Journal Reading
Disusun oleh :
Sintia Saputra
160112170048
Pembimbing :
Oleh:
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
BEDAH MULUT: BAGIAN 1. PENDAHULUAN DAN MANAJEMEN
PASIEN DENGAN GANGGUAN MEDIS
PENDAHULUAN
Bedah mulut merupakan layanan yang disediakan dalam pelayanan kesehatan
umum dengan sekitar 3 juta kasus eksodonsia yang dilaporkan dalam Pelayanan
Gigi Umum di Inggris setiap tahunnya. Studi-studi yang membandingkan
keefektifan dan efisiensi bedah gigi molar tiga telah menunjukkan bahwa hasil
perawatan dapat dibandingkan antara rumah sakit dan tempat praktik. Gambaran
dari Pelayanan Gigi Umum menunjukkan pola bedah dentoalveolar di praktik
umum yang berubah sedangkan jumlah kasus eksodonsia rutin meningkat dalam
prosedur bedah. Terdapat keuntungan yang jelas dengan adanya bedah mulut
dalam pelayanan primer meliputi kenyamanan untuk pasien, perawatan khusus,
dan harga yang efektif untuk pembayar pajak. Maka, praktisi dental memiliki
peran yang esensial dalam menyediakan pelayanan bedah mulut untuk pasiennya
bersamaan dengan spesialis dalam pelayanan primer.
Sejak adanya abolisi Dental Practice Board tahun 2000, angka yang
mengindikasikan jumlah gigi bungsu yang diekstraksi, gigi yang diekstraksi
secara bedah dan apikoektomi selama 10 tahun terakhir sulit untuk dibangun
sejalan dengan renumerasi prosedur yang bersifat non-spesifik dalam kontrak
dental. Jumlah ekstraksi gigi bungsu dalam pelayanan sekunder telah berkurang
secara signifikan sejak adanya panduan dari Royal College of Surgeons England
(RCS) di tahun 1997 dan National Institute of Clinical Excellence di tahun 2000;
meski begitu, usia pasien yang menjalankan perawatan meningkat, sehingga
meningkatkan kompleksitas bedah dan risiko yang berkaitan.
Tingkat keahlian dan kepercayaan diri praktisi yang tinggi untuk menyediakan
pelayanan ruitn dan spesialis dalam pelayanan primer harus mencerminkan
perubahan terkini yang ada dalam obat. Meski begitu, penelitian telah
menunjukkan bahwa praktisi dental menjadi lebih enggan untuk menjalani
tindakan bedah yang kompleks dalam pelayanan primer, sehingga menyebabkan
peningkatan rujukan ke pelayanan sekunder yang signifikan. Hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor:
1. Kurangnya paparan Pendidikan bedah mulut saat masih dalam Pendidikan
2. Kurangnya pelatihan prosedur
3. Kurangnya ketersediaan pelatihan spesialis
Tantangan utama dalam ketersediaan bedah mulut primer adalah kurangnya
spesialis dan upah yang rendah untuk prosedur kompleks dan berisiko tinggi.
Pasien
•Mengerti perawatan yang
diusulkan, perawatan alternatif
dan resiko terkait
•setuju untuk dilakukan
perawatan
Tabel 1. Manajemen pasien dengan gangguan medis and kontroversi saat ini
Kondisi kesehatan Rekomendasi
Masalah kardiovaskular:
Hipertensi Hipertensi
Perdarahan Sampai 160/100 mmHg
Infark Miokardial Perawatan seperti biasa
>160/100 mmHg
Hemostatic agent post op
Sedasi IV lebih dianjurkan
Angina Angina
Angina attack Pastikan spray gliseri trinitrat dan
Resiko infark miokardial oksigen tersedia
Infark miokardial baru-baru ini Infark Miokardial
Setelah 3bulan
Tidak ada perawatan elektif
Sampai 6 bulan
Tidak menggunakan anestesi
umum, resiko MI berulang
meningkat
Cacat jantung / penggantian katup / Tidak diperlukan antibiotik
endokarditis sebelumnya /kardiomiopati Menjaga kebersihan mulut yang baik
hipertrofik: Peringatkan endokarditis infektif
Tidak diperlukan penggunaan antibiotik Peringatkan pasien tentang gejala
untuk perawatan gigi endokarditis infektif - malaise
progresif,
demam, pucat, kelelahan, lesi Janeway
pada telapak tangan dan telapak kaki,
perdarahan sempalan,
Osler ‘s Nodes pada jari kelingking
Penyakit hati: Pre-op
• Masalah pendarahan • bekerjasama dengan dokter
• Metabolisme obat yang terganggu • Profil hati, pemeriksaan koagulasi, FBC
• Risiko infeksi silang Hep B, C, D, E • waspada terhadap pemberian anestesi
• Mungkin immunocompromised lokal dan sedasi
• periksa resep obat BNF lampiran 2
tentang penyakit hati
Post-op
• Agen hemostatik dalam soket
•imunisasi Hep B, hati-hati dengan
tindakan infeksi silang pasien Hep C
Penyakit ginjal: Pre-op
• Kecenderungan berdarah • Bekerjasama dengan dokter
• Resep obat • Profil ginjal, FBC
• Pasien dialisis • Pasien yang telah dilakukan dialisis akan
• Mungkin immunocompromised dirawat sehari setelah dialisis
• Mungkin memerlukan penggunaan
antibiotik
Post- Op
• Tindakan hemostatik
Diabetes: Pre-op
• Keadaan darurat hipoglikemik • Mengukur kadar glukosa darah
• Penyembuhan tertunda dan <5,0 mmol - berikan glukosa secara oral
immunocompromised • Janji pagi
• HbA1c lebih dahulu pemasangan implan • Pasien aman diobati jika gula darah antara
5-15 mmol / L
Postop
• Antibiotik jika prosedur pembedahan
tidak terkontrol atau sulit
Epilepsi: • Periksa frekuensi dan presentasi kejang
• Peningkatan stres dapat menyebabkan • Sedasi IV direkomendasikan karena efek
kejang antikonvulsan
Gangguan hemostasis: Haemophilia A, B, Von Willebrand
• Meningkatnya risiko pendarahan pasca • Berhubungan dengan dokter hematologi /
operasi pusat hemofilia
• Level faktor VIII antara 50-75%
diperlukan sebelum perawatan
• DDAVP, asam traneksamat mungkin
diperlukan
• Perawatan di rumah sakit mungkin
memerlukan manajemen rawat inap
• Hindari blok gigi bawah jika
memungkinkan
Trombositopenia
Pre-op
• Berhubungan dengan dokter hematologi
• Tingkat trombosit> 50 × 109 / L setuju
untuk dirawat, disarankan untuk dirawat di
rumah sakit
• <50 × 109 / L akan membutuhkan
transfusi trombosit
Postop
• Tindakan hemostatik lokal
• Trombosit mungkin diperlukan
• DDAVP, asam traneksamat
• Tidak perlu NSAID
Terapi antikoagulan: Pre-op
• Peningkatan risiko perdarahan bagi pasien • INR <4 setuju untuk perawatan, jika> 4
yang menggunakan warfarin, heparin, merujuk kembali ke klinik hematologi
aspirin, clopidogrel, dipyridamole, untuk penyesuaian
glikoprotein IIb / IIIa inhibitor, • Penggunaan terapi antiplatelet ganda di
antikoagulan oral baru dabigatran, rumah sakit
apixaban dan rivaroxaban (jangan Posting Op
menambah INR) • Tindakan hemostatik lokal
• Jangan menghentikan terapi antikoagulan; • Tidak Perlu NSAID
peningkatan risiko kejadian tromboemboli
kecuali disarankan oleh dokter pasien
• Efek warfarin berubah bila digunakan
bersamaan dengan antibiotik dan NSAID
HIV: Pre-op
• Viral load • Viral Load <50 viral RNA copies / mm
• Jumlah CD4 > 200 sel/mm darah yang darah, infektivitas rendah untuk perawatan
sesuai untuk perawatan • Jumlah CD4> 200 sel yang sesuai untuk
• Waspadai manifestasi oral yang umum: perawatan
serviks • Hitung darah lengkap, profil hati,
limfadenopati, kandidosis, hairy pemeriksaan koagulasi
eukoplakia, virus herpes, virus papilloma, • Antibiotik jika neutropenia berisiko
aphthous ulser, Kaposi sarkoma, dan menyebabkan infeksi
limfoma. Mungkin memerlukan biopsi Postop
• Neutropenia • Antibiotik mungkin diperlukan jika
• Kecenderungan perdarahan karena risiko neutropenia
trombositopenia • PEP (profilaksis pasca pajanan) mungkin
• Risiko infeksi silang rendah tetapi PEP diperlukan hingga 4 minggu jika pajanan
(profilaksis pascapajanan) mungkin terjadi
diperlukan hingga 4 minggu jika paparan
terjadi
• Sedasi IV: aktivitas benzodiazepine dapat
ditingkatkan dengan HAART
Keganasan: Pre-op
• Penyebaran keganasan dari organ-organ • FBC
lain dapat bermanifestasi di kepala dan • Trombosit <50 × 109 / L, mungkin
daerah leher memerlukan transfusi trombosit
• keganasan hematologis menyebabkan • Jika neutropenik parah, mungkin
trombositopenia (penurunan trombosit), memerlukan profilaksis antibiotik, hubungi
neutropenia(penurunan neutrofil) dan ahli onkologi
anemia, yang menyebabkan peningkatan Postop
risiko perdarahan • Tindakan hemostatik
dan infeksi • Terapi antibiotik
• Pasien dengan metastasis tulang dari • Obat kumur asam traneksamat (5%)
karsinoma atau multiple myeloma mungkin (meskipun tidak berbasis bukti mungkin
sedang menggunakan obat anti-resorptif berguna sebagai
seperti oral atau IV bifosfonat atau adjunctive hemostatik)
inhibitor RANKL
Kemoterapi: Pre-op
• Risiko perdarahan karena • Trombosit
trombositopenia <50 × 109 / L, diperlukan transfusi
• Risiko infeksi akibat neutropenia dan trombosit
imunosupresi • Neutrofil <1,0 × 109 / L, menghubungi
• Anemia ahli onkologi untuk penggunaan antibiotik
• Pasien mungkin menggunakan steroid profilaksis
dosis tinggi • diperlukan steroid, hidrokortison 25 mg
• yang disebutkan di atas tersebut terjadi IV jika diberikan steroid dosis tinggi
biasanya mulai dari awal terapi sampai 4
minggu
setelah terapi berhenti
Radioterapi: • Ekstraksi sebaiknya dilakukan hingga 3
• Risiko osteoradionekrosis minggu sebelum dimulainya pengobatan,
• Trismus akibat endarteritis dapat terjadi 10 hari dianggap sebagai periode
3-6 bulan setelah terapi selesai minimum.
• Pentoxifylline dengan vitamin E dapat • Dilakukan di lingkungan rumah sakit
bermanfaat secara klinis jika ORN Pre-op
terjadi • Informed consent tentang risiko
• Pasien beresiko osteoradionekrosis osteoradionekrosis
ketika: • Antibiotik profilaksis dan klorheksidin
- Dosis radiasi total melebihi 60 Gy glukonat 0,2%
- Dosis fraksi besar dengan jumlah fraksi Peri-op
yang tinggi. • Ekstraksi atrumatis dapat menggunakan
- Ada trauma lokal akibat pencabutan gigi; luxator dan periotom
penyakit periodontal atau prostesis yang Postop
tidak pas. • Antibiotik post op harus diresepkan
- Pasien kekurangan imun atau kekurangan sampai penyembuhan terjadi, dapat
gizi meresepkan metronidazole
• 0,2% klorheksidin glukonat, qds sampai
penyembuhan terjadi
• Terapi oksigen hiperbarik mungkin
disarankan sebelum atau setelah perawatan
• Hindari memakai gigi palsu sampai
penyembuhan terjadi
• Follow up
2 Pasien dengan kondisi medis yang dapat mempersulit perawatan tetapi tidak mempengaruhi
hasil perawatan (misalnya hepatitis, riwayat endokarditis, steroid, epilepsi, cacat mental)
3 Pasien dengan kondisi medis, atau operasi sebelumnya, yang dapat membahayakan perawatan
(pembedahan rumit, diabetes yang tidak terkontrol, koagulopati, imunosupresi)
4 Pasien dengan komplikasi operasi yang parah yang ditandai dengan adanya komplikasi lokal
atau sistemik(kelainan pembekuan bawaan, penyakit lokal atau sistemik yang tidak terkontrol)
dan / atau memerlukan terapi medis khusus kontemporer (imunosupresi berat, hemophilia)