Anda di halaman 1dari 2

1. Siswa mengenali masalah, masalah itu datang dari luar diri siswa itu sendiri.

2. Selanjutnya siswa akan menyelidiki dan menganalisa kesulitannya dan menentukan masalah
yang dihadapinya.
3. Lalu dia menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya itu atau satu sama lain, dan
mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah tersebut. Dalam bertindak ia
dipimpin oleh pengalamannya sendiri.
4. Kemudian ia menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan akibatnya masing-
masing.
5. Selajutnya ia mencoba mempraktekkan salah satu kemungkinan pemecahan yang dipandangnya
terbaik. Hasilnya akan membuktikan betul-tidaknya pemecahan masalah itu. Bilamana
pemecahan masalah itu salah atau kurang tepat, maka akan di cobanya kemungkinan yang lain
sampai ditemukan pemecahan masalah yang tepat.

1. recognize or felt difficulty/problem, merasakan dan mengidentifikasikan masalah;


2. location and definition of the problem, membatasi dan merumuskan masalah;
3. suggestion of posible solution, mengajukan beberapa kemungkinan alternatif solusi pemecahan
masalah;
4. rational elaboration of an idea, mengembangkan ide untuk memecahkan masalah dengan cara
mengumpulkan data yang dibutuhkan;
5. test and formation of conclusion, melakukan tes untuk menguji solusi pemecahan masalah dan
menggunakannya sebagai bahan pertimbangan membuat kesimpulan.

John Dewey dalam menerapkan konsep pragmatisme secara eksperimental dalam memecahkan
masalah dengan 5 langkah utama yaitu:
1. Adanya suatu kesulitan yang dirasakan.
Kesulitan mungkin dirasakan dengan adanya kepastian yang memadai, sehingga hal ini menyebabkan
akal budi memikirkan pemecahannya yang mungkin atau menimbulkan kegelisahan atau kejutan
yang tidak jelas sehingga baru kemudian mencetuskan upaya yang pasti untuk mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi. Pada langkah ini pebelajar mempunyai pengalaman langsung dari keterlibatannya
artinya dalam tahap ini, pebelajar merasakan adanya permasalahan setelah mengalami langsung
situasi belajar.
2. Menentukan letak dan batas kesulitan
Langkah ini menuntun pebelajar untuk berfikir kritis yang terkendali dan pemikiran yang tidak
terkendali. Berdasarkan pengalaman pada langkah pertama tersebut pebelajar mempunyai masalah
khusus yang merangsang pikirannya, dalam langkah ini pebelajar mencermati permasalahan dan
timbul upaya mempertajam masalah sampai pada menentukan faktor-faktor yang diduga
menyebabkan timbulnya masalah.
3. Saran pemecahan yang mungkin
Pebelajar mempunyai atau mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah
tersebut, dalam langkah ini pebelajar memikirkan dan merumuskan penyelesaian masalah dengan
mengumpulkan data-data pendukung.
4. Pengembangan melalui penalaran dari langkah ketiga
Pada langkah ini pebelajar mengembangkan berbagai kemungkinan dan solusi tentatif untuk
memecahkan masalah, pebelajar berusaha untuk mengadakan penyelesaian masalah dengan
memunculkan hipotesis penyelesaian masalah
5. Melakukan pengamatan dan percobaan lebih lanjut
Pada langkah kelima mengarahkan pada penerimaan atau penolakan kesimpulan mengenai keyakinan
atau kesangsian. Artinya pebelajar menguji kemungkinan dengan jalan menerapkannya untuk
memecahkan masalah sehingga pebelajar menemukan sendiri keabsahan temuannya, pebelajar
mencoba menyelesaikan permasalahan dengan menguji hipotesis yang sudah disusunnya dan
kemudian menarik kesimpulan. Menguji hipotesis dilakukan dengan eksperimen, pengujian dan
perekaman data di lapangan. Data-data dihubungkan satu dengan yang lain agar nantinya ditemukan
keterkaitan antar data tersebut dengan melakukan analisis. Berdasarkan analisis data tersebut
kemudian ditarik kesimpulan yang mendukung atau menolak hipotesis (Yusufhadi, 2005 :129).
Kegiatan berpikir timbul karena adanya gangguan terhadap situasi yang menimbulkan
masalah bagi manusia (langkah 1,2) untuk memecahkannya disusun hipotesis sebagai bimbingan bagi
tindakan berikutnya. Dewey menegaskan bahwa berpikir ilmiah merupakan alat untuk memecahkan
masalah, yang kemudian disebut metode ilmiah. Metode ilmiah tersebut oleh Dewey disebut
dengan reflective thinking. Langkah-langkah metode ilmiah menurut Nana (2007) adalah sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi masalah
2. Merumuskan dan membatasi masalah
3. Menyusun hipotesis
4. Mengumpulkan dan menganalisis data
5. Menguji hipotesis dan menarik kesimpula

Anda mungkin juga menyukai