PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Salah satu teknik pendidikan adalah dengan mengikuti program
pembelajaran di sekolah. Di sekolah subyek yang menjadi fokus pembelajaran
adalah siswa, sehingga siswa dituntut untuk mampu menguasai materi yang
diajarkan oleh guru. Penyampaian meteri yang disampaikan oleh guru harus
mampu diserap oleh siswa dengan cara teknik yang tepat.
Demikian pula dengan interaksi antar siswa dan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran masih cenderung kurang. Untuk itu untuk mengatasi
permasalahan tersebut harus mulai dipecahkan dengan segera agar proses
pembelajaran menjadi lebih baik. Kondisi siswa yang demikian tersebut dalam
mata pelajaran ini harus dilakukan suatu tindakan khusus berupa ketepatan
teknik pembelajaran yang menarik siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar
peserta didik lebih menguasai materi maupun kompetensi yang diajarkan. Bila
permasalahan hasil belajar yang rendah tidak segera dipecahkan maka akan
berdampak negatif terhadap tujuan pendidikan yang berimplikasi pada
menurunkan kualitas pendidikan.
2
menerapkan teknik pembelajaran cooperative learning adalah teknik Think
Pair Share (TPS). Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas ini sangat penting
untuk segera diaplikasikan karena dengan proses pembelajaran yang baik
diharapkan akan dapat memperbaiki kualitas pendidikan. Salah satu cara untuk
mengatasi agar siswa tidak jenuh dan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik yaitu dengan pembelajaran kooperatif (cooperative learning).
Sistem pembelajaran ini merupakan pembelajaran kelompok sehingga siswa
dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
3
Memasang Instalasi Penerangan Bangunan Sederhana di SMK
Negeri 6 Bandung.
3) Penelitian Rendra Wisnu Wijaya (2013) tentang Implementasi
Cooperative Learning Model Tps (Think Pair Share) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Perawatan Dan Perbaikan Sistem
Pemindah Tenaga Otomotif Siswa Kelas Xi Jurusan Teknik
Otomotif SMK N 2 Yogyakarta.
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi oleh Kompetensi Dasar (KD) yang tertera dalam
silabus mata pelajaran Gambar Teknik kelas X semester gasal. Dimana
4
yang dimaksud dengan Kompetensi Dasar (KD) adalah pengetahuan,
ketrampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai oleh peserta didik
dalam penguasaan materi pelajaran yang diberikan dalam kelas pada
jenjang pendidikan tertentu
c. Subyek Penelitian
E. Tujuan Penelitian
5
F. Manfaat Penelitian
Learning model Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan hasil belajar gambar
1. Guru :
a. Kualitas hasil pembelajaran meningkat.
b. Mampu menganalisis masalah yang diperoleh dan menemukan
pemecahan masalahnya.
c. Guru akan menjadi lebih percaya diri atas keberaniannya dalam
berinovasi.
d. Melatih kemauan dan kemampuan guru untuk senantiasa melakukan
penelitian sebagai upaya peningkatan profesinya.
2. Siswa :
a. Meningkatkan tingkat pencapaian kompetensi mata pelajaran.
b. Meningkatkan interaksi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
c. Meningkatkan rasa percaya diri siswa.
d. Meningkatkan kualitas kemampuan berinteraksi siswa.
3. Sekolah :
a. Didapatkannya pola pengembangan pembelajaran yang berkualitas.
Tercapainya tujuan pembelajaran tentang perlunya pengembangan
strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik kondisi
kelas dan siswa.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
guru mengenai pentingnya penggunaan suatu teknik untuk
membantu dan meningkatkan kelancaran dalam proses belajar
mengajar.
c. Terciptanya budaya penelitian untuk menganalisis masalah dan
penemuan solusi pemecahan masalah-masalah di sekolah.
d. Terciptanya kepedulian terhadap kualitas pembelajaran.
6
BAB II
PENELITIAN
A. Kajian Teoritik
1. Hakikat Peningkatan
7
3. Tinjauan Hasil Pembelajaran
a. Belajar
1) Pengertian Belajar
1) Faktor Internal
a) Faktor Jasmaniah
Meliputi faktor fisik berkaitan tentang kesehatan
dan kondisi tubuh siswa.
b) Faktor Psikologis
8
Meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kesiapan.
c) Faktor Kelelahan
Dibedakan menjadi dua yaitu jasmani dan rohani.
Kelelahan jasmani seperti lemah lunglai,
sedangkan kelelahan rohani seperti adanya
kelesuan dan kebosanan.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Kelurga
Peserta didik akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan
keadaan ekonomi keluarga.
b) Faktor Sekolah
c) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor eksternal yang juga
berpengaruh terhadap belajar peserta didik.
Pengaruh itu terjadi terkait dengan keadaan peserta
didik dengan masyarakat.
9
b. Mengajar
1) Pengertian Mengajar
c. Pembelajaran
10
1). Menurut Duffy dan Roehler (1989), Pembelajaran adalah suatu usaha
yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional
yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
2). Menurut Gagne dan Briggs (1979), Instruction atau pembelajaran
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun
sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya
proses belajar siswa yang bersifat internal.
d. Hasil Belajar
11
berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik
pengetahuan, pemahaman, sikap dan ketrampilan siswa sehingga menjadi
lebih baik dari sebelumnya.
Menurut Suprijono (2011: 7) hasil belajar merupakan perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Artinya dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa harus
mencakup segala aspek yang diajarkan oleh pendidik, baik aspek kognitif,
afektif maupun psikomotor siswa.
12
memberika kesempatan pada siswa untuk bekerja sama sengan orang lain.
Keunggulan lain dari pembelajaran ini adalah optimalisasi partisipasi siswa.
Ciri utama pada model pembelajaran kooperatif tipe Thik Pair Sare
adalah tiga langkah utama yang dilaksanakan salam proses pembelajaran
yaitu :
13
b. Memberikan waktu kepada siswa untuk merefleksikan isi
materi pembelajaran
c. Memberikan waktu kepada siswa untuk mengeluarkan
pendapat sebelum berbagi dengan kelompok kecil atau kelas
secara keseluruhan.
14
1. Tahap pertama
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dikelas
b. Guru menginformasikan materi pelajaran
c. Guru membagi siswa dalam kelompok secara berpasangan dan
heterogen berdasarkan nilai awal mereka
d. Guru membagikan tugas Lembar Kerja Siswa (LKS) pada
setiap kelompok.
2. Tahap kedua
a. Setiap siswa diminta berpikir untuk mencari solusi pemecahan
masalah
b. Setiap siswa diminta berpasangan dengan kelompoknya untuk
saling berbagi ide dan mendiskusikan penyelesaian pemecahan
masalah.
3. Tahap ketiga
a. Pembahasan penyelesaian masalah dilakukan secara
berkelompok
b. Beberapa kelompok dipilih oleh guru untuk menjelaskan
penyelesaian masalah hasil kerja kelompoknya dan kelompok
lain diberi kesempatan untuk menaggapi dan mengemukakan
idenya
4. Tahap keempat
Setelah kegiatan kelompok, pelaksanaan tes formatif untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah serta untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa.
5. Tahap kelima
a. Penghitungan skor hasil tes formatif dan sumatif dengan
menggunakan pedoman pensekoran pemecahan masalah
b. Penghitungan skor kelompok yaitu dengan cara perhitungan
skor perkembangan individu. Setiap anggota
kelompok menyumbangkan poin kepada kelompoknya
berdasarkan rentang skor yang diperoleh pada tes sebelumnya
15
dan skor terakhir. Cara ini dilakukan agar para siswa merasa
terpacu untuk meningkatkan kontribusinya, dengan demikian
diharapkan akan meningkatkan nilai pribadinya.
Pada teknik Think Pair Share ini ketrampilan yang diharapkan adalah
adanya interaksi, bekerjasama, berbagi ide (pendapat), dan dapat menarik
kesimpulan. Pada kegiatan ini keterlibatan guru dalam proses belajar mengajar
semakin berkurang, dalam arti guru menjadi pusat kegiatan kelas. Guru
berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan dan memotivasi siswa untuk
belajar mandiri serta menumbukan rasa tanggung jawab.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran teknik Think Pair and Share (TPS) pada mata pelajaran
Gambar Teknik akan melatih siswa untuk bersikap logis, kritis, kreatif, jujur,
sistematis. Tujuan dari pembelajaran pada mata pelajaran Gambar Teknik ini
adalah membekali siswa agar dapat melakukan diagnosis kerusakan kendaraan
dengan baik dan benar yang biasa terjadi pada komponen-komponen sistem
pemindah tenaga.
16
bisa digunakan untuk mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran Gambar
Teknik.
17
Gambar 1. Skema Kerangka berpikir
bahwa Guru memiliki peran yang penting dalam proses pembelajaran, Guru
belajar.
18
C. Hipotesis Tindakan
19
BAB III
METODE PENELITIAN
20
Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini pada umumnya
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas mutu pendidikan.
Pendidik diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
menggunakan suatu teknik pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran perawatan dan perbaikan
sistem pemindah tenaga. Penelitian ini merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
21
Gambar 2. Skema desain penelitian model Kurt Lewin
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
C. Subyek Penelitian
Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK
Muhammadiyah 1 Salam program studi keahlian Desain Permodelan dan
Informasi Bangunan (DPIB). Jumlah subyek penelitian dari kelas ini sebanyak
30 siswa. Kelas yang diteliti hanya 1 yaitu kelas XI dan populasi siswa dikelas
tersebut dijadikan sampel. Jika penelitian eksperimen menggunakan kelas
eksperimen dan kelas kontrol, maka dalam PTK menggunakan hasil belajar
sebelumnya sebagai pembanding ada tidaknya peningkatan hasil belajar setelah
menerapkan metode Think Pair Share (TPS).
22
D. Jenis Tindakan
1. Pendahuluan
23
d. Menentukan jadwal penelitian, yaitu disesuaikan dengan jadwal efektif
kegiatan belajar mengajar, jadwal dan kepentingan peneliti, dan
kesesuaian mata pelajaran.
2. Pelaksanaan Siklus
Siklus I
1) Perencanaan siklus I
a. Menyusun skenario proses pembelajaran, membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I mengenai materi yang
akan diajarkan sesuai dengan teknik pembelajaran yang digunakan
yaitu Think Pair Share dan mempersiapkan sarana media
pembelajaran yang akan digunakan dalam setiap pembelajaran.
b. Menyusun soal dan mempersiapkan lembar observasi mengenai
hasil belajar dengan menggunkan teknik pembelajaran Think Pair
Share.
c. Merencanakan proses pembelajaran dengan menggunakan teknik
Think Pair Share.
24
d. Setelah kelompok terbentuk, guru memberikan tugas yang
berupa permasalahan-permasalahan yang harus didiskusikan
oleh peserta didik.
e. Menerapkan teknik pembelajaran dengan teknik Think Pair
Share, pada teknik ini terdapat tiga langkah utama yang
dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Yaitu langkah think
(berpikir secara individual), pair (berpikir dengan teman
sebangku), dan share (berbagi jawaban dengan pasangan lain
atau seluruh kelas). Dalam pengelompokannya, siswa
dipasangkan secara heterogen berdasarkan nilai awal atau nilai
pretes mereka yang bertujuan untuk mengefektifkan proses
belajar kelompok.
3) Observasi siklus I
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas
berlangsung. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap
proses belajar mengajar yang dilaksanakan peserta didik melalui
penerapan teknik Think Pair Share dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dibuat.
4) Refleksi siklus I
Berdasar data yang diperoleh pada lembar observasi
selanjutnya dilakukan analisis, pemaknaan dan menyimpulkan data.
Hasil kesimpulan yang didapat bertujuan untuk mengevaluasi hasil
tindakan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap tingkat
keefektifan proses belajar mengajar, permasalahan yang muncul di
lapangan, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang
dilakukan. Hasil evaluasi kemudian dijadikan dasar untuk melakukan
perencanaan pada siklus berikutnya untuk mencari solusi terhadap
masalah-masalah yang mungkin timbul agar dapat dibuat rencana
perbaikan pada siklus II.
25
2. Siklus II
1) Perencanaan siklus II
Penyusunan siklus II dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus I
dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang muncul
ketika penerapan teknik think pair share dalam pembelajaran di kelas
dilaksanakan. Kegiatan siklus II meliputi:
a. Membuat RPP siklus II.
b. Merevisi skenario proses pembalajaran siklus I
berdasarkan hasil refleksi siklus I.
c. Menyusun soal berupa soal tes hasil belajar dan
mempersiapkan lembar observasi dengan menggunkan
teknik pembelajaran Think Pair Share.
d. Mempersiapkan sarana media pembelajaran yang akan
digunkan dalam proses pembelajaran.
e. Merencanakan proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan dengan menggunakan teknik Think Pair
Share.
3) Observasi siklus II
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas
berlangsung. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap
26
proses belajar mengajar yang dilaksanakan peserta didik melalui
penerapan teknik Think Pair Share dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dibuat.
4) Refleksi siklus II
Data yang diperoleh pada lembar observasi siklus II dianalisis
untuk diukur apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan
mebandingkan dengan siklus I. Perbandingan antara siklus I dan siklus
II digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
27
b. Observasi
c. Tes
Metode ini dilakukan untuk mengukur pemahaman dan
kemampuan mengaplikasikan siswa setelah menerima materi ajar.
Pemahaman siswa diukur dengan pemberian soal secara lisan dan
tulisan berkaitan dengan gambar teknik. Tes-tes ini diberikan untuk
mengukur ranah kognitif siswa. Selain itu, juga diberikan tes praktik
yaitu kemampuan siswa menggambar komponen bangunan. Tes ini
diberikan untuk mengukur kemampuan ranah psikomotorik siswa.
Hasil dari tes ini merupakan data berbentuk kuantitatif.
d. Catatan di lapangan
28
2. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:148), instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati.
a Instrumen Kognitif
Peneliti menggunakan tes obyektif dan tes subyektif
sebagai instrumen untuk mengetahui hasil belajar ranah
kognitif siswa. Tipe tes obyektif yang digunakan adalah
multiple choise test dengan 4 alternatif jawaban. Jumlah
soal yang diberikan sebanyak 25 butir soal. Pemberian
nilai disesuaikan dengan kunci jawaban yang telah
disiapkan. Penskoran dilakukan sesuai aturan yaitu
jawaban benar bernilai 1 dan jawaban salah bernilai 0. Tes
subyektif dilakukan secara lisan dengan siswa menjawab
adu cepat. Tes ini digunakan untuk mengukur respon
siswa setelah menerima materi yang disampaikan.
b Instrumen Psikomotorik
Pengambilan data ranah psikomotorik ini menggunakan
analisis tugas, yaitu dengan memberikan siswa jobsheet
komponen bangunan yang akan digambar. Tujuan dari
analisis tugas ini untuk mengetahui kemampuan
keterampilan siswa dalam menggambar.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik deskriptif. Dari data yang diperoleh dalam penelitian disajikan apa
adanya kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran
mengenai fakta yang ada. Dalam pengumpulan data kuantitatif pada
pelaksanaan teknik think pair share digunakan untuk mencari nilai rata-rata dan
persentase keberhasilan belajar siswa dalam bentuk grafik dan tabel yang
dimaknai secara deskripsi.
29
Untuk menganalisis data dilakukan dengan cara melakukan penskoran
nilai tes yang diperoleh dari jawaban yang benar. Nilai pensekoran yang
digunakan dari skala minimal nol sampai skala maksimal 100. Jika jawaban
benar diberi nilai satu (1) dan jika jawaban salah diberi nilai nol (0). Dari
penskoran tersebut didapat skor nilai siswa yang kemudian digunakan dalam
perhitungan. Untuk mengukur nilai rata-rata hasil belajar siswa dan persentase
siswa pada hasil evaluasi tiap siklusnya dapat dihitung dengan menggunkan
rumus:
1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa
Persentase
30
DAFTAR PUSTAKA
http://www.duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-
peningkatanmenurut-para-ahli/.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sari, Anja Wulan. 2012. Belajar dan Model-model Pembelajaran. FPTK UPI
Bandung: Tidak diterbitkan.
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
31
Wijaya, Rendra Wisnu. 2013. . Implementasi Cooperative Learning Model Tps
(Think Pair Share) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Perawatan Dan
Perbaikan Sistem Pemindah Tenaga Otomotif Siswa Kelas XI Jurusan
Teknik Otomotif Smk N 2 Yogyakarta. Yogyakarta: Tidak diterbitkan.
Wijaya, Rendra Wisnu. 2013. Implementasi Cooperative Learning
Model Tps (Think Pair Share) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Perawatan Dan Perbaikan Sistem Pemindah Tenaga Otomotif Siswa
Kelas XI Jurusan Teknik Otomotif Smk N 2 Yogyakarta. Yogyakarta:
Tidak diterbitkan.
Martinus, Patrisus, dkk. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Think Pair And
Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ditinjau Dari Gaya Belajar
Visual Siswa Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Kelas X Tma Smk
Bhinneka Karya Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017. Surakarta: Tidak
diterbitkan.
Siti, Yeni. 2011. Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Diundut dari:
http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/12/model-pembelajaran-
kooperatif-tipe.html (21 Maret 2019)
32