Anda di halaman 1dari 13

Gagasan Baru Tentang Kemungkinan-Kemungkinan Pandangan Evolusi

Karya Ilmiah

Oleh :

Verawati Febriani

XII MIA 1

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4

KOTA JAMBI
2019Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan untuk menyelesaikan tugas pembuatan karya ilmiah biologi.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas biologi yaitu gagasan baru tentang kemungkinan-
kemungkinan pandangan evolusi oleh Verawati Febriani.

Selanjutnya kami memohon semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat-
Nya kepada berbagai pihak yang menulis karya ilmiah ini serta dapat meraih kesuksesan,
kebahagiaan, dan kedamaian.

Selanjutnya kami mengharapkan agar laporan ini dapat berguna bagi pembaca. Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan
datang.

Jambi, 21 Ferbuari 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar...................................................................................................................... ii

Daftar isi............................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar
belakang........................................................................................................... 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Teori Lamarck............................................................................................................ 2

2.2 Teori Darwin.............................................................................................................. 3

2.3 Bukti adanya evolusi.................................................................................................. 5

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Gagasan baru pandangan evolusi.............................................................................. 8

Daftar Pustaka...................................................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Evolusi sampai saat ini merupakan teori yang masih menjadi perdebatan diantara para ilmuan di
seluruh dunia. Evolusi adalah proses perubahan pada seluruh bentuk kehidupan dari satu
generasi ke generasi selanjutnya dan biologi evolusioner mempelajari bagaimana evolusi ini
terjadi. Dalam biologi, evolusi berarti semua bentuk kehidupan yang beragam dan ada saat ini
merupakan hasil dari proses modifikasi bentuk-bentuk nenek moyang secara bertahap dan terus-
menerus. Proses pewarisan dengan modifikasi (descent with modification) tersebut tidak
mengarah pada terbentuknya produk akhir yang selesai. Evolusi memodifikasi semua makhluk
hidup dan akan terus menghasilkan perubahan di masa depan. Perubahan yang dihasilkan
membutuhkan waktu yang lama dalam menghasilkan spesies atau makhluk hidup baru.

Dalam evolusi, orang banyak mengenal teori evolusi Charles Darwin dengan teorinya yang
terkenal yaitu dia menetapkan bahwa semua spesies dari kehidupan telah diturunkan dari waktu
ke waktu dari nenek moyang bersama dengan menetapkan bahwa manusia berasal dari kera atau
dengan kata lain nenek moyang manusia itu ialah kera dan dalam publikasinya bersama Russel
Wallace memperkenalkan teori ilmiah bahwa pola percabangan evolusi dihasilkan dari sebuah
proses yang dia sebut seleksi alam., dimana perjuangan untuk eksistensi memiliki efek yang
sama dengan seleksi buatan yang terlibat dalam permuliaan selektif.

Evolusi adalah konsep terpenting dalam biologi. Bahkan, seorang ahli genetika, Dodzhansky
dalam Luthfi dan Khusnuryani (2005) mengatakan bahwa tidak ada yang masuk akal dalam
biologi kecuali ditinjau dari sudut pandang evolusi. Teori evolusi menjelaskan mengapa jutaan
spesies dapat eksis. Prinsip ini mempersatukan keseluruhan sejarah kehidupan. Secara ringkas
evolusi menyatakan bahwa keanekaragaman bentuk kehidupan muncul sebagai hasil perubahan
susunan genetikanya. Organisme-organisme modern merupakan keturunan dari bentuk-bentuk
kehidupan sebelumnya yang mengalami modifikasi. Studi evolusi biologi memerlukan banyak
pemahaman mengenai genetika, biokimi, embriologi, biogeografi, geologi, biologi,
paleontologi, bioologi molekuler, dan lain sebagainya.

4
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Lamarck (1744-1829)

Menurut Lamarck, bagian tubuh makhluk hidup dapat berubah baik ciri, sifat, dan
karakternya karena pengaruh lingkungan hidupnya. Jika bagian tubuh dari makhluk hidup
selalu atau sering digunakan, maka bagian tersebut makin lama dapat berubah sehingga
sesuai untuk digunakan pada lingkungan tersebut. Sebaliknya bagian tubuh yang tidak
pernah atau jarang digunakan lagi makin lama akan menghilang (rudimenter). Bagian tubuh
yang telah mengalami perubahan dan sudah sesuai dengan lingkungannya dikatakan bagian
yang telah beradaptasi pada lingkungan. Bagian yang telah beradaptasi tersebut memiliki
ciri atau karakter yang berbeda dengan aslinya. Bagian ini dinamakan ciri atau karakter atau
sifat perolehan. Sifat perolehan tersebut akan diwariskan kepada keturunannya dari generasi
ke generasi. Demikianlah seterusnya sehingga suatu saat nanti muncul makhluk hidup yang
lebih maju daripada moyangnya. Teori yang dikemukakan Lamarck tersebut dikenal
dengan ‘use and disuse’.

Lamarck mengambil contoh mengenai panjang leher jerapah. Menurutnya nenek moyang
jerapah dahulu berleher pendek. Pada suatu ketika terjadilah bencana kekeringan sedemikian
rupa sehingga jerapah hanya dapat memperoleh makanan dengan mengambil daun-daun
5
yang ada di pepohonan. Karena sering mengambil daun-daun dipohon untuk dimakan,
akibatnya leher jerapah tertarik, makin lama makin panjang. Akhirnya sifat perolehan yang
baru yaitu leher panjang diwariskan pada generasi-generasi berikutnya sehingga jerapah
sekarang berleher panjang.

Menariknya, gagasan yang dikeluarkan oleh teori evolusi Lamarck ini menghasilkan 2 fakta
penting yaitu adanya penemuan fosil yang memperlihatkan bahwa makhluk hidup zaman
dulu berbeda dengan makhluk hidup masa sekarang.Teorinya menjelaskan mengapa setiap
makhluk hidup memiliki adaptasi yang baik terhadap lingkungan.Gagasan Lamarck ini
memperlihatkan bahwa tiap makhluk hidup punya cara adaptasi sesuai dengan cara
hidupnya masing-masing. Itulah mengapa singa punya cakar yang kuat untuk
menecngkeram mangsa. Mengapa gajah punya belalai panjang untuk mengumpulkan
makanan. Itulah mengapa, rusa punya otot kaki yang kuat, demi bisa kabur dari kejaran
predator.

2.2 Teori Evolusi Darwin

Charles Darwin adalah seorang naturalis berkebangsaan Inggris. Ia menyatakan bahwa


evolusi berlangsung karena adanya proses seleksi alam (natural selection). Seleksi alam
adalah proses pemilihan yang dilakukan oleh alam terhadap variasi makhluk hidup di
dalamnya. Hanya makhluk hidup yang memiliki variasi sesuai dengan lingkungan yang bisa
bertahan hidup, sedang yang tidak sesuai akan punah. Organisme yang bisa hidup inilah
yang selanjutnya akan mewariskan sifat-sifat yang sesuai dengan lingkungan pada generasi
berikutnya.

Pendapat Darwin mengenai penjang leher jerapah :

Sebagai pembanding dengan teori Lamarck, panjang leher jerapah dapat dijelaskan dengan
teori Darwin sebagai berikut. Nenek moyang jerapah punya variasi panjang leher, ada yang
berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Karena terjadi bencana kekeringan,
lingkungan pun berubah dan berlangsunglah proses seleksi alam. Jerapah berleher pendek
6
tidak dapat mencari makan dengan menjangkau daun-daun di pohon sehingga tidak bisa
bertahan hidup. Sebaliknya jerapah berleher panjang tetap dapat memperoleh makanan dari
daun-daun di pohon sehingga dapat bertahan hidup. Karena mampu bertahan hidup maka
jerapah tersebut mampu berbiak dan mewariskan sifat adaptif yaitu leher panjang pada
generasi berikut. Itulah sebabnya semua jerapah sekarang berleher panjang.

Teori yang di kemukakan Darwin sangat dipengaruhi oleh hal-hal berikut:

 Ekspedisinya ke kepulauan Galapagos (Galapagos = kura-kura raksasa). Di tempat


ini Darwin menemukan berbagai macam bentuk paruh burung Finch. Terjadinya
keanekaragaman ini disebabkan oleh perbedaan jenis makanannya.

 Pendapat Charles Lyell dalam bukunya “Principles of Geology“ yang menyatakan


bahwa batuan, pulau, dan benua selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin
peristiwa ini kemungkinan dapat mempengaruhi makhluk hidup.

 Pendapat Thomas Robert Malthus dalam bukunya “An Essay on the Principle of
Population” yang menyatakan adanya kecenderungan kenaikan jumlah penduduk lebih
cepat daripada kenaikan produksi pangan. Hal ini menurut Darwin menimbulkan
terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup.

Teori Darwin tentang evolusi yang disebabkan oleh seleksi alam dibuat berdasarkan hasil
observasi sebagai berikut :

a. Lebih banyak keturunan yang dihasilkan daripada yang benar-benar mampu bertahan
hidup

b. Dalam satu spesies tidak ada individu-individu yang identik (sama) karena selalu
terjadi variasi dan beberapa individu memiliki sifat-sifat yang cocok dengan kondisi
lingkungan yang ada dibandingkan individu lainnya.

Dari observasi tersebut Darwin mengambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Terdapat persaingan atau kompetisi diantara organisme-organisme untuk


mendapatkan bahan pangan, ruang, dan pasangan dengan kata lain terdapat perjuangan
untuk tetap ada (eksis)

b. Individu-individu yang mampu beradaptasi lebih baik mampu hidup lebih lama dan
menghasilkan lebih banyak keturunan dibandingkan yang tidak

c. Kemampuan untuk bertahan hidup dan berkembang biak dapat diwariskan dari orang
tuanya kepada keturunannya

d. Individu yang kurang mampu beradaptasi akan mati sebelum mampu berkembang
biak. Dalam populasi, jumlah individu dengan sifat-sifat kurang menguntungkan akan
berkurang

e. Perubahan alam yang tiba-tiba disebut seleksi alam


7
f. Terjadinya perubahan pada individu suatu spesies karena proses adaptasi

g. Seiring berlalunya waktu akan timbul spesies baru

On The Origin of Species

Berdasarkan tiga hal tersebut akhirnya Darwin menulis bukunya “On the Origin of Species
by Means of Natural Selection” yang berisi dua hal pokok:

 Bentuk-bentuk kehidupan tidaklah bersifat tetap tetapi mengalami perubahan secara


bertahap dan terus-menerus

 Spesies-spesies yang ada sekarang merupakan hasil evolusi dari spesies-spesies


terdahulu

 Spesies-spesies yang berkerabat dekat berevolusi dari moyang yang sama

 Seleksi alam merupakan mekanisme untuk tejadinya evolusi

2.3 Bukti Adanya Evolusi

a. Fosil

Fosil merupakan catatan sejarah kehidupan paling penting. Kata fosil berasal dari bahasa
latin, fodere, artinya menggali. Oleh karena itu, fosil dapat diartikan sebagai sisa-sisa
makhluk hidup yang telah membatu atau terperangkap di dalamnya. Fosil yang ditemukan
dapat berupa tulangtulang dan jejak yang membatu. Ilmu tentang fosil disebut Paleontologi.

8
c. Homologi

Struktur fisik makhluk hidup memberikan petunjuk akan nenek moyangnya. Teori evolusi
Darwin menyatakan bahwa satu spesies dapat membentuk spesies yang lain.

c. Embriologi Perbandingan

Petunjuk evolusi dapat juga ditemukan pada perkembangan beberapa organisme.


Perkembangan sel telur yang sudah dibuahi hingga dilahirkan disebut embrio. Adapun ilmu
tentang perkembangan organisme ini disebut Embriologi.

d. Seleksi Alam yang Teramati

Evolusi terjadi dalam ribuan hingga jutaan tahun. Oleh karena itu, sangatlah sulit untuk
mengamati seleksi di alam liar. Akan tetapi, terdapat satu contoh seleksi alam di alam liar
yang tercatat sangat baik. Pada kasus ini, melibatkan evolusi warna sayap pada spesies
ngengat iston betularia. Ngengat ini umumnya terdapat di desa-desa Inggris.

9
Pada awal tahun 1850 sebelum terjadi revolusi industri, populasi ngengat sayap putih lebih
banyak ditemukan. Jarang sekali ditemukan ngengat warna hitam. Saat itu, jika ngengat
putih hinggap pada batang pohon, burung dan predator lain sulit menemukan ngengat
tersebut. Warna batang yang cerah menyamarkan ngengat putih. Hal ini berbeda dengan
ngengat hitam sehingga ngengat hitam mudah ditemukan oleh predator.

Sekitar awal tahun 1900-an, polusi akibat revolusi industri di Inggris membuat batang pohon
menghitam. Hal tersebut menyebabkan ngengat warna putih lebih mudah terlihat oleh
burung dan predator lainnya. Adapun ngengat warna hitam menjadi lebih mudah berbaur
dengan warna latar batang pohon. Akibatnya, burung dapat dengan mudah menangkap
ngengat warna putih dan memangsanya lebih banyak dibandingkan ngengat hitam.
Akhirnya, ngengat hitam dapat bertahan dan melakukan reproduksi. Melalui seleksi alam,
frekuensi gen untuk warna hitam meningkat dalam populasi.

10
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Gagasan baru pandangan evolusi

Berbagai keberatan terhadap evolusi telah dicetuskan berulang-ulang sejak munculnya


pemikiran-pemikiran evolusi pada awal abad ke-19. Pemikiran-pemikiran bahwa hukum-
hukum alam mengontrol perkembangan alam dan perkembangan masyarakat mendapatkan
dukungan yang luas dengan terbitnya buku The Constitution of Man pada tahun 1828 oleh
George Combe dan Vestiges of the Natural History of Creation pada tahun 1844 oleh
seorang penulis anonim. Ketika Charles Darwin menerbitkan buku On the Origin of Species
pada tahun 1859, ia secara perlahan-lahan meyakinkan komunitas ilmiah bahwa evolusi
merupakan hipotesis yang valid dan secara empiris dibenarkan. Pada tahun 1930-an dan
1940-an, para ilmuwan berhasil mengembangkan sintesis evolusi modern yang
mengkombinasikan teori seleksi alam Darwin dengan genetika populasi. Sejak periode ini,
keberadaan proses-proses evolusi dan kemampuan sintesis evolusi modern untuk
menjelaskan bagaimana dan mengapa proses-proses ini muncul menjadi tidak kontroversial
lagi di kalangan biologiawan.

Setelah perkembangan sintesis modern, hampir semua kritik-kritik terhadap evolusi datang
dari sumber-sumber religius dan bukannya berasal dari komunitas ilmiah itu sendiri.
Berbeda dengan berbagai keberatan awal yang diajukan terhadap evolusi, di mana terdapat
perbedaan yang jelas antara keberatan yang diajukan secara ilmiah dengan keberatan yang
diajukan secara religi, akhir-akhir ini terdapat usaha-usaha untuk mengaburkan perbedaan
ini. Kebanyakan argumen yang menentang evolusi meliputi argumen terhadap bukti-bukti
evolusi, metodologi evolusi, kemasukakalan evolusi, moralitas evolusi, dan penerimaan
biologi evolusi di kalangan ilmuwan.

a. Evolusi hanyalah teori dan bukannya fakta

Para pengkritik evolusi seringkali menekankan bahwa evolusi "hanyalah sebuah teori",
dengan tujuan menyiratkan bahwa evolusi itu sendiri belum terbukti, ataupun evolusi itu
adalah opini dan bukan fakta ataupun bukti. Ketika evolusi dirujuk sebagai teori, ia merujuk
pada penjelasan terhadap keanekaragaman spesies dan leluhur-leluhurnya. Contoh evolusi
sebagai teori adalah sintesis modern seleksi alam Darwin dan pewarisan Mendel.
Sebagaimana dengan teori ilmiah, sintesis modern terus-menerus diperdebatkan, diuji, dan
diperbaiki oleh para ilmuwan. Terdapat konsensus yang sangat besar di kalangan ilmuwan
bahwa sintesis evolusi modern merupakan satu-satunya model kuat yang dapat menjelaskan
fakta-fakta mengenai evolusi.Pada kritikus juga menyatakan bahwa evolusi bukanlah fakta.

11
b. Bukti evolusi yang lalu dibantah

Keberatan terkait yang sering diajukan adalah bahwa evolusi didasarkan pada bukti-bukti
yang tidak dapat dipercayai. Keberatan ini mengklaim bahwa evolusi tidaklah dibuktikan
dengan benar. Biasanya argumennya adalah bukti evolusi penuh kebohongan dan rekayasa,
dan bukti-bukti evolusi sekarang kemungkinan besar juga akan dibantahkan karena bukti
yang lalu juga telah dibantahkan. Argumen lainnya adalah bahwa jenis bukti evolusi tertentu
tidaklah konsisten dan rancu.

Para pengkritik evolusi umumnya menunjukkan bukti-bukti palsu ilmiah seperti manusia
Piltdown dan berargumen bahwa karena para ilmuwan telah tertipu pada masa lalu
mengenai bukti evolusi, beberapa ataupun semua bukti evolusi masa kini juga kemungkinan
besar didasarkan para penipuan ataupun ketidakbenaran. Banyak bukti evolusi yang telah
dituduh sebagai tipuan, meliputi Archaeopteryx, melanisme ngengat biston betularia, dan
burung Finch Darwin. Klaim-klaim kebohongan bukti ini telah dibantah oleh para ilmuwan.

Selain itu, diklaim pula bahwa bukti-bukti tertentu evolusi yang sekarang ini dianggap tidak
benar dan ketinggalan zaman, seperti gambar embrio abad ke-19 Ernst Haeckel, bukan
hanya semata kesalahan melainkan juga usaha penipuan.

c. Tidak adanya catatan fosil yang mendukung

Jika memang teori evolusi itu benar, harusnya ada bukti yang mendukung kebenaran teori
tersebut dalam hal ini adalah catatan fosil. Seharusnya ada bukti catatan fosil yang
membenarkan adanya makhluk peralihan. Akan tetapi, sampai sekarang pun belum ada bukti
mengenai keberadaan makhluk peralihan yang digembor-gemborkan oleh para evolusionis
tersebut. Kerangka manusia piltdown yang pernah dipajang di British Museum selama 40
tahun lebih dikatakan sebagai nenek moyang manusia yang merupakan peralihan dari kera
menuju manusia. Padahal fakta sesungguhnya kerangka manusia piltdown itu dibuat dengan
menggabungkan rahang orang utan dengan kerangka tubuh manusia.

Pembuktian dengan tomografi sinar X menjelaskan bahwa kerangka tersebut disusun dari
kerangka dengan umur yang berbeda. Hal ini membuktikan mengenai kebohongan
keberadaan manusia piltdown tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.anehdidunia.com/2016/04/bukti-bukti-kebohongan-teori-evolusi.html

https://biologimediacentre.com/evolusi-pemahaman-teori-dan-bukti-evolusi

https://sahibberbagi.blogspot.com

https://id.wikipedia.org

https://blog.ruangguru.com/perbedaan-teori-evolusi-darwin-dan-lamarck

https://biologi-indonesia.blogspot.com

www.erabaru,net/2016/10/20/tiga-fakta-sederhana-ini-menunjukkan-teori-evolusi-bukan-
teori-ilmiah

https://id.wikipedia.org/wiki/keberatan_terhadap_evolusi

13

Anda mungkin juga menyukai