Anda di halaman 1dari 7

Aisyah lahir pada tahun 12 SH/614 M, hasil perkawinan Abu Bakar dengan Ummu Ruman,

sejak kecilnya ia telah didik dengan ajaran Islam dan Abu Bakar sangat sayang dan
mencintainya. Sehingga ia menempatkannya pada kedudukan yang mulia untuk menjadi istri
Rasulullah. Rasulullah baru berkumpul dengannya pada umur tiga belas tahun. Aisyah adalah
isteri yang paling disayangi Rasulullah.

Aisyah mendapatkan gelar ummul mukminin, karena darinyalah umat Islam mempelajari
hidup Rasulullah, Aisyah mengetahui apa yang selalu dilakukan oleh Rasulullah di rumah
beliau. Banyak sekali persoalan-persoalan fiqih yang ditemukan pemecahannya dari Aisyah.
Para fuqaha kembali padanya dalam menentukan solusi suatu masalah. Orang yang paling
banyak meriwayatkan darinya ialah Urwah bin Zubair keponakannya dari saudara
perempuannya, Asma binti Abu Bakar, dan Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar
keponakannya dari saudara laki-lakinya. Atha’ bin Rabah mengatakan:”Aisyah adalah
termasuk orang yang paling pandai dan paling baik pendapatnya tentang banyak hal”. Urwah
berkata:”Saya tidak melihat seorang yang lebih pandai tentang fiqih dan syair daripada
Aisyah”. Ia banyak meriwayatkan hadis dari nabi yang terkumpul dalam musnad Ahmad dalam
253 halaman, dan atas riwayat-riwayatnya.

Peristiwa Hadisul Ifki

Suatu saat Aisyah ra ikut bersama Rasulullah ke ghazwah Bani Mustholiq sekitar satu hari dari
Madinah dengan menunggang unta. Dan saat itu giliran Aisyah menemani Rasulullah, ketika
pulang dari ghazwah itu, ia mendatangi beberapa rumah untuk bertandang, kemudian ia pulang,
namun ia telah menghilangkan barang pinjaman dari saudara perempuannya, maka ia keluar
mencari barang yang hilang itu, namun sayang karena kelelahan, ketika duduk, ia tertidur. Ia
belum bangun sampai Shofwan bin Al Muatthol berteriak:”Inna lillaahi wa innaa ilaihi
roojiuun isteri Rasulullah!”.

Kemudian ia mengantar Aisyah ke rumahnya, dan tidak berbicara sama sekali, walau sepatah
kata pun. Dan ia tidak mendengar apapun kecuali Aisyah minta pulang waktu itu. Ketika orang-
orang melihat itu maka banyaklah orang-orang menggunjingnya dengan berbagai omongan.
Melihat kesempatan ini Adullah bin Ubaya, mereasa mendapat bahan untuk melakukan
pemboikotan terhadap Rasulullah dengan membuat cerita bohong terhadap isteri Rasulullah.
]Orang-orang munafik di bawah provokasi Abdullah bin Ubay telah menuduh Istri Rasulullah
Aisyah ra. Berzinah dengan seorang anak muda, padahal ia adalah seorang isteri yang paling
dicintai oleh Rasulullah, tuduhan ini sempat menggoyahkan kharisma beliau.

Sementara selama satu bulan penuh wahyu belum turun. Rasulullah dan para sahabatnya
merasa berat hati sehingga mereka terus semakin was-was, beliau terus berusaha
menyelesaikan dan memusyawarahkan perihal tersebut. Ia bertanya kepada Ali bin Abi Thalib
orang dekatnya benarkah Aisyah berbuat serong?. Ali yang terbawa pula oleh kabar bohong
itu ia pun turut berkata kasar seolah-olah membenarkan berita itu:”Hidupmu tidak akan
disempitkan Tuhan ya Rasulullah, bukan seorang itu saja perempuan diatas dunia ini. Mintalah
perawan mana yang engkau sukai, mereka akan datang kepadamu dan membayar mahar
kepadamu”.

Beliaupun bertanya kepada Bariyah seorang budak Aisyah sendiri, apakah benar Aisyah
berselingkuh? ia juga sama seolah-olah ikut terbujuk kabar bohong itu dan dengan enteng ia
berkata:”Demi Tuhan yang mengutus engkau dengan kebenaran soal ini tidak begitu besar.
Aisyah seorang wanita yang masih muda remaja, sedang menjaga rotinya saja di tertidur datang
si rakus dicurinya roti itu dan dia tidak sadar.

Ketika beliau bertanya pada Usamah bin Zaid justru ialah orang muda yang menguatkan hati
Rasulullah dengan jawaban yang bijaksana:”Ya Rasulullah ahli rumahmu… ahli rumahmu….
sesungguhnya dia seorang perempuan yang suci dan baik budi”. Usamah mengetahui bahwa
Rasulullah sangat mencintai Aisyah dan ayahnya Abu Bakar. Dan yang lebih utama baginya
adalah kehormatan Rasulullah, dan ia yakin bahwa aisyah adalah anak dari orang tua yang jujur
dan seorang wanita yang pilih Allah untuk menjadi pembimbing rasulullah

Rasulullah bertwaqquf (berdiam diri untuk menghindari kesalahan) dalam masalah ini, selain
bermusyawarah dengan sahabat-sahabatnya beliau juga menunggu wahyu Allah atas persoalan
yang dihadapinya itu. Ketika genap berjalan satu bulan penuh, sampai saat itu belum ada
penyelesaian sehingga beliau berkata pada akhir persoalan:”Kalau sampai nanti persoalan ini
semakin genting, maka apabila engkau suci maka Allah akan menyatakan kesucianmu, dan
apabila engkau berbuat hal yang tercela maka mintalah ampunan Allah”. Dan Rasulullah tetap
bersikap tenang sehingga turun wahyu yang menyatakan kesuciannya:
“Sesungguhnya wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji (pula), dan wanita-
wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-
wanita yang baik (pula). Mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka
(yang menuduh itu)” (QS. an-Nur 24:26).

Dari kejadian itu, justru anak Abdullah bin Ubay yakni Abdullah bin Abdullah bin Ubay telah
tertarik menjadi mukmin sejati dan kelak besar jasanya terhadap Islam. Allah sengaja
menyembunyikan hikmah yang besar dari perlakuan dusta orang-orang munafik.

Sucilah keluarga beliau dari tuduhan keji itu, yang sengaja dibuat untuk menggerogoti
kharismanya. Dan Allah juga telah mempunyai rencanaNya sendiri untuk mengajarkan kepada
RasulNya dan seluruh umat manusia bahwa Allah akan menguji mereka dengan berbagai ujian,
sampai Allah mengetahui siapakah yang benar-benar beriman, dan kelak mereka mendapatkan
keberuntungan yang besar.

Qiyamullail

Diriwayatkan dari Hafas bin Maisaroh dari ibunya dari budak perempuannya, Khaulah,
pembantu Rasulullah:”Bahwa seekor anak anjing telah masuk ke dalam rumah Nabi lalu masuk
ke kolong tempat tidur dan mati. Karenanya selama empat hari tidak turun wahyu kepadanya.
Nabi berkata:”Khaulah apa yang telah terjadi rumah Rasulullah ini? Sehingga Jibril tidak
datang kepadaku! Dalam hati aku berkata:”Alangkah baiknya andai aku membenahi rumah ini
dan menyapunya”. Lalu aku menyapu kolong tempat tidurnya, maka kukeluarkan seekor anak
anjing. Lalu datanglah nabi sedang janggutnya bergetar. Apabila turn wahyu kepadanya
janggutnya bergetar.

Maka Allah menurunkan firman ini:”Demi waktu Dhuha, dan demi malam apabila telah sunyi,
Tuhanmu tiada meninggalkanmu dan tiaklah benci kepadamu (QS. Adh-Dhuha 93:1-5)” (HR.
Bukhari Muslim).

Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhammad telah dipastikan menjadi manusia yang
mashum. Beliau dijauhkan dari dosa, dipastikan masuk syurga dan dijauhkan dari neraka.
Namun meskipun demikian Rasulullah tidak kurang-kurangnya beribadah setiap malam
harinya, melaksanakan shalat tahajjud. Bahkan beliau sangat sering melaksanakannya di bulan-
bulan Ramadhan.
Suatu saat Nabi saw sedang melaksanakan shalat malam sampai-sampai kakinya membengkak,
maka Aisyah berkata pada beliau: “Mengapa engkau lakukan ini, Yaa Rasulullah? sementara
engkau telah diampuni dosa-dosamu yang telah lalu maupun yang akan datang?”. Dengan
tersenyum beliau bersabda:”Apakah aku tidak senang untuk menjadi hambaNya yang
bersyukur”.

Aisyah wafat pada 17 Ramadhan tahun 58 H (13 juli 678 M) Duka menggantung di seluruh
negeri ketika terdengar wafatnya ummul mukminin Aisyah binti Abu bakar, telah
meninggalkan jasa besar dimana orang berpulang kepadanya dalam soal-soal fiqh. Peranannya
yang besar adalah menyebarkan muamalahnya dengan Rasulullah selama hidupnya.

Keutamaan Aisyah ra

Pribadi yang Haus Ilmu - Selama Sembilan tahun hidup dengan Rasulullah saw. Beliau
dikenal sebagai pribadi yang haus akan ilmu pengetahuan. Ketekunan dalam belajar
menghantarkan beliau sebagai perempuan yang banyak menguasai berbagai bidang ilmu.
Diantaranya adalah ilmu al-qur’an, hadist, fiqih, bahasa arab dan syair. Keilmuan Aisyah
tidak diragukan lagi karena beliau adalah orang terdekat Rasulullah yang sering mengikuti
pribadi Rasulullah. Banyak wahyu yang turun dari Allah disaksikan langsung oleh Aisyah ra.

“Aku pernah melihat wahyu turun kepada Rasulullah pada suatu hari yang sangat dingin
sehingga beliau tidak sadarkan diri, sementara keringat bercucuran dari dahi beliau.“ (HR.
Bukhari).

Periwayat Hadist - Aisyah juga dikenal sebagai perempuan yang banyak menghapalkan
hadist-hadist Rasulullah. Sehingga beliau mendapat gelar Al-mukatsirin (orang yang paling
banyak meriwayatkan hadist). Ada sebanyak 2210 hadist yang diriwayatkan oleh Aisyah ra.
Diantaranya terdapat 297 hadist dalam kitab shahihain dan sebanyak 174 hadist yang
mencapai derajat muttafaq ‘alaih. Bahkan para ahli hadist menempatkan beliau pada posisi
kelima penghafal hadist setelah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas bin Malik, dan Ibnu Abbas.

Kecerdasan dan keluasan ilmu yang dimiliki Aisyah ra sudah tidak diragukan lagi. Bahkan
beliau dijadikan tempat bertanya para kaum wanita dan para sahabat tentang permasalahan
hukum agama, maupun kehidupan pribadi kaum muslimin secara umum.
Hisyam bin Urwah meriwayatkan hadis dari ayahnya. Dia mengatakan: “Sungguh aku telah
banyak belajar dari ‘Aisyah. Belum pernah aku melihat seorang pun yang lebih pandai
daripada ‘Aisyah tentang ayat-ayat Al-Qur’an yang sudah diturunkan, hukum fardhu dan
sunnah, syair, permasalahan yang ditanyakan kepadanya, hari-hari yang digunakan di tanah
Arab, nasab, hukum, serta pengobatan."

Pribadi yang Tegas dalam Menegakkan Hukum Allah - Aisyah juga dikenal sebagai
pribadi yang tegas dalam mengambil sikap. Hal ini terlihat dalam penegakan hukum Allah,
Aisyah langsung menegur perempuan-perempuan muslim yang melanggar hukum Allah.

Suatu ketika dia mendengar bahwa kaum wanita dari Hamash di Syam mandi di tempat
pemandian umum. Aisyah mendatangi mereka dan berkata, “Aku mendengar Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam. bersabda, ‘Perempuan yang menanggalkan pakaiannya di
rumah selain rumah suaminya maka dia telah membuka tabir penutup antara dia dengan
Tuhannya.“ (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah)

Aisyah pun pernah menyaksikan adanya perubahan pada pakaian yang dikenakan wanita-
wanita Islam setelah Rasulullah wafat. Aisyah menentang perubahan tersebut seraya berkata,
“Seandainya Rasulullah melihat apa yang terjadi pada wanita (masa kini), niscaya beliau
akan melarang mereka memasuki masjid sebagaimana wanita Israel dilarang memasuki
tempat ibadah mereka.”

Di dalam Thabaqat Ibnu Saad mengatakan bahwa Hafshah binti Abdirrahman menemui
Ummul-Mukminin Aisyah. Ketika itu Hafsyah mengenakan kerudung tipis. Secepat kilat
Aisyah menarik kerudung tersebut dan menggantinya dengan kerudung yang tebal.

Pribadi yang Dermawan - Dalam hidupnya Aisyah ra juga dikenal sebagai pribadi yang
dermawan. Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa Aisyah ra pernah menerima uang
sebanyak 100.000 dirham. Kemudian beliau meminta para pembantunya untuk membagi-
bagikan uang tersebut kepada fakir miskin tanpa menyisakan satu dirhampun untuk beliau.
Padahal saat itu beliau sedang berpuasa.

Harta duniawi tidak menyilaukan Aisyah ra. Meskipun pada saat itu kelimpahan kekayaan
berpihak kepada kaum muslimin. Aisyah ra tetap hidup dalam kesederhanaan sebagaimana
yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Setelah Rasulullah meninggal dunia, Aisyah ra menghabiskan hidupnya untuk


perkembangan dan kemajuan Islam. Rumah beliau tak pernah sepi dari pengunjung untuk
bertanya berbagai permasalahan syar’iat . Sampai-sampai Khalifah Umar bin khatab dan
Usman bin Affan mengangkat beliau menjadi penasehat. Hal ini merupakan wujud
penghormatan Umar dan Ustman terhadap kemuliaan Ilmu yang dimiliki oleh Aisyah ra.

Keistimewaan Aisyah RA:

1. Aisyah adalah istri yang paling dicintai oleh Rasulullah, dan yang paling banyak
merawikan hadits dari Beliau. Ia merawikan 2210 hadits, 279 di antaranya terdapat di
dalam Shahih Bukhari.
2. Ia adalah wanita yang paling luas ilmu dan pemahamannya di antara seluruh wanita
umat ini. Ia termasuk wanita muslimah yang paling faqih dan paling mengerti tentang
sastra dan agama. Banyak pembesar sahabat yang bertanya kepadanya tentang masalah-
masalah fiqih, dan ia pun menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
3. Wanita yang dinyatakan kesuciannya dalam Al Qur’an. Kecintaan Rasulullah kepada
Aisyah pernah menimbulkan kecemburuan di hati sebagian orang. Mereka menuduh
Aisyah berbuat zina, padahal ia adalah wanita yang senantiasa menjaga kesucian dan
kehormatan dirinya. Allah telah membebaskannya dari tuduhan tersebut di dalam
Kitab-Nya.
4. Tentang Aisyah, Rasulullah pernah mengatakan, “Keutamaan Aisyah atas wanita-
wanita yang lainnya adalah seperti keutamaan tsarid (makanan yang terdiri dari roti
dan daging) atas makanan lainnya.” (HR. Al-Bukhari)
5. Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sakit, Beliau meminta izin kepada istri-
istrinya agar Beliau dirawat di rumah Aisyah.
6. f. Amr bin Ash pernah bertanya kepada Rasul, “Siapakah orang yang paling Anda
cintai?” Beliau menjawab, “Aisyah”. “Dari kalangan laki-laki?” tanya Amr. “Ayahnya,
Abu Bakar”, jawab Beliau. “Kemudian siapa?” tanya Amr. “Umar bin Khaththab”,
jawab Beliau.” (HR. Al-Bukhari)
7. Satu-satunya wanita yang dinikahi Rasulullah yang masih gadis.
8. Aisyah adalah wanita terkemuka dengan segudang keistimewaan, terkemuka dalam
kedermawanan, kezuhudan dan sifat-sifat yang mulia.
9. Jibril as. memberi salam kepadanya
10. Ibnu Syihab menyatakan bahwa Abu Usamah berkata, “Sesungguhnya “Aisyah RA.
pernah mengungkapkan bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. berkata kepadanya,
“Hai ‘Aisyah, ini Jibril. la mengucapkan salam kepadamu.” ’Aisyah membalas, “Wa
‘alaihis Salaam wa Rahmatullah wa Barakaatuh (semoga Jibril juga mendapat
kesejahteraan, limpahan kasih sayang dan berkah dari Allah), Engkau (Rasulullah
SAW) melihat sesuatu yang tidak dapat kulihat.” (Muttafaq ‘alaih)
11. Wahyu turun saat Nabi berselimut bersama Aisyah
12. ”….Demi Allah sesungguhnya Allah tidak pernah menurunkan wahyu ketika aku
sedang dalam satu selimut dengan siapapun di antara kalian (istri-istri Nabi), selain
Aisyah”. (HR Bukhari)
13. Wanita yang sangat zuhud dan dermawan luar biasa, ahli ibadah dan puasa.

Anda mungkin juga menyukai