KOLOM
Wednesday, 27 Zulhijjah 1440 / 28 August 2019
LOGIN
1
price drop price drop price drop
0
JAKARTA
republika.co.id
Sabtu 24 Aug 2019 13:54 WIB
MAGHRIB
Red: Muhammad Subarkah
Penolakan Bapa Mohammad Hatta di sidang soal pendapat Papua sudah terkenal.
ED ISI KORAN RE P UB L IKA T V GE R A I I HR A M
HOME NEWS KHAZANAH INTERNASIONAL EKONOMI REPUBLIKBOLA LEISURE KOLOM REPUBLIKA TV SASTRA RETIZEN INDEKS LAINNYA
https://www.republika.co.id/berita/pwqb6q385/papua-di-mata-amber-pendiri-bangsa 1/14
28/08/2019 Papua di Mata Amber Pendiri Bangsa | Republika Online
KOLOM LOGIN
BUY SELL
START TRADING
Aksi-aksi menentang rasialisme belakangan ini macam sudah melebar kemana-
RESONANSI
0 mana. Bukan cuma perkara rasialisme, tiba-tiba banyak itu bendera Bintang
Kejora berkibar. Peserta aksi macam tra pusing ada tentara sama polisi di dekat- Sudan Selamat dari
Kehancuran
dekat dia orang
Perkara lama itu terus muncul lagi. Mau merdeka kah? Atau mau tetap dengan
NKRI?
Buat yang rajin baca sejarah, ini hal sudah lama sekali dia punya baku debat.
Bahkan dari zaman republik belum ada juga paitua-maitua yang mau bikin negara
sudah ribut.
Pas sidang BPUPKI, 11 Juni 1945, Kaka Sukarno sama Moh Yamin yang paling
cerewet
ED ISIminta
KORAN Papua masuk
RE P UB L IKA TV GE Rdalam
AI I HR Arepublik.
M Dia orang dua punya pandangan,
karena Papua waktu itu dijajah Belanda juga, otomatis masuk wilayah Indonesia,
toh. LOGIN
https://www.republika.co.id/berita/pwqb6q385/papua-di-mata-amber-pendiri-bangsa 2/14
28/08/2019 Papua di Mata Amber Pendiri Bangsa | Republika Online
Penolakan Bapa Mohammad Hatta di sidang soal pendapat itu sudah terkenal.
KOLOM Kasus UAS: Dakwah
LOGIN
Paitua waktu itu satu dari sedikit saja yang tra setuju dengan hampir semua
Wednesday, 27 Zulhijjah 1440 / 28 August 2019 Islam di Indononesia
Bukan Dilema
anggota BPUPKI sepakat bahwaHOME
Indonesia merdeka
RESONANSI meliputi
ANALISIS FOKUSseluruh negeriKALAM
SELARUNG Hindia
Belanda, Malaya, Borneo Utara, Timor Portugis, dan Papua.
Papua di Mata Amber
Bapa Hatta punya banyak alasan. Pertama, dia takut republik baru ini tra lain Pendiri Bangsa
1 dengan imperialis-imperialis yang dia orang lawan. Tra puas dengan Papua, terus
ambil wilayah-wilayah lain di Pasi k.
Suara Milenial dan
Papua di Tengah
Paitua curiga, klaim bahwa kerajaan Nusantara dulu kasi ikut semua wilayah Pusaran Ibu Kota
Papua sekarang juga abuti saja, alias abu nawas tinggi, alias tipu-tipu saja.
0
Hatta juga bilang bahwa secara etnis, orang-orang Papua ini lain sekali dengan FOKUS
orang-orang Melayu. Tapi Bapa Hatta tra kasi solusi. Dia cuma bilang, tra pusing
Papua mau masuk ka trada ke Indonesia. Kenapa Harus Gabung
DKI Jakarta?
Nah kalau kitorang mau liat solusi, sebenarnya Bapa H Agus Salim yang
menawarkan di sidang itu. Waktu itu, Pace Mohammad Yamin satu ini bilang
Dunia Sedang
bahwa semua rakyat Papua mau gabung dengan republik. Agus Salim tra mau Dikepung Api
percaya.
Dia keras kepala minta keputusan soal itu ditanya sama orang Papua semuanya. Setelah tak Ada Owi-
"Dengan djalan demikian itu, bukanlah atas dasar suara dua-tiga orang utusan Butet
https://www.republika.co.id/berita/pwqb6q385/papua-di-mata-amber-pendiri-bangsa 3/14
28/08/2019 Papua di Mata Amber Pendiri Bangsa | Republika Online
Indonesia Merdeka," kata Agus Salim dalam risalah sidang itu. Wednesday, 27 Zulhijjah 1440 / 28 August 2019 TRADE
HOME RESONANSI ANALISIS FOKUS SELARUNG KALAM BITCOIN NOW
Jadi, jauh sebelum kaka-kaka mahasiswa Papua minta di jalan-jalan belakangan,
$50 Minimum to
Agus Salim sudah duluan punya pikiran bahwa referendum menyeluruh harus Open Account
dibikin dulu. Habis itu baru kamorang bisa bilang Papua masuk ka trada ke
START TRADING
1 Indonesia.
selesai tra pakai bakudebat lagi. "Kiranja dengan tjara begini hasjrat jang
didasarkan kepada tarich lama dan jang didasarkan kepada realiteit, dapat
TERPOPULER
0 didamaikan. Semangat kegembiraan boleh berdasar kepada tarich riwajat,
sebagaimana hidupnja dalam kenang-kenangan bangsa kita, akan tetapi daja-
upaja, ikhtiar kerdja dan tenaga untuk mentjapainja tidak dapat dibangkitkan dan
tidak dapat dikerdjakan melainkan atas djalan akal jang berdasar kepada
kenjataan realiteit," Agus Salim bilang.
Kitorang tahu, di ujung sidang Papua tetap diputuskan masuk Indonesia. Soal
bagaimana kasih tau itu barang sama Belanda itu nanti saja.
Ini Rektor Asing Pertama di Indonesia
Banyak yang kira bahwa habis itu kepentingan Amerika Serikat dan lahirnya Orde Selasa , 27 Aug 2019, 09:08 WIB
Baru saja yang semakin menguatkan Papua masuk Indonesia. Itu pendapat hanya
separuh benar saja. Apa hal?
ED ISI KORAN RE P UB L IKA T V GE R A I I HR A M
https://www.republika.co.id/berita/pwqb6q385/papua-di-mata-amber-pendiri-bangsa 4/14
28/08/2019 Papua di Mata Amber Pendiri Bangsa | Republika Online
negara-negara Barat marah sama republik. Wednesday, 27 Zulhijjah 1440 / 28 August 2019 Cara untuk Biayai
HOME RESONANSI ANALISIS FOKUS SELARUNG KALAM Pemindahan Ibu Kota
Tapi kitorang tahu, Presiden Sukarno telinganya waktu itu lebih dekat ke kelompok
komunis. Nah, bukan kebetulan, Partai Komunis Indonesia (PKI) waktu itu sudah Megawati Komentari
Ibu Kota Baru: Katanya
tra tahan mau Papua masuk Indonesia.
Kita Go Green
1
Bahkan dari kongres 1956, merebut Papua sudah jadi program partai.Pas rame-
rame di awal 1960 itu, M C Ricklefs dalam Sejarah Modern Indonesia (2008) Saat KPK Bantah
Pengakuan Irjen Firli
menulis, sikap PKI terkait Papua bikin Sukarno memasukkan Ketua Umum CC PKI
DN Aidit dan agitator Nyoto, orang dua ini waktu itu menjabat menteri
0 koordinator, sebagai anggota “Front Nasional untuk memperjuangkan Irian Barat”. Lanfang: Kisah Sebuah
Republik di Belantara
PKI juga rajin sekali bikin aksi massa dorong pemerintah lebih berani merebut Kalimantan
Papua. Senjata-senjata yang nanti dipakai agresi militer ke Papua waktu itu, juga
datang dari blok komunis, terutama Uni Soviet. Dia orang kirim helikopter sama Seorang Ayah Diusir
Anaknya Sendiri dari
pesawat antero-antero buat tentara serang Papua. Rumah
Walau pada akhirnya, toh, bukan senjata-senjata ini yang bikin Papua masuk
Indonesia, tapi Pepera atau Penentuan Pendapat Rakyat pada 1969, di bawah
Orde Baru. Waktu itu, PBB bilang semua warga Papua yang cukup umur harus INFOGRAFIS
menentukan pendapat. Tapi, dari 800 ribu penduduk asli Papua waktu itu,
Indonesia hanya pilih 1.025 orang untuk kasi suara.
ED ISI KORAN RE P UB L IKA T V GE R A I I HR A M
Sa pernah tanya sama Abah Alwi Shahab, wartawan paling senior di Republika soal
jajak pendapat
itu.
Bagaimana
dia punya cerita sampai pace-mace seribu orang itu LOGIN
https://www.republika.co.id/berita/pwqb6q385/papua-di-mata-amber-pendiri-bangsa 5/14
28/08/2019 Papua di Mata Amber Pendiri Bangsa | Republika Online
Yang dia maksud, banyak yang curiga waktu ada yang main suap untuk beli suara
KOLOM LOGIN
wakil-wakil Papua. Gara-gara itu juga sampai sekarang banyak yang tra mau Wednesday, 27 Zulhijjah 1440 / 28 August 2019
Saya ingat satu hari begini, pernah telepon pejabat di Jayapura. Waktu itu sa tanya
soal oknum polisi yang jual senjata ke kelompok separatis. Bapa ade satu ini dia
1 tra mau jawab langsung. Malahan dia tanya begini: "Jadi kamu ini wartawan pro-
NKRI atau prokemerdekaan?" Saya kaget tapi diam saja waktu itu.
Begini, sepanjang hidup, saya sudah menjelajahi sebagian besar Tanah Papua
yang luar biasa itu. Dari pantai di Sorong, naik kole-kole mengarungi teluk Fakfak,
0 menjelajahi gunung-gunung di Timika, pantai-pantai dan pulau-pulau karang di
Biak, rawa-rawa di Asmat, jalan-jalan di Jayapura, delapan jam naik perahu cepat di REPUBLIKA TV
https://www.republika.co.id/berita/pwqb6q385/papua-di-mata-amber-pendiri-bangsa 6/14
28/08/2019 Papua di Mata Amber Pendiri Bangsa | Republika Online
Sa bisa bilang beruntung tinggal di Indonesia, tapi tra bisa klaim begitu untuk
KOLOM KPK Minta Kemendagri
LOGIN
orang Papua. Wednesday, 27 Zulhijjah 1440 / 28 August 2019 Data Aset Negara di
HOME RESONANSI ANALISIS FOKUS SELARUNG KALAM Daerah
Jadi, soal pertanyaan pejabat di Jayapura itu… sa tra bisa jawab. Sa tra punya hak
sama sekali bicara soal bagaimana bikin baik masalah di Papua. Apalagi soal Melihat Artefak Masjid
Papua harus merdeka atau tidak. Itu hak mama-mama di pasar sama yang pergi Al-Haram dan Nabawi
1 cari kasbi, petatas, sama sagu di pedalaman. Itu hak bapa-bapa yang setengah
mati cari cara kasi sekolah dorang punya anak-anak. Hak kaka-kaka sama ade-ade
mahasiswa yang panas-panas di jalan unjuk rasa. Hak setiap jiwa bangsa Papua,
bukan saya punya hak...
0 BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Persepektif Republika.co.id,
Klik di Sini
LOGIN
HOME NEWS KHAZANAH INTERNASIONAL EKONOMI REPUBLIKBOLA LEISURE KOLOM REPUBLIKA TV SASTRA RETIZEN INDEKS LAINNYA
https://www.republika.co.id/berita/pwqb6q385/papua-di-mata-amber-pendiri-bangsa 7/14
28/08/2019 Papua di Mata Amber Pendiri Bangsa | Republika Online
1
BERITA TERKAIT
Suara Milenial dan Papua di Tengah Pusaran Ibu
Kota
0 Anggota Komisi I: Tak Perlu Libatkan
Internasional di Papua
LOGIN
HOME NEWS KHAZANAH INTERNASIONAL EKONOMI REPUBLIKBOLA LEISURE KOLOM REPUBLIKA TV SASTRA RETIZEN INDEKS LAINNYA
https://www.republika.co.id/berita/pwqb6q385/papua-di-mata-amber-pendiri-bangsa 8/14
28/08/2019 Papua di Mata Amber Pendiri Bangsa | Republika Online
BERITA PILIHAN
KOLOM
Wednesday, 27 Zulhijjah 1440 / 28 August 2019
by
LOGIN
AD AD
HOME RESONANSI ANALISIS FOKUS SELARUNG KALAM
1
Menjelajah waktu dengan Jam Foto Melania Trump Hampir Cium Dokter asal Beijing ungkap cara
Tangan CR Watches Justin Trudeau Viral memulihkan persendian
AD
0
Ajaib, Kita Memang Rasialis...? Rahasia untuk hilangkan nafas bau, Seperti Apakah Hari-Hari Pertama
hanya butuh 2 menit sehari Kemerdekaan Itu?
AD AD
Umrohkan 25 Sosok Sederhana Jalani Tes Capim KPK, Wakabareskrim Dokter telah menemukan penyebab
ED ISI KORAN RE P UB L IKA T V Datang
GE RAI IGunakan
HR A M Vespa bau busuk dari mulut! Baca disini
LOGIN
HOME NEWS KHAZANAH INTERNASIONAL EKONOMI REPUBLIKBOLA LEISURE KOLOM REPUBLIKA TV SASTRA RETIZEN INDEKS LAINNYA
https://www.republika.co.id/berita/pwqb6q385/papua-di-mata-amber-pendiri-bangsa 9/14
28/08/2019 Papua di Mata Amber Pendiri Bangsa | Republika Online
0 Comments KOLOM
Wednesday, 27 Zulhijjah 1440 / 28 August 2019
Sort by Newest LOGIN
Add a comment...
RETIZEN
0
LOGIN
HOME BERITA
NEWS LAINNYA
KHAZANAH INTERNASIONAL EKONOMI REPUBLIKBOLA LEISURE KOLOM REPUBLIKA TV SASTRA RETIZEN INDEKS LAINNYA
https://www.republika.co.id/berita/pwqb6q385/papua-di-mata-amber-pendiri-bangsa 10/14
28/08/2019 Papua di Mata Amber Pendiri Bangsa | Republika Online
PESO N A I N D O NESIA
KOLOM LOGIN
Pantai Ujung Pandaran, Indah Namun Kalah Wednesday, 27 Zulhijjah 1440 / 28 August 2019
1 BERI TA B E A C UKAI
JABO D E TA B E K NASIONAL
Wali Kota Depok Keluarkan SK Penertiban
Lahan UIII
SK penertiban Wali Kota Depok keluar setelah adanya desakan dari
Wapres RI.
POLI T I K
LOGIN
HOME NEWS KHAZANAH INTERNASIONAL EKONOMI REPUBLIKBOLA LEISURE KOLOM REPUBLIKA TV SASTRA RETIZEN INDEKS LAINNYA
https://www.republika.co.id/berita/pwqb6q385/papua-di-mata-amber-pendiri-bangsa 11/14
28/08/2019 Papua di Mata Amber Pendiri Bangsa | Republika Online
KOLOM
POLI T I K
1
TERPOPULER
0
Lanfang: Kisah Sebuah Bagaimana Jika Internet Papua Masih Lagu Gombloh-Titiek Pindah Ibu Kota Saat
Republik di Belantara Presiden 2024-2028 Diblokir: Maju Kena Puspa: Sejuta Rasa Ekonomi Lesu
Kalimantan Menyatakan tak Pindah Mundur Kena? Pemindahan Ibu Kota
IN PICTURES
LOGIN
HOME NEWS KHAZANAH INTERNASIONAL EKONOMI REPUBLIKBOLA LEISURE KOLOM REPUBLIKA TV SASTRA RETIZEN INDEKS LAINNYA
https://www.republika.co.id/berita/pwqb6q385/papua-di-mata-amber-pendiri-bangsa 12/14
28/08/2019 Papua di Mata Amber Pendiri Bangsa | Republika Online
KOLOM
Wednesday, 27 Zulhijjah 1440 / 28 August 2019
LOGIN
1
1 2 3 4 5
0
HOME NEWS KHAZANAH INTERNASIONAL EKONOMI REPUBLIKBOLA LEISURE KOLOM REPUBLIKA TV SASTRA RETIZEN INDEKS LAINNYA
https://www.republika.co.id/berita/pwqb6q385/papua-di-mata-amber-pendiri-bangsa 13/14
28/08/2019 Papua di Mata Amber Pendiri Bangsa | Republika Online
KOLOM LOGIN
Wednesday, 27 Zulhijjah 1440 / 28 August 2019
HOME RESONANSI ANALISIS FOKUS SELARUNG KALAM
C O PY RI G H T © 2 0 1 8 RE P UB L IK A . C O. I D , A L L R I G HT R ES E RV ED
1
0
https://www.republika.co.id/berita/pwqb6q385/papua-di-mata-amber-pendiri-bangsa 14/14