Anda di halaman 1dari 107

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN

DINAS PENDIDIKAN
UPT PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BANGIL
Jl Tongkol No. 3 Telp (0343) 744144
Email: smknesaba@yahoo.co.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 BANGIL


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS / SEMESTER :X/1
MATERI POKOK : KASUS PELANGGARAN HAM
ALOKASI WAKTU : 2 X 45 MENIT

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Kompetensi Dasar
3.1. Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM dalam rangka perlindungan dan
pemajuan HAM sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Indikator
3.1.1. Mendeskripsikan Pengertian HAM
3.1.2. Mengklasifikasi macam-macam HAM menurut para ahli hukum
3.1.3. Menyebutkan dasar hukum HAM

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada saat dan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan membaca teks
Pembukaan UUD 1945 dan diskusi peserta didik diharapkan :
1. Dapat mendeskripsikan pengertian HAM
2. Dapat mengklasifikasikan Macam-macam HAM menurut para akhli hukum
3. Dapat menyebutkan dasar Hukum HAM
D. MATERI PEMBELAJARAN
Hak Asasi Manusia
A. Penegakkan HAM
1. Pengertian HAM
Hak azasi manusia adalah hak-hak dasar atau hak-hak pokok yang dibawa
manusia sejak lahir sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa

1
2. Pengklasifikasian HAM
Pengklasifikasian hak azasi manusia pada umumnya menurut para akhli sebagai
berikut :
a. Menurut Briely :
1.hak mempertahankan diri
2.hak kemerdekaan
3.hak persamaan pendapat
4.hak untuk dihargai
5.hak untuk bergaul
b. Menurut John Locke, Aristoteles, Motesquieu dan J. J. Rousseau:
1.hak kemerdekaan atas diri sendiri
2.hak kemerdekaan beragama
3.hak kemerdekaan berkumpul
4.hak bebas dari rasa takut
5.hak kemerdekaan pikiran dan pers
3. Dasar Hukum H.A.M
a. UUD 1945 pasal 27 sampai 31, namun secara khusus HAM tertuang dalam
pasal 28A - J
b. TAP MPR No XVII/MPR/Tahun 1998
c. UU No 39 Tahun 1999
d. UU No 26 Tahun 2000

E. PENDEKATAN, STRATEGI, METODE


1. Pendekatan
Menggunakan pendekatan pembelajaran Scientifik dengan menggabungkan
kemampuan siswa mengamati, menanya, mencoba dan membentuk
hubungan/jejaring sosial ( mengasosiasikan, mengkolaborasi dan
mengkomunikasikan )
2. Strategi : Diskoveri Inquari
3. Metode : Diskusi, Ceramah, Pemberian Tugas dan Tanya Jawab
F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Buku Paket PKn Kelas X, Bambang Suteng dkk, ERLANGGA
2. Buku Paket PKn Kelas X, Retno Lestari, ESIS
3. LKS
4. LCD Proyektor
5. Buku Penunjang Yang Relevan
6. Spidol Dan White Board

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Diskripsi
Waktu
 Guru memberikan salam kepada peserta didik.
Kegiatan  Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses 10
Awal belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, Menit
presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan).
 Guru menyampaikan materi pokok “Kasus Pelanggaran HAM”
dan memberi motivasi pentingnya materi tersebut dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus
dikuasai para peserta didik.
 Peserta didik dibagi menjadi empat kelompok (kelompok I, II,III
dan IV )

Mengamati / Observing:

2
Kegiatan  Peserta didik membaca berbagai kasus pelanggaran HAM di 60
Inti Indonesia dari berbagai literatur dan media cetak Menit
 Peserta didik mengamati berbagai kasus pelanggaran HAM
yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitar

Menanya / Questioning
 Kelompok I, mendikusikan dan merumuskan berbagai
pandangan tentang pengertian HAM
 Kelompok II mendiskusikan dan merumuskan berbagai jenis
HAM menurut para ahli
 Kelompok III mendiskusikan dan merumuskan tentang berbagai
contoh kasus pelanggaran HAM yang terjadi di masyarakat.
 Kelompok IV mendiskusikan tentang landasan hukum jaminan
HAM

Komunikasi/informasi
 Setelah diskusi kelompok selesai, setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok I,
panel menyajikan tentang Pengertian HAM . Kelompok II, III,IV
mengajukan pertanyaan atau komentar.
 Berikutnya kelompok II sebagai panel mempresentasikan
tentang berbagai jenis HAM menurut para ahli . Kelompok I, III,
IV mengajukan pertanyaan dan komentar.
 Berikutnya kelompok III sebagai panel mempresentasikan
tentang berbagai contoh kasus pelanggaran HAM yang terjadi di
masyarakat sekitar. Kelompok I, II, dan IV mengajukan
pertanyaan dan komentar.
 Berikutnya kelompok IV sebagai panel mempresentasikan
tentang Landasan Hukum Jaminan HAM
Kelompok I, II dan III mengajukan pertanyaan dan komentar

Menalar /Asosiasi:
 Peserta didik menyimpulkan hasil dari kelompok masing-masing
 Peserta didik mengolah hasil diskusi kelompok dalam bentuk
laporan individu

 Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang telah 20


Penutup didiskusikan. Menit
 Peserta didik ditanya apakah sudah memahami materi tersebut.
 Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu
ini,misalnya menanyakan mengapa diperlukan adanya jaminan
HAM dan UUD 1945
 Sebagai refleksi guru memberikan kesimpulan tentang pelajaran
yang baru saja berlangsung serta menanyakan kepada peserta
didik apa manfaat yang dapat kita peroleh setelah belajar topik
ini.

H. PENILAIAN
1. Penilaian kognitif, guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang tidak
mengulang pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini mengutamakan
penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa
2. Pembelajaran tindak lanjut

3
- Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai dengan petunjuk guru.
- Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
3. Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai

WK 1 Bangil. …………..2014
SMK Negeri I Bangil Guru Mata Diklat
Pendidikan Kewarganegaraan

Supriono. S.Pd. M.Si


NIP. 19700506 199802 1 003 Drs. Wahyudi
NIP. 19671101 199802 1 002
Mengetahui
Kepala SMK Negeri I Bangil

Mohamad Supandri. S.Pd.MT.


NIP. 19640903 198903 1 008

SOAL:
NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR
1. Deskripsikanlah Hak azasi manusia adalah hak-hak dasar atau Betul :
pengertian hak azasi hak-hak pokok yang dibawa manusia sejak 100
manusia ! lahir sebagai anugrah Tuhan Yang Maha Esa

2. Bagaimanakah Menurut Briely : Betul :


pengklasi-fikasian HAM 1. hak mempertahankan diri 1 = 20
menurut Briely ? 2. hak kemerdekaan 2 = 40
3. hak persamaan pendapat 3 = 60
4. hak untuk dihargai 4 = 80
5. hak untuk bergaul 5=100

3. Sebutkan landasan Universal Declaration of Human Rights 10 Betul :


hukum H.A.M! Desember 1948 yaitu Pernyataan sedunia hak 100
asasi manusia

Jumlah skor yang diperoleh siswa


Nilai = --------------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal

1. Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu,


yang dilakukan oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian
baik berupa “komentar”, atau dalam bentuk pengamatan .

4
Lembar Pengamatan

Rubrik kegiatan Diskusi


Aspek Pengamatan
Meng- Menghar
Nama Jumlah
No. Kerja Komuni Tole Keak gai Nilai Ket
Siswa Skor
sama kasikan Ransi Tifan pendapat
pendapat teman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

Rubrik Penilaian Presentasi

Aspek Penilaian
Sistem Gesture Jum
Nama Ni
No Komu matika Wawa Kebe Antu dan lah Ket
Siswa lai
nikasi penyam san ranian sias penam Skor
paian pilan
1
2
3
4
5

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

5
∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

FORMAT PENGAMATAN

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong
royong,kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Tang-
Kerja
Jujur Disiplin gung Peduli
No Nama Siswa keras
jawab
A b c A b c a b c a b c a b c
1.
2.
3.
4.
5.

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2


1. Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
2. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
3. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
4. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
5. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan

6
PEDOMAN PENILAIAN :
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

7
PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS PENDIDIKAN
UPT PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BANGIL
Jl Tongkol No. 3 Telp (0343) 744144
Email: smknesaba@yahoo.co.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 BANGIL


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS / SEMESTER :X/1
MATERI POKOK : KASUS PELANGGARAN HAM
ALOKASI WAKTU : 2 X 45 MENIT

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Kompetensi Dasar
3.1. Menganalisis kasus pelanggaran HAM dalam rangka perlindungan dan pemajuan
HAM sesuai dengan nilai Pancasila

Indikator
3.1.1. Mendeskripsikan sejarah HAM
3.1.2. Menganalisis faktor yang menghambat penegakan HAM di Indonesia
3.1.3. Menganalisis prinsip-prinsip yang menjadi tantangan penegakan HAM di Indonesia

C. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Pada saat dan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan membaca teks
Pembukaan UUD 1945 dan diskusi peserta didik diharapkan :
1. Dapat mendeskripsikan sejarah HAM
2. Dapat menganalisis faktor yang menghambat penegakkan HAM di Indonesia
3. Dapat menganalisis prinsip-prinsip yang menjadi tantangan penegakkan HAM di
Indonesia

D. MATERI PEMBELAJARAN :
A. Sejarah perkembangan HAM
Adapun serentetan sejarah perjuangan umat manusia dalam menegakkan hak
azasi manusia, dapat dipaparkan sebagai berikut :

8
1. Perjuangan Nabi Ibrahim melawan kezaliman Raja Namrud yang
memaksakan harus menyembah patung (berhala) dan perjuangan Nabi Musa
untuk memerdekakan bangsa Yahudi dari perbudakan Raja Fir’aun (Mesir),
tahun 2500 – 1000 SM
2. Di Atena (Yunani), Solon telah menyusun undang-undang yang menjamin
keadilan dan persamaan bagi setiap warga negaranya, tahun 600SM
3. Kaisar Romawi pada masa Flavius Anacius Justitianus menciptakan
peraturan hukum modern yang terkodifikasi (dibukukan) yaitu Copus Luris
atas jaminan keadilan dan hak azasi manusia, tahun 527 – 322 SM
4. Semua Kitab Suci Agama yang ada mengajarkan hubungan antara manusia
dengan Tuhan, sesama manusia dan kepada lingkungannya secara baik dan
harmonis
5. Piagam Magna Charta 1215, sebagai perjuangan rakyat Inggris yang isinya :
a. Tidak diperkenankan memungut pajak kalau tidak seijin Great Council
(Badan Pemungut Pajak)
b. Manusia tidak boleh ditangkap, disiksa dan dihukum jika tidak dengan
alasan yang cukup
6. Piagam The Bill of Right 1689 di Inggris, yang isinya :
a. Membuat undang-undang harus dengan persetujuan Parlemen
b. Pemungutan pajak harus dengan persetujuan Parlemen
c. Parlemen berhak merubah keputusan Raja
7. Piagam Habeas Corpus Act 1697 di Inggris, yang isinya :
a. Apabila seseorang ditangkap maka hakim harus dapat menunjukkan
alasan penangkapan itu dengan lengkap
b. Pemeriksaan terhadap orang yang ditangkap, selambat-lambatnya harus
dilakukan dua hari sesudah terjadi penangkapan tersebut
c. Apabila seseorang telah dibebaskan dari suatu perkara maka orang tadi
tidak boleh ditangkap lagi dalam perkara yang sama
8. Piagam The Declaration of Independence Amerika 1776 yang isinya:
” Tuhan menciptakan manusia itu sama, mereka dikaruniai oleh Tuhan hak-
hak yang sama pula, hak-hak tersebut tidak dapat dilepaskan dari manusia-
manusia tadi, seperti hak hidup, hak kebebasan dan hak mengejar
kebahagiaan
9. Piagam La Declaration Des Droits de I’Homme et Du Citoyen 1789 di
Perancis, yang isinya :
a. Manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan bebas dan mempunyai hak
yang sama
b. Hak-hak itu adalah hak hidup, hak kebebasan, hak milik dan keamanan
10.Piagam The Four Freedom of Roosevelt 1941 yang isinya
a. Kemerdekaan berbicara dan mengeluarkan pendapat
b. Kemerdekaan beragama
c. Kemerdekaan dari segala kekurangan dan kemiskinan
d. Kemerdekaan dari segala ketakutan
11. Universal Declaration of Human Rights 10 Desember 1948
yaitu Pernyataan sedunia hak asasi manusia.
B. Hambatan dan tantangan penegakkan HAM di Indonesia
1. Upaya penegakkan HAM di Indonesia
Upaya penegakkan HAM di Indonesia dengan jalan memberi jaminan hukum
yang tegas terhadap pelaksanaan HAM seperti yang dimuat dalam UUD 1945
dan peraturan lainnya sebagai berikut :
a. Pancasila sebagai dasar negara khususnya sila Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab
b. UUD 1945 yang terdiri dari:
- Pembukaan UUD 1945 yaitu pada

9
* Alenia I antara lain menyebutkan : Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Kalau kita simak isi dari
Alenia I ini mengandung perjuangan hak azasi manusia untuk semua
bangsa di dunia, jadi bersifat universal.
** Alenia IV antara lain menyebutkan : “…. melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial ….
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab … “
- Bab dan Pasal-Pasal UUD 1945 hasil amandemen, secara tegas
memberikan pengakuan dan jaminan perlindungan terhadap hak
azasi manusia, diatur dengan lebih jelas dan terinci dalam Bab X A pada
pasal 28 A – pasal 28 J
c. Ketetapan MPR
Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Azasi Manusia, di dalam
ketetapan ini memuat antara lain : hak untuk hidup, hak berkeluarga dan
melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak
kemedekaan, hak atas kebebasan informasi, hak keamanan, hak
kesejahteraan, kewajiban, perlindungan dan pemajuan
d. Peraturan Perundangan lainnya
- Keppres No 50/1993 tentang Komisi Nasional Hak Azasi Manusia
- UU No. 5/1998 tentang pengesahan Convention Against Torture and
Orther Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punischment (Konvensi
Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang
Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia)
- Keppres No. 181/1998 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap
Perempuan
- Keppres No. 129/1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-Hak Azasi
Manusia Indonesia
- Inpres No. 26/1998 tentang Penghentian Penggunaan Istilah Pribumi dan
Non Pribumi
- Undang-Undang RI No. 39/1999 tentang pelaksanaan HAM di Indonesia
- Undang-Undang RI No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM

2. Hambatan dan tantangan penegakkan HAM di Indonesia

Hambatan Pelaksanaan HAM di Indonesia


Banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi di dalam rangka penegakkan
HAM di Indonesia, hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor antara lain :

a. Faktor pengetahuan dan pendidikan


Tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat yang tidak merata
terhadap pemahaman tentang HAM, sebagian besar masyarakat Indonesia
masih rendah pengetahuannya tentang HAM, konflik horizontal dan adat
budaya yang yang berbau sakral ada yang bersinggungan dengan hak azasi
manusia
b. Faktor keteladanan para pemimpin yang masih rendah tentang HAM
Tingkat keteladanan dan bahkan kebijakan para pemimpin dari tingkat pusat
sampai ke daerah tentang pelaksanaan HAM masih sangat rendah, hal ini
sangat nampak pada masa pemerintahan Orde Baru sampai
kepemerintahan Orde Reformasi terutama masalah KKN ( Korupsi, Kolusi,
Nepotisme ) pada tahun 2003 Indonesia dinobatkan sebagai negara nomor 6
terkorup di dunia, perampasan hak milik rakyat atas dalih kepentingan
10
negara dan bangsa seperti tanah kebun milik rakyat dijadikan lapangan golf.
Menurut Djoko Sarwoko,SH dalam makalahnya yang berjudul RUU
Pengadilan HAM mengemukakan pembunuhan masal atas kepentingan
keajegan kekuasaannya seperti peristiwa Tanjung Periok, penghilangan
orang untuk kepentingan kekuasaan, menghilangkan saksi peristiwa politik
merupakan pelanggaran HAM berat
c. Faktor pengkhianatan dan pemberontakan dari kelompok separatisme
Kelompok ini tidak segan-segan menggunakan senjata untuk membunuhi
rakyat di dalam mewujudkan cita-citanya sehingga tercipta suasana
mencekam dan menakutkan dikalangan masyarakat, seperti peristiwa di
Ambon, Aceh, Poso dan di Timika Papua
d. Faktor kesadaran hukum baik secara perorangan atau kelompok
Masih rendahnya kesadaran hukum yang dimiliki oleh perorangan atau
kelompok masyarakat seperti kerusuhan massal, pemerkosaan masal
(peristiwa Tanjung Priok dan Aceh semasa DOM), perang suku di Sampit.
Dan bukti lainnya yaitu dengan berjubelnya penghuni Lembaga
Pemasyarakatan di seluruh Indonesia, ini berarti banyaknya pelanggaran
terhadap hak azasi
e. Faktor kelompok sakit hati (terorisme dan provokator)
Maraknya peledakan bom di Indonesia yang memakan banyak korban
nyawa dan harta benda dilakukan oleh kelompok terorisme

Berbagai hambatan dan tantangan terjadi di dalam menegakkan HAM untuk


mengatasi hal tersebut perlu adanya:
a. Tindakan preventif yaitu suatu tindakan pencegahan seperti sosialisasi
peraturan perundangan yang memuat hak dan kewajiban warga negara
(HAM) kepada segenap lapisan masyarakat
b. Tindakan represif yaitu dengan tindakan seperti: pola operasi Kamtibmas
(POLRI), dan Keamanan (POLRI dan TNI)
c. Sanksi yang tegas terhadap pelangaran HAM yang berat berdasarkan UU
No. 26 tahun 2000 dan KUHP dengan tidak pandang bulu

Tantangan Penegakkan HAM di Indonesia


Tantangan penegakkan HAM di Indonesia telah digagas oleh pemerintah Indonesia
di tahun 1992 di depan sidang PBB di New York dalam konfrensi dunia ke 2 dengan
judul “ Deklarasi Indonesia tentang Hak Azasi Manusia “ sebagai berikut :
1. Prinsip Universal, dimana HAM bersifat fundamental dan memiliki keberlakuan
universal, karena jelas tercantum dalam Piagam dan Deklarasi PBB dan oleh
karenanya merupakan keterikatan setiap anggota PBB untuk melaksanakannya
2. Prinsip Pembangunan Nasional, dimana kemajuan ekonomi dan sosial melalui
keberhasilan pembangunan nasional dapat membantu tercapainya tujuan untuk
meningkatkan demokrasi dan perlindungan terhadap hak azasi manusia
3. Prinsip kesatuan hak azasi manusia (Prinsip Indivisibility), dimana berbagai jenis
atau kategori hak-hak azasi manusia, yang meliputi hak-hak sipil dan politik
disatu pihak dan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya dilain pihak, dan hak-hak
azasi perorangan dan hak-hak azasi masyarakat atau bangsa secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan
4. Prinsip Obyektivitas atau Non Selektivitas, dimana penolakan terhadap
pendekatan atau penilaian terhadap pelaksanaan hak-hak azasi pada suatu
negara oleh pihak luar, yang hanya menonjolkan salah satu jenis hak azasi
manusia saja dan mengabaikan hak asazi manusia lainnya
5. Prinsip Keseimbangan, dimana keseimbangan dan keselarasan antara hak-hak
perorangan dengan hak-hak masyarakat dan bangsa, sesuai dengan kodrat
manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial

11
6. Prinsip Kompetensi Nasional, dimana penerapan dan perlindungan hak-hak
azasi manusia merupakan kompetensi dan tanggung jawab nasional
7. Prinsip Negara Hukum, dimana jaminan terhadap hak-hak azasi manusia dalam
suatu negara dituangkan dalam aturan hukum, baik tertulis maupun tidak tertulis

E. PENDEKATAN, STRATEGI, METODE


1. Pendekatan
Menggunakan pendekatan pembelajaran Scientifik dengan menggabungkan
kemampuan siswa mengamati, menanya, mencoba dan membentuk
hubungan/jejaring sosial ( mengasosiasikan, mengkolaborasi dan
mengkomunikasikan )
2. Strategi : Diskoveri Inquari
3. Metode : Diskusi, Ceramah, Pemberian Tugas dan Tanya Jawab

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Buku Paket PKn Kelas X, Bambang Suteng dkk, ERLANGGA
2. Buku Paket PKn Kelas X, Retno Lestari, ESIS
3. LKS
4. LCD Proyektor
5. Buku Penunjang Yang Relevan
6. Spidol Dan White Board

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Diskripsi
Waktu
 Guru memberikan salam kepada peserta didik.
Kegiatan  Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses 10
Awal belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, Menit
presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan).
 Guru menyampaikan materi pokok “Pembukaan UUD
Negara RI Tahun 1945” dan memberi motivasi pentingnya
materi tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus
dikuasai para peserta didik.
 Peserta didik dibagi menjadi lima kelompok (kelompok I, II,
III,IV, V )

Mengamati / Observing:
Kegiatan  Peserta didik membaca dan menganalisis teks Pembukaan 60
Inti UUD Negara RI Tahun 1945 Menit

Menanya / Questioning
 Kelompok I, mendikusikan dan merumuskan berbagai
pandangan tentang isi teks dalam proses perumusan UUD
Negara RI Tahun 1945
 Kelompok II mendiskusikan dan merumuskan hakikat
Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945
 Kelompok III mendiskusikan dan merumuskan tentang isi
dari Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945
 Kelompok IV mendiskusikan dan menguraikan unsur-unsur
Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah fundamental
 Kelompok V mendiskusikan Pembukaan UUD 1945
mempunyai kedudukan yang kuat.

Komunikasi
 Setelah diskusi kelompok selesai, setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

12
Kelompok I, panel menyajikan tentang berbagai pandangan
tentang proses perumusan Pembukaan UUD Negara RI
Tahun 1945. Kelompok II, III,IV,V, mengajukan pertanyaan
atau komentar.
 Berikutnya kelompok II sebagai panel mempresentasikan
tentang Hakikat Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945.
Kelompok I, III, IV, dan V mengajukan pertanyaan dan
komentar.
 Berikutnya kelompok III sebagai panel mempresentasikan
tentang isi Pembukaan UUD Negara RI 1945.Kelompok I, II,
IV dan V mengajukan pertanyaan dan komentar.
 Berikutnya kelompok IV sebagai panel mempresentasikan
tentang unsur-unsur Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok
kaidah fundamental. Kelompok I, II, III, dan V mengajukan
pertanyaan dan komentar
 Berikutnya kelompok V sebagai panel mempresentasikan
tentang Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan yang
kuat. Kelompok I, II, III, dan IV mengajukan pertanyaan dan
komentar
Menalar /Asosiasi:
 Peserta didik menyimpulkan hasil dari kelompok masing-
masing
 Peserta didik mengolah hasil diskusi kelompok dalam
bentuk laporan individu

 Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang 20


Penutup telah didiskusikan. Menit
 Peserta didik ditanya apakah sudah memahami materi
tersebut.
 Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu
ini,misalnya menanyakan mengapa kedudukan Pembukaan
UUD Negara RI Tahun 1945 mempunyai kedudukan yang
kuat!
 Sebagai refleksi guru memberikan kesimpulan tentang
pelajaran yang baru saja berlangsung serta menanyakan
kepada peserta didik apa manfaat yang dapat kita peroleh
setelah belajar topik ini.

A. PENILAIAN

1. Prosedur :
a. Penilaian proses belajar mengajar oleh guru
b. Penilaian hasil belajar ( tertulis berbentuk Esay)
2. Alat Penilaian (Soal terlampir)
a. Lembar pengamatan kerja kelompok (terlampir)
b. Lembar pengamatan presentasi (terlampir)

Mengetahui Bangil. …………..2014


Kepala SMK Negeri I Bangil Guru Mata Diklat
Pendidikan Kewarganegaraan

Muhamad Supandri. S.Pd.MT. Drs. Wahyudi


NIP. 19640903 198903 1 008 NIP. 19671101 199802 1 002
13
LAMPIRAN :
SOAL :

NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR


1. Berdasarkan sejarah Betul :
perkembangan HAM, Universal Declaration of Human Rights 10 1 = 100
apakah yang dijadikan Desember 1948 yaitu Pernyataan sedunia hak
dasar penyusunan asasi manusia
peraturan tentang HAM
oleh negara-negara
anggota PBB ?

2. Analisislah faktor-faktor 1. faktor pendidikan dan pengetahuan yang Betul :


yang menjadi hambatan tidak merata 1 = 20
penegakkan HAM di 2. faktor keteladanan para pemimpin masih 2 = 40
Indonesia ! rendah 3 = 60
3. faktor penghianatan dan pemberontakan 4 = 80
dari kelompok sparatisme atau fanatisme 5=100
4. Faktor kesadaran hukum masih rendah
5. faktor sakit hati (terorisme atau provokator)

3. Analisislah 4 dari 7 1. prinsip universal, Betul :


prinsip yang menjadi 2. prinsip pembangunan nasional, 1 = 25
tantangan penegakkan 3. prinsip kesatuan HAM, 2 = 50
HAM di Indonesia ? 4. prinsip obyektivitas, 3= 75
5. prinsip keseimbangan, 4=100
6. prinsip kompetensi nasional,
7. prinsip negara hukum

Jumlah skor yang diperoleh siswa


Nilai = --------------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal

4. Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu,


yang dilakukan oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan
penilaian baik berupa “komentar”, atau dalam bentuk pengamatan

14
Lembar Pengamatan

Rubrik kegiatan Diskusi


Aspek Pengamatan
No.
Nama Mengkomunikas Keaktif Menghargai Jumlah
Nilai Ket
Siswa Kerja Skor
ikan pendapat Toleran an pendapat
sama
teman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

15
Rubrik Penilaian Presentasi
Aspek Penilaian
Sistem Gesture Juml
Nama Ni
No Komu matika Wawa Kebe Antu dan ah Ket.
Siswa lai
nikasi penyam san ranian sias penam Skor
paian pilan
1
2
3
4

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

FORMAT PENGAMATAN

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2: Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Tang-
Kerja
Jujur Disiplin gung Peduli
No Nama Siswa keras
jawab
a b c a b c a b c a b c a b c
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2


1. Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
2. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
16
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
3. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
4. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
5. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan

PEDOMAN PENILAIAN:
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi
awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

17
PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS PENDIDIKAN
UPT PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BANGIL
Jl Tongkol No. 3 Telp (0343) 744144
Email: smknesaba@yahoo.co.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 BANGIL


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS / SEMESTER :X/1
MATERI POKOK : UPAYA PENEGAKAN HAM
ALOKASI WAKTU : 2 X 45 MENIT

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Kompetensi Dasar
4.1. Menyaji kasus–kasus pelanggaran HAM dalam rangka perlindungan dan
pemajuanHAM sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Indikator
4.1.1. Menguraikan proses dalam upaya pemajuan, penghormatan, dan penegakan
HAM
4.1.2. Mengilustrasikan berbagai kasus pelanggaran HAM
4.1.3. Menyimpulkan contoh perilaku yang dengan upaya pemajuan, penghormatan,dan
penegakan HAM di Indonesia

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada saat dan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan membaca teks
Pembukaan UUD 1945 dan diskusi peserta didik diharapkan :
1. Siswa dapat mendeskripsikan proses penegakkan HAM di Indonesia
2. Siswa dapat menyebutkan konsekuensi bila HAM tidak ditegakkan
3. Siswa dapat menyebutkan jenis pelanggaran HAM
4. Siswa dapat mengidentifikasi penanganan kasus pelanggaran HAM

18
D. MATERI PEMBELAJARAN
A) Penegakkan HAM di Indonesia
1) Pelanggaran HAM
Suatu peristiwa atau perbuatan dimasukkan kedalam pelanggaran HAM berat dan
Kemanusiaan apabila terlebih dahulu dilakukan penyelidikan oleh Komnas HAM
dan unsur masyarakat yang dibentuk oleh pemerintah. Penyelidikan oleh Komnas
HAM dikenal dengan nama Komisi Penyelidik Pelanggaran Hak Azasi Manusia
(KPP-HAM), setelah penyelidikan dilakukan dibuatlah suatu kesimpulan apakah
tindak kejahatan yang terjadi itu tergolong pelanggaran HAM berat ataukah tidak,
apabila merupakan pelanggaran HAM berat (Genosida) atau pelanggaran
Kemanusiaan maka baru kasus itu dilimpahkan ke Pengadilan HAM.
Adapun yang dimaksud dengan pelanggaran hak azasi manusia adalah
pembunuhan massal (genosida), pembunuhan sewenang-wenang atau di luar
putusan pengadilan, penyiksaan, penghilangan orang secara paksa, perbudakan
atau diskriminasi yang dilakukan secara sistimatis

2) Konsekuensi bila HAM tidak ditegakkan


1. Dampak yang timbul di dalam negeri
a. ketidak kepercayaan terhadap aparat penegak hukum
b. adanya krisis kepercayaan terhadap pemerintah
c. akan semakin meluasnya pelanggaran terhadap HAM
d. suasana kehidupan masyarakat, bangsa dan negara semakin kacau
e. kehidupan ekonomi masyarakat dan bangsa akan semakin terpuruk
f. adanya peradilam Ad Hoc HAM
2. Dampak yang timbul dari luar negeri
a. Indonesia akan menjadi sorotan dunia internasional
b. Indonesia akan mendapat sanksi moral oleh dunia internasional berupa
kecaman dan dikucilkan dalam pergaulan dunia
c. pelaku ekonomi atau bisnis enggan menanamkan modalnya di Indonesia
d.. wisatawan manca negara enggan berkunjung ke Indonesia
e. adanya embargo ekonomi atas keputusan PBB
f. adanya peradilan internasional (ICC)

3) Jenis pelanggaran Hak Azasi Manusia


Adapun jenis pelanggaran HAM sebagai berikut:
1. Menurut Statuta Roma tentang ICC yang memuat pelanggaran HAM berat
ada 4 jenis yaitu
a. Kejahatan Genosida
b. Kejahatan terhadap kemanusiaan
c. Kejahatan Perang
d. Kejahatan Agresi

2. Menurut Undang-Undang No. 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM memuat


2 jenis pelanggaran HAM berat
a. Kejahatan Genosida ( diatur dalam pasal 8 UU No. 26 tahun 2000)
Kejahatan Genosida adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian
kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama dengan cara:
1. membunuh anggota kelompok
2. mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap
anggota- anggota kelompok
3. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya
4. memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di
dalam kelompok

19
5. memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke
kelompok lain
b. Kejahatan terhadap Kemanusiaan (diatur dalam pasal 9 UU No.26 tahun
2000)
Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan
sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistimatik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap
penduduk sipil, berupa:
1. Pembunuhan
2. Pemusnahan
3. perbudakan
4. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa
5. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik secara
sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok
hukum internasional
6. Penyiksaan
7. perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-
bentuk kekerasan seksual lainnya yang setara
8. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan
yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis,
budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan lain yang sudah diakui
secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum
internasional
9. penghilangan orang secara paksa
10. kejahatan apartheid

4) Penanganan kasus pelanggaran HAM


Pemeriksaan perkara pelanggaran hak azasi manusia yang berat, dilakukan oleh
majelis hakim pengadilan hak azasi manusia yang berjumlah lima orang terdiri
atas dua orang hakim pada pengadilan hak azasi manusia dan tiga orang hakim
Ad Hoc. Hakim Ad Hoc merupakan hakim yang diangkat dari luar hakim karier
yang memenuhi persyaratan profesional dan berdedikasi tinggi, menghayati cita-
cita negara hukum dan negara kesejahteraan yang berintikan keadilan, memahami
dan menghormati hak azasi manusia dan kewajiban dasar manusia.

E. PENDEKATAN, STRATEGI, METODE


1. Pendekatan
Menggunakan pendekatan pembelajaran Scientifik dengan menggabungkan
kemampuan siswa mengamati, menanya, mencoba dan membentuk
hubungan/jejaring sosial ( mengasosiasikan, mengkolaborasi dan
mengkomunikasikan )
2. Strategi : Diskoveri Inquari
3. Metode : Diskusi, Ceramah, Pemberian Tugas dan Tanya Jawab

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Buku Paket PKn Kelas X, Bambang Suteng dkk, ERLANGGA
2. Buku Paket PKn Kelas X, Retno Lestari, ESIS
3. LKS
4. LCD Proyektor
5. Buku Penunjang Yang Relevan
6. Spidol Dan White Board

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

20
Alokasi
Kegiatan Diskripsi
Waktu
 Guru memberikan salam kepada peserta didik.
Kegiatan  Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses 10 Menit
Awal belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas,
presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan).
 Guru menyampaikan materi pokok “Upaya penegakan HAM”
dan memberi motivasi pentingnya materi tersebut dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus
dikuasaipara peserta didik.
 Peserta didik dibagi menjadi empat kelompok (kelompok I, II,III
dan IV )

Mengamati / Observing:
Kegiatan  Peserta didik membaca dan menganalisis berbagai sumber 60 Menit
Inti tentang pemajuan, penghormatan dan pengadilan HAM di
Indonesia
Menanya / Questioning
 Kelompok I, mendiskusikan dan merumuskan berbagai
pandangan tentang proses pemajuan, penghormatan dan
penegakan HAM
 Kelompok II mendiskusikan dan merumuskan tentang
pelanggaran HAM dan penanganan kasus HAM
 Kelompok III mendiskusikan dan merumuskan tentang
Tantangan dan Penegakan HAM di Indonesia
 Kelompok IV mendiskusikan Konsekwensi bila HAM tidak
ditegakkan

Komunikasi
 Setelah diskusi kelompok selesai, setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok
I, panel menyajikan tentang proses pemajuan, penghormatan
dan penegakan HAM. Kelompok II, III, IV mengajukan
pertanyaan atau komentar.
 Berikutnya kelompok II sebagai panel mempresentasikan
tentang pelanggaran HAM dan penanganan kasus
Pelanggaran HAM. Kelompok I, III, dan IV mengajukan
pertanyaan dan komentar.
 Berikutnya kelompok III sebagai panel mempresentasikan
tentang tantangan dalam penegakan HAM di Indonesia.
Kelompok I, II dan IV mengajukan pertanyaan dan komentar.
 Berikutnya kelompok IV sebagai panel mempresentasikan
tentang konsekwensi bila HAM tidak di tegakkan
Kelompok I, II dan III mengajukan pertanyaan dan komentar

Menalar /Asosiasi:
 Peserta didik menyimpulkan hasil dari kelompok masing-
masing
 Peserta didik mengolah hasil diskusi kelompok dalam bentuk
laporan individu
 Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang telah 20 Menit
Penutup didiskusikan.
 Peserta didik ditanya apakah sudah memahami materi tersebut.
21
 Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu
ini,misalnya menanyakan mengapa HAM harus ditegakkan
dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
 Sebagai refleksi Guru memberikan kesimpulan tentang
pelajaran yang baru saja berlangsung serta menanyakan
kepada peserta didik apa manfaat yang dapat kita peroleh
setelah belajar topik ini.

H. PENILAIAN
1. Penilaian Kognitif, Guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang
tidakmengulang pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini
mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa
2. Pembelajaran tindak lanjut
- Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai dengan petunjuk guru.
- Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
3. Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai

SOAL !

NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR

1. Deskripsikanlah pelanggaran hak azasi manusia adalah pembunuhan Betul :


pengertian pelanggaran massal (genosida), pembunuhan sewenang-wenang 100
hak azasi manusia atau di luar putusan pengadilan, penyiksaan,
penghilangan orang secara paksa, perbudakan atau
diskriminasi yang dilakukan secara sistimatis

2. Sebutkan 4 dari 6 Dampak yang timbul di dalam negeri Betul : 1


konsekwensi bila HAM 1. ketidak kepercayaan terhadap aparat penegak = 25
tidak ditegakkan yang hukum 2 = 50
berasal dari dalam negeri ! 2. adanya krisis kepercayaan terhadap pemerintah 3 = 75
3. akan semakin meluasnya pelanggaran terhadap 4 =100
HAM
4. suasana kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara semakin kacau
5. kehidupan ekonomi masyarakat dan bangsa
akan semakin terpuruk
6. adanya peradilan Ad Hoc HAM

3. Sebutkan jenis Menurut Statuta Roma tentang ICC yang memuat Betul : 1
pelanggaran pelanggaran HAM berat ada 4 jenis yaitu = 25
HAMMenurut Statuta a. Kejahatan Genosida 2 = 50
Roma tentang ICC ! b. Kejahatan terhadap kemanusiaan 3 = 75
c. Kejahatan Perang 4 =100
d. Kejahatan Agresi

4. Siapakah yang Yang berhak menangani kasus pelanggaran HAM Betul :


berhakmenangani kasus berat : Majelis hakim pengadilan hak azasi manusia 100
pelanggaran HAMberat ? yang berjumlah lima orang terdiri atas dua orang
hakim pada pengadilan hak azasi manusia dan tiga
orang hakim Ad Hoc.

22
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Nilai = --------------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal

4. Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu,


yang dilakukan oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan
penilaian baik berupa “komentar”, atau dalam bentuk pengamatan .

WK 1 Bangil. …………..2014
SMK Negeri I Bangil Guru Mata Diklat
Pendidikan Kewarganegaraan

Supriono. S.Pd. M.Si


NIP. 19700506 199802 1 003 Drs. Wahyudi
NIP. 19671101 199802 1 002
Mengetahui
Kepala SMK Negeri I Bangil

Mohamad Supandri. S.Pd.MT.


NIP. 19640903 198903 1 008

23
PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS PENDIDIKAN
UPT PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BANGIL
Jl Tongkol No. 3 Telp (0343) 744144
Email: smknesaba@yahoo.co.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 BANGIL


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS / SEMESTER :X/1
MATERI POKOK : PEMBUKAAN UUD NEGARA RI TAHUN 1945
ALOKASI WAKTU : 4 X 45 MENIT

B. KOMPETENSI INTI (KI )


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Kompetensi Dasar:
3.2 Memahami pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Indikator:
3.2.1. Mendiskripsikan proses perumusan UUD Negara RI Tahun 1945
3.2.2. Mendiskripsikan hakikat Pembukaan UUD Negara RI Tahun1945.
3.2.3. Mendiskripsikan isi Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945.
3.2.4. Menjelaskan unsur-unsur Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah
fundamental
3.2.5. Menjelaskan Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan yang kuat.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada saat dan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan membaca teks
Pembukaan UUD 1945 dan diskusi peserta didik diharapkan :
1. Dapat menguraikan proses perumusan rancangan UUD Negara Tahun 1945 yang
dilakukan oleh pendiri Negara.
2. Dapat menjelaskan hakikat Pembukaan UUD 1945.
3. Dapat menguraikan isi Pembukaan UUD 1945.

24
4. Dapat menjelaskan unsur-unsur Pembukaan UUd 1945 sebagai pokok kaidah
fundamental.
5. Dapat menjelaskan Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan yang kuat.

E. MATERI PEMBELAJARAN

Proses Perumusan UUD 1945:


Sejarah Awal:
Pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengumumkan akan dibentuknya Badan Penyelidik
Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia / BPUPKI.
Akhirnya , BPUPKI dibentuk pada tanggal 29 April 1945 dan dilantik pada tanggal 28
Mei 1945.
Adapun Struktur organisasi BPUPKI adalah sebagai berikut :
Ketua : Dr.Radjiman Wedyodiningrat
Ketua Muda : Raden Panji Suroso
Ketua Muda : Ichibangase Yshioo (Jepang)
Anggota : 60 Orang

Sidang I BPUPKI:
Sidang pertama yang berlangsung pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni
1945 , membahas tentang asas dasar Negara Indonesia . Selama masa siding yang
pertama , tidak ada perumusan atau kesimpulan. Setelah masa persidangan pertama
diadakan “reses”selam satu bulan lebih . Namun , sebelum memasuki masa reses
tersebut BPUPKI telah membentuk panitia kecil .
Penitia kecil tersebut terdiri atas :
 Ir.Soekarno
 Drs.Moh Hatta
 K.H Wachid Hasim
 Mr.A.A Maramis
 Abdul Kahar Muzakar
 Abikoesno Tjokrosoejoso
 H. Agus Salim
 Mr.Achmad Soebardjo
 Mr.Muh Yamin

Pada anggal 22 juni 1945 sidang itu menghasilkan suatu piagam yang disebut
dengan piagam Jakarta atau Jakarta charter. Dalam piagam tersebut terdapat rumusan
dasar Negara.

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariah islam bagi pemeluknya.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwailan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pada tanggal 10 sampai dengan 14 juli 1945 BPUPKI mengadakan sidang yang
kedua. Sidang ini mempunyai tujuan untuk mendengarkan hasil kerja panitia Sembilan
dan perumusan undang – undang Dasar (UUD) . Pada persidangan kedua tersebut ,
BPUPKI menghasilkan tiga keputusan sebagai berikut :
 Pernyataan Indonesia merdeka.Konsep pernyataan Indonesia merdeka
disusun mengambil tiga alenia Piagam Jakarta dengan sisipan yang sangat
panjang sekali , terutama pada alenia pertama dan kedua.
 Pembukaan UUD .Konsep pembukaan UUD hampir seluruhnya diambil dari
alenia keempat piagam Jakarta.
 Undang – undang (terutama batang tubuh UUD).

25
Setelah BPUPKI resmi dibubarkan , tanggal 7 Agustus 1945 dibentuklah panitia
persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) . Panitia tersebut beranggotakan 21
orang.termasuk ketua dan wakil ketua.

Sidang Panitia Sembilan ini dilaksanakan tanggal 22 Juni 1945 di Gedung Jawa
Hokokai Jakarta. Selain panitia sembilan, anggota BPUPKI lainnya juga hadir dalam
rapat tersebut, sehingga jumlah peserta rapat ada 38 orang.

Dalam sidang Panitia Kecil tanggal 22 Juni 1945 dihasilkan piagam Jakarta. Isi Piagam
Jakarta

Sidang II BPUPKI
Sidang II BPUPKI diselenggarakan pada tanggal 10 sampai dengan 16 Juli 1945.
Dalam sidang ini dibicarakan mengenai penyusunan Rencana Pembukaan Undang-
undang Dasar dan rencana Undang-undang Dasar serta rencana lain yang berhubungan
dengan kemerdekaan bangsa Indonesia. Dalam rapat tanggal 11 Juli 1945 dibentuk
Panitia Perancang Undang-Undang Dasar dengan susunan sebagai berikut:
o Ir. Sukarno;
o R. Otto Iskandardinata;
o B.P.H. Purbaya;
o K.H. Agus Salim;
o Mr. Achmad Subarjo;
o Mr. R. Supomo;

Atas usul dari Husein Jayadiningrat dan Mr. Muh. Yamin, maka dalam Panitia Perancang
Undang-undang Dasar dibentuk Panitia Kecil dengan susunan sebagai berikut:
Panitia Kecil Declaration of Rights, dengan susunan anggota Mr. Achmad Subardjo (Ketua),
Parada Harahap, dan dr. Sukirman Wiryosanjoyo.
Panitia Kecil Perancang Undang-undang Dasar dengan susunan Mr. Soepomo (Ketua), Mr.
Achmad Soebardjo, K.P.R.T. Wongsonegoro, Mr. A.A. Maramis, Mr. R.P. Singgih, K.H. Agus
Salim, dr. Sukirman Wiryosanjoyo.
Untuk Preambul (Pembukaan) tidak dibentuk panitia kecil karena hasil Panitia
Sembilan tanggal 22 Juni 1945 telah diterima. Dalam rapat yang memakan waktu selama 7
hari itu, dihasilkan Rancangan Undang-undang Dasar untuk Indonesia Merdeka. Dapatkah
kamu menangkap kekompakan mereka dalam menyusun UUD 1945 yang di dalamnya
terdapat dasar negara Pancasila? Nilai apa yang mereka miliki? Usaha-usaha
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia melalui BPUPKI hanya sampai di sini, karena
selanjutnya pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan sebagai gantinya
dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 9 Agustus 1945.
Ketua PPKI ialah Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Muh. Hatta.

Hakikat Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945

a. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Tertib Hukum Tertinggi


Kedudukan UUD 1945, dalam kaitannya dengan tertib hukum Indonesia, memiliki dua
aspek yang sangat fundamental, yaitu memberikan faktor-faktor mutlak bagi
terwujudnya tertib hukum Indonesia dan termasuk dalam tertib hukum Indonesia
sebagai tertib hukum tertinggi. Sementara kedudukan Pancasila, sebagaimana
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, adalah sebagai sumber dari segala sumber
hukum Indonesia.

b. Berdasarkan penjelasan tentang isinya Pembukaan UUD 1945 yang termuat dalam
Berita RI tahun II No. 7, Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang
meliputi suasana kebatinan Negara Indonesia serta yang mewujudkan suatu cita-cita
hukum dengan menguasai dasar tertulis (UUD) maupun tidak tertulis.

26
Unsur-unsur Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah fundamental
Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Negara Yang Fundamental
(Staaatsfundamentalnorm) yang menurut ilmu hukum tata negara memiliki beberapa unsur
mutlak antara lain :
Dari segi isinya, Pembukaan UUD 1945 memuat dasar pokok negara sebagai berikut :

 Dasar tujuan negara (baik tujuan umum maupun tujuan khusus).


 Ketentuan diadakannya UUD Negara.
 Bentuk Negara
 Dasar filsafat negara (asas kerohanian negara)
 Dalam hubungannya dengan pasal-pasal (batang tubuh) UUD 1945,Pembukaan UUD
1945 mempunyai hakikat dan kedudukan sebagai berikut :
- Dalam hubungannya dengan tertib hukum Indonesia, Pembukaan UUD 1945
mempunyai hakikat kedudukan yang terpisah dari batang tubuh UUD 1945.
- Pembukaan UUD 1945 merupakan tertib hukum tertinggi dan pada hakikatnya
mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pada batang tubuh UUD 1945
- Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah negara yang fundamental yang
menentukan adanya UUD 1945 yang menguasai hukum dasar negara baik yang
tertulis maupun tidak tertulis, jadi merupakan sumber hukum dasar negara.
- Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental mengandung
pokok-pokok pikiran yang harus dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945.

F. PENDEKATAN, STRATEGI, METODE


1. Pendekatan
Menggunakan pendekatan pembelajaran Scientifik dengan menggabungkan
kemampuan siswa mengamati, menanya, mencoba dan membentuk
hubungan/jejaring sosial ( mengasosiasikan, mengkolaborasi dan
mengkomunikasikan )

2. Strategi : Diskoveri Inquari


3. Metode : Diskusi, Ceramah, Pemberian Tugas dan Tanya Jawab

G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR


1. Darmodihardjo,Dardji, 1977, Orientasi Singkat Pancasila, Malang: Universitas
Brawijaya.
2. Wiyono, R, 1982,Garis Besar Pembahasan Dan Komentar UUD 1945, Bandung:
Alumni
3. LKS
4. LCD Proyektor
5. Buku Penunjang Yang Relevan
6. Spidol dan White Board

27
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Diskripsi
Waktu
 Guru memberikan salam kepada peserta didik.
Kegiatan  Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses 10
Awal belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, presensi, Menit
menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan).
 Guru menyampaikan materi pokok “Pembukaan UUD Negara RI
Tahun 1945” dan memberi motivasi pentingnya materi tersebut
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus
dikuasaipara peserta didik.
 Peserta didik dibagi menjadi lima kelompok (kelompok I, II, III,IV,
V)

Mengamati / Observing:
Kegiatan  Peserta didik membaca dan menganalisis teks Pembukaan UUD 60
Inti Negara RI Tahun 1945 Menit

Menanya / Questioning
 Kelompok I, mendikusikan dan merumuskan berbagai
pandangan tentang isi teks dalam proses perumusan UUD
Negara RI Tahun 1945
 Kelompok II mendiskusikan dan merumuskan hakikat
Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945
 Kelompok III mendiskusikan dan merumuskan tentang isi dari
Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945
 Kelompok IV mendiskusikan dan menguraikan unsur-unsur
Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah fundamental
 Kelompok V mendiskusikan Pembukaan UUD 1945 mempunyai
kedudukan yang kuat.

Komunikasi
 Setelah diskusi kelompok selesai, setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok I,
panel menyajikan tentang berbagai pandangan tentang proses
perumusan Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945. Kelompok
II, III,IV,V, mengajukan pertanyaan atau komentar.
 Berikutnya kelompok II sebagai panel mempresentasikan tentang
Hakikat Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945. Kelompok I,
III, IV, dan V mengajukan pertanyaan dan komentar.
 Berikutnya kelompok III sebagai panel mempresentasikan
tentang isi Pembukaan UUD Negara RI 1945. Kelompok I, II, dan
V mengajukan pertanyaan dan komentar.
 Berikutnya kelompok IV sebagai panel mempresentasikan
tentang unsur-unsur Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok
kaidah fundamental. Kelompok I, II, III, dan V mengajukan
pertanyaan dan komentar
 Berikutnya kelompok V sebagai panel mempresentasikan tentang
Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan yang kuat.
Kelompok I, II, III, dan IV mengajukan pertanyaan dan komentar

Menalar /Asosiasi:
 Peserta didik menyimpulkan hasil dari kelompok masing-masing
28
 Peserta didik mengolah hasil diskusi kelompok dalam bentuk
laporan individu

 Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang telah 20


Penutup didiskusikan. Menit
 Peserta didik ditanya apakah sudah memahami materi tersebut.
 Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu
ini,misalnya menanyakan mengapa kedudukan Pembukaan
UUD Negara RI Tahun 1945 mempunyai kedudukan yang kuat!
 Sebagai refleksi Guru memberikan kesimpulan tentang pelajaran
yang baru saja berlangsung serta menanyakan kepada peserta
didik apa manfaat yang dapat kita peroleh setelah belajar topik
ini.

I. PENILAIAN

1. Prosedur :
a. Penilaian proses belajar mengajaroleh guru
b. Penilaian hasil belajar ( tertulis berbentuk Esay)
2. Alat Penilaian (Soal terlampir)
c. Lembar pengamatan kerja kelompok (terlampir)
d. Lembar pengamatan presentasi (terlampir)

WK 1 Bangil. …………..2014
SMK Negeri I Bangil Guru Mata Diklat
Pendidikan Kewarganegaraan

Supriono. S.Pd. M.Si


NIP. 19700506 199802 1 003 Drs. Wahyudi
NIP. 19671101 199802 1 002
Mengetahui
Kepala SMK Negeri I Bangil

Mohamad Supandri. S.Pd.MT.


NIP. 19640903 198903 1 008

29
Lampiran Evaluasi Hasil !
Soal Uraian
1. Jelaskan, bagaimana proses perumusan UUD Negara Tahun 1945?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pembukaan UUD 1945 ?
3. Bagaimana Isi Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945?
4. Jelaskan unsur-unsur Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah fundamental!
5. Kenapa Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan yang kuat ?

Lembar Pengamatan
Rubrik kegiatan Diskusi
Aspek Pengamatan
Meng- Menghar
Nama Jumlah
No Kerja komuni Tole Keak gai Nilai Ket.
Siswa Skor
sama kasikan ransi tifan pendapat
pendapat teman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

Rubrik Penilaian Presentasi


Aspek Penilaian
Sistem Gesture Jumla
Nama Ni
No Komu matika Wawa Kebe Antu dan h Ket
Siswa lai
nikasi penyam san ranian sias penam Skor
paian pilan
1
2
3
4

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
30
2 = Cukup
1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

FORMAT PENGAMATAN

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2: Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Tang-
Kerja
Jujur Disiplin gung Peduli
No Nama Siswa keras
jawab
a b c a b c a b c a b c a b c
1.
2.
3.
4.
5.

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2


1. Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
2. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
3. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
4. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya

31
5. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan

PEDOMAN PENILAIAN:
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

32
PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS PENDIDIKAN
UPT PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BANGIL
Jl Tongkol No. 3 Telp (0343) 744144
Email: smknesaba@yahoo.co.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 BANGIL


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS / SEMESTER :X/1
MATERI POKOK : MAKNA POKOK-POKOK PIKIRAN YANG
TERKANDUNG DALAM PEMBUKAAN UUD NEGARA
REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
ALOKASI WAKTU : 4 X 45 MENIT

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Kompetensi Dasar
4.2. Menyaji hasil telaah pokok-pokok pikiran Pembukaan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Indikator
4.2.1. Mendeskripsikan makna pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4.2.2. Mengidentifikasikan makna pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
4.2.3. Menganalisis hubungan makna pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
alenia pertama sampai keempat dalam pembukaan Undang-undang dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan keterkaitan pasal-pasalnya.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada saat dan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan membaca teks
Pembukaan UUD 1945 dan diskusi peserta didik diharapkan :
1. Dapat menjelaskan makna pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Dapat mengidentifikasi makna pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

33
3. Dapat menganalisis hubungan makna pokok-pokok pikiran yang terkandung dari
alenia pertama sampai keempat dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan Keterkaitan dengan Pasal-pasalnya

D. MATERI PEMBELAJARAN
. A) Pembukaan UUD 1945
1. Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 yang memiliki kedudukan yang sangat penting karena
sebagai norma fundamental atau Staats Fundamental Norm (pokok kaedah
negara yang fundamental). Rumusan kata dan kalimat yang terkandung di
dalamnya tidak boleh diubah oleh siapapun termasuk MPR hasil pemilu, karena
pengubahan terhadap Pembukaan UUD 1945 berarti pengubahan essensi cita
moral dan cita hukum yang ingin diwujudkan dan ditegakkan oleh bangsa
Indonesia atau dengan kata lain pengubahan Pembukaan UUD 1945 berarti
pembubaran Negara Proklamasi 17 Agustus 1945
2. Makna Pembukaan UUD 1945
a. Alenia pertama
1. Keteguhan bangsa Indonesia dalam membela kemerdekaan melawan
penjajah dalam segala bentuk
2. Pernyataan subyektif bangsa Indonesia untuk menentang dan menghapus
penjajahan di atas dunia
3. Pernyataan obyektif bangsa Indonesia bahwa penjajahan tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan
4. Pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa untuk
merdeka
b. Alenia kedua
1. Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia adalah melalui
perjuangan pergerakan di dalam melawan penjajah
2. Adanya momentum yang harus dimanfaatkan untuk menyatakan
kemerdekaan
3. Bahwa kemerdekaan bukan akhir perjuangan, tetapi harus diisi dengan
mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur
c. Alenia ketiga
1. Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kita adalah atas berkat
rahmat Allah Yang Maha Kuasa
2. Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsa Indonesia terhadap
suatu kehidupan yang berkesinambungan antara kehidupan material dan
spiritual, dan kehidupan di dunia dan di akhirat
3. Pengukuhan pernyataan Kemerdekaan oleh rakyat Indonesia
d. Alenia keempat
1. Adanya fungsi dan sekaligus tujuan negara Indonesia, yaitu
Tujuan Nasional : melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa
Tujuan Internasional: ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
2. Kemerdekaan kebangsaan Indonesia yang disusun dalam suatu UUD
3. Susunan / bentuk negara Indonesia
4. Sistem pemerintahan negara, berdasarkan kedaulatan rakyat (demokrasi)
5. Dasar negara Pancasila

B. Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945


1. Pokok Pikiran Pertama :

34
Negara melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia (perwujudan sila ketiga)
2. Pokok Pikiran Kedua :
Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
(perwujudan sila ke lima)
3. Pokok Pikiran Ketiga :
Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan (perwujudan sila keempat)
4. Pokok Pikiran Keempat :
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab (perwujudan sila pertama dan kedua)

E. PENDEKATAN, STRATEGI, METODE DAN MODEL


1. Pendekatan
Menggunakan pendekatan pembelajaran Scientifik dengan menggabungkan
kemampuan siswa mengamati, menanya, mencoba dan membentuk
hubungan/jejaring sosial ( mengasosiasikan, mengkolaborasi dan
mengkomunikasikan )
2. Strategi : Diskoveri Inquari
3. Metode : Diskusi, Ceramah, Penugasan dan Tanya Jawab

F. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR


1. Darmodihardjo,Dardji, 1977, Orientasi Singkat Pancasila, Malang: Universitas
Brawijaya.
2. Wiyono, R, 1982,Garis Besar Pembahasan Dan Komentar UUD 1945, Bandung:
Alumni
3. LKS
4. LCD Proyektor
5. Buku Penunjang Yang Relevan
6. Spidol dan White Board

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
 Guru memberikan salam kepada peserta didik. 10
Kegiatan  Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses Menit
Awal belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas,
presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan).
 Sebagai apersepsi guru memotivasi siswa dengan memberikan
kuis yang terkait dengan materi
 Guru menyampaikan materi pokok “Pembukaan UUD Negara
RI Tahun 1945” dan memberi motivasi pentingnya materi
tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus
dikuasaipara peserta didik.
 Peserta didik dibagi menjadi empat kelompok ( Kelompok I, II,
III,IV )
Mengamati / Observing: 60
Kegiatan  Peserta didik menyimak makna pokok-pokok pikiran yang Menit
Inti terkandung dalam pembukaan dan pasal-pasal Undang-

35
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Menanya / Questioning
 Kelompok I, mendikusikan dan merumuskan makna pokok
pikiran Pertama yang terkandung dalam pembukaan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 Kelompok II mendiskusikan dan merumuskan makna pokok
pikiran Kedua yang terkandung dalam pembukaan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 Kelompok III mendiskusikan dan merumuskan makna pokok
pikiran Ketiga yang terkandung dalam pembukaan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 Kelompok IV mendiskusikan dan merumuskan makna pokok
pikiran Keempat yang terkandung dalam pembukaan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Komunikasi
 Setelah diskusi kelompok selesai, setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok
I, panel menyajikan tentang makna pokok pikiran Pertama
yang terkandung dalam pembukaan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 . Kelompok II, III,IV
mengajukan pertanyaan atau komentar.
 Berikutnya kelompok II sebagai panel mempresentasikan
tentang makna pokok pikiran Kedua yang terkandung dalam
pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Kelompok I, III, dan IV mengajukan pertanyaan
dan komentar.
 Berikutnya kelompok III sebagai panel mempresentasikan
tentang makna pokok pikiran Ketiga yang terkandung dalam
pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Kelompok I, II, dan IV mengajukan pertanyaan
dan komentar.
 Berikutnya kelompok IV sebagai panel mempresentasikan
tentang makna pokok pikiran Keempat yang terkandung dalam
pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Kelompok I, II, dan III, mengajukan pertanyaan
dan komentar

Menalar /Asosiasi:
 Peserta didik menyimpulkan hasil dari kelompok masing-masing
 Peserta didik mengolah hasil diskusi kelompok dalam bentuk
laporan individu

 Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang 20


Penutup telah didiskusikan. Menit
 Peserta didik ditanya apakah sudah memahami materi
tersebut.
 Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu
ini,misalnya : menanyakan mengapa kedudukan Pembukaan
UUD Negara RI Tahun 1945 mempunyai kedudukan yang kuat!
 Sebagai refleksi guru memberikan kesimpulan tentang
pelajaran yang baru saja berlangsung serta menanyakan
kepada peserta didik apa manfaat yang dapat kita peroleh

36
setelah belajar topik ini.

H. PENILAIAN
1. Prosedur :
a. Penilaian proses belajar mengajar oleh guru
b. Penilaian hasil belajar ( tertulis berbentuk esay)
2. Alat Penilaian (soal terlampir)
a. Lembar pengamatan kerja kelompok (terlampir)
b. Lembar pengamatan presentasi (terlampir)

WK 1 Bangil. …………..2014
SMK Negeri I Bangil Guru Mata Diklat
Pendidikan Kewarganegaraan

Supriono. S.Pd. M.Si


NIP. 19700506 199802 1 003 Drs. Wahyudi
NIP. 19671101 199802 1 002
Mengetahui
Kepala SMK Negeri I Bangil

Mohamad Supandri. S.Pd.MT.


NIP. 19640903 198903 1 008

LAMPIRAN EVALUASI HASIL !


NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR
1. Bagaimanakah Pembukaan UUD 1945 yang memiliki kedudukan Betul :
kedudukan yang sangat penting karena sebagai norma 100
Pembukaan UUD fundamental atau Staats Fundamental Norm
1945 bagi bangsa (pokok kaedah negara yang fundamental).
dan negara
Indonesia ?

37
2. Jelaskan yang Yang dijadikan latar belakang diadakan Betul :
melatar belakangi amandemen terhadap UUD 1945 adalah : 1 = 20
diadakannya 1. Kekuasaan tertinggi di tangan MPR 2 = 40
amandemen 2. Kekuasaan yang sangat besar pada Presiden 3 = 60
terhadap UUD 1945 3. Pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat 4 = 80
menimbulkan multitafsir 5 =100
4. Kewenangan pada Presiden untuk mengatur
hal-hal penting dengan undang-undang
5. Rumusan UUD 1945 tentang semangat
penyelenggara negara belum cukup didukung
ketentuan konstitusi
3 Sebutkanlah tujuan untuk menyempurnakan aturan dasar, mengenai: Betul :
diadakannya 1. Tatanan negara 1 = 25
amandemen 2. Kedaulatan Rakyat 2 = 50
terhadap UUD 1945 3. HAM 3 = 75
! 4. Pembagian kekuasaan 4=100
5. Kesejahteraan Sosial
6. Eksistensi negara demokrasi dan negara hukum
7. Hal-hal lain sesuai dengan perkembangan
aspirasi dan kebutuhan bangsa
4. Jelaskan Pelaksanaan amandemen dilakukan dalam 4 Betul :
pelaksanaan tahap : 1 = 25
amandemen UUD 1. Tahap Pertama 2 = 50
1945 ! Perubahan tahap pertama ini dilaksanakan 3 = 75
pada Sidang Umum MPR RI tanggal 14 – 21 4=100
Oktober 1999 terhadap 9 pasal yang
diperioritaskan untuk mengurangi kewenangan
Presiden
2. Tahap Kedua
Perubahan kedua terhadap UUD 1945
dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR RI
tanggal 7 – 18 Agustus 2000, ada sebanyak 26
pasal yang diubah dan ditambah, sebagaian
besar perubahan dan penambahan itu
mengenai : Pemerintahan Daerah, Wilayah
Negara, DPR (fungsi dan hak DPR), Warga
negara dan Penduduk, Hak Azasi Manusia,
Pertahanan dan Keamanan Negara, Lambang
Negara, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
3. Tahap Ketiga
Perubahan ketiga terhadap UUD 1945
dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR RI
tanggal 1 - 9 Nopember 2001, ada 23 pasal
yang diubah dan ditambah
4. Tahap Keempat
Perubahan keempat terhadap UUD 1945
dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR RI
tanggal 1 - 11 Agustus 2002, ada 13 pasal
yang diubah dan ditambah, serta tiga pasal
Aturan peralihan dan dua pasal Aturan
Tambahan

5. Identifikasilah hasil Hasil perubahan terhadap UUD 1945 setelah Betul :


amandemen diamandemen : 100
terhadap UUD 1945 • Pembukaan
berdasarkan
38
sistematikanya ! • Pasal-pasal:
- 21 bab
- 73 pasal
- 170 ayat
- 3 pasal Aturan Peralihan
- 2 pasal Aturan Tambahan

Jumlah skor yang diperoleh siswa


Nilai = --------------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal

Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang
dilakukan oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik berupa
“komentar”, atau dalam bentuk pengamatan

Lembar Pengamatan
Rubrik kegiatan Diskusi
Aspek Pengamatan
Meng- Menghar
Nama Jumlah
No Kerja Komuni Tole Keak gai Nilai Ket
Siswa Skor
sama kasikan ransi tifan pendapat
pendapat teman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

39
Rubrik Penilaian Presentasi

Aspek Penilaian
Sistem Gesture Jum
No Nama Kom Kebe Ni
matika Wawa Antu dan lah Ket
. Siswa unika rania lai
penyam san sias penam Skor
si n
paian pilan
1
2
3
4

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

FORMAT PENGAMATAN

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Tang-
Kerja
Jujur Disiplin gung Peduli
No Nama Siswa keras
jawab
a b c a b c a B c a b c a b c
1.
2.
3.
4.
5.

40
INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2
1. Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
2. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
3. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
4. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
5. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan

PEDOMAN PENILAIAN:
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

41
PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS PENDIDIKAN
UPT PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BANGIL
Jl Tongkol No. 3 Telp (0343) 744144
Email: smknesaba@yahoo.co.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 BANGIL


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS / SEMESTER :X/1
MATERI POKOK : BENTUK NEGARA DAN PEMERINTAHAN
ALOKASI WAKTU : 2 X 45 MENIT

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Kompetensi Dasar
5.1. Memahami bentuk dan kedaulatan Negara sesuai dengan Undang – undang Dasar
Negara Republik Indonesia 1945

Indikator
5.1.1. Mendeskripsikan pengertian Negara menurut beberapa ahli
5.1.2. Menganalisis sifat hakikat Negara
5.1.3. Membandingkan bentuk Negara kesatuan dan Negara serikat

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada saat dan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan cara berdiskusi dengan
teman sejawat dan mendengar penjelasan guru, siswa diharapkan :

1. Dapat mendeskripsikan pengertian negara menurut beberapa ahli


2. Dapat menganalisis sifat hakikat negara
3. Dapat membandingkan bentuk negara kesatuan dan negara serikat

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Negara

42
Secara etimologis, istilah negara muncul dari terjemahan bahasa Belanda yaitu staat
dan state bahasa Inggris. Baik istilah staat atau state berakar dari bahasa latin yaitu
status atau statum yang artinya menempatkan dalam keadaan berdiri, membuat
berdiri.

Negara memiliki dua pengertian yaitu dalam arti luas dan dalam arti khusus.
a. Dalam arti yang luas, negara merupakan kesatuan sosial (masyarakat) yang
diatur secara konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama.
b. Dalam arti khusus, pengertian negara dapat kita ambil dari pendapat beberapa
pakar kenegaraan sebagai berikut :

George Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok


manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu
Mr. Kranenburg, Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak
dari suatu golongan atau bangsanya sendiri
Roger F Soltau, Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat
G.W.F. Hegel, Negara adalah organisasi kesusilaan yang muncul sebagai
sintetis dari kemerdekaan individu dan kemerdekaan universal
Karl Marx, Negara adalah alat kelas yang berkuasa (kaum borjuis/kapitalis)
untuk menindas atau mengeksploitasi (memeras) kelas yang lain (
proletariat/buruh)
Logemann, Negara adalah organisasi kemasyarakatan (ikatan kerja) yang
mempunyai tujuan untuk mengatur dan memelihara masyarakat tertentu
dengan kekuasaannya.
Prof. R. Djokosoetomo, Negara adalah suatu organisasi manusia atau
kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama
Prof. Mr. Soenarko, Negara adalah organisasi masyarakat yang mempunyai
daerah tertentu dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai
kedaulatan

2. Sifat hakikat negara


Sifat hakikat negara berkaitan erat dengan : dasar-dasar terbentuknya negara, norma
dasar yang menjadi tujuannya, falsafah hidup yang ingin diwujudkannya dan juga
perjalanan sejarah dan tata nilai sosial budaya yang telah berkembang dalam negara

Sifat hakikat negara ada 3 yaitu :


a. Sifat Memaksa: negara memiliki sifat memaksa, dalam arti memiliki kekuatan fisik
secara legal. Sarana untuk itu adalah polisi, jaksa, hakim sebagai alat penegak
hukum dan tentara sebagai alat negara. Dengan sifat memaksa ini, diharapkan
semua peraturan perundangan yang berlaku ditaati supaya keamanan dan
ketertiban negara tercapai. Bentuk paksaan yang dapat dilihat dalam suatu negara
adalah adanya Undang- Undang Lalu Lintas Jalan Raya memaksa setiap
pengendara kendaraan bermotor di jalan raya untuk melengkapi dirinya dengan
SIM dan STNK serta rambu lalulintas lainnya dan apabila dilanggar akan
dikenakan sanksi hukumannya
b. Sifat Monopoli: negara memiliki sifat monopoli dalam menetapkan tujuan
bersama masyarakat, misalnya negara dapat mengatakan bahwa judian atau
prostitusi dilarang karena dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat atau
negara
c. Sifat Mencakup Semua: semua peraturan perundang-undangan yang berlaku
adalah untuk semua orang tanpa kecuali. Hal ini perlu sebab kalau seseorang
dibiarkan berada di luar ruang lingkup aktivitas negara, maka usaha negara
kearah pencapaian masyarakat yang dicita-citakan akan gagal.

43
Semua peraturan yang dibuat oleh negara berlaku untuk semua warga negara tanpa
ada pengecualian, dan di dalam memberlakukan peraturan negara, negara memiliki
kekuatan fisik secara legal yang dapat memaksa warga negaranya untuk
melaksanakan peraturan yang dibuatnya

 Bentuk-bentuk negara
Secara garis besarnya di dunia ini kita mengenal ada dua bentuk negara : negara
kesatuan dan negara serikat (federasi)
1) Negara Kesatuan
Negara Kesatuan, merupakan negara merdeka dan berdaulat yang
pemerintahannya diatur oleh pemerintah pusat

Di dalam negara kesatuan, pemerintah pusat mempunyai wewenang


untuk mengatur seluruh wilayahnya melalui pembentukan daerah-daerah
(provinsi, kabupaten atau kota). Sistem pelaksanaan pemerintahan negara
dapat berupa desentralisasi atau sentralisasi

Bentuk negara kesatuan pada umumnya mempunyai ciri-ciri atau sifat-sifat


seperti berikut :
a. Kedaulatan negara mencakup ke dalam dan ke luar yang ditangani oleh
pemerintah pusat
b. Negara hanya mempunyai satu Undang – Undang Dasar (UUD), satu
kepala negara, satu dewan mentri dan satu dewan perwakilan rakyat
c. Hanya ada satu kebijaksanaan yang menyangkut persoalan politik,
ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan keamanan

Indonesia sebagai negara kesatuan yang berbentuk republik sesuai dengan


pasal 1 ayat 1 UUD 1945. Ini berarti bentuk negara Indonesia kesatuan dan
bentuk pemerintahannya republik

2) Negara Serikat (Federasi atau Bondstaat)

Negara Serikat (Federasi) merupakan suatu bentuk negara yang terdiri


atas gabungan beberapa negara bagian. Negara-negara bagian hanya
menyerahkan sebagian urusan pemerintahannya kepada pemerintah federal
(pusat) yang menyangkut kepentingan bersama, seperti urusan keuangan,
pertahanan negara, pos, telekomunikasi dan hubungan luar negeri. Negara-
negara bagian pada negara serikat tidak berdaulat namun memiliki
kekuasaan asli. Negara-negara bagian pada negara serikat dikatakan
memiliki kekuasaan asli karena negara bagian berhubungan langsung dengan
rakyatnya.

Contoh negara serikat diantaranya : Amerika Serikat, Australia, Swiss, India,


Jerman, Malaysia

Bentuk negara serikat pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


a. Tiap negara bagian berstatus tidak berdaulat, namun memiliki kekuasaan
asli
b. Kepala Negara dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat
c. Pemerintah pusat memperoleh kedaulatan dari negara-negara bagian
untuk urusan ke luar dan sebagian urusan di dalam negeri
d. Setiap negara bagian berwenang membuat UUD sendiri selama tidak
bertentangan dengan pemerintah pusat

44
e. Kepala negara memiliki hak veto (pembuatan keputusan) yang diajukan
oleh parlemen

E. PENDEKATAN, STRATEGI, METODE


1. Pendekatan
Menggunakan pendekatan pembelajaran Scientifik dengan menggabungkan
kemampuan siswa mengamati, menanya, mencoba dan membentuk
hubungan/jejaring sosial ( mengasosiasikan, mengkolaborasi dan
mengkomunikasikan )
2. Strategi : Diskoveri Inquari
3. Metode : Diskusi, Ceramah, Pemberian Tugas dan Tanya Jawab

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Buku Paket PKn Kelas X, Bambang Suteng dkk, ERLANGGA
2. Buku Paket PKn Kelas X, Retno Lestari, ESIS
3. LKS
4. LCD Proyektor
5. Buku Penunjang Yang Relevan
6. Spidol Dan White Board

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Diskripsi
Waktu
 Guru memberikan salam kepada peserta didik.
Kegiatan  Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses 10
Awal belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, Menit
presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan).
 Guru menyampaikan materi pokok “Bentuk negara dan Sistem
Pemerintahan” dan memberi motivasi pentingnya materi
tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus
dikuasaipara peserta didik.
 Peserta didik dibagi menjadi enam kelompok (kelompok I,
II,III,IV,V,VI )

Mengamati / Observing:
Kegiatan  Peserta didik membaca berbagai bentuk negara dan sistem 60
Inti pemerintahan dari berbagai literatur dan media cetak Menit
 Peserta didik mengamati bentuk negara dan sistem
pemerintahan yang berlaku di Indonesia

Menanya / Questioning
 Kelompok I, mendikusikan dan merumuskan pengertian
Negara menurut beberapa ahli
 Kelompok II mendiskusikan dan merumuskan unsur-unsur
terbentuknya negara
 Kelompok III mendiskusikan dan merumuskan tentang sifat-
sifat kakikat Negara
 Kelompok IV mendiskusikan tentang macam-macam bentuk
Negara
 Kelompok V mendiskusikan tentang sistem pemerintahan di
Indonesia
 Kelompok VI mendiskusikan dan merumuskan perbedaan

45
negara kesatuan dan negara serikat

Komunikasi
 Setelah diskusi kelompok selesai, setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok
I, panel menyajikan tentang pengertian Negara menurut
beberapa ahli Kelompok lainnya mengajukan pertanyaan atau
komentar.
 Berikutnya kelompok II sebagai panel mempresentasikan
tentang unsur-unsur terbentuknya negara. Kelompok lainnya
mengajukan pertanyaan dan komentar.
 Berikutnya kelompok III sebagai panel mempresentasikan
tentang sifat-sifat kakikat Negara. Kelompok lainnya
mengajukan pertanyaan dan komentar.
 Berikutnya kelompok IV sebagai panel mempresentasikan
tentang macam-macam bentuk Negara. Kelompok lainnya
mengajukan pertanyaan dan komentar
 Berikutnya kelompok V sebagai panel mempresentasikan
tentang sistem pemerintahan di Indonesia. Kelompok lainnya
mengajukan pertanyaan dan komentar
 Berikutnya kelompok VI sebagai panel mempresentasikan
tentang perbedaan negara kesatuan dan negara serikat.
Kelompok lainnya mengajukan pertanyaan dan komentar

Menalar /Asosiasi:
 Peserta didik menyimpulkan hasil dari kelompok masing-
masing
 Peserta didik mengolah hasil diskusi kelompok dalam bentuk
laporan individu

 Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang 20


Penutup telah didiskusikan. Menit
 Peserta didik ditanya apakah sudah memahami materi
tersebut.
 Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu
ini,misalnya menanyakan apakah bentuk negara Indonesia ?
 Sebagai refleksi Guru memberikan kesimpulan tentang
pelajaran yang baru saja berlangsung serta menanyakan
kepada peserta didik apa manfaat yang dapat kita peroleh
setelah belajar topik ini.

H. PENILAIAN
1. Penilaian Kognitif, guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang
tidakmengulang pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini
mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa
2. Pembelajaran tindak lanjut
- Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai dengan petunjuk guru.
- Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
3. Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai

46
WK 1 Bangil. …………..2014
SMK Negeri I Bangil Guru Mata Diklat
Pendidikan Kewarganegaraan

Supriono. S.Pd. M.Si


NIP. 19700506 199802 1 003 Drs. Wahyudi
NIP. 19671101 199802 1 002
Mengetahui
Kepala SMK Negeri I Bangil

Mohamad Supandri. S.Pd.MT.


NIP. 19640903 198903 1 008

LAMPIRAN !
SOAL:

NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR


1. Deskripsikanlah Negara adalah organisasi kekuasaan dari Betul :
pengertian negara sekelompok manusia yang telah berkediaman di 100
menurut George wilayah tertentu
Jellinek !

2. Uraikanlah unsur 1. ada rakyat, 2. ada wilayah tertentu, 3. ada Betul :


terbentuknya negara ! pemerintahan yang berdaulat, 4. adanya 1 = 25
pengakuan dari negara lain 2 = 50
3 = 75
4=100

3. Analisislah3 sifat a. Sifat Memaksa: negara memiliki sifat memaksa, Betul :


hakikat negara yang dalam arti memiliki kekuatan fisik secara legal. 1 = 35
ada ! Sarana untuk itu adalah polisi, jaksa, hakim 2 = 70
sebagai alat penegak hukum dan tentara 3=100
sebagai alat negara.
b. Sifat Monopoli: negara memiliki sifat monopoli
dalam menetapkan tujuan bersama
masyarakat, misalnya negara dapat
mengatakan bahwa judian atau prostitusi
dilarang karena dianggap bertentangan
dengan tujuan masyarakat atau negara
c. Sifat Mencakup Semua: semua peraturan
perundang-undangan yang berlaku adalah
untuk semua orang tanpa kecuali.

Jumlah skor yang diperoleh siswa


Nilai = --------------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal

4. Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang
dilakukan oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik
berupa “komentar”, atau dalam bentuk pengamatan .
47
Lembar Pengamatan

Rubrik kegiatan Diskusi


Aspek Pengamatan
Meng- Menghar
Nama Jumlah
No. Kerja Komuni Tole Keak gai Nilai Ket.
Siswa Skor
sama kasikan ransi tifan pendapat
pendapat teman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

Rubrik Penilaian Presentasi

Aspek Penilaian
Sistem Gesture
No Nama Waw Jumlah Ni
Komu matika Kebe Antu dan Ket.
. Siswa a Skor lai
nikasi penyam ranian sias penam
san
paian pilan
1
2
3
4

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai

48
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

FORMAT PENGAMATAN

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
(gotong royong,kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia

Tang-
Kerja
Jujur Disiplin gung Peduli
No Nama Siswa keras
jawab
a b c a b C a b c a b c a b c
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2


1. Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
2. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
3. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
4. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
5. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh

49
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan

PEDOMAN PENILAIAN:
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

50
PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS PENDIDIKAN
UPT PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BANGIL
Jl Tongkol No. 3 Telp (0343) 744144
Email: smknesaba@yahoo.co.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 BANGIL


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS / SEMESTER :X/1
MATERI POKOK : SISTEM PEMERINTAHAN DAN KEDAULATAN NEGARA
ALOKASI WAKTU : 2 X 45 MENIT

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Kompetensi Dasar
4.3. Menyaji hasil telaah bentuk dan kedaulatan negara sesuai dengan Undang-undang
Dasar negara Republiik Indonesia Tahun 1945

Indikator
4.3.1. Membandingkan sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
4.3.2.Mendeskripsikan hakikat kedaulatan negara
4.3.3. Menganalisis pelaksanaan kedaulatan di Indonesia

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada saat dan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan cara berdiskusi dengan
teman sejawat dan mendengar penjelasan guru, siswa diharapkan :
1. Dapat membandingkan sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
2. Dapat mendeskripsikan hakikat kedaulatan Negara
3. Dapat menganalisis pelaksanaan kedaulatan di Indonesia

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Sistem Pemerintahan
a. Sistem Pemerintahan Parlementer
Sistem pemerintahan parlementer adalah sistem pemerintahan antara
eksekutif dan legislatif mempunyai hubungan timbal balik dan saling
51
memengaruhi. Dalam sistem pemerintahan parlementer, badan eksekutif sebagai
pelaksana kekuasaan. Eksekutif mendapat pengawasan langsung dari badan
legeslatif.

Dalam sistem pemerintahan parlementer memiliki karakteristik sebagai berikut :


- Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang
memenangkan pemilu.
- Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya
dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu.
- Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang
mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen.
- Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan, maka Presiden/raja atas
saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen.
- Pemerintah atau kabinet terdiri atas para menteri dan perdana menteri sebagai
pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksanakan
kekuasaan eksekutif.
- Kepala Negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala
pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan kepala Negara adalah
presiden dalam Negara republik atau raja/sultan dalam Negara monarki.

b. Sistem Pemerintahan Presidensial


Sistem pemerintahan presidensial adalah sistem pemerintahan yang dipimpin
oleh seorang presiden. Kedudukan Presiden sebagai kepala Negara dan kepala
pemerintahan. Presiden dibantu oleh menteri-menteri yang bertanggung jawab
kepada presiden. Pada sistem pemerintahan presidensial yang murni, eksekutif
dan legeslatif mempunyai kedudukan yang sama kuat/tidak saling membawahi.
Antara eksekutif dan legislatif tidak dapat saling menjatuhkan.

Sistem pemerintahan presidensial mempunyai karakteristik sebagai berikut :


- Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen, karena presiden tidak
dipilih oleh parlemen.
- Presiden tidak berada di bawah pengawasan langsung parlemen.
- Penyelenggara Negara berada di tangan Presiden sebagai kepala Negara dan
sekaligus kepala pemerintahan.
- Kabinet dibentuk oleh Presiden. Dan kabinet bertanggung jawab kepada
presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen/legeslatif.
- Masa jabatan Presiden ditetapkan dalam jangka waktu tertentu.
- Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi dipiliholeh rakyat.
Presiden tidak dapat membubarkan parlemen, dan parlemen juga tidak dapat
menjatuhkan presiden.

2. Hakikat Kedaulatan Suatu Negara


Kedaulatan adalah hak tertinggi, hak mutlak dan hak yang tidak terbatas
atau hak yang tidak bergantung kepada pihak lain.
Menurut Jean Bodin, kedaulatan memiliki empat sifat pokok sebagai berikut :
a. Asli, artinya kekuasaan itu tidak berasal atau dilahirkan dari kekuasaan lain
b. Tunggal, artinya hanya ada satu kekuasaan tertinggi sehingga kekuasaan itu
tidak dapat dibagi-bagi
c. Permanen, artinya kekuasaan itu tetap ada selama negara itu ada, meskipun
pemegang kedaulatan itu berganti-ganti
d. Tidak terbatas / absolut, artinya kekuasaan itu tidak dibatasi oleh siapapun,
karena jika dibatasi maka kekuasaan itu akan lenyap

Secara umum kedaulatan suatu negara dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

52
a. Kedaulatan ke dalam, berarti bahwa pemerintah atau negara memiliki
kedaulatan untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Hal ini dicerminkan oleh
adanya kedaulatan wewenang. Artinya pemerintah mempunyai wewenang,
tugas dan kewajiban untuk mengatur, mengelola dan menentukan masa
depan bangsa dan negaranya.
b. Kedaulatan ke luar, yaitu pemerintah mempunyai kekuasaan tertinggi untuk
memelihara keutuhan wilayah dan mempertahankan wilayahnya terhadap
serangan dari pihak luar.

3. Pelaksanaan Kedaulatan di Indonesia


Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut kedaulatan
rakyat. Negara yang berkedaulatan rakyat berarti negara demokrasi, karena
negara demokrasi berarti pemerintahan rakyat. Demokrasi adalah pemerintahan
yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Jadi yang berdaulat di
dalam negara adalah rakyat.

E. PENDEKATAN, STRATEGI, METODE


1. Pendekatan
Menggunakan pendekatan pembelajaran Scientifik dengan menggabungkan
kemampuan siswa mengamati, menanya, mencoba dan membentuk
hubungan/jejaring sosial ( mengasosiasikan, mengkolaborasi dan
mengkomunikasikan )
2. Strategi : Diskoveri Inquari
3. Metode : Diskusi, Ceramah, Pemberian Tugas dan Tanya Jawab

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Buku Paket PKn Kelas X, Bambang Suteng dkk, ERLANGGA
2. Buku Paket PKn Kelas X, Retno Lestari, ESIS
3. LKS
4. LCD Proyektor
5. Buku Penunjang Yang Relevan
6. Spidol Dan White Board

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Diskripsi
Waktu
 Guru memberikan salam kepada peserta didik.
Kegiatan  Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses 10
Awal belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, Menit
presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan).
 Guru menyampaikan materi pokok “Sistem Pemerintahan dan
Kedaulatan Negara ” dan memberi motivasi pentingnya materi
tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus
dikuasaipara peserta didik.
 Peserta didik dibagi menjadi tiga kelompok (kelompok I, II,III )
Mengamati / Observing:
Kegiatan  Peserta didik membaca berbagai sistem pemerintahan dan 60
Inti kedaulatan negara dari berbagai literatur dan media cetak Menit
 Peserta didik mengamati bentuk sistem pemerintahan dan
kedaulatan negara yang berlaku di Indonesia

53
Menanya / Questioning
 Kelompok I, mendikusikan dan merumuskan perbandingan
sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
 Kelompok II mendiskusikan dan merumuskan hakikat
kedaulatan negara
 Kelompok III mendiskusikan dan merumuskan tentang
pelaksanaan kedaulatan negara di Indonesia

Komunikasi
 Setelah diskusi kelompok selesai, setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok
I, panel menyajikan tentang perbandingan sistem
pemerintahan presidensial dan parlementer Kelompok lainnya
mengajukan pertanyaan atau komentar.
 Berikutnya kelompok II sebagai panel mempresentasikan
tentang hakikat kedaulatan negara. Kelompok lainnya
mengajukan pertanyaan dan komentar.
 Berikutnya kelompok III sebagai panel mempresentasikan
tentang pelaksanaan kedaulatan negara di Indonesia.
Kelompok lainnya mengajukan pertanyaan dan komentar.

Menalar /Asosiasi:
 Peserta didik menyimpulkan hasil dari kelompok masing-
masing
 Peserta didik mengolah hasil diskusi kelompok dalam bentuk
laporan individu

 Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang 20


Penutup telah didiskusikan. Menit
 Peserta didik ditanya apakah sudah memahami materi
tersebut.
 Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu
ini,misalnya menanyakan bagaimana pelaksanaan kedaulatan
di Indonesia ?
 Sebagai refleksi guru memberikan kesimpulan tentang
pelajaran yang baru saja berlangsung serta menanyakan
kepada peserta didik apa manfaat yang dapat kita peroleh
setelah belajar topik ini.

H. PENILAIAN
1. Penilaian Kognitif, guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang
tidakmengulang pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini
mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa
2. Pembelajaran tindak lanjut
- Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai dengan petunjuk guru.
- Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
3. Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai

54
WK 1 Bangil. …………..2014
SMK Negeri I Bangil Guru Mata Diklat
Pendidikan Kewarganegaraan

Supriono. S.Pd. M.Si


NIP. 19700506 199802 1 003 Drs. Wahyudi
NIP. 19671101 199802 1 002
Mengetahui
Kepala SMK Negeri I Bangil

Mohamad Supandri. S.Pd.MT.


NIP. 19640903 198903 1 008

LAMPIRAN !
SOAL:

NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR


1. Apa yang dimaksud Sistem pemerintahan parlementer adalah sistem Betul :
sistem pemerintahan pemerintahan antara eksekutif dan legislatif 100
parlementer ? mempunyai hubungan timbal balik dan saling
memengaruhi. Dalam sistem pemerintahan
parlementer, badan eksekutif sebagai pelaksana
kekuasaan. Eksekutif mendapat pengawasan
langsung dari badan legeslatif.

2. Apa yang dimaksud Sistem pemerintahan presidensial adalah sistem Betul :


sistem pemerintahan pemerintahan yang dipimpin oleh seorang 100
presidensial ? presiden. Kedudukan Presiden sebagai kepala
Negara dan kepala pemerintahan. Presiden
dibantu oleh menteri-menteri yang bertanggung
jawab kepada presiden. Pada sistem pemerintahan
presidensial yang murni, eksekutif dan legeslatif
mempunyai kedudukan yang sama kuat/tidak
saling membawahi.
3. Analisislah 4 sifat a. Asli, artinya kekuasaan itu tidak berasal atau Betul :
kedaulatan Negara dilahirkan dari kekuasaan lain 1 = 25
menurut Jean Bodin ! b. Tunggal, artinya hanya ada satu kekuasaan 2 = 50
tertinggi sehingga kekuasaan itu tidak dapat 3 = 75
dibagi-bagi 4=100
c. Permanen, artinya kekuasaan itu tetap ada
selama negara itu ada, meskipun pemegang
kedaulatan itu berganti-ganti
d. Tidak terbatas / absolut, artinya kekuasaan itu
tidak dibatasi oleh siapapun, karena jika
dibatasi maka kekuasaan itu akan lenyap

55
Jumlah skor yang diperoleh siswa
Nilai = --------------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal

4. Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang
dilakukan oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik
berupa “komentar”, atau dalam bentuk pengamatan .

56
PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS PENDIDIKAN
UPT PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BANGIL
Jl Tongkol No. 3 Telp (0343) 744144
Email: smknesaba@yahoo.co.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 BANGIL


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS / SEMESTER :X/1
MATERI POKOK : HUBUNGAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL
PEMERINTAHAN PUSAT DAN DAERAH MENURUT UUD
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
ALOKASI WAKTU : 2 X 45 MENIT

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Kompetensi Dasar
3.4. Memahami hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah
menurut Undang-undang Dasar negara Republiik Indonesia Tahun 1945

Indikator
3.4.1. Mendeskripsikan hubungan struktural pemerintahan pusat dan daerah
3.4.2. Mendeskripsikan hubungan fungsional pemerintahan pusat dan daerah

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada saat dan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan cara berdiskusi dengan
teman sejawat dan mendengar penjelasan guru, siswa diharapkan :

1. Dapat mendeskripsikan hubungan struktural pemerintahan pusat dan daerah


2. Dapat Mendeskripsikan hubungan fungsional pemerintahan pusat dan daerah

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Hubungan Struktural Pemerintahan Pusat dan Daerah
Pengertian dari hubungan struktural adalah adanya pola hubungan yang
bersifat vertical, artinya terdapat tingkatan pemerintahan dari atas sampai bawah.

57
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan desentralisasi di Indonesia menurut UUD
1945, daerah otonomi merupakan bagian dari pemerintah pusat yang diberi
wewenang untuk mengatur rumah tangganya. Hal itu berarti, daerah otonom
bukanlah Negara federal yang mempunyai kedaulatan layaknya di negara yang
berbentuk serikat.

Ciri umum penyelenggaraan desentralisasi di Indonesia sesuai dengan UUD 1945


sebagai berikut :
1) Pemerintah daerah merupakan hasil pembentukan oleh pemerintah, bahkan bisa
dihapus oleh pemerintah melalui proses hukum apabila daerah tidak mampu
menjalankan otonominya setelah melalui fasilitasi pemberdayaan.
2) Dalam rangka desentralisasi, di wilayah Indonesia dibentuk propinsi dan wilayah
propinsi dibentuk kabupaten dan kota sebagai daerah otonom.
3) Kebijakan desentralisasi disusun dan dirimuskan oleh pemerintah, sedangkan
penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan
DPRD dengan melibatkan masyarakat sebagai cerminan pemerintahan yang
demokratis.
4) Hubungan antara pemerintah daerah otonom dengan pemerintah pusat adalah
bersifat tergantung ( dependent ) dan bawahan ( subordinate ).
5) Penyelenggaraan desentralisasi menuntut persebaran urusan pemerintahan oleh
pemerintah kepala daerah otonom sebagai badan hukum publik. Urusan
pemerintahan yang didistribusikan hanyalah merupakan urusan pemerintahan
yang menjadi kompetensi pemerintah dan tidak mencakup urusan yang menjadi
kompetensi lembaga Negara yang membidangi legislativ atau lembaga
pembentuk undang-undang dan yudkatif ataupun lembaga negara yang
berwenang mengawasi keuangan negara. Penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah yang didesentralisasikan menjadi kewenangan pemerintah
daerah dan DPRD untuk melaksanakannya sesuai dengan mandat yang
diberikan rakyat.
2. Hubungan Fungsional Pemerintahan Pusat dan Daerah
Ditinjau dari sudut hubungan fungsional antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, dapat dilihat dari adanya hubungan dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Kebijakan desentralisasi dimaksudkan untuk memberikan
kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri dalam ikatan NKRI.
Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintah memiliki
hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintah daerah lainnya.
Hubungan tersebut meliputi hal berikut :
1) Hubungan wewenang
2) Keuangan
3) Pelayanan umum
4) Pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya.
E. PENDEKATAN, STRATEGI, METODE
1. Pendekatan
Menggunakan pendekatan pembelajaran Scientifik dengan menggabungkan
kemampuan siswa mengamati, menanya, mencoba dan membentuk
hubungan/jejaring sosial ( mengasosiasikan, mengkolaborasi dan
mengkomunikasikan )
2. Strategi : Diskoveri Inquari
3. Metode : Diskusi, Ceramah, Pemberian Tugas dan Tanya Jawab

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Buku Paket PKn Kelas X, Bambang Suteng dkk, ERLANGGA
2. Buku Paket PKn Kelas X, Retno Lestari, ESIS
3. LKS
4. LCD Proyektor
58
5. Buku Penunjang Yang Relevan
6. Spidol Dan White Board

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Diskripsi
Waktu
 Guru memberikan salam kepada peserta didik.
Kegiatan  Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses 10
Awal belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, Menit
presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan).
 Guru menyampaikan materi pokok “hubungan struktural dan
fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-
undang Dasar negara Republiik Indonesia Tahun 1945” dan
memberi motivasi pentingnya materi tersebut dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
 Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus
dikuasaipara peserta didik.
 Peserta didik dibagi menjadi empat kelompok (kelompok I, II, III
dan IV )

Mengamati / Observing:
Kegiatan  Peserta didik membaca berbagai materi tentang hubungan 60
Inti struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah Menit
menurut Undang-undang Dasar negara Republiik Indonesia
Tahun 1945 dari berbagai literatur dan media cetak
 Peserta didik mengamati penerapan sistem pemerintahan
pusat dan penerapan sistem pemerintahan daerah
Menanya / Questioning
 Kelompok I, II mendikusikan dan merumuskan hubungan
struktural pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-
undang Dasar negara Republiik Indonesia Tahun 1945
 Kelompok III dan IV mendiskusikan dan merumuskan
hubungan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut
Undang-undang Dasar negara Republiik Indonesia Tahun
1945

Komunikasi
 Setelah diskusi kelompok selesai, setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok I
dan II panel menyajikan tentang hubungan struktural
pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-undang
Dasar negara Republiik Indonesia Tahun 1945Kelompok
lainnya mengajukan pertanyaan atau komentar.
 Berikutnya kelompok III dan IV sebagai panel
mempresentasikan tentang hubungan fungsional
pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-undang
Dasar negara Republiik Indonesia Tahun 1945 Kelompok
lainnya mengajukan pertanyaan dan komentar.

Menalar /Asosiasi:
 Peserta didik menyimpulkan hasil dari kelompok masing-
masing
 Peserta didik mengolah hasil diskusi kelompok dalam bentuk

59
laporan individu

 Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang 20


Penutup telah didiskusikan. Menit
 Peserta didik ditanya apakah sudah memahami materi
tersebut.
 Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu
ini,misalnya menanyakan bagaimana hubungan struktural dan
fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-
undang Dasar negara Republiik Indonesia Tahun 1945 ?
 Sebagai refleksi guru memberikan kesimpulan tentang
pelajaran yang baru saja berlangsung serta menanyakan
kepada peserta didik apa manfaat yang dapat kita peroleh
setelah belajar topik ini.

H. PENILAIAN
1. Penilaian Kognitif, guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang
tidakmengulang pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini
mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa
2. Pembelajaran tindak lanjut
- Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai dengan petunjuk guru.
- Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
3. Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai

LAMPIRAN !
SOAL:

NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR


1. Deskripsikanlah Pengertian dari hubungan struktural adalah Betul :
bagaimana hubungan adanya pola hubungan yang bersifat vertical, 100
struktural pemerintah artinya terdapat tingkatan pemerintahan dari atas
pusat dengan daerah ! sampai bawah. Dalam kaitannya dengan
pelaksanaan desentralisasi di Indonesia menurut
UUD 1945, daerah otonomi merupakan bagian dari
pemerintah pusat yang diberi wewenang untuk
mengatur rumah tangganya. Hal itu berarti, daerah
otonom bukanlah negara federal yang mempunyai
kedaulatan layaknya di negara yang berbentuk
serikat.

2. Deskripsikanlah Ditinjau dari sudut hubungan fungsional antara Betul :


hubungan fungsional Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dapat 100
pemerintah pusat dilihat dari adanya hubungan dalam
dengan daerah ! penyelenggaraan pemerintahan. Kebijakan
desentralisasi dimaksudkan untuk memberikan
kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan
NKRI.
3. Dalam hal apa 1) Hubungan wewenang Betul :
sajakah hubungan 2) Keuangan 1 = 25
60
pemerintahan pusat 3) Pelayanan umum 2 = 50
daerah terjalin ? 4) Pemanfaatan sumber daya alam dan sumber 3= 75
daya lainnya. 4=100

Jumlah skor yang diperoleh siswa


Nilai = --------------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal

4. Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang
dilakukan oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik
berupa “komentar”, atau dalam bentuk pengamatan .

Lembar Pengamatan
Rubrik kegiatan Diskusi
Aspek Pengamatan
Meng- Mengharg
Nama Jumlah
No. Kerja Komuni Tole Keak ai Nilai Ket.
Siswa Skor
sama kasikan ransi tifan pendapat
pendapat teman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

Rubrik Penilaian Presentasi

Aspek Penilaian
Sistem Gesture Jumla
No Nama Kom Wa Kebe Ni Ke
matika Antu dan h
. Siswa unika wa rania lai t.
penyam sias penampi Skor
si san n
paian lan
1
61
Aspek Penilaian
Sistem Gesture Jumla
No Nama Kom Wa Kebe Ni Ke
matika Antu dan h
. Siswa unika wa rania lai t.
penyam sias penampi Skor
si san n
paian lan
2
3
4
Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

FORMAT PENGAMATAN

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
(gotong royong,kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Tang-
Kerja
Jujur Disiplin gung Peduli
No Nama Siswa keras
jawab
a b c a b c a b c a b c a b c
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

62
INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2
1. Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
2. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
3. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
4. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
5. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan

PEDOMAN PENILAIAN:
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

63
PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS PENDIDIKAN
UPT PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BANGIL
Jl Tongkol No. 3 Telp (0343) 744144
Email: smknesaba@yahoo.co.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 BANGIL


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS / SEMESTER :X/2
MATERI POKOK : OTONOMI DAERAH
ALOKASI WAKTU : 2 X 45 MENIT

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Kompetensi Dasar
4.4. Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan
daerah menurut Undang-undang Dasar Negara Republiik Indonesia Tahun 1945

Indikator
4.4.1. Menganalisis pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya
4.4.2. Menganalisis hubungan pelaksanaan otonomi daerah dengan pembangunan
yang dilakukan di daerahnya masing-masing

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada saat dan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan cara berdiskusi dengan
teman sejawat dan mendengar penjelasan guru, siswa diharapkan :
1. Dapat menganalisis pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya
2. Dapat Menganalisis hubungan pelaksanaan otonomi daerah dengan pembangunan
yang dilakukan di daerahnya masing-masing

D. MATERI PEMBELAJARAN
Pelaksanaan Otonomi Daerah

Otonomi daerah di Indonesia adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.”
64
Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD 1945 berkenaan dengan
pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, yaitu:

1. Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak


mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara
("Eenheidstaat"), yang berarti kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa dan
negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan
pemerintahan; dan
2. Nilai dasar Desentralisasi Teritorial, dari isi dan jiwa pasal 18 Undang-undang
Dasar 1945 beserta penjelasannya sebagaimana tersebut di atas maka jelaslah
bahwa Pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan politik desentralisasi dan
dekonsentrasi di bidang ketatanegaraan.

Dikaitkan dengan dua nilai dasar tersebut di atas, penyelenggaraan desentralisasi di


Indonesia berpusat pada pembentukan daerah-daerah otonom dan
penyerahan/pelimpahan sebagian kekuasaan dan kewenangan pemerintah pusat ke
pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sebagian sebagian kekuasaan dan
kewenangan tersebut. Adapun titik berat pelaksanaan otonomi daerah adalah pada
Daerah Tingkat II (Dati II) dengan beberapa dasar pertimbangan.

1. Dimensi Politik, Dati II dipandang kurang mempunyai fanatisme kedaerahan


sehingga risiko gerakan separatisme dan peluang berkembangnya aspirasi federalis
relatif minim
2. Dimensi Administratif, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada
masyarakat relatif dapat lebih efektif
3. Dati II adalah daerah "ujung tombak" pelaksanaan pembangunan sehingga Dati II-lah
yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di daerahnya.

Atas dasar itulah, prinsip otonomi yang dianut adalah :

1. Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi obyektif di
daerah
2. Bertanggung jawab, pemberian otonomi diselaraskan/diupayakan untuk
memperlancar pembangunan di seluruh pelosok tanah air dan
3. Dinamis, pelaksanaan otonomi selalu menjadi sarana dan dorongan untuk lebih baik
dan maju

Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai segera setelah angin sejuk


reformasi berhembus di Indonesia. Masih dalam suasana euphoria reformasi dan dalam
situasi dimana krisis ekonomi sedang mencekik tingkat kesejahteraan rakyat, Negara
Indonesia membuat suatu keputusan pemberlakuan dan pelaksanaan otonomi daerah di
Indonesia. Selanjutnya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebagai
dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia di Judicial Review dengan UU No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Judicial review ini dilakukan setelah
timbulnya berbagai kritik dan tanggapan terhadap pelaksanaan otonomi daerah di
Indonesia. Judicial review tersebut dilaksanakan dengan mendasarkannya pada logika
hukum.

Pada gilirannya, pemerintahan daerah berhadapan dengan keadaan dimana


mereka harus memahami peraturan perundang-undangan hasil judicial review. Tanpa
adanya pemahaman yang baik dari aparatur, maka bisa dipastikan pelaksanaan
otonomi daerah di Kab/Kota di Indonesia menjadi kehilangan maknanya. Hal ini
merupakan persoalan hukum yang sering terjadi dimana peraturan perundang-
undangan tidak sesuai dengan realitas hukum masyarakat sehingga kehilangan nilai
sosialnya dan tidak dapat dilaksanakan. Wacana ini pernah ditulis oleh Hikmahanto
Yuwono dan dimuat di harian Kompas pada tahun 2002.
65
Pelaksanaan otonomi daerah telah mendorong lahirnya banyak perubahan di
Indonesia. Namun hal itu tidak berarti bahwa mereka yang berperan siap dengan kondisi
yang akan mereka hadapi. Diserahkannya kewenangan untuk mengelola potensi daerah
kepada pemerintah daerah tidak berarti bahwa daerah bisa secara massif berupaya
meningkatkan pendapatan daerah yang disisi lain justru berpotensi mengurangi
investasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Demikian pula bahwa
perencanaan pembangunan di daerah mesti didasarkan pada analisa yang obyektif
bukan sekedar ambisi kepala daerah dan harrus secara bijak memperhatikan
kepentingan masyarakat kecil. Belakangan ini kita sangat sering menyaksikan
bagaimana para pedagang kecil yang harus disejahterakan melalui pelaksanaan
otonomi daerah justru menjadi korban penggusuran

E. PENDEKATAN, STRATEGI, METODE


1. Pendekatan
Menggunakan pendekatan pembelajaran Scientifik dengan menggabungkan
kemampuan siswa mengamati, menanya, mencoba dan membentuk
hubungan/jejaring sosial ( mengasosiasikan, mengkolaborasi dan
mengkomunikasikan )
2. Strategi : Diskoveri Inquari
3. Metode : Diskusi, Ceramah, Pemberian Tugas dan Tanya Jawab

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Buku Paket PKn Kelas X, Bambang Suteng dkk, ERLANGGA
2. Buku Paket PKn Kelas X, Retno Lestari, ESIS
3. LKS
4. LCD Proyektor
5. Buku Penunjang Yang Relevan
6. Spidol Dan White Board

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Diskripsi
Waktu
 Guru memberikan salam kepada peserta didik.
Kegiatan  Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses 10
Awal belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, Menit
presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan).
 Guru menyampaikan materi pokok “ pelaksanaan otonomi
daerah” dan memberi motivasi pentingnya materi tersebut
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus
dikuasaipara peserta didik.
 Peserta didik dibagi menjadi empat kelompok (kelompok I, II, III
dan IV )

Mengamati / Observing:
Kegiatan  Peserta didik membaca berbagai materi tentang pelaksanaan 60
Inti otonomi daerah dari berbagai literatur dan media cetak Menit
 Peserta didik mengamati pelaksanaan otonomi daerah
Menanya / Questioning

66
 Kelompok I, II mendikusikan dan merumuskan pelaksanaan
otonomi daerah
 Kelompok III dan IV mendiskusikan dan merumuskan
hubungan pelaksanaan otonomi daerah dengan pembangunan
yang dilakukan di daerahnya masing-masing

Komunikasi
 Setelah diskusi kelompok selesai, setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok I
dan II sebagai panel menyajikan tentang pelaksanaan otonomi
daerah, Kelompok lainnya mengajukan pertanyaan atau
komentar.
 Berikutnya kelompok III dan IV sebagai panel
mempresentasikan tentang hubungan pelaksanaan otonomi
daerah dengan pembangunan yang dilakukan di daerahnya
masing-masing, Kelompok lainnya mengajukan pertanyaan
dan komentar.

Menalar /Asosiasi:
 Peserta didik menyimpulkan hasil dari kelompok masing-
masing
 Peserta didik mengolah hasil diskusi kelompok dalam bentuk
laporan individu

 Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang 20


Penutup telah didiskusikan. Menit
 Peserta didik ditanya apakah sudah memahami materi
tersebut.
 Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu
ini,misalnya menanyakan bagaimana pelaksanaan otonomi
daerah dengan pembangunan yang dilakukan di daerahnya
masing-masing?
 Sebagai refleksi guru memberikan kesimpulan tentang
pelajaran yang baru saja berlangsung serta menanyakan
kepada peserta didik apa manfaat yang dapat kita peroleh
setelah belajar topik ini.

H. PENILAIAN
1. Penilaian Kognitif, guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang
tidakmengulang pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini
mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa
2. Pembelajaran tindak lanjut
- Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai dengan petunjuk guru.
- Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
3. Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai

67
WK 1 Bangil. …………..2014
SMK Negeri I Bangil Guru Mata Diklat
Pendidikan Kewarganegaraan

Supriono. S.Pd. M.Si


NIP. 19700506 199802 1 003 Drs. Wahyudi
NIP. 19671101 199802 1 002
Mengetahui
Kepala SMK Negeri I Bangil

Mohamad Supandri. S.Pd.MT.


NIP. 19640903 198903 1 008

LAMPIRAN !
SOAL:

NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR


1. Deskripsikanlah Otonomi daerah di Indonesia adalah hak, Betul :
pengertian otonomi wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk 100
daerah di Indonesia ! mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.”

2. Deskripsikanlah dua  Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam Betul :


nilai dasar yang pandangan bahwa Indonesia tidak mempunyai 1 = 50
dikembangkan dalam kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang 2=100
UUD 1945 berkenaan bersifat negara ("Eenheidstaat"), yang berarti
dengan pelaksanaan kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa
desentralisasi dan dan negara Republik Indonesia tidak akan
otonomi daerah di terbagi di antara kesatuan-kesatuan
Indonesia ! pemerintahan; dan
 Nilai dasar Desentralisasi Teritorial, dari isi
dan jiwa pasal 18 Undang-undang Dasar 1945
beserta penjelasannya sebagaimana tersebut di
atas maka jelaslah bahwa Pemerintah
diwajibkan untuk melaksanakan politik
desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang
ketatanegaraan.

3. Apakah pertimbangan 1. Dimensi Politik, Dati II dipandang kurang Betul :


pelaksanaan otonomi mempunyai fanatisme kedaerahan sehingga 1 = 35
68
daerah berpusat pada risiko gerakan separatisme dan peluang 2 = 60
Daerah Tingkat II ? berkembangnya aspirasi federalis relatif minim 3=100
2. Dimensi Administratif, penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan kepada
masyarakat relatif dapat lebih efektif
3. Dati II adalah daerah "ujung tombak"
pelaksanaan pembangunan sehingga Dati II-lah
yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di
daerahnya.

Jumlah skor yang diperoleh siswa


Nilai = --------------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal

4. Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang
dilakukan oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik
berupa “komentar”, atau dalam bentuk pengamatan .

Lembar Pengamatan
Rubrik kegiatan Diskusi
Aspek Pengamatan
Meng- Mengharg
Nama Jumlah
No. Kerja Komuni Tole Keak ai Nilai Ket.
Siswa Skor
sama kasikan ransi tifan pendapat
pendapat teman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

Rubrik Penilaian Presentasi

69
Aspek Penilaian
Sistem Gesture Jumla
No Nama Kom Wa Kebe Ni Ke
matika Antu dan h
. Siswa unika wa rania lai t.
penyam sias penampi Skor
si san n
paian lan
1
2
3
4

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

FORMAT PENGAMATAN

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
(gotong royong,kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia

Tang-
Kerja
Jujur Disiplin gung Peduli
No Nama Siswa keras
jawab
a b c a b c a b c a b c a b c
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

70
INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2
1. Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
2. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
3. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
4. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
5. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan

PEDOMAN PENILAIAN:
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN


71
DINAS PENDIDIKAN
UPT PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 PURWOSARI
Terakreditasi “A”
Jl. Pegadaian No.1B Purwosari Kab. Pasuruan Telp. (0343) 611067 Faks. 613831
e-mail : sman1purwosari@yahoo.co.id website : www.sman1purwosari.sch.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURWOSARI


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS / SEMESTER :X/2
MATERI POKOK : SISTEM HUKUM DALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA
ALOKASI WAKTU : 2 X 45 MENIT

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Kompetensi Dasar
3.5. Memahami sistem hukum dan peradilan nasional dalam lingkup NKRI

Indikator
3.5.1. Mendeskripsikan pengertian sistem hukum
3.5.2. Mengklasifikasikan 5 dari 6 macam penggolongan hukum
3.5.3. Mengidentifikasikan sumber hukum formal yang ada di Indonesia
3.5.4. Menyebutkan tata hukum Indonesia menurut Tap. MPR. No. III/MPR/2001

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada saat dan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan cara berdiskusi dengan
teman sejawat dan mendengar penjelasan guru, siswa diharapkan :
1. Dapat Mendeskripsikan pengertian sistem hukum
2. Dapat mengklasifikasikan 5 dari 6 macam penggolongan hukum
3. Dapat mengidentifikasikan sumber hukum formal yang ada di Indonesia
4. Dapat menyebutkan tata hukum Indonesia menurut Tap. MPR. No. III/MPR/2001

D. MATERI PEMBELAJARAN
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional

A. Hukum dan Peradilan Nasional


72
1. Pengertian sistem hukum
Sistem hukum merupakan suatu proses atau rangkaian hukum yang melibatkan
berbagai alat kelengkapan hukum dan berbagai unsur yang terdapat di dalamnya,
mulai dari hukum itu dibuat, diterapkan dan dipertahankan

2. Penggolongan hukum
a. Berdasarkan Wujudnya
1. Tertulis, yaitu hukum yang dapat kita temui dalam bentuk tulisan dan dapat
kita jumpai dalam berbagai peraturan negara (kodifikasi hukum), contohnya
UUD 1945, Ketetapan MPR, Undang-Undang dan peraturan lainnya yang
tertulis
2. Tidak Tertulis, yaitu hukum yang masih hidup dan tumbuh dalam keyakinan
masyarakat tertentu (hukum adat). dan konvensi seperti pidato kenegaraan
setiap tanggal 16 Agustus

b. Berdasarkan Ruang atau Wilayah Berlakunya


1. Lokal, yaitu hukum yang hanya berlaku di satu daerah tertentu. Seperti Perda
Provinsi Bali hanya berlaku di Bali, Perda Kabupaten Buleleng hanya berlaku
di Kabupaten Buleleng
2. Nasional, yaitu hukum yang berlaku di seluruh wilayah satu negara tertentu
(unifikasi hukum). Seperti di Indonesia berlaku hukum nasional Indonesia, di
Malaysia berlaku hukum nasional Malaysia
3. Internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara dua negara atau
lebih. Seperti Hukum Perdata Internasiona, Hukum Perang

c. Berdasarkan Waktu yang Diaturnya


1. Hukum yang berlaku saat ini atau sekarang ini (Ius Constitutum) yang disebut
hukum positif
2. Hukum yang berlaku pada masa akan datang ( Ius Constituendem )
2. Hukum yang berlaku antarwaktu, yaitu hukum yang mengatur suatu peristiwa
yang menyangkut hukum yang berlaku saat ini dan hukum yang berlaku
masa lalu

d. Berdasarkan Pribadi yang Diaturnya


1. Hukum satu golongan, yaitu hukum yang mengatur dan hanya berlaku bagi
satu golongan tertentu
2. Hukum semua golongan, yaitu hukum yang mengatur dan berlaku bagi
semua golongan warga negara
3. Hukum antar golongan, yaitu hukum yang mengatur dua orang atau lebih
yang masing-masing pihak tunduk pada hukum yang berbeda
e. Berdasarkan Isi Masalah yang Diaturnya
1. Hukum Publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara warna negara
dan negara yang menyangkut kepentingan umum
2. Hukum Privat, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu
dengan yang lain dan bersifat pribadi

f. Berdasarkan Tugas dan Fungsinya


1. Hukum Material, yaitu hukum yang berisi perintah dan larangan (terdapat
dalam KUHP, KUHS, KUHD)
2. Hukum Formal, yaitu hukum yang berisi tentang tata cara melaksanakan dan
mempertahankan hukum material (terdapat dalam Hukum Acara Pidana,
Hukum Acara Perdata, Hukum Acara Dagang)

3. Sumber hukum

73
Secara umum, Sumber hukum dapat kita tinjau menjadi dua : sumber hukum
material dan sumber hukum formal

1. Sumber hukum material : dapat ditinjau dari pelbagai segi seperti ekonomi,
sosiologi dan lainnya
a. segi ekonomi : seorang ahli ekonomi akan mengatakan, bahwa kebutuhan-
kebutuhan ekonomi dalam masyarakat itulah yang menyebabkan timbulnya
hukum. Seperti hukum elastisitas (hukum permintaan dan penawaran)
b. segi sosiologi (ahli kemasyarakatan) :: akan mengatakan bahwa yang
menjadi sumber hukum, semua peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
masyarakat

2. Sumber – sumber hukum formal antara lain :


a. Undang – Undang (statute)
b. Kebiasaan (costum)
c. Keputusan – keputusan hakim ( yurisprudensi )
d. Traktat ( treaty )
e. Pendapat Sarjana Hukum (doktrin )

4. Tata hukum Indonesia


Tata Hukum Indonesia menurut Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 dapat
diuraikan sebagai berikut :
1) Undang – Undang Dasar 1945 : UUD 1945 merupakan hukum dasar
tertulis Negara Republik Indonesia, yang memuat garis-garis besar hukum
dalam penyelenggaraan Negara
2) Ketetapan MPR : Ketetapan MPR merupakan putusan MPR yang mengikat
kedalam dan keluar sebagai pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan
dalam sidang-sidang Majelis
3) Undang_Undang : Undang_undang dibuat oleh DPR bersama Presiden
(legeslatif) untuk melaksanakan UUD 1945 dan Ketetapan MPR Republik
Indonesia
4) Peraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang-Undang (PERPU) : PERPU
dibuat oleh Presiden dalam kondisi kepentingan yang memaksa dengan
ketentuan sebagai berikut :
 PERPU harus diajukan ke DPR pada persidangan yang berikut
 DPR dapat menerima atau menolak PERPU dengan tidak mengadakan
perubahan
 Jika ditolak DPR, PERPU itu harus dicabut
5) Peraturan Pemerintah (PP):
Peraturan Pemerintah dibuat oleh pemerintah untuk melaksanakan perintah
UU
6) Keputusan Presiden (Keppres):
Keputusan Presiden yang bersifat mengatur dibuat Presiden untuk
menjalankan fungsi dan tugasnya, yakni mengatur pelaksanaan administrasi
negara dan administrasi pemerintahan
7) Peraturan Daerah (Perda) :
Peraturan Daerah merupakan peraturan untuk melaksanakan aturan hukum di
atasnya dan menampung kondisi khusus dari daerah yang bersangkutan
Peraturan Daerah ada dua :
a. Peraturan Daerah Propinsi dibuat DPRD Propinsi dan Gubernur
b. Peraturan Daerah Kabupaten dibuat DPRD Kabupaten / Kota dan Bupati /
Wali Kota

E. PENDEKATAN, STRATEGI, METODE


1. Pendekatan

74
Menggunakan pendekatan pembelajaran Scientifik dengan menggabungkan
kemampuan siswa mengamati, menanya, mencoba dan membentuk
hubungan/jejaring sosial ( mengasosiasikan, mengkolaborasi dan
mengkomunikasikan )
2. Strategi : Diskoveri Inquari
3. Metode : Diskusi, Ceramah, Pemberian Tugas dan Tanya Jawab

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Buku Paket PKn Kelas X, Bambang Suteng dkk, ERLANGGA
2. Buku Paket PKn Kelas X, Retno Lestari, ESIS
3. LKS
4. LCD Proyektor
5. Buku Penunjang Yang Relevan
6. Spidol Dan White Board

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Diskripsi
Waktu
 Guru memberikan salam kepada peserta didik.
Kegiatan  Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses 10
Awal belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, Menit
presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan).
 Guru menyampaikan materi pokok “sistem hukum dalam NKRI”
dan memberi motivasi pentingnya materi tersebut dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus
dikuasaipara peserta didik.
 Peserta didik dibagi menjadi empat kelompok (kelompok I, II, III
dan IV )

Mengamati / Observing:
Kegiatan  Peserta didik membaca berbagai materi tentang pengertian 60
Inti sistem hukum dari berbagai literatur dan media cetak Menit
 Peserta didik mengamati pelaksanaan sistem hukum di
Indonesia

Menanya / Questioning
 Kelompok Imendikusikan dan merumuskan pengertian
sistem hukum
 Kelompok IImendiskusikan dan merumuskan penggolongan
hukum
 Kelompok IIImendiskusikan dan merumuskan sumber
hukum formal yang ada di Indonesia
 Kelompok IV mendiskusikan dan merumuskan tata hukum
Indonesia menurut Tap. MPR. No. III/MPR/2001

Komunikasi
 Setelah diskusi kelompok selesai, setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Kelompok Isebagai panel menyajikan tentang pengertian
sistem hukum, Kelompok lainnya mengajukan pertanyaan
atau komentar.
 Berikutnya kelompok II sebagai panel mempresentasikan
75
tentang penggolongan hukum, Kelompok lainnya
mengajukan pertanyaan dan komentar.
 Berikutnya kelompok III sebagai panel mempresentasikan
tentang sumber hukum formal yang ada di Indonesia,
Kelompok lainnya mengajukan pertanyaan dan komentar
 Berikutnya kelompok IV sebagai panel mempresentasikan
tentang tata hukum Indonesia menurut Tap. MPR. No.
III/MPR/2001, Kelompok lainnya mengajukan pertanyaan
dan komentar

Menalar /Asosiasi:
 Peserta didik menyimpulkan hasil dari kelompok masing-
masing
 Peserta didik mengolah hasil diskusi kelompok dalam bentuk
laporan individu

 Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang 20


Penutup telah didiskusikan. Menit
 Peserta didik ditanya apakah sudah memahami materi
tersebut.
 Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu
ini,misalnya menanyakan bagaimana tata hukum Indonesia
menurut Tap. MPR. No. III/MPR/2001 ?
 Sebagai refleksi guru memberikan kesimpulan tentang
pelajaran yang baru saja berlangsung serta menanyakan
kepada peserta didik apa manfaat yang dapat kita peroleh
setelah belajar topik ini.

H. PENILAIAN
1. Penilaian Kognitif, guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang
tidakmengulang pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini
mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa
2. Pembelajaran tindak lanjut
- Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai dengan petunjuk guru.
- Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
3. Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan pembelajaran yang
ingindicapai

Mengetahui Purwosari, 01 Desember 2013


Kepala UPT SMAN 1 Purwosari Guru Mata Pelajaran

Drs. HERU WAHYUDI, M.Pd. Dra. SUCIATI


NIP. 19631116 198903 1 008 NIP. 19641231 198903 2 060

76
LAMPIRAN !
SOAL:

NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR


1. Deskripsikanlah Sistem hukum merupakan suatu proses atau Betul :
pengertian sistem rangkaian hukum yang melibatkan berbagai alat 100
hukum ! kelengkapan hukum dan berbagai unsur yang
terdapat di dalamnya, mulai dari hukum itu dibuat,
diterapkan dan dipertahankan

2. Sebutkan dan 1. Tertulis, yaitu hukum yang dapat kita temui Betul :
jelaskan macam dalam bentuk tulisan dan dapat kita jumpai 1 = 50
hokum berdasarkan dalam berbagai peraturan negara (kodifikasi 2=100
wujudnya ! hukum), contohnya UUD 1945, Ketetapan MPR,
Undang-Undang dan peraturan lainnya yang
tertulis
2. Tidak Tertulis, yaitu hukum yang masih hidup
dan tumbuh dalam keyakinan masyarakat
tertentu (hukum adat). dan konvensi seperti
pidato kenegaraan setiap tanggal 16 Agustus

3. Sebutkan sumber- Sumber – sumber hukum formal antara lain : Betul :


sumber hokum formal! a. Undang – Undang (statute) 1 = 25
b. Kebiasaan (costum) 2 = 50
c. Keputusan – keputusan hakim( yurisprudensi ) 3 = 75
d. Traktat ( treaty ) 4=100
e. Pendapat Sarjana Hukum (doktrin )

Jumlah skor yang diperoleh siswa


Nilai = --------------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal

4. Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang
dilakukan oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik
berupa “komentar”, atau dalam bentuk pengamatan .

77
Lembar Pengamatan

Rubrik kegiatan Diskusi


Aspek Pengamatan
Meng- Mengharg
Nama Jumlah
No. Kerja Komuni Tole Keak ai Nilai Ket.
Siswa Skor
sama kasikan ransi tifan pendapat
pendapat teman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

Rubrik Penilaian Presentasi

Aspek Penilaian
Sistem Gesture Jumla
No Nama Kom Wa Kebe Ni Ke
matika Antu dan h
. Siswa unika wa rania lai t.
penyam sias penampi Skor
si san n
paian lan
1
2
3
4

Keterangan Skor :
78
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

FORMAT PENGAMATAN

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
(gotong royong,kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia

Tang-
Kerja
Jujur Disiplin gung Peduli
No Nama Siswa keras
jawab
a b c a b c a b c a b c a b c
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2


1. Jujur
79
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
2. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
3. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
4. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
5. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan

PEDOMAN PENILAIAN:
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN


DINAS PENDIDIKAN
UPT PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 PURWOSARI
Terakreditasi “A”
Jl. Pegadaian No.1B Purwosari Kab. Pasuruan Telp. (0343) 611067 Faks. 613831
e-mail : sman1purwosari@yahoo.co.id website : www.sman1purwosari.sch.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

80
NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURWOSARI
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS / SEMESTER :X/2
MATERI POKOK : SISTEM PERADILAN DI INDONESIA
ALOKASI WAKTU : 2 X 45 MENIT

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Kompetensi Dasar
4.5. Menyaji hasil telaah sistem hukum dan peradilan nasional dalam lingkup NKRI

Indikator
4.5.1. Mengklasifikasikan lembaga peradilan dan tingkatan lembaga peradilan
4.5.2. Menganalisis fungsi lembaga peradilan
4.5.3. Mengalisis wewenang lembaga peradilan
4.5.4. Mengidentifikasikan dasar hukum peradilan nasional

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada saat dan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan cara berdiskusi dengan
teman sejawat dan mendengar penjelasan guru, siswa diharapkan :
1. Dapat mengklasifikasikan lembaga peradilan dan tingkatan lembaga peradilan
2. Dapat menganalisis fungsi lembaga peradilan
3. Dapat menganalisis wewenang lembaga peradilan
4. Dapat Mengidentifikasikan dasar hukum peradilan nasional
D. MATERI PEMBELAJARAN
Lembaga Peradilan
 Perangkat atau alat kelengkapan lembaga peradilan

Bagan atau skema Lembaga Peradilan yang ada di Indonesia :

Mahkamah Agung

Pengadilan Tinggi Pengadilan Tinggi Pengadilan Tinggi PengadilanTinggi


Umum / Sipil Agama Militer Tata Usaha Negara

Pengadilan Negeri Pengadilan Pengadilan Pengadilan


81
Umum / Sipil Agama Militer Tata Usaha Negara

 Klasifikasi lembaga peradilan

1) Pengadilan Sipil :
a. Pengadilan Umum :
- Pengadilan Negeri
- Pengadilan Tinggi
- Mahkamah Agung
b. Pengadilan Khusus
- Pengadilan Agama
- Pengadilan Adat
- Pengadilan Tata Usaha Negara (Administrasi Negara)

2) Pengadilan Militer :
b. Pengadilan Tentara
c. Pengadilan Tentara Tinggi
d. Pengadilan Tentara Agung

 Tingkatan lembaga peradilan


Tingkatan lembaga peradilan di Indonesia sebagai berikut :
1) Pengadilan Tingkat Pertama
Pengadilan Tingkat Pertama untuk Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama,
Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan Militer berkedudukan di daerah
tingkat Kabupaten / Kota

2) Pengadilan Tingkat Kedua


Pengadilan tingkat kedua disebut juga Pengadilan Tinggi yang dibentuk dengan
Undang-Undang. Daerah hukum Pengadilan Tingkat Kedua (Pengadilan Tinggi)
berkedudukan di ibu kota Provinsi

3) Pengadilan Tingkat Ketiga


Mahkamah Agung sebagai pemegang pengadilan negara tertinggi,
berkedudukan di ibu kota Negara Republik Indonesia atau dilain tempat yang
ditetapkan oleh Presiden. Tiap-tiap bidang dipimpin oleh seorang Ketua Muda
yang dibantu oleh beberapa Hakim Anggota

 Peranan lembaga peradilan

1) Lembaga Peradilan Tingkat Pertama (Pengadilan Negeri )


Fungsi Pengadilan Tingkat Pertama : memeriksa tentang sah atau tidaknya
suatu penangkapan atau penahanan oleh pihak Kepolisian atau Kejaksaan yang
diajukan oleh tersangka, keluarganya atau oleh kuasa hukumnya kepada Ketua
Pengadilan dengan menyebutkan alasan-alasannya

Wewenang Pengadilan Tingkat Pertama : memeriksa dan memutuskan sesuai


dengan ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang, khusus tentang :
a. sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau
penghentian tuntutan
b. ganti kerugian dan / atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkaranya
dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan

2) Lembaga Peradilan Tingkat Kedua (Pengadilan Tinggi)


Pengadilan tingkat kedua disebut juga Pengadilan Tinggi yang dibentuk dengan
Undang-Undang. Daerah hukum Pengadilan Tingkat Kedua (Pengadilan Tinggi)
berkedudukan di ibu kota Provinsi

Fungsi Pengadilan Tingkat Kedua :


a. Memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir sengketa wewenang
mengadili antar Pengadilan Negeri di dalam wilayah hukum kerjanya (dalam
satu Provinsi)
b. Memberi pimpinan kepada Pengadilan Negeri di dalam daerah hukumnya

82
c. Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di dalam daerah
hukumnya dan menjaga supaya peradilan itu diselenggarakan dengan
seksama dan sewajarnya
d. Perbuatan Hakim Pengadilan Negeri di dalam daerah hukumnya diawasi
dengan teliti oleh Pengadilan Tinggi
e. Untuk kepentingan negara dan keadilan, Pengadilan Tinggi dapat memberi
peringatan, tegoran dan petunjuk yang dipandang perlu kepada Pengadilan
Negeri dalam daerah hukumnya

Wewenang Pengadilan Tingkat Kedua :


a. untuk memerintahkan pengiriman berkas-berkas perkara dan surat-surat
untuk memberi penilaian tentang kecakapan dan kerajinan para hakim.
Sebagai catatan.
b. Mengadili perkara yang diputus oleh pengadilan negeri dalam daerah
hukumnya yang dimintakan banding

3) Lembaga Peradilan Tingkat Ketiga atau Kasasi (Mahkamah Agung)

Fungsi Pengadilan Tingkat Ketiga atau Kasasi ( Mahkamah Agung ) :


a. Sebagai puncak semua peradilan dan sebagai pengadilan tertinggi untuk
semua lingkungan peradilan dan memberi pimpinan kepada pengadilan-
pengadilan yang bersangkutan
b. Melakukan pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilan di semua
lingkungan peradilan di seluruh Indonesia dan menjaga supaya peradilan
diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya
c. Mengawasi dengan cermat semua perbuatan-perbuatan para hakim di semua
lingkungan peradilan
d. Untuk kepentingan negara dan keadilan. Mahkamah Agung memberi
peringatan, teguran dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan surat
tersendiri maupun dengan surat edaran

 Dasar hukum Lembaga Peradilan nasional


Dalam bidang kekuasaan kehakiman, pasal 27 ayat 1 UUD 1945 tersebut
selanjutnya dibuatkan pasal-pasal tersendiri di dalam UUD 1945 seperti pasal 24,
24 A, 24 B, 24 C, 25 dan dijabarkan ke dalam beberapa produk perundang-
undangan diantaranya :
1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-Pokok Kekuasaan
Kehakiman , jo Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok
Kekuasaan Kehakiman jo Undang-Undang No 4 Tahun 2004
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
(PTUN)
4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentan Peradilan Hak Azasi Manusia

E. PENDEKATAN, STRATEGI, METODE


 Pendekatan
Menggunakan pendekatan pembelajaran Scientifik dengan menggabungkan
kemampuan siswa mengamati, menanya, mencoba dan membentuk
hubungan/jejaring sosial ( mengasosiasikan, mengkolaborasi dan
mengkomunikasikan )
 Strategi : Diskoveri Inquari
 Metode : Diskusi, Ceramah, Pemberian Tugas dan Tanya Jawab

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Buku Paket PKn Kelas X, Bambang Suteng dkk, ERLANGGA
2. Buku Paket PKn Kelas X, Retno Lestari, ESIS
3. LKS
4. LCD Proyektor
5. Buku Penunjang Yang Relevan

83
6. Spidol Dan White Board

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Diskripsi
Waktu
 Guru memberikan salam kepada peserta didik.
Kegiatan  Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses 10
Awal belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, Menit
presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan).
 Guru menyampaikan materi pokok “ sistem peradilan di
Indonesia” dan memberi motivasi pentingnya materi tersebut
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus
dikuasaipara peserta didik.
 Peserta didik dibagi menjadi empat kelompok (kelompokI, II, III
dan IV )

Kegiatan Mengamati / Observing: 60


Inti  Peserta didik membaca berbagai materi tentang sistem Menit
peradilan di Indonesia dari berbagai literatur dan media cetak
 Peserta didik mengamati pelaksanaan sistem sistem peradilan
di Indonesiadari berbagai literatur dan media cetak

Menanya / Questioning
 Kelompok I mengklasifikasikan lembaga peradilan dan
tingkatan lembaga peradilan di Indonesia
 Kelompok II mendiskusikan dan merumuskan fungsi
lembaga peradilan
 Kelompok III mendiskusikan dan merumuskan wewenang
lembaga peradilan
 Kelompok IV mendiskusikan dan merumuskan dasar
hukum peradilan nasional

Komunikasi
 Setelah diskusi kelompok selesai, setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Kelompok I sebagai panel menyajikan tentang lembaga
peradilan dan tingkatan lembaga peradilan di Indonesia,
Kelompok lainnya mengajukan pertanyaan atau komentar.
 Berikutnya kelompok II sebagai panel mempresentasikan
tentang fungsi lembaga peradilan, Kelompok lainnya
mengajukan pertanyaan dan komentar.
 Berikutnya kelompok III sebagai panel mempresentasikan
tentang wewenang lembaga peradilan, Kelompok lainnya
mengajukan pertanyaan dan komentar
 Berikutnya kelompok IV sebagai panel mempresentasikan
tentang dasar hokum peradilan nasional, Kelompok lainnya
mengajukan pertanyaan dan komentar

Menalar /Asosiasi:
84
 Peserta didik menyimpulkan hasil dari kelompok masing-
masing
 Peserta didik mengolah hasil diskusi kelompok dalam bentuk
laporan individu

 Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang 20


Penutup telah didiskusikan. Menit
 Peserta didik ditanya apakah sudah memahami materi
tersebut.
 Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu
ini,misalnya menanyakan bagaimana pelaksanaan sistem
peradilan di Indonesia ?
 Sebagai refleksi guru memberikan kesimpulan tentang
pelajaran yang baru saja berlangsung serta menanyakan
kepada peserta didik apa manfaat yang dapat kita peroleh
setelah belajar topik ini.

H. PENILAIAN
 Penilaian Kognitif, guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang
tidakmengulang pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini
mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa
 Pembelajaran tindak lanjut
- Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai dengan petunjuk guru.
- Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
 Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan pembelajaran yang
ingindicapai

Mengetahui Purwosari, 01 Desember 2013


Kepala UPT SMAN 1 Purwosari Guru Mata Pelajaran

Drs. HERU WAHYUDI, M.Pd. Dra. SUCIATI


NIP. 19631116 198903 1 008 NIP. 19641231 198903 2 060

85
LAMPIRAN !
SOAL:

NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR


1. Deskripsikanlah fungsi Fungsi Pengadilan Tingkat Pertama : memeriksa Betul :
pengadilan tingkat tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan 100
pertama ! atau penahanan oleh pihak Kepolisian atau
Kejaksaan yang diajukan oleh tersangka,
keluarganya atau oleh kuasa hukumnya kepada
Ketua Pengadilan dengan menyebutkan alasan-
alasannya

2. Sebutkan wewenang Wewenang Pengadilan Tingkat Pertama : Betul :


pengadilan tingkat memeriksa dan memutuskan sesuai dengan 1 = 50
pertama ! ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang, 2=100
khusus tentang :
a. sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,
penghentian penyidikan atau penghentian
tuntutan
b. ganti kerugian dan / atau rehabilitasi bagi
seseorang yang perkaranya dihentikan pada
tingkat penyidikan atau penuntutan

3. Sebutkan dasar 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 Betul :


hukum lembaga tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman , 1 = 20
peradilan nasional ! jo Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999 2 = 40
tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman 3 = 60
jo Undang-Undang No 4 Tahun 2004
4 = 80
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
tentang Mahkamah Agung 5=100
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN)
4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang
Peradilan Umum
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000
tentang Peradilan Hak Azasi Manusia

Jumlah skor yang diperoleh siswa


Nilai = --------------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal

 Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang
dilakukan oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik
berupa “komentar”, atau dalam bentuk pengamatan .

86
Lembar Pengamatan

Rubrik kegiatan Diskusi


Aspek Pengamatan
Meng- Mengharg
Nama Jumlah
No. Kerja Komuni Tole Keak ai Nilai Ket.
Siswa Skor
sama kasikan ransi tifan pendapat
pendapat teman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

Rubrik Penilaian Presentasi

Aspek Penilaian
Sistem Gesture N
Nama Jumlah Ket
No. Komuni matika Wawa Kebe Antu dan i
Siswa Skor .
kasi penyam san ranian sias penampi lai
paian lan
1
2
3
4

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
87
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

FORMAT PENGAMATAN

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
(gotong royong,kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia

Tang-
Kerja
Jujur Disiplin gung Peduli
No Nama Siswa keras
jawab
a b c a b c a b c a b c a b c
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2


1. Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
2. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
3. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
88
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
4. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
5. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan

PEDOMAN PENILAIAN:
a. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
b. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN


DINAS PENDIDIKAN
UPT PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 PURWOSARI
Terakreditasi “A”
Jl. Pegadaian No.1B Purwosari Kab. Pasuruan Telp. (0343) 611067 Faks. 613831
e-mail : sman1purwosari@yahoo.co.id website : www.sman1purwosari.sch.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURWOSARI


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS / SEMESTER :X/2
MATERI POKOK : PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN
ALOKASI WAKTU : 2 X 45 MENIT

89
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Kompetensi Dasar
3.6. Menganalisis kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga
negara

Indikator
4.6.1. Mengklasifikasikan contoh kasus pelanggaran hak
4.6.2. Menganalisis hubungan pelanggaran hak dengan penanganan pelanggaran
hak yang berbeda-beda pada kasus yang sama
4.6.3. Mengklasifikasikan contoh kasus pengingkaran kewajiban
4.6.4. Menganalisis hubungan antara kasus pengingkaran kewajiban dengan rasa
tanggungjawab pribadi

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada saat dan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan cara berdiskusi dengan
teman sejawat dan mendengar penjelasan guru, siswa diharapkan :
1. Dapat mengklasifikasikan contoh kasus pelanggaran hak
2. Dapat menganalisis hubungan pelanggaran hak dengan penanganan pelanggaran
hak yang berbeda-beda pada kasus yang sama
3. Dapat mengklasifikasikan contoh kasus pengingkaran kewajiban
4. Dapat menganalisis hubungan antara kasus pengingkaran kewajiban dengan rasa
tanggungjawab pribadi

D. MATERI PEMBELAJARAN

Bentuk Pelanggaran Hak Warga Negara


Yang termasuk pelanggaran hak warga negara menurut UU yaitu:
a. Penangkapan dan penahanan seseorang demi menjaga stabilitas, tanpa
berdasarkan hukum.
b. Pengeterapan budaya kekerasan untuk menindak warga masyarakat yang
dianggap ekstrim yang dinilai oleh pemerintah mengganggu stabilitas keamanan
yang akan membahayakan kelangsungan pembangunan.
c. Pembungkaman kebebasan pers dengan cara pencabutan SIUP, khususnya
terhadap pers yang dinilai mengkritisi kebijakan pemerintah, dengan dalih
mengganggu stabilitas keamanan.
d. Menimbulkan rasa ketakutan masyarakat luas terhadap pemerintah, karena takut
dicurigai sebagai oknum pengganggu stabilitas atau oposan pemerintah (ekstrim),
hilangnya rasa aman demikian ini merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak
asasi warga negara.
90
e. Pembatasan hak berserikat dan berkumpul serta menyatakan pendapat, karena
dikhawatirkan akan menjadi oposan terhadap pemerintah.

Bentuk Pengingkaran Kewajiban Warga Negara berdasar Undang-undang.


Pengingkaran kewajiban warga negara berdasar Undang-undang dapat dilihat dari
perilaku warga negara yang tidak melaksanakan kewajibannya dalam rangka :
1. menjunjung tinggi hukum (peraturan perundangan) dan pemerintahan
2. pembelaan negara
3. menghormati hak azasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
4. tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak
dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis
5. ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
6. mengikuti pendidikan dasar
7. membayar pajak
8. memelihara fasilitas umum
9. menjaga nama baik keluarga, masyarakat, bangsa dan negara
10. Setia dan cinta terhadap Pancasila, UUD 1945, Bangsa dan Negara
11. bekerja untuk kelangsungan hidupnya
12. mengutamakan persatuan dan kesatuan di atas kepentingan pribadi dan
golongannya
13. memberikan suara dalam pemilihan umum
14. menjalankan ibadah agama
15. menjaga toleransi beragama
16. menjadi saksi dalam persidangan pengadilan
17. belajar dan terus menuntut ilmu dan teknologi untuk masa depan

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk penegakan
pelaksanaan hak dan kewajiban negara terhadap hak-hak dasar warga negara:
1. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
2. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif.
3. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antar kelompok atau golongan warga
negara agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat
masing-masing.
4. Memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi.

E. PENDEKATAN, STRATEGI, METODE


1. Pendekatan
Menggunakan pendekatan pembelajaran Scientifik dengan menggabungkan
kemampuan siswa mengamati, menanya, mencoba dan membentuk
hubungan/jejaring sosial ( mengasosiasikan, mengkolaborasi dan
mengkomunikasikan )
2. Strategi : Diskoveri Inquari
3. Metode : Diskusi, Ceramah, Pemberian Tugas dan Tanya Jawab

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Buku Paket PKn Kelas X, Bambang Suteng dkk, ERLANGGA
2. Buku Paket PKn Kelas X, Retno Lestari, ESIS
3. LKS
4. LCD Proyektor
5. Buku Penunjang Yang Relevan
6. Spidol Dan White Board

91
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Diskripsi
Waktu
 Guru memberikan salam kepada peserta didik.
Kegiatan  Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses 10
Awal belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, Menit
presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan).
 Guru menyampaikan materi pokok “pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban” dan memberi motivasi pentingnya
materi tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus
dikuasaipara peserta didik.
 Peserta didik dibagi menjadi empat kelompok (kelompokI, II, III
dan IV )

Kegiatan Mengamati / Observing: 60


Inti  Peserta didik membaca berbagai materi tentang pelanggaran Menit
hak dan pengingkaran kewajiban dari berbagai literatur dan
media cetak
 Peserta didik mengamati pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban yang terjadi di masyarakat

Menanya / Questioning
 Kelompok Imengklasifikasikan contoh kasus pelanggaran hak
 Kelompok II mendiskusikan dan merumuskan hubungan
pelanggaran hak dengan penanganan pelanggaran hak yang
berbeda-beda pada kasus yang sama
 Kelompok IIImendiskusikan dan merumuskan contoh kasus
pengingkaran kewajiban
 Kelompok IV mendiskusikan dan merumuskan hubungan
antara kasus pengingkaran kewajiban dengan rasa
tanggungjawab pribadi
Komunikasi
 Setelah diskusi kelompok selesai, setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok I
sebagai panel menyajikan tentang contoh kasus pelanggaran
hak, Kelompok lainnya mengajukan pertanyaan atau komentar.
 Berikutnya kelompok II sebagai panel mempresentasikan
tentang hubungan pelanggaran hak dengan penanganan
pelanggaran hak yang berbeda-beda pada kasus yang sama,
Kelompok lainnya mengajukan pertanyaan dan komentar.
 Berikutnya kelompok III sebagai panel mempresentasikan
tentang contoh kasus pengingkaran kewajiban, Kelompok
lainnya mengajukan pertanyaan dan komentar
 Berikutnya kelompok IV sebagai panel mempresentasikan
tentang hubungan antara kasus pengingkaran kewajiban
dengan rasa tanggungjawab pribadi, Kelompok lainnya
mengajukan pertanyaan dan komentar

Menalar /Asosiasi:
 Peserta didik menyimpulkan hasil dari kelompok masing-
masing
92
 Peserta didik mengolah hasil diskusi kelompok dalam bentuk
laporan individu

 Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang 20


Penutup telah didiskusikan. Menit
 Peserta didik ditanya apakah sudah memahami materi
tersebut.
 Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu
ini,misalnya menanyakan bagaimana contoh kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban di Indonesia ?
 Sebagai refleksi guru memberikan kesimpulan tentang
pelajaran yang baru saja berlangsung serta menanyakan
kepada peserta didik apa manfaat yang dapat kita peroleh
setelah belajar topik ini.

H. PENILAIAN
 Penilaian Kognitif, guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang
tidakmengulang pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini
mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa
 Pembelajaran tindak lanjut
- Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai dengan petunjuk guru.
- Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
 Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai

Mengetahui Purwosari, 01 Desember 2013


Kepala UPT SMAN 1 Purwosari Guru Mata Pelajaran

Drs. HERU WAHYUDI, M.Pd. Dra. SUCIATI


NIP. 19631116 198903 1 008 NIP. 19641231 198903 2 060

93
LAMPIRAN !
SOAL:

NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR


1. Sebutkan contoh a. Penangkapan dan penahanan seseorang demi Betul :
kategori pelanggaran menjaga stabilitas, tanpa berdasarkan hukum. 1 = 50
hak menurut Undang- b. Pengeterapan budaya kekerasan untuk 2=100
undang ! menindak warga masyarakat yang dianggap
ekstrim yang dinilai oleh pemerintah
mengganggu stabilitas keamanan yang akan
membahayakan kelangsungan pembangunan.

2. Sebutkan 5 contoh 1. menjunjung tinggi hukum (peraturan Betul :


kewajiban warga perundangan) dan pemerintahan 1 = 20
negara ! 2. pembelaan negara 2 = 40
3. menghormati hak azasi manusia orang lain 3 = 60
dalam tertib kehidupan bermasyarakat, 4 = 80
berbangsa dan bernegara 5=100
4. ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara
5. mengikuti pendidikan dasar

3. Deskripsikan 1. Meningkatkan profesionalisme lembaga Betul :


beberapa cara yang keamanan dan pertahanan negara. 1 = 25
dapat digunakan 2. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, 2 = 50
untuk penegakan dan tidak diskriminatif. 3 = 75
pelaksanaan hak dan 3. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antar 4=100
kewajiban negara kelompok atau golongan warga negara agar
terhadap hak-hak mampu saling memahami dan menghormati
dasar warga negara! keyakinan dan pendapat masing-masing.
4. Memperkuat dan melakukan konsolidasi
demokrasi.

Jumlah skor yang diperoleh siswa


Nilai = --------------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal

 Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang
dilakukan oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik
berupa “komentar”, atau dalam bentuk pengamatan .

LAMPIRAN !
SOAL:
94
NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR
1. Deskripsikanlah fungsi Fungsi Pengadilan Tingkat Pertama : memeriksa Betul :
pengadilan tingkat tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan 100
pertama ! atau penahanan oleh pihak Kepolisian atau
Kejaksaan yang diajukan oleh tersangka,
keluarganya atau oleh kuasa hukumnya kepada
Ketua Pengadilan dengan menyebutkan alasan-
alasannya

2. Sebutkan wewenang Wewenang Pengadilan Tingkat Pertama : Betul :


pengadilan tingkat memeriksa dan memutuskan sesuai dengan 1 = 50
pertama ! ketentuan yang diatur di dalam Undang-Undang, 2=100
khusus tentang :
c. sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,
penghentian penyidikan atau penghentian
tuntutan
d. ganti kerugian dan / atau rehabilitasi bagi
seseorang yang perkaranya dihentikan pada
tingkat penyidikan atau penuntutan

3. Sebutkan dasar 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 Betul :


hukum lembaga tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman , 1 = 20
peradilan nasional ! jo Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999 2 = 40
tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman 3 = 60
jo Undang-Undang No 4 Tahun 2004
4 = 80
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985
tentang Mahkamah Agung 5=100
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN)
4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang
Peradilan Umum
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000
tentang Peradilan Hak Azasi Manusia

Jumlah skor yang diperoleh siswa


Nilai = --------------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal

 Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang
dilakukan oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik
berupa “komentar”, atau dalam bentuk pengamatan .

Lembar Pengamatan
Rubrik kegiatan Diskusi
Aspek Pengamatan
Meng- Mengharg
Nama Jumlah
No. Kerja Komuni Tole Keak ai Nilai Ket.
Siswa Skor
sama kasikan ransi tifan pendapat
pendapat teman
1

95
Aspek Pengamatan
Meng- Mengharg
Nama Jumlah
No. Kerja Komuni Tole Keak ai Nilai Ket.
Siswa Skor
sama kasikan ransi tifan pendapat
pendapat teman
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

Rubrik Penilaian Presentasi

Aspek Penilaian
Sistem Gesture N
Nama Jumlah Ket
No. Komuni matika Wawa Kebe Antu dan i
Siswa Skor .
kasi penyam san ranian sias penampi lai
paian lan
1
2
3
4

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

96
FORMAT PENGAMATAN

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
(gotong royong,kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia

Tang-
Kerja
Jujur Disiplin gung Peduli
No Nama Siswa keras
jawab
a b c a b c a b c a b c a b c
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2


1 Jujur
d. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
e. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
2. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
3. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
4. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan

97
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
5. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan

PEDOMAN PENILAIAN:
c. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
d. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN


DINAS PENDIDIKAN
UPT PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 PURWOSARI
Terakreditasi “A”
Jl. Pegadaian No.1B Purwosari Kab. Pasuruan Telp. (0343) 611067 Faks. 613831
e-mail : sman1purwosari@yahoo.co.id website : www.sman1purwosari.sch.id

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 PURWOSARI


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS / SEMESTER :X/2
MATERI POKOK : ANCAMAN TERHADAP NEGARA INDONESIA DAN
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
ALOKASI WAKTU : 2 X 45 MENIT

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
98
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Kompetensi Dasar
3.7. Menganalisis indikator ancaman terhadap negara dalam membangun integrasi
nasional dengan bingkai Bhineka Tunggal Ika

Indikator

4.7.1. Menyebutkan arti dan pentingnya berintegrasi


4.7.2. Mengidentifikasi jenis ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam
membangun integrasi
4.7.3. Mengklasifikasikan contoh kasus ancaman terhadap negara Indonesia dalam
bingkai Bhineka Tunggal Ika
4.7.4. Menganalisis bentuk kesadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks sejarah
dan geopolitik Indonesia.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada saat dan setelah mengikuti proses pembelajaran dengan cara berdiskusi dengan
teman sejawat dan mendengar penjelasan guru, siswa diharapkan :
1. Dapat menjelaskan arti dan pentingnya berintegrasi
2. Dapat mengidentifikasi jenis ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam
membangun integrasi
3. Dapat mengklasifikasikan contoh kasus ancaman terhadap negara Indonesia dalam
bingkai Bhineka Tunggal Ika
4. Dapat menganalisis bentuk-bentuk kesadaran berbangsa dan bernegara dalam
konteks sejarah dan geopolotik Indonesia

D. MATERI PEMBELAJARAN
 Integrasi bangsa artinya proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
masyarakat kedalam satu wilayah negara dengan satu semangat kebangsaan.
Integrasi bangsa dilakukan oleh bangsa Indonesia karena :
- Penjajah tidak pernah memikirkan untuk membangun kesetiaan rakyat kepada
bangsa dan wilayahnya
- Bangsa Indonesia sebelumnya memiliki suku bangsa yang masing masing
memiliki rasa kebangsaan sendiri.
Integrasi bangsa pada dasarnya adalah membangun dan menumbuhkan perasaan
satu bangsa satu negara pada seluruh rakyat di dalamnya
Bangsa Indonesia membangun semangat kebangsaan diawali pada masa
kebangkitan nasional 1908, yakni dengan mendirikan berbagai organisasi
pergerakan nasional, penumbuhan semangat kebangsaan Indonesia dilalui dengan
tahapan masa perintis, penegas, pencoba dan masaa pendobrak

 Berbagai jenis ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam


membangun integrasi
Menurut Undang-Undang No.34 Tahun 2004 ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa antara lain sebagai berikut :
a. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenab bangsa, dalam
bentuk :

99
 Invasi berupa penggunaan kekuatan bersenjata
 Bombardemen berupa penggunaan senjata lainnya
 Blokade pelabuhan, pantai, wilayah udara, atau seluruh wilayah NKRI
 Serangan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat, laut dan udara
 Keberadaan atau tindakan unsur kekuatan bersenjata asing dalam wilayah
NKRI yang bertentangan dengan ketentuan atau perjanjian yang telah
disepakati
 Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran untuk melakukan
tindakan kekerasan di wilayah NKRI
 Tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan wilayahnya oleh
negara lain untuk melakukan agresi terhadap NKRI
b. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain
c. Pemberontakan bersenjata, yaitu suatu gerakan bersenjata untuk melawan
pemerintah yang sah
d. Sabotase dari pihak tertentu untuk merusak instalasi penting dan obyek vital
nasional
e. Spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan
rahasia militer
f. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh teroris internasional atau bekerjasama
dengan teroris dalam negeri atau oleh teroris dalam negeri
g. Ancaman keamanan di luar atau udara yurisdiksi nasional Indonesia, yang
dilakukan pihak-pihak tertentu dapat berupa :
 Pembajakan atau perompakan
 Penyelundupan senjata, amunisi, dan bahan peledakatau bahan lain yang
dapat membahayakan keselamatan bangsa
 Penangkapan ikan secara ilegal atau pencurian kekayaan di laut.
h. Konflik komunal yang terjadi antar kelompok masyarakat yang dapat
membahayakan keselamatan bangsa

 Klasifikasi kasus ancaman terhadap negara Indonesia dalam bingkai Bhineka


Tunggal Ika
Menurut Buku Putih Pertahanan Tahun 2008, ancaman yang membahayakan
keamanan dan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara ada dua, yakni
ancaman militer dan non militer.
a. Ancaman Militer
Ancaman militer adalah ancaman dengan menggunakan kekuatan bersenjata
yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan
kedaulatan negara,keutuhan wilayah negara,dan keselamatan segenap bangsa
Ancaman militer dalam bentuk : agresi, pelanggaran wilayah, pemberontakan
bersenjata, sabotase, spionase, teroris dan sebagainya.
b. Ancaman non militer
 Ancaman yang berdimensi idiologi, contoh gerakan kelompok radikal sebagai
salah satu ancaman nyata. Motif yang melatar belakangi gerakan-gerakan
tersebut dapat berupa dalih agama, etnik, atau kepentingan rakyat.
 Ancaman yang berdimensi politik, bersumber dari luar dan dari dalam negeri
Contoh dari luar negeri dapat berbentuk tekanan politik oleh negara lain
terhadap indonesia, intimidasi, atau blokade politik, sedangkan dari dalam
negeri contohnya dengan menggunakan kekuatan berupa mobilisasi massa
untuk menumbangkan pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang
kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah. Sparatisme.
 Ancaman berdimensi ekonomi, dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
a. Secara internal, berupa inflasi dan pengangguran yang cukup tinggi,
infrastruktur yang tidak memadai, penetapan sistem ekonomi yang belum
jelas, ketimpangan distribusi pendapatan dan ekonomi biaya tinggi.
b. Secara eksternal, indikator kinerja ekonomi yang buruk, daya saing rendah,
ketidaksiapan menghadapi era globalisasi,dan sebagainya
 Ancaman yang berdimensi sosial budaya. Contoh adanya isu-isu kemiskinan,
kebodohan, keterbelakangan dan ketidak adilan yang dapat memicu
timbulnya konflik antar suku,.ras, agama dan sebagainya..
 Ancaman berdimensi tekhnologi dan informasi, munculnya kejahatan yang
memanfaatkan kemajuan iptek, contoh kejahatan cyber, dan kejahatan
perbankan

100
 Bentuk-bentuk kesadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks sejarah
dan geopolotik Indonesia
Penumbuhan kesadaran dan semangat kebangsaan Indonesia dilalui dengan tahap-
tahap sebagai berikut :
 Masa perintis adalah masa mulai dirintisnya semangat kebangsaan melalui
pembentukan organisasi-organisasi pergerakan. Masa ini ditandai dengan
munculnya pergerakan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Kelahiran
Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
 Masa Penegas adalah masa mulai ditegaskannya semangat kebangsaan
pada diri bangsa Indonesia yang ditandai dengan peristiwa sumpah pemuda
tanggal 28 Oktober 1928. Dengan Sumpah Pemuda, masyarakat Indonesia
yang beraneka ragam tersebut menyatakan diri sebagai satu bangsa yang
memiliki satu Tanah Air, satu bangsa dan satu bahasa yaitu Indonesia.
 Masa Pencoba, bangsa Indonesia melalui organisasi pergerakan
mencobameminta kemerdekaan dari Belanda. Organisasi-organisasi
pergerakan yang tergabung dalam GAPI ( Gabungan Politik Indonesia) tahun
1938 mengusulkan Indonesia Berparlemen, namun perjuangan menuntut
Indonesia merdeka tersebut tidak berhasil.
 Masa Pendobrak, pada masa tersebut semangat dan gerakan nasionalisme
Indonesia telah berhasil mendobrak belenggu penjajahan dan menghasilkan
kemerdekaan bangsa Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17
Agustus 1945. Sejak saat itu bangsa Indonesia menjadi bangsa merdeka,
bebas dan sederajat dengan bangsa lain. Nasionalisme telah mendasari bagi
pembentukan negara kebangsaan Indonesia modern.

E. PENDEKATAN, STRATEGI, METODE


1. Pendekatan
Menggunakan pendekatan pembelajaran Scientifik dengan menggabungkan
kemampuan Siswa mengamati, menanya, mencoba dan membentuk
hubungan/jejaring sosial ( mengasosiasikan, mengkolaborasi dan
mengkomunikasikan )
2. Strategi : Diskoveri Inquari
3. Metode : Diskusi, Ceramah, Pemberian Tugas dan Tanya Jawab

F. MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


1. Buku Paket PKn Kelas X, Bambang Suteng dkk, ERLANGGA
2. Buku Paket PKn Kelas X, Retno Lestari, ESIS
3. LKS
4. LCD Proyektor
5. Buku Penunjang Yang Relevan
6. Spidol Dan White Board

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Diskripsi
Waktu
 Guru memberikan salam kepada peserta didik.
Kegiatan  Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses 10
Awal belajar mengajar (kerapian dan kebersihan ruang kelas, Menit
presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang
diperlukan).
 Guru menyampaikan materi pokok “ancaman terhadap negara
Indonesia dan kesadaran berbangsa dan bernegara” dan
memberi motivasi pentingnya materi tersebut dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
 Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi yang harus
dikuasaipara peserta didik.
 Peserta didik dibagi menjadi empat kelompok (kelompok I, II, III
101
dan IV )

Mengamati / Observing:
Kegiatan  Peserta didik membaca berbagai materi tentang ancaman 60
Inti terhadap negara Indonesia dan kesadaran berbangsa dan Menit
bernegara dari berbagai literatur dan media cetak
 Peserta didik mengamati ancaman terhadap negara Indonesia
dan kesadaran berbangsa dan bernegara dari berbagai literatur
dan media cetak

Menanya / Questioning
 Kelompok I mendiskripsikan arti pentingnya membangun
integrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
 Kelompok II mengidentifikasi jenis ancaman , hambatan,
tantangan dan gangguan dalam upaya membangun integrasi
 Kelompok III mendiskusikan dan merumuskan contoh kasus
ancaman terhadap negara Indonesia dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
 Kelompok IV mendiskusikan dan merumuskan bentuk-bentuk
kesadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks sejarah
dan geopolotik Indonesia

Komunikasi
 Setelah diskusi kelompok selesai, setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok I
sebagai panel menyajikan tentang arti pentingnya membangun
integrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
Kelompok lainnya mengajukan pertanyaan atau komentar.
 Berikutnya kelompok II sebagai panel mempresentasikan
tentang jenis ancaman, hambatan, tantangan dan gangguan
dalam membangun integrasi. Kelompok lainnya mengajukan
pertanyaan dan komentar.
 Berikutnya kelompok III sebagai panel mempresentasikan
tentang contoh kasus ancaman terhadap negara Indonesia
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, Kelompok lainnya
mengajukan pertanyaan dan komentar
 Berikutnya kelompok IV sebagai panel mempresentasikan
tentang bentuk kesadaran berbangsa dan bernegara dalam
konteks sejarah dan geopolitik Indonesia, Kelompok lainnya
mengajukan pertanyaan dan komentar

Menalar /Asosiasi:
 Peserta didik menyimpulkan hasil dari kelompok masing-
masing
 Peserta didik mengolah hasil diskusi kelompok dalam bentuk
laporan individu

 Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang materi yang 20


Penutup telah didiskusikan. Menit
 Peserta didik ditanya apakah sudah memahami materi
tersebut.
 Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu
ini,misalnya menanyakan bagaimana contoh kasus ancaman
102
bagi bangsa Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika ?
 Sebagai refleksi guru memberikan kesimpulan tentang
pelajaran yang baru saja berlangsung serta menanyakan
kepada peserta didik apa manfaat yang dapat kita peroleh
setelah belajar topik ini.

H. PENILAIAN
 Penilaian Kognitif, guru melakukan post-tes dengan membuat pertanyaan yang tidak
mengulang pengalaman belajar. Penilaian di dalam pembelajaran ini mengutamakan
penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa
 Pembelajaran tindak lanjut
- Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai dengan petunjuk guru.
- Dikumpulkan dalam waktu 1 minggu
 Penilaian dalam bentuk soal uraian untuk mengukur tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai

Mengetahui Purwosari, 01 Desember 2013


Kepala UPT SMAN 1 Purwosari Guru Mata Pelajaran

Drs. HERU WAHYUDI, M.Pd. Dra. SUCIATI


NIP. 19631116 198903 1 008 NIP. 19641231 198903 2 060

LAMPIRAN !
SOAL:

NO PERTANYAAN JAWABAN SKOR

103
1. jelaskan tentang arti 1. proses penyatuan berbagai kelompok budaya Betul :
integrasi bangsa ! dan sosial masyarakat kedalam satu wilayah 1 = 50
negara dengan satu semangat kebangsaan . 2=100
2 Sebutkan jenis 2. agresi militer, pemberontakan bersenjata,
ancaman, pelanggaran wilayah oleh negara lain,
hambatan,tantangan. sabotase, aksi teror, konflik SARA dan se
Dan gangguan dalam sebagainya.
membangun integrasi .

3 Sebutkan contoh Ancaman berdimensi ekonomi, dapat Betul :


bentuk ancaman dikelompokkan menjadi dua, yaitu 1 = 50
terhadap negara a. Secara internal, berupa inflasi dan 2=100
indonesia dalam pengangguran yang cukup tinggi,
infrastruktur yang tidak memadai,
bingkai Bhinneka
penetapan sistem ekonomi yang belum
Tunggal Ika jelas, ketimpangan distribusi pendapatan
khususnya di bidang dan ekonomi biaya tinggi.
ekonomi dan sosial Secara eksternal, indikator kinerja ekonomi
budaya ! yang buruk, daya saing rendah,
ketidaksiapan menghadapi era
globalisasi,dan sebagainya
b. Ancaman di bidang sosial budaya yaitu
adanya isu-isu kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan dan ketidak adilan yang
dapat memicu timbulnya konflik antar
suku,.ras, agama dan sebagainya..

4. Sebutkan tahapan  Masa perintis adalah masa mulai dirintisnya Betul :


yang melatar semangat kebangsaan melalui 1 = 25
belakangi tumbuhnya pembentukan organisasi-organisasi 2 = 50
semangat pergerakan . Masa ini ditandai dengan 3 = 75
kebangsaan para munculnya pergerakan Budi Utomo pada 4=100
pemuda Indonesia ! tanggal 20 Mei 1908
 Masa Penegas adalah masa mulai
ditegaskannya semangat kebangsaan pada
diri bangsa Indonesia yang ditandai dengan
peristiwa sumpah pemuda tanggal 28
Oktober 1928.
 Masa Pencoba, bangsa Indonesia melalui
organisasi pergerakan mencoba meminta
kemerdekaan dari Belanda

 Masa Pendobrak, pada masa tersebut


semangat dan gerakan nasionalisme
Indonesia telah berhasil mendobrak
belenggu penjajahan dan menghasilkan
kemerdekaan bangsa Indonesia .

Jumlah skor yang diperoleh siswa


Nilai = --------------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal

104
 Penilaian Afektif, penilaian ini dilakukan dengan lembar pengamatan perindividu, yang
dilakukan oleh guru. Selama proses pembelajaran, guru mengadakan penilaian baik
berupa “komentar”, atau dalam bentuk pengamatan .

Lembar Pengamatan
Rubrik kegiatan Diskusi
Aspek Pengamatan
Meng- Mengharg
Nama Jumlah
No. Kerja Komuni Tole Keak ai Nilai Ket.
Siswa Skor
sama kasikan ransi tifan pendapat
pendapat teman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang

∑ Skor perolehan
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

Rubrik Penilaian Presentasi

Aspek Penilaian
Sistem Gesture N
Nama Jumlah Ket
No. Komuni matika Wawa Kebe Antu dan i
Siswa Skor .
kasi penyam san ranian sias penampi lai
paian lan
1
2
3
4

Keterangan Skor :
Masing-masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang

∑ Skor perolehan

105
Nilai = X 100
Skor Maksimal (20)

Kriteria Nilai
A = 80 – 100 : Baik Sekali
B = 70 – 79 : Baik
C = 60 – 69 : Cukup
D = ‹ 60 : Kurang

FORMAT PENGAMATAN
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
(gotong royong,kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
Tang-
Kerja
Jujur Disiplin gung Peduli
No Nama Siswa keras
jawab
a b c a b c a b c a b c a b c
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
INDIKATOR KOMPETENSI INTI 1 DAN 2
a. Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi
6. Disiplin
a. Selalu hadir di kelas tepat waktu
b. Mengerjakan LKS sesuai petunjuk dan tepat waktu
c. Mentaati aturan main dalam kerja mandiri dan kelompok
7. Tanggung jawab
a. Berusaha menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
b. Bertanya kepada teman/guru bila menjumpai masalah
c. Menyelesaikan permasalahan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Partisipasi dalam kelompok
8. Peduli
a. Menjaga kebersihan kelas, membantu teman yang membutuhkan
b. Menunjukkan rasa empati dan simpati untuk ikut menyelesaikan masalah
c. Mampu memberikan ide/gagasan terhadap suatu masalah yang ada di
sekitarnya
d. Memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya
9. Kerja keras
a. Mengerjakan LKS dengan sungguh-sungguh
b. Menunjukkan sikap pantang menyerah
c. Berusaha menemukan solusi permasalahan yang diberikan
106
PEDOMAN PENILAIAN:
e. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan karakter siswa pada kondisi awal
dengan pencapaian dalam waktu tertentu.
f. Hasil yang dicapai selanjutnya dicatat, dianalisis dan diadakan tindak lanjut.

107

Anda mungkin juga menyukai