Anda di halaman 1dari 18

IV.

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Lokasi Proyek

Proyek Pembangunan Jalan Tol Gempol – Pasuruan terletak di seksi

3B Sta. 25+000 – Sta. 31+000 terletak di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa

Timur. Sepanjang 6 km pada pembangunan jalan tol Gempol – Pasuruan ini

menggunakan Rigid Pavement

Gambar 2.3 Peta Lokasi Proyek


Sumber : http://www.transmargajatim.com/, 2018

4.2 Perkerasan Kaku

Perkerasan jalan beton semen portland atau lebih sering disebut

perkerasan kaku atau rigid pavement merupakan perkerasan yang

menggunakan semen sebagai bahan pengikat sehingga mempunyai tingkat

kekakuan yang relatif cukup tinggi. Perkerasan beton kaku memiliki modulus

elastisitas yang tinggi, sehingga dapat mendistribusikan beban terhadap


bidang tanah yang cukup luas. Bagian terbesar dari kapasitas struktur

perkerasan diperoleh dari slab beton itu sendiri.

Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan rigid pavement ini adalah

sebagai berikut :

1. Pekerjaan Tanah.

a. Timbunan Tanah Biasa.

b. Penyiapan Badan Jalan.

2. Pekerjaan Drainage layer

3. Pekerjaan Struktur.

a. Pekerjaan Lantai Kerja (LC).

b. Pekerjaan Baja Tulangan.

c. Pekerjaan Rigid

4.3 Pekerjaan Tanah

4.3.1. Pekerjaan Timbunan Tanah Biasa

Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan timbunan adalah seperti berikut

ini :

1. Menurunkan tanah timbunan dari dump truck kemudian

dihampar dan disebarkan diatas tanah dasar.


Gambar 4.1. Penghamparan Timbunan Tanah.

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018

2. Setelah itu, menghampar tanah timbunan sesuai

dengan ketinggian yang ditentukan.

3. Kemudian memadatkan tanah yang telah dihampar dengan

menggunakan vibrator roller

Gambar 4.2. Memadatkan Timbunan Tanah

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018

4.3.2. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan

Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan penyiapan badan jalan

adalah sebagai berikut :


1. Pemotongan atau pengupasan tanah menggunakan grader.

Gambar4.3. Pengupasan Tanah.

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018

2. Memadatkan tanah menggunakan vibratory rolIer.

Gambar 4.4. Memadatkan Timbunan Tanah

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018

4.4 Pekerjaan Drainage Layer

Tahapan pelaksanaan pekerjaan Drainage Layer adalah seperti berikut ini :

1. Memastikan kepadatan top subgrade dengan uji sand cone dan

profoling .

2. setelah melakukan pengujian dan telah padat, selanjutnya menghampar

geotextile.

3. Setelah geotextile terhampar, selanjutnya yaitu mendatangkan material

drainage layer dari quarry


4. material drainage layer dibawa dengan dump truck dibawa ke lokasi

proyek dan dihamparkan

5. setelah dihamparkan,diratakan dengan motor grader setelah dilakukan

penandaan titik dan tinggi (tebal LC) oleh tim surveyor

Gambar 4.5. Meratakan timbunan

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018

Gambar 4.6. penentuan tinggi dan titik LC

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018

6. setelah diratakan kemudian dipadatkan dengan vibrator roller


Gambar 4.7. Memadatkan Timbunan Tanah

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018

7. untuk drainage layer tebalnya yaitu 15 cm sesuai dengan shop drawing

8. setelah itu truk water tank membantu melakukan proses penyiraman

air pada material, untuk menyesuaikan kadar air dari material yang

dihamparankan tersebut.

Gambar 4.8. Proses Penyiraman Air.

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018


4.5 Pekerjaan Struktur

4.5.1. Pekerjaan LC RIGID

4.5.1.1 Bagan alir pekerjaan lean concrete adalah sebagai

berikut

START

SURVEY DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

PEMASANGAN BEKISTING

PENGHAMPARAN BETON

FINISHING

FINISH

4.5.1.2 Survey dan Tahapan Persiapan

Menandai elevasi atas Lean Concrete sesuai gambar kerja

menggunakan total station setelah drainage layer selesai

dipadatkan. untuk mengecek ketebalan LC telah memenuhi atau

tidak menggunakan benang sepanjang lebar jalan, kemudian


dihitung tingginya dari permukaan drainage layer ke atas

permukaan LC

Untuk tahap persiapan perlu diadakan pembuatan bahan uji

sebelum pengecoran dan juga pengujian slump. Testing pembuatan

benda uji meliputi:

1. Benda uji dibuat berpasangan, dan tidak boleh kurang dari 8 pasang

untuk setiap 100m3 beton atau bagian beton yang di cor dalam satu

kali pekerjaan atau sesuai permintaan. Satu benda uji dari setiap

pasangan akan diuji pada umur 7 hari dan 28 hari.

2. Tanpa memperhitungkan volumenya, setiap produksi atau

pembuatan campuran beton harus diuji baik kekuatan maupun

slumpnya, demikian juga setiap struktur dan bagian struktur juga

harus diuji.

3. Bahan uji diuji oleh kontraktor di laboratorium lapangan atau di

laboratorium yang letak dan kelengkapannya memadai.

4.5.1.3 Pemasangan Bekisting Lean Concrete

Spesifikasi untuk bekisting meliputi :

1. Bekisting yang yang digunakan dilapangan yaitu hollow yang

disambung sepanjang jalur yang akan di lean concrete dan

diperkuat menggunakan kawat dan besi Ø 16 mm dan dipasak

ketanah untuk perkuatan bekisting.


4.5.1.4 Tahapan pekerjaan :

1. Pemasangan dilakukan setelah diadakan pengukuran secara benar

(kelurusan dan kerataan).

2. Elevasi top bekisting = elevasi top rencana box. Toleransi

perbedaan ketinggian maksimum 5mm.

3. Bekisting harus bersih dan dilapisi pelumas sebelum pengecoran

untuk mempermudah membongkar bekisting ketika beton telah

mengering. Pelumas yang dipakai adalah solar.

4. Material di datangkan dari Batching Plan yang dibangun di sekitar

proyek dan dibawa menggunakan truck mixer.

5. Pembersihan area galian dan meratakan tanah galian dengan

lapisan pasir untuk mendapatkan ketebalan Lean Concrete sesuai

gambar kerja.

6. Dilakukan pengujian slump lapangan dengan nilai 5 ± 2.5 cm

7. Melakukan pengecoran lean concrete menggunakan truck mixer.

8. Meratakan hasil pengecoran secara manual dengan menggunakan

silinder baja/jidar oleh tukang.

Setelah beton kering, maka harus ditutup menggunakan geotextile

non woven dan disiram air untuk menjaga hidrasi beton selama 14

hari.
4.5.2 Pekerjaan Baja Tulangan

Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah

sebagai berikut :

1. Pemotongan baja tulangan sesuai dengan ukuran

yang direncanakan.

Gambar 4.10. Pemotongan Baja Tulangan.

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018

2. Pembengkokkan seluruh baja tulangan dengan

menggunakan mesin pembengkok.

Gambar 4.11. Pembengkokkan Baja Tulangan.

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018

4.5.2.1 Penempatan dan Pengikatan


Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai

berikut :

1. Membersihkan tulangan sesaat sebelum pemasangan

untuk menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat, karat

dan kerak serta percikan adukan atau lapisan lain

yang dapat mengurangi atau merusak pelekatan

dengan beton.

2. Menempatkan tulangan akurat sesuai dengan gambar

dan dengan kebutuhan selimut beton minimum yang

disyaratkan.

3. Mengikat batang tulangan agar kencang dengan

menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser

pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi

atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik

utama tidak diperkenankan.

Gambar 4.12. Perakitan Baja Tulangan.

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018


4.5.3 Pekerjaan Rigid Pavement

Secara sederhana, alur pekerjaan perkerasan beton adalah

sebagai berikut :

Pengukuran Elevasi Troweling


dan Batas Cor

Pemasangan Bekisting Penyempurnaan


S Kerataan Permukaan

Pemasangan Plastik,
Tulangan dan Dowel Grooving dan
Penyempurnaan

Pemasangan Rel
Curing Compound
Dudukan Alat Finisher

.
Hauling and Pouring Pekerjaan Tenda
Beton ke Finisher Pelindung

Spreading
Curing

Vibrating
Cutting

Pekerjaan Perataan

Joint Sealant

Gambar 4.13. Skema Pelaksanaan Pekerjaan Rigid Pavement.

Setelah pekerjaan lean concrete (beton lantai kerja) selesai dilaksanakan

dan beton telah mencapai umur yang disyaratan, maka pekerjaan

perkerasan beton dapat segera dilaksanakan.


Tahapan pekerjaan perkerasan jalan dengan beton (rigid pavement)

adalah sebagai berikut :

1. Memasang bekisting acuan diatas beton lantai kerja (LC).

Gambar 4.14. Memasang Bekisting.

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018

2. Setelah bekisting terpasang dilanjutkan dengan memasang bond

breaker berupa plastik tipis.

Gambar 4.15. Memasang Plastik Tipis.

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018


Plastik dipasang di atas permukaan beton lean concrete secara

tumpang tindih tidak kurang 10 cm ke arah lebar dan 30 cm pada

arah memanjang.

3. Mempersiapkan tulangan dowel dan tie bar ujung dirapikan,

pengikatan tulangan sambungan dengan batang pemegang harus

lepas tidak fix atau tidak dilas.

4. Pemasangan dowel dan tie bar harus rapi, tepat lokasi, tidak

overlap. Pada dowel, setengah panjang harus dicat aspal atau

dibungkus plastik agar loose (tidak lekat)

Gambar 4.16. Pemasangan Baja Tulangan.

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018

5. Menuangkan cor beton pada lahan yang tersedia.

6. Menghampar cor beton menggunakan concrete paver finisher.


Gambar 4.17. Cor Rigid Pavement Dengan Menggunakan

Concrete Paver Finisher.

Gambar 4.18. Pekerjaan Pengecoran Rigid Pavement

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018

7. Pemadatan beton dengan concrete vibratory.

Gambar 4.19. Pemadatan Menggunakan Concrete


Vibratory.

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018

8. Finishing rigid pavement.

a. Grooving tekstur agar permukaan jalan tidak licin.


Gambar 4.20. Grooving Tekstur Permukaan.

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018

b. Melaksanakan cutting beton sebelum retak awal muncul

pada permukaan jalan yaitu pada sekitar jam ke 4 s/d ke 24

dan disarankan pada jam ke 18.

Gambar 4.21. Cutting Beton.

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018

9. Perawatan Beton

Setelah penyelesaian akhir selesai dan lapisan air menguap

dari permukaan atau setelah pelekatan dengan beton tidak terjadi

maka seluruh permukaan beton harus segera ditutup dan

dipelihara, perawatan dilakukan selama 7 hari atau waktu yang

lebih pendek apabila 70 % kekuatan tekan atau lentur telah


tercapai lebih awal. Permukaan beton harus seluruhnya ditutup

dengan lembar terpal/pelindung, sebelum ditutup lembar penutup

harus dibuat jenuh air. Lembar penutup harus diletakkan

menempel dengan permukaan beton, tetapi tidak boleh diletakkan

sebelum beton cukup mengeras untuk mencegah pelekatan.

Gambar 4.22. Curring Beton dengan Penyiraman.

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018

10. Pekerjaan Joint Sealant.

Bagian atas sambungan muai dan sambungan yang digergaji harus

ditutup dengan bahan penutup yang memenuhi persyaratan

spesifikasi sebelum lalu lintas diijinkan melewati perkerasan.

Gambar 4.23. Pemasangan Joint Sealant.

Sumber : Dokumentasi lapangan, 2018

11. Membongkar bekisting acuan 8 jam setelah penghamparan beton.

Anda mungkin juga menyukai