Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK


SETIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG
DENGAN TINDAKAN TEPIQ SPONGE :

A.Definisi
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan tubuh dengan
jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.Panas yang dihasilkan dikurangi panas
yang hilang merupakan apa yang disebut dengan suhu tubuh (Potter & Perry, 2010).
Suhu tubuh merupakan tanda atau suatu ukuran penting yang dapat memberi petunjuk
mengenai keadaan tubuh seseorang. Suhu normal tubuh adalah 36,5-37,5 0C (Huda,
2013).
Pada keadaan tertentu suhu tubuh dapat meningkat yang disebut dengan hipertermia.
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal yang tidak teratur,
disebabkan ketidak seimbangan antara produksi dan pembatasan panas (Sodikin,
2012).
Hipertermia adalah kondisi kegagalan pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) akibat
ketidak mampuan tubuh melepaskan atau mengeluarkan panas atau produksi panas
yang berlebihan oleh tubuh dengan pelepasan panas dalam laju yang normal
(El Radhi,2009).

B.TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Penatalaksanaan yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh yang mengalami
hipertermi diantaranya adalah dengan tindakan farmakologis maupun non
farmakologis. Tindakan farmakologis untuk menurunkan suhu tubuh adalah dengan
cara pemberian antipiretik. Pemberian antipiretik ini berfungsi menghambat produksi
prostaglandin, menyebabkan anak berkeringat dan vasodilatasi (Totapally,
2005).Selain pemberian antipiretik, dapat juga dilakukan tindakan non farmakologis
yaitu seperti memberikan baju yang tipis pada anak, menyuruh anak untuk banyak
minum air putih, istirahat, dan memberikan water tepid sponge (Budi, 2006 dalam
Hartini, 2012).
Hipertermia sering menjadi alasan mengapa orang tua membawa anak mereka
mengujungi pemberi layanan kesehatan.Umumnya keluhan hipertermia pada anak
membingungkan dan menimbulkan satu kecemasan orang tua.Kecemasan orang tua
tersebut diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan tentang hipertermia dan akhirnya
memicu mereka untuk melakukan tindakan yang cenderung berlebihan dalam
mengatasi hipertermia pada anak, salah satunya berupa pemberian obat penurun panas
(antipiretik) dengan tidak memperhatikan indikasi pemberian obat yang seharusnya
(Sodikin, 2012).
Banyak Ditemukan di lapangan pelaksanaan water tepid sponge jarang dilakukan oleh
perawat.Perawat cenderung lebihsering
Langsung memberikan antipiretik ketika anak mengalami hipertermi (Hartini,2012).
Water tepid sponge adalah sebuah teknik kompres blok pada pembuluh darah
supervisial dengan teknik seka (Setiawati, 2009). Water tepid sponge merupakan
alternatif teknik kompres hangat yang marak diteliti di negara maju maupun
berkembang lainnya (Alves, 2008). Teknik ini menggunakan kompres blok tidak
hanya di satu tempat saja, melainkan langsung di beberapa tempat yang memiliki
pembuluh darah besar (Hartini, 2010).

Menurut Suprapti (2008), water tepid sponge efektif dalam mengurangi suhu tubuh
pada anak dengan hipertermia dan juga membantu dalam mengurangi rasa sakit dan
ketidaknyamanan. Hal ini juga diungkapkan Bartlomeus (2012), bahwa ada pengaruh
penurunan suhu tubuh anak yang mengalami hipertermia yang setelah dilakukan water
tepidsponge.
Dampak yang ditimbulkan apabila hipertermia tidak segera ditangani adalah dehidrasi,
terjadi karena peningkatan pengeluaran cairan tubuh sehingga dapat menyebabkan
tubuh kekurangan cairan.Hipertemia juga dapat menyebabkan peningkatan frekuensi
denyut jantung (1-12 menit/10 C) dan metabolisme energi.Hal ini menimbulkan rasa
lemah, nyeri sendi dan sakit kepala, gelombang tidur yang lambat (berperan dalam
perbaikan fungsi otak), dan pada keadaan tertentu dapat menimbulkan gangguan
kesadaran dan persepsi (delirium karena demam) serta kejang. Keadaan yang lebih
berbahaya lagi ketika suhu inti tubuh mencapai400C,pusatpengatursuhuotaktengah
akan gagal dan pengeluaran keringat akan berhenti. Akibatnya akan terjadi
disorientasi, sikap apatis dan kehilangan kesadaran (Hartini, 2012).

C.Gambar alat dan anatomi tubuh yang berkaitan ?


Baskom Mandi :

Air Hangat :

Selimut Mandi :
Termometer :

Waslap :

Bantal Tahan air :


Sarung Tangan Disposable :

Baju ganti:

D.Indikasi Tindakan Keperawatan

Keperawatan:

Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase pengorgani sasian dalam proses

keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam

usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi

kebutuhan klien. Perencanaan yang tertulis dengan baik akan memberi petunjuk

dan arti pada asuhan keperawatan, karena perencanaan adalah sumber informasi
bagi semua yang terlibat dalam asuhan keperawatan klien. Rencana ini merupakan

sarana komunikasi yang utama, dan memelihara continuitas asuhan keperawatan

klien bagi seluruh anggota tim (Setiadi, 2012).

Proses perencanaan keperawatan meliputi :

penetapan tujuan perawatan, penetapan kriteria hasil, pemilihan intervensi yang

tepat, dan rasionalisasi dari intervensi dan mendokumentasikan rencana perawatan

(Setiadi, 2012).

Suatu hasil merupakan perubahan status klien yang dapat diukur dalam berespon

terhadap asuhan keperawatan, hasil adalah respon yang diinginkan dari respon

kondisi klien dalam dimensi fisiologis, sosial, emosional, perkembangan atau

spiritual.Pedoman penulisan kriteria hasil berdasarkan SMART (Spesific,

Meassurable, Aciveble, Reasonable, dan Time).Spesfic adalah berfokus pada klien,

meassurable adalah dapat diukur, dilihat, diraba, dirasakan, dan

dibau.Achivebleadalah tujuan yang harus dicapai, sedangkan Reasonable

meupakan tujuan yang harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.Time

adalah batasan pencapaian dalam rentang waktu tertentu, harus jelas batasan

waktunya (Dermawan, 2012).

Medis :

Memberikan penanganan pada anak,untuk tapid sponge,dan memberikan resep

obat untuk dikosumsi.

1.Melakukan pemberian obat ( Penurun panas )

2.Memberikan saran kepada orang tua untuk melakukan kompres

E.Kontra Indikasi Tindakan keperawatan


Indikasi :

1. Klien dengan perut kembung

2. Klien yang kedinginan missal : akibat narkose, cuaca

3. Klien yang mengalami radang missal radang persendisan

4. Kekejangan otot (spasme)

5. Adanya abses (bengkak) akibat suntikan

6. Tubuh dengan abses, hematom

Kontra Indikasi:

1. Gangguan sensibilitas

2. Buerger diseases

3. Gangguan peredaran darah arterial perifer

F.Asuhan Keperawatan yang berkaitan

(Diagnosis,outcomes,dan intervention)

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi (NIC)


hasil (NOC)

Hipertemi berhubungan Thrmegulation: Fever tratment:


dengan peningkatan Suhu tubuh dalam
metabolik rentang normal nadi,dan 1.Monitor suhu sesering
RR dalam rentang normal mungkin,
,Tidak ada perubahan 2.Moniter warna dan
warna kulit suhu kulit
Monitor Nadi dan RR
Lakukan Tapid Sponge
Berikan cairan Intravena
Tingkat sirkulasi udara
Berikan pengobatan
untuk mengatasi demam
G.Persiapan Tindakan Keperawatan :

Tahap-tahap pelaksanaan tepid water sponge (Rosdahl & Kowalski, 2008)


a.Tahap persiapan
b.Jelaskan prosedur dan demonstrasikan kepada keluarga caratepid watersponge.
c.Persiapan alat meliputi ember atau baskom untuk tempat air hangat (35°C), lap
mandi/ wash lap 6 buah, selimut mandi 1buah, handuk mandi 1 buah, perlak besar
1 buah, termometer, selimut hipotermi.

H. Perosedur pelaksanaan tindakan keperawatan


a.Beri kesempatan klien untuk buang air sebelum dilakukan water tepid sponge.
b.Ukur suhu tubuh klien dan catat. Catat jenis dan waktu pemberian antipiretik pada
klien.
c.Buka seluruh pakaian klien dan alas klien denganperlak.
d.Dutup tubuh klien dengan handuk mandi. Kemudian basahkan wash lap atau lap
mandi letakkan lap mandi di dahi, aksila, dan pangkal paha. Lap ekstermitas selam
e.menit, punggung dan bokong selama 10-15 menit. Lakukam melap tubuh klien
selama 20menit
f.Pertahankan suhu air(35°C).
g.Apabila wash lap mulai mengering maka rendam kembali dengan air hangat lalu
ulangi tindakan sepertidiatas
h.Hentikan prosedur jika klien kedinginan atau menggigil atau segera setelah suhu
tubuh klien mendekati normal. Selimuti klien dengan selimut mandi dan keringkan.
Pakaikan klien baju yang tipis dan mudah menyerap keringat.catan suhu klien
sebelum dan sesudah
DAFTAR PUSTAKA

Alves, J. G. B., & Almeida, C. D. C. M. 2008.Tepid Sponge Plus Dipyrone versus


dipyrone alone for reducing body temperature in febrile children. Sao Paulo: Medical
Journal. Http://www.scieolo.br diunduh tanggal 17 November 2015

Bartolomeus, dkk.2012. Pengaruh Kompres Tepid Sponge Hangat Terhadap


Penurunan Suhu Tubuh Pada Anak Umur 1-10 Tahun Yang Mengalami
Hipertermi.Http://portalgaruda.ac.id/ diunduh tanggal 17 November2015

Bulechek et.al. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Sixth Edition.


Elsevier: The United State of America
40
41

Anda mungkin juga menyukai