Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PEMAHAMAN ETIKA DAN ESTETIKA

BERBICARA TERHADAP EFISIENSI DALAM BERFORUM


ILMIAH
Makalah

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Keilmuan yang diampu oleh Bapak Khumaidi Abdillah M.Pd

Oleh :
1. Jihan Nurul Izzah G71218041
2. Khusnul Khotimah G71218042
3. Khusnul Khotimah G71218043
4. Siti Nurjanah G71218055

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
NOVEMBER 2018
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim...........
Syukur kehadirat Allah SWT. Yang menciptakan alam semesta dengan
kekuasaan-Nya. Yang mana tiada yang bisa memberi atas apa yang telah
diberikan-Nya, yang dengan dzat-Nya yang maha pengasih lagi maha penyayang
telah mengatur baik dan buruknya kehidupan setiap manusia di muka bumi dan
karena kasih sayang Allah yang tiada batas inilah kami bisa menyelesaikan
makalah ini.
Shalawat dan Salam senantiasa terucap dan terbulir dari lisan ini. Lisan
dari umat Nabi Muhammad SAW. Sosok idola umat sepanjang zaman yang
karena kehadirannya telah menimbulkan pencerahan pada alam semesta dan
pemikiran ideologi seluruh penghuninya. Bersama agamanya yang senantiasa
menerangkan mana yang hak dan mana yang bathil, membawa umat manusia ke
jalan yang terang benderang. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada
semua pihak khususnya pengajar mata kuliah Bahasa Indonesia atas bimbingan
dan arahan dalam penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan sebaik-baiknya.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak, penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Surabaya, 6 November 2018


Penulis

(Kelompok 2)

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

A. Forum Ilmiah ................................................................................................ 3

B. Etika dan Estetika Berbahasa Indonesia ...................................................... 3

C. Etika dalam Estetika Berbahasa Indonesia dalam Forum Ilmiah................. 5

BAB III SIMPULAN .............................................................................................. 8

SUMBER RUJUKAN............................................................................................. 9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Forum ilmiah merupakan suatu kegiatan penyebaran mengenai
informasi ilmiah. Biasanya dilakukan dengan melakukan presentasi dan
diskusi ilmiah. Presentasi suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa untuk
membicarakan sekaligus menyebarkan informasi ilmiah. Karena seorang
mahasiswa yang intelektual berkewajiban untuk mengumpulkan ilmunya
dan mengamalkannya, kegiatan seperti ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengembangkan komunikasi ilmiah seorang mahasiswa dalam lingkungan
akedemisi.
Kemahiran komunikasi dalam berforum ilmiah merupakan suatu
kebutuhan mahasiswa dilingkungan akademisi untuk menyampaikan
informasi yang dibahas. Dalam proses penyampaian informasi terdapat
beberapa pendapat yang berbeda sehingga menyebabkan keefesiensi
berjalannya forum ilmiah, maka diperlukan pengetahuan mengenai etika
dan estetika berforum ilmiah, khususnya dalam penggunaan bahasa
Indonesia sebagai sarana komunikasi utama.
Berbahasa yang baik adalah berbahasa sesuai
dengan lingkungan bahasa itu digunakan. Dalam hal ini,
beberapa faktor menjadi penentu. Pertama, orang yang
berbicara; kedua, orang yang diajak berbicara; ketiga,
situasi pembicaraan apakah situasi itu formal atau
nonformal(santai); keempat, masalah atau topik
pembicaraan. bahasa seseorang menggambarkan suatu
perilaku atau etika dari orang tersebut.1
Dalam pengamatan selama ini mahasiswa kurang memiliki etika
dalam berforum ilmiah. Misalnya Mahasiswa mengabaikan para penyaji
dalam suatu forum ilmiah, diantaranya yaitu berbicara sendiri diluar
bahasan materi forum ilmiah, sering melakukan kegiatan yang lain diluar
kegiatan forum ilmiah, sering menyela pemateri ketika menyampaika
informasi. Hal itu dikarenakan mahasiswa kurang memahami bagaimana

1
Dr.J.S. Badudu, Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar,Jakarta : Pt Gramedia Pustaka Utama,
1995), hlm. 172.

1
beretika yang baik dalam berforum ilmiah, namun tidak keefektifan
jalannya forum ilmiah juga dikarenakan oleh pemateri sendiri, mereka
kurang bisa mengendalikan kegiatan forum ilmiah, kurang mampu
berkomunikasi secara baik dan benar dalam berforum ilmiah.
Kemampuan berkomunikasi yang baik bisa menjadi keindahan tersendiri
dalam jalannya suatu forum ilmiah. Maka oleh karena itu diperlukan etika
dalam forum ilmiah sehinga informasi dapat disampaikan secara optimal.
Etika penggunaan bahasa Indonesia dalam forum ilmiah ini
diperlukan untuk membatasi kesalahan khusunya dalam pemilihan kata
dan kalimat yang digunakan dalam berforum ilmiah. Agar forum ilmiah
dapat berjalan dengan efektif dan efisien, maka diperlukan suatu
pengetahuan mengenai estetika berbahasa yang dapat menimbulkan
penilaian tersendiri dalam berkomunikasi.
Estetika dikatakan sangat penting karena di dalam hal itu
mengandung suatu keindahan tersendiri terhadap yang merasakannya,
dengan adanya hal itu dapat mengetahui indah dan tidak indahnya
berbahasa, sehingga dapat memberikan rasa senang, puas, dan sebagainya
yang sejalur dengan kata tersebut terhadap subjek yang
melihatnya.Estetika menggambarkan suatu karya seni seseorang
diantaranya dalam berbahasa. Indahnya berbahasa sangat membantu dalam
komunikasi yang dilakukan, sehingga komunikan akan sangat tertarik
dengan apa yang disampaikan seorang komunikator. Mengetahui estetika
berbahasa Indonesia dalam forum Ilmiah ini juga sangat diperlukan, guna
menyempurnakan diskusi dalam suatu forum ilmiah. Oleh karena itu,
makalah ini disusun dengan harapan dapat digunakan sebagai pedoman
mahasiswa dalam melakukan forum ilmiah.

B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang diatas, masalah yang dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaskud forum ilmiah?
2. Apa yang dimaksud etika dan estetika berbahasa Indonesia?

2
3. Bagaimana penerapan etika dan estetika berbahasa Indonesia dalam
forum ilmiah?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, makalah ini
bertujuan untuk menginformasikan atau menjelaskan kepada pembaca
perihal berikut, yakni:
1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang kemampuan
mahasiswa dalam memahami etika dan estetika berbahasa
indonesia dalam forum ilmiah.
2. Mengajak pembaca untuk lebih memperhatikan kemampuan
mahasiswa dalam beretika, terutama dalam berbahasa indonesia.
3. Memberikan gambaran kepada pembaca tentang kemampuan
mahasiswa dalam beretika dan berestetika bahasa indonesia dalam
forum ilmiah.

3
BAB II
PEMBAHASAN
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan pada Bab I, pembahasan
masalah pada bab ini akan menyajikan uraian tentang : (1) apa yang dimaksud
forum ilmiah, (2) Apa yang dimaksud etika dan estetika berbahasa indonesia, (3)
Bagaimana cara penerapan etika dan estetika berbahasa indonesia dalam forum
ilmiah.
A. Forum Ilmiah
Forum ilmiah merupakan suatu pertemuan yang biasanya dilakukan oleh
mahasiswa ataupun pelaku pelaku-pelaku ilmiah lainnya, yang berfungsi
sebagai sarana penyebaran informasi ilmiah, baik secara konseptual maupun
prosedural. Dalam forum ilmiah, presentasi ilmiah merupakan suatu kegiatan
yang pasti dilakukan. Kegiatan itu berfungsi untuk menyebarkan informasi
ilmiah. Agar presentasi ilmiah dapat berjalan dengan efektif.
1. Ciri – ciri pokok suatu forum ilmiah, antara lain:
a. Informatif, suatu komunikasi yang bertujuan memberikan informasi
atau penjelasan. Isi informasi itu sendiri bisa bersifat
pemaparan/pandangan.
b. Interaktif, adalah kata yang bersifat saling melakukan aksi; antar-
hubungan; saling aktif.
2. Kiat-kiat agar presentasi ilmiah berjalan efektif:
a. Menarik perhatian dan minat perilaku ilmiah.
b. Menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah yang dibahas.
c. Menjaga etika ketika tampil di depan forum ilmiah
3. jenis jenis forum ilmiah
Sebelum membahas lebih jauh mengenai forum ilmiah, berikut akan
ditunjukkan beberapa jenis dari forum ilmiah.
1. Diskusi Panel
Merupakan diskusi yang terdiri atas seorang pemimpin, sejumlah
peserta, dan beberapa pendengar. Dalam jenis diskusi ini tempat duduk
diatur sedemikian rupa sehingga pendengar dapat mengikuti jalannya
diskusi dengan seksama. Setelah berlangsung tanya jawab antara

4
pemimpin dan peserta, peserta dan pendengar, pemimpin merangkum
hasil tanya-jawab atau pembicaraan, kemudian mengajak pendengar
ikut mendiskusikan masalah tersebut sekitar separuh dari waktu yang
tersedia.
2. Seminar
Pertemuan berkala yang biasanya diselenggarakan oleh
sekelompok mahasiswa dalam rangka melaporkan hasil penelitiannya,
dan umumnya di bawah bimbingan seorang dosen atau ahli. Tujuan
forum ilmiah jenis ini tidak untuk memutuskan sesuatu. Seminar dapat
bersifat tertutup atau terbuka dan juga dapat dihadiri oleh umum, tetapi
mereka tidak ikut berdiskusi, melainkan hanya bertindak sebagai
peninjau. Untuk menyelenggarakan seminar harus dibentuk sebuah
panitia. Pembicara yang ditentukan sebelumnya, umumnya
menguraikan gagasan atau topiknya dalam bentuk kertas kerja.
3. Simposium
Pertemuan ilmiah untuk membandingkan berbagai pendapat atau
sikap mengenai suatu masalah yang diajukan oleh sebuah panitia.
Uraian pendapat dalam simposium ini diajukan lewat kertas kerja yang
dinamakan prasaran. Beberapa prasaran yang disampaikan dalam
simposioum harus berhubungan. Orang yang mengajukan prasaran,
yang dinamakan pemrasaran, berkewajiban.
4. Konferensi
Pertemuan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi atau badan
resmi sehubungan dengan masalah tertentu. Jika konferensi hanya
bertujuan menyampaikan hasil keputusan suatu organisasi atau badan
pemerintah mengenai suatu masalah maka hal tersebut dinamakan
dengar pendapat atau jumpa pers.
5. Lokakarya (academic workshop)
Suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk
memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya.Sebuah
lokakarya adalah pertemuan ilmiah yang kecil dan menghasilkan suatu
hasil dari diskusi tersebut.

5
6. Whole Group Bentuk diskusi kelompok besar, contohnya :
a) Pleno adalah istilah yang digunakan untuk diskusi kelas atau
diskusi umum yang merupakan lanjutan dari diskusi kelompok
yang dimulai dengan pemaparan hasil diskusi kelompok.
b) Rapat Paripurna adalah rapat anggota DPRD yang dipimpin
oleh Ketua dan wakil ketua dan merupakan forum tertinggi
dalam melaksanakan wewenang dan tugas DPRD antara lain
untuk menyetujui Rancangan Peraturan Daerah menjadi
Peraturan Daerah dan menetapkan Keputusan DPRD
7. Buz Group
Diskusi kelompok kecil yang terdiri dari (4-5) orang.
8. Syndicate Group
Bentuk diskusi dengan cara membagi kelas menjadi beberapa
kelompok kecil yang terdiri dari (3-6) orang yang masing-masing
melakukan tugas-tugas yang berbeda.
9. Brainstorming
Diskusi iuran pendapat, yakni kelompok menyumbangkan ide baru
tanpa dinilai, dikritik, dianalisis yang dilaksanakan dengan cepat
(waktu pendek).
10. Informal Debate
Diskusi dengan cara membagi kelas menjadi 2 kelompok yang pro
dan kontra yang dalam diskusi ini diikuti dengan tangkisan dengan tata
tertib yang longgar agar diperoleh kajian yang dimensi dan
kedalamannya tinggi. Selanjutnya bila penyelesaian masalah tersebut
dilakukan secara sistematis disebut diskusi informal.
11. Fish Bowl
Diskusi dengan beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang
ketua mengadakan diskusi untuk mengambil keputusan. Diskusi model
ini biasanya diatur dengan tempat duduk melingkar dengan 2 atau 3
kursi kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk
mengelilingi kelompok diskusi sehingga seolah-olah peserta melihat
ikan dalam mangkok.

6
12. Santiaji
Pertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahan
singkat menjalang pelaksanaan kegiatan.
13. Muktamar
Pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai
suatu masalah yang dihadapi bersama.
14. Diskusi
kelompok Diskusi dengan anggota kelompok dalam suatu
organisasi.
15. Colloquium
Satategi diskusi yang melibatkan beberapa sumber yang berusaha
menjawap pertanyaan dari audience atau masyarkat dan beberapa
sumber.
16. Bedah buku
Kumpulan pakar-pakar ilmuwan untuk membicarakan hal-hal yang
menyangkut ilmu pengetahuan tertentu yang ada pada sebuah buku
yang dianggap sumber.

B. Etika dan Estetika Berbahasa Indonesia


1. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ethos yang berarti
adat kebiasaan tetapi, ada yang menggunakan istilah lain yaitu moral dari
bahasa latin yakni jamak dari kata nos yang berarti adat kebiasaan juga.
Akan tetapi pengertian etika dan moral ini memiliki perbedaan satu sama
lainnya.
Etika ini bersifat teoritis sedangkan moral bersifat praktik. Etika
mempersoalkan bagaimana semestinya manusia bertindak sedangkan
moral mempersoalkan bagaimana semestinya tindakan manusia itu. Etika
hanya mempertimbangkan tentang baik dan buruk suatu hal dan harus
berlaku umum.
Secara singkat definisi etika dan moral adalah suatu teori mengenai
tingkah laku manusia yaitu baik dan buruk yang masih dapat dijangkau

7
oleh akal. Hal ini disebabkan ukuran nilai baik dan buruk tingkah laku
manusia itu tidaklah sama ( relatif ) yaitu tidak terlepas dari alam
masing-masing.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam
pendapat- pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita
rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan
pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari
tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Namun demikian etika selalu mencapai tujuan akhir untuk
menemukan ukuran etika yang dapat diterima secara umum atau dapat
diterima oleh semua bangsa di dunia ini. Perbuatan tingkah laku manusia
itu tidaklah sama dalam arti pengambilan suatu sanksi etika karena tidak
semua tingkah laku manusia itu dapat dinilai oleh etika..
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat
dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan
sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan
suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku
manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga
tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif.
Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan
manusia.
Etika berbahasa merupakan subsistem dari kebudayaan haliniter
bukti dengan kemampuan seseorang dalam berbahasa diukur melalui
pengetahuannya mengena isuatu budaya dalam suatu masyarakat tempat
ia tinggal. Melalui budaya yang ia pelajari ia akan dapat dengan mudah
menggunakan bahasa sesuai dengan tatacara atauetika berbahasa yang
berlaku di masyarakat tersebut.
2. Pengertian Estetika
Kata estetika berasal dari kata Aesthesis yang artinya perasaan atau
sensitifitas, karena memang pada awalnya pengertian itu berhubungan
dengan lidah dan perasaan. Dalam pengertian teknis, Estetika adalah ilmu
keindahan atau ilmu yang mempelajari keindahan, kecantikan secara

8
umum. Pengertian ini berdasarkan kepada, bila kita memandang sesuatu
secara umum, maka obyek itu dapat memberikan rasa senang, puas dan
sebagainya yang sejalur dengan kata tersebut, maka dapat dikatakan
obyek yang dipandang itu mengandung keindahan.
Estetika secara sederhana adalah ilmu yang membahas keindahan
bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa
merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah
filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap
sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang
yang sangat dekat dengan filosofi seni.
Estetika dalam berbahasa Indonesia berhubungan dengan
keindahan dalam berbahasa Indonesia. Estetika berbahasa Indonesia
dapat di tunjukkan dengan komunikasi yang baik, seperti intonasi saat
berbicara.
Penerapan etika dan estetika berbahasa Indonesia memiliki
beberapa manfaat-manfaat diantaranya mendukung keberhasilan dari
suatu forum ilmiah, tidak menyinggung perasaan pihak lain, mendapat
perhatian para partisipan, mendapatkan respon positif dari partisipan, dan
membuat suasana forum menjadi lebih hidup.

C. Etika dalam Estetika Berbahasa Indonesia dalam Forum Ilmiah


1. Etika dalam forum ilmiah
Etika Dalam Berforum Ilmiah dalam hal ini ditujukan pada segi-segi
moral dari segala sesuatu yang terjadi dan terdapat di dalam teks dan
dampak yang mungkin timbul dari teks itu. Dalam suatu forum Ilmiah,
sangat dibutuhkan sebuah komunikasi untuk menunjang kelangsungan di
dalam forum ilmiah tersebut. Berikut beberapa etika yang diterapkan
dalam forum ilmiah:
1. Jujur,tidak berbohong.
2. Bersikap dewasa,tidak kekanak-kanakan.
3. Lapang dada dalam berkomunikasi.
4. Menggunakan panggilan atau sebutan orang yang baik.

9
5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien.
6. Tidak mudah emosional.
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog.
8. Berbahasa yang baik,sopan,dan ramah.
9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan.
10. Bertingkah laku yang baik.
11. Mematikan telepon genggam.
12. Tidak gaduh atau membuka forum sendiri.
Etika berkaitan dengan keyakinan dan prinsip mengenai mana yang benar
dan mana yang salah,serta mana yang patut dan mana yang tidak patut.Satu
nilai yang harus di pegang dalam menjaga etika ketika berforum ilmiah
adalah menjaga sikap agar tidak merugikan orang lain dan menjaga agar
forum itu mencapai tujuannya dengan baik.

2. Estetika dalam Forum Ilmiah


Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis
dalam membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam
masyarakat akan turut mempengaruhi penilaian terhadap keindahan.
Misalnya pada masa romantisme di Perancis, keindahan berarti
kemampuan menyajikan sebuah keagungan. Pada masa realisme,
keindahan berarti kemampuan menyajikan sesuatu dalam keadaan apa
adanya. Dalam suatu forum ilmiah, kegiatan yang sangat ditonjolkan
adalah kemampuan berkomunikasi. Keberhasilan suatu forum ilmiah
adalah, jika pelaku ilmiah dapat berkomunikasi secara baik dan benar,
sehingga informasi ilmiah juga dapat tersampaikan secara optimal pula.
Kemampuan berkomunikasi yang baik bisa menjadi keindahan tersendiri
dalam jalannya suatu forum ilmiah.
Berikut beberapa teknik komunikasi yang baik dalam berforum
ilmiah:
1. Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan
lingkungan.
2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
3. Memberi ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum.

10
4. Menggunakan gerakan tubuh yang sopan dan wajar.
5. Tidak mudah terpancing emosional.
6. Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi.
7. Menggunakan komunikasi non verbal.seperti berjabat
tangan,merunduk,hormay,atau semacamnya.
Dalam forum ilmiah, akan terlihat baik jika pelaku dalam forum
tersebut ,baik moderator,audience,maupun penyaji,menyajikan karya
ilmiahnya dengan komunikasi yang baik.Diantaranya pemilihan kata
yang formal dan santun,penyusunan kalimat yang baik dan teratur,dan
juga penyajian kata yang lembut namun tetap tegas dan jelas.

11
BAB III
SIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa suatu forum ilmiah merupakan pertemuan


dilakukan oleh mahasiswa ataupun pelaku-pelaku ilmiah lainnya, yang berfungsi
sebagai sarana penyebaran informasi ilmiah. Dalam forum ilmiah, presentasi
ilmiah merupakan suatu kegiatan yang pasti dilakukan. Sebab mahasiswa
merupakan intelektual yang berkewajiban menyebarkan ilmu yang dimilikinya,
kemahiran untuk melakukan presentasi ilmiah merupakan suatu kebutuhan. Oleh
karena itu, untuk penyempurnaan kegiatan di forum ilmiah, diperlukan aturan-
aturan yang harus dipenuhi. Selain itu, setiap peserta wajib menghargai pendapat
atau gagasan orang lain dalam hal ini mensyaratkan bahwa dia wajib menyimak
apabila ada orang yang berbicara atau bertanya. Misalnya, ketika orang lain telah
mengusulkan gagasan, dia tidak akan berbicara seolah-olah dialah pengusul
pertama gagasan tersebut.
Dalam suatu forum ilmiah, kegiatan yang sangat ditonjolkan adalah
kemampuan berkomunikasi. Keberhasilan suatu forum ilmiah adalah, jika pelaku
ilmiah dapat berkomunikasi secara baik dan benar, sehingga informasi ilmiah juga
dapat tersampaikan secara optimal pula. Kemampuan berkomunikasi yang baik
bisa menjadi keindahan tersendiri dalam jalannya suatu forum ilmiah. Dalam
konteks bahasa Indonesia, contoh nilai keindahan dapat dicontohkan dengan karya
puisi. Puisi menggunakan kata-kata yang indah, pembawaannya lembut dan
berirama. Begitu halnya dalam berforum ilmiah, akan terlihat lebih indah jika
pelaku dalam forum tersebut, baik moderator, audience maupun penyaji
menyajikan karya ilmiahnya dengan komunikasi yang baiik

12
SUMBER RUJUKAN
K. Bertens. 2000. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 25
http://solatun.wordpress.com/2009/02/13/logika-etika -dan-estetika/
http://www.scribd.com/edwienk/d/54506807-forum-ilmiah
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/
http://www.scribd.com/doc/53552426/BAB-I.
http://www.scribd.com/edwienk/d/54506807-Forum-Ilmiah
https://bahasauhamka.wordpress.com/2013/01/26/etika-berbahasa/

13

Anda mungkin juga menyukai