Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu
kurikulum yang pernah digunakan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dalam
KTSP dan kurikulum yang lainnya, Bahan ajar merupakan bagian penting dalam
pelaksanaan pendidikan disekolah. Melalui bahan ajar, guru akan lebih mudah
dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah
dalam belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan. Dalam PP nomor 19
tahun 2005 pasal 20, disyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi
pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses, yang
antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang
mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Di Sekolah Menengah Atas (SMA), berbagai bahan ajar digunakan oleh
guru, antara lain: materi ajar tertulis (Buku teks), Materi ajar dengar (kaset atau
radio), materi ajar interaktif (kombinasi materi ajar audio dan visual misalnya
video). Buku teks sebagai contoh, merupakan bahan ajar yang sangat sering
digunakan oleh para guru bahkan buku teks sudah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari proses belajar-mengajar di dalam kelas. Akan tetapi, materi ajar
tersebut tidak selalu cocok dengan keadaan kelas atau dengan kurikulum itu
sendiri. Oleh sebab itu, penelaahan materi ajar sangat diperlukan untuk
mengetahui isi dari materi ajar yang akan dibawakan di dalam kelas. Dalam
makalah ini, akan dibahas mengenai penelaahan materi ajar Bahasa Inggris
berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tingkat Sekolah
Menengah Atas.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam
makalah ini akan dibahas mengenai penelaahan materi ajar tertulis (buku teks)
pada mata pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
berjudul Functional English for Senior High School terbitan PT. Tiga Serangkai.
BAB II
ISI

A. Konsep Pembelajaran Bahasa Inggris


Mempelajari Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua perlu dikenal dan
dipahami betul apa sebenarnya makna bahasa itu sendiri. Sebuah definisi yang
standar tentang pengertian bahasa, yaitu : “Language is a system of arbitrary
conventionalized vocal, written, or gestural symbol that enable members of a
given community to communicate intelligibly with one another.”(Brown, 2000:5).
Makna yang ingin disampaikan Brown adalah bahasa dianggap sebagai sebuah
sistem yang terdiri dari simbol atau lambang bunyi yang bisa digunakan untuk
berkomunikasi. Pemberian definisi tentang bahasa (Brown, 2000:5) lebih lanjut
mengatakan bahwa sebuah konsolidasi tentang sejumlah kemungkinan-
kemungkinan definisi bahasa dijelaskan sebagai berikut: (a) bahasa adalah
sistematis, (b) bahasa adalah seperangkat simbol-simbol yang terpisah, (c) simbol
tersebut terutama vokal, tetapi kemungkinan juga visual, (d) makna simbol
tersebut sudah disesuaikan dengan rujukannya, (e) bahasa digunakan sebagai alat
komunikasi, (f) bahasa digunakan dalam pembicaraan masyarakat atau budaya,
(g) secara esensial, bahasa adalah untuk manusia, meskipun kemungkinannya
tidak dibatasi hanya untuk manusia, dan (h) bahasa yang digunakan manusia
kebanyakan memiliki cara yang sama. 18 Sumber lain yang memberikan definsi
tentang bahasa diperoleh dari Balitbang Depdiknas (2001:7) bahwa bahasa
merupakan alat untuk mengungkapkan makna (gagasan, pikiran, pendapat dan
perasaan). Dengan kata lain, makna yang ingin disampaikan kepada orang lain
atau dipahami orang lain terkandung dalam bahasa yang digunakan. Berdasarkan
pandangan ini, Bahasa Inggris dapat dikatakan sebagai alat untuk mengungkapkan
gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Di
Indonesia, Bahasa Inggris adalah alat untuk menyerap dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni budaya. Menggunakan bahasa yang terstruktur
merupakan salah satu hasil mempelajari bahasa. Bahasa itu sendiri merupakan
kapabilitas manusia yang membuat kita mampu berkomunikasi, belajar, berpikir,
memberikan penilaian dan mengembangkan nilai-nilai. Belajar Bahasa Inggris
adalah mempelajari makna-makna yang disepakati oleh kelompok penutur asli
bahasa tersebut. Bahasa Inggrismerupakan alat pokok untuk berperan serta dalam
kehidupan kultural masyarakat berbahasa Inggris. Tentang belajar, Brown
(2000:6) mengemukakan:
1. Learning is acquisition or “getting”.
2. Learning is retention of information or skill.
3. Retention implies storage systems, memory, cognitive organization.
4. Learning involves active, conscious focus on and acting upon events outside or
inside the organism.
5. Learning is relatively permanent but subject to forgetting.
6. Learning involves some form of practice, perhaps reinforced practice.
7. Learning is a change in behavior

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat belajar bahasa adalah
perubahan tingkah laku kearah yang positif yang merupakan hasil pengalaman
dan latihan berkomunikasi dalam rangka belajar bahasa.
Dalam kaitannya dengan proses belajar bahasa, kiranya perlu diketahui tujuan
utama seorang belajar bahasa khususnya Bahasa Inggris. Berdasarkan
Kemendikbud (2001:8) bahwa pembelajaran Bahasa Inggris memiliki tujuan
sebagai berikut :
a. Komunikasi dalam Bahasa Inggris Melalui penggunaan Bahasa
Inggrisuntuk berbagai tujuan dan konteks budaya, siswa mengembangkan
keterampilan komunikasi yang membiasakan mereka untuk menafsirkan
dan mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman melalui berbagai
teks Bahasa Inggris lisan dan tertulis, untuk memperluas hubungan
antarpribadi mereka sampai ke tingkat internasional dan untuk
memperoleh akses terhadap dunia pengetahuan, gagasan, dan nilai dalam
Bahasa Inggris.
b. Pemahaman Bahasa Inggris sebagai Sistem Anak didik melakukan refleksi
atau perenungan tentang Bahasa Inggrisyang digunakan dan kegunaan
Bahasa Inggris, dan menumbuhkan kesadaran tentang hakikat Bahasa
Inggris, dan hakikat bahasa ibu mereka melalui perbandingan. Mereka
makin memahami sistem kerja bahasa, dan akhirnya mengenali daya
bahasa bagi manusia sebagai individu dan warga masyarakat.
c. Pemahaman Budaya Anak didik mengembangkan pemahaman tentang
keterkaitan antara bahasa dan budaya, dan memperluas kapabilitas mereka
untuk melintasi budaya, melibatkan diri dalam keragaman.
d. Pengetahuan Umum Anak didik memperluas pengetahuan tentang bahasa
dan berhubungan dengan berbagai gagasan yang terkait dengan minatnya,
persoalanpersoalan dunia dan konsep-konsep yang berasal dari
serangkaian wilayah pembelajaran.

Dalam rangka belajar bahasa asing, seseorang hendaknya memiliki motivasi yang
kuat untuk dapat mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan.
Kegagalankegagalan dalam berkomunikasi dapat lebih memacu dia untuk lebih
giat dalam berusaha mengatasi rasa frustasi yang disebabkan oleh kegiatan-
kegiatan tersebut. Agar para siswa dapat belajar lebih efektif, mereka harus
diperkenalkan dengan bahasa yang digunakan di dalam kelas. Perintah-perintah
seperti menyiapkan buku, membuka buku halaman sekian merupakan contoh
bahasa yang harus diketahui dan digunakan oleh para siswa mulai dari hari
pertama mereka belajar bahasa asing. Tentu saja semua itu harus diucapkan
dengan menggunakan bahasa asing yang dipelajarinya.

B. Pengertian Materi Ajar atau Bahan Ajar

Muhaimin (2008) mengungkapkan bahwa materi ajar atau bahan ajar


adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut Abdul Majid,
bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan
untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun bahan yang tidak tertulis”.
Sementara itu, Abdul Majid (2007) mengungkapkan bahwa Bahan ajar atau materi
kurikulum (curriculum material) adalah isi atau muatan kurikulum yang harus
dipahami oleh siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Sejalan dengan
pendapat Muhaimin dan Abdul Majid, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Atas (2008:6), menerangkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan
tidak tertulis. Dari ketiga pendapat mengenai materi ajar/bahan ajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa materi ajar atau juga yang dikenal sebagai bahan ajar adalah
komponen yang membantu guru atau instruktur untuk melaksanakan proses
belajar-mengajar dalam kelas, yang dapat berupa komponen tertulis maupun tidak
tertulis.
Materi ajar atau Bahan Ajar merupakan salah satu komponen yang penting
dalam proses belajar-mengajar. Dengan adanya bahan ajar, baik guru maupun
siswa akan terbantu selama proses belajar-mengajar berlangsung di dalam kelas.
Guru akan memiliki standard dan pedoman dalam menyampaikan materi,
sedangkan siswa akan terbantu dari segi pemahaman secara tertulis atau tidak
tertulis. Dengan demikian, materi ajar sangat tidak bisa dipisahkan dengan
pelaksaan pendidikan di sekolah.

C. Komponen Materi Ajar


Pannen dan Purwanto (2001) menyatakan bahwa materi ajar atau bahan
ajar terdiri atas dua komponen. Komponen tersebut antara lain: (1) tinjauan
matakuliah dan (2) pendahuluan setiap bab, penyajian dalam setiap bab, penutup
setiap bab, daftar pustaka, dan senarai. Setiap komponen mempunyai subbab
komponen sendiri yang saling berintegrasi satu sama lain.
Di sisi lain, Kementerian Pendidikan Nasional (2008) memberikan
cakupan bahan ajar, meliputi “(1) judul, (2) materi pembelajaran, (3) standar
kompetensi, (4) kompetensi dasar, (5) indikator, (6) petunjuk belajar, (7) tujuan
yang dicapai, (8) informasi pendukung, (9) latihan, (10) petunjuk kerja, dan (11)
penilaian”. Sementara itu, Sulistyowati (2009) menyatakan bahwa komponen
bahan ajar terdiri atas: “(1) petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru), (2) kompetensi
yang akan dicapai, (3) content atau isi materi pembelajaran, (4) informasi
pendukung, (5) latihan-latihan, (6) petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja, (7)
evaluasi, dan (8) respon atau balikan terhadap hasil evaluasi.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
komponen bahan ajar terdiri atas (1) identitas mata kuliah, meliputi judul, materi,
kompetensi, indikator, tujuan (2) petunjuk belajar, meliputi petunjuk untuk
mahasiswa dan guru, (3) isi materi pembelajaran, (4) informasi pendukung, (5)
latihan-latihan, lembar kerja, (6) penilaian, (7) respon/ refleksi.

D. Jenis-jenis Materi Ajar


Secara singkat, Mulyasa (2006) mengemukakan bahwa jenis-jenis materi ajar
antara lain:
1. Bahan cetak seperti; modul, buku , LKS, brosur, hand
out, leaflet, wallchart
2. Audio Visual seperti; video/ film,VCD
3. Audio seperti; radio, kaset, CD audio, PH
4. Visual; foto, gambar, model/ maket
5. Multi Media; CD interaktif, computer Based, Internet
Dengan kata lain, materi ajar tidak hanya berupa materi yang bersifat
tertulis, tetapi juga ada yang bersifat Audio, Visual, Audio Visual ataupun yang
menggunakan multimedia.

E. Fungsi Materi Ajar


Bahan ajar memiliki fungsi strategis bagi proses pembelajaran yang dapat
membantu guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga guru tidak
terlalu banyak menyajikan materi. Di samping itu, bahan ajar dapat menggantikan
sebagian peran guru dan mendukung pembelajaran individual. Hal ini akan
memberi dampak positif bagi guru, karena sebagian waktunya dapat dicurahkan
untuk membimbing belajar siswa. Dampak positifnya bagi siswa, dapat
mengurangi ketergantungan pada guru dan membiasakan belajar mandiri. Hal ini
juga mendukung prinsip belajar sepanjang hayat (life long education).
Sulistyowati (2009) mengemukakan bahwa penggunaan bahan ajar
berfungsi sebagai:
1. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya diajarkan kepada siswa.
2. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
3. Alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.

Selain itu, Greene dan Petty (1981), merumuskan beberapa peranan dan
kegunaan buku ajar sebagai berikut :

1. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai


pengajaran serta mendemontrasikan aplikasi dalam bahan pengajaran yang
disajikan.
2. Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject matter yang kaya,
mudah dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan
para siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan
di mana keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh pada kondisi
yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya.
3. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai
keterampilan-keterampilan ekspresional.
4. Menyajikan (bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya)
metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi siswa.
5. Menyajikan fiksasi awal yang perlu sekaligus juga sebagai penunjang bagi
latihan dan tugas praktis.
6. Menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat
guna.

Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan


kemampuan guru dalam membuat keputusan yang terkait dengan perencanaan
(planning), aktivitas-aktivitas pembelajaran dan pengimplementasian
(implementing), dan penilaian (assessing).

Anda mungkin juga menyukai