Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN

REVIU PENGELOLAAN ANGGARAN


OLEH
APIP KEMENTERIAN/LEMBAGA/
PEMERINTAH DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2018

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN 1


2018
A. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
APBN.
6. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan.
7. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Perpres
Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa.
8. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Produk Dalam
Negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
9. Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan
Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara.
10. Inpres Nomor 1 Tahun 2015 tentang Percepatan Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah yang diperbaharui dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyusunan APBD tahun 2018.
13. Surat Kepala BPKP Kepada Menteri/Pimpinan Lembaga Nomor
S-508/K/D2/2018 Tanggal 23 April 2018 tentang Reviu Reviu Pengelolaan
Anggaran oleh APIP K/L/D Triwulan I Tahun Anggaran 2018.
14. Surat Kepala BPKP Kepada Seluruh Gubernur/Bupati/Walikota Nomor
S-…../K/D3/2018 Tanggal … April 2018 tentang Reviu Pengelolaan Anggaran
Triwulan I Tahun Anggaran 2018.
B. LATAR BELAKANG
APIP dalam menjalankan fungsi kontrol memberikan informasi sebagai feedback atas
pelaksanaan suatu kebijakan atau program dengan didukung bukti dan data yang
memadai dalam rangka membantu pelaksanaan evidence-based policy. Berdasarkan
Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia, Reviu adalah penelaahan ulang bukti-
bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
Kegiatan reviu yang merupakan kolaborasi APIP K/L/D dan BPKP secara triwulanan
diharapkan bisa memberikan informasi awal berdasarkan data-data yang relevan

2
untuk mengembangkan early warning system yang bermanfaat untuk membantu
pencapaian tujuan organisasi.
Perhatian APIP pada kualitas penggunaan anggaran dirasa perlu ditingkatkan. Dalam
beberapa kesempatan Presiden RI menekankan pada ketepatan alokasi anggaran,
yaitu yang banyak memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat, bukan hanya
untuk kepentingan birokrasi. Ketepatan waktu, transparansi dan akuntabilitas
penggunaan anggaran juga menjadi tuntutan dalam rangka pemenuhan tata kelola
yang baik serta untuk mencegah dan mengurangi praktik korupsi yang masih menjadi
masalah besar di Negara Indonesia ini. Selain itu, efisiensi dalam penggunaan
anggaran juga harus tetap diperhatikan di tengah capaian pendapatan pajak dan
PAD yang masih sulit untuk menutup belanja pemerintah pusat dan daerah.
Beberapa hal tersebut melatarbelakangi dilanjutkankannya serta ditingkatkannya
reviu atas beberapa aspek kualitas belanja pada tahun 2018 ini. Adanya
permasalahan dalam capaian realisasi beberapa lingkup reviu juga perlu diperdalam
analisis penyebabnya sehingga dapat bermanfaat untuk perumusan rekomendasi
strategis di tingkat nasional.
C. TUJUAN REVIU
Kegiatan reviu dimaksudkan agar K/L/D dapat membangun sistem pengendalian
pengelolaan anggaran termasuk penyerapan anggaran dan pelaksanaan PBJ di
instansi masing-masing.
D. SASARAN REVIU
Sasaran reviu pengelolaan anggaran adalah peningkatan peran pengawalan oleh
APIP K/L/D atas:
1. Penyerapan anggaran belanja pada masing-masing K/L/D.
2. Realisasi jumlah dan posisi PBJ yang telah dilelang, ditetapkan pemenang,
ditandatangani kontrak, dan tingkat penyelesaian paket PBJ setiap akhir Triwulan.
3. Pengelolaan belanja yang berkualitas.
4. Hambatan/permasalahan dan memberikan saran perbaikan (debottlenecking).
E. RUANG LINGKUP REVIU DAN BATAS TANGGUNG JAWAB APIP
1. Reviu Penyerapan Anggaran Belanja
Ruang lingkup reviu penyerapan anggaran belanja meliputi jumlah anggaran dan
realisasi penyerapan anggaran triwulanan atas Belanja Pegawai, Belanja Barang,
Belanja Modal, Belanja Bantuan Sosial, dan Belanja Lainnya meliputi Belanja
Pegawai, Pembayaran Bunga Utang, Subsidi, Belanja Hibah, dan Belanja Lain-lain.
Realisasi akan dibandingkan dengan anggaran setahun dan Rencana Penarikan
Dana (RPD)/Anggaran Kas.
2. Reviu Pelaksanaan PBJ melalui Pelelangan
Ruang lingkup reviu penyerapan anggaran belanja meliputi jumlah, nilai dan status
PBJ yang dibiayai dengan Belanja Modal dan Belanja Barang yang dilakukan
melalui proses pelelangan (lelang terbatas dan lelang umum yang masuk
dalam e-procurement). Tingkat penyelesaian kontrak dihitung untuk kegiatan
pengadaan konstruksi maupun non-konstruksi.

3
3. Reviu Kualitas Belanja
Ruang lingkup reviu kualitas belanja meliputi 4 (empat) variabel dan
14 (empat belas) indikator pada K/L dan 19 (sembilan belas) indikator pada
Pemerintah Daerah, sebagai berikut:
Indikator
Variabel
K/L Pemda
1. Alokasi dan 1. Realisasi Belanja Barang 1. Alokasi Belanja Pegawai
realisasi terhadap RPD triwulanan dibandingkan target RPJMN
Anggaran 2. Realisasi Belanja Modal 2. Alokasi Belanja Modal dibandingkan
Belanja terhadap RPD triwulanan target RPJMN
3. Realisasi Total belanja 3. Realisasi Belanja Barang terhadap
terhadap RPD triwulanan Anggaran Kas triwulanan
4. Realisasi Total Belanja terhadap
Anggaran Kas triwulanan
5. Alokasi belanja Urusan Pendidikan
dibandingkan total belanja
6. Alokasi belanja Urusan Kesehatan
dibandingkan total belanja
7. Alokasi belanja Infrastruktur
dibandingkan total belanja
2. Ketepatan 1. Realisasi tanda tangan 1. Realisasi tanda tangan kontrak PBJ
Waktu kontrak PBJ dibandingkan dibandingkan dengan RUP
dengan RUP 2. Realisasi penyelesaian pekerjaan
2. Realisasi penyelesaian (100%) PBJ dibandingkan terhadap
pekerjaan (100%) PBJ RUP
dibandingkan dengan RUP 3. Ketepatan waktu penetapan Perda
APBD
3. Transparansi 1. Informasi keuangan melalui website
dan 2. Implementasi pelaksanaan PBJ secara elektronik (e-procurement)
Akuntabilitas 3. Sistem pemantauan pengelolaan anggaran
4. Sistem pemantauan PBJ
5. Sistem pemantauan pencapaian target kegiatan
4. Efisiensi dan 1. Penggunaan standar biaya dalam penyusunan anggaran
efektivitas 2. Pelaksanaan reviu efisiensi anggaran
Belanja 3. Frekuensi revisi/pergeseran anggaran
4. Persentase capaian kegiatan dibandingkan persentase penyerapan
anggaran belanja
Data target dan realisasi yang direviu oleh APIP K/L/D merupakan tanggung jawab
manajemen. Tanggung jawab APIP K/L/D terbatas pada simpulan hasil reviu.
Tanggung jawab BPKP terbatas pada kompilasi informasi, analisis hasil kompilasi
informasi, dan saran yang disampaikan kepada Presiden RI.

F. METODOLOGI REVIU
1. Pengumpulan data dan informasi.
APIP K/L/D mengumpulkan data anggaran (DIPA/Perda APBD Tahun Anggaran
2018 beserta anggaran perubahannya) dan realisasi anggaran belanja, posisi

4
paket PBJ melalui pelelangan dan indikator kualitas belanja.
2. Analisis perbandingan data dan informasi.
Data yang diperoleh diinput ke dalam kertas kerja reviu dan dibandingkan dengan
kriteria yang telah ditetapkan pada pedoman reviu.
3. Wawancara dan konfirmasi.
Terhadap hasil informasi yang tidak sesuai dengan kriteria reviu, APIP K/L/D
melakukan wawancara kepada pihak-pihak terkait (KPA, ULP dan Biro Keuangan
K/L atau Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) untuk mengetahui ketidaksesuaian
target, menganalisis permasalahan dengan menggunakan metode Root Cause
Analysis (RCA), dan menetapkan rekomendasi pemecahan masalahnya.
G. DINAMIKA REVIU PENGELOLAAN ANGGARAN OLEH APIP K/L/D
Reviu pengelolaan anggaran dilakukan setiap triwulan oleh seluruh APIP K/L/D telah
dilakukan sejak Triwulan I TA tahun 2016. Pada tahun 2018, reviu APIP K/L/D
dilaksanakan terhadap penyerapan anggaran, pelaksanaan PBJ melalui pelelangan,
dan kualitas belanja sesuai dengan permasalahan yang ditemui pada hasil reviu
TA 2016 dan TA 2017, sebagai berikut:
1. Masih terdapat K/L/D yang realisasi penyerapan anggarannya kurang dari 90%
dan pola serapan anggaran yang rendah di awal tahun.
2. Keterlambatan memulai pelaksanaan pelelangan yang mengakibatkan target PBJ
tidak tercapai sampai dengan akhir tahun.
3. Perubahan indikator kualitas belanja untuk memperoleh gambaran pengelolaan
keuangan yang lebih memadai.
Terhadap ketiga lingkup reviu tersebut, dilakukan pemutakhiran sebagai berikut:
Lingkup
No Uraian Sebelum TA 2018 TA 2018
Reviu
1 Penyerapan Jenis Belanja4 Jenis (Barang, Modal, 5 Jenis (Pegawai, Barang,
Anggaran Bansos, Lainnya) Modal, Bansos, Lain-lain)
2 PBJ melalui Target PBJ Tidak diinput sebagai Diinput sebagai kriteria
Pelelangan pada RUP kriteria
3 Kualitas Variabel dan 5 variabel dan 14 4 variabel dan 14
Belanja indikator indikator indikator pada K/L dan 19
indikator pada Pemda

H. GAMBARAN UMUM REVIU KUALITAS BELANJA


1. Definisi
Belanja berkualitas adalah belanja yang memenuhi nilai-nilai ekonomi,
efisiensi, efektivitas, equity atau keadilan, akuntabilitas, dan responsivitas
(BAPPENAS, 2011). Berdasarkan definisi tersebut, Juanda, et. al. (2014)
mendeskripsikan kualitas belanja sebagai belanja yang dialokasikan berdasarkan
prioritas pembangunan daerah yang dilakukan secara efisien dan efektif, tepat
waktu, transparan dan akuntabel. Berdasarkan definisi tersebut, reviu kualitas
belanja ditujukan untuk menilai kesesuaian alokasi, efisiensi dan efektifitas,
ketepatan waktu, dan transparansi dan akuntabilitas belanja.

5
2. Variabel, Indikator dan Bobot Penilaian
Reviu kualitas belanja oleh APIP K/L/D dilakukan terhadap 4 (empat) variabel
dengan bobot sebagai berikut:

No Variabel Indikator Bobot


1 Alokasi dan Realisasi belanja (K/L dan Pemda) dan belanja wajib 25
Realisasi Belanja (mandatory spending) Pemda
2 Ketepatan Waktu Ketepatan penetapan anggaran dan realisasi PBJ untuk 25
mendukung penyerapan anggaran
3 Transparansi Tersedianya media informasi anggaran, 25
dan terselenggaranya e-procurement, serta terbangunnya
Akuntabilitas sistem pengendalian anggaran, PBJ dan kinerja oleh
APIP K/L/D
4 Efisiensi dan Penggunaan standar biaya, pelaksanaan reviu efisiensi 25
Efektivitas anggaran, frekuensi revisi anggaran dan realisasi
kegiatan
Total 100

Pengukuran indikator kualitas belanja dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

No Variabel Indikator Kriteria


1 Alokasi dan K/L
Realisasi Realisasi Belanja Barang, RPD/Anggaran Kas triwulanan sebagai
Belanja Belanja Modal, dan Total kriteria pencapaian kinerja realisasi
Belanja terhadap RPD/ anggaran belanja.
Anggaran Kas.
Pemda
Alokasi Belanja Pegawai Alokasi Realisasi Belanja Pegawai ≤9,40%
dibandingkan target (Pemprov) dan ≤36,40% (Pemkab/Kota)
RPJMN. dibandingkan total anggaran belanja1).
Alokasi Belanja Modal Alokasi Realisasi Belanja Modal ≥24,28%
dibandingkan target (Pemprov) dan ≥27,98% (Pemkab/Kota)
RPJMN. dibandingkan total anggaran belanja 1).
Realisasi Belanja Barang Anggaran kas triwulanan sebagai kriteria
dan Total Belanja pencapaian kinerja realisasi anggaran
terhadap Anggaran Kas. belanja.
Alokasi belanja Urusan UU Nomor 20/2003 Pasal 49: Dana
Pendidikan dibandingkan pendidikan selain gaji pendidik dan biaya
total anggaran belanja. pendidikan kedinasan ≥20% APBN/D.
Alokasi belanja Urusan UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan dibandingkan Kesehatan, pasal 171 ayat (2) anggaran
total anggaran belanja. kesehatan Pemprov/Pemkab/Kota
dialokasikan ≥10% dari APBD diluar gaji.
Alokasi belanja UU Nomor 15/2017 tentang APBN TA 2018,
infrastruktur dibandingkan pasal 11 ayat 15, DAU diarahkan ≥25%
total belanja. untuk infrastruktur daerah.

6
No Variabel Indikator Kriteria
2 Ketepatan KL dan Pemda
Waktu Realisasi tanda tangan Ketidaksesuaian realisasi pelaksanaan PBJ
kontrak dan penyelesaian dengan RUP menyebabkan pengaruh yang
pekerjaan (100%) PBJ sangat signifikan atas kecepatan realisasi
dibandingkan target RUP. belanja K/L/D.
Pemda
Ketepatan waktu PP Nomor 58/2005 tentang Pengelolaan
penetapatan Perda APBD. Keuangan Daerah, pasal 53 ayat 2:
Penetapan Perda APBD selambat-lambatnya
tanggal 31 Desember tahun anggaran
sebelumnya.
3 Transparansi Informasi keuangan UU Nomor 14/2008 tentang Keterbukaan
dan melalui website Informasi Publik; Instruksi Mendagri No.
Akuntabilitas 188.52/2012 tentang Peningkatan
Transparansi Pengelolaan Anggaran Daerah:
“Kepala Daerah menyediakan sarana website
untuk transparansi pengelolaan keuangan
daerah”.
Implementasi Inpres 1/2015 tentang Percepatan
e-procurement dalam Pelaksanaan PBJ Pemerintah, Diktum 2 dan
PBJ 3: “Pimpinan K/L/D melaksanakan seluruh
PBJ melalui e-procurement”.
Sistem pemantauan Implementasi konsep Continous
anggaran dan belanja, Audit/Continous Monitoring, sebagai peran
PBJ, dan kinerja oleh aktif APIP dalam pengawalan akuntabilitas
APIP pengelolaan anggaran.
4 Efisiensi dan Penggunaan standar PP Nomor 90/2010 tentang Penyusunan
Efektivitas harga satuan dalam RKA-KL pasal 9 ayat 4d: “Menteri/Pimpinan
penyusunan anggaran Lembaga menyusun RKA-KL berdasarkan
standar Biaya”
PP Nomor 58/2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, Pasal 39 ayat 2:
“penyusunan anggaran disusun berdasarkan
… standar satuan harga ...”
Pelaksanaan reviu UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan
efisiensi anggaran Negara, pasal 3: “Keuangan Negara dikelola
secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis,
efektif, transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan”.
Jumlah revisi anggaran Revisi anggaran sebagai penyebab tidak
optimalnya penyerapan anggaran (hasil
reviu TA 2016 dan 2017)
Realisasi kegiatan Dalam rangka akuntabiltas pengelolaan
keuangan negara PA bertanggungjawab atas
pelaksanaan kegiatan yang ditetapkan dalam
APBN/D.
1)
Asumsi target persentase tahun 2018 berdasarkan proporsi tahunan dari Target Rasio RPJMN 2015-2019.

7
Hasil perhitungan/skoring reviu kualitas belanja akan dikonversi sebagai berikut:
No Skor Uraian
1 86 s.d. 100 Sangat Baik
2 71 s.d. 85,99 Baik
3 56 s.d. 70,99 Cukup
4 <55 Kurang baik

I. LANGKAH KERJA
1. Data/Informasi yang Dibutuhkan
Ruang Lingkup
No Data/Informasi yang Dibutuhkan
Reviu/Variabel
1 Penyerapan Anggaran setahun, Rencana Penarikan Dana (RPD) triwulanan
Anggaran Belanja dan realisasi belanja atas (1) Belanja Pegawai, (2) Belanja
Barang, (3) Belanja Modal, (4) Belanja Bansos, dan (5) Belanja
Lainnya sampai dengan akhir triwulan yang direviu
Sumber Data:
1. K/L: DIPA, OM SPAN
2. Pemda: Perda APBD, Aplikasi Keuangan Daerah
2 PBJ melalui a. Rencana PBJ (jumlah dan nilai) yang dibiayai dengan
Pelelangan Belanja Barang dan Belanja Modal dan akan dilakukan
melalui pelelangan tahun 2018 melalui Rencana Umum
Pengadaan (RUP).
b. Data posisi PBJ per akhir triwulan (jumlah dan nilai paket
PBJ yang masih/belum proses lelang, telah ditandatangani
kontraknya, dan tingkat penyelesaian pekerjaan) yang
diperoleh dari PPK dan ULP.
Sumber Data KL dan Pemda:
1. Data RUP dari SIRUP LKPP akan disediakan oleh BPKP
2. Data progres PBJ dari ULP dan PPK
3 Kualitas Alokasi dan K/L:
Belanja Realisasi Realisasi Belanja Barang, Belanja Modal, dan Total Belanja
Belanja terhadap RPD triwulanan masing-masing
Sumber Data KL dan Pemda: sudah termasuk dalam reviu
penyerapan belanja
Pemda:
Anggaran Belanja Pegawai dan Belanja Modal setahun, dan
Realisasi Belanja Barang dan Total Belanja terhadap Anggaran
Kas triwulanan.
Sumber Data: sudah termasuk dalam reviu penyerapan
belanja
Alokasi belanja Urusan Pendidikan, Kesehatan dan
Infrastruktur setahun
Sumber Data: Perda APBD
Ketepatan Realisasi kontrak dan penyelesaian pekerjaan (100%) PBJ
Waktu dibandingkan terhadap target pada RUP
Sumber Data KL dan Pemda: sudah termasuk dalam reviu
pelaksanaan PBJ melalui Pelelangan
Informasi tanggal penetapan Perda APBD
Sumber Data Pemda: Perda APBD

8
Ruang Lingkup
No Data/Informasi yang Dibutuhkan
Reviu/Variabel
Transparansi Informasi keuangan melalui website
dan Sebuah sistem yang didukung oleh aplikasi pengelolaan
Akuntabilitas anggaran, PBJ dan kinerja yang dapat memberikan informasi
kepada pengguna baik secara berkala atau realtime/online.
Pada sistem ini, APIP K/L/D memiliki akses secara penuh
terhadap informasi dan aktif melakukan pengawasan
pencapaian target anggaran, PBJ dan kinerja.
Contoh: sistem pengelolaan anggaran yang didukung oleh
e-budgeting, e-planning dan aplikasi penatausahaan dan
pelaporan keuangan.
Efisiensi dan Informasi standar satuan harga yang digunakan dalam
Efektivitas penyusunan anggaran tahun 2018
Informasi dilakukannya reviu efisiensi anggaran baik oleh APIP
maupun manajemen untuk mengidentifikasi:
1. Kesesuaian harga satuan dengan standar biaya
2. Relevansi komponen belanja dalam kegiatan
3. Kewajaran komponen belanja Rapat Dalam Kantor,
Rapat/pertemuan Luar Kantor, Uang Harian, Biaya
Penginapan, Biaya Transportasi Perjalanan Dinas, Biaya
Sewa Kendaraan, Honorarium tenaga outsource, alokasi
anggaran alat angkut darat bermotor dinas fungsional, dan
alokasi pengadaan bangunan dan gedung
4. Duplikasi input untuk output yang sama
Reviu efisiensi anggaran dapat dilakukan dalam pelaksanaan
reviu RKA-K/L atau RKA-SKPD, atau terpisah, contoh spending
review yang dilaksanakan bersama dengan Kementerian
Keuangan
Realokasi sisa anggaran atas kegiatan yang tidak terealisasi
tidak termasuk dalam lingkup reviu efisiensi anggaran
Rata-rata jumlah revisi/pergeseran anggaran per satker
Sumber Data:
1. K/L: RKA-KL Online (jumlah revisi dan upload ADK seluruh
satker)
2. Pemda: log pergeseran anggaran yang diperoleh dari
aplikasi keuangan daerah
Target dan realisasi kegiatan/output s.d akhir triwulan
Sumber Data:
1. K/L: Aplikasi SMART/E-Monev Bappenas
2. Pemda: Biro/Bagian pemerintahan

2. Analisis Data
Berdasarkan informasi yang diperoleh dan diinput di kertas kerja, dilakukan
pendalaman/identifikasi permasalahan apabila kondisi tidak sesuai kriteria,
sebagai berikut:

9
No Ruang Lingkup Reviu Kondisi tidak Sesuai Kriteria
1 Penyerapan Anggaran Realisasi Anggaran ≤90% RPD/Anggaran Kas
Belanja
2 PBJ melalui Pelelangan Realisasi tanda tangan kontrak dan penyelesaian
pekerjaan (100%) ≤90% dari target PBJ pada RUP
3 Kualitas Belanja • Kualitas belanja kurang atau sama dengan “Cukup”
(skor kualitas belanja kurang dari 71).
• Skor masing-masing variabel kurang dari 17,75

3. Identifikasi Permasalahan dan Perumusan Solusi


Terhadap ruang lingkup reviu yang kondisinya tidak sesuai kriteria, APIP K/L/D
melakukan identifikasi permasalahan dan perumusan solusi menggunakan metode
Root Cause Analysis (RCA) atau Analisis Akar Masalah. RCA adalah alat yang
digunakan untuk mencari penyebab hakiki dari suatu permasalahan yang telah
terjadi. Suatu permasalahan yang telah diketahui akar penyebabnya diharapkan
dapat dicarikan solusi yang tepat sehingga permasalahan yang sama tidak berulang
dikemudian hari.
Berikut langkah-langkah dalam menyusun RCA:
a. Identifikasi masalah pada setiap lingkup reviu berupa ketidaksesuaian kondisi
dengan kebijakan dan prosedur, peraturan/perundang-undangan, standar, dan
referensi lain yang relevan.
b. Dapatkan data/informasi yang dibutuhkan untuk melengkapi fakta/masalah yang
terjadi. Data/informasi bersumber dari dokumen, wawancara, observasi,
brainstorming, dan lain-lain (hindari asumsi, kesan, atau tafsiran) untuk melihat
kesenjangan atau gap yang terjadi antara fakta dengan yang seharusnya
dilakukan.
c. Lakukan prioritas masalah
d. Prioritas masalah dapat dilakukan dengan membuat peringkat masalah
berdasarkan dampak dan tingkat kemungkinan terjadinya. Masalah-masalah
kecil yang tidak penting dan tidak berpengaruh besar dapat diabaikan dan fokus
pada masalah-masalah utama. Pada ruang lingkup kualitas belanja, masalah
prioritas dapat dipilih dari analisis masalah per variabel mana memiliki skor
dibawah 17,75 diantara variabel yang lain terhadap kriteria yang telah
ditetapkan, sehingga dapat diketahui skor kualitas belanja rendah disebabkan
oleh variabel yang mana saja.
e. Lakukan analisis terhadap faktor-faktor penyebab
Masalah-masalah prioritas kemudian dianalisa untuk dicari faktor-faktor
penyebabnya. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk melakukan analisis
adalah The 5 Whys. The 5 Whys dilakukan dengan cara bertanya “why” sampai
lima kali terhadap suatu masalah atau sampai tidak ada jawaban lagi yang dapat
dikemukakan. Jawaban yang paling akhir merupakan akar penyebabnya.
APIP K/L/D dapat melakukan identifikasi penyebab permasalahan dengan
mempertimbangkan:

10
1) Aspek proses kegiatan: (1) Kebijakan, (2) Perencanaan, (3) Penganggaran,
(4) Pelaksanaan, (5) Penatausahaan, (6) Pelaporan, (7) Pertanggung-
jawaban, (8) Monitoring dan Evaluasi.
2) Aspek objek/faktor penyebab (6M)
No Objek Uraian
1 Man Faktor manusia baik dalam hal perilaku ataupun kompetensi
2 Method Faktor metode kerja/SOP
3 Money Faktor ketersediaan anggaran
4 Material Faktor ketersediaan bahan dan alat
5 Measurement Faktor penetapan ukuran keberhasilan/target
6 Minutes Faktor waktu
f. Lakukan pengujian traceback terhadap isian RCA dengan cara penyebab
terakhir apakah mengakibatkan penyebab di level atasnya, demikian
seterusnya sampai ke permasalahan.
g. Rumuskan saran/rekomendasi terhadap akar penyebab yang sudah
diidentifikasi dengan mencantumkan ukuran keberhasilan, penanggungjawab,
dan batas waktu penyelesaian. Hal ini dimaksudkan agar APIP lebih mudah
dalam melakukan pemantauan atas tindak lanjut rekomendasinya.
Saran/rekomendasi diharapkan mengarah pada perbaikan
sistem/prosedur atau kebijakan.
Format isian RCA sebagai berikut:

Permasalahan

Penyebab 1
Disebabkan oleh Disebabkan oleh Disebabkan oleh

Penyebab 2
Disebabkan oleh Disebabkan oleh Disebabkan oleh

Penyebab 3
Disebabkan oleh Disebabkan oleh Disebabkan oleh

Penyebab 4
Disebabkan oleh Disebabkan oleh Disebabkan oleh

Penyebab 5

Rekomendasi

Contoh kasus:
Inpres No. 1 Tahun 2015 tentang Percepatan Pelaksanaan PBJ mengatur bahwa
sampai dengan Maret tahun berjalan, semua pelelangan sudah selesai
dilaksanakan. Perencanaan pelelangan PBJ yang dituangkan dalam RUP
menjadwalkan selesai seluruh pelelangan pada Triwulan I. Namun sampai dengan
akhir Triwulan I, masih terdapat 50 paket dengan nilai Rp250.000.000.000 belum
dilakukan pelelangan. Setelah dilakukan analisa terhadap aspek objek/faktor
penyebab (6M), diperoleh identifikasi penyebab yang terdiri dari man, material,
money, method, dan minutes dengan rincian RCA sebagai berikut:

11
Permasalahan
Realisasi kontrak < target RUP

Aspek
Penyebab Man Material Money Method Minutes

TOR dan RAB Ketidaksepakatan


Penyebab 1 SDM belum
belum Tidak tersedianya antara PPK dan Pelaksanaan
mampu
disampaikan anggaran untuk ULP dalam hal lelang tidak sesuai
menyusun RUP dokumen/syarat
oleh PPK proses pelelangan dengan timeline
dengan baik pelelangan
kepada ULP
Penyebab 2 Pegawai yang Perbedaan
memiliki TOR dan RAB Anggaran untuk pemahaman antara Terdapat
sertifikasi yang belum selesai pengadaan belum PPK dan ULP atas perubahan jadwal
dibutuhkan disusun turun peraturan terkait mendadak
tidak mencukupi persyaratan lelang

Belum
Penyebab 3 Kesempatan
disepakatinya Grand design
untuk mengikuti Adanya revisi Keputusan
spesifikasi program belum
diklat sertifikasi DIPA pimpinan satker
teknis oleh ada
PBJ terbatas
KPA
Terbatasnya
Penyebab 4 jumlah pegawai Grand design
Adanya
Pergeseran Perencanaan kebutuhan urgent
yang dapat dikirim program belum
untuk mengikuti antar program kurang matang yang harus
ada
pelatihan didahulukan

Kurangnya
Penyebab 5 Belum adanya
Perencanaan koordinasi
peta Perencanaan Perencanaan
kurang antara KPA
kompetensi kurang matang kurang matang
matang dengan bagian
pegawai
perencanaan
Bagian Bagian Bagian
Bagian SDM
Saran/ agar membuat
perencanaan perencanaan perencanaan Bagian
agar agar agar
Rekomendasi peta berkoordinasi berkoordinasi berkoordinasi
perencanaan
kompetensi dengan agar
dengan pihak- dengan pihak-
pihak-pihak pihak terkait pihak terkait berkoordinasi
terkait untuk untuk membuat untuk dengan pihak-
menyusun indikator yang menyusun pihak terkait
grand design terukur grand design dalam
sesuai sesuai dengan membuat
dengan visi visi misi jadwal lelang
misi organisasi
organisasi

4. Pelaporan Hasil Reviu


Aplikasi berbasis web akan menghasilkan laporan hasil reviu dan menjadi dasar
bagi APIP K/L/D untuk membuat Surat Pengantar Masalah yang ditujukan kepada
pimpinan K/L/D.
Hasil reviu oleh seluruh APIP K/L/D akan dikompilasi oleh BPKP dan dilaporkan
kepada Presiden RI.

12

Anda mungkin juga menyukai