PRESBIOPIA
PEMBIMBING :
dr. Dijah Halimi, Sp.M
dr. Shanti Sri Agustina, Sp.M, Mkes
DISUSUN OLEH :
Shofa Muminah
1.1 Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Serang
Tanggal pemeriksaan : 23 Mei 2017
1.2 Anamnesa
Keluhan utama
Sulit membaca dekat
Keluhan tambahan
Mata cepat lelah, berair
Posisi Ortotropia
Hirscbergh
Gerakan Baik ke segala arah Baik ke segala arah
bola mata
Silia dan Baik, tumbuh teratur, madarosis Baik, tumbuh teratur, madarosis
Supracilia (-), entropion (-), ektropion (-) (-), entropion (-), ektropion (-)
Palpebra hematom (-), hiperemis (-) hematom (-), hiperemis (-)
superior edema (-), minimal benjolan (-) edema (-), minimal benjolan (-)
entropion(-), ektropion (-), entropion (-), ektropion (-),
sikatrik (-) sikatrik (-)
Palpebra hematom (-) hiperemis (-) hematom (-) hiperemis (-) edema
inferior edema (-) benjolan (-) (-) benjolan (-) entropion(-),
entropion(-), ektropion (-) ektropion (-) sikatrik (-)
sikatrik (-)
Konjungtiva hiperemis (-) folikel (-) papil (-) hiperemis (-) folikel(-) papil (-)
tarsal
superior
Konjungtiva hiperemis (-) folikel (-) papil (-) hiperemis (-) folikel (-) papil (-)
tarsal
inferior
Konjungtiva Injeksi konjungtiva (-), Injeksi Injeksi konjungtiva (-) Injeksi
bulbi silier (-), perdarahan silier (-)
subkonjungtiva (-), sekret Perdarahan subkonjungtiva (-)
purulen (-) Sekret purulent (-)
Kornea Jernih, edema (-), infiltrat (-), Jernih, edema (-), infiltrat (-)
ulkus (-) ulkus (-)
COA Jernih, hipopion (-) hifema (-) Jernih, hipopion (-) hifema (-)
Pupil Bulat , Ø 4 mm , RCL/RCTL Bulat , Ø 4 mm , RCL/RCTL
+/+ +/+
Iris Warna coklat, kripti (+),sinekia Warna coklat, kripti (+),sinekia
anterior (-) sinekia posterior (-) anterior (-) sinekia posterior (-)
1.7. Penatalaksanaan
Koreksi kacamata lensa positif : add + 2.50
Vitanorm tab 2 x 1 tab
1.8. Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Mata
a. Kornea
Kornea merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar
masuk dan difokuskan ke dalam pupil. Bentuk kornea yang cembung dan
sifatnya yang transparan merupakan hal yang sangat menguntungkan karena
sinar yang masuk 80% atau dengan kekuatan 40 Dioptri dilakukan atau
dibiaskan oleh kornea ini. Indeks bias kornea adalah 1,38. Kelengkungan
kornea mempunyai kekuatan yang berkekuatan sebagai lensa hingga 40
dioptri.
b. Iris
Iris merupakan bagian yang berwarna pada mata. Iris menghalangi
sinar msuk ke dalam mata dengan cara mengatur jumlah sinar masuk ke
dalam pupil melalui besarnya pupil.
c. Pupil
Pupil yang berwarna hitam pekat pada sentral iris mengatur jumlah
sinar masuk kedalam mata. Seluruh sinar yang masuk melalui pupil diserap
sempurna oleh jaringan dalam mata. Tidak ada sinar yang keluar melalui
pupil sehingga pupil akan berwarna hitam. Ukuran pupil dapat mengatur
refleks mengecil atau membesarkan untuk jumlah masuknya sinar.
Pengaturan jumlah sinar masuk ke dalam pupil diatur secara refleks. Pada
penerangan yang cerah pupil akan mengecil untuk mengurangi rasa silau.
Pada tepi pupil terdapat m.sfingter pupillae yang bila berkontraksi akan
mengakibatkan mengecilnya pupil (miosis). Hal ini terjadi ketika melihat
dekat atau merasa silau dan pada saat berakomodasi. Selain itu, secara radier
terdapat m.sfingter dilatator pupillae yang bila berkontraksi akan
mengakibatkan membesarnya pupil (midriasis). Midriasis terjadi ketika
berada di tempat gelap atau pada waktu melihat jauh.
d. Badan Siliar
Badan siliar merupakan bagian khusus uvea yang memegang peranan
untuk akomodasi dan menghasilkan cairan mata. Di dalam badan siliar
didapatkan otot akomodasi dan mengatur besar ruang intertrabekula melalui
insersi otot pada scleral spur.
e. Lensa
Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di
dalam mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak
dibelakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram
yang menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi. Lensa yang jernih
ini mengambil peranan membiaskan sinar 20% atau 10 dioptri. Peranan lensa
yang terbesar adalah pada saat melihat dekat atau berakomodasi.
f. Retina
Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung
reseptor yang menerima rangsangan cahaya dan terletak dibelakang pupil.
Retina akan meneruskan rangsangan yang diterimanya berupa bayangan
benda sebagai rangsangan elektrik ke otak sebagai bayangan yang dikenal.
g. Saraf optik
Saraf optik yang keluar dari polus bola mata membawa 2 jenis serabut
saraf, yaitu: saraf penglihat dan serabut pupilomotor. Saraf penglihat
meneruskan rangsangan listrik dari mata ke korteks visual untuk dikenali
bayangannya.
2.2 Fisiologi
Mata secara optik dapat disamakan dengan sebuah kamera fotografi, mata
mempunyai sistem lensa, sistem aperture yang dpat berubah-ubah (pupil) dan retina
yang dapat disamakan dengan film. Sistem lensa mata terdiri atas empat perbatasan
refraksi, yaitu : perbatasan antara permukaan anterior kornea dan udara, perbatasan
antara permukaan posterior kornea dan humour aquous, perbatasan antara humour
aquous dan permukaan anterior lensa mata dan perbatasan antara permukaan
posterior lensa dengan vitreus. Indeks internal udara adalah 1, kornea 1,38, humour
aquos 1,33, lensa kristalina (rata-rata) 1,40 dan humour vitreus 1,34.
Gambar 2. refraksi
Pembelokan sebuah berkas cahaya (refraksi) terjadi ketika suatu berkas
cahaya berpindah dari satu medium dengan tingkat kepadatan tertentu ke medium
dengan tingkat kepadatan yang berbeda. Di kenal beberapa titik di dalam bidang
refraksi, seperti pungtum proksimum merupakan titik terdekat dimana seseorang
masih dapat melihat dengan jelas. Pungtum remotum adalah titik terjauh dimana
seseorang masih dapat melihat dengan jelas, titik ini merupakan titik dalam ruang
yang berhubungan dengan retina atau foveola bila mata istirahat. Pada emetropi,
pungtum remotum terletak didepan mata.
Derajat refraksi ditentukan oleh dua faktor, yaitu : rasio indeks bias dari
kedua media transparan dan derajat kemiringan antara bidang peralihan dan
permukaan gelombang yang datang. Pada permukaan yang melengkung seperti
lensa, semakin besar kelengkungan, semakin besar derajat pembiasan dan semakin
kuat lensa. Suatu lensa dengan permukaan konveks (cembung) menyebabkan
konvergensi atau penyatuan berkas-perkas cahaya, yaitu persyaratan untuk
membawa suatu bayangan ke titik focus. Dengan demikian, permukaan refraktif
mata bersifat konveks. Lensa dengan permukaan konkaf (cekung) menyebabkan
divergensi (penyebaran) berkas-berkas cahaya.
Proses melihat bermula dari masuknya seberkas cahaya dari benda yang
diamati kedalam mata melalui lensa yang kemudian dibiaskan pada retina (macula).
Terjadi perubahan proses sensasi cahaya menjadi impuls listrik yang diteruskan ke
otak melalui saraf optik untuk kemudian di interpretasikan. Kemampuan seseorang
untuk melihat tajam (focus) atau disebut juga tajam penglihatan (acies visus)
tergantung dari media refraktif di dalam bola mata.
Sistem lensa mata membentuk bayangan di retina. Bayangan yang terbentuk
di retina terbalik dari benda aslinya. Namun demikian, persepsi otak terhadap benda
tetap dalam keadaan tegak, tidak terbalik seperti bayangan yang terjadi di retina,
karena otak sudah dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan
normal.
Pada saat seseorang melihat suatu objek pada jarak dekat, maka terjadi trias
akomodasi yaitu : (i) kontraksi dari otot siliar yang berguna agar zonula zini
mengendor, lensa dapat mencembung, sehingga cahaya yang datang dapat
difokuskan ke retina. (ii) konstriksi dari otot rektus internus, sehingga timbul
konvergensi dan mata tertuju pada benda itu, (iii) konstriksi otot konstriksi pupil dan
timbullah miosis agar cahaya yang masuk tak berlebih dan terlihat dengan jelas.
Prevalensi presbiopi lebih tinggi pada populasi dengan usia harapan hidup yang
tinggi. Karena presbiopi berhubungan dengan usia, prevalensinya berhubungan
langsung dengan orang-orang lanjut usia dalam populsinya.
2.5 Etiologi
2.6 Patofisiologi
Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi mata
karena adanya perubhan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa dan kapsul
sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa menjadi
lebih keras (sklerotik) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung, dengan
demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang.
Gambar 4. Akomodasi lensa
2.7 Klasifikasi
a. Presbiopi insipient yaitu tahap awal perkembangan presbiopi, dari anamnesa
didapati pasien memerlukan kacamata untuk membaca dekat, tapi tidak
tampak kelainan bila dilakukan tes, dan pada pasien biasanya akan menolak
preskripsi kacamata baca
b. Presbiopi fungsional yaitu amplitudo akomodasi yang semakin menurun dan
akan didapatkan kelainan ketika diperiksa
c. Presbiopi absolut yaitu peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi
fungsional, dimana proses akomodasi sudah tidak terjadi sama sekali.
d. Presbiopi premature yaitu presbiopi yang terjadi dini sebelum usia 40 tahun
dan biasanya berhubungan dengan lingkungan, nutrisi, penyakit, obat-obatan.
e. Presbiopi nocturnal yaitu kesulitan untu membaca jarak dekat pada kondisi
gelap disebabkan dengan peningkatan diameter pupil.
40 Tahun +1,00 D
45 Tahun +1,50 D
50 Tahun +2,00 D
55 Tahun +2,50 D
60 Tahun +3,00 D
4. Selain kacamata untuk kelainan presbiopi saja, ada beberapa jenis lensa lain
yang digunakan untuk mengoreksi berbagai kelainan refraksi yang ada
bersamaan dengan presbiopi, ini termasuk :
a. Bifokal, untuk mengoreksi penglihatan jauh dan dekat. Bisa yang
mempunyai garis horizontal atau yang progresif
b. Trifocal, untuk mengoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh. Bisa
yang mempunyai garis horizontal atau yang progresif.
c. Bifocal kontak, untuk mengoreksi penglihatan jauh dan dekat. Bagian
bawah adalah untuk membaca. Sulit dipasang dan kurang memuaskan
hasil koreksinya
d. Monovision kontak, lensa kontak untuk melihat jauh di mata dominan,
dan lensa kontak untuk melihat dekat pada mata non-dominan. Mata yang
dominan umumnya adalah mata yang digunakan untuk focus pada kamera
untuk mengambil foto.
e. Monovision modified, lensa kontak bifocal pada mata non-dominan dan
lensa kontak untuk melihat jauh pada mata dominan. Kedua mata
digunakan untuk melihat jauh dan satu mata digunakan untuk membaca.
f. Pembedahan, refraktif seperti keratoplasti konduktif LASIK, LASEK
dan karatektomi fotorefraktif.
BAB III
DISKUSI
Pada anamnesis, seorang pasien perempuan, usia 55 tahun, datang dengan keluhan
sulit membaca jarak dekat sejak 5 tahun yang lalu. Keluhan dirasakan perlahan-lahan
yang semakin lama semakin buruk. Tetapi saat melihat jauh tidak ada penurunan
penglihatan. Keluhan juga disertai mata yang cepat lelah, berair dan terasa pedih
serta sakit kepala saat melihat objek dekat dalam waktu yang lama. Mual dan muntah
disangkal pasien. Keluhan nyeri pada mata disangkal. Penglihatan berkabut dan silau
jika terkena cahaya disangkal. Riwayat menggunaan kacamata baca (+) add +2.00
sejak 5 tahun yang lalu. Riwayat hipertensi dan diabetes melitus disangkal.
Pada teori gejala subjektif yaitu : Setelah membaca, mata menjadi merah,
berair dan sering terasa pedih. Bisa juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika
membaca terlalu lama, membaca dengan cara menjauhkan kertas yang dibaca karena
tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa, sukar mengerjakan pekerjaan
dengan melihat dekat, terutama di malam hari dan memerlukan sinar yang lebih
terang untuk membaca
Ilyas, Sidarta, Muzakkir Tanzil, dkk. 2008. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ilyas, Sidarta. . 2009. Penuntun Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. 2002. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta:
Sagung Seto.
Vaughan, Daniel, et al. 2002. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta ; Widya Medika.