Anda di halaman 1dari 5

DISIPLIN DOSEN PNS SEBAGAI TENAGA PENDIDIK PROFESIONAL

Oleh : Yoza Fendriani, S.Pd., M.Si

1. Pendahuluan
Kedisiplinan merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan ketertiban. Disiplin merupakan sikap mental yang dapat dilihat dari tingkah
laku perorangan, kelompok, ataupun masyarakat yang berupa kepatuhan atau ketaatan
terhadap peraturan, etika, norma, dan kaidah yang berlaku. Disiplin kerja adalah sikap
kejiwaan seseorang yang senantiasa berkehendak untuk mentaati dan mengikuti peraturan-
peraturan yang telah ditetapkan. Kedisiplinan ini dapat dilatih dengan cara menghargai
waktu.
Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena tidak hanya untuk
menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk
menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap mahasiswa. Kedisiplinan dalam pendidikan juga
mencakup kedisiplinan mahasiswa, tenaga pengajar seperti dosen dan staff yang lainnya.
Seperti halnya kedisiplinan dosen yang diatur dalam BKD (Beban Kerja Dosen) yang merupakan
kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi yang dilakukan oleh dosen yang meliputi bidang
pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan penunjang kegiatan
tridharma perguruan tinggi. Oleh karena itu beban kerja dosen harus terdistribusi secara
proposional dan terstruktur pada setiap bidang kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi sebagai
pedoman dan pengawasan terhadap kinerja serta kedisiplinan dosen terutama dalam bidang
pembelajaran (Wulandari, 2018).
2. Isi
Kata disiplin mengacu kepada pola tingkah laku dengan ciri-ciri : a) Adanya hasrat
yang kuat untuk melaksanakan norma, etika, dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat
secara seutuhnya, b) Ada perilaku yang dikendalikan, dan c) adanya ketaatan. Disiplin
bukanlah merupakan suatu tujuan melainkan suatu sarana yang berperan dalam pencapaian
tujuan.
Disiplin Pegawai Negeri Sipil merupakan kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban
dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau
peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar akan dijatuhi hukuman disiplin.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin pegawai negeri
sipil, Seorang pegawai negeri sipil hendaknya melakukan peningkatan kinerja dan pelayanan
seiring dengan pelaksanaan reformasi birokrasi. Dosen PNS yang disiplin bertujuan untuk
mewujudkan dosen PNS yang andal, profesional, bermoral sebagai penyelenggara pendidikan
tinggi, dan menerapkan prinsip good governance. Hal ini juga untuk menjamin terpeliharanya
tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas tridharma perguruan tinggi serta untuk
mendorong dosen PNS agar lebih produktif berdasarkan sistem karir dan prestasi kerja.
Dr. AA. Anwar Prabu Mangkunegara (2001:129) membagi disiplin kerja menjadi dua
bentuk:
a. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para
karyawan agar mengikuti berbagai standard dan aturan sehingga dapat mencegah
berbagai penyelewengan. Suatu sistem khusus disiplin progresif yaitu: pelanggaran
pertama akan diberikan peringatan secara lisan, pelanggaran kedua diberikan
peringatan tertulis, pelanggaran yang lebih jauh akan diberi tindakan pendisiplinan
yang lebih berat yang diikuti oleh suatu tindakan akhir berupa tindakan pemberhentian.
b. Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah suatu kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran-
pelanggaran terhadap peraturan dengan maksud menghindari tindakan lebih lanjut.
Kegiatan ini sering berupa atau bentuk hukuman yang disebut tindakan pendisiplinan.
Suatu sistem khusus yang berguna dalam pendisiplinan korektif adalah: 1) Peringatan
pertama dengan mengkomunikasikan semua peraturan terhadap karyawan ; 2) Sedapat
mungkin kedisiplinan diterapkan supaya karyawan dapat memahami hubugan peristiwa
yang dialami oleh karyawan; 3) Konsisten yaitu para karyawan diberi sanksi yang
sesuai kesalahan apabila melakukan kesalahan yang sama; 4) Tidak bersifat pribadi
maksudnya tidak memandang secara individual tetapi siapapun yang melanggar akan
dikenakan sanksi.

Disiplin kerja dilaksanakan bersama-sama agar tercipta suasana yang baik tanpa
memandang jabatan, tindakan, ataupun lainnya. Disiplin kerja dilaksanakan oleh siapa saja
yang bekerja. Tindakan pendisiplinan memiliki beberapa sasaran yaitu: Untuk memperbaiki
pelanggaran-pelanggaran serta menjaga standar berbagai keompok supaya tetap konsisten
dan efektif sebagai penunjang disiplin kerja.
Menurut Drs. Alex Sumitro (1996), ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan untuk
pencapaian pelaksaan disiplin kerja, diantaranya :
a. Kesejahteraan
Memaksakan kedisiplinan tanpa peningkatan kesejahteraan maka kemungkinan hanya
dapat dilaksanakan untuk jangka pendek saja.
b. Ancaman
Memberikan ancaman bukan merupakan hukuman tetapi menekankan pada
melaksanakan kebiasaan yang dianggap baik oleh organisasi.
c. Ketegasan
Ketegasan terhadap peraturan harus dijaga agar pelanggaran yang dilakukan tidak
dibiarkan berlarut-larut dan tidak diikuti oleh karyawan lain.
d. Menunjang teguran sesuai kondisi kemampuan
Menegakkan kedisiplinan harus sesuai dengan kemampuan pegawai.
e. Teladan pemimpin
Pemimpin merupakan contoh bagi bawahannya, sehingga pemimpin harus memberikan
teladan.
f. Partisipasi
Hal lain yang penting dalam pelaksanaan disiplin adalah memasukkan unsur partisipasi
pegawai dalam hal proses perumusan tindakan kedisiplinan, sehingga mereka mengerti
arti pentingnya kedisiplinan dan merasa bahwa apa yang diterapkan adalah hasil
persetujuan bersama. Kedisiplinan harus pula dilaksanakan dengan berpedoman pada
tujuan organisasi dan disesuaikan dengan kemampuan pegawai yang akan menjalankan
tindakan disiplin tersebut. Akhirnya bahwa dalam suatu pelaksanaan kedisiplinan harus
ada teladan yang baik dari unsur pimpinan sebuah lembaga, karena mereka adalah
panutan para pegawai yang ada di lingkungan kerjanya.
Disiplin dalam kegiatan kerja dapat dilihat berdasarkan:
a. Kehadiran
Kedisiplinan pegawai dapat dilihar dari cara dia menghargai waktu. Kewajiban pegawai
adalah memberitahu atasan jika tidak masuk baik dikarenakan sakit ataupun izin selama
alasan tersebut dapat dikabulkan. Faktor absensi yang rendah menunjukkan adanya
masalah kedisiplinan.
b. Jam Kerja
Pegawai harus mengikuti standar jam kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan suatu etunjuk sampai sejauh mana seorang pegawai
melakukan pekerjaannya. Dalam tanggung jawab ini pegawai diberikan batas waktu
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

Setiap pegawai yang melaksanakan ketiga faktor ini adalah pegawai yang menghargai
pekerjaannya dan tidak mementingkan diri sendiri. Untuk itu pegawai yang sudah
melaksanakan disiplin kerja harus mempertahankan kedisiplinannya.

3. Penutup
Pegawai Negeri Sipil termasuk dosen memiliki tata tertib dan disiplin yang harus
dijalankan. Sebagai seorang dosen yang tindakannya harus memberikan teladan kepada
peserta didiknya, hendaknya seorang dosen memegang teguh kedisiplinan. Apabila pegawai
melanggar aturan maka akan diberikan sanksi atau tindakan pendisiplinan baik pendisiplinan
ringa, sedang, hingga berat. Sanksi merupakan salah satu faktor penunjang kedisiplinan yang
tidak kalah pentingnya, karena dalam kenyataan tidak jarang ditemukan bahwa banyak
pegawai mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang tidak diinginkan oleh organisasi atau institusi.
Daftar Pustaka
1. Nitisemitro, Alex. 1996. Manajemen Personalia.
2. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
3. Wulandari, Syartika. 2018. Disiplin Dosen Cerminan Mahasiswa.
https://koranindonesia.id/disiplin-dosen-cerminan-mahasiswa/
4. Syamsurizal. 2019. Disiplin PNS Sebagai Tenaga Pendidik Profesional.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 TAhun 2010 Tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil.

Anda mungkin juga menyukai