mengasuh dan mendidik
anak sampai pandai. Islam berhasil berkembang sampai di pucuk daerah Jawa karena
berkat dakwah yang dilakukan oleh sunan Kalijaga.
6. Sunan giri memiliki nama asli Jaka Samudra. Beliau lahir pada tahun 1365 dan wafat
pada tahun 1428. Beliau mempunyai ayah yang bernama Maulana Ishak dari Pasai dan
ibunya adalah putri dari raja Blambangan yang namanya adalah Sekardhadu. Beliau
adalah murid sunan Ampel dan berguru kepadanya saat sunan giri masih menginjak usia
remaja.sunan Ampel memberinya gelar Raden Paku. Dan beliau menyebarkan agama di
daerah Giri.
7. Sunan Kudus memiliki nama kecil Ja’far Shadiq, beliau menyebarkan ajaran agama Islam
di Kudus, dan sebab itulah beliau mempunyai gelar Sunan Kudus. Nama ayahnya adalah

14 Ibid., 22-23.
Raden Utsman Haji.metode dakwah yang digunakan sunan Kudus adalah dengan sebuah
karangan sastra Islam Jawa. Beliau wafat pada tahun 1550 dan dikebumikan di Kudus.
8. Sunan Muria memiliki nama asli Raden Umar Said, dan juga Raden Prawata. Sunan
Muria memiliki istri yang bernama Dewi Sujinah yang nerupakan saudara kandung dari
sunan kudus. Sunan Muria adalah putra dari sunan Kalijaga, dan ibunya bernama Dewi
Sarah. Beliau menyebarkan ajaran agama Islam di daerah kawasan Gunung Muria dan
makamnya juga terletak disana. Dan karena itu beliau mendapatkan gelar Sunan Muria.
Jika kita sekarang masih mengingat tentang lagu atau tembang Jawa yang bernama
Tembang Kinanthi dan Tembang Sinom, itu merupakan karya dari Sunan Muria.
9. Sunan Gunung Jati memiliki nama kecil Fatahillah, Syarif Hidayatullah, Falatehan, dan
Said Kamil. Beliau dibesarkan di Pasai dan pernah menuntut ilmu di Mekah. Beliau
mengabdikan diri pada masa sultan Trenggana di Demak, dan ia menikah dengan adik
dari sultan Trenggana yang bernama putri Demak. Sunan gunung Jati atau Syarif
Hidayatullah ditugaskan oleh Sultan Trenggana untuk mengusir Protugis di daerah
Banten pada tahun 1527. Atas usahahanya yang keras dalam melawan portugis dan
berhasil membuat portugis pergi dari Banten, ia dihadiahi kekuasaan di Cirebon dan
Banten. Sunan Gunung jati sendiri memegang kekuasaan di Cirebon. Dan di Banten
sendiri dipegang oleh anaknya yang bernama Hasanuddin. Beliau mendapat gelar
Gunung Jati karena pada saat wafat ia dikebumikan di daerah Gunung Jati.15

Itulah pengorbanan atau perjuangan untuk menyebarkan agama Islam di pulau Jawa yang
dilakukan oleh para wali sanga. Sehingga sangat tidak mungkin jika kita membicarakan tentang
penyebaran ajaran Islam di pulau Jawa tanpa membahas peran para wali Sanga yang sampai
sekarang masih kita rasakan pengaruhnya.

Kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara

Jika membicarakan masalah penyebaran agama Islam di Nusantara pasti tidak terlepas
dari berdirinya sebuah kerajaan. Kerajaan Islam menjadi sebuah tanda majunya sebuah negara
dalam tatanan sistem sosial dan politik diNusantara. Perkembangan agama Islam sebelumnya
terbatas hanya di dalam lingkup perdagangan saja. Tetapi semenjak adanya kesultanan, Isla
mulai Nampak dan mulai berperan dalam kekuatan budaya dan politik. Dan semenjak itulah

15 Ibid., 24-25.
berkembangnya agama Islam sangat berpengaruh positif dalam kehidupan bermasyarakat.dari
banyaknya bukti yang beredar. Pandangan orang awam atau suatu fakta yang diketahui oleh
masyarakat, bahwa kerajaan yang pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudra Pasai. Padahal
ada sebuah kerajaan yang diduga lebih lama atau lebih tua dari itu. Yang dimaksud adalah
kerajaan Perlak. Dinamakan Perlak karena di daerah tersebut banyak ditumbuhi kayu yang
bernama Perlak. Banyak orang luar yang menyerbu kayu tersebut, karena kualitas dari kayu
perlak sangat bangus jika digunakan untuk membuat kapal.16

Kerajaan Perlak berada di pulau Sumatera tepatnya di daerah Aceh timur yang berdiri
tahun 840 Masehi. Pendiri dari kerajaan ini adalah Syekh Maulana Abdul Aziz Syah yang
memilki gelar Sultan Alauddin Syekh Maulana Abdul Aziz Syah. Ibukota dari kerajaan Perlak
yang awalnya bernama Bandar Perlak diubah menjadi Bandar khalifah. Dikarenakan mengenang
peran dari para Nahkoda yang telah menyebarkan agama Islam di Asia Tenggara, khususnya di
Perlak. Sultan Alauddin sendiri menganut paham aliran Syi’ah. Aliran Syi’ah sendiri masuk ke
Indonesia dibawa oleh para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat. Pada tahun
pemerintahan terakhir sultan ketiga Alauddin Syekh Maulana Abbas, ada sebuah aliran yang
masuk ke perlak, yaitu aliran Ahlu sunnah wal Jamaah yang mulai berkembang dan tidak disukai
oleh aliran Syi’ah. Dan pada akhirnya terjadi perang atau pergolakkan antara kaum Syi’ah dan
Sunni, yang berimbas kosongnya pemimpin atau kesultanan selama dua tahun setelahnya. Dan
peperangan dimenangkan oleh kaum Syi’ah dengan pemimpin Sultan Alauddin Syekh Maulana
Ali Mughayat yang naik tahta. Pada akhir pemerintahan sultan, terjadi lagi peperangan antara
kaum Syi’ah dan kaum Sunni yang pada kali ini kaum Sunni memenangkan peperangan dan
memegang peranan kerajaan. Runtuhnya kerajaan Perlak saat meninggalnya Sultan Makhdum
Alauddin Malik Abdul Aziz pada abad ke-18. Dan pada akhirnya terjadilah penyatuan dari dua
kerajaan yaitu antara kerajaan Perlak dan kerajaan Samudra Pasai dengan Pasai yang lebih
dominan menguasai. Dan pemimpinya adalah putra dari Malik-al-Saleh yaitu Sultan Muhammad
Malik Al-Zahir. Berbicara tentang kerajaan Samudra Pasai, Kerajaan yang pertama di Nusantara
adalah Samudra Pasai paska perlak. Raja pertama sekaligus pendiri dari kerajaan ini adalah
Sultan Al-Malik Saleh. Bukti dari keberadaan kerajaan ini adalah penemuan adanya sebuah batu
nisan beliau yang wafat pada tahun 696 H atau 1297 M. dan keberadaan dari kerajaan ini adalah
di Aceh Utara tepatnya di kabupaten Lhokseumawe. Asal nama dari sultan Malik Saleh adalah

16 Ibid., 26.
Merah Silu. Beliau Masuk agama Islam saat datang suatu rombongan yang berasal dari Mekah
dan ia diislamkan oleh syekh Ismail yang pada saat datang ke nusantara melewati Malabar atau
India Selatan. Dan semenjak mengimani agama Islam beliau mengganti namanya menjadi Sultan
Malik al-saleh dan kerajaan Samudera Pasai untuk kedepanya diganti menjadi Samudra Dar Al-
Islam. Dan kerajaan ini berkembang dalam perdaganganya dan juga menjadi pusat
pengembangan agama Islam di Indonesia. Menurut pendapat seorang tokoh yang bernama Ibnu
Battutah saat berkunjung di pulau Sumatra pada tahun 1346 M, Bahwa menurutnya agama Islam
sudah sekitar satu abad di dakwahkan.dan mayoritas disana bermazhab Syafi’i. masih pendapat
dari Ibnu Battutah, bahwa peranan penting juga dipegang oleh kerajaan Samudra Pasai dalam
penyebaran agama Islam di Jawa dan Malaka. Bahkan anak Sultan Malik Al-Saleh yang bernama
Sultan Malik al-Zahir yang merupakan seorang pecinta theologi, ia juga mengislamkan orang
kafir dan memeranginya apabila memberontak.17

Tercatat dalam sejarah Nusantara bahwasanya islamisasi, pembentukan kerajaan, dan


perdagangan merupakan proses atau tahap yang tidak bisa lepas dari berkembangnya agama
Islam. Pada abad ke-13, di sebrang Selat Malaka dan di sepanjang pantai Timur Sumatra muncul
sebuah pusat kekuasaan.dan pada saat itu juga terbentuklah perkampungan orang-orang muslim
yang menjadikan hubungan perdagangan dan pelayaran di daerah tersebut semakin baik dan
kuat. Pendiri penguasa pertama dari kerajaan Malaka adalah Parameswara. Ia kemudian berganti
nama menjadi Muhammad Isykandar Syah pada usia ke 72 tahun dan menikahi seorang putri
dari raja Samudra Pasai. Beliau wafat pada tahun 1424 M, dan digantikan oleh Sultan
Muhammad Syah. Kerajaan ini tidak berlangsung lama dan jatuh ke tangan Portugis pada tahun
1511. Setelah jatuhnya Malaka tersebut, para pedagang lebih suka berdagang di wilayah Banda
Aceh dengan alasan disana lebih ramai oleh para pedagang. Kerajaan Aceh sendiri didirikan pada
tahun ke-15 M dengan pendirinya adalah Muzaffar Syah. Walaupun pada saat itu kondisi
geografis Banda Aceh tidak menguntungkan untuk berlabuhnya kapal dan perdagangan,
dikarenakan ombak besar sedang melanda wilayah tersebut. Tetapi pada saat itu di Aceh tidak
terpengaruh dan menjadikan majunya pusat perdagangan. Adapun pendiri pertama dari kerajaan
Aceh bernama Sultan Ali Mughayat Syah yang berperan penting dalam perluasan wilayah yang
meliputi Daya, Aceh Besar, Pasai, dan Pidie. Beliau memerintah antara tahun (1514-1530).

17 Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1990), 9-11.
Kerajaan ini mencapai masa kejayaan pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang
memerintah antara tahun (1607-1636 M), dan beliau mendapat gelar Marhum Makuta Alam
setelah ia wafat. Berikutnya adalah berdirinya kerajaan Islam di pulau Jawa. Tanda dari adanya
agama Islam di Jawa adalah adanya bukti batu nisan Fatimah b. Maimun tahun 1082 di Gresik.
Contoh kerajaan yang pertama berdiri di pulau Jawa adalah kerajaan Demak.18

Kerajaan demak brdiri antara tahun 1500 sampai 1550. Pendiri dari kerajaan Demak
adalah Raden Patah yang merupakan seorang putra dari raja Brawijaya yang memerintah
kerajaan Majapahit. Salah satu wali sanga yang berasal dari Demak adalah Sunan Gunung Jati.
Kerajaan Demak mempunyai letak yang bisa dibilang sangat strategis dan jalur perdagangan
yang dilewati oleh para pedagang dari berbagai belahan dunia. Serta pengaruh dari mundurnya
kerajaan Majapahit yang menyebabkan para pedaang mulai masuk ke dalam wilayah daerah
jawa, khususnya didaerah Demak. Pada tahun 1500 Raden Patah diangkat menjadi seorang
bupati Demak Bintoro. Dan semenjak itulah beliau bergelar Sultan Alam atau terkenal dengan
nama Raden Patah. Setelah beliau menjadi raja, ia semakin memegang peranan penting seperti
memajukan agama Islam dan perdagangan. Ia digantikan oleh pati Unus pada tahun 1518. Nama
lain dari Pati Unus adalah (Pangeran Sabrang Lor ). Dinamakan tersebut karena ia pernah
menyerang Portugis dengan melewati atau menyebrang jalan yang berada disebelah utara
Malaka. Saat masih memerintah, ia menyerang Portugis di daerah Malaka dengan membawa
kapal yang jumlahnya sekitar 100 akan tetapi masih belum berhasil. Sistem pemerintahan yang
selanjutnya dipegang oleh Sultan Trenggono saat Pati Unus wafat pada tahun 1521 M. sultan
Trenggono memerintah antara tahun 1521 hingga 1546 M. untuk menghadapi Portugis di Selat
Sunda pada tahun1527, ia mengutus seseorang yang bernama Fatahillah. Akhirnya Sunda Kelapa
berhasil dikuasai oleh Fatahillah, dan berdirilah dua kerajaan yang dibangun olehnya yaitu
kerajaan Cirebon dan Banten.beliau memerintah kerajaan Cirebon, sedangkan kerajaan Banten
diserahkan kepada putranya yang bernama Hasannudin untuk diperintah. Semenjak saat itu
Fatahillah menjadi Sunan Gunung Jati dan meninggalkan kerajaan. Saat Sultan Trenggono
memerintah, yang menjadi bagian dari wilayah Demak adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
Jawa Barat. Penerapan sistem kehidupan yang berlaku dalam masyarakat Demak saat itu sudah
menggunakan hukum atau ajaran Islam. Tetapi masih dengan mempertahankan tradisi atau
kebudayaan sebelumnya. Bisa kita lihat dimasa sekarang peninggalan atau hasil dari kebudayaan

18 Mundzirin Yusuf, Sejarah Islam, 63-68.


kerajaan Demak adalah adanya masjid Demak yang bercirikan keislaman. Juga perayaan sekaten
yang sekarang masih eksis di kalangan masyarakat yang dilakukan untuk menarik warga masuk
kedalam agama Islam. Runtuhnya kerajaan ini pada saat akhir dari pemerintahan Sultan
Trenggono yang terjadi perselisihan dan perebutan kekuasaan antara Hadiwijaya dan Arya
Penangsang yang menjadi akhir dari berdirinya kerajaan Demak. Keraton Demak dipindah ke
Pajang pada tahun 1568 pada saat Arya Penangsang berhasil dibunuh Oleh Joko Tingkir.19

Setelah kerajaan Demak runtuh, kerajaan selanjutnya adalah kerajaan Pajang. Dengan
Joko Tingkir sebagai rajanya setelah disahkan oleh salah satu wali sanga yaitu Sunan Giri.
Selama pemerintahan Jaka Tingkir berlansung, kesenian yang berada dikeraton yaitu
kesusasteraan yang sudah berkembang di Jepara dan Demak, lama-kelamaan semakin dikenal di
wilayah Jawa Tengah karena peran penting dari tokoh yang bernama Syekh Siti Jenar dimana
agama Islam semakin luas hingga sampai ke wilayah Pengging. Adapun kerajaan Demak pada
waktu itu dipimpin oleh Arya Pangiri yang merupakan anak dari Sunan Prawoto dan menjadikan
Demak sebagai wilayah kadipaten. Sebagai imbalan atas terbunuhnya Arya Penangsang, Jaka
Tingkir menghadiahkan jabatan bupati kepada Ki Ageng Pemanahan di Mataram. Jabatan bupati
selanjutnya dipindahkan kepada Sutawijaya saat Ki Ageng Pemanahan wafat. Setelah wafatnya
Jaka Tingkir pada tahun 1528, terjadi perebutan kekuasaan antara putra dan menantu Sultan.
Sang menantu bernama Arya Pangiri dan sang anak bernama Benawa. karena tidak terima atas
posisinya sebagai adipati, pada akhirnya Arya Pangiri menyingkirkan Benawa dan menjadikanya
sebagai adipati di wilayah Jipang. Karena tidak terima atas perlakuan Arya Pangiri terhadapnya
dan juga kerusuhan yang diperbuat selama memerintah, akhirnya Pangeran Benawa melakukan
penyerangan dan mengumpulkan kekuatan untuk kembali merebut posisi kembali di Pajang.
Pada akhirnya Arya Pangiri dapat dikalahkan oleh Benawa dengan bantuan dari Sutawijaya.
Kemudian Arya Pangiri pun disuruh kembali ke asalnya yaitu Demak. Setelah kerajaan pajang
dapat ditaklukan kembali, bukanya tetap memimpin kerajaan. Akan tetapi pangeran Benawa
menyerahkan tahta kerajaan Pajang kepada Sutawijaya. Beliau menyerahkan kekuasaan Pajang
begitu saja dikarenakan tidak sanggup memerintah kerajaan Pajang yang sangat luas.20

Pada tahun 1586, pusat pemerintahan yang awalnya dari Pajang kemudian dipindahkan
ke Mataram oleh Sutawijaya yang menjabat sebagai raja. Disisi lain kerajaan Pajang diubah
19 Saifullah, Islam Asia Tenggara, 30-31.
20 Mundzirin Yusuf, Sejarah Islam, 81-82.
menjadi kadipaten dan pangeran Benawa sebagai adipatinya. Kerajaan Mataram Islam yang
berdiri sebagai kelanjutan dari kerajaan Pajang, dipimpin oleh Sutawijaya yang menobatkan
dirinya sendiri sebagai seorang raja. Setelah pengangkatan menjadi raja ia bergelar Panembahan
Senopati. Setelah wafatnya Panembahan Senopati, yang menggantikan adalah Raden Mas Jolang
yang merupakan anaknya sendiri. Ia memerintah antara tahun 1601 hingga tahun 1613. Pada
masa kepemimpinanya ia menjadi penerus ayahnya untuk memperluas kerajaan Mataram. Tetapi
ia tidak mampu memperluas wilayah Mataram karena tidak sekuat sang ayah. Dan ia diberi gelar
Panembahan Seda Krapyak dikarenakan ia wafat di daerah Krapyak. Lama-kelamaan Mataram
memiliki kekuasaan yang luas. Sampai pada masa Sultan Agung atau nama lainya adalah Raden
Mas Rangsang, Madura berhasil ditaklukan oleh kerajaan Mataram. Dan pusat kerajaan pada
waktu itu di pindah ke wilayah Karta. Pada masa Amangkurat I, pusat kerajaan dialihkan ke
Pleret. Dan pada masa ini munculnya pemberontakan salah satunya adalah yang dilakukan oleh
Trunojoyo. Jika pada masa kepemimpinan Sultan Agung kerajaan Mataram bermusuhan dengan
Belanda, lain halnya dengan pemerintahan selanjutnya kerajaan Mataram bekerja sama dengan
Belanda pada masa pemerintahan Amangkurat II sebagai pereda pemberontakan terhadap
Trunojoyo. Kerajaan Mataram kembali memusuhi Belanda pada masa pemerintahan Amangkurat
III. Dan dari sinilah Belanda mengangkat seorang raja yaitu Pakubuwono I. dan terjadilah dua
pemimpin dalam satu kerajaan. Sampai pada akhirnya tahun 1755 tepatnya pada tanggal 13
Februari, terpecahlah kerajaa Mataram menjadi dua yaitu yang pertama adalah kerajaan
Surakarta dengan Susuhanan atau Pakubuwono III sebagai rajanya. Yang kedua adalah kerajaan
Yogyakarta dengan Pangeran Mangkubumi atau Hamengkubuwono I sebagai rajanya.21

Kerajaan selanjutnya dalam sejarah Nusantara adalah kerajaan Cirebon. Pada sekitar abad
ke-15, kerajaan Cirebon berdiri sebagai kerajaan Islam di Jawa Barat yang pertama. Sunan
Gunung Jati atau lebih dikenal dengan nama Nurullah atau Fatahillah adalah pendiri dari
kerajaan ini. Pada saat memerintah kerajaan Cirebon, beliau tidak membangun sebuah keraton
melainkan membangun tempat peribadatan yang besar atau biasa disebut dengan masjid yang
arsitekturnya disamakan seperti gaya masjid Demak. Yang merupakan masjid dengan
arsitekturnya yang menjadi model bagi masjid-masjid lain di Jawa. Saat wafatnya pada tahun
1570, beliau masih belum dapat menaklukan kerajaan Pakuwan. Dan pada saat kerajaan Cirebon
dipimpin oleh Pangeran Ratu yang merupakan putra dari Sunan Gunung Jati, barulah kerajaan

21 Ibid., 83-86.
Pakuwan dapat ditaklukan. Pada masa pemerintahanya, hubungan antara kerajaan Cirebon dan
Mataram berlangsung dengan baik. Pangeran Ratu juga pernah mengalami masa
ketidaktenangan, dengan kemunculan Batavia pada kekuasaan Belanda. pada tahun 1705,
kedaulatan kerajaan Cirebon diserahkan kepada Belanda oleh Kartasura di Betawi. Kerajaan
Islam di Nusantara selanjutnya adalah kerajaan Banten. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1527
yang didirikan oleh Fatahillah. Fatahillah merebut kerajaan Banten dari Demak yang awalnya
adalah kerajaan Hindu. Fatahillah menyerahkan kekuasaan kepada Hasanuddin yang merupakan
anaknya. Sedangkan Fatahillah berdakwah ke Cirebon sampai wafat. Kekuasaan yang dipimpin
oleh Hasanuddin pada tahun 1552 hingga 1570 M. dan pada masa pemerintahan inilah kerajaan
Banten mengalami kemajuan dalam hal perdagangan dan perluasan wilayah yang mencapai
Sumatra Selatan dan Lampung. Masa kejayaan juga dipegang masa kekuasaan Abdul Fatah atau
yang disebut dengan Sultan Ageng Tirtayasa. Perananya meliputi pembangunan, seperti pasar,
pelabuhan, jalan, dan masjid. Adapun kemunduran dari kerajaan ini adalah saat Belanda masuk
dalam pemerintahan dan mengakibatkan memburuknya keadaan sosial masyarakat. Terjadi
pertentangan antara Sultan Haji dan Sultan Ageng, dimana saat itu Sultan Ageng ingin
mengangkat Purbaya menjadi putra mahkota. Sultan Haji tidak terima dan akhirnya ia bersekutu
dengan Belanda dan meminta agar purbaya dan sultan Ageng disingkirkan. Sultan Ageng
tertangkap oleh belanda pada tahun 1683. Dan pangeran Purbaya berhasil meloloskan diri. Sultan
Ageng wafat pada tahun 1692. Dan pangeran Purbaya wafat pada tahun 1689 saat tertangkap
oleh utusan belanda, Untung Suropati.22

Kerajaan Islam di Nusantara selanjutnya adalah yang berada di pulau Maluku. Agama
Islam mulai masuk ke daerah Maluku melalui peran para pedagang. Sekitar abad ke-10 dan abad
ke-11, sudah mulai bermunculan kerajaan-kerajaan Islam di Maluku yang memiliki peranan
penting dalam penyebaran dan perkembangan Agama Islam. Menurut sejarah ada empat kerajaan
di Maluku. Seperti kerajaan Tidore, Ternate, Jailolo, dan Bacan. Diperkirakan pemimpin
kekuasaan dari kerajaan-kerajaan tersebut adalah empat bersaudara yang menganut agama
Syamman pada waktu itu. Menurut sejarah empat bersaudara tersebut adalah anak dari Ja’far b.
shadiq yang diketahui Sesudah agama Islam memasuki wilayah Maluku. Pada abad ke-13 di
Maluku terbentuklah kerajaan Ternate yang ibukotanya adalah Sampalu. Raja pertama adalah
bernama Sultan Marhum yang memerintah antara tahun 1465-1495 M. kepemimpinan

22 Ibid., 87-91.
berikutnya dipegang oleh putranya yang bernama Zainal Abidin yang memerintah sampai tahun
1500 M. setelah beliau lengser kepemimpinan selanjutnya di pegang oleh Sultan Sirullah,
Hairun, Babullah dengan berturut-turut. Pada masa pemerintahan Sultan Babullah inilah kerajaan
Ternate mengalami masa keemasan dimana daerah kekuasaan sampai ke kepulauan Sulu yang
berada di Filipina. Kerajaan ini bekerjasama dengan portugis dalam masalah perdagangan.
Karena pada waktu itu portugis menawarkan harga yang tinggi untuk rempah-rempah, sehingga
berlomba-lombalah para sultan di Maluku untuk menjual barang daganganya termasuk Ternate.
Kemunduran kerajaan Ternate dikarenakan adanya adu domba terhadap kerajaan Tidore, yang
dilakukan oleh bangsa Spanyol dan Portugis yang memiliki tujuan untuk menguasai daerah yang
menghasilkan rempah-rempah. Setelah mengetahui bahwa mereka di adu domba oleh bangsa
Asing, mereka bangkit dan melakukan perlawanan dengan mengusir Spayol dan Portugis dari
Maluku. Namun hal itu tidak bertahan lama. Akhirnya ternate ditaklukan oleh Belanda untuk
mengambil alih penguasaan perdagangan dengan strategi penaklukan yang terorganisir.23

Kerajaan tidore didirikan pada sekitar abad ke-13. Pemimpin kerajaan Tidore yang
pertama adalah Sultan Ciriliyati pada tahun 1495. Sultan ini mengganti namanya menjadi Sultan
Jamaluddin setelah beliau masuk Islam. Pemerintahan selanjutnya diteruskan oleh anaknya yang
bernama Sultan Mansur. Dan pada masa pemerintahan Sultan Mansur inilah pada tahun 1521
yang sama halnya dengan kerajaan Ternate, kerajaan Tidore menjalin persekutuan dengan
spanyol, dikarenkan kalah merebut hati atau menjalin persahabatan dengan portugis. Persekutuan
dengan Spanyol ditujukan untuk membalas atas kemenangan Ternate dengan Portugis dalam
masalah perdagangan. Adapun masa keemasan kerajaan ini adalah masa kepemimpinan Sultan
Nuku yang mmerintah antara tahun 1780-1805 M. Yang daerah kekuasaanya meliputi Raja
Ampat, Pulau Seram, setengah Papua, dan sebagian Pulau Halmahera. Adapun masa
keruntuhanya sama dengan penyebab keruntuhan kerajaan Ternate yaitu politik adu domba
karena masalah perdagangan yang dilakukan oleh bangsa Spanyol dan Portugis.24

Selain kerajaan Tidore dan Ternate, di Maluku ada dua kerajaan lain yaitu kerajaan Bacan
dan Jailolo. Di kerajaan Jailolo memiliki Sembilan sultan. Dan yang terakhirlah yang hanya
beragama Islam. Sultan tersebut bernama Hasannudin. Pada tahun 1866 atau 1293 H, kesultanan
Jailolo hanya sampai bertahan pada saat masa kekuasaan Sultan Ternate. Darajati adalah sultan
23 Ibid., 100-108.
24 Saifullah, Islam Asia Tenggara, 32.
yang pertama dan Tolobuddin adalah yang terakhir. Setelah itu masa kekuasaan di kerajaan
Jailolo dihapuskan. Para sultan di Bacan tidak begitu diketahui atau tidak lengkap. Kebanyakan
dari mereka banyak yang memeluk agama Katolik. Diketahui juga Bacan memihak Portugis saat
terjadi peperangan orang Islam di bawah komando Ternate melawan orang-orang Portugis. Dua
kerajaan ini baik Bacan maupun Jalailolo tidak dapat memeperluas daerah kekuasaanya,
sehingga sulit untuk berkembang. Pusat kerajaan Bacan berada di pulau Bacan. Sedangkan pusat
kerajaan Jailolo berada di pulau Halmahera. Kerajaan Islam selanjutnya adalah yang berada di
Sulawesi. Islam memasuki wilayah Sulawesi tidak lepas dari peran para pedagang dan ulama
yang datang pada abad ke-17. Kerajaan yang menduduki wilayah Sulawesi adalah kerajaan
Makassar. Awalnya kerajaan ini terbentuk dari gabungan kerajaan Gowa dan Tallo. Pada abad ke-
16, Tumpa’risi yang merupakan penguasa kesembilan kerajaan Gowa berniat untuk
menggabungkan dua kerajaan tersebut. Penggabungan itu diberi nama kerajaan Makasar. Seiring
dengan bergabungnya kerajaan Gowa dan Tallo menjadi kerajaan Makasar, bersamaan pula
dengan masuknya Islam di Sulawesi yang dibawa oleh Datu’ Sulaeman dan Datu’ Ri Bandang.
Yang merupakan ulama berasal dari Sumatra. Pada tahun 1605, kerajaan Makassar berubah nama
menjadi kesultanan Makassar yang dipimpin oleh Sultan Alauddin dengan dibantu oleh Sultan
Abdullah sebagai perdanana mentrinya. Masa keemasan kerajaan Makassar adalah pada saat
kepemimpinan sultan Hasanuddin yang berhasil memperluas wilayah kekuasaanya. Seperti
kerajaan-kerajaan kecil seperti Wajo, Bone, Luwu, dan Soppeng. Sultan Hasanuddin juga
menjadikan pusat perdagangan di kerajaan Makassar yang menyebabkan suatu ancaman bagi
pihak Belanda. Karena pada waktu itu Belanda sedang memperdagangkan rempah-rempah di
sana. Terjadilah pertempuran antara pasukan Sultan Hasanuddin melawan pihak Belanda yang
dibantu oleh Aru Palaka. Dan pada akhirnya kemenangan berhasil didapat pihak Belanda dengan
dihasilkanya kesepakatan yang dinamakan Perjanjian Bongaya tahun 1667. Yang isinya adalah
pemegang monopoli perdagangan di Makassar adalah Belanda, belanda menerima wilayah yang
dirasa strategis oleh Makassar, Belanda diizinkan mendirikan benteng pertahanan oleh Makassar.
Setelah perjanjian tersebut ditandatangani oleh Sultan Hasannuddin, berarti monopoli
perdagangan di penjuru wilayah Makassar resmi dikuasai oleh Belanda. Pemimpin selanjutnya
setelah Sultan Hasanuddin lengser adalah Mapasomba yang merupakan putranya sendiri. Pada
masa inilah seluruh Wilayah Sulawesi Selatan berhasil dikuasai oleh Belanda karena
pertentangan keras yang dilakukan Mapasomba dengan tidak berfikir jernih kalau di Sulawesi
sendiri terdapat benteng pertahanan yang dibuat oleh pihak Belanda. 25

Kerajaan Islam di Sulawesi selanjutnya adalah Buton. Yang pada abad ke-13 akhir
datanglah suatu rombongan yang terdiri dari empat orang dan membentuk menjadi dua
kelompok. Kelompok satu dipimpin beranggotakan Sijawangkati dan Sipanjoga. Kelompok
kedua beranggotakan Simalui dan Sitomanajo. Kedua rombongan yang beranggotakan empat
orang tersebut dinamakan Mia Patamina yang artinya adalah rombongan yang beranggotakan
empat orang pemimpin. Empat orang tersebut mendirikan sebuah perkampungan yang berada di
daerah Bau-bau, yang mana perkampungan tersebut dinamakan Wolio. Terdapat juga beberapa
kerajaan kecil di Buton seperti Wabula, Batuga, Kamaru, dan Todanga. Pada akhirnya keempat
kerajaan kecil tersebut bersatu membentuk kerajaan baru yang dinamakan kerajaan Buton.
Dimana kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang wanita yang bernama Wa Kaa Kaa yang
memerintah pada tahun 1332 M. masa pemerintahan kerjaan Buton tercatat dalam sejarah
kedalam dua tahap penting, yaitu antara tahun 1332 M sampai abad ke-16 pertengahan. Tahap
pertama adalah bahwa yang memerintah kerajaan Buton adalah raja yang beranggotakan enam
orang. Dua orang diantaranya adalah seorang wanita yang bernama Bulawambona dan Wa Kaa
Kaa. Hal ini membuktikan bahwa sejak dari dulu masyarakat Buton menganggap perempuan
adalah seseorang yang istimewa dan mempunyai derajat yang tinggi dan harus dihormati. Tahap
kedua adalah pada saat masuknya agama Islam di Buton pada tahun 1542 M yang pada waktu itu
bersamaan dengan dilantiknya Sultan Buton I sampai pada pemerintahan Muhammad Falihi
yang merupakan Sultan ke-38 dan kesultanan Buton berakhir pada tahun 1960.26

Kesimpulan

Agama Islam memasuki Indonesia dengan cara yang damai dan tidak dengan cara
pemaksaan, sehingga agama ini mudah diterima dikalangan masyarakat dan mengalami
perkembangan yang pesat seiring dengan berjalanya waktu. Dengan semakin banyaknya
masyarakat yang menganut agama Islam lambat laun berdirilah kerajaan-kerajaan yang menjadi
bukti dari perkembangan Islam dari pertama awal penyebaran hingga sampai saat ini.

25 Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, 13.


26 Mundzirin Yusuf, Sejarah Islam, 124.

Anda mungkin juga menyukai